Anda di halaman 1dari 28

KEGIATAN BELAJAR 1 : KOMPETENSI GURU

URAIAN MATERI
A. Kompeensi Guru
Apakah anda pernah mendengar kata kompetensi? kompetensi
dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai
dengan jabatan yang disandangnya. Dalam hal ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud
adalah profesi Guru.
Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Artinya
diselengarakannya Pendidikan Profesi Guru (PPG) dimaksudkan agar guru memiliki
kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Guru yang
memiliki kompetensi memadai sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan
pendidikan.
Penjelasan kompetensi guru selanjutnya dituangkan dalam peraturan menteri
Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan
kompetensi guru yang berbunyi bahwa setiap guru wajib memenuhi kualifikasi
akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kualifikasi akademik
Guru atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan
(D-IV/S1) yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Adapun
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profession
al.

Paedagogig
Kompetensi
Profesional Guru Kepribadian

Sosial
Kualifikasi akademik Guru yaitu : S-1/D4 yang diperoleh dari program studi terakreditasi
dengan memiliki penguasaan empat kompetensi yaitu : paedagogig, kepribadian, sosial dan
profesional.
1. Kompetensi Paedagogig
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi
inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i)
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j)
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan
indikator masing-masing kompetensi inti pedagogig.
Pertama; menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual, merupakan kompetensi inti pertama yang harus dimiliki
olehguru. Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukkan dengan : (a) memahami
karakterstik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya, (b) mengidentifikasi
potensi peserta didik dalam mata pelajaran, (c) mengidentifikasi kemampuan awal
peserta didik dalam mata pelajaran, (d) mengidentifikasi kesulitan peserta
didik. Kedua; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
merupakan kompetensi inti pedagogi yang selanjutnya harus dimiliki oleh
seorang guru. Indikator penguasaan terhadap kompetensi ini ditunjukan dengankemamp
uan guru; (a) memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, (b) menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, (c) menerapkan pendekatan
pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang studi.
Ketiga; mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang studi
yang diampu merupakan kompetensi yang sudah semestinya dikuasai oleh guru.
Indikatornya seperti; (a) memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, (b)
menentukan tujuan pelajaran, (c) menentukan
pemencapai tujuan pelajaran, (d) memilih mater pelajaran yang terkait dengan
pengalaman belaja dan tujuan pembelajaran, (e) menata mater
pembelajaran secara benar sesuai denga
pendekatan yang dipilih dan karakteristik pesert didik, (f) mengembangkan indikator dan
instrume penilaian. Kompetensi ini dilakukan oleh dalam bentuk penyususnan RPP.
Keempat kemampuan kompetensi menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
indikatornya ditunjukan dengan; (a) memahami prinsip-
prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik, (b)
mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran, (c) menyusun
rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan, (d) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
kelas, di laboratorium, dan di lapangan, (e) menggunakan media pembelajaran sesuai
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh, (f) mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai
dengan situasi yang berkembang.
Kelima; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini sudah menjadi
keharusan bagi guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan TIK untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendidik, seperti penggunaan media dan
penggalian sumber belajar.
Keenam; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan guru
dengan; (a) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta
didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
Ketujuh; berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik, merupakan kompetensi pedogogi yang penting dimiliki oleh guru, seperti; (a)
memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan
santun, baik secara lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam
Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (a) berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c)
berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
Ketiga; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil, (b)
menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri, seperti; (a) menunjukkan etos kerja dan tanggung
jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja
mandiri secara professional.
Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (a) memahami kode etik profesi
guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c)
berperilaku sesuai dengan kode etik guru
Di sekolah guru menjadi pengajar,
3. Kompetensi Sosial pembimbing serta teladan bagi para
siswa, di masyarakat guru
Kompetensi sosial berkenaan dengan
merupakan figur teladan bagi
kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat disekitarnya yang
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
memberikan kontribusi positif dalam
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
norma-norma sosial di masyarakat.
tenaga kependidikan , orang tua siswa, dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya
senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain. Kompetensi ini memiliki
subkompetensi dengan indikator sebagai
berikut. Pertama, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif terhadap
peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, (2)
tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik
dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang
keluarga, dan status sosial-ekonomi.
Kedua, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini
ditunjukan dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah
lainnya secara santun, empatik dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang tua peserta didik
dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan
kemajuan peserta didik, (3) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Ketiga, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik,
apalagi jika tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan; (1)
beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah
setempat, (2) melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang
bersangkutan. Keempat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat,
profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi
pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuklain

Kompetensi profesional
Kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas
dan mendalam, dan
menambah wawasan keilmuan sebagai guru
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum serta
menambah wawasan keilmuan. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi
profesional.
Pertama, menguasai materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan ini sangat penting bagi
seorang guru, sebab apa yang akan disampaikan guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan
ang dikuasai oleh guru.
Kedua, Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, seperti; (1) memahami standar
kompetensi mata pelajaran, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3)
memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran.
Ketiga, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (1) memilih
materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (2) mengolah
materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
Keempat, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, seperti; (1) melakukan refleksi terhadap kinerja
sendiri secara terus-menerus, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
peningkatan keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk
peningkatan keprofesionalan, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai
sumber.
Kelima, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri, seperti; (1) memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi, (2) memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pengembangan diri
B. KOMPETENSI PEDAGOGI GURU ABAD 21
Abad 21 yang ditadai dengan kehadiran era media (digital age) sangat
berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karateristik siswa. Pembelajaran
abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Dalam mengembangkan pembelajaran abad 21, guru dituntut merubah pola
pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher centred) menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred) karena sumber belajar melimpah
bukan hanya bersumber guru, sehingga peran guru menjadi fasilitator, mediator, motivator
sekaligusleader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran yang konvensional bisa
dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah (transfer of
knowledge) sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Kemampuan
pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan era saat ini.
Karateristik siswa abad 21sangat berbeda dengan siswa era sebelumnya. Pada
abad 21 ini seseorang harus memiliki keterampilan 4 C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and
Innovation). Keteampilan ini sudah semestinya tercermin dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru. Keterampilan Abad 21 dapat di integrasikan dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media dan pengelolaan kelas benar-
benar meningkatkan keterampilat tersebut. Karena itulah menjadi keharusan kemampuan
pedogogi guru menyesuaikan dengan karateristikdan keterampialn yang diperlukan di abad
21.
Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran seperti memahami karakteristik siswa, kemampuan merencanakan
pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta
kemampuan mengembangan ragam potensi siswa. Kompetensi pedagogi guru abad 21 tidak
cukup hanya mampu menyelenggrakan pembelajaran seperti biasanya, guru
dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
informasi dan komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam proses
pembelajaran, artinya kemampuan guru khususnya digital literasi perlu terus untuk
ditingkatkan.
Kompetensi pedogogi mendasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun
2007meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik,
(c)mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu,(d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,
(h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasilbelajar, (i) memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j)melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi pedagogi menjadi bagian dari kompetensi profesi guru yang terus
untuk ditingkatkan dan dikembangkan baik secara mandiri maupun kelompok dengan
difasilitasi oleh pemerintah, organisasi profesi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat atau
atas dasar inisiasi sendiri.
KOMPETENSI PAEDAGOGOIG
 Mengenal karakteristik peseta didik dari aspek fisik, moral, sosial, emosianal dan intelektual.
 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu.
 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisaskan berbagai potensi
yang dimiliki.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Mendasarkan pada tantangan abad 21 maka guru harus mentrasformsi diri
dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreativitas dan daya
inovatif. Sementara National Educational Technology Standards (NETS) dalam
buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif
adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan lingkungan
belajar serta meningkatkan kemampuan siswa. Guru memiliki kemampuan standar seperti
(1) memfasilitasi dan menginspirasi siswa belajar secara kreatif, (2) mendesain dan
mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, (3)
memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar.
Mendasarkan pada tantangan abad 21 maka guru harus mentrasformsi diri
dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreativitas dan daya
inovatif. Sementara National Educational Technology Standards (NETS) dalam
buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif
adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan
lingkungan belajar serta meningkatkan kemampuan siswa.Guru memiliki kemampuan
standar seperti (1) memfasilitasi dan menginspirasi siswa belajar secara kreatif, (2)
mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi,
(3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, (4) memiliki jiwa nasionalisme
dan rasa tanggungjawab tinggi di era digital, dan (5) mampu menumbuhkan profesionalisme
dan kepemimpinan. Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal yang
penting diperhatikan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran abad 21 ini, yaitu; (1)
penguatan tugas utama sebagai perancang pembelajaran, (2) menerapkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), (3) menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi, serta (4) mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran. Secara umum kemampuan pedogogi guru abad 21 dalam mengelola
pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran,
melaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar siswa, dan melaksanaan tindak lanjut
hasil penilaian dengan prinsip-prinsip pembelajaran kekinian (digital
age) Dalam mengelola pembelajaran guru mengawali dengan perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran yang disusun dengan terlebih dahulu guru memahami karateristik
siswa, memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran, mengintegrasikan aneka sumber belajar berbasis digital dan non-
digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan karakter siswa serta pilihan metode
yang berpusat pada siswa (student centred). Pada tahap perencanaan ini guru
mengebangkan rencanan pembelajaran (RPP) atau lesson plan yang memenuhi prinsip-
prinsip perencanaan yang mendidik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada siswa (student centered),
hal ini tentu berpengaruh pada pilihan metode pembelajaran yang lebih menekakanan siswa
aktif seperti pembelajaan berbasis proyek (PBL), pembelajaran kooperatif (CL),
pembelajaran kontektual (CTL) dan lain-lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran variable
pilihan metode dan media dapat berdampak pada pembjaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana
yang dikemukakan oleh Abdul Majid (2013:7) meliputi kemampuan- kemampuan yang harus
dimiliki mulai dari membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/media,
menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komonikatif, memotivasi siswa,
mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan siswa secara komonikatif, menyimpulkan
pembelajaran, memberikan
umpan balik memberikan penilaian, dan menggunakan waktu secara cermat. Kemampuan
- kemampuan tersebut akan sangat bergantung pada pilihan metode pembelajaran
yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaanya. Sehingga
mulai dari membuka pelajaran sampai dengan menutup dan memberikan umpan balik mampu
membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah satu
aktivitas inti di sekolah, sudah semestinya menunjukkan penampilan terbaik di depan
siswanya. Penjelasannya mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar, menguasai
metodologi pengajaran, dan pengelola kelas sebagai pengendalian situasi siswa di kelas.
Seorang guru juga harus bisa menjadi teman belajar yang baik bagi siswanya, sehingga siswa
merasa senang dan termotivasi untuk belajar dengan baik
bersama guru. Pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar dan dapat
memanfaatkan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, dan sarana
lainnya, dalam pembuatan persiapan mengajar harus memperhatikan bebagai prinsip.
Persiapan mengajar yang dibuat harus menjelaskan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
kompetensi siswa, perkembangan psikologis siswa, dan merupakan pembelajaran yang utuh.
Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan menginpirasi siswa dalam belajar
dan menumbuhkan kreatifitas tentunya harus diawali dengan penguasaan materi
yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran,
menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang
menumbuhkan kreativitas siswa melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka
maupun lingkungan virtual.
Di era digital ini, guru diharapkan mampu mendesain, mengembangkan dan
mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan
menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan
pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku siswa. Guru
juga diharapkan mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan
proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam
masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untukmentrasf
er pengetahuan dalam berbagai situasi. Selain dari itu tuntutan
berkolaborasi dengan siswa, teman profesi, orang tua dan komunitas dengan
memanfaatkan tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan siswa dalam belajar.
Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global
dan tanggap terhadap perubahan budaya digital yang berkembang dan
menunjukkan tindakan dengan menjunjung tinggi etika dalam praktik
profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru era digital, karena
pengetahuan dan informasi sangat cepat baik local maupun global yang terkadang belum
tentu sesuai dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu informasi dan
pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan sebagai
bahan kajian dalam pembelajaran.
Bagian akhir dari pengelolaan pembelajaran yang menjadi inti dari
kompetensi pedagogi yaitu kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian
hasil pembelajaran merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran
yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang dicapai siswa.
Penilaian hasil belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana kompetensi yang
dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung dan untuk
mengetahui efektifitas proses belaajr mengajar yang telah dilakukan oleh guru.
Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2014:18) menyebutkan tahapan-tahapan
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain
evaluasi, pengembangan instrunmen evaluasi, pengumpulan informasi/ data,
analisis dan interprestasi, dan tindak lanjut. Secara singkat pelaksanaan evaluasi
proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, dan pelaporan
evaluasi.
Pengembangan profesi guru dari aspek kemampuan pedagogi perlu untuk
ditingkatkan dengan berbagai strategi dan bentuk kegiatan. Strategi dan bentuk kegiatan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pedagogi ini seperti
kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh
lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun
pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan.

Pembinaan dan Pengembangan

Promosi

Penugasan

Kenaikan Pangkat
Karier
Profesi

Kompetensi
Sosial
Kompetensi
Kepribadian

Kompetensi
Paedagogik

Kompetensi
Profesional
Seminar, Pelatihan, KKG,
Workshop dll

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi, kerjakan latihan berikut!
1. Sebutkan 4 kompetensi guru?
2. mengapa guru perlu memahami kompetensi paedagogik?
3. mengapa guru perlu memahami kompetensi paedagogik abad 21?
4. apa saja bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru?
Petunjuk jawaban latihan
1. Kompetensi paedagogik sosial, kepribadian, dan profesional.
2. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman
terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan,
melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi.
3. Abad 21 yang ditandai dengan kehadira new media, memiliki karakteristik yang sangat
berbeda dengan era sebelumnya, baik itu karakteristik siswa, media, metode maupun evaluasi
pembelajaran.
4. Ada banyak bentuk kegiatan yang dapat diikuti leh guru untuk mengembangkan potensi,
seperti seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga
profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah
dalam hal ini diknas pendidikan.
Rangkuman
Guru wajib memenuhi kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan (D-IV/S1) yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi dan kompetensi guru meliputi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional
yang sebagaimana tertuang dalam peraturah menteri pendidikan Nasional No 16 tahun 2007.
Kompetensi paedagogig merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terh/adap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan,
sampai dengan mengevaluasi. Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan
bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untiuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua siswa, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam
kurikulum, serta menambahb wawasan keilmuan.
Kompetensi paedagogig guru abad 21 menekankan pada kemampuan adaptasi guru
untuk mentransfgormasikan diri dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan
kreatifitas dan daya inovatif.
TUGAS
1. Buatlah resuman kompetensi paedagogig guru abad 21?
2. Analisislah karakteristik siswa abad 21?

Tes Formatif.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
1. Penjelasan tentang kompetensi dan kualifikasi guru terdapat pada....
a. PP No 19 tahun 2005 tentanfg standar pendidikan nasional
b. keputusan Menteri Pendidikan Nasioanl No 23
c. keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 24
d. UU Sisdiknas tahun 2003
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl No 16 tahun 2007
2. memahami karakteristik siswa dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
termasuk dalam mkompetensi....
a. paedagogig d. Profesional
b. kepribadian d. Semua benar
c. Sosial
3. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru da percaya
diri merupakan kompetensi ...
a. Paedagogig d. Profesional
b. kepribadian e. intelektual
c. Sosial
4. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan
efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, serta mengikutsertakan
orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengarasi
kesulitan belajar peserta didik, merupakan kompetensi ....
a. Paedagogig d. Profesional
b. Kepribadian e. intelektual
c. Sosial
5. Memanfaatkan tegnologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri termasuk dalam kompetensi ....
a. paedagogig d. profesional
b. kepribadian e. intelektual
c. Sosial
6. menerapkan berbagai pendekatan, stratpegi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif dengan mengintegrasikan teknologi merupakan kompetensi inti paedagogig
pada aspek ....
a. penguasaan terhadap karakteristik peserta didik
b. penguasaan pada teori belajar dan prinsip-pronsip pembelajaran
c. Pengembangan kurikulum
d. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
e. berkumunikasi pada peserta didik
7. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan
kompetensi paedagogig pada aspek ....
a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik
b. penguasaan pada teori belajar da prinsip-prinsip pembelajaran
c. pengembangan kurikulum
d. melakuka tiondakan refektif
e. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
8. menyediakan berbagai kehgiata pembelajaran untuk mendorong pesrta didik mencapai
prestasi secara optimal dengan kreativitasnya termasuk kemampuan paedagogoig pada aspek
....
a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik
b. penguasaan pada teori belajar dan prinsi-prinsip pembelajaran,
c. pengembangan kurikulum
d. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
e. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
9. Berikut aspek penting dalam pengelolaan pembelajaran abad 21 kecali ...
a. pengaturan tugas utama guru sebagai perancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif
b. menghindari penggunaan smartphone yang berlebihan dalam pembelajaran
c. menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thingking)
d. menerapkan metode pembelajara yang bervariasi
e. mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
10. Indikator guru mampu memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran ditandai dengan ...
a. memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam
mata pelajaran yang diampu.
b. menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentuka ketuntaan
belajar
c. menggunakan informasi hsil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan
d. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
KEGIATAN BELAJAR 2
STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALISME BERKELANJUTAN
Capaian pembelajaran :
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 Anda diharapkan mampu membedakan profesi guru dari
perspeltif yuridis dan akademik, menjelaskan arti penting pengembangan keprofesian
berkelanjutan, menilai syarat profesi, mengidentifiksi penilaian kinerja guru,
mengidentifikasi tentang profesi abad 21, menjelaskan konsep pengembangan
keprofesian berkelanjutan, membedakan paradigma profesi guru abad 21 dengan
sebelumnya, dan memilih strategi pengembangan profesi diri dalam konteks abad 21.

Pokok pokok Materi :


1. Profesi guru dalam pandangan yuridis
2. Profesi guru dalam pandangan akademik
3. Kriteria guru dalam bidang pendidikan
4. Penilaian kinerja guru
5. Pengembangan keprofesian guru
6. Merubah paradigma tentang profesi guru
7. Profesi guru abad 21
PENGEMBANAGN PROFESI GURU
A. Profesi Guru Dalam Pandangan Yuridis
Tanggal 2 Desember 2004 merupakan momentum bersejarah dimana pemerintah
mencanangkan guru sebagai suatu profesi. Terbitnya Undang-undang Guru dan Dosen
nomor 14 Tahun 2005 diikuti beberapa kebijakan untuk implementasinya. Guru adalah
salah satu dari profesi tenaga kependidikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang RI
Nomor 20 tahun 2003. Tenaga kependidikan Tenaga Kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan
Pendidikan.
Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,
peneliti, dan pengembang, di bidang pendidikan, pustakawan laboran, teknisi sumber
belajar, dan penguji. Tenaga kependidikan dimaksud dapat dikatagorikan menjadi 2
bagian yaitu;
1. Tenaga kependidikan yang terlibat langsung dengan proses pendidikan karena tugas
utamanya sebagai pendidik atau mengemban tugas dan berprofesi sebagai pendidik.
Tenaga kependidikan ada yang berprofesi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya. Contohnya; widyaiswara di Balai Latihan Diklat, pamong belajar di
Sanggar Kegiatan Belajar dan SMP terbuka, fasilitator pelatihan dimasyarakat, dan
sebagainya.
2. Tidak terlibat langsung dalam proses pendidikan namun berpartisipasi mensukseskan
penyelenggaraan pendidikan. Termasuk didalamnya adalah; (a) para kepala satuan
pendidikan dan wakilnya yang sebenarnya menjalankan peran sebagai edukator
disamping bertugas sebagai manajer, inovator, motivator, pemimpin, supervisor, dan
mediator. Termasuk di dalamnya para pengawas dan peneliti serta pengembang
pendidikan. Contoh; kepala sekolah, wakil kepala sekolah, direktur dan para wakil direktur,
rektor dan wakil rektor, dekan dan sebagainya. (b) Tata usaha yang bertugas pada bidang
administrasi baik keuangan, kearsipan, kepegawaian, dan sebagainya. Contohnya; kepala
tata usaha sekolah, kepala bagian administrasi, petugas kearsipan, dan sebagainya, (c)
Tenaga Kependidikan lainnya seperti teknolog pembelajaran, laboran, pustakawan, pelatih
ekstrakurikuler, penjaga sekolah, tenaga kebersihan, dan sebagainya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (ps.1). Guru juga diakui mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional
(ps.2) yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik (ps2 ayat 2). Profesi guru diakui sebagai
bidang pekerjaan khusus yang mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sejak terbit Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) nomor 14 tahun 2005 munculah
berbagai peraturan dan kebijakan untuk mendukung implementasi berkaitan dengan
upaya pengembangan keprofesian guru. Perkembangan kebijakan dari tahun ke tahun
pasca pencanangan guru sebagai profesi tahun 2004 dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1. Berbagai kebijakan tentang profesi guru pasca UUGD 200


Berbagai kebijakan dan peraturan pemerintah pasca terbitnya UUGD
memberikan dasarhukum yang jelas bahwa guru merupakan suatu profesi
dengan keahlian khusus. Silahkanbayangkan sosok Anda sebagai guru
sejauhmana sudah memiliki keahlian khusus yang bisa
dibuktikan perbedaannya dengan profesi orang lain. Selain proses pendidikan yang
panjangsejak menempuh pendidikan S1/D4 sampai Anda diangkat
mengemban tugas sebagai guru tentuperlu dimantabkan dengan status sebagai
seorang guru profesional dibuktikan dengan kepemilikansertifikat pendidik
yang sedang anda perjuangkan melalui Pendidikan Profesi Guru
B. Profesi Guru dalam Pandangan Akademik
Esensi dan eksistensi makna strategis profesi guru diakui dalam realitas sejarah
pendidikan di Indonesia. Pengakuan itu memiliki kekuatan formal tatkala tanggal 2 Desember
2004, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mencanangkan guru sebagai profesi. Satu tahun
kemudian, lahir Undang-undang (UU) No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai dasar legal pengakuan atas profesi guru
dengan segala dimensinya. Sejak dikeluarkannya UUGD profesi guru tidak
hanya dipandang sebagai pelaksana kurikulum semata namun sebagai agen
pembelajaran untuk mensukseskan sistem pendidikan nasional dan tujuan
pendidkan nasional. Peran guru adalah melakukan transformasikultur bukan
hanya transfer pengetahuan. Pada era globalisasi profesi guru bermakna strategis,
karena mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan,
pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa.
Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, yang memerlukan suatu
keahlian khusus sehingga kedudukan guru dalam proses pembelajaran masih
belum dapat digantikan oleh mesin secanggih apapun. Keahlian khusus inilah
yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Pendidikan guru tidak
diperoleh hanya saat mengikuti pendidikan formal sebelum menjadi guru namun berlangsung
seumur hidup (life long teacher education). Artinya meskipun
sudah memangku jabatan anda mengembangkan diri secara berkelanjutan atas
dasar refleksi (reflective professional). Guru selama proses melaksanakan tanggungjawab
dan tugasnya perlu melakukan up-grade kompetensinya. Sebagai guru anda tidak hanya
meningkatkan profesionalisme melalui jalur pendiidikan dan latihan formal namun terlibat
dalam kegiatan-kegiatan produktif bagi upaya reformasi pendidikan.
Tantangan kompetensi guru abad 21 adalah kemampuan beradaptasi (adaptability),
memahami disiplin ilmunya dari berbagai konteks, dan peka terhadap perkembangan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Guru harus mau untuk berpacu mengikuti
tuntutan perkembangan bukan hanya
terlibat namun bertindak inovatif. Seorang guru harus mampu untuk memformulasikan,men
gkonstruk, menyusun, memodifikasi dan peka terhadap informasi sehingga dapat dipahami
sebagai suatu pengetahuan. Mengapa demikian?
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa perubahan di
semua lini kehidupan. Peserta didik abad 21 hidup dalam lingkungan
digital yang penuh dengan arus informasi. Banyak banyak negara melakukan reformasi
terhadap tujuan dan praktek pendidikan akibat pengaruh perkembangan
TIK dan berbagai bentuk inovasi pendidikan. Harapan terbesar dari inovasi
pendidikan adalah adanya dukungan dan pengintegrasian TIK dalam proses
pembelajaran sehingga mempertinggi mutu pengalaman belajar peserta didik.
Guru harus terlibat aktif di dalam inovasi pedagogis. Menurut Power (1997:6) guru
memiliki peran utama bukan sekedar melaksanakan reformasi pendidikan,
namun harus terlibat di dalam merumuskan konsep dan desain reformasi pendidikan yang
diperlukan. Disinilah letak pentingnya guru untuk juga bertindak akademis. Pada tataran
praksis dalam melaksanakan tugas utama memfasilitasi pembelajaran setiap tindakan guru
harus berdasarkan keputusan pedagogis, didasari teori belajar dan pembelajaran mutakhir
teori perkembangan peserta didik, dan teori-teori lain yang relevan.
C. Kriteria Profesi Bidang Pendidikan
Nelson Mandela menyatakan pendidikan merupakan senjata paling
ampuh yang dapatdigunakan untuk merubah dunia (Challen, February 2017).
Mengajar adalah profesi yangmenciptakan seluruh profesi lain, bisa dikatakan
sebagai mother of profession (Stinnet & Huggen,1963). Bagaimana? Tentu
Anda patut berbangga berprofesi sebagai guru yang identik dengan kaum intelektual.
Sebagai suatu profesi guru memiliki kode etik yang perlu dipegang.
National EducationAssociation (NEA) menyatakan suatu profesi bidang
pendidikan harus memiliki komitmen kepadapeserta didik dan komitmen
kepada profesi. Komitmen kepada peserta didik berarti seorang guru
mengutamakan kemaslahatan peserta didik. Komitmen kepada profesi berarti
guru sebagai tenaga pendidik perlu terus meningkatkan kompetensi yang
menjadi ciri khusus dari profesinya. Profesikependidikan itu menurut NEA menuntut syarat-
syarat; (1) merupakan aktivitas intelektual, (2)menggeluti
suatu batang tubuh ilmu khusus, (3) memerlukan proses pendidikan lama, (4)
menjanjikan karir hidup dan keanggotaan permanen, (5) memerlukan latihan
jabatanberkesinambungan, (6) karir hidup dan keanggotaan tetap, (5)
menentukan standar baku sendiri, (7)mengutamakan layanan dibanding
kepentingan pribadi, dan (8) memiliki organisasi profesi yangkuat.
Melibatkan aktivitas intelektual; seluruh aktivitas pendidik terutama terkait
prosespembelajaran harus dapat dipertanggungjawabkan. Keputusan pilihan
kegiatan pembelajaranhendaknya mencerminkan keputusan pedagogis yang
rasional dan ilmiah sesuai teori-teori dalambidang keilmuannya, bukan
bersifat intuitif. Contoh; Pak Amir memutuskan menggunakan metode
pembelajaran tertentu bukan didasari pertimbangan karena Pak Amir. menyukai, namun kare
nakesesuaian dengan tujuan pembelajaran,
karakteristik materi, dan karakteristik peserta didik.
Menggeluti batang tubuh ilmu khusus; semua jabatan mempunyai monopoli
pengetahuan sehingga bisa dibedakan dengan profesi lain maupun orang awam.
Kejelasan batang tubuh memungkinkan mereka mengadakan pengawasan jabatannya
dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan jabatan. Ssayang sampai saat ini belum
ada kesepakatan tentang bidang ilmu khusus yang melatari
pendidikan (education) atau keguruan (teaching) (Ornstein dan Levine, 1984). Ada yang
menganggap mengajar adala sebuah seni (art) dan ada yang berpendapat mengajar adalah
sains (science)
Proses penyiapan profesional lama; sejak dikeluarkannya kebijakan
pemerintah melaluiUUGD nomor 14 Tahun 2005 untuk menyandang profesi
guru dipersyaratkan kualifikasi pendidikan umum minimal S1/D4 artinya
calon guru harus menempuh proses pendidikan diuniversitas atau pergurutan
tinggi yang diberikan kewenangan sesuai kurikulum masing-masingperguruan
tinggi. Pendidikan calon guru dalam bentuk pre service mengalami perubahan
dari waktuke waktu menunjukkan upaya untuk mendapatkan calon guru yang berkualitas.
Tabel 2: Perkembangan Pendidikan Calon Guru Sejak Kemerdekaan
Jenjang
Program/ Kewenangan Lama
Periode instituri mengajar Pendidikan Keterangan
SD
SD & SMP
sampai akhir SD+ 4 tahun Menjadi SPG
1945-1960 SGB SGA 1950 SD+ 6 tahun awal 1960
SGB SD Ditutup tahun
1960-1980 SGA SMP+1 tahun 1989
Menjadi SPG
SGSLB/PG SMA+2 awal tahun
1945-1960 SMTP SD tahun 1960
Melebur
KursusB-1 menjadi
Kursus B- SMP B-1+2 tahun IKIP/FKIP
1945-1960 II SMA SMA+5tahun 1963
SMA+5
1950-1960 PTGP SD & SMP tahun
SMA+4 Diploma I sd
1990-2005 LPTK tahun Sarjana
SMA+4-5
2005-skrg Semua jenjang tahun Sarjana

Sejak adanya UUGD nomor 14 tahun 2005 profesi guru memiliki dasar
kuat untukmenyandang sebagai guru profesional dibuktikan dengan sertifikat
pendidik. Selain kualifikasipendidikan pemerintah untuk mendapatkan guru
profesional melalui program sertifikasi yangsempat bermetamorfosis. Saat ini
seorang guru harus berpendidikan S1/D4 ditambah PendidikanProfesi Guru
(PPG) selama 1 tahun dan setelah lulus mendapatkan sertifikat sebagai
pendidikprofesional. Program PPG mrupakan pengganti akta IV. Program-
program sebelumnya memiliki durasi lebih pendek seperti sertifikasi guru
melalui penilaian portofolio dan Program Pendidikan dan Latihan Guru (PLPG). Syarat dan
ketentuan peserta PPG diatur dalam Permendikbud nomor 37 tahun 2017 adalah :
a. Memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana (S1) atau Diploma Empat (D4) dari
program studi yang terakreditasi, kecuali program studi PGSD dan PGPAUD.
b. Mengajar di satuan pendidikan di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud).
c. Guru PNS yang mengajar pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah (Pemda) atau guru yang dipekerjakan (DPK) pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
d. Guru bukan PNS yang berstatus guru tetap yayasan (GTY) atau guru yang mengajar pada
satuan pendidikan negeri yang memiliki surat keputusan dari Pemda.
e. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
f. Memiliki masa kerja sebagai guru minimal lima tahun.
g. Bersedia mengikuti pendidikan sesuai dengan peraturan yang ada dan mendapatkan izin
belajar dari Kepala Sekolah dan Pemda.
Latihan jabatan berkesinambungan; pembinaan dan pengembangan karier
meliputi penugasan,kenaikan pangkat, dan promosi sejalan dengan jabatan
fungsional guru yang bersangkutan.Pengembangan Profesi Berkelanjutan dimaksudkan agar
guru menjadi seorang pebelajar mandiriyang selalu mengembangkan profesinya disamping m
engikuti program pengembangan profesipemerintah. Pada Peraturan Menteri Negara Pember
dayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB adalahunsur utama yang
kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru,
selain kedua unsur utama lainnya, yakni: (1) pendidikan; (2)
pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan
Karir dan keanggotaan permanen; di Indonesia guru merupakan bidang
profesi dengan jumlahrelatif besar mencapai 2 juta orang lebih baik guru PNS
maupun non PNS. Upaya pembinaan danpengembangan karir menurut Nomor 74 tahun 2005
tentang guru mengamanatkan dua alurpembinaan dan
pengembangan profesi guru, yaitu; (a) pembinaan dan pengembangan profesi
gurudan (b) pengembangan karir. Pembinaan dan pengembangan profesi guru
meliputi pembinaankompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan dilakukan
melalui jabatan fungsional. Pembinaandan pengembangan profesi
dikelompokkan dalam 5 katagori yaitu; (1) pemahaman tentang konteks
pembelajaran, (2) penguatan penguasan materi, (3) pengembangan
metode pembelajaran, (4) inovasi pembelajaran, (5) pengalaman tentang teori-teori
terbaru. Guru sebagai profesi sudahmendapat dukungan kebijakan pemerintah.
Pendapatan guru relatif tidak besar namun jumlah guru di Indonesia yang
berpindah profesi atau pekerjaan relatif kecil sehingga cenderung dapat
mempertahankan jumlah dan keanggotaan. Bagi guru kejuruan pembinaan dan
pengembangan profesinya dilakukan melalui supervisi, pelatihan, dan
pendidikan lanjutan.
Standar baku; profesi guru di Indonesia belum ditentukan sendiri oleh
organisasi profesiguru sendiri. Profesi guru menyangkut hajat orang banyak
maka pemerintah masih memegangperanan dalam menetapkan standar (baku)
jabatan guru. Bidang lain sudah mempersyaratkan standarketat sejak seleksi
sampai proses pendidikannya. Diakui profesi guru sempat mengalami
persoalan kompleks seperti disparitas mutu dan rentang kendali upaya
peningkatan mutu guru yang semakin pendek yang dikatalis secara historis
adanya program SD Center,terdiferensiasi oleh kebijakan otonomi daerah (PP 65 tahun 1951,
UU no 5 tahun 1974, UU nomor 22tahun 1999, UU nomor 32
tahun 2004), dan program rintisan sekolah bertaraf internasionalmenjadikan
guru seolah komputer yang perlu di upgrade bahkan overclocking. Namun,
seiring perhatian serius pemerintah ada kecenderungan skor prestasi calon
mahasiswa yang masukpendidikan keguruan meningkat pada beberapa LPTK.
Banyak lulusan SMA/SMK sederajat yang berpretasi memilih mengikuti
seleksi pendidikan calon guru. Guru tidak lagi merupakan kelaskedua, namun
mulai menjadi salah satu profesi yang diminati generasi muda.
Mengutamakan layanan di atas kepentingan pribadi; jabatan guru
memiliki dimensi sosial diharapkan berperan sebagai agen perubahan
masyarakat. Jabatan guru erat denganmotivasi dan kemauan untuk mengabdi
dalam rangka membantu orang lain. Di Indonesia banyak guru tetap tulus mengabdi mes
kipun dengan pendapatan di bawah standar kelayakan.Artinya
pada dimensi sosial mayoritas guru di Indonesia tidak sekedar
mempertimbangkan keuntungan ekonomi namun ada dimensi sosial dan
rohaniah selain kepuasan. Namun, seiring perkembangan di Indonesia guru
telah diakui sebagai suatu profesidengan keahlian khusus maka merupakan
hak apabila guru mendapatkan penghargaan dalam bentukpendapatan yang
layak selain pengembangan karir berkelanjutan.
Memiliki organisasi profesi yang kuat; organisasi profesi guru menurut UU
Guru dan Dosenpasal 1 poin (13) adalah perkumpulan yang berbadan hukum
yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas
guru. Secara historis pada tahun 1912 berdiri Persatuan GuruHindia Belanda
(PGHB) dan pada tahun 1932 berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia
(PGI) tahun 1932 dan secara resmi menjadi Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI)yang berdiri 25 November 1945. Adanya organisasi profesi
guru merupakan amanat UU nomor 14tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Fungsi organisasi profesi sesuai pasal 41 ayat (2) adalahuntuk memajukan
profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Begitu pentingnya organisasi profesi guru, bahkan pasal 41 ayat (3)
mengamanatkan, guru wajib menjadi anggota organisasiprofesi.
D. Penilaian Kineja Guru
Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan
harkat dan martabat pendidik. Memasuki abad 21 tentangan guru semakin kompleks
dengan adanya tuntutan pergeseran peran, penyesuaian terhadap teori
dan perkembangan ilmu pengetahuan baru, perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, dan hasil-hasil inovasi bidang pendidikan. Guna menjaga mutu diperlukan
Penilaian Kinerja Guru yang secara teknis diatur oleh Permendiknasno 35 Tahun 2010
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya yang efektif berlaku sejak 1 Januari 2013. Profesi guru menurut
jabatan fungsional dan angka kreditnya disajikan pada tabel 1:
Tabel 2: jabatan, pangkat dan golongan dan persyaratan angka kredir guru
PERSYARATAN
ANGKA KREDIT
JABATAN PANGKAT DAN KENAIKAN
No GURU GOLONGAN RUANG PANGKAT/JABATAN
1 2 3 4 5
Guru Penata Muda, III/a 100 50
1. Pertama Penata Muda Tingkat I, III/b 150 50
2. Guru Muda Penata, III/c 200 100
Penata Tingkat I, III/d 300 100
Pembina, III/c 400 150
Pembina Tingkat I, IV/b 550 150
3. Guru Madya Pembina Utama Muda, IV/c 700 150
Pembina Utama Madya, IV/d 850
4. Guru Utama Pembina Utama, IV/e 1.050 200

Anda selaku guru perlu memahami pokok-pokok penilaian kerja guru sehingga
membantu dalam memilih, mengarahkan, dan mengelola kegiatan yang dapat menunjang
pemberdayaan profesinya. Kenaikan jabatan hanyalah merupakan efek dari
usaha pengembangan profesionalisme guru itu sendiri,
namun bukan tujuan segalanya. Menurut Permendiknas nomor 35 Tahun 2010 secara
umum aspek yang dinilai dalam pelaksanaan tugas utama meliputi :
a) Kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran meliputi kegiatan
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis
hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian
b) Kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses pembimbingan meliputi kegiatan
merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil
bimbingan, menganalisis hasil evaluasi bimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil
pembimbingan.
c) Kinerja guru yang terkait dengan melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah meliputi aspek-aspek yang sesuai dengan kompetensi atau tugas pokok
dan fungsinya. Tugas lain meliputi; (1) menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; (2)
menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (3) menjadi ketua program
keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi kepala perpustakaan; (5)
menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi atau yang sejenisnya; (6) menjadi
pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi,
pendidikan terpadu atau yang sejenisnya; (7) menjadi wali kelas; (8) menyusun kurikulum
padasatuan pendidikannya; (9) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap
proses dan hasil belajar; (10) membimbing siswa dalamkegiatan ekstrakurikuler; (11)
menjadi pembimbing pada penyusunanpublikasi ilmiah dan karya inovatif; dan (12)
melaksanakan pembimbingan pada kelas yang menjadi tanggungjawabnya (khusus guru
kelas); meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan/ tindaklanjut
Penilaian kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran dilakukan didalam kelas (untuk
kegiatan yang dapat diamati) dan di luar kelas (untukkegiatan yang tidak dapat diamati di
dalam kelas). Kegiatan yang tidakdapat diamati di dalam
kelas misalnya: penyusunan silabus, RPP, pengembangan kurikulum, tingkat
kehadiran guru di kelas, praktikpembelajaran di luar kelas/sekolah/madrasah dan
sebagainya. Untuksemua kegiatan yang dilakukan guru, baik yang dapat diamati di
dalamkelas maupun yang tidak dapat diamati, penilai kinerja guru wajib melampirkan bukti-
bukti fisik yang berupa dokumen
E. Strategi Pengembangan Profesi Guru Abad 21
1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Menurut Permennegpan itu telah pula dijelaskan bahwa
pengembangan keprofesianberkelanjutan (PKB) terdiri dari 3 komponen,
yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dankarya inovatif.
Gambar 2: Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan upaya-upaya guru dalam rangka
meningkatkan profesionalismenya. Anda diakui profesional jika memiliki penguasaan 4
kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan dan mampu melaksanakan tugas-tugas
pokok dan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Salah satu kegiatan PKB adalah melakukan pengembangan diri
melalui 2 cara; (1) diklat fungsional dan 2) kegiatan kolektif. Diklat
fungsional berupa kegiatan pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk mencapai
standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan kolektif adalah kegiatan
bersama dalam forum ilmiah untuk mencapai standar kompetensi atau di atas standar
kompetensi profesi yang ditetapkan. Contoh;
1) Anda mengikuti diklat pengembangan media di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(Diklat Fungsional)
2) Anda mengikuti pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), kelompok kajian, diskusi terbatas,
simposium, bedah buku, video conference, dan sebagainya (kegiatan kolektif)
Diklat fungsional dan kolektif khususnya untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
melaksanakan layanan pembelajaran bagi kemaslahatan peserta didik. Kebutuhan dimaksud
meliputi kompetensi;
1. Memahami konteks dimana guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar
2. Penguasaan materi dan kurikulum;
3. Penguasaan metode pembelajaran
4. Mengevaluasi peserta didik
5. Penguasaan Teknologi Informatika dan Komputer (TIK)
6. Mensikapi inovasi dalam sistem pendidikan di Indonesia
7. Menghadapi tuntutan teori terkini dan kompetensi lain yang mendukung dan relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah
Melaksanakan penelitian tindakan kelas juga merupakan upaya untuk pengembangan
diri karena PTK bertujuan meningkatkan mutu pembelajaan sekaligus meningkatkan
profesionalisme guru. PTK merupakan kajian sosial secara sistematis oleh para pelaksana
program dengan mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan (kebrhasilan dan hambatan),
mnyusun rencana tindakanguna meningkatkan kualitas tindakan sebagai proses menciptakan
hubungan antara evaluasi dan peningkatan profesionalism. Jadi PTK itu merupakan hasil
refleksi terhadap program pembelajaran untuk;
1. Memperbaiki mutu praktek pembelajaran \di kelas (masalah yang dirasakan)
2. Melakukan tindakan yang diyakini lebih baik
3. Memecahkan masalah nyata di kelas, memperbaiki mutu pembelajaran, mencari jawaban
ilmiah mengapa dipecahkan dengan tindakanyang dipilih.
PTK memiliki ciri kolaboratif partisipatif, anda sebagai guru bisa
berkolaborasi dengan peneliti atau rekan sejawat. PTK lebih baik fokus
kepada pemecahan masalah spesifik dan kontekstual. Mengidentifikasi masalah bisa
dimulai dari pertanyaan pertanyaan reflektif.
1. Apa yang terjadi dengan pembelajaran saya?
2. Mengapa masalah tersebut terjadi?
3. Bagaimana cara memperbaikinya?
4. Bagaimana cara melaksanakan atau masalah tersebtu dipecahkan?
5. Bagaimana untuk melihat hasilnya?
6. Apakah cara tersebut efektif ?
Masalah yang dapat dikaji bisa mencakup pengorganisasian materi, penyampaian
materi, dan pengoganisasian kelas. Secara umum langkah PTK dalam 1 siklus meliputi
perencanaan, melakukan tindakan dan pengamatan, melakukan analisis hasil dan melakukan
refleksi.
Gambar 3: Langkah satu siklus PTK

(2) Tindakan &


Pengamatan

(1) Rencana (3) Analisis


(4) Refleksi
Evaluasi

PTK bertujuan memperbaiki kinerja dan layanan pembelajaran, pengembangan


kemampuan diagnosis dan pemecahan masalah bagi guru dan alternatif inovasi pembelajaran.
Hasil PTK bisa dipublikasi baik dalam bentuk laporan penelitian maupun artikel.
a. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah merupakan salah satu bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan mutu proses pembelajaran dan dunia pendidikan secara umum. Publikasi
ilmiah bisa berupa suatu karya tulis ilmiah yang disampaikan melalui
kegiatan presentasi karya ilmiah, menjadi narasumber, dan publikasi hasil penelitian dan
gagasan inovatif. Publikasi ilmiah mencakup karya;
1) Laporan hasil penelitian bidang pendidikan yang diterbitkan dalam bentuk; buku ber-ISBN
yang diedarkan nasional, majalah/jurnal ilmiah terakreditasi (tingkat nasional, provinsi, dan
tingkat kabupaten/kota), atau diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan
2) Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada
satuan pendidikan yang dimuat jurnal tingkat nasional yang terakreditasi maupun tidak
terakreditasi/tingkat provinsi maupun jurnal tingkat lokal.
3) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru.
4) Publikasi ini mencakup pembuatan buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per
judul yang lolos penilaian BSNP, atau dicetak oleh penerbit dan ber-ISBN, atau dicetak oleh
penerbit dan belum ber-ISBN
5) Modul diklat pembelajaran per semester yang digunakan di tingkat provinsi dengan
pengesahan Dinas Pendidikan Provinsi; atau kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota; atau sekolah/madrasah setempat.
6) Buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang ber-ISBN dan/atau tidak ber-
ISBN; karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala sekolah/ madrasah tiap karya;
buku pedoman guru.
c. Karya inovatif
Karya inovatif bisa merupakan penemuan baru, hasil pengembangan, atau
hasil modifikasi sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan,
sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup:
1) Penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana;
2) Penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks dan/atau sederhana;
3) Pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-praktikum kategori kompleks dan/ atau
sederhana;
4) Penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi
2. Merubah Paradigma Tentang Profesi Guru
Konsep pengembangan pada diri seorang guru perlu ditransformasi menjadi
berkelanjutan (continuous professional learning) dan diletakkan dalam konsep belajar dalam
bekerja (workplace learning). Hal ini sejalan dengan suatu model pengembangan belajar
mandiri yang dikemukakan Haris Mudjiman yaitu
bersifat siklikal dalam menimbulkan motivasi berkelanjutan (2010: 47-54).
Inilah letak tugas pemerintah dan lembaga penyelenggara peningkatan mutu
guru untuk menjamin bahwa guru mau mempertahankan motivasinya untuk terus belajar.
Bekal ketrampilan untuk belajar berkelanjutan inilah yang penting dilatihkan kepada para
calon guru dan para guru dalam jabatan.
Profesionalisme harus dilihat terbentuk dari pengalaman holistik (kombinasi
dari berbagai faktor terkait) bukan sekedar dalam dimensi-dimensi
kompetensi yang sering dilihat secara diametrikal. Nampak seringkali ada dikotomi
antara berbagai kompetensi, padahal satu sama lain saling mengisi dan
mempengaruhi. Terkadang di dalamnya ada tacit knowledge yang tidak bisa hanya
didekati melalui sistem pengembangan profesi melalui kontrol struktural,
namun juga kontrol kultural yang menggambarkan konteks secara holistik.
Anda sebagai penyandang profesi guru perlu menyadari bahwa upaya
pengembangan profesionalisme dan peningkatan mutu guru sangat ditentukan kemauan dan
kemampuan melalui belajar mandiri yang didorong oleh niat untuk mencapai kompetensi
(self determined learning) secara berkelanjutan. Apabila
seluruh upaya pengembangan profesi guru berdasarkan atas dasar kontrol struktural
hanya menyebabkan Anda mengalami diskontinuitas pengembangan
diri yang berpotensi menyebabkan kemandegan akademik. Salah satu ciri profesi adalah
memiliki bidang kajian spesifik yang terus digeluti, direfleksikan, dan dikembangkan secara
terus menerus.
Perlu difahami konsep belajar seorang profesional adalah; (1) belajar dari
pengalaman terjadi secara siklikal yang disebut microgenetic development
moment by moment (experiential learning cycle), (2) belajar dari tindakan reflektif yang
disebut sebagai pusatnya praktek keprofesionalan karena melalui aktifitas reflektif
transformasi pengalaman menjadi aktifitas belajar, (3) belajar
dimediasi oleh konteks karena belajar selalu terjadi dalam konteks bukan sekedar fisik
namun juga interaksi sosial. Konteks ini oleh Boud dan Walker (1998; 196) dianggap salah
satu yang paling berpengaruh penting atas refleksi
dan belajar. Connely & Clandinnin (1995) menyatakan bahwa pengetahuan praktis
seorang guru atau dosen itu melibatkan personal, etik, intelektual dan
dimensi sosial. Anda sebagai seorang guru harus membiasakan melakukan refleksi,
bahkan bila perlu refleksi kritis karena guru bukan seja praktisi bagi reformasi pendidikan
namun juga seorang inisiator dan konseptor bagi upaya- upaya reformasi itu sendiri
Dari uraian rinci 4 kompetensi pada kegiatan belajar 1 sejauhmana Anda sudah
menguasai kompetensi tersebut? Guru profesional harus terus mengembangkan diri
menyesuaikan tuntutan perkembangan masyarakat. Perkembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) yang berusaha mengakomodasi perkembangan teori belajar dan
pembelajaran membawa konsekwensi perubahan dalam pendekatan dan metode pembelajaran
termasuk penggunaan media pembelajaran. Perkembangan perubahan karakteristik
peserta didik. Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) akan
mendorong adanya kompetisi jasa pendidikan termasuk penyediaan tenaga pendidik
profesional. Guru dari Indonesia bisa saja menjadi tenaga pendidik di
negara lain dalam kawasan Asean asalkan memenuhi kualifikasi sebagai seorang
profesional. Guru profesional memiliki empat kompetensi yaitu pedagogik, sosial,
kepribadian, dan profesional yang integratif (bukan sebagai sosok terpisah) dan kontekstual.
Artinya tantangan profesi bukan sekedar berkutat pada penguasaan
empat kompetensi namun juga menekankan kompetensi profesional berupa kemampuan
belajar untuk meng up date kompetensinya untuk menjawab
tantangan abad 21. Guru profesional
mempersiapkan diri mengembangan kemampuan belajar baik pada dirinya
maupun pada peserta didik. Tantangan abad 21 nampak perlu ada orientasi
khusus dalam pengembangan profesi spesifik terhadap berbagai dimensi kompetensi
dalam rangka menjawab kebutuhan pembelajaran abad 21.
3. Profesi Guru abad 21
Pembelajaran abad 21 telah mengalami pergeseran terlebh adanya era disrupsi
dimana akan terjadi perubahan masif termasuk di dunia pendidikan. Digitalisasi sistem
pendidikan dan pola pembelajaran berbasis digital akan menjadi kebutuhan generasi. Ruang-
tuang kelas kepada ruang-ruang maya yang lebih partisipatif,
kreatif, beragam, multimedia, dan menyeluruh. Tawaran evolusi pembelajaran Massive
Open Online Course (MOOC) dan Artificial Intellegent (AI) serta teknologi Virtual Reality
(VR) dan gabungan pemanfaat teknologi komputer dan pemanfaatan
internet (Cloud) akan menggeser kelas-kelas tradisional. Hubungan manusia dan
mesin semakin akrab seolah-olah saling merespon. Perkembangan penerapan
teknologi informasi dan komumikasi (khususnya komputer) dalam bidang pendidikan
digambarkan berikut :
Perkembangan Komputer dalam Dunia Pendidikan

Tahun Perkembangan Pendidikan


Komputer untk
1950 pembelajaran -
Pengajaran berprograma
1959 (Skinner) - Komputer digunakan di sekolah
- CAI/PBK
1960- - ARPAnet cikal bakal
1970 Internet - Time sharing diterapkan
1970- PLATO, sistem- Komputer mini hadir disekolah.
1980 pembelajaran tumbuhan - Pengembangan Courseware
- Authoring system
1980- Program LOGO diajarkan dikembangkan
1087 disekolah - NSF Net (1986)
1980- Authoring System
1987 dikembangkan
- Sistem pembelajaran terpadu
1980- Seistem jaringan berkembang
1990 dikembangkan - Penggunaan web meluas (1994)
Standar komputer
1998 dikembangkang ISTE
2000 Video conference dan PJJ
keatas melalui web

Pertanyaan yang muncul selanjutnya apakah metode-metode pembelajaran tradisional


masih sesuai untuk dipergunakan karena perubahan orientasi pendidikan saat ini? Banyak
pendapat mengatakan bahwa metode konvensional itu menjadi begitu klasik dan sepertinya
harus dihindari, dan ini bisa menjadi doktrin yang berbahaya. Evolusi pembelajaran
memunculkan pertanyaan kritis, "masih relevankah peran guru ke depan?". Guru tetap
penting karena interaksi antara guru dan peserta didik sesungguhnya merupakan respon
budaya (idiosyncratic response) yang tak tergantikan oleh mesin. Namun harus diakui, guru
bukan tandingan mesin dalam hal melaksanakan pekerjaan hapalan, hitungan, hingga
pencarian sumber informasi. Fungsi guru berubah namun kehadirannya masih tetap
diperlukan, sehingga upaya pengembangan profesi tetap penting diupayakan untuk menjawab
tantangan abad 21. Guru bukan saja perlu melek ICT sebagaimana disebutkan pada modul 1
namun perlu melakukan kontekstualisasi informasi dan mengajarkan nilai nilai-nilai etika,
budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial, sikap-sikap, dan keterampilan esensial
abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas (4C). Apabila didudukan
pada konteks abad 21 dan berbagai kompetensi maka pengembangan profesi perlu diarahkan
pada
1. Keterampilan pedagogis; mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis,
kebiasaan mencipta, dan menyelesaikan persoalan kompleks di kehidupannya. Upaya harus
sekuat kemauan guru dalam usaha menmfasilitasi peserta didik menguasai materi.
2. Keterampilan melakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran menggunakan beragam
pendekatan dan metode. Penilaian mencakup kemajuan belajar didasarkan standar
kompetensi nasional dalam kurikulum, pencatatan sistematis pencapaian belajar,
melaksanakan penilaian otentik, merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur
kemajuan belajar peserta didik, dan mengelola umpan balik dari hasil penilaian.
Pembelajaran abad 21 banyak dimediasi teknologi karena itu dalam penilaian bisa
menggunakan bantuan teknologi. Contoh; dalam penerapan e-learning berbasis moodleguru
dapat menggunakan learning management system (LMS) termasuk dalam penilaian atas
tugas-tugas belajar, memberikan umpan balik, mengolah nilai dan fitur lain yang
memudahkan aspek pengelolaan dan pengolahan nilai.
3. Keterampilan mengelola suasana pembelajaran; proses pembelajaran adalah respon budaya
dimana pada konteks tatap muka langsung guru mengelola kelas yang menjamin adanya
motivasi, saling berkomunikasi langsung, dan disiplin belajar. Pada konteks pembelajaran
berbasis teknologi (dimediasi teknologi) guru perlu mengembangkan keterampilan cara
menjaga motivasi dan menghindarkan perilaku-perilaku menyimpang. Contoh; pada
pembelajaran e-learning guru harus mampu mengelola forum diskusi online atau yang
sederhana forum diskusi melalui whatsapp.
4. Keterampilan profesional; guru dihadapkan pada tuntutan mengantarkan peserta didik
memiliki kecakapan abad 21 (konsep 4C), di era dimana keterampilan tingkat medium
tergantikan keterampilan tingkat tinggi yang mengutamakan kreativitas. Menghadapi situasi
ini guru perlu melengkapi diri dengan rentang keterampilan yang memadai, penguasaan
materi, dan pengalaman praktis. Keterampilan ini membawa peserta didik memenuhi
kualifikasi di bidang pekerjaan dan kehidupan era ekonomi berbasis pengetahuan atau
ekonomi era inovasi. Perkembangan masif mode pembelajaran dan jaringan komunikasi
membawa konsekwensi perubahan cara bekerja dan cara berinteraksi para guru, khususnya
dalam menggunakan perangkat (tool) berbasis ICT dan penerapan paradigma baru
pembelajaran
Salah satu kompetensi penting guru perlu memahami konteks dimana bekerja dan
melaksanakan pembelajaran. Kelas ada dimana-mana, lingkungan pendidikan tri pusat
pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat) bertambah dengan hadirnya lingkungan
media dan lingkungan digital atau maya. Perkembangan media generasi terbaru (new media
age) dan teknologi informasi dan komunikasi memperkenalkan lingkungan baru yang
memberi pengaruh signifikan terhadap perkembangan belajar peserta didik. Lingkungan
dimaksud adalah lingkungan media dan lingkungan dunia maya. Masih ingat betapa besar
pengaruh media massa seperti televisi, koran, dan radio di era 1990-an terhadap perilaku
kehidupan dan perkembangan generasi muda dan masyarakat? Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi khususnya jaringan internet menghadirkan lingkungan baru yang
hadir setiap saat. Kedua jenis lingkungan terakhir justeru saat ini justeru memberi pengaruh
dominan bagi perkembangan emosional, intelektual, dan sosial peserta didik.
Terkait profesi sebagai guru sangat penting untuk memahami karakteristik peserta didik
abad 21 meliputi fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Berbagai
karakteristik peserta didik dibahas dalam modul 3. Dalam pengembangan profesi hal paling
penting adalah pengembangan kemampuan dalam mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran yaitu suatu upaya mensinergikan antara materi pembelajaran (content) dan
strategi pembelajaran (paedagogy). Guru harus menguasai materi dan pedagogi sehingga
tidak ada kelemahan cara pembelajarannya (empty pedagogy) maupun penguasaan materinya
(empty content). Demikian pula terkait penguasaan tenologi bukan sekedar melek komputer
namun ICT literacy dengan dimensi yang lebih luas (lihat modul 1) pengetahuan tentang
berbagai aplikasi kontemporer bagaimana perkembangan teknologi membawa tuntutan baru
kemampuan mengkombinasikan dan mengintegrasikan teknologi ke dalam praktek
pembelajaran disertai komitmen kualitas dalam konsep TPACK
(Technology, Paedagogy, Content, dan Knowledge).
Pengetahuan tentang materi (PM), pedagogi pembelajaran (PP), dan teknologi (PT)
dalam praktek pembelajaran tidak bekerja terpisah namun saling bekerjasama. PMPT sebagai
paket pengetahuan sebagai hasil interaksi dari ketiga pengetahuan tersebut dan sangat
berbeda dengan pengetahuan tersebut secara terpisah yaitu PM, PP, dan PT. PMPT bisa
dikatakan sebagai dasar untuk pembelajaran melalui pengintegrasian teknologi secara
efektif. PMPT adalahpaket pengetahuan atau konsep tentang penggunaan teknologi, teknik
pembelajaran menggunakan teknologi dengan cara konstruktif, memahami suatu konsep ada
yang sulit dan mudah bagi peserta didik dan menentukan bagaimana teknologi bisa
mengembangkan dan membantu. Pemahaman pengetahuan awal peserta didik dan
epitomologi tentang pengetahuan, pengetahuan bagaimana teknologi bisa membangun
pengetahuan awal dan mengembangkan cara-cara baru untuk memperkuat pengetahuan
tersebut menjadi sangat penting. Paket pengetahuan memiliki keterkaitan dan hubungan
yang harus dipahami guru sehingga bisa menjadi strategi metakognitif dalam
meningkatkan efektifitas pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran.
Guru harus menyadari bahwa perangkat keras sebagai teknologi adalah “tool” yang
bernilai kecil sangat tergantung kepada ketrampilan penggunaan. Demikian
halnya ketrampilan penggunaan dan paket pengetahuan PMPT menjadi bernilai kecil
apabila tidak ada komitmen terhadap kualitas. Domain-domain pengetahuan hasil refleksi
dari proses kolaborasi ketiga jenis pengetahuan bisa menjadi bahan
pengembangan strategi atau kerangka dasar baru implementasi PMPT dalam
pembelajaran disertai komitmen perbaikan kualitas secara berkelanjutan

Rangkuman
Guru secara yuridis diakui sebagai bagian dari tenaga kependidikan sebagai suatu
profesi dengan keahlian khusus. Berbagai produk hukum dan kebijakan telah
dikeluarkan pasca UUD Nomor 14 tahun 2015 dalam rangkat meningkatkan kualitas
guru. Profesi guru bukan sekedar agen kurikulum namun secara akademis ikut merancang
konsep dan gagasan bagi upaya-upaya trasformasi dunia pendidikan dan masyarakat pada
umumnya. Profesi guru di Indonesia memenuhi kriteria profesi
pendidikan yang ditetapkan NEA. Pemerintah guna menjaga mutu guru telah
mengeluarkan Permendiknas no 35 Tahun 2010 tentang Jabatan Guru dan Angka
Kreditnya serta Permendiknas nomor 35 Tahun 2010 terkait aspek penilaian meliputi
pelaksanaan proses pembelajaran, pembimbingan, dan pelaksanaan tugas tambahan lain yang
relevan. Abad 21 menuntut perubahan peran guru lebih kepada kontekstualisasi informasi dan
mengajarkan nilai nilai-nilai etika, budaya kebijaksanaan, pengalaman, empati
sosial, sikap-sikap, dan keterampilan esensial
abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas (4C). Guru harus
terus belajar dalam konteks Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Penting bagi guru
selalu melakukan refleksi pembelajaran, mengidentifikasi masalah, merancang
tindakan, melaksanakan mengevaluasi hasil dan tindaklanjutsebagai bagian dari
kebiasaaan pengembangan keprofesian bekelanjutan. Perkembangan masif Teknologi
Informasi dan Komunikasi membawa perubahan pola-pola pembelajaran
sehingga guru dituntut mampu menyesuaikan mode-mode pembelajaran baru.
Penting bagi guru memiliki ICT literacy dan paket pengetahuan dalam
mengintegrasikan kemampuan pedagogis, penguasaan materi, dan cara
pembelajarannya. Guru adalah pengembang gagasan dan ide bagi transformasi
pendidikan bukan sekedar pelaksana kurikulum

Tes Formatif
1. Guru secara yuridis adalah bagian dari tenaga kependidikan yang diakui sebagai profesi
dengan keahlian khusus. Manakah jenis kegiatan berikut yang memerlukan keahlian khusus?
a. Melakukan analisis pembelajaran, mencatat peserta didik terlambat, mengabsen
kehadiran
b. Memilih metode, merancang media, menyerahkan nilai, membagikan rapord
c. Memilih media, mengelola kelas, mengembangkan strategi pembelajaran
d. Membuka pelajaran, melakukan ceramah, menutup pelajaran, mengelola
tabungan
e. Membina OSIS, mendampingi study tour, memimpin upacara, mengikuti rapat
2. Salah satu ciri profesi adalah merupakan aktivitas intelektual. Manakah pernyataan yang
paling sesuai dengan pernyataan di atas:
a. Menggunakan intuisi yang baik dalam memilih metode pembelajaran
b. Memelihara kebiasaan yang ada dan sudah berjalan baik
c. Mengelompokkan peserta didik sesuai persepsi kita terhadap siswa
d. Melestarikan metode pembelajaran yang selama ini diterapkan para senior
e. Memilih media dengan mempertimbangkan karakteristik materi, peserta didik,
dan tujuan pembelajaran
3. Manakah kelompok
kegiatan berikut yang merupakan Pengembangan KeprofesianBerkelanjutan
pengembangan diri secara kolektif?
a. Mengikuti diklat pengembangan media pembelajaran
b. Menghadiri forum KKG, MGMP, dan diskusi ilmiah
c. Menulis artikel, membuat laporan PTK, dan menghasilkan
media pembelajaran
d. Menghasilkan model pembelajaran inovatif
e. Menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4. Sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi maka guru sebagai suatu
profesi sebaiknya;
a. Meningkatkan kemampuan integrasi teknologi ke dalam
sistem pembelajaran
b. Meningkatkan penguasaan keterampilan teknis
pengoperasian computer
c. Mengikuti kursus penguasaan program aplikasi terbaru
d. Membeli perangkat ICT keluaran terbaru secara periodic
e. Meningkatkan kemampuan merawat komputer dan jaringan
5. Sikap guru berikut ini menunjukkan dirinya sebagai professional learning, kecuali
a. Memanfaatkan program pendidikan dan latihan
yang diselenggarakan pemerintah dengan aktif berpartisipasi
b. Mencari jawaban atas persoalan di kelasnya melalui forum-forum diskusi
c. Merancang dan melaksanakan PTK sampai
melaksanakan tindaklanjut
d. Mengembangkan budaya membaca
e. Mengikuti program diklat sesuai kebutuhan pribadi
6. Manakah alasan yang paling tepat pentingnya perubahan paradigm terhadap
pembelajaran abad 21?
a. Teknologi informasi dan komunikasi sangat
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
b. Teknologi informasi dan komunikasi bisa mengatasi
seluruh persoalan pembelajaran
c. Semakin canggih teknologi maka pembelajaran akan
semakin berhasil
d. Teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan perubahan
peran guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar
e. Abad 21 penuh tantangan sehingga kontrol guru harus
semakin diperketat
7. Berikut ini merupakan ciri belajar seorang profesional kecuali;
a. Belajar berbasis pengalaman melalui proses aksi refleksi
secara siklikal
b Tindakan bersumber dari sikap reflektif
c. Menggunakan pengalaman sebagai aktivitas belajar
d. Mempertimbangkan konteks
e. Mengedepankan intuisi yang tajam
8. Fungsi organisasi profesi sesuai pasal 41 ayat (2) UUGD adalah untuk;
a. Memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan ke
pendidikan, perlindungan profesi, dan pengabdian kepada masyarakat
b. Menambah pendapatan, memajukan masyarakat, dan me
ningkatkan kepedulian social
c. Melindungi anggota, menjaga kekompakan, mencari bantuan
dana, memajukan pendidikan
d. Memperkuat identitas, memberikan ciri pokok, mengembangkan solidaritas, dan
mewadahi bakat minat
e. Berbagi informasi, mensejahterakan anggota, meningkatkan pengetahuan anggota,
dan melatih loyalitas
9. Penelitian tindakan kelas bisa merupakan bagian dari Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan. Berikut adalah tujuan dari PTK, kecuali;
a. Meningkatkan mutu pembelajaran dan mempertinggi mutu sekolah
b. Meningkatkan profesionalisme guru
c. Memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas (masalah yang dirasakan)
d. Melakukan tindakan yang diyakini lebih baik
e. Memecahkan masalah nyata di kelas
10. Berikut merupakan pernyataan yang benar mengenai suatu profesi pendidikan;
a. Memiliki kajian spesifik yang pernah digeluti, direfleksikan, dan dikembangkan
b. Memiliki organisasi profesi yang kuat
c. Mengutamakan layanan kepada anggota agar bisa mengabdi masyarakat
d. Merupakan aktivitas yang bersifat intuitif
e. Memiliki kekebalan hukum

Anda mungkin juga menyukai