Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN GURU PROFESIONAL

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan)

Dosen Pengampu: Dian Kuriniawan., S.Pd., M.Pd

Penyusun:

Hana Hanifah 192151107


Reza Noviatu Shalihah 192151120
Devi Tri Herlanda 192151124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2021
Kajian Hasil Pustaka

A. PROFESIONALISME GURU
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlu-
kan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari pendidikan yang khusus diperuntukkan dengan kurikulum yang
dapat dipertanggungjawabkan. Profesionalisme guru adalah suatu peningkatan segala
daya dn usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang diberikan kepada
masyarakat dalam bidang pengajaran.
Syarat-syarat professional guru harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
1. Kompetensi professional artinya ia memiliki pengetahuan yang luas dan
mendalam dari bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan
metodelogis/teoritis, mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam
proses belajar mengajar.
2. Komponen personal artinya memiliki sikap kepribadian yang mantab sehingga
mampu menjadi sumber inspirasi bagi subjek. Guru memiliki kepribadian yang
patut diteladani.
3. Kompetensi sosial artinya guru mampu menunjukkan kemampuan berkomunikasi
sosial dengan murid, sesama guru, kepala sekolah, dan masyarakat luas.
4. Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti
mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda material.

Professional jabatan guru akan mulai Nampak, apabila guru tersebut menurut
Robert W. Richey (1974) mempunyai criteria berikut:
1. Guru bekerja memberikan pelayanan kemanusiaan daripada kepentingan pribadi.
2. Guru secara hokum dituntut memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan
lisensi mengajar dan menjadi anggota organisasi guru.
3. Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal
mengajar, metode, siswa, dan landasan pendidikan.
4. Dalam organisasi profesi, guru memiliki publikasi professional yang dapat
melayani para guru sehingga mampu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5. Guru diusahakan untuk selalu mengikuti kursus, workshop, seminar, konvensi.
6. Guru diakui sebagai karir yang hidup.
7. Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara local dan nasional.
B. KOMPETENSI GURU
1. Kualifikasi Akademik Guru
Peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 16 tahun 2007 tanggal 4
mei 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau
psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi
belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji
kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang
yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang
diberi wewenang untuk melaksanakannya.

2. Standar Kompetensi Guru


Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
a. Kompetensi Pedagodik
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
4) Memanfaatkan teknologi informasi untuk kepentingan pembelajaran.
5) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
6) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, dewasa, arif, dan
berwibawa
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c. Kompetensi Sosial
1) Tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d. Kompetensi Profesional
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesi-onalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.

C. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


Proses pembelajaran adalah proses inkuiri dan reflektif yang menekankan
pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses tersebut. Proses pembela-
jaran merupakan proses implementasi kurikulum menuntut guru untuk mengartirlasikan
bahan ajar serta mengembangkan dan mengimplementasikan program pembelajaran da-
lam suatu tindakan yang kuat dan akurat sesuai tujuan dan isi kurikulum serta segala pe-
rangkatnya untuk mewujudkan proses pembelajaran optimal.
Rancangan pembelajaran jangka panjang dan pendek mencakup komponen-
komponen sebagai berikut:
1. Analisis kurikulum yaitu kegiatan untuk merumuskan rencana dan bahan ajar
yang lebih bermakna dan sesuai dengan perkembangan siswa.
2. Tujuan pembelajaran yang harus menyangkut tentang tujuan perilaku, tujuan
pemecahan masalah, tujuan ekspresif, dan tujuan afektif.
3. Rencana kegiatan berisi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
4. Rencana evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi sumatif dan formatif.
Pendekatan plurlistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan
dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan
dan memelihara lingkungan belajar yang efektif. Pembelajaran yang efektif terwujud
dalam perubahan perilaku siswa sebagai dampak instruksional dan dampak pengiring.
Proses pembelajaran berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola
menjadi suatu lingkungan belajar yang kondusif.
Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhtikan faktor
keragaman dan perkembangan siswa. Manajemen kelas dikembangkan melalui tahapan
berikut ini : perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan
penilaian efektivitas strategi. Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsure penting
dalam manajemen kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan siswa.
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgement
dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian ada 4 tahap evaluasi yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap memperoleh informasi yang diperlukan
3. Tahap membentuk judgement
4. Tahap menggunakan judgement untuk mengambil keputusan
Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik
inkuiri, observasi, analisis, dan tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas
jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan
berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan
untuk mengevaluasi proses dn hasil belajar siswa.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam observasi seputar sistem pendidikan di MA CIDUA,
dengan cara wawancara secara langsung dan online dengan tenaga pendidik maupun
pihak staff. Sebelum pemaparan teknis metode observasi, berikut ini adalah gambaran
umum dari MA CIDUA:
A. Gambaran Umum Objek Observasi
a) MA cidua
 Nama Sekolah : MA CIDUA
 Status Sekolah : Swasta
 Alamat : Kp. Pasirbitung
 Kelurahan/Desa : Kaputihan
 Kecamatan : Jatiwaras
 Kab/Kota : Tasikmalaya
 Provinsi : Jawa Barat
b) SD N Malaganti
 Nama Sekolah : SD N Malaganti
 Status Sekolah : Negri
 Alamat : Kp. Malaganti
 Kelurahan/Desa : Sukaharja
 Kecamatan : Sariwangi
 Kab/kota : Tasikmalaya
 Provinsi : Jawa Barat
B. Pemaparan Metode Penilitan
Kegiatan observasi ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data
melalui instrumen wawancara dan observasi. Subjek penelitian kegiatan observasi
ini adalah tenaga pendidik, tempat pelaksanaan kegiatan adalah di MA Cidua dan
untuk SD N Malaganti dilakukan secara online melalui chat WA. Wawancara ini
dilakukan pada 11 Juni 2021. Jenis kajian penelitian adalah terkait mengenai
profesionalisme guru lulusan pendidikan dan guru bukan lulusan pendidikan,
sistem pendidikan di MA Cidua, strategi untuk meningkatkan literasi siswa,
kesejahteraan guru, profesionalisme guru.
Peneliatian ini dengan pembuatan instrumen pengumpulan data melalui
wawancara yang berupa 7 pertanyaan yang mengenai profesionalisme guru MA
Cidua. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian akan diolah oleh
peneliti sebagai bahan untuk kebutuan penelitian lalu peneliti menganalisis secara
mendalam agar hasil yang didapat lebih terfokuskan pada tujuan penelitian.
Setelah merangum dari data yang didapat selanjutnya peneliti melakukan
pengembangan dan evaluasi sehingga hasil yang dipaparkan tidak terdapat
penyimpangan serta mampu dipertanggung jawabkan. Pemapan lebih lanjut
mengenai metode penelitian dalam kegiatan observasi seputar profesionalisme
guru adalah sebagai berikut :
 Wawancara
a) MA Cidua
Narasumber : Drs. Ma’sum
Hari/tanggal : Jum’at, 11 Juni 2021
Tempat : MA CIDUA
b) SD N Malaganti
Narasumber : Maesyaroh S.Pd
Hari/tanggal : Minggu, 13 Juni 2021
Tempat : Online

Terdapat 7 pertanyaan yang diajukan:


1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai guru yang mengajar disekolah
akan tetapi guru tersebut bukan lulusan dari pendidikan guru melainkan
lulusan dari ilmu murni?
2. Bagaimana pendapat bapak/ibu, apakah sistem pendidikan di indonesia bisa
menyaingi sistem pendidikan di luar negri? Karena yang kita tahu bahwa
siatem pendidikan di Indonesia termasuk kedalam peringkat yang amat jauh
tertinggal dari negara lain.
3. Sudah menjadi rahasia publik, bahwa literasi di indonesia sangat rendah,
sebagai seorang guru profesional strategi apa yang dilakukan supaya minat
dari literasi siswa tinggi ?
4. Apakah program dari pemerintah yang telah dirasakan oleh bapak/ibu bisa
menambah kesejahteraan dari para guru ataukah sebaliknya ?
5. Apakah sistem pendidikan di sekolah MA CIDUA Sudah berjalan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah ?
6. Menurut ibu/bapak guru yang bisa dikatakan sebagai guru yang profesional
itu yang seperti apa?
7. Menurut bapak dan ibu apakah gaji dari seorang guru di indonesia sudah
dapat menunjang kesejahteraan untuk para guru?

C. Hasil dan Pembahasan


Setelah melakukan observasi dengan menggunakan metode wawancara, sehingga
dapat di paparkan beberapa penjelasan terkait keprofesionalisme guru yang ada di
MA Cidua dan SDN Malaganti.
Pembahasan yang pertama adalah mengenai guru yang mengajar disekolah akan tetapi
guru tersebut bukan lulusan dari pendidikan guru melainkan lulusan dari ilmu murni.
Menurut pendapat guru di MA Cidua, memaparkan bahwa Sebaiknya guru yang
mengajar di sekolah itu seharusnya dari pendidikan keguruan karena paling tidak
mereka sudah dibekali ilmu-ilmu keguruan seperti didaktik metodik dan yang lainnya.
Bisa saja yang bukan dari keguruan mengajar di sekolah namun hal ini akan
menimbulkan kecemburuan dari alumnus keguruan dan yang bukan dari keguruan
diharuskan mengambil akta keguruan terlebih dahulu. apabila hal ini dibiarkan maka
akan terjadi alumni-alumni keguruan yang menganggur tidak mengembangkan
profesinya.
Pendapat tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan dari guru di SDN
Malaganti, guru tersebut memaparkan bahwa “Mengajar itu adalah memberikan ilmu
dari yang bisa/ paham kepada yang belum paham.kalau ada sekolah yang pendidiknya
bukan dari lulusan keguruan,tapi guru tersebut dapat menyampaikan ilmu dengan baik
dan benar kepada siswa, mengapa tidak? menurut pendapat saya boleh boleh saja”.
Maka dari itu kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah bukan karena siapa
yang mengajar ataupun lulusan dari mana, yang terpenting adalah seorang pendidik
yang bisa dan mampu memberikan sebuah materi atau pemahaman dengan sangat
baik, sehingga pendidik tersebut tidak merugikan peserta didik, bila pembahasannya
harus linier ? maka guru yang tidak linier akan mampu mengajar dengan baik, apabila
pendidik tersebut mau memperbaiki kekurangannya dalam hal didaktik metodik
maupun psikologi anak dalam proses belajar mengajar. Karena tidak menutup
kemungkinan pendidik yang linier pun masih kurang dalam pemahaman, apakah
mampu memberikan atau menyampaikan materi dengan baik atau tidak.

Pembahasan yang kedua dalam observasi adalah mengenai tentang sistem


pendidikan di Indonesia apakah mampu menyaingi sistem pendidikan di luar negeri
atau tidak menurut para ibu bapak guru di MA Cidua dan di SDN Malaganti.
Menurut guru di MA Cidua, beliau memaparkan bahwa Bisa saja menyaingi sistem
pendidikan di luar negeri asal dikelola dan dilaksanakan secara objektif dan
profesional, sebaliknya kalau pengelolaan dan pelaksanaannya tidak objectif dan
profesional maka jangan diharap sistem pendidikan kita dapat bersaing dengan sistem
pendidikan di luar.
Begitupun dengan pendapat dari guru di SDN Malaganti menyampaikan pendapatnya
bahwa pendidikan di Indonesia mampu menyaingi sistem pendidikan di luar
negeri .“Bisa, sebab para pembuat kurikulum, penyusun buku, yang mana beliau
beliau ini adalah pakar di bidangnya.dan bagi para guru, bnyak sekali guru guru yang
mendapat pelatihan pelatihan melalui zoom meeting karena masa pandemi dan juga
banyak guru2 muda yang generasi milenial yang mengajar, baik di sekolah swasta
atau disekolah negeri.
Maka dari itu kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah sistem pendidikan di
Indonesia mampu bersaing dengan sistem pendidikan diluar negeri, bila mana
pengelolaan dalam pendidikan bisa lebih dimaksimalkan dalam pelaksanaannya
secara objektif dan profesional, karena para pakar pendidikan banyak yang
berkembang menyesuaikan dengan tuntunan kemajuan zaman. Hal tersebut di dukung
dengan banyaknya guru-guru muda milenial yang mendapatkan pelatihan dalam
perkembangan metode pengajaran sesuai yang dianjurkan dalam kurikulum 2013.

Pembahasan yang ketiga dalam hasil wawancara adalah mengenai strategi yang
dilakukan dalam meningkatkan minat baca anak dalam berliterasi di sekolah !

Menurut guru di MA Cidua, beliau memaparkan bahwa Guru harus selalu memotivasi
anak akan pentingnya literasi dengan cara mengadakan berbagai macam kegiatan
yang berkaitan dengan literasi. Juga harus ada komunikasi pihak sekolah dengan
orangtua untuk sama-sama mengawasi dan memotivasi anaknya terutama jangan
sampai si anak tersibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi masa
depannya.
Begitu pula dengan pendapat dari guru SDN Malaganti mengenai Literasi, beliau
memaparkan bahwa di Indonesia sudah beberapa tahun kebelakang di programkan
literasi di sekolah menganjurkan untuk 15 menit sebelum belajar mulai tingkat
sekolah dasar sampai tingkat menengah atas, hal ini merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk menanamka sikap senang membaca kepada siswa. Salah satu
Strategi guru untuk menanamkan senang membaca pada siswa, yaitu dengan
menjalankan program pemerintah tentang literasi dan setiap seminggu sekali harus di
programkan kunjungan ke perpustakaan untuk membaca buku buku yang menarik
siswa.
Kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut mengenai strategi meningkatkan minat
baca anak adalah dengan adanya upaya pemerintah dalam menanamkan pembiasaan
untuk melakukan 15 menit membaca sebelum belajar, hal tersebut diharapkan dapat
meningkatkan upaya minat baca anak di sekolah maupun di luar sekolah, selain upaya
tersebut guru juga harus selalu memotivasi anak akan pentingnya literasi dengan cara
mengadakan berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan literasi agar tidak
membosankan. Salah satu Strategi guru untuk menanamkan senang membaca pada
siswa, yaitu dengan menjalankan program pemerintah tentang literasi dan setiap
seminggu sekali harus di programkan kunjungan ke perpustakaan untuk membaca
buku-buku yang menarik siswa.

Pembahasan yang keempat dalam hasil wawancara adalah program dari pemerintah
yang telah dirasakan oleh bapak/ibu bisa menambah kesejahteraan untuk para guru
ataukah tidak

Menurut guru di MA Cidua, beliau memaparkan bahwa belum terlalu, karena


program tersebut belum merata jadi masih terdapat guru yang belum mendapatkan
kesejahteraan.
Sebaliknya dengan pendapat dari guru di SDN Malaganti yaitu menurut pendapatnya
bahwa Alhamdulillah Sudah, dengan adanya sertifikasi kesejahteraan guru meningkat
Maka dari itu kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah nyatanya program
dari pemerintahan tidak semua merasakan kesejahteraan, dibuktikan dengan adanya
pendapat yang menjelaskan kalau tidak semua guru mendapatkan kesejahteraan dari
program pemerintah tersebut.

Pembahsan yang ke 5 mengenai sistem pendidikan di sekolah MA CIDUA/SDN


Malaganti Sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah ?

Menurut guru di MA Cidua, beliau memaparkan bahwa Belum maksimal sesuai


dengan ketentuan karena berbagai kendala yang dihadapi sekolah
Begitupun dengan pendapat dari guru di SDN Malaganti yaitu menurut pendapatnya
bahwa Ada yang sudah di terapkan ada yang belum, untuk daerah daerah yang
terpencil (karena di Indonesia banyak tempat tempat yang terpencil) bisa saja sistem
pendidikannya belum sepenuhnya berjalan, akan tetapi bagi daerah-daerah yang
aksesnya mudah, pasti telah menjalankan ketentuan-ketentuan yang sudah di tetapkan
oleh pemerintah.
Maka dari itu kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah sistem pendidikan di
sekolah MA CIDUA/SDN Malaganti. Belum berjalan maksimal sesuai dengan
ketentuan karena berbagai kendala yang dihadapi sekolah seperti sarana prasana yang
belum menunjang pelaksanaan pembelajaran di sekolah, hal tersebut disebabkan oleh
lokasi sekolah yang berada di tempat pelosok.
Pembahasan ke enam Menurut ibu/bapak guru yang bisa dikatakan sebagai guru yang
profesional itu yang seperti apa?
Menurut guru di MA Cidua, beliau memaparkan bahwa Guru yang mempu
menambah wawasan pengetahuan anak dan sekaligus mampu mencetak anak
didiknya yang berakhlak mulia.
Begitupun dengan pendapat dari guru di SDN Malaganti yaitu menurut pendapatnya
bahwa Guru profesional adalah guru yang dapat mendidik, membimbing memberi
contoh yang baik, dapat memanfaatkan lingkungan sebagai bahan pengajaran, luwes
dalam pergaulan dengan teman seprofesi maupun di masyarakat selalu ingin menimba
ilmu, dapat mengikuti kemajuan jaman dan terampil menggunakan IT.
Maka dari itu kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut guru yang bisa dikatakan
sebagai guru yang profesional itu adalah guru yang dapat mendidik, membimbing
memberi contoh yang baik, dapat memanfaatkan lingkungan sebagai bahan
pengajaran, luwes dalam pergaulan dengan teman seprofesi maupun di masyarakat
selalu ingin menimba ilmu, dapat mengikuti kemajuan jaman dan terampil
menggunakan IT sekaligus mampu mencetak anak didiknya yang berakhlak mulia..

Menurut bapak dan ibu apakah gaji dari seorang guru di indonesia sudah dapat
menunjang kesejahteraan untuk para guru?

Menurut guru di MA Cidua, beliau memaparkan bahwa Belum maksimal baru pada
tahapan cukup
Begitupun dengan pendapat dari guru di SDN Malaganti yaitu Menurut saya sudah,
sebab selain ada gaji juga ada penghargaan bagi guru yaitu dengan adanya sertifikasi.
Tapi untuk guru honorer masih jauh untuk sejahtera, sebab gaji di bawah standar.
Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan PPG yang bisa di ikuti juga oleh guru
honorer, selain itu sekarang pemerintah mengadakan pengangkatan bagi honorer
melalui P3K dan akan membuka seleksi CPNS. Hal ini di lakukan pemerintah tak lain
adalah untuk kesejahteraan guru. Memang sering kita dengar ada guru-guru yang
memiliki keluhan kesulitan dalam ekonomi, padahal ada gaji ada sertifikasi, itu
kembali lagi pada pribadi guru dalam masalah pengelolaan keuangan.
Maka dari itu kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah apakah gaji dari
seorang guru di indonesia sudah dapat menunjang kesejahteraan untuk para guru yaitu
sebagian sudah sebagian belum. Sudah menunjang kesejahteraan apabila selain ada
gaji juga ada penghargaan bagi guru yaitu dengan adanya sertifikasi. Tapi untuk guru
honorer masih jauh untuk sejahtera, sebab gaji di bawah standar. Oleh karena itu,
pemerintah menyelenggarakan PPG yang bisa di ikuti juga oleh guru honorer, selain
itu sekarang pemerintah mengadakan pengangkatan bagi honorer melalui P3K dan
akan membuka seleksi CPNS. Hal ini di lakukan pemerintah tak lain adalah untuk
kesejahteraan guru. Memang sering kita dengar ada guru-guru yang memiliki keluhan
kesulitan dalam ekonomi, padahal ada gaji ada sertifikasi, itu kembali lagi pada
pribadi guru dalam masalah pengelolaan keuangan.

A.
Penutup
A. Kesimpulan
Bukan karena siapa yang mengajar ataupun lulusan dari mana, yang terpenting
adalah seorang pendidik yang bisa dan mampu memberikan sebuah materi atau
pemahaman dengan sangat baik, sehingga pendidik tersebut tidak merugikan peserta
didik, bila pembahasannya harus linier ? maka guru yang tidak linier akan mampu
mengajar dengan baik, apabila pendidik tersebut mau memperbaiki kekurangannya
dalam hal didaktik metodik maupun psikologi anak dalam proses belajar mengajar.
Karena tidak menutup kemungkinan pendidik yang linier pun masih kurang dalam
pemahaman, apakah mampu memberikan atau menyampaikan materi dengan baik
atau tidak.
Sistem pendidikan di Indonesia mampu bersaing dengan sistem pendidikan diluar
negeri, bila mana pengelolaan dalam pendidikan bisa lebih dimaksimalkan dalam
pelaksanaannya secara objektif dan profesional, karena para pakar pendidikan
banyak yang berkembang menyesuaikan dengan tuntunan kemajuan zaman. Hal
tersebut di dukung dengan banyaknya guru-guru muda milenial yang mendapatkan
pelatihan dalam perkembangan metode pengajaran sesuai yang dianjurkan dalam
kurikulum 2013.
Strategi untuk meningkatkan minat baca anak adalah dengan adanya upaya
pemerintah dalam menanamkan pembiasaan untuk melakukan 15 menit membaca
sebelum belajar, hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan upaya minat baca anak
di sekolah maupun di luar sekolah, selain upaya tersebut guru juga harus selalu
memotivasi anak akan pentingnya literasi dengan cara mengadakan berbagai macam
kegiatan yang berkaitan dengan literasi agar tidak membosankan. Salah satu Strategi
guru untuk menanamkan senang membaca pada siswa, yaitu dengan menjalankan
program pemerintah tentang literasi dan setiap seminggu sekali harus di programkan
kunjungan ke perpustakaan untuk membaca buku-buku yang menarik siswa.
Nyatanya program dari pemerintahan tidak semua merasakan kesejahteraan,
dibuktikan dengan adanya pendapat yang menjelaskan kalau tidak semua guru
mendapatkan kesejahteraan dari program pemerintah tersebut.
Sistem pendidikan di sekolah MA CIDUA/SDN Malaganti. Belum berjalan
maksimal sesuai dengan ketentuan karena berbagai kendala yang dihadapi sekolah
seperti sarana prasana yang belum menunjang pelaksanaan pembelajaran di sekolah,
hal tersebut disebabkan oleh lokasi sekolah yang berada di tempat pelosok.
Guru yang bisa dikatakan sebagai guru yang profesional itu adalah guru yang dapat
mendidik, membimbing memberi contoh yang baik, dapat memanfaatkan
lingkungan sebagai bahan pengajaran, luwes dalam pergaulan dengan teman
seprofesi maupun di masyarakat selalu ingin menimba ilmu, dapat mengikuti
kemajuan jaman dan terampil menggunakan IT sekaligus mampu mencetak anak
didiknya yang berakhlak mulia.
Apakah gaji dari seorang guru di indonesia sudah dapat menunjang kesejahteraan
untuk para guru yaitu sebagian sudah sebagian belum. Sudah menunjang
kesejahteraan apabila selain ada gaji juga ada penghargaan bagi guru yaitu dengan
adanya sertifikasi. Tapi untuk guru honorer masih jauh untuk sejahtera, sebab gaji
di bawah standar. Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan PPG yang bisa di
ikuti juga oleh guru honorer, selain itu sekarang pemerintah mengadakan
pengangkatan bagi honorer melalui P3K dan akan membuka seleksi CPNS. Hal ini
di lakukan pemerintah tak lain adalah untuk kesejahteraan guru. Memang sering kita
dengar ada guru-guru yang memiliki keluhan kesulitan dalam ekonomi, padahal ada
gaji ada sertifikasi, itu kembali lagi pada pribadi guru dalam masalah pengelolaan
keuangan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kepada seluruh pembaca agar dapat memberikan kritik dan sarannya
untuk menyempurnakan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai