Pengertian Profesional
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Sedangkan profesi berasal dari bahasa Latin
professio yang berarti pengakuan atau pernyataan. Profesi biasanya berkaitan dengan
mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian,
profesi pendidik adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan,
pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk dijadikan mata pencaharian dalam
memenuhi kebutuhan hidup seseorang.
Dalam profesi, pendidik dituntut untuk menjadi professional. Hal ini merupakan
kunci pokok kelancaran dan kesuksesan proses pembelajaran. Bentuk keprofesionalan
pendidik perlu ditunjukkan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Ada tiga misi (the three mission) yang harus dijalankan oleh pendidik pada proses
pembelajaran berlangsung, yaitu
1. Misi Profesional
Pendidik mampu mengajarkan ilmu pengetahuan (knowledge), keterampil (skill), dan
kecerdasan serta kemampuan (ability) yang dimilikinya untuk diajarkan kepada
peserta didik.
2. Misi Kemanusiaan
Pendidik berusaha untuk mengembangkan, membina, mengarahkan segala potensi,
dan membentuk perilaku yang baik dalam diri peserta didik
3. Misi Kewarganegaraan
Pendidik wajib menjadikan peserta didiknya menjadi warga negara yang baik,
berjiwa potriotik, punya semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Dibuktikan
melalui taat hokum berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
B. Kompetensi Professional
Kompetensi ini meliputi : penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam
sesuai dengan standar isi program satuan Pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; konsep dan metode disiplin keilmuan atau penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; teknologi atau seni yang relevan, yang
secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan Pendidikan, yaitu mata
pelajaran.
Setiap subkompetensi memiliki indicator esensial sebagai berikut
a. Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indicator esensial
Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan dalam materi ajar
Memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait
Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
Pengetahuan terhadap bidang studi yang diajarkan mutlak harus dikuasai
oleh pendidik, agar para peserta didikpun dapat memahami dan mengerti dengan
apa yang disampaikan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indicator
esensial
Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan atau materi bidang studi secara professional dalam konteks
global
Pengetahuan akan struktur keilmuan menjadi hal sangat penting untuk
dikuasai oleh pendidik professional. Karena pendidik tidak hanya sekedar
mengajar namun kepandaian dalam kegiatan meneliti juga diperlukan. Untuk
memperkaya pengetahuan pendidik yang belum diketahui sehingga wawasan
ilmu pengetahuan pendidik professional akan semakin kaya dan luas.
1. Pengertian kompetensi pendidik professional
Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan, merupakan perilaku rasional
guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Kompetensi profesionalisme pendidik dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan pendidik dalam menjalankan profesi kependidikannya dengan
kemampuan tinggi.
Secara rinci, kompetensi yang harus dikuasai oleh pendidik professional sebagai
berikut.
a. Pendidik harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang
diajarkannya
b. Pendidik merupakan anggota aktif organisasi profesi pendidik atau guru,
membaca jurnal professional, melakukan dialog dengan sesama pendidik,
membina peserta didik, dan materi pelajaran
c. Pendidik memahami proses belajar dengan tujuan peserta didik dapat
memahami tujuan belajar, harapan-harapan, dan prosedur dalam kelas
d. Pendidik terbuka untuk berubah, berani mengambil risiko, siap bertanggung
jawab dan tidak membeda-bedakan peserta didik bedasarkan SARA
e. Pendidik dapat mengorganisasi kelas, merencanakan pelajaran dengan
cermat dan merupakan komunikator yang efektif
f. Pendidik harus mampu mengenali secara tepat peserta didik dan memiliki
humor yang sehat
2. Modal Dasar Seorang Pendidik yang Profesional
a. Setting Niat Menjadi Pendidik Profesional
Niat dalam diri untuk menjadi pendidik professional merupakan modal dasar.
Dengan niat dalam hati akan membuat pendidik bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Niat yang benar dan diiringi dengan
usahan yang pantang menyerah tentu akan mengantarkan pendidik pada
kesuksesan.
b. Menguasai Empat Kompetensi Pendidik
Keempat kompetensi itu ialah kompetensi pedagogik, kepribadian,
professional, dan sosial. Kompetensi tersebut menjadi syarat mutlak guru
professional.
c. Melaksakan Kode Etik Guru atau Pendidik
Kode etik digunakan pendidik sebagai rambu-rambu dalam mengajar dan
mengatur tingkah laku pendidik. Digunakan sebagai pedoman dalam mengatur
hubungan guru dengan guru, guru dengan peserta dirik, guru dengan atasan, guru
dengan sekolah, guru dengan orangtua atau wali peserta didik, guru dengan
masyrakat, dan guru dengan pemerintah.
d. Memliki kemampuan berbicara dan komunikatif
Mampu berbicara yang baik sehingga apa yang disampaikannya dapat
diterima dan dimengerti oleh peserta didik. Dengan kata lain, kemampuan
berbicara guru harus komunikatif.
e. Telaten dan Memiliki Disiplin yang Tinggi
Disiplin merupakan factor pembentukan karakter peserta didik. Disiplin bukan
hanya terbatas pada waktu saja, namun menyangkut perilaku ketika di sekolah.
Pendidik yang disiplin akan berupaya datang pada tempat mengajar dengan tepat
waktu dan menyelesaikan pembelajarannya secara tepat. Tidak hanya itu, selalu
memperhatikan penampilan juga merupakan cerminan dari displin.
f. Sabar dalam Menghadapi Peserta Didik
Seorang pendidik harus mampu berpikir dewasa dan sabar dalam menghadapi
kendala atau masalah-masalah yang menghalangi ketika proses belajar mengajar.
g. Memiliki Rasa Cinta terhadap Peserta Didik
Rasa cinta yang tulus tersebut dialami oleh guru kepada peserta didiknya
kayaknya kasih sayang orangtua terhadap anaknya. Sebagai perwujudan dari sikap
profesionalnya itu, guru dituntut untuk dapat memliki rasa cinta terhadap
pekerjaan yang embannya.