Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Guru

Guru adalah agen perubahan maka sudah sepantasnya seorang guru

membekali dirinya dengan berbagai kemampuan, baik kemampuan pengetahuan,

perilaku dan skill. Sebagaimana yang terrtuang dalam Undang-Undang Sisdiknas

No. 14 tentang guru dan dosen, bab 1 pasal 1 ayat 10 yang menyatakan

“kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas profesionalnya.” (Rofa’ah, 2016).

Guru profesional harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi

pedagogis, kognitif, personality, dan social. Oleh karena itu, selain terampil

mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak dan dapat

bersosialisasi dengan baik. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen, maka guru harus:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yangsesuai

dengan bidang tugasnya.

3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Mematuhi kode etik profesi.

5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara

berkelanjutan.
8. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

profesionalnya.

9. Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Guru merupakan orang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar,

Selain itu, guru juga sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan

menuntun siswa dalam belajar.

Jadi pengertian dari kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau

pekerjaannya mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam

melaksanakan profesi keguruannya. Selain itu, kompetensi guru merupakan

kemampuan atau kesanggupan guru dalam melaksanakan tugasnya, melaksanakan

proses belajar mengajar, kemampuan atau kesanggupan untuk benar-benar

memiliki bekal pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sebaik-

sebaiknya.

Sujanto (2009) dalam menyatakan bahwa dalam undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 Pasal 42 dinyatakan bahwa pendidik atau guru wajib memiliki

kualifikasi minimum dan lulus sertifikasi sesuai dengan jenjang pendidikan yang

diajarnya. Lebih dari itu, guru diharapkan memiliki kompetensi unggul dalam hal

pedagogik, kepribadian dan sosial.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan menyangkut kepiawaian

pendidik dalam mengelola pembelajaran. Beberapa unsur yang termasuk

dalam kompetensi tersebut adalah:

a. Memahami wawasan atau landasan kependidikan.

b. Memahami peserta didik.


c. Pengembangan kurikulum dan silabus.

d. Merancang pembelajaran.

e. Pelaksanaan pembelajaran yang menghargai dan melibatkan siswa

sebagai subjek.

f. Penggunaan teknologi dalam belajar mengajar.

g. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar.

h. Mendorong siswa agar mengembangkan dan meningkatkan berbagai

potensi yang dimiliki.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu kualitas individu atau personalitas guru yang

bersangkutan. Kompetensi ini meliputi:

a. Akhlak luhur.

b. Arif dan bijaksana.

c. Mantap.

d. Punya pamor/wibawa.

e. Stabil.

f. Dewasa.

g. Jujur.

h. Mampu menjadi contoh bagi siswa dan masyarakat.

i. Mampu menilai peforma kerja sendiri dengan objektif.

j. Sanggup mengembangkan potensi diri secara berkelanjutan

(sustainable).

3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yaitu kompetensi guru dilihat dari segi kemampuannya

menjadi bagian dalam dan memberi pengaruh terhadap dalam masyarakat.

Untuk mengukur kompetensi ini, beberap unsur yang harus diperhatikan

adalah sebagai berikut.

a. Kecakapan komunikasi lisan dan tulisan atau isyarat (communication

skill).

b. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

c. Mampu membaur dan bergaul secara aktif dan efektif dengan peserta

didik, rekan, guru, tenaga kependidikan yang lain, pimpinan, orang

tua/wali.

d. Bergaul dengan sopan santun dalam ari bisa menempatkan diri dalam

masyarakat sekitar dengan tetap menjunjung tinggi norma atau nilai-

nilai.

e. Melaksanakan dan menularkan semangat persaudaraan dan

kebersamaan.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional yaitu kemampuan guru yang berkkaitan dengan

penguasaan pengetahuan bidang ilmu, teknologi, atau seni yang mencakup

penguasaan:

a. Materi pelajaran secara komrehensif sesuai standar isi dan

instrumentalnya.

b. Konsep-konsep dan metode keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan yang secara konseptual sesuai dan berkaitan dengan satuan


pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang

diajarkan.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru yang

ditandangani oleh Presiden Republik Indonesia per tanggal 01 Desember 2008.

Peraturan ini diterbitkan sebagai amanat dan tindak lanjut dari Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Kerangka dari Peraturan Pemerintah ini terdiri 9 Bab 68 Pasal. Berikut ini

disajikan beberapa hal-hal yang dianggap penting tenatang isi peraturan ini.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB II

KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI

Bagian Kesatu

Kompetensi

Pasal 3

(1) Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.


(2) Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi.

(3) Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat

holistik.

(4) Kompetensi pedagogik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran

peserta didik yang sekurangkurangnya meliputi:

a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;

b. pemahaman terhadap peserta didik;

c. pengembangan kurikulum atau silabus;

d. perancangan pembelajaran;

e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

f. pemanfaatan teknologi pembelajaran;

g. evaluasi hasil belajar; dan

h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

(5) Kompetensi kepribadian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:

a. beriman dan bertakwa;

b. berakhlak mulia;

c. arif dan bijaksana;

d. demokratis;
e. mantap;

f. berwibawa;

g. stabil;

h. dewasa;

i. jujur;

j. sportif;

k. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat;

l. secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan

m. mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

(6) Kompetensi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

kemampuan Guru sebagai bagian dari Masyarakat yang sekurang-

kurangnya meliputi kompetensi untuk:

a. berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secarasantun;

b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional;

c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesamapendidik,

tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua

atau wali peserta didik;

d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

e. menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat

kebersamaan.

(7) Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang


ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang

diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan:

a. materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan

standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,

dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan

b. konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni

yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau

koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran,

dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Keempat kompetensi tersebut bersifat holistik (menyeluruh) dan integratif

(salingberkaitan dan mendukung) dalam memompa kinerja guru. Oleh karena itu,

secara utuh sosok guru hendaknya mempunyai:

1. Pengenalan peserta didik secara mendalam.

2. Penguasaan bidang studi secara mantap dan komprehensif baik disiplin ilmu

maupun kurikulum ajarnya.

3. Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang fungsional dan

mendidik dengan cakupan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan.

4. Pengembangan kepribadian dan profesionalisme secara berkesinambungan.

B. Jenis – Jenis Guru dan Tugas Pokok Guru

Permenpan No. 16 Tahun 2009 Pasal 3 menyatakan jenis guru berdasarkan

sifat, tugas dan kegiatannya meliputi guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru

bimbingan dan kenseling/konselor. Pasal 4 ayat (1) guru berkedudukan sebagai


pelaksana teknis fungsional di bidang pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu

pada jenjang pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah. Ayat (2) guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dalam peraturan in, adalah jabatan karier yang hanya dapat di duduki oleh

pegawai negeri sipil. Pasal 5 ayat (2) beban kerja guru untuk mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, dan/atau melatih sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40

(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

Adapun PP No. 74 Tahun 2018 tentang guru Pasal 52 ayat (1) menyatakan

beban kerja guru mencakup kegiatan pokok:

a. merencanakan pembelajaran;

b. melaksanakan pembelajaran;

c. menilai hasil pembelajaran;

d. membimbing dan melatih peserta didik; dan

e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok sesuai dengan beban kerja Guru.

Ayat (2) Beban kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40

(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih

satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau

Pemerintah Daerah.

Ayat (3) Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat)

jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam

1 (satu) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan


ketentuan paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu

pada satuan pendidikan tempat tugasnya sebagai Guru Tetap.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, jenis-jenis

guru adalah sebagai berikut.

1. Guru Mata Pelajaran/Guru Kelas

a. Merencanakan Pembelajaran

Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja

sekolah/madrasah.

b. Melaksanakan Pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif

antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan

kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan

tatap muka adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan

penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta

didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar

yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap

muka,

2) Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan

pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir

pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan

bagian dari kegiatan tatap muka,


3) Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau

termediasi dengan menggunakan media antara lain video, modul

mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi,

4) Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang

teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan,

c. Menilai Hasil Pembelajaran

Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan datatentang proses dan

hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan. Melalui penilaian hasil pembelajaran diperoleh

informasi yang bermakna untuk meningkatkan proses pembelajaran

berikutnya serta pengambilan keputusan lainnya. Menilai hasil

pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka

seperti ulangan harian dan kegiatan menilai hasil belajar dalam waktu

tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester. Pelaksanaan

penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes.Penilaian

nontes dapat berupa pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian

hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik atau produk jasa.

d. Membimbing dan Melatih Peserta Didik

Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam proses

tatap muka, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.

1) Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka


Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah

bimbingan dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat

mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

2) Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler

a) Bimbingan dalam kegiatan intrakurikuler terdiri dari

pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dan

pengayaan (enrichment) pada mata pelajaran yang diampu

guru.

b) Kegiatan pembelajaran perbaikan merupakan kegiatan

bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum

menguasai kompetensi yang harus dicapai.

c) Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan

latihan kepada peserta didik yang telah menguasai

kompetensi yang ditentukan lebih cepat dari alokasi waktu

yang ditetapkan dengan tujuan untuk memperluas atau

memperkaya perbendaharaan kompetensi.

d) Bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam

kelas pada jadwal khusus, disesuaikan dengan kebutuhan,

tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap

minggu.

3) Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

a) Kegiatan ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti

peserta didik.
b) Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan sesuai jadwal yang

telah ditentukan.

c) Jenis kegiatan ekstrakurikuler antara lain adalah:

(1) Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa:

(a) Olahraga

(b) Kesenian

(c) Karya Ilmiah Remaja,

(d) Kerohanian,

(e) Pecinta Alam,

(f) Palang Merah Remaja (PMR),

(g) Jurnalistik,

(h) Unit Kesehatan Sekolah (UKS),

(i) Fotografi

(2) Melaksanakan Tugas Tambahan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru

dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan

pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua

program keahlian satuan pendidikan, pengawas

satuan pendidikan, kepala perpustakaan, kepala

laboratorium, bengkel, atau unit produksi.

Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1)

huruf e, guru dapat diberi tugas tambahan yang

melekat pada tugas pokok misalnya menjadi


pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya

ilmiah remaja, dan guru piket.

2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor

Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab,

wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap

peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan

pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,

minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta

didik dalam:

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan

kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis,

berkeadilan dan bermartabat

c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti

pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil

keputusan karir.

Jenis layanan adalah sebagai berikut:


a. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami

lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/ madrasah dan obyek-obyek

yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan

memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima

dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan

pendidikan lanjutan.

c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta

didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,

kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan

kegiatan ekstra kurikuler.

d. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik

menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang

berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, industri dan

masyarakat.

e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik

dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik

dalam pengembangan pribadi, kemampuanhubungan sosial, kegiatan

belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan

tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik

dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika

kelompok.
h. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau

pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang

perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik

i. Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik

menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh:

a. Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri

peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik

tes maupun nontes.

b. Himpunan data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan

pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,

sistematis, komprehensif, terpadu dan bersifat rahasia.

c. Konferensi kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik

dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat

memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah

peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan

komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan

dengan orang tua atau keluarganya.

e. Tampilan kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka

yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,

kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.


f. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah

peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

PP No. 74 Tahun 2008 tentang guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa

guru dapatdiberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil satuan

pendidikan,ketua program keahlian satuan pendidikan, kepala perpustakaan,

kepala laboraturium,bengkel atau unit produksi. Selanjutnya, sesuai dengan isi

Pasal 52 Ayat (1) huruf e,guru dapat diberi tambahan tugas yang melekat pada

tugas pokok misalnya Pembinapramuka, Pembina kegiatan karya ilmiah remaja

dan guru piket.

Anda mungkin juga menyukai