Anda di halaman 1dari 4

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 teori belajar dan pembelajaran, memahami

tahun 2005 pasal 8, kompetensi guru meliputi landasan pendidikan, menentukan strategi
kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, pembelajaran didasarkan dari karakteristik
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang peserta didik, materi ajar, kompetensi yang ingin
akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi. dicapai, serta menyusun rancangan
pembelajaran.
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi guru yang pertama adalah kompetensi  Melaksanakan pembelajaran. Seorang guru
kepribadian. Kompetensi kepribadian adalah harus dapat menata latar pembelajaran serta
kemampuan personal yang dapat mencerminkan melaksanakan pembelajaran secara kondusif.
kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa,
 Merancang dan mengevaluasi pembelajaran.
mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi
Guru harus mampu merancang dan
teladan yang baik bagi peserta didik.
mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta
Kompetensi kepribadian dibagi menjadi beberapa didik secara berkesinambungan dengan
bagian, meliputi: menggunakan metode, melakukan analisis
evaluasi proses dan hasil belajar agar dapat
 Kepribadian yang stabil dan mantap. Seorang
menentukan tingkat ketuntasan belajar peserta
guru harus bertindak sesuai dengan norma-
didik, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk
norma sosial yang berlaku di masyarakat,
memperbaiki program pembelajaran.
bangga menjadi seorang guru, serta konsisten
dalam bertindak sesuai dengan norma yang  Mengembangkan peserta didik sebagai
berlaku. aktualisasi berbagai potensi peserta didik.
Seorang guru mampu memberikan fasilitas
 Kepribadian yang dewasa. Seorang guru harus
untuk peserta didik agar dapat mengembangkan
menampilkan sifat mandiri dalam melakukan
potensi akademik dan nonakademik yang
tindakan sebagai seorang pendidik dan memiliki
mereka miliki.
etos kerja yang tinggi sebagai guru.
3. Kompetensi Sosial
 Kepribadian yang arif. Seorang pendidik harus
Kompetensi guru selanjutnya adalah kompetensi sosial.
menampilkan tindakan berdasarkan manfaat
Kompetensi sosial yaitu kemampuan yang dimiliki oleh
bagi peserta didik, sekolah dan juga masyarakat
seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan
serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir
tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta
dan melakukan tindakan.
didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.
 Kepribadian yang berwibawa. Seorang guru
Kompetensi sosial meliputi:
harus mempunyai perilaku yang dapat
memberikan pengaruh positif dan disegani oleh  Memiliki sikap inklusif, bertindak obyektif, dan
peserta didik. tidak melakukan diskriminasi terhadap agama,
jenis kelamin, kondisi fisik, ras, latar belakang
 Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan.
keluarga, dan status sosial
Seorang guru harus bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku (iman dan taqwa, jujur,  Guru harus dapat berkomunikasi secara santun,
ikhlas, suka menolong) dan dapat diteladani oleh empatik, dan efektif terhadap sesama guru,
peserta didik. tenaga kependidikan, orang tua, serta
masyarakat sekitar
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru  Guru dapat melakukan adaptasi di tempat
dalam memahami peserta didik, perancangan dan bertugas di berbagai wilayah Indonesia yang
pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, beragam kebudayaannya
dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk
 Guru mampu melakukan komunikasi secara
mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
lisan dan tulisan.
Kompetensi pedagogik dibagi menjadi beberapa bagian,
4. Kompetensi Profesional
diantaranya sebagai berikut:
Kompetensi guru yang terakhir adalah kompetensi
 Dapat memahami peserta didik dengan lebih profesional. Kompetensi profesional yaitu penguasaan
mendalam. Dalam hal ini, seorang guru harus terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan
memahami peserta didik dengan cara mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang
perkembangan kognitif, dan mengidentifikasi menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur
bekal untuk mengajar peserta didik. serta metodologi keilmuannya.
 Melakukan rancangan pembelajaran. Guru harus Kompetensi profesional meliputi:
memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran, seperti menerapkan
 Penguasaan terhadap materi, konsep, struktur untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,
dan pola pikir keilmuan yang dapat mendukung sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
pembelajaran yang dikuasai
Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar
 Penguasaan terhadap standar kompetensi dan
kompetensi dasar setiap mata pelajaran atau
bidang yang dikuasai Mengapa Kurikulum Merdeka ini diterapkan untuk
mengganti kurikulum yang sebelumnya? Terdapat
 Melakukan pengembangan materi pembelajaran beberapa tujuan yang ingin dicapai pemerintah melalui
yang dikuasai dengan kreatif penerapan kurikulum ini, di antaranya yaitu:
 Melakukan pengembangan profesionalitas
secara berkelanjutan dengan melakukan 1. Membuat sekolah dan pemerintah daerah
tindakan yang reflektif memiliki otoritas untuk mengelola sendiri
pendidikan yang sesuai dengan kondisi di
 Menggunakan teknologi dalam berkomunikasi daerahnya masing-masing
dan melakukan pengembangan diri. 2. Membentuk SDM yang berkualitas unggul dan
Menurut Sudarmanto (2009:45), kompetensi adalah berdaya saing tinggi
atribut untuk meletakkan sumber daya manusia yang 3. Menyiapkan bangsa untuk menghadapi
memiliki kualitas baik dan unggul. Atribut tersebut tantangan global era revolusi 4.0
meliputi keterampilan, pengetahuan, dan keahlian atau 4. Menguatkan pendidikan karakter melalui Profil
karakteristik tertentu. Pelajar Pancasila
5. Menjadi kurikulum baru yang sejalan dengan
tuntutan pendidikan abad ke-21
6. Meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
secara keseluruhan
Apa itu Standar Pendidikan Nasional? Latar Belakang Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka Belajar dilatarbelakangi oleh
Standar Pendidikan Nasional adalah seperangkat adanya hasil Programme for International Student
kriteria, pedoman, dan indikator yang ditetapkan oleh Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70%
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi
Tahun 2022 untuk memastikan kualitas pendidikan di minimum dalam memahami bacaan sederhana atau
Indonesia. Standar ini mencakup berbagai aspek penting menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini
dalam pendidikan, termasuk kurikulum, penilaian, guru, tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-
sarana dan prasarana, serta manajemen pendidikan. 15 tahun terakhir. Selain itu, terdapat kesenjangan besar
antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam
hal kualitas belajar yang diperparah dengan adanya
Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk
pandemi COVID-19.
menciptakan keseragaman mutu pendidikan di seluruh
Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud Ristek
sekolah di Indonesia. Dengan adanya standar ini,
melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi
diharapkan setiap peserta didik mendapatkan pendidikan
khusus yang kemudian disebut sebagai Kurikulum
yang setara dan berkualitas, tanpa memandang lokasi
Darurat. Kurikulum ini diterapkan untuk memitigasi
ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa
Pengertian Kurikulum Merdeka Belajar pandemi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang
menggunakan Kurikulum Darurat menunjukkan bahwa
Seperti dijelaskan pada situs resmi Kemendikbud Ristek, penggunaan kurikulum tersebut dapat mengurangi
Kurikulum Merdeka atau sering disebut juga dengan dampak pandemi sebesar 73% untuk literasi dan 86%
Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan untuk numerasi. Efektivitas Kurikulum Darurat ini
pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana semakin menunjukkan bahwa perubahan kurikulum
konten yang disajikan kepada siswa akan lebih optimal penting untuk dilakukan secara lebih komprehensif.
dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki cukup Maka dari itu, disusunlah Kurikulum Merdeka sebagai
waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan
kompetensi. kurikulum sebelumnya.
Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar
Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan
untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga
Terdapat tiga prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
Belajar, yakni sebagai berikut:
belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka
menggunakan basis projek untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila. Projek ini 1. Pembelajaran Intrakurikuler
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tidak diarahkan Pembelajaran ini dilakukan secara terdiferensiasi
sehingga siswa dapat mendalami konsep sesuai waktu
yang dibutuhkan dan guru dapat memilih perangkat ajar 1. Asesmen Diagnostik
sesuai karakteristik siswanya.
Tahap pertama yaitu guru melakukan asesmen
2. Pembelajaran Kokurikuler diagnostik yang merupakan asesmen awal untuk
mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan,
Pembelajaran ini berupa projek penguatan Profil Pelajar perkembangan, serta pencapaian dari pembelajaran.
Pancasila yang berfokus pada pengembangan karakter Asesmen ini umumnya dilaksanakan pada awal tahun
dan kompetensi umum siswa. pembelajaran, kemudian hasil asesmen akan digunakan
sebagai dasar dalam menentukan perencanaan yang
3. Pembelajaran Ekstrakurikuler lebih lanjut.

Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan minat yang 2. Perencanaan


dimiliki siswa serta sumber daya yang dimiliki satuan
pendidik. Tahap kedua, yaitu guru menyusun perencanaan
mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan
Struktur Kurikulum Merdeka Belajar selama periode tahun ajar sesuai dengan hasil asesmen
Secara umum, struktur Kurikulum Merdeka Belajar diagnostik. Selain itu, guru juga bisa mengelompokkan
didasari oleh tiga hal, yaitu berbasis kompetensi, siswa berdasarkan tingkat kemampuan mereka supaya
pembelajaran yang fleksibel, serta karakter Pancasila. pembelajaran dapat lebih tepat sasaran.
Selain itu, terdapat pula beberapa prinsip lain yang
digunakan untuk pengembangan struktur Kurikulum 3. Pembelajaran
Merdeka, yaitu sebagai berikut:
Setelah dilakukan asesmen dan perencanaan, maka tahap
1. Struktur Minimum terakhir yaitu pembelajaran. Selama masa pembelajaran,
guru tidak hanya akan melaksanakan sesuai
Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh perencanaan, namun juga melakukan asesmen formatif
pemerintah pusat. Namun, satuan atau instansi secara berkala. Hal ini bertujuan agar guru bisa
pendidikan dapat mengembangkan program dan mengetahui seperti apa progress pembelajaran siswa dan
kegiatan sesuai dengan visi, misi, serta sumber daya menyesuaikan metode pembelajaran jika diperlukan.
yang dimiliki oleh masing-masing instansi. Pada akhir proses pembelajaran, guru dapat melakukan
asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian
2. Otonomi tujuan pembelajaran.
Pengertian KKM
Kurikulum Merdeka Belajar memberi hak otonomi pada
satuan pendidikan serta guru untuk merancang proses Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria
dan materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual. ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan, yang mengacu kepada standar kompetensi
3. Sederhana lulusan dalam menetapkan SKL harus merumuskan
bersama tenaga pendidikan.
Struktur Kurikulum Merdeka Belajar dibuat sederhana,
artinya perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat Merumuskan KKM harus memperhatikan 3 aspek :
seminimal mungkin, namun tetap signifikan. Tujuan, 1. Aspek Karakteristik Peserta Didik (Intake)
arah perubahan, dan rancangannya pun dibuat dengan 2. Aspek Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
jelas agar mudah dipahami dan diterapkan.
3. Aspek Kemampuan daya pendukung (berorientasi
4. Gotong Royong pada sumber belajar)

Pengembangan kurikulum ini merupakan hasil Rambu – Rambu


kolaborasi dan gotong royong dari puluhan institusi, di
antaranya yaitu Kementerian Agama, universitas, 1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran oleh
sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya. Selain itu, satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah
untuk implementasinya pun juga didasarkan pada asas guru mapel di satuan pendidikan
gotong royong karena satuan sekolah atau guru tidak
bisa menerapkan kurikulum ini sendiri, namun harus 2. Ketuntasan Belajar setiap indikator yang telah
bekerja sama dengan pihak lainnya yang terlibat, ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar
termasuk siswa dan orang tua. antara 0 – 100%.
3. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Implementasi isi kurikulum ini dapat dilaksanakan dengan rentang 0 – 100
melalui tiga tahapan sebagai berikut:
4. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai 2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok
ketuntasan belajar maksimal, dan berupaya secara guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah
bertahap meningkatkan untuk mencapai ketuntasan untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan
maksimal penilaian
5. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil 3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-
Belajar Peserta didik pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik,
Fungsi KKM orang tua, dan dinas pendidikan
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai 4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil
kompetensi peserta didik sesuai KD mata pelajaran penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta
yang diikuti. didik
2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan
silabus.web.id diri mengikuti penilaian mata Perumusan KKM setidaknya dengan memperhatikan
pelajaran. 3 (tiga) aspek: karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi
3. Dapat digunakan sebagai bagian komponen dalam atau kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan
melakukan evaluasi program pembelajaran yang (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.
dilaksanakan di sekolah.
4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik 1. Karakteristik Peserta Didik (Intake)
dengan peserta didik dan satuan pendidikan dengan
Karakteristik peserta didik (intake) dapat terdeteksi
masyarakat. dengan memperhatikan kualitas peserta didik yang
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam dapat diidentifikasi dari hasil tes awal, nilai rapor,
pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. atau hasil ujian jenjang sebelumnya. Data
karakteristik peserta didik bagi peserta didik baru
Mekanisme Penetapan KKM kelas 1 SD dapat melalui hasil tes awal satuan
Prinsip Penetapan KKM pendidikan.
1. Dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan Sedangkan data karakteristik peserta didik baru
kelas VII SMP dapat melihat dari rerata nilai rapor
memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan SD, nilai Ujian Sekolah SD, dan hasil seleksi masuk
intake peserta didik peserta didik baru di jenjang SMP.
2. KKM Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata
dari KKM indikator yang terdapat dalam 2. Karakteristik Mata Pelajaran (Kompleksitas)
Kompetensi Dasar tersebut
Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran.
Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompleksitas mata pelajaran dapat ditetapkan antara
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK lain melalui expert judgment guru mata pelajaran
melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran
tersebut (MGMP) tingkat sekolah.
4. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran
merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang Penetapan tingkat kompleksitas mata pelajaran
terdapat dalam satu semester atau satu tahun adalah dengan memperhatikan hasil analisis jumlah
KD, kedalaman KD, keluasan KD, dan perlu
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan tidaknya pengetahuan prasyarat.
Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik
5. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar 3. Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan
minimal Kondisi satuan pendidikan atau daya dukung, antara
lain meliputi :
Langkah Langkah Penetapan KKM a. kompetensi pendidik;
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata b. jumlah peserta didik dalam satu kelas;
pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek c. predikat akreditasi sekolah; dan
d. kelayakan sarana prasarana sekolah
kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan
intake silabus.web.id peserta didik dengan skema
sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai