Anda di halaman 1dari 7

A.

Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Salah satu karakteristik kurikulum
2013 dalam sudut pandang BK adalah adanya pembagian tiga arah peminatan, yaitu
peminatan kelompok mata pelajaran, lintas minat, dan pendalaman minat. Untuk itulah
perlu adanya pelayanan peminatan akademik yang diberikan guru BK kepada siswa dalam
memilih dan menetukan kelompok peminatan yang akan dijalaninya di sekolah.
Karakteristik kurikulum 2013 ialah dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
belajar berdasarkan minat mereka. Bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara
kolaboratif, dalam hal-hal berikut:
1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus
bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang
memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Bimbingan dan konseling harus
meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan
belajar yang mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan
lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
a) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan dan
konseling dalam pembelajaran,
b) melakukan asesmen potensi peserta didik,
c) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar
d) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik.

2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas


Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan
fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru
bimbingan dan konseling/konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam
bentuk:
a. memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik
b. merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan kebutuhan
peserta didik
c. membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup
menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang
berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai lingkungan
belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru bimbingan dan konseling/konselor dengan
guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara
lain:
a. kolaborasi dengan orang tua/keluarga,
b. kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan,
c. “intervensi” terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu
perkembangan peserta didik (Prayitno, 1994).

Fungsi BK di Sekolah
Bimbingan dan penyuluhan di sekolah ini sudah memenuhi fungsi sebagaimana
mestinya, karena guru BK di sekolah ini sudah menerapkan kelima fungsi BK. Yaitu,
 fungsi pemahaman
 Fungsi pencegahan
 Fungsi pengentasan,
 Fungsi pemeliharaan,
 fungsi pengembangan,
B. Pelaksanaan Layanan Peminatan di Satuan Pendidikan
Dalam implementasi kurikulum 2013, peminatan peserta didik merupakan upaya
advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik agar secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara .
Upaya mengoptimalkan potensi peserta didik tersebut menuntut adanya kolaborasi
yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali kelas, guru BK/Konselor atau
konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman
materi yang dilakukan guru mata pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata
pelajaran. PP No. 32 tahun 2013, Pasal 77B ayat (7).
Aspek arah peminatan
Untuk setiap tingkat arah peminatan digunakan lima aspek pokok sebagai dasar
pertimbangan bagi arah peminatan yang akan ditempuh. Kelima aspek tersebut secara
langsung mengacu kepada beberapa karakteristik pribadi siswa dan lingkungannya,
kondisi sekolah dan kondisi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa
yang bersangkutan, yaitu :
1. Bakat, minat, yang dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur dengan tes bakat
dan/atau inventori tentang bakat/ minat.
2. Kemampuan dasar umum (kecerdasan), yaitu kemampuan dasar yang biasanya diukur
dengan tes intelegensi.
3. Kondisi dan kurikulum yang memuat mata pelajaran dan/atau praktik/latihan yang dapat
diambil/didalami siswa atas dasar pilihan yang dilaksanakan.
4. Prestasi hasil belajar.
5. Ketersediaan fasilitas sekolah/madrasah
6. Dorongan moral dan finansial

Langkah pokok pelayanan arah peminatan siswa


Pelayanan arah peminatan dimulai sejak siswa menyadari bahwa ia
berkesempatan memilih jenis sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah karir
dan/atau studi lanjutan. Langkah yang dapat ditempuh yaitu :
1. Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk peminatan peserta didik
tersebut dapat digunakan teknik tes maupun teknik nontes. Teknik nontes yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data meliputi teknik-teknik Dokumentasi, Angket,
Wawancara, Observasi.
2. Layanan informasi arah peminatan
Informasi tentang peminatan peserta didik dilakukan saat pertama kali masuk
sekolah. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui
kunjungan ke sekolah/ madrasah dan/atau lembaga kerja yang dapat menjadi arah
peminatan/ pilihan siswa.
2. Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi siswa dengan
syarat-syarat atau tuntutan mata pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah
pengembangan karir, kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama
dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan.

3. Penyesuaian
Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan yang tepat bagi siswa dan
orang lain yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi
siswa tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi
maka perlu dilakukan peninjauan kembali melalui layanan konseling perorangan baik
terhadap siswa dan/ataupun orang tuanya. Demikian, langkah keempat dilaksanakan
seoptimal mungkin demi kesuksesan studi siswa.
4. Monitoring dan Tindak Lanjut
Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format yang
diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah dan akhir/awal semester,
yang isian format itu kemudian mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara
tepat.

Pelayanan Peminatan Menyeluruh


Pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme pelayanan arah peminatan siswa
adalah sebagaimana terlihat pada bagan berikut, yaitu kepala sekolah, guru bk atau
konselor , guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dan siswa yang bersangkutan.
Peranan masing-masing adalah:
a. Kepala Sekolah (Satuan Pendidikan) :
1) Mendorong dan memfasilitasi kepada guru BK atau konselor, guru mata
pelajaran, dan wali kelas untuk berpartisipasi/berperan dalam upaya pelayanan arah
peminatan siswa.
2) Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi dan memperoleh
informasi tentang program pendidikan yang ada di sekolah/madrasah, adanya
proses pilihan, serta upaya pengembangan program pendidikan sesuai dengan
bakat/minat/kecenderungan siswa.
b. Guru BK atau Konselor :
a. Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan/atau wali kelas untuk tersedianya
secara lengkap nilai-nilai hasil belajar siswa yang akan diperhitungkan sebagai
salah satu aspek arah peminatan siswa.
b. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi da memperoleh
informasi tentang pilihan mata pelajaran, arah pekerjaan/karir, dan pendidikan
lanjutan (peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan) yang dapat dipilih
oleh siswa mengacu pada bakat/ minat/ kecenderungan siswa, serta materi,
prosedur, dan mekanisme pelayanan arah peminatan siswa.
c. Menyelenggarakan instrumentasi dan mengolah data tentang aspek-aspek arah
peminatan serta mempertimbangkan peng-gunaan hasil-hasilnya.
d. Berkonsultasi dengan Kepala Sekola tentang keseluruhan upaya pelayanan arah
peminatan siswa serta hasil-hasilnya.
c. Orang Tua :
a. Berusaha memperoleh informasi dan berkonsultasi tentang
bakat/minat/kecenderungan siswa serta kemungkinan kecocokan dengan aspek-aspek
pilihan yang ada pada program pendidikan yang dijalani siswa, baik dari Kepala
Sekolah maupun dari Guru BK atau Konselor
b. Memberikan dorongan dan fasilitas yang memadai searah dengan pilihan siswa dalam
menjalani pendidikannya .
d. Siswa
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan instrumentasi, pengumpulan data tentang diri
pribadi siswa oleh Guru BK atau Konselor.
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelayanan arah peminatan yang menyangkut
pilihan mata pelajaran, pilihan pekerjaan/karir, dan pilihan pendidikan lanjutan
yang diselenggarakan oleh Guru BK atau Konselor, Guru Mata Pelajaran dan
Wali Kelas.
c. Berkonsultasi dengan orang tua tentang berbagai aspek pilihan yang perlu dilakukan
d. Menjalani hasil pelayanan arah peminatan dengan sebaik-baiknya dan setiap
kali berkonsultasi dengan Guru BK atau Konselor (Hasyim, 2010).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peminatan peserta didik yang difasilitasi oleh bimbingan dan konseling tidak berakhir
pada penetapan pilihan dan keputusan bidang keahlian yang dipilih peserta didik, melainkan
harus diikuti layanan pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas,
dan penyiapan lingkungan perkembangan belajar yang mendukung. Untuk itu, bimbingan
dan konseling berperan secara kolaboratif dalam hal implementasi menguatkan
pembelajaran yang mendidik, memfasilitasi advokasi dan aksesibilitas, dan
menyelenggarakan fungsi outreach.
Peminatan peserta didik merupakan upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan
peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilih kelompok
mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama mengikuti pembelajaran di
sekolah.
B. Saran
Bimbingan dan Konseling diharapkan mampu untuk membantu siswa dalam
implementasi menguatkan pembelajaran yang mendidik, memfasilitasi advokasi dan
aksesibilitas, dan menyelenggarakan fungsi outreach. Peminatan peserta didik harus
dikelola dengan baik agar peserta didik dapat menentukan pilihan yang sesuai dan
kemungkinan berhasil dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai