Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING

DI SMA MA’ARIF 1 SUKATANI

( Periode 2018-2019 )

Disusun oleh : Najihturrahmah, S.Pd.I


( Koordinator GURU BK SMA MA’ARIF 1 SUKATANI )

SMA MA’ARIF 1 SUKATANI


LAMPUNG SELATAN
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran ( Latar Belakang )

Bimbingan dan Konseling merupakan bagian intergral dari pendidikan (sekolah).


Oleh sebab itu, tidak dapat dipisahkan antara komponen yang satu dengan komponen yang
lain. Agar pelaksanaan bimbingan dan konseling berfungsi secara efektif dan efisien, maka
perlu disusun program operasional bagi pelaksanaannya di sekolah.

Tujuan perkembangan optimal tiap peserta didik di sekolah di antaranya melalui tiga
hal, yaitu :

1. Manajemen dan kepemimpinan


2. Pembelajaran dan bidang studi
3. Bimbingan dan Konseling yang memandirikan dan dalamnya berdasar pada
Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi layanan bimbingan dan konseling dan
Permendikbud No 65 tahun 2013 sebagai bagian atas kurikulum :
a. Kelompok mata pelajaran
b. Muatan lokal dan materi pengembangan diri

Penyusunan program Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA MA’ARIF 1


Sukatani dimulai asesmen lingkungan di antaranya :

1. Unggul dalam prestasi


a. Prestasi dalam tenaga kependidikan ( kualifikasi S-1 )
b. Prestasi dalam PBM
c. Prestasi dalam manajemen sekolah
d. Prestasi hasil pembelajaran
2. Pelopor pembaharu pendidikan
a. Pembaharuan pendidikan melalui pelaksanaan program unggulan
b. Pembaharuan pendidikan melalui antisipasi perkembangan IPTEK dalam dunia
pendidikan
Sedangkan asesmen kebutuhan dan masalah peserta didik berkenaan dengan
perkembangan prestasi sekolah, akademik dan karir . Untuk mencapai perkembangan potensi
peserta didik, seluruh personil sekolah mempunyai tugas pokok dan tugas masing-masing.

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional


2. Peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
3. Peraturan pemerintah Diknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi
4. Peraturan pemerintah Nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 tahun 2008 tentang Satandar
Kompetensi Konselor.
6. Permendikbud No. 65 tahun 2013 tetang Standar Proses.
7. Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum SMA.
8. Permendikbud No. 81 a. Implementasi Kurikulum 2013
9. Keputusan Pengurus Besar ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia)
No. 009 tahun 2006 tentang Penetapan AD dan ART
10. Rapat guru tanggal 15 Juli 2018

C. Visi dan Misi

1. Visi SMA MA’ARIF 1 Sukatani

Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul, Menghasilkan Sumber Daya


Manusia yang Berkualitas Secara Intelektual, Spiritual, Emosional, Sosial dan Moral

2. Misi
1. Menigkatkan Proses Pembelajaran
2. Meningkatkan Menejemen Pendidikan yang Berkualitas
3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang Representative
4. Menggali Potensi yang Ada
3. Tujuan
1. Menjadikan Sekolah Sebagai Tempat Beribadah Kepada Allah Swt
2. Membentuk Generasi Muslim yang Ikhlas, Berpotensi dan berkualitas baik
3. Membentuk Generasi Muslim yang Menjiwai Ukhuwah Islamiyah
4. Meningkatkan Kelancaran Proses Belajar dengan Sarana dan Prasarana yang
Mendukung

D. Visi , Misi dan Tujuan Pelayanan Bimbingan dan konseling SMA MA’ARIF 1
Sukatani.

1. Visi BK adalah terwujudnya seluruh peserta didik yang bahagia untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan dimasa yang akan datang.
2. Misi BK adalah memfasilitasi seluruh peserta didik untuk memperoleh dan menguasai
kompetensi di bidang akademik, pribadi social, karir berlandaskan pada tata kehidupan
normatif dan ketaqwaan kepada Alloh SWT.

Tujuan pelayanan bimbingan SMA MA’ARIF 1 SUKATANI adalah agar konseli dapat:

a. Merencanakan kegiatan peyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya


dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, serta lingkungan kerja.
d. Pengentasan masalah yang dihadapi peserta didik dalam bidang pribadi-social,
belajar, dan karier. (Rambu-rambu penyelenggaraan BK 2007 h. 197).

E. Komponen Program

1. Komponen pelayanan dasar


2. Komponen pelayanan responsip
3. Komponen perencanaan individual
4. Komponen dukungan sistem (manajemen)
1) Komponen pelayanan dasar yaitu konselor melakukan kontak langsung dengan para
peserta didik di kelas. Secara terjadwal konselor memberikan pelayanan bimbingan
kepada peserta didik. Adapun uraian jadwal kegiatan tersebut ada pada kegiatan
tahunan, semester, bulanan dan mingguan (terlampir)
2) Pelayanan responsip

Pelayanan responsip dapat dilakukan melalui :

a) Konseling individual dan kelompok yaitu membantu peserta didik yang


mengalami kesulitan, hambatan dalam memncapai tugas-tugas perkembangannya.
Peserta didik untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, pencarian
alternative masalah dan pengambilan keputusan yang paling tepat, arif dan
bijaksana. Format terlampir
b) Referal (rujukan atau alih tangan), Apabila konselor kurang memiliki kemampuan
menangani masalah, sebaiknya konselor mengalihtangankan kepada pihak yang
lebih berwenang seperti masalah depresi, kriminalitas, kecanduan narkoba dan
penyakit kronis
c) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas dalam rangka memperoleh
informasi dengan peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran dan pribadinya)
untuk membantu memecahkan masalah peserta didik
d) Kolaborasi dengan orang tua peserta didik dengan cara mengundang para orang
tua untuk datang ke sekolah atau memberikan informasi kepada orang tua (melalui
surat) dan orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke
sekolah
e) Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah yaitu berkaitan dengan
upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur masyarakat yang
dipandang relevan guna dan peningkatan mutu pelayanan BK, yaitu pemerintah,
swasta, organisasi profesi, MGHMP BK, depnaker atau para ahli yang terkait
f) Konselor menerima pelayanan konsultasi guru, orang tua, atau pihak pimpinan
sekolah yang terkait dalam upaya membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada siswa, menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan peserta didik, melakukan refeal dan meningkatkan kualitas
BK
g) Bimbingan teman sebaya (peer guidance/ peer fasilitation) yang dilakukan oleh
siswa terhadap siswa lainnya
h) Konferensi kasus, untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu pertemuan
yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya masalah siswa dan pertemuan ini bersifat
tertutup dan terbatas
i) Kunjungan rumah untuk memperoleh data / keterangan tentang siswa tertentu
dalam upaya untuk menuntaskan masalah

3) Perencanaan Individual

Guru BK membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan


informasi terutama aspek pribadi, sosial akademik dan karir sehingga akan memiliki
pemahaman dan penerimaan dirinya secara positif dan konstruktif

4) Dukungan Sistem

a. Pengembangan profesi

Guru BK secara terus menerus berusaha untuk “meng-up date” pengetahuan dan
keterampilan melalui : in-service training, aktif dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan
ilmiah, melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi

b. Manajemen program

Program pelayanan BK akan tercipta, terselenggara dan tercapai pabila memiliki sesuatu
sistem manajemen yang bermutu yaitu dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah
BAB II

PENGELOLAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

SMA MA’ARIF 1 SUKATANI

A. ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Organisasi Bimbingan dan Konseling di SMA MA’ARIF 1 Sukatani diselenggarakan oleh


suatu organisasi dengan guru pembimbing/ konselor sebagai pelaksana utama. Dalam
organisasi tersebut selain ada guru pembimbing / konselor, guru mata pelajaran / praktik, wali
kelas dan staf administrasi yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri.

Dalam pengelolaan Bimbingan dan Konseling, kegiatan pengawasan secara khusus


diselenggrakan oleh Pengawas Sekolah bidang Bimbingan dan Konseling.

STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING SMA MA’ARIF 1 SUKATANI

Tenaga Ahli

Instansi Lain

KEPALA SEKOLAH

WAKASEK

Tata Usaha

KOMITE
SEKOLAH

Wali Kelas /
Guru Pembimbing Guru Bid.Studi
Guru Pembina

S I S W A
Keterangan :

1. Unsur Kantor Dinas Pendidikan

Adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap


penyelenggaraan, pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

2. Kepala Sekolah
Adalah penanggungjawab bidang pendidikan di sekolah secara keseluruhan termasuk
pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

3. Wakil Kepala Sekolah

Adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola bidang
kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana dan bidang humas dalam penyelenggaraan
manajemen sekolah. Wakasek bertanggungjawab membantu kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling sesuai bidangnya masing-masing.

4. Guru Pembimbing / Konselor

Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah.

5. Koordinator Bimbingan dan Konseling

Adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.

6. Wali Kelas / Guru Pembina Kegiatan

Adalah guru Pembina yang diberi tugas khusus di samping mengajar untuk membina satu
kelas/ mengelola suatu kegiatan tertentu dan bertanggungjawab membantu kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

7. Guru Mata Pelajaran / Pelatih

Adalah pelaksana pembelajaran/ pelatihan yang bertanggungjawab memberikan informasi


tentang sisiwa untuk kepentingan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
8. Siswa

Adalah peserta didik yang berhak menerima pelayanan pembelajaran, pelatihan dan
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

9. Tata Usaha

Adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi ke-tata usaha-an


sekolah dan pelaksanaan administrasi Bimbingan dan Konseling di sekolah.

10. Pengawas Sekolah Bidang Bimbingan dan Konseling

Adalah pejabat fungsional yang bertugas menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan


terhadap pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

11. Komite di Sekolah

Adalah badan yang secara khusus dibentuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan
pengembangan sekolah.

B. PERSONIL PELAKSANA PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Personil pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA MA’ARIF 1 Sukatani


adalah segenap unsure yang terkait di dalam Organigram Pelayanan Bimbingan Konseling.
Dengan koordinator dan guru pembimbing/konselor sebagai pelaksana utama. Adapun tugas
pokok dan fungsi masing-masing unsure tersebut adalah :

PERSONIL PELAKSANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

DI SMA MA’ARIF 1 SUKATANI

No. Nama Jabatan Uraian Tugas


1. Fahrul Ulum, S.Pd.I, Kepala 1. Mengkoordinir seluruh kegiatan sekolah
M.Pd.I Sekolah 2. Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan
konseling
3. Melakukan pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling
5. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan
pada saat pengawasan oleh pengawas Sekolah
bidang bimbingan dan konseling
2. Sartini, S.Pd Wakil kepala Membantu kepala sekolah dalam bidang pelaksanaan
sekolah tugas-tugas kepala sekolah sesuai dengan bidangnya
masing-masing termasuk tugas pelaksanaan
pelayanan Bimbingan dan Konseling
3. Najihaturrahmah, Koordinator 1. Mengkoordinir para guru pembimbing dalam :
S.Pd.I Bimbingan a) Pemasyarakatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling Konseling kepada warga sekolah, orang tua
dan masyarakat
b) Menyusun program Bimbingan dan Konseling
c) Melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling
d) Mengadministrasikan program dan konseling
e) Menilai hasil pelaksanaan program bimbingan
dan konseling
f) Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan
bimbingan dan konseling
g) Memberikan tindak lanjut pada hasil penilaian
bimbingan dan konseling
h) Mengadministrasikan kegiatan pengembangan
diri
2. Mengusulkan kelengkapan sarana prasarana
kepada kepala sekolah
3. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan
kepada kepala sekolah
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan
sekolah.
4. 1) Amiruddin Guru a) Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan
2) Ageng Novika pembimbing/ Konseling
Sari, A.Md konselor b) Merencanakan program Bimbingan dan
3) Ebit Santibi Konseling
4) Katijo, S.Pd c) Melaksanakan segenap layanan Bimbingan dan
5) Sidiq, S.Pd Konseling
d) Melaksanakan kegiatan pendukung program
Bimbingan dan Konseling
e) Menilai proses, hasil pelayanan program
Bimbingan dan Konseling
f) Menganalisis hasil penilaian pelayanan Bimbingan
dan Konseling
g) Melaksanakan tindak lanjut atas dasar hasil
penilaian layanan bimbingan dan konseling
h) Mengadministrasikan layanandan kegiatan
pendukung Bimbingan dan Koseling
i) Mengadministrasikan kegiatan pengembangan diri
siswa asuhnya
j) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya
kepada koordinator Bimbingan dan Konseling
k) Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pengawasan oleh pengawas
sekolah bidang Bimbingan dan Konseling
5. Wali Kelas Pembimbing a) Membantu guru pembimbing dalam
Kelas melaksanakan tugas khususnya di kelas yang
menjadi tanggungjawabnya
b) Memberi kesempatan dan kemudahan kepada
siswa dalam mengikuti dan menjalani pelayanan
bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya
c) Membantu guru mata pelajaran melaksanakan
perannya dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling, khususnya di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya
d) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus
Bimbingan dan Konseling seperti konferensi
kasus
e) Mereferal siswa yang memerlukan layanan
Bimbingan dan Konseling kepada guru
pembimbing
6. Guru-guru/ Pelatih Guru Mata a) Membantu memasyarakatkan layanan program
Pelajaran Bimbingan dan Konseling kepada siswa
b) Membantu guru pembimbing/ konselor
mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan dan pengumpulan data tentang siswa-
siswa tersebut
c) Mereferal siswa yang memerlukan layanan
bimbingan ke guru pembimbingnya
d) Menerima referal dari guru pembimbing bagi
siswa yang memerlukan pelayanan pengajaran
khusus
e) Membantu mengembangkan suasana kelas,
hubungan guru-siswa dan hubungan antar siswa
yang kondusif terhadap pelaksanaan layanan
Bimbingan dan Konseling
f) Memberikan kesempatan dan kemnudahan kepada
siswa yang memerlukan layanan bimbingan agar
pelayanan terlaksana dengan baik
g) Berpartisipasi dalam penanganan siswa yang
diperlukan dalam pelayanan Bimbingan dan
Konseling, seperti konferensi kasus
h) Membantu mengumpulkan informasi yang
diperlukan dalam rangka penilaian Bimbingan
dan Konseling serta upaya tindak lanjutnya
C. MEKANISME KERJA GURU MATA PELAJARAN, WALI KELAS, GURU
PEMBIMBING DAN KEPALA SEKOLAH

1. Guru Mata Pelajaran

Membantu memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi daftar nilai siswa,
observasi dan catatan anekdot.

2. Wali Kelas

Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah, juga membantu mengkoordinir informasi dan
kelengkapan data yang meliputi : daftar nilai, angket siswa, observasi, catatan anekdot,
laporan observasi siswa, catatan home visit, catatan wawancara dan laporan kegiatan
pengembangan diri.

3. Guru Pembimbing / Konselor

Disamping memberikan tugas layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa juga sebagai
sumber data yang meliputi : data perkembangan akademis dan non akademis siswa, catatan
konseling, data psikotes, catatan konferensi kasus, catatan kasus dan catatan pribadi siswa.

4. Kepala Sekolah

Sebagai penanggungjawab pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah, kepala sekolah


perlu mengetahui dan memeriksasemua kegiatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran,
wali kelas, guru pembimbing/ konselor dalam kaitannya dengan layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah.

D. POLA PENANGANAN SISWA

Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Pola tindakan terhadap siswa yang menghadapi masalah di SMA
MA’ARIF 1 SUKATANIadalah sebagai berikut :
MEKANISME PENANGANAN SISWA BERMASALAH DI SEKOLAH

Tenaga Ahli/ Kepala Sekolah


Instansi Lain

Guru Wali Kelas Guru BK

S I S W A

E. BEBAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Beban Tugas Konselor

Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kepala BAKKN Nomor 0433/P/1992, dan Nomor 25 tahun 1993 diharapkan bahwa setiap
sekolah mempunyai guru yang bertugas melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling
dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Guru pembimbing memiliki beban tugas minimal 150 siswa asuh dan maksimal 225
siswa.
b. Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing memiliki beban tugas minimal 40
siswa asuh.
c. Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing memiliki beban tugas
minimal 80 siswa asuh.
2. Tugas Guru Pembimbing / Konselor
a. Kegiatan menyusun Program Pelayanan Bidang Bimbingan Sosial Pribadi,
Bimbingan Belajar, Bimbingan Karir, serta semua jenis layanan termasuk kegiatan
pendukung.
b. Kegiatan melaksanakan pelayanan di bidang bimbingan pribadi sosial bimbingan
belajar, bimbingan karir dan semua jenis layanan pendukung.
c. Kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan di bidang pribadi-sosial, bimbingan belajar,
bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung.

Volume Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Layanan dasar 25 – 35 %

b. Layanan responsive 15 – 25 %

c. Layanan perencanaan individual dan kelompok 25 – 35 %

d. Dukungan sistem 10 – 15 %

Keterangan :

Kegiatan layanan Bimbingan dan Koseling ini semua tergantung pada kondisi dan situasi
permasalahan yang muncul, namun diharapkan tidak menyimpang dari pedoman umum
tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling khususnya tentang SPM (Standar Pelayanan
Minimum).

F. SARANA / PRASARANA DAN PEMBIAYAAN

Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMA MA’ARIF 1
Sukatani. Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan lancar, maka sarana dan
prasarana yang diperlukan sebelum tahun ajaran baru sudah dikonsultasikan antara guru
pembimbing / konselor, guru mata pelajaran, wali kelas dan kepala sekolah melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling,
Sarana dan prasarana yang diperlukan, antara lain :

1. Sarana

Sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :

a. Alat pengumpulan data

Seperti : format-format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket siswa, angket


orang tua, catatan harian, daftar nilai prestasi belajar, kartu siswa konsultasi, instrumen
penelusuran bakat dan minat dan sebagainya.

b. Alat penyimpanan data

Seperti : buku/kartu pribadi siswa, map, file, loker dan sebagainya.

c. Perlengkapan teknis

Seperti : buku referensi Bimbingan dan Konseling, buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan
Bimbingan dan Konsleing di sekolah, surat-surat keputusan dan peraturan tentang kegiatan
Bimbingan dan Konseling, panduan kegiatan pengawasan Bimbingan dan Konseling, buku
informasi (pribadi sosial, pendidikan karir) dan sebagainya.

d. Perlengkapan teknis lainnya

Seperti : blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan
instrumen lainnya.

e. Perangkat elektronik :
 Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrument
 Program-program khusus pengolahan hasil instrument melalui computer
 Program-program khusus Bimbingan dan Konseling melalui komputer / internet.
Seperti bimbingan belajar informasi lanjutan studi / karir dan sebagainya.
2. Prasarana

Prasarana penunjang layanan Bimbingan dan Konseling adalah :

Ruang tamu / konsultasi, ruang konseling, ruang kerja konselor, ruang dokumentasi dan
sebagainya. Ruang tersebut dilengkapi dengan perabot seperti meja dan kursi tamu, meja dan
kursi konselor, meja dan kursi pembimbing, lemari, papan tulis, loker / rak untuk menyimpan
file dan papan data yang tergantung di dinding dan lain-lain.

3. Pembiayaan

Untuk dapat terselenggara kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan khususnya kegiatan


yang memerlukan biaya/dana, seperti mendatangkan narasumber tokoh berkarir, transportasi
untuk penataran guru-guru Bimbingan dan Konseling, kunjungan / studi banding, home visit
dan lain-lain. Keseluruhan dana tersebut dibebankan kepada sekolah melalui dana RAPBS
yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan yang dibutuhkan.

G. TEKNIK, WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN


DAN KONSELING

1. Teknik Pelaksanaan :

Layanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan di SMA MA’ARIF 1 SUKATANI


adalah:

 Dengan cara klasikal, yaitu penyelenggaraan layanan untuk siswa yang sama
kebutuhannya, tanpa perlu pemisahan.
 Dengan cara kelompok, yaitu penyelenggaraan layanan untuk siswa yang sama
kebutuhannya namun tidak sama untuk sebagian siswa, misalnya karena perbedaan
kelamin, agama, usia, kepentingan siswa, atau masalah yang sedang dihadapi individu
siswa atau kelompok.
 Dengan cara individu, yaitu penyelenggaraan layanan secara individual sesuai dengan
keadaan perihal, atau masalah dan karakteristiknya.
 Dengan cara alih tangan, yaitu penyelenggaraan layanan untuk siswa dengan meminta
bantuan kepada pihak lain yang dipandang lebih berwenang misalnya psikolog,
dokter, guru mata pelajaran, ulama dan senagainya.
 Konselor berperan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan diri yang
bersifat rutin, incidental dan keteladanan.
2. Metode Pelaksanaan :

Program pelayanan konseling yang direncanakan dala bentuk SATLAN dilaksanakan


sesuai dengan sasaran, subtansi, jenis kegiatan, waktu dan tempat serta pihak-pihak yang
terkait. Adapun metode pelaksanaan layanan yang digunakan antara lain

- wawancara, - kunjungan rumah,


- konseling, - kepustakaan,
- diskusi kelompok, - kegiatan individual,
- bermain peran, - kegiatan kelompok,
- konsultasi, - ceramah,
- karyawisata, - narasumber,

3. Alokasi Waktu dan Jadwal Kegiatan

Agar layanan Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik dan efektif, maka
perlu pengaturan waktu. Kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling dilakukan dalam
suasana kontak langsung dan non kontak langsung.

a. Layanan kontak langsung dengan siswa diatur sebagai berikut :

1. Terjadwal seperti jam mata pelajaran :

Cara ini digunakan terutama untuk layanan bimbingan yang dibutuhkan oleh semua semua
siswa secara klasikal atau kelompok dan ditetapkan satu kali dalam satu minggu per satu jam.
Alokasi waktu ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan :

 Aplikasi instrument
 Layanan informasi klasikal
 Layanan pembelajar klasikal
 Evaluasi kegiatan Bimbingan dan Konseling
2. Mengambil waktu di luar jam pelajaran tetapi pada hari-hari sekolah sesuai dengan
kesepakatan antar pembimbing dan siswa sepanjang tidak mengganggu waktu belajar
siswa misalnya pada saat istirahat, jam pelajaran kosong, atau luar jam pelajaran.
3. Hak Panggil : untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling guru
pembimbing / konselor juga memiliki hak panggil terhadap siswa asuhnya dengan
catatan siswa yang dipanggil tidak boleh dirugikan dalam mengikuti pelajaran.
4. Bagi siswa yang menghendaki layanan kontak langsung di luar ketentuan di atas
konselor memiliki kewenangan untuk menerima atau menolak sesuai dengan kaidah-
kaidah layanan Bimbingan dan Konselingyang berazaskan pada norma dan etika tanpa
mengganggu hak siswa asuh untuk berkonsultasi dengan konselor.
5. Layanan kontak langsung seperti layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, layanan mediasi dilaksanakan di luar jam pelajaran
sekolah. Kegiatan di luar jam pelajaran ini dapat mencapai 50 % dari seluruh kegiatan
layanan Bimbingan dan Konseling. (SK mendikbud No 025 / 0 tahun 1995).
b. Layanan tanpa kontak langsung dengan siswa :
1. Kegiatan layanan tanpa kontak langsung dengan siswa meliputi :
 Pengelolaan himpunan data
 Pengelolaan hasil aplikasi instrument
 Penyimpanan alat / bahan bimbingan
 Konferensi kasus
 Kunjungan rumah
 Pengelolaan hasil belajar siswa sebagai bahan bimbingan
 Penyusunan laporan kegiatan Bimbingan dan Konseling
 Mengadministrasikan kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk keperluan layanan.
2. Alokasi waktukegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan bagian dari pengembangan diri, ekuivalen dengan dua jam pelajaran untuk
setiap kelas.
3. Kegiatan kontak langsung dan tanpa kontak langsung serta rencana kegiatan-kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling disampaikan oleh guru / konselor kepada siswa
secara kontinu serta diketahui dan mendapat pengesahan dari kepala sekoalah.
4. Kegiatan di dalam dan di luar jam pelajaran sekolah diatur sedemikian rupa dengan
memperhatikan jam wajib bekerja guru bimbingan / konselor dan keseimbangan
kehadiran guru pembimbing di sekolah dan di luar jam pelajaran sekolah.
H. PEMILIHAN PEMINATAN DI SMA MA’ARIF 1 SUKATANI

1. Faktor-faktor yang harus diperhatikan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan peminatan MIA, IIS maupun
bahasa dan pemilihan studi lanjut adalah beberapa indikasi baik intelektual maupun non
intelektual, yaitu :

a. Prestasi belajar
b. Minat
c. Bakat
d. Keinginan orang tua / keluarga
e. Psikotes

Keputusan penetapan pemilihan program peminatan hendaknya memperhatikan :

a. Kemampuan akademik berupa konsistensi nilai prestasi di SMP/MTs kelas IX


b. Kecenderungan minat dan kemampuan khusus yang diperoleh baik melalui tes
maupun non tes
c. Pertimbangan keluarga yang diperoleh melalui angket / wawancara

2. Peran konselor dalam penetapan program peminatan atau lanjutan studi

a) Mengumpulkan informasi tentang pribadi siswa khususnya yang berkaitan dengan


prestasi belajar, kecenderungan minat dan bakat serta pertimbangan keluarga.
b) Memberikan informasi kepada siswa tentang program peminatan yang tersedia di
sekolah dengan segala aspek dan prospeknya untuk kepentingan lanjutan studi ke
perguruan tinggi.
c) Memberikan informasi untuk membantu pemahaman diri (kemampuan bakat minat)
yang lebih baik.
d) Memberikan latihan dalam memperoleh keterampilan membuat keputusan untuk
memilih program peminatan atau lanjutan studi.
e) Memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi pembuat keputusan tentang
pilihan program peminatan kepada siswa, wali kelas dan kurikulum.
f) Bekerjasama dengan kurikulum dalam pengkelasan sesuai dengan kondisi peserta
didik dalam program peminatan.
g) Memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi sekolah maupun bagi siswa yang
pindah program peminatan .
h) Memberikan informasi dan berkonsultasi dengan orang tua dalam keputusan tentang
program peminatan atau lanjutan studi.
i) Bekerjasama dengan guru dan atau wali kelas dalam penyiapan program peminatan.

I. PERANGKAT DUKUNGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Kegiatan pendukung meliputi kegiatan pengumpulan data pribadi siswa yang bermanfaat
bagi terselenggara layanan Bimbingan dan Konseling secara efektif dan efisien antara lain :

1) Aplikasi instumen yaitu kegiatan pengumpulan data tentang diri peserta didik dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrument baik tes maupun non tes.
2) Himpunan data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan usaha
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
konprehensif, terpadu dan bersifat rahasia.
3) Konferensi khusus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik yang bersifat
terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan rumah yaitu kegiatan memperoleh data kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan
keluarganya.
5) Tampilan kepustakaan yaitu menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan diri, kemampuan sosial, kegiatan
belajar dan karir / jabatan,
6) Alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta
didik kepada pihak lain sesuai dengan keahlian dan kewenangannya.
Format Kegiatan Pendukung

1) Individual yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan
2) Kelompok yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok
3) Klasikal yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
kelas
J. PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Jenis Program
a) Program tahunan yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah.
b) Program semesteran yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c) Program bulanan yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan satu
bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d) Program mingguan yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan satu
minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e) Program harian yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran program mingguan
dalam bentuk layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG)
konseling.

2. Penyusunan Program
a) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik yang
diperoleh melalui aplikasi instrument dan dipertimbangkan atas faktor pendukung dan
faktor penghambat pelaksanaan program.
b) Subtansi pelayanan program konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan
kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan dan volume / beban tugas
konselor.
K. PENGEMBANGAN DIRI / KEMANDIRIAN

1. Pengertian

Pengembangan diri adalah bagian tak terpisahkan dari program Bimbingan dan
Konseling karena visi misi Bimbingan dan Konseling adalah tercapainya pengembangan diri
secara optimal sesuai dengan potensi peserta didik. Dalam Kurikulum 2013 dinyatakan
bahwa Bimbingan dan Konseling adalah bagian dari pengembangan diri disamping
ekstrakurikuler dan kegiatan rutin, spontan dan keteladanan. Hal tersebut sebagai penegasan
bahwa pengembangan diri merupakan kurikulum yang sangat prnting dalam struktur
kurikulum 2013 termasuk di dalamnya program Bimbingan dan Konseling.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah.

b. Tujuan Khusus

Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan :

1) Bakat
2) Minat
3) Kreativitas
4) Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
5) Kemampuan kehidupan keagamaan
6) Kemampuan sosial
7) Kemampuan belajar
8) Wawasan dan perencanaan karir
9) Kemampuan pemevahan masalah
10) Kemandirian
3. Bentuk Pelaksanaan Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus


dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok dan atau klasikal melalui penyelenggaraan :

a. Layanan dan kegiatan pendukung konseling (seperti program di atas)


b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram meliputi :
1) Pembiasaan spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus,
seperti pembentukan perilaku, memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran), membantu orang yang
kena musibah dan sebagainya.
2) Pembiasaan rutin, adalah kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti upacara
bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan,
kebersihan dan kesehan diri, datang ke sekolah tepat waktu, berbahasa dengan baik
dan benar, membayar SPP tepat padsa waktunya dan sebagainya.
3) Pembiasaan keteladanan, adalah bentuk perilaku sehari-hari, seperti berpakaian
rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji keberhasilan atau kebaikan
orang lain, datang tepat waktu, mengajar tepat waktu dan sebagainya.

Pengembangan diri yang berbentuk pembiasaan dan bimbingan konseling ini lebih
mengembangkan karakter dan sifat peserta didik, sedangkan untuk mengembangkan
keterampilan peserta didik dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sudah biasa diselenggarakan di setiap
sekolah bahkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, pribadi dan keterampilan peserta didik
semakin terbina.

c. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, jiwa kepemimpinan peserta didik semakin berkembang.


Demikian pula dengan jiwa sportifitas, jiwa kejujuran, jiwa bertanggungjawab dan jiwa
sosial semakin terbina.
L. PENILAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap layanan dan pendukung
konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung konseling. Penilaian ini diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
tentang dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta
didik.

Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap


keterlibatan unsure-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk
mengetahui efrektivitas dan efisien pelaksanaan kegiatan.

Penilaian kegiatan Ekstrakurikuler

Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan
kepada Pimpinan Sekolah melalui bidang kurikulum untuk dicantumkan dalam nilai raport
sebagai laporan kepada orang tua dan kepada pemangku kepentingan lainnya termasuk ke
guru pembimbing / konselor oleh penanggungjawab kegiatan ekstrakurikuler masing-masing
cabang.
BAB III

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. EVALUASI

1. Tujuan Evaluasi

Dalam keseluruhan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling penilaian atau evaluasi
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang
telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan informasi dapat
ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program
selanjutnya.

2. Jenis Evaluasi

Ada dua macam kegiatan program bimbingan, yaitu :

a. Penilaian Proses

Yang dimaksudkan dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sejauh mana
keefektifan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya.

b. Penilaian Hasil

Penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan


dilihat dari hasilnya.

3. Aspek-Aspek Yang Dievaluasi

a. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan


b. Keterlaksanaan program
c. Hambatan-hambatan yang dijumpai
d. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
e. Respon siswa, personil sekolah, orang tua dan masyarakat terhadap layanan
bimbingan
f. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan,
pencapaian tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar
g. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan maupun
pada kehidupan di masyarakat

4. Sumber Informasi Untuk Evaluasi

Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari : siswa, orang tua, kepala sekolah,
wali kelas, guru mata pelajaran, pejabat dinas pendidikan kota, organisasi profesi bimbingan
(ABKIN), sekolah lanjutan (PT) maupun pengguna lulusan SMA MA’ARIF 1 Sukatani.

5. Penilai

Di tingkat sekolah penilaian dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas bidang Bimbingan
dan Konseling.

Penilaian di tingkat wilayah / kota dilakukan oelh pejabat yang berwenang.

6. Teknik Penilaian

Penilaian dilakukan melalui teknik : wawancara, observasi, studi documenter, angket, tes
analisa hasil kerja siswa.

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadau. Kegiatan penilaian baik
mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak
lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan Bimbingan dan Konseling.

B. PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Pengembangan Sistem

Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat lebih ditingkatkan dengan mengembangkan


para pelaksananya (guru pembimbing / konselor), program-programnya, sarana dan
prasarananya, kerjasama dan dukungan moril dan materil dari kepala sekolah dalam suasana
kerjanya.

Terselenggaranya semua layanan Bimbingan dan Konsleing di sekolah dengan baik perlu
didukung oleh pengenalan dan pemahaman akan pentingnya layanan Bimbingan dan
Konseling oleh berbagai pihak yang terkait (Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Cabang,
Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru-guru). Karena itu semua pihak bertanggungjawab atas
pengembangan dan pelayanan Bimbingan dan Koseling di sekolah.

2. Pengembangan Personal

Pengembangan personal baik dalam pengetahuan, pemahaman dan mutu pelayanannya


dilakukan agar pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat ditingkatkan keefektifannya dan
keefisienannya.

Tujuan
a. Agar para pembimbing memiliki pengetahuan dasar konseptual tentang Bimbingan
dan Konseling beserta ilmu-ilmu pendukungnya.
b. Agar memiliki keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah khususnya yang menyangkut aspek :
1) Pengembangan program Bimbingan dan Konseling
2) Pelaksanaan program layanan bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar dan
bimbingan karir
3) Penilaian pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Koseling
4) Analisis hasil layanan Bimbingan dan Konseling
5) Pengembangan upaya tindak lanjut
6) Kerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait
Program pengembangan personal

Program pembinaan dan pengembangan personal dibuat sedemikian rupa sehingga setiap
kegiatan pembinaan mempunyai dampak yang positif bagi para guru pembimbing yang
bersangkutan. Ada dua macam program yaitu :

a. Program Tidak Berstruktur

Yaitu program pembinaan dan pengembangan guru pembimbing yang dibuat berdasarkan
kebutuhan tertentu sesuai dengan keadaan dan tuntutan waktu serta lingkungan yang ada.
Ada beberapa macam bentuk program pembinaan yang termasuk kategori tak berstruktur,
yaitu :
1. Penataran tingkat nasional dan wilayah
2. Pengawasan / supervise, yang dilaksanakan oleh pengawas bidang Bimbingan dan
Konseling atau pejabat yang terkait
3. Pembinaan dan pengembangan sejawat, yaitu dengan dilakukan sesame pembimbing
melalui suatu forum komunikasi seperti Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) baik
tingkat sekolah maupun tingkat wilayah atau tingkat kabupaten
4. pembinaan individual, yaitu upaya yang dilaksanakan atas inisiatif sendiri dengan
partisipasi dalam seminar atau pertemuan ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan
profesi BK

b. Program Berstruktur

Yaitu program yang dibuat dilaksanakna sedemikian rupa, mempunyai produk


kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
Dengan demikian pada akhir program, peserta akan memperoleh sejumlah SKS yang pada
gilirannya dapat disetarakan dengan kualifikasi kompetensi petugas Bimbingan dan
Konseling tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Pengembangan Sarana

Dimaksudkan agar secar bertahap dapat diwujudkan sarana dan prasarana pendukung
layanan bimbingan yang memandai, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
serta kemampuan yang ada.

Pengembangan para pelaksana perlu diikuti oleh pengambangan sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana yang sangat terbatas, apalagi dibarengi dana yang langka, akan menjadi
kendala yang cukup berat bagi gerak langkah para pelaksana, meskipun mutudan keampuan
mereka sudah ditingkatkan. Apabila mutu pelaksana sudah lebih berkembang, demikian pula
sarana, prasarana dan dananya, maka program pelayanan pun akan lebih mudah ditingkatkan.
Peningkatan tersebut akan ditunjang lagi oleh berkembangnya kerjasama dan suasana
professional.
C. TINDAK LANJUT

Dari hasil evaluasi program pelayanan Bimbingan dan Konseling tahun yang lalu kiranya
sebagai tindak lanjut kami mengembangkna beberapa hal sebagai berikut :

1. Guru pembimbing bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk hingga
yang bersangkutan meninggalkan sekolah SMA MA’ARIF 1 Sukatani, baik karena
keluar atas permintaan sendiri / orang tua maupun keluar karena tamat belajar.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara klasikal diselenggarakan secara terjdwal
1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai dengan pegangan kelas masing-masing
pembimbing / konselor.
3. Guru pembimbing bertanggungjawab terhadap siswa bimbingannya perihal
administrasi layanan Bimbingan dan Konseling yang bersangkutan.
4. Pengembangan diri setiap siswa diselenggarakan melalui kerjasama guru pembimbing
/ konselor dengan pembantu kepala sekolah terutama bidang Kurikulum dan
Kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat dan minat siswa yang
diidentifikasi melalui angket siswa dalam memilih ekstrakurikuler.
5. Dalam rangka meningkatkan wawasan karir dan wawasan lanjutan studi kami
menjalin hubungan dengan para alumni dengan harapan para siswa lebih dapat
informasi yang actual sekaligus dapat memotivasi para siswa untuk mengikuti
langkah kakak-kakak kelasnya dalam mencapai cita-cita dan karirnya,
6. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui coordinator Bimbingan dan Konseling
kepada kepala sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara
lisan perihal-perihal yang harus diketahui oleh kepala sekolah dan oleh guru-guru
pengajar pada saat Rapat Rutin Bulanan.
7. Penyelenggara psikotes bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia
dilakukan dengan menginformasikan terlebih dahulu kepada orang tua dengan
penjelasan oleh Kepala Sekolah tentang pentingnya data psikotes dalam rapat
pertemuan orang tua kelas X dan pembiayaan psikotes dibebankan sepenuhnya
kepada orang tua siswa.
BAB V

PENUTUP

Dengan selesainya uraian tentang program harian hal ini contoh satuan layanan maka
selesailah penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ini.

Bimbingan dan Konseling merupakan struktur yang tak terpisahkan dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan di suatu lembaga pendidikan baik tingkat dasar, tingkat menengah
maupun tingkat pendidikan tinggi. Hal tersebut dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia baik bidang akademis maupun bidang non akademis, baik aspek
mental pribadi maupun aspek sosial dalam rangka mencapai kebutuhan pribadi unggul
manusia Indonesia yang berketuhanan dan berakhlak mulia.

Untuk itu pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling perlu terus diupayakan
keunggulan dan kreatifitasnya di masing-masing sekolah sesuai dengan visi misi Bimbingan
dan Konseling dan visi misi sekolah yang bersangkutan.
DAFTAR ISI

PENGESAHAN .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
D. Metode Pengumpulan Data .........….................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORITIS

1. Landasan Bimbingan Konseling …..................................................... 3


2. Definisi Bimbingan Konseling............................................................. 3
3. Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan ......................................... 4
4. Persyaratan Konselor .......................................................................... 4
5. Ringkasan............................................................................................ 5

BAB III pembahasan

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 6


B. Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan Perannya ............................. 7
C. Siswa Asuh ........................................................................................ 7
D. Administrasi BK................................................................................ 7
E. Sarana dan Prasarana.......................................................................... 8
F. Program Layanan BK ....................................................................... 8
G. Wawancara........................................................................................ 8
H. Dukungan Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran.................... 10
I. Matriks DASSOLLEN VS DASSEIN.............................................. 10

BAB IV PENUTUP
KATA PENGANTAR

Program sekolah merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan sekolah sehari-hari


selama satu tahun untuk jangka pendek. Sehubungan dengan hal tersebut maka penyusun
program sekolah baik secara umum maupun secara khusus seharusnya telah tersusun saat
kegiatan sekolah tiap tahun.
Berkat rahmat Allah SWT dan atas kekuatan yang diberikan kita khususnya guru BK
sehingga Program Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMA MA’ARIF 1 SUKATANI
Tahun Pelajaran 2018-2019 ini telah selesai tersusun.
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah, peran guru Pembimbing merupakan faktor
yang utama,namun tercapai atau tidaknya keberhasilan layanan akan banyak ditentukan oleh
program pelaksanaannya. Program Bimbingan dan Konseling ini bukan hanya sebagai salah
satu sumber atau pegangan dari guru BK, melainkan juga sangat berguna bagi Kepala
Sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah.
Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ini disesuaikan dengan buku
petunjuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling kurikulum tahun 2004 untuk SMA yang
diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,dan juga petunjuk dari Kepala Sekolah
serta pejabat staff yang terkait dan dukungan dari rekan-rekan terutama sesama guru BK.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang banyak membantu penulis dengan
memberi motivasi dan inspirasi dala m mewujudkan gagasan sampai program ini selesai,
semoga program ini ada manfaatnya.

Sukatani, Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai