( Periode 2018-2019 )
PENDAHULUAN
Tujuan perkembangan optimal tiap peserta didik di sekolah di antaranya melalui tiga
hal, yaitu :
B. Landasan Hukum
2. Misi
1. Menigkatkan Proses Pembelajaran
2. Meningkatkan Menejemen Pendidikan yang Berkualitas
3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang Representative
4. Menggali Potensi yang Ada
3. Tujuan
1. Menjadikan Sekolah Sebagai Tempat Beribadah Kepada Allah Swt
2. Membentuk Generasi Muslim yang Ikhlas, Berpotensi dan berkualitas baik
3. Membentuk Generasi Muslim yang Menjiwai Ukhuwah Islamiyah
4. Meningkatkan Kelancaran Proses Belajar dengan Sarana dan Prasarana yang
Mendukung
D. Visi , Misi dan Tujuan Pelayanan Bimbingan dan konseling SMA MA’ARIF 1
Sukatani.
1. Visi BK adalah terwujudnya seluruh peserta didik yang bahagia untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan dimasa yang akan datang.
2. Misi BK adalah memfasilitasi seluruh peserta didik untuk memperoleh dan menguasai
kompetensi di bidang akademik, pribadi social, karir berlandaskan pada tata kehidupan
normatif dan ketaqwaan kepada Alloh SWT.
Tujuan pelayanan bimbingan SMA MA’ARIF 1 SUKATANI adalah agar konseli dapat:
E. Komponen Program
3) Perencanaan Individual
4) Dukungan Sistem
a. Pengembangan profesi
Guru BK secara terus menerus berusaha untuk “meng-up date” pengetahuan dan
keterampilan melalui : in-service training, aktif dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan
ilmiah, melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi
b. Manajemen program
Program pelayanan BK akan tercipta, terselenggara dan tercapai pabila memiliki sesuatu
sistem manajemen yang bermutu yaitu dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah
BAB II
Tenaga Ahli
Instansi Lain
KEPALA SEKOLAH
WAKASEK
Tata Usaha
KOMITE
SEKOLAH
Wali Kelas /
Guru Pembimbing Guru Bid.Studi
Guru Pembina
S I S W A
Keterangan :
2. Kepala Sekolah
Adalah penanggungjawab bidang pendidikan di sekolah secara keseluruhan termasuk
pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Adalah guru yang diberi tugas khusus disamping mengajar untuk mengelola bidang
kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana dan bidang humas dalam penyelenggaraan
manajemen sekolah. Wakasek bertanggungjawab membantu kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling sesuai bidangnya masing-masing.
Adalah guru yang diberi tugas utama sebagai pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah.
Adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Adalah guru Pembina yang diberi tugas khusus di samping mengajar untuk membina satu
kelas/ mengelola suatu kegiatan tertentu dan bertanggungjawab membantu kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Adalah peserta didik yang berhak menerima pelayanan pembelajaran, pelatihan dan
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
9. Tata Usaha
Adalah badan yang secara khusus dibentuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan
pengembangan sekolah.
Membantu memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi daftar nilai siswa,
observasi dan catatan anekdot.
2. Wali Kelas
Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah, juga membantu mengkoordinir informasi dan
kelengkapan data yang meliputi : daftar nilai, angket siswa, observasi, catatan anekdot,
laporan observasi siswa, catatan home visit, catatan wawancara dan laporan kegiatan
pengembangan diri.
Disamping memberikan tugas layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa juga sebagai
sumber data yang meliputi : data perkembangan akademis dan non akademis siswa, catatan
konseling, data psikotes, catatan konferensi kasus, catatan kasus dan catatan pribadi siswa.
4. Kepala Sekolah
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Pola tindakan terhadap siswa yang menghadapi masalah di SMA
MA’ARIF 1 SUKATANIadalah sebagai berikut :
MEKANISME PENANGANAN SISWA BERMASALAH DI SEKOLAH
S I S W A
Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kepala BAKKN Nomor 0433/P/1992, dan Nomor 25 tahun 1993 diharapkan bahwa setiap
sekolah mempunyai guru yang bertugas melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Guru pembimbing memiliki beban tugas minimal 150 siswa asuh dan maksimal 225
siswa.
b. Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing memiliki beban tugas minimal 40
siswa asuh.
c. Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing memiliki beban tugas
minimal 80 siswa asuh.
2. Tugas Guru Pembimbing / Konselor
a. Kegiatan menyusun Program Pelayanan Bidang Bimbingan Sosial Pribadi,
Bimbingan Belajar, Bimbingan Karir, serta semua jenis layanan termasuk kegiatan
pendukung.
b. Kegiatan melaksanakan pelayanan di bidang bimbingan pribadi sosial bimbingan
belajar, bimbingan karir dan semua jenis layanan pendukung.
c. Kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan di bidang pribadi-sosial, bimbingan belajar,
bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung.
a. Layanan dasar 25 – 35 %
b. Layanan responsive 15 – 25 %
d. Dukungan sistem 10 – 15 %
Keterangan :
Kegiatan layanan Bimbingan dan Koseling ini semua tergantung pada kondisi dan situasi
permasalahan yang muncul, namun diharapkan tidak menyimpang dari pedoman umum
tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling khususnya tentang SPM (Standar Pelayanan
Minimum).
Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi SMA MA’ARIF 1
Sukatani. Agar layanan Bimbingan dan Konseling berjalan dengan lancar, maka sarana dan
prasarana yang diperlukan sebelum tahun ajaran baru sudah dikonsultasikan antara guru
pembimbing / konselor, guru mata pelajaran, wali kelas dan kepala sekolah melalui
Koordinator Bimbingan dan Konseling,
Sarana dan prasarana yang diperlukan, antara lain :
1. Sarana
c. Perlengkapan teknis
Seperti : buku referensi Bimbingan dan Konseling, buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan
Bimbingan dan Konsleing di sekolah, surat-surat keputusan dan peraturan tentang kegiatan
Bimbingan dan Konseling, panduan kegiatan pengawasan Bimbingan dan Konseling, buku
informasi (pribadi sosial, pendidikan karir) dan sebagainya.
Seperti : blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis, himpunan data, format-format layanan
instrumen lainnya.
e. Perangkat elektronik :
Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrument
Program-program khusus pengolahan hasil instrument melalui computer
Program-program khusus Bimbingan dan Konseling melalui komputer / internet.
Seperti bimbingan belajar informasi lanjutan studi / karir dan sebagainya.
2. Prasarana
Ruang tamu / konsultasi, ruang konseling, ruang kerja konselor, ruang dokumentasi dan
sebagainya. Ruang tersebut dilengkapi dengan perabot seperti meja dan kursi tamu, meja dan
kursi konselor, meja dan kursi pembimbing, lemari, papan tulis, loker / rak untuk menyimpan
file dan papan data yang tergantung di dinding dan lain-lain.
3. Pembiayaan
1. Teknik Pelaksanaan :
Dengan cara klasikal, yaitu penyelenggaraan layanan untuk siswa yang sama
kebutuhannya, tanpa perlu pemisahan.
Dengan cara kelompok, yaitu penyelenggaraan layanan untuk siswa yang sama
kebutuhannya namun tidak sama untuk sebagian siswa, misalnya karena perbedaan
kelamin, agama, usia, kepentingan siswa, atau masalah yang sedang dihadapi individu
siswa atau kelompok.
Dengan cara individu, yaitu penyelenggaraan layanan secara individual sesuai dengan
keadaan perihal, atau masalah dan karakteristiknya.
Dengan cara alih tangan, yaitu penyelenggaraan layanan untuk siswa dengan meminta
bantuan kepada pihak lain yang dipandang lebih berwenang misalnya psikolog,
dokter, guru mata pelajaran, ulama dan senagainya.
Konselor berperan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan diri yang
bersifat rutin, incidental dan keteladanan.
2. Metode Pelaksanaan :
Agar layanan Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik dan efektif, maka
perlu pengaturan waktu. Kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling dilakukan dalam
suasana kontak langsung dan non kontak langsung.
Cara ini digunakan terutama untuk layanan bimbingan yang dibutuhkan oleh semua semua
siswa secara klasikal atau kelompok dan ditetapkan satu kali dalam satu minggu per satu jam.
Alokasi waktu ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan :
Aplikasi instrument
Layanan informasi klasikal
Layanan pembelajar klasikal
Evaluasi kegiatan Bimbingan dan Konseling
2. Mengambil waktu di luar jam pelajaran tetapi pada hari-hari sekolah sesuai dengan
kesepakatan antar pembimbing dan siswa sepanjang tidak mengganggu waktu belajar
siswa misalnya pada saat istirahat, jam pelajaran kosong, atau luar jam pelajaran.
3. Hak Panggil : untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling guru
pembimbing / konselor juga memiliki hak panggil terhadap siswa asuhnya dengan
catatan siswa yang dipanggil tidak boleh dirugikan dalam mengikuti pelajaran.
4. Bagi siswa yang menghendaki layanan kontak langsung di luar ketentuan di atas
konselor memiliki kewenangan untuk menerima atau menolak sesuai dengan kaidah-
kaidah layanan Bimbingan dan Konselingyang berazaskan pada norma dan etika tanpa
mengganggu hak siswa asuh untuk berkonsultasi dengan konselor.
5. Layanan kontak langsung seperti layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, layanan mediasi dilaksanakan di luar jam pelajaran
sekolah. Kegiatan di luar jam pelajaran ini dapat mencapai 50 % dari seluruh kegiatan
layanan Bimbingan dan Konseling. (SK mendikbud No 025 / 0 tahun 1995).
b. Layanan tanpa kontak langsung dengan siswa :
1. Kegiatan layanan tanpa kontak langsung dengan siswa meliputi :
Pengelolaan himpunan data
Pengelolaan hasil aplikasi instrument
Penyimpanan alat / bahan bimbingan
Konferensi kasus
Kunjungan rumah
Pengelolaan hasil belajar siswa sebagai bahan bimbingan
Penyusunan laporan kegiatan Bimbingan dan Konseling
Mengadministrasikan kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk keperluan layanan.
2. Alokasi waktukegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler yang
merupakan bagian dari pengembangan diri, ekuivalen dengan dua jam pelajaran untuk
setiap kelas.
3. Kegiatan kontak langsung dan tanpa kontak langsung serta rencana kegiatan-kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling disampaikan oleh guru / konselor kepada siswa
secara kontinu serta diketahui dan mendapat pengesahan dari kepala sekoalah.
4. Kegiatan di dalam dan di luar jam pelajaran sekolah diatur sedemikian rupa dengan
memperhatikan jam wajib bekerja guru bimbingan / konselor dan keseimbangan
kehadiran guru pembimbing di sekolah dan di luar jam pelajaran sekolah.
H. PEMILIHAN PEMINATAN DI SMA MA’ARIF 1 SUKATANI
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan peminatan MIA, IIS maupun
bahasa dan pemilihan studi lanjut adalah beberapa indikasi baik intelektual maupun non
intelektual, yaitu :
a. Prestasi belajar
b. Minat
c. Bakat
d. Keinginan orang tua / keluarga
e. Psikotes
Kegiatan pendukung meliputi kegiatan pengumpulan data pribadi siswa yang bermanfaat
bagi terselenggara layanan Bimbingan dan Konseling secara efektif dan efisien antara lain :
1) Aplikasi instumen yaitu kegiatan pengumpulan data tentang diri peserta didik dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrument baik tes maupun non tes.
2) Himpunan data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan usaha
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
konprehensif, terpadu dan bersifat rahasia.
3) Konferensi khusus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam
pertemuan khusus yang dihadiri pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik yang bersifat
terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan rumah yaitu kegiatan memperoleh data kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan
keluarganya.
5) Tampilan kepustakaan yaitu menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan diri, kemampuan sosial, kegiatan
belajar dan karir / jabatan,
6) Alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta
didik kepada pihak lain sesuai dengan keahlian dan kewenangannya.
Format Kegiatan Pendukung
1) Individual yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan
2) Kelompok yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok
3) Klasikal yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
kelas
J. PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Jenis Program
a) Program tahunan yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah.
b) Program semesteran yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c) Program bulanan yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan satu
bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d) Program mingguan yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan satu
minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e) Program harian yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran program mingguan
dalam bentuk layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG)
konseling.
2. Penyusunan Program
a) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik yang
diperoleh melalui aplikasi instrument dan dipertimbangkan atas faktor pendukung dan
faktor penghambat pelaksanaan program.
b) Subtansi pelayanan program konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan
kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan dan volume / beban tugas
konselor.
K. PENGEMBANGAN DIRI / KEMANDIRIAN
1. Pengertian
Pengembangan diri adalah bagian tak terpisahkan dari program Bimbingan dan
Konseling karena visi misi Bimbingan dan Konseling adalah tercapainya pengembangan diri
secara optimal sesuai dengan potensi peserta didik. Dalam Kurikulum 2013 dinyatakan
bahwa Bimbingan dan Konseling adalah bagian dari pengembangan diri disamping
ekstrakurikuler dan kegiatan rutin, spontan dan keteladanan. Hal tersebut sebagai penegasan
bahwa pengembangan diri merupakan kurikulum yang sangat prnting dalam struktur
kurikulum 2013 termasuk di dalamnya program Bimbingan dan Konseling.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1) Bakat
2) Minat
3) Kreativitas
4) Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
5) Kemampuan kehidupan keagamaan
6) Kemampuan sosial
7) Kemampuan belajar
8) Wawasan dan perencanaan karir
9) Kemampuan pemevahan masalah
10) Kemandirian
3. Bentuk Pelaksanaan Pengembangan Diri
Pengembangan diri yang berbentuk pembiasaan dan bimbingan konseling ini lebih
mengembangkan karakter dan sifat peserta didik, sedangkan untuk mengembangkan
keterampilan peserta didik dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang sudah biasa diselenggarakan di setiap
sekolah bahkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, pribadi dan keterampilan peserta didik
semakin terbina.
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap layanan dan pendukung
konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung konseling. Penilaian ini diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
tentang dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta
didik.
Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan
kepada Pimpinan Sekolah melalui bidang kurikulum untuk dicantumkan dalam nilai raport
sebagai laporan kepada orang tua dan kepada pemangku kepentingan lainnya termasuk ke
guru pembimbing / konselor oleh penanggungjawab kegiatan ekstrakurikuler masing-masing
cabang.
BAB III
A. EVALUASI
1. Tujuan Evaluasi
Dalam keseluruhan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling penilaian atau evaluasi
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang
telah dilaksanakan. Dengan informasi dapat diketahui sampai sejauh mana derajat
keberhasilan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan informasi dapat
ditetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program
selanjutnya.
2. Jenis Evaluasi
a. Penilaian Proses
Yang dimaksudkan dengan penilaian proses adalah untuk mengetahui sejauh mana
keefektifan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya.
b. Penilaian Hasil
Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari : siswa, orang tua, kepala sekolah,
wali kelas, guru mata pelajaran, pejabat dinas pendidikan kota, organisasi profesi bimbingan
(ABKIN), sekolah lanjutan (PT) maupun pengguna lulusan SMA MA’ARIF 1 Sukatani.
5. Penilai
Di tingkat sekolah penilaian dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas bidang Bimbingan
dan Konseling.
6. Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan melalui teknik : wawancara, observasi, studi documenter, angket, tes
analisa hasil kerja siswa.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadau. Kegiatan penilaian baik
mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak
lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan Bimbingan dan Konseling.
Terselenggaranya semua layanan Bimbingan dan Konsleing di sekolah dengan baik perlu
didukung oleh pengenalan dan pemahaman akan pentingnya layanan Bimbingan dan
Konseling oleh berbagai pihak yang terkait (Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Cabang,
Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru-guru). Karena itu semua pihak bertanggungjawab atas
pengembangan dan pelayanan Bimbingan dan Koseling di sekolah.
2. Pengembangan Personal
Tujuan
a. Agar para pembimbing memiliki pengetahuan dasar konseptual tentang Bimbingan
dan Konseling beserta ilmu-ilmu pendukungnya.
b. Agar memiliki keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah khususnya yang menyangkut aspek :
1) Pengembangan program Bimbingan dan Konseling
2) Pelaksanaan program layanan bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar dan
bimbingan karir
3) Penilaian pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Koseling
4) Analisis hasil layanan Bimbingan dan Konseling
5) Pengembangan upaya tindak lanjut
6) Kerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait
Program pengembangan personal
Program pembinaan dan pengembangan personal dibuat sedemikian rupa sehingga setiap
kegiatan pembinaan mempunyai dampak yang positif bagi para guru pembimbing yang
bersangkutan. Ada dua macam program yaitu :
Yaitu program pembinaan dan pengembangan guru pembimbing yang dibuat berdasarkan
kebutuhan tertentu sesuai dengan keadaan dan tuntutan waktu serta lingkungan yang ada.
Ada beberapa macam bentuk program pembinaan yang termasuk kategori tak berstruktur,
yaitu :
1. Penataran tingkat nasional dan wilayah
2. Pengawasan / supervise, yang dilaksanakan oleh pengawas bidang Bimbingan dan
Konseling atau pejabat yang terkait
3. Pembinaan dan pengembangan sejawat, yaitu dengan dilakukan sesame pembimbing
melalui suatu forum komunikasi seperti Musyawarah Guru Pembimbing (MGP) baik
tingkat sekolah maupun tingkat wilayah atau tingkat kabupaten
4. pembinaan individual, yaitu upaya yang dilaksanakan atas inisiatif sendiri dengan
partisipasi dalam seminar atau pertemuan ilmiah lainnya yang ada kaitannya dengan
profesi BK
b. Program Berstruktur
c. Pengembangan Sarana
Dimaksudkan agar secar bertahap dapat diwujudkan sarana dan prasarana pendukung
layanan bimbingan yang memandai, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
serta kemampuan yang ada.
Pengembangan para pelaksana perlu diikuti oleh pengambangan sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana yang sangat terbatas, apalagi dibarengi dana yang langka, akan menjadi
kendala yang cukup berat bagi gerak langkah para pelaksana, meskipun mutudan keampuan
mereka sudah ditingkatkan. Apabila mutu pelaksana sudah lebih berkembang, demikian pula
sarana, prasarana dan dananya, maka program pelayanan pun akan lebih mudah ditingkatkan.
Peningkatan tersebut akan ditunjang lagi oleh berkembangnya kerjasama dan suasana
professional.
C. TINDAK LANJUT
Dari hasil evaluasi program pelayanan Bimbingan dan Konseling tahun yang lalu kiranya
sebagai tindak lanjut kami mengembangkna beberapa hal sebagai berikut :
1. Guru pembimbing bagi siswa diatur secara berkelanjutan dari mulai masuk hingga
yang bersangkutan meninggalkan sekolah SMA MA’ARIF 1 Sukatani, baik karena
keluar atas permintaan sendiri / orang tua maupun keluar karena tamat belajar.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara klasikal diselenggarakan secara terjdwal
1 jam setiap minggu setiap kelasnya sesuai dengan pegangan kelas masing-masing
pembimbing / konselor.
3. Guru pembimbing bertanggungjawab terhadap siswa bimbingannya perihal
administrasi layanan Bimbingan dan Konseling yang bersangkutan.
4. Pengembangan diri setiap siswa diselenggarakan melalui kerjasama guru pembimbing
/ konselor dengan pembantu kepala sekolah terutama bidang Kurikulum dan
Kesiswaan yang programnya disesuaikan dengan bakat dan minat siswa yang
diidentifikasi melalui angket siswa dalam memilih ekstrakurikuler.
5. Dalam rangka meningkatkan wawasan karir dan wawasan lanjutan studi kami
menjalin hubungan dengan para alumni dengan harapan para siswa lebih dapat
informasi yang actual sekaligus dapat memotivasi para siswa untuk mengikuti
langkah kakak-kakak kelasnya dalam mencapai cita-cita dan karirnya,
6. Pelaporan secara berkala dilaksanakan melalui coordinator Bimbingan dan Konseling
kepada kepala sekolah dengan tidak menutup kemungkinan untuk melaporkan secara
lisan perihal-perihal yang harus diketahui oleh kepala sekolah dan oleh guru-guru
pengajar pada saat Rapat Rutin Bulanan.
7. Penyelenggara psikotes bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia
dilakukan dengan menginformasikan terlebih dahulu kepada orang tua dengan
penjelasan oleh Kepala Sekolah tentang pentingnya data psikotes dalam rapat
pertemuan orang tua kelas X dan pembiayaan psikotes dibebankan sepenuhnya
kepada orang tua siswa.
BAB V
PENUTUP
Dengan selesainya uraian tentang program harian hal ini contoh satuan layanan maka
selesailah penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ini.
Bimbingan dan Konseling merupakan struktur yang tak terpisahkan dari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan di suatu lembaga pendidikan baik tingkat dasar, tingkat menengah
maupun tingkat pendidikan tinggi. Hal tersebut dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia baik bidang akademis maupun bidang non akademis, baik aspek
mental pribadi maupun aspek sosial dalam rangka mencapai kebutuhan pribadi unggul
manusia Indonesia yang berketuhanan dan berakhlak mulia.
Untuk itu pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling perlu terus diupayakan
keunggulan dan kreatifitasnya di masing-masing sekolah sesuai dengan visi misi Bimbingan
dan Konseling dan visi misi sekolah yang bersangkutan.
DAFTAR ISI
PENGESAHAN .......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
KATA PENGANTAR