PENDAHULUAN
A. Program Kerja Bimbingan dan Konseling SMK PKP 2 DKI Jakarta Tahun Pelajaran
2017/2018
a) Rasional
b) Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir 6
yang mengemukan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan
pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 ayat (1
1
b) yang menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
2. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi konseling di
sekolah dan di luar sekolah.
3. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 5
s.d. Pasal 18 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidkan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik
dalam struktur kurikulum difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga
kependidikan.
5. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2008 tentang guru yang menyatakan bahwa :
a. Posisi Guru BK/ Konselor yaitu sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan
konseling pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
b. Beban kerja Guru BK/ Konselor pada satuan pendidikan mengampu pelayanan
bimbingan dan konseling paling sedikit 150 siswa per tahun.
c. Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan dalam bentuk pelayanan
tatap muka terjadwal di kelas dan layanan individual atau kelompok bagi siswa yang
dianggap perlu atau memerlukan.
6. Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi No.16 tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya, terdiri dari 13 Bab dan 47 pasal.
Memunculkan :
a. Penilaian Kinerja Guru (PKG) yaitu penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama
guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya untukmenjamin
bahwa guru melaksanakan pekerjaannya secara professional menjamin dan layanan
pendidikan yang diberikan oleh guru adalah berkualitas.
b. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yaitu pengembangan diri guru
sepanjang kehidupan kerjanya dalam rangka peningkatan kinerja dan karir guru.
7. Permendikbud No. 81.A/2013 pada Lampiran IV Bagian VIII berisi pokok-pokok
mendasar tentang kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang sepenuhnya
dilaksanakan oleh guru BK/Konselor terhadap sejumlah siswa.
8. Permendikbud NO: 111/2014, tentang pedoman pelaksanaan bimbingan konseling pada
pendidikan dasar dan menengah.
2
Pendidikan berorientasi dunia kerja sangat relevan dengan kebutuhan akan sumber
daya manusia di Indonesia saat ini juga masa yang akan datang.
Keadaan diatas mendorong dunia pendidikan di Indonesia memikirkan relevansi
produknya (lulusan) dengan tuntutan dunia kerja dan industri. Hal ini memiliki
konsekuensi yang mengharuskan tujuan kegiatan dan proses pendidikan selalu
berorientasi pada dunia kerja dan industri.
Untuk itu kurikulum SMK tahun 2013 mengisyaratkan profesionalisme bagi tenaga
menengah terampil untuk mampu bersaing dengan kemajuan yang ingin dicapai oleh
dunia usaha dan dunia industri agar lulusan yang dihasilkan mampu memenuhi tuntutan
pasar kerja.
Oleh karena itu keberadaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah sebagai bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari program sekolah. Untuk mengantisipasi hal tersebut
diatas program Bimbingan dan Konseling mengembangkan pola tujuh belas plus yang
merumuskan bidang-bidang bimbingan yang terdapat dalam setiap penyusunan program,
jenis-jenis layanan, fungsi bimbingan dan faktor-faktor pendukung yang dilaksanakan
secara rutin.
Untuk itu asumsi yang dapat dikembangkan adalah proses kegiatan belajar
mengajar akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh kondisi lingkungan sekolah
yang terkontrol dan selalu mengacu kepada acuan norma tingkah laku yang sesuai dengan
tata tertib sekolah.
Kegiatan Bimbingan dan Konseling yang komferehensif, pelaksanaan program
yang dicapai akan lebih optimal dalam mempersiapkan siswa sebagai calon tenaga kerja
yang profesional dibidangnya sehingga tenaga kerja yang dihasilkan adalah tenaga-tenaga
kerja siap pakai bukan tenaga kerja siap latih.
Berdasarkan asumsi di atas dapat ditarik kesimpulan tenaga kerja yang berkualitas
hanya terlahir dari proses pendidikan yang memiliki orienstasi ke dunia kerja, untuk itu
diperlukan kerjasama yang baik pada semua pihak.
3
B. Tujuan yang ingin dicapai
1. Umum
Dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah adalah untuk membantu para siswa agar
mencapai tahap perkembangan yang optimal baik secara akademik, psikologis maupun
sosial.
Secara akademik bertujuan agar setiap siswa memperoleh kesesuaian antara kemampuan
dan jurusan studi yang dipilihnya dan mencapai prestasi yang optimal. Adapun secara
psikologis untuk mencapai tahap perkembangan yang ditandai dengan kematatangan dan
kemandirian.
Secara sosial agar dapat mencapai penyesuaian diri dan memiliki keterampilan sosial secara
2. Khusus
2. Maya Saripah, S.Pd : Kls XI Tkj1, XI Tkj2, XI Toi, XI Ankes & Kls XII
4
E. Program Kerja
Dengan demikian Bimbingan dan Konseling agar menyelesaikan tugas pokoknya, untuk
Kami yakin awal yang baik akan menuai hasil yang baik pula jika diiringi doa, kerja keras dan
kerjasama yang baik dari semua pihak yang memahami akan pentingnya Bimbingan dan
Konseling di Sekolah.
5
BAB II
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Berdasarkan pasal 25 Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 “Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi
dimaksud agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelebihan diri sendiri, serta menerimanya
secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam
rangka mengenal lingkungan dimaksud agar peserta didik mengenal secara objektif baik
lingkungan social maupun lingkungan fisik dan mengenal lingkungan menerima sebagai
kondisi secara positif dan dinamis.
Pengenalan lingkungan itu meliputi lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan alam
sekitarnya serta lingkungan yang lebih luas, diharapkan lebih menunjang proses penyesuaian
diri peserta didik dengan yang dimaksud dapat memanfaatkan sebesar-besarnya untuk
pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan. Sedangkan bimbingan dalam rangka
merencanakan masa depannya dimaksudkan agar peserta mampu mempertimbangkan dan
mengambil keputusan tentang masa depannya diri sendiri, baik yang menyangkut bidang
pendidikan, bidang karir, maupun bidang budaya, keluarga dan masyaarakat.
Istilah bimbingan belajar dan bimbingan karir yang tercantum pada landasan Program dan
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Umum yang dimaksud adalah
“Bimbingan dan Konseling”
B. PENGERTIAN KONSELING
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang
berlaku.
6
C. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING
1. Prinsip-prinsip yang kerkenaan dengan sasaran layanan
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis
kelamin, suku, agama dan status social ekonomi
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan
dinamis
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkmbangan individu
d. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian pertama dan utama kepada perbedaan
individual yang menjadi orientasi pokok-pokok layanan.
Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada
individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama dan pertama dalam layanan bimbingan
7
D. PARADIGMA, VISI, DAN MISI
1. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya.
Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi
pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang
diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
2. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia.
3. Misi
e. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
f. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi
peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.
g. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik
mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
G. FUNGSI KONSELING
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan
dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara
dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan
atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
9
H. JENIS LAYANAN KONSELING
1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan
masalah pribadinya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
7. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antarmereka.
I. KEGIATAN PENDUKUNG
1. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan
peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif,
terpadu, dan bersifat rahasia.
10
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan
khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar,
dan karir/jabatan.
6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik
ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
J. FORMAT KEGIATAN
1. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui
suasana dinamika kelompok.
3. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu
kelas.
4. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta
didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
5. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
11
BAB III
KEGIATAN LAYANAN
Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar untuk
pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan ini dibuat bersama
oleh personil sekolah yang terkait dengan berpedoman pada petunjuk teknis dari Dikmenti dengan
memperhatikan kebutuhan/kondisi sekolah.
Perencanaan tersebut berisi bidang-bidang layanan, jenis layanan yang dialokasikan menurut
waktu (mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan)
b. Layanan informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain. Yang dapat
memberikan pengaruh besar kepada siswa terutama kepada orangtua, menerima dan
memahami informasi, seperti informasi pendidikan, jabatan, yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
13
BAB IV
PENUTUP
Mengetahui
Kepala Sekolah SMK PKP 2 Koordinator BP/BK
14