Anda di halaman 1dari 12

SERTIFIKASI GURU

(Antara Kompetensi Dan Kesejahtraan)

Arif Sudarmawan

Fadhilahan Alaudin

Nailul Izzatun Nadza

Nursyam

Abstrac :

Kata Kunci :

Pendahuluan :
Kompetensi Dan Komitmen Profesi

Teacher’s competency atau kompetensi guru merupakan kemampuan seorang

guru untuk melakukan tugas dan kewajibannya dengan layak dan bertanggung

jawab.1 4 kompetensi guru ialah kompetensi Kepribadian, kompetensi Pedagogik,

kompetensi Sosial, kompetensi Profesional :

1. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi kepribadian.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan

kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak

mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.

Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi:

a. Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang guru harus bertindak sesuai

dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, bangga menjadi

seorang guru, serta konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma yang

berlaku.

b. Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus menampilkan sifat

mandiri dalam melakukan tindakan sebagai seorang pendidik dan

memiliki etos kerja yang tinggi sebagai guru.

c. Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus menampilkan tindakan

berdasarkan manfaat bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat

serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan melakukan tindakan.

1
Tri Fajar, “kompetensi guru yang harus dimiliki calon guru”, gurubinar,2020,
https://gurubinar.id/blog/4-kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-oleh-calon-guru?blog_id=53
d. Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru harus mempunyai perilaku

yang dapat memberikan pengaruh positif dan disegani oleh peserta didik.

e. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan. Seorang guru harus

bertindak sesuai dengan norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur,

ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani oleh peserta didik.

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam memahami

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta

didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang

mereka miliki. Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian,

diantaranya sebagai berikut:

a. Dapat memahami peserta didik dengan lebih mendalam. Dalam hal ini,

seorang guru harus memahami peserta didik dengan cara memanfaatkan

prinsip-prinsip kepribadian, perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi

bekal untuk mengajar peserta didik.

b. Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus memahami landasan

pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan teori

belajar dan pembelajaran, memahami landasan pendidikan, menentukan

strategi pembelajaran didasarkan dari karakteristik peserta didik, materi

ajar, kompetensi yang ingin dicapai, serta menyusun rancangan

pembelajaran.

c. Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menata latar

pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran secara kondusif.


d. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus mampu

merancang dan mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan dengan menggunakan metode, melakukan analisis

evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat menentukan tingkat ketuntasan

belajar peserta didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk

memperbaiki program pembelajaran.

e. Mengembangkan peserta didik sebagai aktualisasi berbagai potensi peserta

didik. Seorang guru mampu memberikan fasilitas untuk peserta didik agar

dapat mengembangkan potensi akademik dan nonakademik yang mereka

miliki.

A. Kompetensi Sosial

Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial

yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan

bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan

masyarakat di sekitar sekolah.

Kompetensi sosial meliputi :

a. Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan tidak melakukan

diskriminasi terhadap agama, jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar

belakang keluarga, dan status sosial.

b. Guru harus dapat berkomunikasi secara santun, empatik, dan efektif

terhadap sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, serta masyarakat

sekitar.

c. Guru dapat melakukan adaptasi di tempat bertugas di berbagai wilayah

Indonesia yang beragam kebudayaannya.


d. Guru mampu melakukan komunikasi secara lisan dan tulisan.

B. Kompetensi Profesional

Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi profesional. Kompetensi

profesional yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan

mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan

substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta

metodologi keilmuannya.

Kompetensi profesional meliputi:

a. Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan

yang dapat mendukung pembelajaran yang dikuasai.

b. Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata

pelajaran atau bidang yang dikuasai.

c. Melakukan pengembangan materi pembelajaran yang dikuasai dengan

kreatif.

d. Melakukan pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan yang reflektif.

e. Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi dan melakukan

pengembangan diri.

Komitmen Profesi (Profesional Guru)

Komitmen Profesi dapat dapat didefinisikan sebagai kekuatan relatif dari

identifikasi dan keterlibatan individu terhadap suatu profesi.2 Komitmen

seseorang terhadap profesi diwujudkan dalam 3 karakteristik: 1. Suatu penerimaan

atas tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi. 2. Suatu kemauan untuk melakukan

2
Pane sri Gustina,“Komitemen Profesi”, Wahana Inovasi 3, no 01 (2014),104,
https://penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/Sri-Gustina-wahana-inovasi.pdf
tugas demi kepentingan profesi. 3. Suatu keinginan untuk mempertahan

keanggotaan profesi. Komitmen profesi dapat dikembangkan melalui pengalaman

profesional positif atau pengembangan keahlian profesional.

Komitemn profesi dibangun selama proses sosialisasi ketika profesi

tersebut memberikan penekanan terhadap pemahaman dan nilai norma-norma

yang disyaratkan oleh suatu profesi oleh karena itu komitmen seseorang terhadap

profesinya akan meningkat sesuai dengan proses sosialisasi dan pengalamannya

tentang masih banyak sebenarnya faktor penunjang lainnya yang harus dimiliki

guru di samping performance sewaktu mengajar di kelas. Semua yang disebutkan

di atas, secara hakiki sudah dilakukan dan dimiliki guru akan tetapi ke depan

kadar kepemilikan itu segera diwujudkan dengan sungguh dan motivasi kerja

tinggi, dan ini menjadi beban moral guru dalam mewujudkan guru profesional.

Tanpa itu, mustahil pendidikan bermutu dapat terwujud.3

Penghargaan dan Kesejahteraan Guru

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran, dan

kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional bidang pendidikan.

Tugas mulia seorang guru yang telah mendidik siswa selama di sekolah, layak

diberikan penghargaan atas profesionalitasnya. Pemerintah Indonesia terus

berupaya meningkatkan kesejahteraan guru bersertifikat melalui pemberian

tunjangan profesi dan tunjangan khusus dengan layanan penyaluran yang semakin

baik.

Tidak sekadar mentransfer ilmu, seorang guru juga harus mampu

mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

3
Isjoni, Gurukah Yang Dipersalahkan?, hlm. 158.
peserta didik. Guru dituntut profesional dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Besarnya jasa

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru pun berhak memeroleh

penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum itu meliputi gaji pokok

tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi

pendidik bagi guru, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat

tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan

prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berkomitmen meningkatkan

kesejahteraan guru bersertifikat berdasarkan UndangUndang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen. 4

Dalam Pasal 16 ayat (2) peraturan perundang-undangan itu disebutkan

bahwa guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan

lainnya berhak mendapatkan tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu

kali gaji pokok.

Kesejahtraan Sesuai Tugas

Dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab seorang guru, sudah

sepatutnya seorang pimpinan memberikan kesejahteraan kepada guru.

Kesejahteraan guru dimaksudkan agar guru menjadi lebih semangat dalam bekerja

dan terus berupaya meningkatkan kinerjanya.

Jenis-Jenis Kesejahteraan Guru

4
Ariyani Eka,”Jenis jenis kesejahteraan guru”,rikaariyani, 24 Desember 2021,
https://www.rikaariyani.com/2021/12/jenis-jenis-kesejahteraan-guru.html
Berikut macam-macam kesejahteraan yang dapat diberikan oleh

seorang pimpinan kepada guru :

a. Gaji

Gaji adalah salah satu hal yang sangat penting bagi seorang guru,

karena gaji yang diperoleh dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hasibuan menyatakan bahwa “Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara

periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti”. 5

b. Tunjangan Profesi Guru

Salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan guru adalah berupa

tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok bagi

guru yang memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya.

Bagi guru yang bukan PNS, tunjangan profesi dibayar sesuai dengan

jenjang jabatan dan kepangkatannya. Tunjangan profesi tersebut

dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN).

Pemberian tunjangan profesi merupakan bentuk nyata pengakuan

pemerintah kepada profesi guru dan tenaga kependidikan. Bahkan, dapat

dikatakan bahwa kebijakan ini pun merupakan pengakuan tidak langsung

dari masyarakat kepada profesi kependidikan.

Tunjangan profesi diberikan kepada guru yang memiliki persyaratan

sebagai berikut: 1). Memiliki sertifikat pendidik, 2). Memenuhi beban

kerja guru, 3). Terdaftar sebagai guru tetap Berusia paling tinggi 60 tahun, 

4).Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi lain

c. Sistem Kerja yang kondusif

5
Ariyani Eka,”Jenis jenis kesejahteraan guru”,rikaariyani, 24 Desember 2021,
https://www.rikaariyani.com/2021/12/jenis-jenis-kesejahteraan-guru.html
Pemberian sertifikat profesi disertai tunjangan profesi bagi guru

yang telah lulus program sertifikasi guru, akan

meningkatkan motivasi kerja pada diri guru tersebut. Jadi dapat

disimpulkan, bahwa program sertifikasi profesi guru yang diadakan oleh

pemerintah akan berpengaruh terhadap motivasi kerja.6

Pengaruh Iklim Kerja terhadap Motivasi kerja Iklim kerja adalah

kondisi lingkungan kerja yang dirasakan langsung oleh guru dan

diasumsikan dapat berpengaruh terhadap perilaku dan motivasi mereka.

Sedangkan motivasi kerja adalah semangat atau dorongan dalam diri

seseorang guru untuk melakukan kerja guna mencapai tujuan yang dapat

berpengaruh positif dalam mencapai kinerja yang lebih baik.

Sertifikasi Guru : Orientasi Kesejahteraan atau kualitas?

Kualitas kompetensi dan kreatifitas guru harus menjadi prioritas utama

dalam dunia pendidikan, hal ini harus menjadi perhatian bagi pemerintah, sekolah

maupun guru itu sendiri, keberhasilan suatu system pendidikan sangat

berpengaruh pada kualitas sorang guru, mantan Menteri Pendidikan Anies

baswedan mengatakan jika kurikulum berubah belum tentu kualitas pendidikan

meningkat, tapi jika kualitas guru meningkat sudah pasti kualitas pendidikan juga

akan meningkat.

Salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu

kompetensi guru adalah dengan melaksanakan program peningkatan mutu tenaga

kependidikan dengan mengadakan program studi lanjut, pelatihan, sertifikasi dan

6
“Pengaruh Sertifikasi dan Iklim Kerja Terhadap Motivasi Kerja”, Jejak Pendidikan portal
Pendidikan Indonesia, 23 Oktober 2016, http://www.jejakpendidikan.com/2016/10/pengaruh-
sertifikasi-dan-iklim-kerja.html
kegiatan sejenis yang dapat meningkatkan kompetensi guru, bahkan pemerintah

telah membuat kurikulum yang fleksibel. Namun usaha usaha dan program yang

telah dilakukan pemerintah tidak akan mencapai tujuanya jika guru tidak mau

kreatif dan masih menggunakan metode belajar yang monoton.

Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu Pendidikan adalah

dengan melaksanakan program sertifikasi guru, Secara spesifik, manfaat

sertifikasi guru adalah; a) melindungi profesi pendidik dari praktik-praktik yang

tidak kompeten, sehingga merusak citra profesi pendidik; b) melindungi

masyarakat dari praktikpraktik pendidikan yang tidak profesional; c) menjaga

lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan tekanan eksternal

yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku; dan d) menjadi wahana

penjaminan mutu bagi penyelenggara program penyiapan tenaga kependidikan

(PPTK) di perguruan tinggi, dan layanan, serta hasil pendidikan usia dini, dasar

dan menengah.7

Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa

sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru yang dibarengi dengan

peningkatan kesejahteraan guru. Muara akhir ini diharapkan dapat meningkatkan

mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. 8

Bentuk peningkatan kesejahteraan dalam hal ini adalah adanya upaya pemberian

insentif tunjangan profesi guru sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan bagi guru

yang memiliki sertifikat pendidik. Insentif ini berlaku, baik bagi guru yang

berstatus pegawai negeri (PNS) maupun bagi guru yang tidak berstatus pegawai

negeri (swasta). Upaya ini dalam kenyataannya mungkin masih belum sesuai

7
Riyanto, Program Sertifikasi Guru, hlm. 7.
8
Siswanto,”Program sertifkasi guru”,Tadris 3, no 02 (2018)
dengan harapan yang diinginkan oleh semangat sertifikasi. Para guru belum dapat

menunjukkan hasil kerja atau kompetensi dalam melaksanakan kewajiban

profesionalnya.

Hal ini dapat kita pahami bahwa orientasi guru dalam mengikuti sertifikasi

lebih mengarah kepada peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan dari pada

peningkatan kualitas dan kompetensi guru itu sendiri. Padahal tujuan utama

sertifikasi adalah meningkatkan keprofesionalan guru dalam merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan semata-

mata mengedepankan aspek material berupa peningkatan kesejahteraan hidup

melalui insentif tunjangan profesi guru sebesar satu kali gaji pokok.

Penutup
Referensi

Ariyani,Rika. (2021). Jenis jenis Kesejahteraan Guru, diakses 15 November

2022,dari rikaaryanti: https://www.rikaariyani.com/2021/12/jenis-jenis-

kesejahteraan-guru.html

Pane, S. G. (2014). Komitmen Profesi. Wahana Inovasi, 104-106

Siswanto.(2008). Program sertivikasi Guru:Tadris. 2011-221

Tri, Fajar. (2020). Kompetensi guru yang harus dimiliki oleh calon guru,diakses

15 November 2022, dari gurubinar: https://gurubinar.id/blog/4-

kompetensi-guru-yang-wajib-dimiliki-oleh-calon-guru?blog_id=53

(2016). Pengaruh Sertifikasi dan Iklim Kerja Terhadap Motivasi Kerja. diakses 12

November 2022, dari Jejak Pendidikan Portal Pendidikan Indonesia:

http://www.jejakpendidikan.com/2016/10/pengaruh-sertifikasi-dan-iklim-

kerja.html.

Anda mungkin juga menyukai