Anda di halaman 1dari 18

Program BK (bidang Pelayanan)

Program Kerja Pelayanan


Dalam KTSP SMP Negeri 3 Bandar Dua

Pacitan

BAB : I

A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum
yang disebut Kurikulum Tingkat Pendidikan atau KTSP.

Pada penerapan KTSP, Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan


Bimbingan dan Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat ,
bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya
keberagaman individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling
di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus
menyusun program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang
menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur
kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program
pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi,
sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi
individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif,
pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam
lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses
interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah
guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang harus
dikembangkan melalui pelayanan

bimbingan dan konseling adalah kompetensi kemandirian untuk mewujudkan diri (self
actualization) dan pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat
mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam
mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian.

B. Dasar Penyusunan Program Layanan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional 2.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pasal 35 ayat(2)
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi
Guru Dalam Jabatan
5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 bahwa
Guru Pembimbing Wajib membimbing 150 orang siswa minimal sampai 225 orang
maksimal
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru.
7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri
diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan
ekstrakurikuler

C. Visi dan Misi

1. UPT SMP Negeri 3 Bandar Dua

a. Visi :

Berprestasi, Berbudi pekerti luhur Luhur dan Terampil

Indikator Visi

1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.


2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. 3. Unggul dalam
prestasi akademis dan non akademis
3. Terwujudnya suasana sekolah yang agamis.
4. Terwujudnya pengembangan bakat dan minat siswa.

B. MISI

1. Melaksanakan perangkat kurikulum yang berstandar untuk semua mata pelajaran.


2. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan inovatif.

3. Melaksanakan pengembangan kompetensi kelulusan.

4. Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana prasarana pendidikan.

6. Melaksanakan pengembangan pengelolaan manajemen sekolah.

7. Melaksanakan program pengembangan diri.

Bimbingan dan Konseling

a. Visi
b. Layanan Bimbingan dan Konseling

Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi, sukses sosial, sukses akademis, dan sukses
karir

b. Misi

Layanan Bimbingan dan Konseling

1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi; memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada


Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri (self understanding), memiliki sikap positif,
memiliki sikap mandiri secara emosional, sosial dan ekonomis

2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati, kooperatif, toleransi,


demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang positif

3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki kemampuan dan keterampilan


belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis,
mampu memecahkan masalah (problem solving), mampu mengambil keputusan (decision
making), kreatif, dan memiliki prestasi belajar yang baik/tinggi

4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif terhadap suatu


keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan lanjutkan studi, memiliki
perencanaan dan pengembangan karir

D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

 Tujuan umum penyusunan program layanan

Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa SMP (8 Tugas Pokok Perkembangan Siswa)
adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan
wanita

3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang
lebih luas

4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni

5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan


pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di masyarakat

6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara


emosional, sosial dan ekonomi 7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman
hidup

7. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap peruhan fisik dan
psikis yang terjadi pada diri sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK
di Sekolah

2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya peningkatan
mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu
layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan


keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan
pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang


berkomunikasi, berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku
di rumah dan masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap
dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai
dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan


pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan
dipilih

F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling


a. Pelayanan Dasar

 Bimbingan Klasikal  Pelayanan Orientasi  Pelayanan Informasi  Bimbingan


Kelompok

 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi

b. Pelayanan Responsip

 Konseling Individu dan Kelompok  Referal /Alih tangan

 Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali

kelas.

 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa

 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah  Konsultasi

 Konferensi Kasus  Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi

 Konseling Individual  Penempatan Penyaluran

d. Dukungan Sistem

 Manajemen

 Akses Informasi dan Teknologi  Pengembangan Profesi

 Pengembangan Media Informasi

 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

G Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untukpengembangan


dan pemecahan permasalahan peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau

terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat
mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya,

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan


yang dialami peserta didik,
4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangannya secara
mantap dan berkelanjutan.

H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarka
adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam
mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki


oleh peserta didik dan berupaya pemberian remedi terhadap kelemahan-kelemahan
tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik
dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh
konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin
dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi

4) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang
diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial, dan karirnya.
Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/potensi
yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya

 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan


baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah
dan memperlancarkan peran siswa

b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami,


berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa


memper- oleh penempatan yang tepat.

d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa


mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok
dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.

e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa


mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.
f.Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah
siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan
membahas topik tertentu.

g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-


masing anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh


wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani
kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya. i. Layanan
Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan

fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan


siswa

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan pengembangan siswa.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan
pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.

Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah :

1. Peserta didik kelas I, II dan III

Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya 1. Bimbingan pribadi,


melalui :

 Layanan orientasi : 80 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 65 %

 Layanan pembelajaran : 75 %

 Layanan konseling individual : 30 %

 Layanan konseling kelompok : 20 %


 Layanan bimbingan kelompok : 20 %

2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :

 Layanan orientasi : 30 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 20 %

 Layanan pembelajaran : 45 %

 Layanan konseling individual : 35 %

 Layanan konseling kelompok : 10 %

 Layanan bimbingan kelompok : 15 %

3. Layanan bimbingan belajar, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 60 %

 Layanan pembelajaran : 45 %

 Layanan konseling individual : 40 %

 Layanan konseling kelompok : 15 %

 Layanan bimbingan kelompok : 10 %

4. Layanan bimbingan karir, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 5 %

 Layanan pembelajaran : 5 %

 Layanan konseling individual : 5 %

 Layanan konseling kelompok : 5 %


 Layanan bimbingan kelompok : 5 %

5. Kegiatan pendukung, meliputi :

 Aplikasi instrumen : 60 %

 Himpunan data : 70 %

 Kunjungan rumah : 75 %

 Referal : 10 %

 Alih tangan kasus : 5 %

6. Kegiatan mediasi

 Orang tua : 60 %

 Fihak lain terkait : 10 %

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK

1. Peserta Didik

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
yakni :

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan pembelajaran,
sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri.

b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi
sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.

c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami kesulitan
terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan tersebut akan
menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas.

d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil,
sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan

2. Guru pembimbing

a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta didik) karena
pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan
informasi di dalam kelas.

b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik konseling masih


tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang cukup lama.
3. Guru mata pelajaran

a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan hanya kepada peserta
didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”), sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti
polisi atau jaksa menghadapi pesakitan, atau layanannya bersifat klinis
therapeutis/pendekatan kuratif.

b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan dan


pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius
dan profesional

4. Wali kelas

a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang


bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas
umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.

b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum
menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya
secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan
BK.

5. Urusan Kesiswaan

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik yang


melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.

6. Orang tua

Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau
polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti putra/putrinya nakal
atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel. Kondisi ini
akan merusak citra layanan BK dimata anak.

7. Sarana dan prasarana

a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling,


sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di
depannya.

b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak masalah, dll.

Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan

1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan program


sekolah yang efektif dan komprehensif.

2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa pendekatan/teknik


konseling
3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam rangka
membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya menukung program remedial dan
pengayaan sekolah.

4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang
tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/ siswa asuh yang
bermasalah berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara
mandiri maupun kedinasan.

6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna


memperbaiki dan peningkatan layanan

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan

1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK
di Sekolah

2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya peningkatan
mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu
layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan


keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan
pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi,
berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan
masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap
dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai
dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan


pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan
dipilih

F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling


a. Pelayanan Dasar

 Bimbingan Klasikal  Pelayanan Orientasi  Pelayanan Informasi  Bimbingan


Kelompok

 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi

b. Pelayanan Responsip

 Konseling Individu dan Kelompok  Referal /Alih tangan

 Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.

 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa

 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah  Konsultasi

 Konferensi Kasus  Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi

 Konseling Individual

d. Dukungan Sistem  Manajemen

 Akses Informasi dan Teknologi  Pengembangan Profesi

 Pengembangan Media Informasi

 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas

.G. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu


untukpengembangan dan pemecahan permasalahan peserta didik meliputi pemahaman
diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau

terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang
dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-
kerugian tertentu dalam proses perkembangan

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya


berbagai permasalahan yang dialami peserta didik,

4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan


terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangannya secara mantap dan berkelanjutan.
H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarka
adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam
mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki


oleh peserta didik dan berupaya pemberian remedi terhadap kelemahan-kelemahan
tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik
dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh
konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin
dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi

4) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada identifikasi pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan
akademik, pribadi-sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan/potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
diperlukan dalam hidupnya

 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan baru,


terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan
memperlancarkan peran siswa

b . Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami,


berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa


memper- oleh penempatan yang tepat.

d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa


mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok
dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya.

e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa


mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.
f. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi
dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.

i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan

fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan


siswa

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan pengembangan siswa.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan
pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.

e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan


kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.

f.Tamp ilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media


informasi.

J Sasaran Penyusunan Porgram

Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah :

1. . Peserta didik kelas I, II dan III

K .Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya

1. Bimbingan pribadi, melalui :

 Layanan orientasi : 80 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 65 %

 Layanan pembelajaran : 75 %
 Layanan konseling individual : 30 %

 Layanan konseling kelompok : 20 %

 Layanan bimbingan kelompok : 20 %

2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :

 Layanan orientasi : 30 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 20 %

 Layanan pembelajaran : 45 %

 Layanan konseling individual : 35 %

 Layanan konseling kelompok : 10 %

 Layanan bimbingan kelompok : 15 %

3. Layanan bimbingan belajar, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 60 %

 Layanan pembelajaran : 45 %

 Layanan konseling individual : 40 %  Layanan konseling kelompok : 15 % 


Layanan bimbingan kelompok : 10 %

4. Layanan bimbingan karir, melalui :

 Layanan orientasi : 60 %

 Layanan informasi : 85 %

 Layanan penempatan penyaluran : 5 %

 Layanan pembelajaran : 5 %

 Layanan konseling individual : 5 %


 Layanan konseling kelompok : 5 %

 Layanan bimbingan kelompok : 5 %

5. Kegiatan pendukung, meliputi :

 Aplikasi instrumen : 60 %

 Himpunan data : 70 %

 Kunjungan rumah : 75 %

 Referal : 10 %

 Alih tangan kasus : 5 %

6. Kegiatan mediasi

 Orang tua : 60 %

 Fihak lain terkait : 10 %

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK

1. Peserta Didik

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
yakni :

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan pembelajaran,
sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu
sendiri.

b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi
sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.

c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami kesulitan
terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan tersebut akan
menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas.

d. Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil,
sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan

2. Guru pembimbing

a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta didik) karena
pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan
informasi di dalam kelas.
b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik konseling masih
tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang cukup lama.

3. Guru mata pelajaran

a. Umumnya guru mata pelajaran memandang layanan BK diberikan hanya kepada peserta
didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”), sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti
polisi atau jaksa menghadapi pesakitan, atau layanannya bersifat klinis
therapeutis/pendekatan kuratif.

b. Belum menempatkan layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan dan


pencegahan atau layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius
dan profesional

4. Wali kelas

a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang bermasalah
(melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas umumnya
diserahkan kepada Guru Pembimbing.

b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum
menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya
secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan
BK.

5. Urusan Kesiswaan

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik yang


melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.

6. Orang tua

Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau polisinya
sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti putra/putrinya nakal atau
melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel. Kondisi ini akan
merusak citra layanan BK dimata anak.

7. Sarana dan prasarana

a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling, sehingga
klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di depannya.

b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak masalah, dll.

M. Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan

1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan


program sekolah yang efektif dan komprehensif.
2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa pendekatan/teknik
konseling

3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam


rangka membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya menukung program
remedial dan pengayaan sekolah.

4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan


orang tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/ siswa asuh yang
bermasalah berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara
mandiri maupun kedinasan.

6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna


memperbaiki dan peningkatan layanan

Anda mungkin juga menyukai