Anda di halaman 1dari 262

LAPORAN PELAKSANAAN

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING (PPL)


SMK KELAS XI
TAHUN AJARAN 2022/2023

Di Susun Oleh :
Salma Hafsany

BIMBINGAN DAN KONSELING


SMK NEGERI 4 BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2023

1
2

A. RASIONAL

Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada


pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan
kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan
pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal
dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar
pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan
urgen pada awal layanan bantuan.
Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta
didik, orangtua, dan sekolah. Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki
peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung
pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh
SMK Negeri 4 Bandung memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun
eksternal. Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar
peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait
pemilihan karir untuk masa depan. Terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam
menentukan pilihan antara melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan
bekerja. Siswa yang berminat untuk melanjutkan pendidikannya masih kesulitan
dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Siswa yang berminat untuk
melanjutkan ke dunia kerja masih kesulitan dalam memilih tempat kerja yang
sesuai dengan kemampuannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka disusunlah program bimbingan dan
konseling untuk siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023
sebagai bagian integral dari pendidikan dan menjadi bagian dalam upaya
perwujudan tujuan pendidikan nasional.
3

B. DASAR HUKUM

1. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam


Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan
bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan”.
2. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal
54 ayat (6) Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa beban kerja Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan
profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan
konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun
pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan
Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan
bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan,
pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150
(seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam
bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan
memerlukan.
3. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada
Pasal 22 ayat (5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor
14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional
berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh)
orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa
per tahun.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
4

Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi akademik konselor


dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal
adalah:
(i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii)
berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub
kompetensi.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas
tersebut menyebutkan bahwa Komponen layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan
dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan
responsif; dan (d) layanan dukungan sistem. Bidang layanan bimbingan
dan konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidang
layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir
6. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMK,
2016, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK
SMK ini dapat memfasilitasi guru BK / Konselor dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan menindaklanjuti layanan
bimbingan dan konseling.
7. SK Kepala SMKN 4 BANDUNG tentang pengangkatan tenaga
pendidik dan kependidikan.

C. VISI DAN MISI

1. Visi dan Misi SMKN 4 Bandung


a. Visi
Mewujudkan Lulusan yang berkarakter, Kompeten dan berdaya
saing global di Tahun 2024.
b. Misi
1) Menanamkan budaya agamis untuk membentuk karakter
unggul dan berakhlak mulia.
2) Menyediakan lingkungan yang kondusif dan menyenangkan.
5

3) Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.


4) Mengembangkan kurikulum implementatif berbasis industri
yang fleksibel.
5) Menyediakan Sarana prasarana praktik yang representatif.
6) Meningkatkan hubungan Kerjasama dengan iduka baik
nasional maupun internasional.

2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMKN 4 Bandung


a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan
bimbingan dan konseling yang profesional dalam memfasilitasi
perkembangan peserta didik/konseli menuju pribadi unggul
berkarakter, kompeten dan berdaya saing global.
b. Misi
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang
memandirikan peserta didik/konseli berdasarkan pendekatan
yang humanis dan multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas,
orang tua, dengan iduka dan lembaga/instansi terkait dalam
rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau
konselor melalui kegiatan pengembangan keprofesionalan
berkelanjutan.

D. DESKRIPSI KEBUTUHAN

Rumusan deskripsi kebutuhan diidentifikasi berdasarkan asumsi tentang


tugas perkembangan yang seharusnya dicapai peserta didik/konseli dan asesmen
kebutuhan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Hasil asesmen inilah
yang selanjutnya menjadi deskripsi kebutuhan yang akan difasilitasi dalam
pencapaian tujuan layanan yang akan diberikan. Adapun instrumen yang akan
digunakan dalam penyusunan Program BK SMK Negeri 4 Bandung kelas XI
TJKT 2 Tahun Ajaran 2022/2023 meliputi ITP, Instrumen Gaya Belajar,
Instrumen Kepribadian (MBTI), Minat Kerja (RIASCE). Berikut adalah
kebutuhan yang harus diungkap:
6

1. Kebutuhan Lingkungan

Kebutuhan lingkungan peserta didik merujuk pada harapan lingkungan


terhadap peserta didik. Sedangkan lingkungan peserta didik mencakup lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan industri. Berikut adalah rincian
kebutuhan lingkungan peserta didik kelas XI SMKN 4 Bandung:
Tabel 1.
Kebutuhan Lingkungan
Lingkungan Harapan Kebutuhan Peserta Didik
Sekolah Peserta didik memiliki Bimbingan dan konseling
pengetahuan, dalam bidang layanan
keterampilan dan pribadi, sosial, belajar, dan
tindakan dalam bidang karir.
pribadi, sosial, belajar
dan karir.
Keluarga Peserta didik mampu Komunikasi perkembangan
mengikuti pembelajaran peserta didik antara pihak
di sekolah dengan baik. sekolah dan orang tua.
Industri Peserta didik siap kerja Pelatihan keterampilan
dengan mengenal dunia softskill.
iduka, memiliki softskill
sebagai keterampilan
dasar memasuki iduka.

Tabel 1 Kebutuhan Lingkungan menjadi dasar penyusunan Program


Bimbingan dan Konseling. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan peserta didik
berdasarkan kebutuhan lingkungan adalah bimbingan dan konseling dalam bidang
layanan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui layanan dasar dan layanan
responsif. Komunikasi perkembangan peserta didik antara pihak sekolah dan
orang tua melalui layanan dukungan sistem. Pelatihan keterampilan softskill
utamanya untuk kelas XI sebagai keterampilan dasar dalam mempersiapkan diri
memasuki industri dan dunia kerja melalui layanan bimbingan klasikal, responsif
dan layanan perencanaan individual. Analisis kebutuhan lingkungan akan
dielaborasi dengan
7

kebutuhan peserta didik untuk disusun menjadi Program BK kelas XI TJKT 2


SMK Negeri 4 Bandung.

2. Kebutuhan Peserta Didik


Kebutuhan peserta didik disusun berdasarkan capaian layanan BK di SMK
pada kurikulum merdeka, ITP, Instrumen Gaya Belajar, Instrumen Kepribadian
(MBTI), Minat Kerja (RIASCE). Berikut uraian kebutuhan peserta didik kelas XI
TJKT 2 SMK Negeri 4 Bandung.
a. Capaian Layanan BK SMK
Peserta didik mampu menerapkan pengetahuan keberagaman serta mengajak
teman sebaya atas dasar keyakinan yang dimiliki secara konsisten melalui sikap
dan perilaku sehari-hari, berperilaku atas dasar keputusan yang mengintegrasikan
keragaman norma dan aspek etis dalam kehidupan sehari-hari, menyesuaikan
ekspresi perasaan diri dan orang lain secara tepat untuk menyelesaikan konflik,
mengembangkan ragam alternatif pengambilan keputusan dan pengentasan
masalah secara konsekuensinya, menunjukkan kesamaan (equality) dan/atau
kesetaraan (equity) dalam berinteraksi dengan orang lain sesuai hak dan
kewajiban, mendesain bentuk kolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam
keberagaman peran sosial, mengelola dan mengembangkan kemampuan dan
keunikan diri yang dimiliki dalam lingkungan sosial yang lebih luas, mendesain
beberapa peluang wirausaha yang akan diambil untuk mencapai kemandirian
secara finansial dan sosial, menyelaraskan perilaku diri dengan kebutuhan bidang
karir masa depan yang diminati baik bekerja, melanjutkan studi maupun
berwirausaha, budaya tanpa stereotip dan prasangka, menunjukkan pemahaman
tentang bentuk- bentuk kesiapan pernikahan serta peran dan tanggung jawab
dalam pernikahan dan berkeluarga (agama, fisik, psikologis, sosio-ekonomi, ilmu
pengetahuan).
Tabel 2.
Capaian Layanan BK SMK
Aspek Capaian Layanan
Landasan Hidup Religius Menerapkan pengetahuan keberagaman
serta mengajak teman sebaya atas dasar
8

keyakinan yang dimiliki secara konsisten


melalui sikap dan perilaku sehari-hari.
Landasan Perilaku Etis Berperilaku atas dasar keputusan yang
mengintegrasikan keragaman norma dan
aspek etis dalam kehidupan sehari-hari.
Kematangan Emosi Menyesuaikan ekspresi perasaan diri dan
orang lain secara tepat untuk
menyelesaikan konflik.
Kematangan Intelektual Mengembangkan ragam alternatif
pengambilan keputusan dan pengentasan
masalah secara objektif menggunakan
konsep ilmu pengetahuan dan perilaku
belajar serta konsekuensinya.
Kesadaran Tanggung Jawab Menunjukan kesamaan (equality)
dan/atau kesetaraan (equity) dalam
berinteraksi dengan orang lain sesuai
hak dan
kewajiban.
Kesadaran Gender Mendesain bentuk kolaborasi secara
harmonis dengan lain jenis dalam
keberagaman peran sosial.
Pengembangan Pribadi Mengelola dan mengembangkan
kemampuan dan keunikan diri yang
dimiliki dalam lingkungan sosial yang
lebih luas.
Perilaku Mendesain beberapa peluang wirausaha
Kewirausahaan/Kemandirian yang akan diambil untuk mencapai
Perilaku Ekonomis kemandirian secara finansial dan sosial.
Wawasan Kesiapan Karir Menyelaraskan perilaku diri dengan
kebutuhan bidang karir masa depan yang
dimiliki baik bekerja, melanjutkan studi
maupun berwirausaha.
9

Kematangan Hubungan Mengembangkan kemampuan kerja sama


dengan Teman Sebaya yang harmonis dengan teman sebaya
antar
budaya tanpa stereotip dan prasangka.
Mencapai Kematangan dan Menunjukkan pemahaman tentang
Kesiapan Diri untuk bentuk-bentuk kesiapan pernikahan serta
Menikah dan Berkeluarga peran dan tanggung jawab dalam
pernikahan dan berkeluarga (agama, fisik,
psikologis, sosio-ekonomi, ilmu
pengetahuan).

b. Profil Kelompok Analisis Tugas Perkembangan


Instrumen Tugas Perkembangan (ITP) digunakan untuk menganalisis tingkat
perkembangan peserta didik, secara umum ITP mampu menggambarkan profil
kelompok maupun profil individu secara komprehensif. Melalui skor hasil ATP
Guru BK dapat lebih mudah memahami tingkat perkembangan individu. ITP
sebagai alat asesmen dapat digunakan untuk dasar penetapan program bimbingan
dan konseling berbasis perkembangan individu. Pengolahan hasil ITP dapat
dilakukan dengan cepat karena dilengkapi program pengolahan ATP berbasis
komputer versi 3.5. Berikut adalah deskripsi kebutuhan peserta didik kelas XI
berdasarkan tingkat perkembangan yang dicapai peserta didik pada sebelas aspek
perkembangan. Profil kelompok analisis tugas perkembangan siswa kelas XI
TJKT 2 SMKN 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023 tergambar dalam grafik
berikut.
10

Gambar 1. Grafik Profil Kelompok Kelas XI TJKT 2 SMKN 4 Bandung Tahun


Ajaran 2022/2023

Gambar 2. Aspek-Aspek dan Tingkat Perkembangan Kelas XI TJKT 2 SMKN


4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023

Gambar 3. Grafik 8 Butir Tertinggi

Tabel 3.
Tabel 8 Butir Tertinggi
Urutan Aspek Butir TP
1 10.Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-1. 5.35
2 6.Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-3. 5.24
3 11.Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup 11-6. 5.18
berkeluarga
4 5.Kesadaran tanggung jawab 5-2. 5.15
5 5.Kesadaran tanggung jawab 5-1. 5.15
6 1.Landasan hidup religius 1-4. 5.15
11

7 2.Landasan hidup religius 2-1. 5.12


8 4.Kematangan intelektual 4-2. 5.00

Gambar 4. Grafik 8 Butir Terendah

Tabel 4.
Tabel 8 Butir Terendah
Urutan Aspek Butir TP
1 1.Landasan hidup religius 1-1. 3.62
2 11.Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup 11-3. 3.82
berkeluarga
3 6.Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-4. 3.85
4 10.Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-5. 4.03
5 5.Kesadaran tanggung jawab 5-5. 4.09
6 4.Kematangan intelektual 4-4. 4.09
7 10.Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-2. 4.18
8 2.Landasan perilaku etis 2-2. 4.21

Berdasarkan Analisis Tugas Perkembangan kelas XI TJKT 2 dengan jumlah


peserta didik yang mengisi ITP sebanyak 35 orang, tampak dalam profil
kelompok rata-rata pencapaian tugas perkembangan 4.61 yaitu berada pada
tingkat sadar diri. Dengan ciri mampu berpikir alternatif, melihat harapan dan
berbagai kemungkinan dalam situasi, peduli untuk mengambil manfaat dari
kesempatan yang ada, orientasi pemecahan masalah, memikirkan cara hidup, serta
penyesuaian terhadap situasi dan peranan. Pencapaian tugas perkembangan yang
tergolong rendah ada pada aspek ke-7 penerimaan diri dan pengembangannya
dengan tingkat perkembangan 4.47. Aspek ke-1 landasan hidup religius dengan
tingkat perkembangan 4,51. Aspek ke-
12

11 persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga dengan tingkat


perkembangan 4.56.

Berdasarkan analisis butir tertinggi yang dicapai peserta didik kelas XI


TJKT 2 telah mencapai tingkatan saksama. Aspek tertinggi pertama yaitu aspek
ke-10 kematangan hubungan dengan teman sebaya pada butir 10.1 dengan tingkat
perkembangan 5.35. Aspek tertinggi kedua yaitu aspek ke-6 peran sosial sebagai
pria atau wanita pada butir 6.3 dengan tingkat perkembangan 5.24. Aspek
tertinggi ketiga yaitu aspek ke-11 persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga pada butir 11.6 dengan tingkat perkembangan 5.18. Aspek ke-5
kesadaran tanggung jawab pada butir 5.2 dengan tingkat perkembangan 5.15.
Aspek ke-5 kesadaran tanggung jawab pada butir 5.1 dengan tingkat
perkembangan 5.15. Aspek ke-1 landasan hidup religius pada butir 1.4 dengan
tingkat perkembangan 5.15. Aspek ke-2 landasan perilaku etis pada butir 2.1
dengan tingkat perkembangan 5.12. Aspek ke-4 kematangan intelektual pada butir
4.2 dengan tingkat perkembangan 5.00.
Berdasarkan analisis butir terendah yang dicapai peserta didik kelas XI TJKT
2 telah mencapai tingkat konformitas dan sadar diri. Tingkat konformitas terdiri
dari aspek ke-1, ke-11, dan ke-6. Aspek terendah pertama yaitu aspek ke-1
landasan hidup religius pada butir 1.1 dengan tingkat perkembangan 3.62. Aspek
terendah kedua yaitu aspek ke-11 persiapan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga pada butir 11.3 dengan tingkat perkembangan 3.82. Aspek terendah
ketiga yaitu aspek ke-6 peran sosial sebagai pria atau wanita pada butir 6.4 dengan
tingkat perkembangan 3.85. Sedangkan tingkat sadar diri terdiri dari aspek ke-10,
ke-5, ke- 4, dan ke-2. Aspek terendah pertama yaitu aspek ke-10 kematangan
hubungan dengan teman sebaya pada butir 10.5 dengan tingkat perkembangan
4.03. Aspek terendah kedua yaitu aspek ke-5 kesadaran tanggung jawab pada butir
5.5 dengan tingkat perkembangan 4.09. Aspek terendah ketiga yaitu aspek ke-5
kesadaran tanggung jawab pada butir 4.4 dengan tingkat perkembangan 4.09.
Aspek ke-10 kematangan hubungan dengan teman sebaya pada butir 10.2 dengan
tingkat perkembangan 4.18. Aspek ke-2 landasan perilaku etis pada butir 2.2
dengan tingkat perkembangan 4.21.
13

c. Profil Instrumen Gaya Belajar

INSTRUMEN GAYA BELAJAR KELAS XI TJKT 2

AudioKinestetkVisual

40%

54%

6%

Gambar 5. Diagram Hasil Instrumen Gaya Belajar Kelas XI TJKT 2 SMKN 4


Bandung Tahun Ajaran 2022/2023

Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu


dalam menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima (Bire
dkk., 2014). Terdapat tiga modalitas (type) dalam gaya belajar yaitu visual,
auditorial, dan kinestetik (DePorter & Hernacki, 2000). Gaya belajar visual
adalah belajar dengan melihat sesuatu, baik melalui gambar atau diagram,
pertunjukkan, peragaan, atau video (Ula, 2013). Gaya belajar auditorial lebih
mengedepankan indra pendengar. Belajar melalui mendengar sesuatu dapat
dilakukan dengan mendengarkan kaset audio, ceramah, diskusi, debat, dan
instruksi (perintah) verbal (Ula, 2013). Gaya belajar kinestetik adalah belajar
melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung, yang dapat berupa
menangani seperti bergerak, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri
(Ula, 2013).
Berdasarkan hasil Instrumen Gaya Belajar kelas XI TJKT 2 dengan
jumlah peserta didik yang mengisi instrumen sebanyak 35 orang
menunjukkan bahwa sebanyak 19 siswa (54%) memiliki gaya belajar visual,
14 siswa (40%) memiliki gaya belajar audio, dan 2 siswa (6%) memiliki gaya
belajar kinestetik.
14

Siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual akan belajar melalui
melihat, memandangi, dan mengamati. Siswa yang memiliki kecenderungan
gaya belajar auditorial lebih mudah mencerna, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan jalan mendengarkan secara langsung. Siswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar atau menerima
informasi melalui gerakan atau sentuhan (Bire dkk., 2014).

d. Profil Instrumen Kepribadian MBTI

INSTRUMEN KEPRIBADIAN (MBTI)


KELAS XI TJKT 2
ENFJENFPENTJENTP ESFPESTJINFJ INFPINTJINTPISFJISFPISTJ

3% 11%

23%
17%

3%
3% 5%
3% 3%
3%
14%
6% 6%

Gambar 6. Diagram Hasil Instrumen Kepribadian (MBTI) Kelas XI TJKT 2


SMKN 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah instrumen tes psikologi yang
dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat
dunia dan membuat keputusan (Gofar dkk., 2019). Tes ini dirancang untuk
mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang. Tujuan
dari MBTI adalah membuat teori tipe psikologis dijelaskan oleh Carl Gustav
Jung dapat dimengerti dan berguna dalam kehidupan manusia (Gofar dkk.,
2019). MBTI juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan
perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat
potensi karyawan tersebut optimal (Claudy dkk., 2018).
Berdasarkan hasil Instrumen Kepribadian (MBTI) kelas XI TJKT 2
dengan jumlah peserta didik yang mengisi instrumen sebanyak 35 orang
menunjukkan bahwa sebanyak 4 siswa memiliki karakter ENFJ yang
ditandai dengan
15

karakter meyakinkan. Sebanyak 6 siswa memiliki karakter ENFP yang


ditandai dengan karakter optimis. Sebanyak 2 siswa memiliki karakter ENTJ
yang ditandai dengan karakter pemimpin alami. Sebanyak 1 siswa memiliki
karakter ENTP yang ditandai dengan karakter inovatif dan kreatif. Sebanyak
1 siswa memiliki karakter ESFP yang ditandai dengan karakter murah hati.
Sebanyak 2 siswa memiliki karakter ESTJ yang ditandai dengan karakter
konservatif dan disiplin. Sebanyak 2 siswa memiliki karakter INFJ yang
ditandai dengan karakter reflektif. Sebanyak 5 siswa memiliki karakter INFP
yang ditandai dengan karakter idealis. Sebanyak 1 siswa memiliki karakter
INTJ yang ditandai dengan karakter perfeksionis. Sebanyak 1 siswa memiliki
karakter INTP yang ditandai dengan karakter konseptual. Sebanyak 1 siswa
memiliki karakter ISFJ yang ditandai dengan karakter setia. Sebanyak 8 siswa
memiliki karakter ISFP yang ditandai dengan karakter artistik. Sebanyak 1
siswa memiliki karakter ISTJ yang ditandai dengan karakter
bertanggungjawab.

e. Profil Instrumen Minat Kerja (RIASCE)

INSTRUMEN MINAT KERJA (RIASCE)


KELAS XI TJKT 2

RealisticInvestigativeArtisticSocialConventionalEnterprising

11% 14%

9% 6%

29%
31%

Gambar 7. Diagram Hasil Instrumen Minat Kerja (RIASCE) Kelas XI TJKT 2


SMKN 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023
Minat sangat penting untuk memilih kursus dan bidang pekerjaan. Salah
satu metode pendeteksian minat yang digunakan adalah RIASCE. RIASEC adalah
salah satu metode dengan menggunakan prinsip probabilitas untuk menghitung
dan membandingkan enam elemen di dalamnya, yaitu Realistic, Investigative,
Artistic,
16

Social, Enterprising, dan Conventional (Hidayat, Wahyuni, 2019). RIASEC dapat


digunakan untuk membantu mahasiswa untuk memilih konsentrasi dan jurusan
kuliah (Moyo-Acerado dkk., 2014).
Berdasarkan hasil Instrumen Kepribadian (MBTI) kelas XI TJKT 2 dengan
jumlah peserta didik yang mengisi instrumen sebanyak 35 orang menunjukkan
bahwa sebanyak 5 siswa memiliki kepribadian Realistic. Individu dengan
kepribadian Realistic lebih suka berinteraksi dengan dunianya melalui ekspresi
artistik, cenderung menghindari situasi yang konvensional dan interpersonal
(Hidayat, Wahyuni, 2019). Sebanyak 2 siswa memiliki kepribadian Investigative.
Individu dengan kepribadian Investigative lebih berorientasi pada konsep dan
teori. Mereka lebih berperan sebagai pemikir daripada sebagai pelaksana. Mereka
sering menghindari adanya hubungan interpersonal dan lebih sesuai dengan karir-
karir yang berkaitan dengan matematika dan pengetahuan (Hidayat, Wahyuni,
2019). Sebanyak 10 siswa memiliki kepribadian Artistic. Individu dengan
kepribadian Artistic cenderung berpikir abstrak, kreatif, imaginatif, dan menyukai
estetika (keindahan) (Hidayat, Wahyuni, 2019). Sebanyak 11 siswa memiliki
kepribadian Social. Individu dengan kepribadian Social memiliki kemampuan
verbal dan hubungan interpersonal yang baik. Mereka lebih cocok memasuki
dunia karir yang berhubungan dengan manusia seperti mengajar, pekerja sosial,
konseling, dan semacamnya (Hidayat, Wahyuni, 2019). Sebanyak 3 siswa
memiliki kepribadian Conventional. Individu dengan kepribadian Conventional
lebih menyukai kegiatan yang bersifat terstruktur. Mereka lebih suka pekerjaan
yang berupa bawahan seperti pegawai bank, sekretaris, dan petugas arsip
(Hidayat, Wahyuni, 2019). Sebanyak 4 siswa memiliki kepribadian Enterprising.
Individu dengan kepribadian Enterprising menggunakan kemampuan verbalnya
untuk memimpin orang lain, mendominasi individu, dan menjual produk atau hal
yang lain. Individu ini lebih sesuai dalam karir seperti sales, bidang politik, dan
manajemen (Hidayat, Wahyuni, 2019).

f. Deskripsi Rumusan Kebutuhan


Deskripsi rumusan kebutuhan diolah dari analisis kebutuhan lingkungan dan
analisis kebutuhan peserta didik melalui Inventori Tugas Perkembangan (ITP),
17

Instrumen Gaya Belajar, Instrumen Kepribadian (MBTI), dan Instrumen Minat


Kerja (RIASCE). Berikut merupakan tabel deskripsi rumusan kebutuhan
berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lingkungan peserta
didik.
Tabel 5.
Rumusan Kebutuhan
Bidang
Hasil Asesmen Kebutuhan Rumusan Kebutuhan
Layanan
Pribadi Berdasarkan kebutuhan lingkungan, Kemampuan memahami
peserta didik diharapkan mampu hikmah bersyukur kepada
meningkatkan landasan hidup Tuhan.
religius.
Berdasarkan analisis tugas Kemampuan mengenal
perkembangan tingkat kecerdasan yang dimiliki.
perkembangan peserta didik pada
aspek ke-7 penerimaan diri dan
pengembangannya dengan tingkat
perkembangan 4.47.
Berdasarkan hasil tes gaya belajar, Kemampuan menentukan
kepribadian, dan minat kerja, jenis kecerdasan yang
peserta didik perlu dilatih untuk dimiliki.
memahami jenis kecerdasan yang
dimiliki.
Sosial Berdasarkan kebutuhan lingkungan, Kemampuan menghindarkan
peserta didik diharapkan mampu diri dari pergaulan bebas.
bergaul yang baik dalam kehidupan
bermasyarakat dan kehidupan
sosial.
Berdasarkan analisis tugas Kemampuan mengidentifikasi
perkembangan tingkat persiapan diri untuk
perkembangan peserta didik pada menghadapi pernikahan.
aspek ke-11 persiapan diri untuk
18

pernikahan dan hidup berkeluarga


dengan tingkat perkembangan 4.56.
Berdasarkan hasil tes gaya belajar, Kemampuan menciptakan
kepribadian, dan minat kerja, kerjasama yang baik.
peserta didik perlu dilatih untuk
meningkatkan kemampuan
hubungan interpersonal pada
kerjasama dan komunikasi.
Belajar Berdasarkan kebutuhan lingkungan, Kemampuan meningkatkan
peserta didik diharapkan mampu konsentrasi belajar.
mengikuti pembelajaran dengan
baik.
Berdasarkan analisis tugas Kemampuan mengambil
perkembangan tingkat keputusan yang baik.
perkembangan peserta didik pada
aspek ke-4 kematangan intelektual
butir 4.4 dengan tingkat
perkembangan 4.09.
Berdasarkan hasil tes gaya belajar, Kemampuan memahami tipe
perlu mengenal tipe gaya belajar gaya belajar.
yang dimiliki untuk meningkatkan
kualitas belajar.
Karir Berdasarkan kebutuhan lingkungan, Kemampuan
peserta didik diharapkan mampu mengembangkan perencanaan
mengembangkan wawasan karir karir.
hingga memiliki rencana karir
setelah lulus SMK.

Berdasarkan analisis tugas Kemampuan mengenal jenis-


perkembangan tingkat jenis pekerjaan.
perkembangan peserta didik pada
aspek ke-9 wawasan dan persiapan
19

karir dengan tingkat perkembangan


4.63.
Berdasarkan hasil tes gaya belajar, Kemampuan menyelesaikan
kepribadian, dan minat kerja, konflik dalam suatu
peserta didik perlu dilatih untuk pekerjaan.
meningkatkan kemampuan dirinya
dalam memasuki dunia industri.

E. TUJUAN

Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan atau hasil
deskripsi kebutuhan peserta didik. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun
dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling. Berikut merupakan tabel deskripsi rumusan
tujuan berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lingkungan
peserta didik.
Tabel 6.
Rumusan Tujuan
Bidang
Rumusan Kebutuhan Rumusan Tujuan
Layanan
Pribadi Kemampuan memahami hikmah Peserta didik/konseli mampu
bersyukur kepada Tuhan. memahami hikmah bersyukur
kepada Tuhan.
Kemampuan mengenal kecerdasan Peserta didik/konseli mampu
yang dimiliki. mengenal kecerdasan yang
dimiliki.
Kemampuan menentukan jenis Peserta didik/konseli mampu
kecerdasan yang dimiliki. menentukan jenis kecerdasan
yang dimiliki.
Sosial Kemampuan menghindarkan diri Peserta didik/konseli mampu
dari pergaulan bebas. menghindarkan diri dari
pergaulan bebas.
20

Kemampuan mengidentifikasi Peserta didik/konseli mampu


persiapan diri untuk menghadapi mengidentifikasi persiapan
pernikahan. diri untuk menghadapi
pernikahan.
Kemampuan menciptakan Peserta didik/konseli mampu
kerjasama yang baik. menciptakan kerjasama yang
baik.
Belajar Kemampuan meningkatkan Peserta didik/konseli mampu
konsentrasi belajar. meningkatkan konsentrasi
belajar.
Kemampuan mengambil keputusan Peserta didik/konseli mampu
yang baik. mengambil keputusan yang
baik.
Kemampuan memahami tipe gaya Peserta didik/konseli mampu
belajar. memahami tipe gaya belajar.
Karir Kemampuan mengembangkan Peserta didik/konseli mampu
perencanaan karir. mengembangkan perencanaan
karir.
Kemampuan mengenal jenis-jenis Peserta didik/konseli mampu
pekerjaan. mengenal jenis-jenis
pekerjaan.
Kemampuan menyelesaikan konflik Peserta didik/konseli mampu
dalam suatu pekerjaan. menyelesaikan konflik dalam
suatu pekerjaan.

F. KOMPONEN PROGRAM

Komponen program bimbingan dan konseling di SMK meliputi: (1) layanan


dasar, (2) layanan perencanaan individual dan peminatan peserta didik/konseli (3)
layanan responsif, dan (4) dukungan sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-
masing komponen:
1. Layanan Dasar.
21

Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh


konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai
dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian.
2. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik/Konseli.
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses
pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan
mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan
utama layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli belajar memantau
dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil
tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut.
Pelayanan peminatan mulai dari pemilihan dan penetapan minat
(kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas minat), pendampingan
peminatan, pengembangan dan penyaluran minat, evaluasi dan tindak lanjut.
Strategi layanan peminatan meliputi bimbingan klasikal, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, dan konseling individual serta layanan
konsultasi. Guru bimbingan dan konseling atau konselor memimpin
kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan dan bursa kerja khusus
serta berperan mengkoordinasikan layanan peminatan, memberikan informasi
yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan dunia kerja, sampai
penetapan dan pemilihan dunia kerja dan studi lanjut.
3. Layanan Responsif.
Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta
didik/konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan
bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini ialah memberikan; (a) layanan
intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami krisis. Peserta
didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta
didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang
kelemahan yang spesifik dan (b) layanan pencegahan bagi peserta
didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak
bijaksana. Isi layanan responsif ini
22

antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi,


sosial, dan karir. Berkaitan dengan tujuan program bimbingan dan konseling
di atas, isi layanan responsif adalah sebagai berikut. Masalah-masalah yang
berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan kesulitan
penyusunan rencana pelajaran. Dalam masalah yang berkaitan dengan karir,
misalnya, kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan
penunjang karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi. Masalah yang
berkaitan dengan perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman
sebaya, tawuran, dan keterampilan interaksi sosial yang rendah. Masalah
yang berkaitan dengan perkembangan pribadi antara lain konflik antara
keinginan dan kemampuan yang dimiliki, dan memiliki pemahaman yang
tidak jelas tentang potensi diri.
4. Dukungan Sistem.
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk
mendukung dan meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan
layanan dasar, layanan responsif, dan layanan peminatan dan perencanaan
individual, dan (b) staf personalia sekolah yang lain dalam melaksanakan
program-program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri
atas aktivitas manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan
program bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Berkaitan dengan pelayanan terhadap program bimbingan dan konseling,
komponen dukungan sistem menangani pengembangan program bimbingan dan
konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;
pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia
sekolah yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat;
pengembangan profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan. Setelah
guru bimbingan dan konseling atau konselor menentukan komponen layanan,
berikutnya yang juga penting dipertimbangkan adalah porsi waktu dari masing-
masing komponen layanan. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap kegiatan layanan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan
dalam waktu tertentu atau terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap
komponen
23

program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan


kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh
konselor.
Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang satuan
pendidikan didasarkan data hasil asesmen kebutuhan peserta didik/konseli dan
satuan pendidikan. Dengan demikian besaran persentase bisa berbeda-beda antara
satuan pendidikan yang satu dengan yang lainnya, karena sangat tergantung hasil
asesmen kebutuhan. Berikut dikemukakan tabel alokasi waktu, sekedar perkiraan
atau pedoman relatif dalam pengalokasian waktu untuk konselor dalam
pelaksanaan komponen pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Tabel 7.
Alokasi Waktu Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas XI TJKT 2 SMK
Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023.
Program SMK Waktu
Layanan Dasar 25 - 35% 35% x 24 = 8
Layanan Peminatan dan 25 - 35% 35% x 24 = 8
Perencanaan Individual
Layanan Responsif 15 - 25% 25% x 24 = 6
Dukungan Sistem 10 - 15% 10% x 24 = 2,4
Jumlah Jam 24,4

G. BIDANG LAYANAN

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang


layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan secara proporsional
sesuai dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat) bidang layanan bimbingan dan
konseling.
1. Bimbingan dan Konseling Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling
atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
secara
24

bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat


mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (a)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik
kondisi fisik maupun psikis, (b) mengembangkan potensi untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya, (c) menerima kelemahan kondisi diri dan
mengatasinya secara baik, (d) mencapai keselarasan perkembangan antara
cipta-rasa-karsa, (e) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa
secara tepat dalam kehidupannya sesuai nilai-nilai luhur, dan (6)
mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal
berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.
2. Bimbingan dan Konseling Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi
sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-
masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki
keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan
peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (a) berempati terhadap
kondisi orang lain, (b) memahami keragaman latar sosial budaya, (c)
menghormati dan menghargai orang lain, (d) menyesuaikan dengan nilai dan
norma yang berlaku, (e) berinteraksi sosial yang efektif, (f) bekerjasama
dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (g) mengatasi konflik
dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3. Bimbingan dan Konseling Belajar
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar,
memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan,
memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan
mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan
25

yang dikembangkan meliputi; (a) menyadari potensi diri dalam aspek belajar
dan memahami berbagai hambatan belajar; (b) memiliki sikap dan kebiasaan
belajar yang positif; (c) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat; (d) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (e) memiliki
keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan (f)
memiliki kesiapan menghadapi ujian.
4. Bimbingan dan Konseling Karir
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang
hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan
meliputi; (a) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian)
yang terkait dengan pekerjaan; (b) memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (c)
memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (d) memahami relevansi
kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan;
(e) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja;
memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola
karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan
atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

H. RENCANA OPERASIONAL (ACTION PLAN)

Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupakan


rencana detail yang menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan Rencana kegiatan berisi tentang tujuan besar bimbingan
konseling yang didapat
26

dari hasil asesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi
kemandirian siswa.
1. Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
2. Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen,
tugas perkembangan atau standar kompetensi kemandirian siswa
3. Komponen Layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan
responsif, (3) peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan sistem.
4. Strategi Layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan
dengan komponen layanan.
5. Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
6. Materi
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai
tujuan.
7. Metode
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang
akan dilakukan.
8. Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point
presentation, kertas kerja dan sebagainya.
9. Evaluasi
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan
ketercapaian tujuan layanan.
10. Ekuivalensi
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan
dengan jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud
No.111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Menengah).
2

Tabel 8.
Rencana Kegiatan (Action Plan) Bimbingan dan Konseling Kelas XI TJKT 2 SMKN 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023.
Bidang Komponen Kegiatan
Tujuan Layanan Kelas Materi Metode Media Evaluasi Ekuivalensi
Layanan Program Layanan
Pribadi Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Hikmah Diskusi, White board, Proses dan 2 Jam
mampu memahami hikmah Dasar Klasikal Bersyukur Tanya sticky notes Hasil
bersyukur kepada Tuhan. kepada Jawab,
Tuhan. Menulis
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Kecerdasan Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu mengenal Dasar Klasikal Majemuk Tanya peserta didik, Hasil
kecerdasan yang dimiliki. (Multiple Jawab, White board
Intelligence) Menulis
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Kecerdasan Group Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu menentukan jenis Dasar Kelompok Majemuk Exercise, peserta didik, Hasil
kecerdasan yang dimiliki. (Multiple Arts and PowerPoint
Intelligence) Crafts
Sosial Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Menghindar- Group Tabel Proses dan 2 Jam
mampu menghindari diri Dasar Kelompok kan Diri dari Exercise, permainan, Hasil
dari pergaulan bebas. PowerPoint
2

Bidang Komponen Kegiatan


Tujuan Layanan Kelas Materi Metode Media Evaluasi Ekuivalensi
Layanan Program Layanan
Pergaulan Creative
Bebas Props
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Persiapan Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu mengidentifikasi Dasar Klasikal Diri untuk Tanya peserta didik, Hasil
persiapan diri untuk Menghadapi Jawab, White board
menghadapi pernikahan. Pernikahan Menulis
Peserta didik/konseli Layanan Konseling XI Kerjasama Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu menciptakan Responsif Kelompok Tanya peserta didik Hasil
kerjasama yang baik. Jawab
Belajar Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Konsentrasi Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu meningkatkan Dasar Klasikal Belajar Tanya peserta didik Hasil
konsentrasi belajar. Jawab
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Pengambilan Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu mengambil Dasar Kelompok Keputusan Tanya peserta didik Hasil
keputusan yang baik. Jawab
2

Bidang Komponen Kegiatan


Tujuan Layanan Kelas Materi Metode Media Evaluasi Ekuivalensi
Layanan Program Layanan
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Tipe Gaya Diskusi, PowerPoint. Proses dan 2 Jam
mampu memahami tipe Dasar Klasikal Belajar Tanya Lembar kerja Hasil
gaya belajar. Jawab, peserta didik
Menulis
Karir Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Perencanaan Group Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu mengembangkan Dasar Kelompok Karir Exercise, peserta didik, Hasil
perencanaan karir. Writing PowerPoint
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Jenis-Jenis Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu mengenal jenis- Dasar Klasikal Pekerjaan Tanya peserta didik Hasil
jenis pekerjaan. Jawab
Peserta didik/konseli Layanan Konseling XI Konflik Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu menyelesaikan Responsif Kelompok dalam Tanya peserta didik Hasil
konflik dalam suatu Pekerjaan Jawab
pekerjaan.
30

I. PENGEMBANGAN TEMA/TOPIK

Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan


peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang
akan dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan
Konseling).
Tabel 9.
Pengembangan Tema/Topik Layanan
Bidang Rumusan
Rumusan Tujuan Tema/Topik
Layanan Kebutuhan
Pribadi Kemampuan Peserta didik/konseli Hikmah
memahami hikmah mampu memahami Bersyukur
bersyukur kepada hikmah bersyukur kepada kepada Tuhan.
Tuhan. Tuhan.
Kemampuan Peserta didik/konseli (Multiple
mengenal kecerdasan mampu mengenal Intelligence)
yang dimiliki. kecerdasan yang dimiliki.
Kemampuan Peserta didik/konseli (Multiple
menentukan jenis mampu menentukan jenis Intelligence)
kecerdasan yang kecerdasan yang dimiliki.
dimiliki.
Sosial Kemampuan Peserta didik/konseli Menghindarkan
menghindarkan diri mampu menghindarkan Diri dari
dari pergaulan bebas. diri dari pergaulan bebas. Pergaulan
Bebas.
Kemampuan Peserta didik/konseli Persiapan Diri
mengidentifikasi mampu mengidentifikasi untuk
persiapan diri untuk persiapan diri untuk Menghadapi
menghadapi menghadapi pernikahan. Pernikahan.
pernikahan.
31

Kemampuan Peserta didik/konseli Kerjasama


menciptakan mampu menciptakan
kerjasama yang baik. kerjasama yang baik.
Belajar Kemampuan Peserta didik/konseli Konsentrasi
meningkatkan mampu meningkatkan Belajar
konsentrasi belajar. konsentrasi belajar.
Kemampuan Peserta didik/konseli Pengambilan
mengambil keputusan mampu mengambil Keputusan
yang baik. keputusan yang baik.
Kemampuan Peserta didik/konseli Tipe Gaya
memahami tipe gaya mampu memahami tipe Belajar
belajar. gaya belajar.
Karir Kemampuan Peserta didik/konseli Perencanaan
mengembangkan mampu mengembangkan Karir
perencanaan karir. perencanaan karir.

Kemampuan Peserta didik/konseli Jenis-Jenis


mengenal jenis-jenis mampu mengenal jenis- Pekerjaan
pekerjaan. jenis pekerjaan.
Kemampuan Peserta didik/konseli Konflik dalam
menyelesaikan mampu menyelesaikan Pekerjaan
konflik dalam suatu konflik dalam suatu
pekerjaan. pekerjaan.

J. EVALUASI, PELAPORAN, DAN TINDAK LANJUT


1. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen
pelayanan bimbingan dan konseling (BK). Evaluasi secara umum
ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan
ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi
program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah kegiatan
evaluasi yang dilakukan
32

melalui analisis hasil penilaian proses selama kegiatan pelayanan


bimbingan dan konseling berlangsung. Fokus penilaian adalah
keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling. Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan
konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan
konseling ditujukan pada hasil yang dicapai oleh peserta didik yang
menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian dapat
diarahakan pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan perilaku yang diperoleh berkaitan
dengan materi/topik/masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau
materi/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam
rangka mewujudkan upaya pengembangan/pengentasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data

2. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi
sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun
dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi
proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan
informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan
kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan laporan yaitu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
33

b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah


penulisan dan kebahasaan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus
dilaporkan secara akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan

3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil
evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan
program yang telah dilaksanakan dengan cara membuat desain ulang atau
merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang
dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan
dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan
bimbingan dan konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau
pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang
akan diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah
ditentukan.

K. SARANA DAN PRASARANA

Selain rumusan dalam bentuk perilaku, hasil analisis asesmen kebutuhan


juga digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur program
Bimbingan dan konseling. Standar infrastruktur mengacu pada lampiran
Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan
34

Pendidikan Menengah. Rancangan kebutuhan sarana dan prasarana disesuaikan


dengan dukungan kebijakan dan dana serta kemanfaatannya.

L. ANGGARAN BIAYA

Pada perencanaan program layanan bimbingan dan konseling perlu


direncanakan anggaran biaya yang diperlukan selama program tersebut
dijalankan. Usulan dana yang dibutuhkan selama layanan bimbingan dan
konseling agar terlihat rinciannya secara jelas dapat dilakukan sejalan dengan
program bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Tabel 10.
Anggaran Biaya
No. Uraian kebutuhan/kegiatan Banyaknya Harga
1. Kertas HVS 1 rim Rp. 75.000
2. Tinta warna 1 buah Rp. 155.000
3. Double Tape 1 buah Rp. 4.000
4. Stickey Notes 1 bungkus Rp. 10.000
5. Spidol 1 buah Rp.20.000
6. X-Banner 1 buah Rp. 60.000
7. Alat pencuci dan pengharum 1 buah Rp. 18.500
ruangan
Jumlah Rp. 342.500
35

LAMPIRAN 3
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL
36

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL (a)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Mengelola dan mengembangkan kemampuan


dan keunikan diri yang dimiliki dalam
lingkungan sosial yang lebih luas.
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Pribadi
D Topik Layanan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)
E Fungsi Layanan Pemahaman
F Tujuan Umum Peserta didik menganalisis berbagai jenis
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
G Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan definisi
kecerdasan. (C5)
2. Peserta didik menganalisis berbagai jenis
kecerdasan. (C4)
3. Peserta didik menelaah jenis kecerdasan
yang dimiliki. (C4)
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Materi Layanan Memahami dan menentukan jenis kecerdasan
yang dimiliki.
J Waktu 1 x 45 Menit
K Sumber Rusmana, Nandang .(2017). Bimbingan dan
Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
37

Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences:


The Theory in Practice. New York:
Basics Book.
Lucky, G. A. (2002) Ulasan Kritis Terhadap
Model-Model Kecerdasan Berbasis
Neuroscience: IQ, EQ, dan SQ. Journal
of Psyche, 1-16.
Suarca, K., dkk. (2005). Kecerdasan Majemuk
Pada Anak. Sari Perdiatri, 7(2), 85-92.
L Metode/Teknik Diskusi, Menulis
M Media/Alat Lembar kerja peserta didik.
N Pelaksanaan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa
2) Membina hubungan baik dengan peserta
didik (menanyakan kabar, pelajaran
sebelumnya, ice breaking)
3) Menyampaikan tujuan-tujuan yang akan
dicapai
b. Penjelasan tentang 1) Memberikan langkah-langkah kegiatan,
langkah-langkah tugas dan tanggung jawab peserta didik
kegiatan kelompok 2) Kontrak layanan (kesepakatan layanan),
(pembentukan) hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan
melakukan dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan
(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.
d. Tahap peralihan Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan
(transisi) peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
memulai ke tahap inti.
38

2. Tahap Inti/Kerja
a. Kegiatan peserta didik 1) Peserta didik membuat tabel mengenai
jenis kecerdasan yang terdiri dari jenis,
contoh pekerjaan, dan rating.
2) Peserta didik memahami jenis-jenis
kecerdasan.
3) Peserta didik menganalisis jenis
kecerdasan yang dimiliki.
4) Peserta didik menentukan jenis kecerdasan
yang dimiliki dengan memberi rating pada
tabel.
b. Kegiatan Guru Guru BK/Konselor memberikan latihan
BK/Konselor kepada peserta didik untuk menentukan jenis
kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Tahap Penutup
a. Guru BK memberikan kesimpulan dan
penguatan materi mengenai kecerdasan
majemuk (multiple intelligence).
b. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam.
O Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan evaluasi
dengan memperhatikan proses yang terjadi:
a. Mengadakan refleksi
b. Sikap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
c. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya
d. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan Guru BK/Konselor
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal,
antara lain:
39

a. Merasakan suasana pertemuan


b. Topik yang dibahas
c. Cara Guru BK/Konselor menyampaikan
d. Kegiatan yang diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
Bandung, Maret 2023
Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma


NP. 19881206 201503 2 Hafsany NIM
003 1901197

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)

Kecerdasan pada mulanya diartikan dalam bahasa sehari-hari sebagai


kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan praktis, dan terdapat
persepsi bahwa kemampuan untuk belajar berasal dari kapasitas kognitif.
Selanjutnya, makna ini harus diperluas dan lebih fundamental karena pada
dasarnya kecerdasan dan aspek kognitif tak terpisahkan dari aktivitas pikiran atau
kesadaran
40

manusia secara utuh dalam hubungannya dengan aspek-aspek diri manusia


seutuhnya serta interaksinya dengan lingkungannya.
Howard Gardner mengembangkan konsep penilaian kecerdasan melalui
kecerdasan majemuk dengan memandang manusia tidak hanya berdasarkan skor
standar semata melainkan dengan ukuran kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia, kemampuan untuk menghasilkan
persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
memberikan penghargaan dalam budaya seseorang. Teori kecerdasan majemuk
adalah cara untuk mengerti kecerdasan melalui beberapa aspek yang meliputi
delapan jenis kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan
logika- matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan gerak tubuh/kinestetik,
kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan
kecerdasan naturalis.
1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif.
Pandai berbicara, gemar bercerita dan dengan tekun mendengarkan cerita atau
membaca merupakan tanda anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang
menonjol. Potensi kecerdasan berbahasa yang dimiliki seorang anak hanya akan
tinggal potensi bila tidak dilatih atau dikembangkan.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan untuk
menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus
atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara alamiah. Ada juga yang
secara awam menjabarkan kecerdasan ini sebagai kecerdasan ilmiah karena
berkaitan dengan kegiatan berpikir atau berargumentasi secara induktif dan
deduktif, berpikir dengan bilangan dan kesadaran terhadap pola-pola abstrak.
3. Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual-spasial memungkinkan orang membayangkan bentuk
geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah karena ia mampu mengamati
dunia spasial secara akurat dan mentransformasikan persepsi ini termasuk di
dalamnya adalah kapasitas untuk memvisualisasi, menghadirkan visual dengan
grafik atau ide spasial, dan untuk mengarahkan diri sendiri dalam ruang secara
tepat. Kecerdasan
41

ini juga membuat individu mampu menghadirkan dunia ruang secara internal
dalam pikirannya.
4. Kecerdasan Gerak Tubuh/Kinestetik
Anak dengan kecerdasan gerakan tubuh di atas rata-rata senang bergerak dan
menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan
dan keanggunan dalam bergerak, dan mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Keterampilan yang dapat dilihat pada anak dengan kecerdasan gerak tubuh antara
lain berprestasi dalam bidang olahraga kompetitif, bergerak-gerak ketika sedang
duduk, terlibat dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, mendaki dan
lain- lain.
5. Kecerdasan Musikal
Anak dengan kecerdasan musikal mudah mengenali dan mengingat nada-
nada. Ia juga dapat mentransformasi kata-kata menjadi lagu dan menciptakan
berbagai permainan musik. Merekapun pintar melantunkan bait lagu dengan baik
dan benar, menggunakan kosa kata musikal, dan peka terhadap ritme, ketukan,
melodi atau warna suara dalam sebuah potongan komposisi musik. Keterampilan
yang mungkin bisa didapat pada kecerdasan musikal seperti memainkan alat
musik di rumah atau di sekolah, ingat melodi lagu, dan berprestasi di kelas musik
di sekolah.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk bisa memahami dan
berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga
hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu lingkungan
sosial. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan
sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi,
adalah ciri-ciri kecerdasan interpersonal yang menonjol.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi dan memahami
situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari serta mengarahkan dan
mengintrospeksi diri.
8. Kecerdasan Naturalis
42

Anak dengan kecerdasan naturalis yang tinggi pada usia sangat dini telah
memiliki daya tarik yang besar terhadap lingkungan alam sekitar termasuk pada
binatang. Di usia yang lebih besar, anak-anak tersebut sangat berminat pada
biologi, botani, ilmu hewan, geologi, meteorologi, paleontologi atau astronomi.
Referensi:
Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York:
Basics Book.
Lucky, G. A. (2002) Ulasan Kritis Terhadap Model-Model Kecerdasan Berbasis
Neuroscience: IQ, EQ, dan SQ. Journal of Psyche, 1-16.
Suarca, K., dkk. (2005). Kecerdasan Majemuk Pada Anak. Sari Perdiatri, 7(2),
85-92.

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik


No. Contoh pekerjaan yang
Tipe Kecerdasan Rating saya
sesuai
1. Verbal penulis, penceramah, motivator
cerdas kata
2. Visual-Spasial seniman, desainer, fotografer,
cerdas gambar videografer
3. Natural aktivis lingkungan, dokter
cerdas lingkungan hewan
4. Interpersonal marketing, diplomat, public
cerdas sosialisasi relation
5. Intrapersonal filsuf, penyair, pemain drama
cerdas refleksi
6. Logis saintist, insinyur, akuntan
cerdas angka dan
logika
7. Kinestetik atlit, penari, montir, penjahit
cerdas gerak
8. Musikal musisi, composer, penyanyi
cerdas nada
43

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN BIMBINGAN KLASIKAL (a)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1 Komponen Layanan Layanan Dasar


2 Bidang Layanan Pribadi
3 Topik Layanan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)
4 Tujuan Layanan Peserta didik menganalisis berbagai jenis
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
5 Kelas/Semester XI-TJKT 2/Semester 2
6 Hari/Tanggal Rabu/15 Maret 2023
7 Durasi pertemuan 1 x 45 Menit
8 Materi Memahami dan menentukan jenis kecerdasan
yang dimiliki.
9 Hasil dan Tindak Lanjut Hasil
1. Peserta didik mampu menafsirkan definisi
kecerdasan.
2. Peserta didik mampu menganalisis berbagai
jenis kecerdasan.
3. Peserta didik mampu menelaah jenis
kecerdasan yang dimiliki.
Tindak Lanjut
Peserta didik yang masih kesulitan dalam
mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya
akan diberikan konseling individual.
44

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
45

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL (b)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Menunjukkan pemahaman tentang bentuk-


bentuk kesiapan pernikahan serta peran dan
tanggung jawab dalam pernikahan dan
berkeluarga (agama, fisik, psikologis, sosio-
ekonomi, ilmu pengetahuan).
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Sosial
D Topik Layanan Persiapan Diri untuk Menghadapi Pernikahan.
E Fungsi Layanan Pemahaman
F Tujuan Umum Peserta didik mengidentifikasi persiapan diri
untuk menghadapi pernikahan.
G Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan definisi
pernikahan. (C5)
2. Peserta didik menganalisis persiapan diri
untuk pernikahan. (C4)
3. Peserta didik merumuskan persiapan diri
untuk pernikahan. (C6)
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Materi Layanan Memahami dan mengidentifikasi persiapan
diri untuk pernikahan.
J Waktu 1 x 45 Menit
46

K Sumber Rusmana, Nandang. (2017). Bimbingan dan


Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Duvall, E.M., dan Miller, B.C.
(1985). Marriage and Family
Development. New York: Harper & Row.
Nuryoto, S. (1982). Perkawinan Usia Muda
Ditinjau Dari Sudut Kematangan dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: BKKBN.
Papalia, D.E., Old, S.W., dan Feldman, R.D.
(2001). Perkembangan Manusia. Jakarta:
Salemba Humanika.
L Metode/Teknik Ceramah, Menulis
M Media/Alat Lembar kerja peserta didik, white board.
N Pelaksanaan
a. Tahap Awal/Pendahuluan

a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan


salam dan berdoa
2) Membina hubungan baik dengan peserta
didik (menanyakan kabar, pelajaran
sebelumnya, ice breaking)
3) Menyampaikan tujuan-tujuan yang akan
dicapai.
b. Penjelasan tentang 1) Memberikan langkah-langkah kegiatan,
langkah-langkah kegiatan tugas dan tanggung jawab peserta didik
kelompok (pembentukan) 2) Kontrak layanan (kesepakatan layanan),
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan
melakukan dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan
(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.
47

d. Tahap peralihan (transisi) Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan


peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
memulai ke tahap inti.
2. Tahap Inti/Kerja

a. Kegiatan peserta didik 1) Peserta didik memahami penjelasan yang


diberikan oleh Guru BK/Konselor
mengenai definisi pernikahan.
2) Peserta didik mengidentifikasi persiapan
diri untuk pernikahan baik kesiapan secara
agama, fisik, sosial, mental, dan ekonomi.
3) Peserta didik menulis persiapan diri untuk
pernikahan pada lembar kerja (5 aspek
kesiapan).
b. Kegiatan Guru 1) Guru BK/Konselor menjelaskan definisi
BK/Konselor pernikahan.
2) Guru BK/Konselor memberikan latihan
kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi kelima aspek persiapan
diri untuk pernikahan.
3. Tahap Penutup

a. Guru BK memberikan kesimpulan dan


penguatan materi mengenai persiapan diri
untuk pernikahan.
b. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam.
O Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan evaluasi
dengan memperhatikan proses yang terjadi:
b. Mengadakan refleksi
48

c. Sikap peserta didik dalam mengikuti


kegiatan
d. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya
e. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan Guru BK/Konselor
b. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal,
antara lain:
a. Merasakan suasana pertemuan
b. Topik yang dibahas
c. Cara Guru BK/Konselor menyampaikan
d. Kegiatan yang diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Persiapan Diri untuk Menghadapi Pernikahan
Menurut Papalia, Olds dan Feldman (2001), pernikahan adalah ikatan yang
terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman,
pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi
lebih matang. Pernikahan juga merupakan awal dari terbentuknya keluarga
dengan penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak.
Menurut Duvall dan Miller (1985), menikah adalah hubungan antara pria dan
wanita yang
49

diakui dalam masyarakat, yang melibatkan hubungan seksual, adanya penguasaan


dan hak mengasuh anak dan saling mengetahui tugas masing-masing sebagai
suami dan sebagai istri.
Menurut Nuryoto (1982), pribadi yang akan mempersiapkan untuk menikah,
terdapat beberapa bentuk persiapan, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Kesiapan Fisik. Berarti individu telah memiliki kematangan seksual
sehingga mampu untuk mendapatkan keturunan serta individu siap pula
menerima konsekuensi sebagai orang tua (hamil, melahirkan, menyusui,
mengasuh anak dan lain-lain).
2. Kesiapan Sosial. Berarti individu harus siap untuk memikul status baru di
dalam masyarakat sebagai suami atau istri dengan segala konsekuensinya
serta berusaha untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan budaya yang
berlainan.
3. Kesiapan Psikis. Berarti individu harus sudah tahu tugasnya sebagai suami
atau istri dalam rumah tangga serta remaja tidak memiliki kecemasan yang
berlebihan terhadap pernikahan tapi menganggap pernikahan sebagai sesuatu
yang wajar untuk dijalani.
4. Kesiapan Ekonomi. Berarti individu harus sudah mampu untuk mandiri dan
mampu memenuhi segala kebutuhannya serta tidak lagi tergantung pada
orang tua. Individu yang siap secara ekonomi juga memiliki perencanaan
keuangan yang unik dan pengelolaan keuangan yang realistis.

Referensi:
Duvall, E.M., dan Miller, B.C. (1985). Marriage and Family Development. New
York: Harper & Row.
Nuryoto, S. (1982). Perkawinan Usia Muda Ditinjau Dari Sudut Kematangan dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: BKKBN.
Papalia, D.E., Old, S.W., dan Feldman, R.D. (2001). Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.
50

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik


51

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN BIMBINGAN KLASIKAL (b)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1 Komponen Layanan Layanan Dasar


2 Bidang Layanan Sosial
3 Topik Layanan Persiapan Diri untuk Menghadapi Pernikahan.
4 Tujuan Layanan Peserta didik mengidentifikasi persiapan diri
untuk menghadapi pernikahan.
5 Kelas/Semester XI-TJKT 2/Semester 2
6 Hari/Tanggal Selasa/21 Maret 2023
7 Durasi pertemuan 1 x 45 Menit
8 Materi Memahami dan mengidentifikasi persiapan diri
untuk pernikahan.
9 Hasil dan Tindak Lanjut Hasil
1. Peserta didik menafsirkan definisi pernikahan.
2. Peserta didik menganalisis persiapan diri
untuk pernikahan.
3. Peserta didik merumuskan persiapan diri
untuk pernikahan.
Tindak Lanjut
Peserta didik yang masih kesulitan dalam
mempersiapkan diri untuk pernikahan akan
diberikan konseling individual.
52

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
53

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL (c)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Menerapkan pengetahuan keberagaman serta


mengajak teman sebaya atas dasar keyakinan
yang dimiliki secara konsisten melalui sikap
dan perilaku sehari-hari.
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Pribadi
D Topik Layanan Hikmah Bersyukur kepada Tuhan.
E Fungsi Layanan Pemahaman
F Tujuan Umum Peserta didik menyadari hikmah bersyukur
kepada Tuhan.
G Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan arti bersyukur.
(C5)
2. Peserta didik menganalisis manfaat
bersyukur kepada Tuhan. (C4)
3. Peserta didik membentuk rasa syukur atas
nikmat/kesenangan yang diperoleh. (A4)
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Materi Layanan Memahami dan menuliskan rasa syukur atas
nikmat/kesenangan yang diperoleh.
J Waktu 1 x 45 Menit
54

K Sumber Rusmana, Nandang. (2017). Bimbingan dan


Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Amir, An-Najar. (2004). Psikoterapi Sufistik
dalam Kehidupan Modern. Bandung: PT.
Mizan Publika.
L Metode/Teknik Diskusi, Menulis
M Media/Alat White board, sticky notes.
N Pelaksanaan
1. Tahap Awal/Pendahuluan

a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan


salam dan berdoa
2) Membina hubungan baik dengan peserta
didik (menanyakan kabar, pelajaran
sebelumnya, ice breaking)
3) Menyampaikan tujuan-tujuan yang akan
dicapai.
b. Penjelasan tentang 1) Memberikan langkah-langkah kegiatan,
langkah-langkah kegiatan tugas dan tanggung jawab peserta didik
kelompok (pembentukan) 2) Kontrak layanan (kesepakatan layanan),
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan
melakukan dengan baik.
b. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan
(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.

c. Tahap peralihan (transisi) Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan


peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
memulai ke tahap inti.
2. Tahap Inti/Kerja
55

a. Kegiatan peserta didik 1) Peserta didik memahami penjelasan yang


diberikan oleh Guru BK/Konselor
mengenai arti bersyukur.
2) Peserta didik mengidentifikasi manfaat
bersyukur kepada Tuhan.
3) Peserta didik menuliskan rasa syukur
kepada Tuhan atas nikmat/kesenangan
yang diperoleh.
b. Kegiatan Guru 1) Guru BK/Konselor menjelaskan arti
BK/Konselor bersyukur.
2) Guru BK/Konselor bertanya kepada
peserta didik tentang apa saja manfaat
bersyukur kepada Tuhan.
3) Guru BK/Konselor membagikan sticky
notes kepada peserta didik.
3. Tahap Penutup

a. Guru BK memberikan kesimpulan dan


penguatan materi mengenai hikmah
bersyukur kepada Tuhan.
b. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam.
O Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan evaluasi
dengan memperhatikan proses yang terjadi:
a. Mengadakan refleksi
b. Sikap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
c. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya
d. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan Guru BK/Konselor
56

2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal,


antara lain:
a. Merasakan suasana pertemuan
b. Topik yang dibahas
c. Cara Guru BK/Konselor menyampaikan
d. Kegiatan yang diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Hikmah Bersyukur kepada Tuhan
Secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa
yang dilakukan kepadanya. Syukur adalah kebalikan dari kufur. Hakikat syukur
adalah menampakkan nikmat, sedangkan hakikat kekufuran adalah
menyembunyikannya. Menampakkan nikmat antara lain berarti menggunakannya
pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, juga
menyebut- nyebut nikmat dan pemberinya dengan lisan. Syukur berarti
menghadirkan ingatan limpahan nikmat yang Allah berikan dengan mengingat-
ingat kenikmatan tersebut dan menampakkannya. Baik dengan cara menyebut
atau dengan mempergunakannya di jalan yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Sayyid Quthub yang dikutip oleh Ahmad Yani, menyatakan empat manfaat
bersyukur yakni:
57

a. Menyucikan jiwa. Bersyukur dapat menjaga kesucian jiwa, sebab


menjadikan orang dekat dan terhindar dari sifat buruk, seperti sombong atas
apa yang diperolehnya.
b. Mendorong jiwa untuk beramal shalih. Bersyukur yang harus ditunjukkan
dengan amal sholih membuat seseorang, selalu terdorong untuk
memanfaatkan apa yang diperolehnya untuk berbagai kebaikan. Semakin
banyak kenikmatan yang diperoleh semakin banyak pula amal sholih yang
dilakukan.
c. Menjadikan orang lain Ridha. Dengan bersyukur, apa yang diperolehnya
akan berguna bagi orang lain dan membuat orang lain ridho kepadanya.
Karena menyadari bahwa nikmat yang diperoleh tidak harus dinikmati sendiri
tapi juga harus dinikmati oleh orang lain, sehingga hubungan dengan orang
lain pun menjadi baik.
d. Memperbaiki dan memperlancar interaksi sosial. Dalam kehidupan
bermasyarakat, hubungan yang baik dan lancar merupakan hal yang amat
penting. Hanya orang yang bersyukur yang bisa melakukan upaya
memperbaiki dan memperlancar hubungan sosial karena tidak ingin
menikmati sendiri apa yang telah diperolehnya.

Referensi:
Amir, An-Najar. (2004). Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern. Bandung:
PT. Mizan Publika.

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik

Hari ini aku bersyukur karena…


58

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN BIMBINGAN KLASIKAL (c)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1 Komponen Layanan Layanan Dasar


2 Bidang Layanan Pribadi
3 Topik Layanan Hikmah Bersyukur kepada Tuhan.
4 Tujuan Layanan Peserta didik menyadari hikmah bersyukur
kepada Tuhan.
5 Kelas/Semester XI-TJKT 2/Semester 2
6 Hari/Tanggal Selasa/21 Maret 2023
7 Durasi pertemuan 1 x 45 Menit
8 Materi Memahami dan menuliskan rasa syukur atas
nikmat/kesenangan yang diperoleh.
9 Hasil dan Tindak Lanjut Hasil
1. Peserta didik menafsirkan arti bersyukur.
2. Peserta didik menganalisis manfaat bersyukur
kepada Tuhan.
3. Peserta didik membentuk rasa syukur atas
nikmat/kesenangan yang diperoleh.
Tindak Lanjut
Peserta didik yang masih kurang memiliki rasa
syukur atas nikmat/kesenangan yang diperoleh
akan diberikan konseling individual.
59

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
60

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL (d)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Mengembangkan ragam alternatif


pengambilan keputusan dan pengentasan
masalah secara objektif menggunakan konsep
ilmu pengetahuan dan perilaku belajar serta
konsekuensinya.
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Belajar
D Topik Layanan Pentingnya Mengetahui Tipe Gaya Belajar
E Fungsi Layanan Pemahaman
F Tujuan Umum Peserta didik menganalisis berbagai tipe gaya
belajar.
G Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan definisi gaya
belajar. (C5)
2. Peserta didik menganalisis berbagai tipe
gaya belajar. (C4)
3. Peserta didik menelaah tipe gaya belajar
yang dimiliki. (C4)
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Materi Layanan Memahami dan mengetahui tipe gaya belajar
yang dimiliki.
J Waktu 1 x 45 Menit
61

K Sumber Rusmana, Nandang .(2017). Bimbingan dan


Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014).
Pengaruh Gaya Belajar Visual,
Auditorial, dan Kinestetik Terhadap
Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Kependidikan, 44 (2), 169-176.
DePorter, B. & Hernacki, M. (2000).
Quantum Learning. Edisi Revisi.
Bandung: Kaifa.
Ula, S.S. 2013. Revolusi Belajar:
Optimalisasi Kecerdasan Melalui
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Majemuk.
Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
L Metode/Teknik Diskusi, Menulis
M Media/Alat Lembar kerja peserta didik.
N Pelaksanaan
3. Tahap Awal/Pendahuluan

a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan


salam dan berdoa
2) Membina hubungan baik dengan peserta
didik (menanyakan kabar, pelajaran
sebelumnya, ice breaking)
3) Menyampaikan tujuan-tujuan yang akan
dicapai
b. Penjelasan tentang 1) Memberikan langkah-langkah kegiatan,
langkah-langkah kegiatan tugas dan tanggung jawab peserta didik
kelompok (pembentukan) 2) Kontrak layanan (kesepakatan layanan),
hari ini kita akan melakukan kegiatan
selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan
melakukan dengan baik.
62

c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan


(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.

d. Tahap peralihan (transisi) Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan


peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
memulai ke tahap inti.
2. Tahap Inti/Kerja

a. Kegiatan peserta didik 1) Peserta didik membuat tabel mengenai tipe


gaya belajar yang terdiri dari jenis,
pengertian, dan ciri-cirinya.
2) Peserta didik memahami tipe gaya belajar.
3) Peserta didik menganalisis tipe gaya
belajar yang dimiliki.
b. Kegiatan Guru Guru BK/Konselor memberikan latihan
BK/Konselor kepada peserta didik untuk menentukan tipe
gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Tahap Penutup

a. Guru BK memberikan kesimpulan dan


penguatan materi mengenai tipe gaya
belajar.
b. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam.
O Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan evaluasi
dengan memperhatikan proses yang terjadi:
a. Mengadakan refleksi
b. Sikap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
c. Cara peserta didik menyampaikan pendapat
atau bertanya
63

d. Cara peserta didik memberikan penjelasan


terhadap pertanyaan Guru BK/Konselor
4. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal,
antara lain:
a. Merasakan suasana pertemuan
b. Topik yang dibahas
c. Cara Guru BK/Konselor menyampaikan
d. Kegiatan yang diikuti

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik

Bandung, Mei 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Tipe Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh individu dalam
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi yang diterima (Bire dkk., 2014).
Terdapat tiga modalitas (type) dalam gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan
kinestetik (DePorter & Hernacki, 2000). Gaya belajar visual adalah belajar dengan
melihat sesuatu, baik melalui gambar atau diagram, pertunjukkan, peragaan, atau
video (Ula, 2013). Gaya belajar auditorial lebih mengedepankan indra pendengar.
Belajar melalui mendengar sesuatu dapat dilakukan dengan mendengarkan kaset
audio, ceramah, diskusi, debat, dan instruksi (perintah) verbal (Ula, 2013). Gaya
belajar kinestetik adalah belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung,
64

yang dapat berupa menangani seperti bergerak, menyentuh, merasakan atau


mengalami sendiri (Ula, 2013).

Referensi:
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual,
Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Kependidikan, 44 (2), 169-176.
DePorter, B. & Hernacki, M. (2000). Quantum Learning. Edisi Revisi. Bandung:
Kaifa.
Ula, S.S. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan Melalui Pembelajaran
Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik


No. Tipe Gaya Belajar Pengertian Ciri-ciri
1. Audio

2. Visual

3. Kinestetik
65

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN BIMBINGAN KLASIKAL (d)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1 Komponen Layanan Layanan Dasar


2 Bidang Layanan Belajar
3 Topik Layanan Pentingnya Mengetahui Tipe Gaya Belajar
4 Tujuan Layanan Peserta didik menganalisis berbagai tipe gaya
belajar.
5 Kelas/Semester XI-TJKT 2/Semester 2
6 Hari/Tanggal Rabu/3 Mei 2023
7 Durasi pertemuan 1 x 45 Menit
8 Materi Memahami dan menentukan tipe gaya belajar
yang dimiliki.
9 Hasil dan Tindak Lanjut Hasil
1. Peserta didik mampu menafsirkan definisi
gaya belajar.
2. Peserta didik mampu menganalisis berbagai
tipe gaya belajar.
3. Peserta didik mampu menelaah tipe gaya
belajar yang dimiliki.
Tindak Lanjut
Peserta didik yang belum memahami tipe gaya
belajar yang dimilikinya akan diberikan
konseling individual.
66

Bandung, Mei 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
67

LAMPIRAN 4
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK
68

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK (a)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Mengelola dan mengembangkan


kemampuan dan keunikan diri yang dimiliki
dalam lingkungan sosial yang lebih luas.
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Pribadi
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik memahami berbagai jenis
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan definisi
kecerdasan. (C5)
2. Peserta didik menganalisis berbagai jenis
kecerdasan. (C4)
3. Peserta didik menelaah jenis kecerdasan
yang dimiliki. (C4)
G Topik Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Metode dan Teknik Group Exercise, Arts and Crafts
J Waktu 1 x 45 Menit
K Media/Alat Aplikasi Canva, Power Point, Laptop,
Proyektor.
L Tanggal Pelaksanaan Rabu/15 Maret 2023
69

M Sumber Bacaan Rusmana, Nandang .(2017). Bimbingan dan


Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences:
The Theory in Practice. New York:
Basics Book.
Lucky, G. A. (2002) Ulasan Kritis Terhadap
Model-Model Kecerdasan Berbasis
Neuroscience: IQ, EQ, dan SQ. Journal
of Psyche, 1-16.
Suarca, K., dkk. (2005). Kecerdasan
Majemuk Pada Anak. Sari Perdiatri,
7(2), 85-92.
N Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa
2) Guru BK/Konselor membina hubungan
baik dengan peserta didik (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3) Guru BK/Konselor menyampaikan
tujuan-tujuan yang akan dicapai
b. Penjelasan tentang 1) Guru BK/Konselor memberikan langkah-
langkah-langkah kegiatan langkah kegiatan, tugas dan tanggung
kelompok (pembentukan) jawab peserta didik
2) Guru BK/Konselor kontrak layanan
(kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan
dengan baik.
70

c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan


(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.
d. Tahap Peralihan (transisi)
Guru BK menanyakan kalau Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan
ada siswa yang belum peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengerti dan memberikan mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
penjelasannya (storming) memulai ke tahap inti.
Guru BK menyiapkan siswa Guru BK menjawab pertanyaan dari peserta
untuk melakukan komitmen didik yang masih belum memahami tugas
tentang kegiatan yang akan yang diberikan dan menjelaskan kembali
dilakukannya (norming) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
setiap kelompok.
2. Tahap Inti/Kerja
Proses/kegiatan yang dialami a. Guru BK/Konselor membentuk
peserta didik dalam suatu kelompok yang terdiri dari 8 kelompok
kegiatan bimbingan kecerdasan.
berdasarkan teknis tertentu b. Peserta didik dan kelompoknya mampu
(eksperientasi) membuat infografis mengenai satu jenis
kecerdasan yang terdiri dari definisi, ciri-
ciri, dan profesi yang cocok untuk jenis
kecerdasan tersebut.
c. Peserta didik dan kelompoknya mampu
menafsirkan definisi, ciri-ciri, dan profesi
yang cocok dari seluruh jenis kecerdasan.
d. Guru BK/Kelompok menjelaskan makna
penting yang berhubungan dengan materi
kecerdasan majemuk.
Pengungkapan perasaan, a. Identifikasi
pemikiran dan pengalaman Guru BK: “Apa yang kalian pahami
tentang apa yang terjadi terkait kecerdasan majemuk (multiple
dalam kegiatan bimbingan intelligence)?”
(refleksi) Guru BK: “Ada berapa jenis multiple
intelligence?”
71

b. Analisis
Guru BK: “Apa makna yang dapat kalian
ambil setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kali ini?”
Guru BK: “Apa saja kesulitan yang
kalian temukan ketika menentukan jenis
kecerdasan yang kalian miliki?”
Guru BK: “Bagaimana upaya kalian
untuk mengembangkan kecerdasan yang
dimiliki?”
c. Generalisasi
Guru BK: “Rencana tindakan apa yang
akan dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kecerdasan yang dimiliki
saat ini?”
Guru BK: “Langkah terdekat apa yang
akan kalian lakukan untuk
mngembangkan kecerdasan yang
dimiliki?”

3. TahapPengakhiran (terminasi)

Menutup kegiatan dan tindak a. Guru BK/Konselor memberikan


lanjut kesimpulan dan penguatan materi.
b. Guru BK/Konselor menyampaikan
materi layanan yang akan datang.
c. Guru BK/Konselor mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam.
O Evaluasi
4. Evaluasi Proses Evaluasi ini dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling atau konselor dengan melihat
proses yang terjadi dalam kegiatan
bimbingan kelompok, meliputi:
72

a. Guru BK/Konselor terlibat dalam


menumbuhkan antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan.
b. Guru BK/Konselor membangun
dinamika kelompok.
c. Guru BK/Konselor memberikan
penguatan dalam didik membuat langkah
yang akan dilakukannya.
5. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti bimbingan
kelompok antara lain:
a. Guru BK/Konselor mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman peserta didik dalam
bimbingan kelompok.
b. Guru BK/Konselor mengamati
perubahan perilaku peserta didik setelah
bimbingan
kelompok.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
73

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)

Kecerdasan pada mulanya diartikan dalam bahasa sehari-hari sebagai


kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan praktis, dan terdapat
persepsi bahwa kemampuan untuk belajar berasal dari kapasitas kognitif.
Selanjutnya, makna ini harus diperluas dan lebih fundamental karena pada
dasarnya kecerdasan dan aspek kognitif tak terpisahkan dari aktivitas pikiran atau
kesadaran manusia secara utuh dalam hubungannya dengan aspek-aspek diri
manusia seutuhnya serta interaksinya dengan lingkungannya.
Howard Gardner mengembangkan konsep penilaian kecerdasan melalui
kecerdasan majemuk dengan memandang manusia tidak hanya berdasarkan skor
standar semata melainkan dengan ukuran kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia, kemampuan untuk menghasilkan
persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
memberikan penghargaan dalam budaya seseorang. Teori kecerdasan majemuk
adalah cara untuk mengerti kecerdasan melalui beberapa aspek yang meliputi
delapan jenis kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan linguistik, kecerdasan
logika- matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan gerak tubuh/kinestetik,
kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan
kecerdasan naturalis.
1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif.
Pandai berbicara, gemar bercerita dan dengan tekun mendengarkan cerita atau
membaca merupakan tanda anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang
74

menonjol. Potensi kecerdasan berbahasa yang dimiliki seorang anak hanya akan
tinggal potensi bila tidak dilatih atau dikembangkan.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan untuk
menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus
atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara alamiah. Ada juga yang
secara awam menjabarkan kecerdasan ini sebagai kecerdasan ilmiah karena
berkaitan dengan kegiatan berfikir atau berargumentasi secara induktif dan
deduktif, berfikir dengan bilangan dan kesadaran terhadap pola-pola abstrak.
3. Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual-spasial memungkinkan orang membayangkan bentuk
geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah karena ia mampu mengamati
dunia spasial secara akurat dan mentransformasikan persepsi ini termasuk di
dalamnya adalah kapasitas untuk memvisualisasi, menghadirkan visual dengan
grafik atau ide spasial, dan untuk mengarahkan diri sendiri dalam ruang secara
tepat. Kecerdasan ini juga membuat individu mampu menghadirkan dunia ruang
secara internal dalam pikirannya.
4. Kecerdasan Gerak Tubuh/Kinestetik
Anak dengan kecerdasan gerakan tubuh di atas rata-rata senang bergerak dan
menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan
dan keanggunan dalam bergerak, dan mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Keterampilan yang dapat dilihat pada anak dengan kecerdasan gerak tubuh antara
lain berprestasi dalam bidang olahraga kompetitif, bergerak-gerak ketika sedang
duduk, terlibat dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, mendaki dan
lain- lain.
5. Kecerdasan Musikal
Anak dengan kecerdasan musikal mudah mengenali dan mengingat nada-
nada. Ia juga dapat mentransformasi kata-kata menjadi lagu dan menciptakan
berbagai permainan musik. Merekapun pintar melantunkan bait lagu dengan baik
dan benar, menggunakan kosa kata musikal, dan peka terhadap ritme, ketukan,
melodi atau warna suara dalam sebuah potongan komposisi musik. Keterampilan
yang mungkin
75

bisa didapat pada kecerdasan musikal seperti memainkan alat musik di rumah atau
di sekolah, ingat melodi lagu, dan berprestasi di kelas musik di sekolah.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk bisa memahami dan
berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga
hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu lingkungan
sosial. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan
sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi,
adalah ciri-ciri kecerdasan interpersonal yang menonjol.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi dan memahami
situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari serta mengarahkan dan
mengintrospeksi diri.
8. Kecerdasan Naturalis
Anak dengan kecerdasan naturalis yang tinggi pada usia sangat dini telah
memiliki daya tarik yang besar terhadap lingkungan alam sekitar termasuk pada
binatang. Di usia yang lebih besar, anak-anak tersebut sangat berminat pada
biologi, botani, ilmu hewan, geologi, meteorologi, paleontologi atau astronomi.
Referensi:
Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York:
Basics Book.
Lucky, G. A. (2002) Ulasan Kritis Terhadap Model-Model Kecerdasan Berbasis
Neuroscience: IQ, EQ, dan SQ. Journal of Psyche, 1-16.
Suarca, K., dkk. (2005). Kecerdasan Majemuk Pada Anak. Sari Perdiatri, 7(2),
85-92.
76

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik


(Contoh Infografis)
77

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK (a)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Komponen Layanan : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Pribadi
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Rabu/15 Maret 2023
Waktu : 1 x 45 Menit
Kelas : XI – TJKT 2 (Semester 2)
Tujuan : Peserta didik menganalisis berbagai jenis
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).

Uraian Pelaksanaan
1. Uraikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Eksperientasi) :
a. Menyampaikan materi dalam bentuk PowerPoint mengenai Kecerdasan
Majemuk (Multiple Intelligence).
b. Membentuk kelompok bimbingan yang beranggotakan 5 orang.
c. Memberikan tugas kelompok mengenai Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence), yaitu membuat infografis mengenai satu jenis kecerdasan
yang terdiri dari definisi, ciri-ciri, dan profesi yang cocok untuk jenis
kecerdasan tersebut.
d. Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok untuk
menjelaskan hasil infografis.
e. Menjelaskan makna penting dari Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence).
78

2. Hasil yang diperoleh (Identifikasi) :


a. Memberikan pemahaman kepada anggota kelompok terkait Kecerdasan
Majemuk (Multiple Intelligence).
b. Memberikan ciri-ciri dan contoh profesi yang sesuai dengan masing-
masing jenis Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence).
c. Memberikan makna penting dalam Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence).
d. Menentukan kecerdasan apa saja yang dimiliki oleh diri sendiri.
e. Mengimplementasikan kecerdasan yang dimiliki dalam kehidupan
sehari- hari.

3. Kesimpulan yang didapat (Analisis) :


a. Anggota kelompok mampu menafsirkan definisi kecerdasan.
b. Anggota kelompok mampu menganalisis berbagai jenis kecerdasan.
c. Anggota kelompok mampu menelaah jenis kecerdasan yang dimiliki.

4. Tindak lanjut dari kegiatan ini (Generalisasi) :


a. Menyebarluaskan infografis mengenai Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence) sebagai layanan informasi.
b. Memberikan layanan konseling individual bagi anggota kelompok yang
masih kesulitan dalam mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya.

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
79

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK (b)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Menunjukan pemahaman tentang bentuk-


bentuk kesiapan pernikahan serta peran dan
tanggung jawab dalam pernikahan dan
berkeluarga (agama, fisik, psikologis, sosio-
ekonomi, ilmu pengetahuan).
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Sosial
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik menghargai norma-norma
pernikahan dan berkeluarga sebagai
landasan bagi terciptanya kehidupan
masyarakat yang
harmonis.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan definisi
pergaulan bebas. (C5)
2. Peserta didik menganalisis pernyataan
mengenai pergaulan bebas. (C4)
3. Peserta didik membangun sikap
menghindarkan diri dari pergaulan bebas.
(A4)
G Topik Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas.
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Metode dan Teknik Group Exercise, Creative Props
80

J Waktu 1 x 45 Menit
K Media/Alat Tabel permainan, PowerPoint.
L Tanggal Pelaksanaan Rabu/15 Maret 2023
M Sumber Bacaan Rusmana, Nandang. (2017). Bimbingan dan
Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Firmansyah, R., Luthfi, A. Z., Mulyana, M.
A. (2020). Mengatasi Pergaulan Bebas di
Kalangan Masyarakat Ilmiah. Pinisi:
Journal of Teacher Professional, 1 (2), 67-
73.
N Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa
2) Guru BK/Konselor membina hubungan
baik dengan peserta didik (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3) Guru BK/Konselor menyampaikan
tujuan-tujuan yang akan dicapai
b. Penjelasan tentang 1) Guru BK/Konselor memberikan langkah-
langkah-langkah kegiatan langkah kegiatan, tugas dan tanggung
kelompok (pembentukan) jawab peserta didik.
2) Guru BK/Konselor kontrak layanan
(kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan
dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan
(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.
81

d. Tahap Peralihan (transisi)


Guru BK menanyakan kalau Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan
ada siswa yang belum peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengerti dan memberikan mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
penjelasannya (storming) memulai ke tahap inti.
Guru BK menyiapkan siswa Guru BK menjawab pertanyaan dari peserta
untuk melakukan komitmen didik yang masih belum memahami tugas
tentang kegiatan yang akan yang diberikan dan menjelaskan kembali
dilakukannya (norming) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
setiap kelompok.
2. Tahap Inti/Kerja

Proses/kegiatan yang dialami a. Guru BK/Konselor membentuk


peserta didik dalam suatu kelompok yang terdiri dari 7 kelompok
kegiatan bimbingan dengan jumlah anggota 5 orang.
berdasarkan teknis tertentu b. Guru BK/Konselor memberikan tabel
(eksperientasi) permainan.
c. Guru BK/Konselor mendorong peserta
didik untuk memainkan tabel permainan.
Pengungkapan perasaan, a. Identifikasi
pemikiran dan pengalaman Guru BK: “Bagaimana perasaan Anda
tentang apa yang terjadi ketika melakukan permainan?”
dalam kegiatan bimbingan b. Analisis
(refleksi) Guru BK: “Apakah yang dilakukan
anggota kelompok untuk memahami
maksud permainan?”
c. Generalisasi
Guru BK: “Bagaimana sebaiknya
menentukan kriteria untuk memilih
pasangan yang bertanggungjawab?”

3. Tahap Pengakhiran (terminasi)


82

Menutup kegiatan dan tindak a. Guru BK/Konselor memberikan


lanjut kesimpulan dan penguatan materi.
b. Guru BK/Konselor menyampaikan
materi layanan yang akan datang.
c. Guru BK/Konselor mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam.
O Evaluasi
a. Evaluasi Proses Evaluasi ini dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling atau konselor dengan melihat
proses yang terjadi dalam kegiatan
bimbingan kelompok, meliputi:
a. Guru BK/Konselor terlibat dalam
menumbuhkan antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan.
b. Guru BK/Konselor membangun
dinamika kelompok.
c. Guru BK/Konselor memberikan
penguatan dalam didik membuat langkah
yang akan dilakukannya.
b. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti bimbingan
kelompok antara lain:
a. Guru BK/Konselor mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman peserta didik dalam
bimbingan kelompok.
b. Guru BK/Konselor mengamati
perubahan perilaku peserta didik setelah
bimbingan
kelompok.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
83

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah bentuk perilaku yang melanggar norma agama dan
norma kesusilaan. Pergaulan bebas termasuk perilaku negatif. Pergaulan bebas
terjadi pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kegagalan remaja
menyerap norma agama dan norma pancasila dan adanya rasa kecewa terhadap
keluarga yang tidak harmonis. Pergaulan bebesa berdampak pada kepribadian
seseorang. Dampak pergaulan bebas memberikan pengaruh besar untuk diri
sendiri, orang tua, dan negara. Seperti ketergantungan obat, tertularnya penyakit
HIV, meningkatkan kriminalitas, membuat hubungan keluarga rusak, kehamilan
di luar pernikahan, dikucilkan masyarakat.
Setiap manusia, baik laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban untuk
menutupi aurat dan dilarang untuk memperlihatkannya kepada orang lain selain
dari yang muhrim. Bahkan terhadap muhrim pun ada batasan yang juga harus
dijaga, mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang bisa mengundang
kesalahan dan khilaf. Untuk itu, menghindari pergaulan bebas maka mulai lah dari
menjaga aurat kita masing-masing. Hal ini dikarenakan dari matalah kemaksiatan
dan segala hawa nafsu bisa bermula. Untuk itu, menjaga pandangan adalah hal
yang harus dilakukan. Menjaga agar tidak terjadi pergaulan bebas bisa bermula
dari menjaga pandangan kita sendiri untuk tidak melihat hal-hal yang di luar dari
yang dihalalkan. Antara muhrim dan non muhrim atau lawan jenis, hendaknya
kita pun menjaga pergaulan. Dengan lawan jenis hendaknya tidak terlalu
mengumbar perasaan, apalagi sampai menimbulkan hal yang berpotensi fitnah.
Selain itu dalam pergaulan hendaknya ada batasan hijab bukan berarti harus hijab
secara fisik namun
84

hijab secara jarak dan pembicaraan. Hendaklah pembicaraan tidak membicarakan


hal-hal yang berbau seksual atau sensual, agar kejernihan pikiran tetap terjaga.
Berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan agar remaja mempunyai pergaulan
yang sehat dan baik:
a. Membekali diri dengan bimbingan agama sedini mungkin agar mempunyai
kontrol perilaku yang kuat dalam pergaulan.
b. Sebelum keluar rumah biasakan meminta izin dan menjelaskan tujuan
kepergian, dengan siapa pergi serta pulang jam berapa agar orang tua tahu.
c. Salurkan bakat dan minat dalam hal-hal positif.
d. Yakinlah aturan dari orang tua atau guru bukan bermaksud mengekang tapi
untuk kebaikan masa depan.
e. Biasakan bicara dengan orang tua, ceritakan tentang kejadian yang sudah
dialami, jadikan orang tua dan guru sebagai tempat mencurahkan isi hati.
f. Jaga diri dari pergaulan tidak sehat, jangan sampai terjadi kehamilan pada
usia sekolah karena berdampak pada masa depan.

Referensi:
Firmansyah, R., Luthfi, A. Z., Mulyana, M. A. (2020). Mengatasi Pergaulan
Bebas di Kalangan Masyarakat Ilmiah. Pinisi: Journal of Teacher
Professional, 1 (2), 67-73.
85

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik


Papan Permainan
86

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK (b)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Komponen Layanan : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Sosial
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Rabu/15 Maret 2023
Waktu : 1 x 45 Menit
Kelas : XI – TJKT 2 (Semester 2)
Tujuan : Peserta didik menghargai norma-norma
pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi
terciptanya
kehidupan masyarakat yang harmonis.

Uraian Pelaksanaan
1. Uraikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Eksperientasi) :
a. Menyampaikan materi dalam bentuk PowerPoint mengenai pentingnya
menghindarkan diri dari pergaulan bebas.
b. Membentuk kelompok bimbingan yang beranggotakan 5 orang.
c. Memberikan tugas kelompok yaitu bermain menggunakan dadu dan
papan permainan yang berisi pernyataan yang harus ditanggapi oleh
peserta didik.
d. Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok untuk
menjelaskan tanggapannya terhadap suatu pernyataan.
e. Menjelaskan makna penting dari pentingnya menghindarkan diri dari
pergaulan bebas.
87

2. Hasil yang diperoleh (Identifikasi) :


a. Memberikan pemahaman kepada anggota kelompok terkait pentingnya
menghindarkan diri dari pergaulan bebas.
b. Memberikan tanggapan terhadap pernyataan mengenai pergaulan bebas.
c. Memahami makna penting dalam menghindarkan diri dari pergaulan
bebas.

3. Kesimpulan yang didapat (Analisis) :


a. Anggota kelompok mampu menafsirkan definisi pergaulan bebas.
b. Anggota kelompok mampu menganalisis pentingnya menghindarkan diri
dari pergaulan bebas.
c. Anggota kelompok mampu membangun sikap menghindarkan diri dari
pergaulan bebas.

4. Tindak lanjut dari kegiatan ini (Generalisasi) :


Memberikan layanan konseling individual bagi anggota kelompok yang
belum memahami makna pentingnya menghindarkan diri dari pergaulan
bebas.

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
88

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK (c)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Capaian Layanan Menyelaraskan perilaku diri dengan


kebutuhan bidang karir masa depan yang
dimiliki baik bekerja, melanjutkan studi
maupun berwirausaha.
B Komponen Layanan Layanan Dasar
C Bidang Layanan Karir
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik menentukan perencanaan karir
di masa depan.
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik menafsirkan definisi karir.
(C5)
2. Peserta didik menganalisis bidang
keahlian yang sesuai dengan dirinya.
(C4)
3. Peserta didik memutuskan perencanaan
karir setelah lulus sekolah. (C5)
G Topik Perencanaan Karir
H Sasaran Layanan XI – TJKT 2 (Semester 2)
I Metode dan Teknik Group Exercise, Writing
J Waktu 1 x 45 Menit
K Media/Alat Lembar kerja peserta didik, Power Point
L Tanggal Pelaksanaan Selasa/21 Maret 2023
89

M Sumber Bacaan Rusmana, Nandang. (2017). Bimbingan dan


Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Dillard, J. M. (1985). Life Long Career
Planning. Ohio: A Bell & Howell
Company.

Healy, Ch. C. (1982). Career Guidance


Through the Life Stages. Los Angeles:
Allyn and Bacon, Inc.
O Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal

a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan


salam dan berdoa
2) Guru BK/Konselor membina hubungan
baik dengan peserta didik (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3) Guru BK/Konselor menyampaikan
tujuan-tujuan yang akan dicapai
b. Penjelasan tentang 1) Guru BK/Konselor memberikan langkah-
langkah-langkah kegiatan langkah kegiatan, tugas dan tanggung
kelompok (pembentukan) jawab peserta didik.
2) Guru BK/Konselor kontrak layanan
(kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan
dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan
(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.

d. Tahap Peralihan (transisi)


90

Guru BK menanyakan kalau Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan


ada siswa yang belum peserta didik melaksanakan kegiatan,
mengerti dan memberikan mengkonfirmasi hal yang kurang jelas, dan
penjelasannya (storming) memulai ke tahap inti.
Guru BK menyiapkan siswa Guru BK menjawab pertanyaan dari peserta
untuk melakukan komitmen didik yang masih belum memahami tugas
tentang kegiatan yang akan yang diberikan dan menjelaskan kembali
dilakukannya (norming) langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
setiap kelompok.
2. Tahap Inti/Kerja

Proses/kegiatan yang dialami a. Guru BK/Konselor menjelaskan definisi


peserta didik dalam suatu karir secara umum.
kegiatan bimbingan b. Guru BK/Konselor membentuk
berdasarkan teknis tertentu kelompok yang terdiri dari 7 kelompok
(eksperientasi) dengan jumlah anggota 5 orang.
c. Guru BK/Konselor memberikan latihan
kepada setiap kelompok untuk
menuliskan 10 jurusan kuliah yang
memiliki peluang besar di dunia
pekerjaan.
Pengungkapan perasaan, a. Identifikasi
pemikiran dan pengalaman Guru BK: “Apa yang kalian pahami
tentang apa yang terjadi terkait karir?”
dalam kegiatan bimbingan b. Analisis
(refleksi) Guru BK: “Apa makna yang dapat kalian
ambil setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kali ini?”
c. Generalisasi
Guru BK: “Langkah terdekat apa yang
akan kalian lakukan untuk
91

mngembangkan keputusan karir dengan


melanjutkan bekerja atau kuliah?”

3. TahapPengakhiran (terminasi)
Menutup kegiatan dan tindak a. Guru BK/Konselor memberikan
lanjut kesimpulan dan penguatan materi.
b. Guru BK/Konselor menyampaikan
materi layanan yang akan datang.
c. Guru BK/Konselor mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam.
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Evaluasi ini dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling atau konselor dengan melihat
proses yang terjadi dalam kegiatan
bimbingan kelompok, meliputi:
a. Guru BK/Konselor terlibat dalam
menumbuhkan antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan.
b. Guru BK/Konselor membangun
dinamika kelompok.
c. Guru BK/Konselor memberikan
penguatan dalam didik membuat langkah
yang akan dilakukannya.
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti bimbingan
kelompok antara lain:
a. Guru BK/Konselor mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman peserta didik dalam
bimbingan kelompok.
b. Guru BK/Konselor mengamati
perubahan perilaku peserta didik setelah
bimbingan
kelompok.
92

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NIP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197

LAMPIRAN 1. Materi Layanan


Perencanaan Karir
Dillard (1985) membedakan antara pekerjaan (job) dengan karir (career).
Menurutnya, job mengacu kepada pekerjaan yang tidak berlanjut dan mungkin
bersifat sementara. Karena itu suatu pekerjaan umumnya hanya menuntut sedikit
keahlian, sedikit pendidikan, dan sedikit dedikasi. Sedangkan pekerjaan sebagai
karir mengimplikasikan adanya pendidikan dan latihan, komitmen, dan
merupakan jalan kehidupan kerja yang dipilih individu. Selain itu karir
mengimplikasikan keberhasilan pada apa yang individu pilih serta kebermaknaan
personal dan financial. Menurut Healy (1982) karir dapat terjadi pada sepanjang
seseorang yang mencakup sebelum bekerja (pre occupational), selama bekerja
(occupational), dan akhir atau seusai bekerja bekerja (post occupational).
Masalah karir konkrit yang dirasakan oleh siswa antara lain: a) siswa kurang
memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan
minat,
b) siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang cukup, c) siswa masih
bingung memilih pekerja, d) siswa masih kurang mampu memilih pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan dan minat, e) siswa merasa cemas untuk mendapatkan
pekerjaan setelah tamat sekolah, f) siswa belum memiliki pilihan perguruan tinggi
atau lanjutan pendidikan tertentu, jika setelah tamat tidak memasuki dunia kerja,
g) siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan,
kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta prospek
pekerjaan untuk
93

masa depan karirnya. Peserta didik membutuhkan latihan-latihan khusus yang


antara lain adalah ketajaman melihat diri sendiri, melihat kemungkinan-
kemungkinan di sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan dan potensinya.
Referensi:
Dillard, J. M. (1985). Life Long Career Planning. Ohio: A Bell & Howell
Company. Healy, Ch. C. (1982). Career Guidance Through the Life Stages.
Los Angeles:
Allyn and Bacon, Inc.

LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Peserta Didik


94

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK (b)


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Komponen Layanan : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Karir
Hari/Tanggal Pelaksanaan : Selasa/21 Maret 2023
Waktu : 1 x 45 Menit
Kelas : XI – TJKT 2 (Semester 2)
Tujuan : Peserta didik menentukan perencanaan karir di
masa depan.

Uraian Pelaksanaan
1. Uraikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Eksperientasi) :
a. Menyampaikan materi dalam bentuk PowerPoint mengenai perencanaan
karir.
b. Membentuk kelompok bimbingan yang beranggotakan 5 orang.
c. Memberikan tugas kelompok yaitu menuliskan 10 jurusan kuliah yang
memiliki peluang besar di dunia pekerjaan.
d. Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok untuk
menjelaskan hasil kerja kelompoknya.
e. Menjelaskan makna penting dari pentingnya perencanaan karir.

2. Hasil yang diperoleh (Identifikasi) :


a. Memberikan pemahaman kepada anggota kelompok terkait pentingnya
perencanaan karir.
95

b. Menganalisis 10 jurusan kuliah yang memiliki peluang besar di dunia


pekerjaan.
c. Memahami makna penting dalam perencanaan karir di masa depan.

3. Kesimpulan yang didapat (Analisis) :


a. Anggota kelompok mampu menafsirkan definisi karir.
b. Anggota kelompok mampu menganalisis bidang keahlian yang sesuai
dengan dirinya.
c. Anggota kelompok mampu memutuskan perencanaan karir setelah lulus
sekolah.

4. Tindak lanjut dari kegiatan ini (Generalisasi) :


Memberikan layanan konseling individual bagi anggota kelompok yang
belum melakukan eksplorasi dan menentukan karir di masa depan.

Bandung, Maret 2023


Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany


NP. 19881206 201503 2 003 NIM 1901197
96

LAMPIRAN 5
PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING
KELOMPOK
97

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 BANDUNG


Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Nama Konseli: AR, IM, MN, MD, SD


Hari, Tanggal: Rabu. 29 Maret 2023
Pertemuan Ke-: 1 (satu)
Waktu: 1 x 45 Menit
Tempat: SMKN 4 Bandung
Topik Permasalahan: Kepercayaan Diri
Media yang diperlukan : Kursi

Bandung, Maret 2023 Guru BK/Konselor

Salma Hafsany
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia

Lampiran RPL 01 – Bidang Pribadi: Kepercayaan Diri


Tujuan Layanan : 1. Peserta didik menganalisis masalah yang dialami
terkait kepercayaan diri. (C4)
2. Peserta didik membangun perasaan empati terhadap
anggota lain terkait masalah yang dibahas dalam
konseling kelompok. (A4)
3. Peserta didik memecahkan masalah yang dialami
terkait kepercayaan diri. (A5)
98

Tujuan khusus: Peserta didik mampu meningkatkan rasa


percaya diri agar menjadi pribadi yang optimis.
Metode, Alat dan : a. Metode : Client-centered
Media b. Alat dan Media : Kursi
Langkah-langkah 1. Pra Konseling
kegiatan a. Guru BK/Konselor mengkondisikan 2-8 peserta
didik yang memiliki permasalahan kepercayaan
diri melalui hasil analisis ITP yang terlah
diperoleh.
b. Guru BK/Konselor menghubungi peserta didik
tersebut dan menghimpun dalam satu kelompok,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
c. Guru BK/Konselor bersama dengan anggota
kelompok membuat kesepakatan kapan konseling
kelompok dapat dilaksanakan.
d. Guru BK/Konselor bersama dengan anggota
kelompok membuat perjanjian dan kesepakatan
peraturan dalam proses konseling kelompok.

2. Pelaksanaan Konseling Kelompok


a. Tahap Awal
1) Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan
salam, doa, menanyakan kabar, dan
mengapresiasi kehadiran anggota kelompok.
2) Guru BK/Konselor memperkenalkan diri dan
mempersilahkan anggota kelompok masing-
masing untuk saling menyapa.
3) Guru BK/Konselor membangun suasana yang
nyaman dalam kelompok dan memberikan ice
breaking.
4) Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan,
asas kerahasiaan, dan topik permasalahan yang
99

akan didiskusikan bersama dalam konseling


kelompok.
b. Tahap Transisi
1) Guru BK/Konselor mempertegas dan
memperjelas aturan-aturan yang berlaku selama
proses kegiatan konseling kelompok
berlangsung, seperti tidak boleh saling mengejek
dan masing- masing harus mau mendengarkan
pendapat satu sama lain. (norming)
2) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan
kepada anggota kelompok untuk bertanya dan
mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa hal
yang belum mereka mengerti.
3) Guru BK/Konselor membuka percakapan dalam
kelompok dan memberikan motivasi agar setiap
anggota dapat aktif dalam kelompok.
c. Tahap Kerja
a. Milling around. Tahap ini merupakan tahap awal
kelompok saat para anggota kelompok merasa
bingung menentukan yang akan bertanggung
jawab dan yang harus dilakukan. Kebingungan
ini akan berakibat frustrasi, diam, dan mulai
timbul kecenderungan melakukan percakapan
ringan.
b. Resistance. Anggota mulai memasuki kelompok
dengan pribadi diri dan pribadi publik. Anggota
kelompok lebih bersikap protektif karena mereka
cenderung menghindar untuk mengekspos diri
pribadi. Hal ini dapat membangun kepercayaan
sesama kelompok.
c. Revealing past feelings. Pada tahap ini
kepercayaan mulai timbul dan anggota kelompok
sudah mulai dapat membuka diri tentang perasaan
10

mereka, termasuk tentang masa lalunya. Anggota


sering bertindak seolah hal yang dikatakan
berkaitan dengan sekarang, padahal kenyataan
itu jarang terjadi.
d. Expression of negative feelings. Perasaan ini
merupakan ekspresi yang biasanya diarahkan
kepada pemimpin kelompok yang umumnya
bersifat menyalahkan. Menurut Rogers, perasaan
tersebut terjadi karena anggota kelompok hendak
menunjukkan tindakan berupa menguji
kebermaknaan kelompok; dan kurang dapat
menangani penolakan yang disebabkan perasaan
negatif mereka.
e. Expression of personally meaningful material.
Pada tahap ini, anggota kelompok merasa bebas
mengeksplorasi dan membicarakan kejadian
penting yang bermakna dalam hidupnya. Pada
tahap ini muncul kejujuran yang nyata dalam
kelompok.
f. Communication of interpersonal feelings.
Anggota mulai mendapat pengaruh dan
merespons anggota kelompok lainnya, serta
hendak menunjukkan komentar-komentar dan
tindakan yang dipersepsi pada orang lain.
g. Development of a healing capacity in the group.
Anggota kelompok mulai merasakan kesesuaian
antara satu sama lain. Ini diperoleh setelah
anggota memberi kehangatan, pemahaman,
perhatian pada orang lain dalam kelompok.
h. Self-acceptance ang the beginning of change.
Terbukanya angota kelompok terhadap
perubahan-perubahan.
10

i. Cracking of facades. Adanya kecenderungan


kelompok dalam pertemuan anggota untuk
membuka diri secara lebih terbuka dan asli.
j. Feedback. Umpan balik sangat konstruktif dan
memperkaya anggota kelompok untuk
mempersepsi cara ia dipandang oleh orang lain,
sehingga anggota lebih sadar diri.
k. Confrontation. Pada tahap ini muncul kesadaran
anggota untuk mencapai klimaks dalam bentuk
positif dan negatif.
l. Helping relationship outside the group. Proses
ini membantu anggota kelompok menyelesaikan
kesalahpahaman dan mengembangkan hubungan
baru.
m. The basic encounter. Hubungan yang jujur antara
diri anggota dan anggota lainnya ialah
karakteristik kelompok ini. Anggota kelompok
menyadari betapa memuaskan dan bermakna
berhubungan dengan orang lain.
n. Expression of closeness. Ketika hampir ditutup,
anggota mengekspresikan perasaan positif
tentang pengalamannya dan tentang orang lain.
Semangat kelompok berkembang lebih kuat.
o. Behavior changes. Pada akhir kelompok,
perubahan perilaku dapat terjadi. Anggota
cenderung bertindak lebih terbuka, jujur,
perhatian, dan bertingkah laku dalam
pengalaman hidup sehari-hari setelah kelompok
dihentikan.

d. Tahap Pengakhiran
1) Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi
setiap peserta didik dalam kelompok.
10

2) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan


kepada peserta didik untuk merefleksikan
persasaannya hasil dari konseling kelompok
yang telah dilaksanakan.
3) Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana
perasaan peserta didik dalam kelompok.
4) Guru BK/Konselor memberikan penguatan-
penguatan terhadap tindakan yang perlu
dilakukan dan yang keliru dari hasil diskusi
kelompok.
5) Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling
dengan motivasi, doa dan harapan.
Evaluasi : a. Evaluasi Proses
Guru BK/Konselor menanyakan kepada peserta
didik mengenai perasaannya selama konseling
kelompok terkait dengan keluhannya atau ada
yang dirasakan kurang nyaman.
b. Evaluasi Hasil
Guru BK/Konselor menanyakan hal-hal yang
didapatkan oleh peserta didik dalam kelompok
sebagai hasil diskusi dalam konseling kelompok,
dan apakah hasil tersebut membawa perubahan
kepada peserta didik atau tidak.
10

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR, IM, MN, MD, SD


2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu. 29 Maret 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Client-Centered
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menganalisis masalah yang dialami
terkait kepercayaan diri, membangun perasaan empati terhadap anggota
lain, dan memecahkan masalah bersama kelompok.

Mengetahui Bandung, Maret 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
10

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR, IM, MN, MD, SD


2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu. 12 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : Google Meet
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Client-Centered
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menganalisis masalah yang dialami
terkait kepercayaan diri, membangun perasaan empati terhadap anggota
lain, dan memecahkan masalah bersama kelompok.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
10

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR, IM, MN, MD, SD


2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat. 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp Group
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Client-Centered
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menganalisis masalah yang dialami
terkait kepercayaan diri, membangun perasaan empati terhadap anggota
lain, dan memecahkan masalah bersama kelompok.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
10

LAPORAN KONSELING KELOMPOK


BIDANG PRIBADI

A. Deskripsi Karakteristik Konseli


Nama : AR
Sekolah Asal : MTs Sirnamiskin
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 24 Juli 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Akmil
Hobi : Membuat kerajinan
Alamat : Jln. Leuwipanjang
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat membuat kerajinan
tangan; motivasi belajar tinggi; kelebihan
dirinya mempunyai keinginan yang lebih untuk
mencoba hal baru, mudah bersosialisasi, mudah
menyesuaikan diri; kekurangan dirinya mudah
panikan.

Nama : IM
Sekolah Asal : SMPN 4 Banjarharjo
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Brebes, 2 Agustus 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Pengusaha
Hobi : Bola Volley
Alamat : Jalan Menggergirang RT9 RW8, Kelurahan
Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat dalam bidang
olahraga; motivasi belajar tinggi; kelebihan
10

dirinya mudah beradaptasi dengan lingkungan,


aktif dalam berkolaborasi/bekerja sama, dan
inisiatif; kekurangan dirinya terlalu
perfeksionis, dan gugup saat di depan banyak
orang.

Nama : MD
Sekolah Asal : SMP Kemala Bhayangkari
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 1 Maret 2006
Agama : Islam
Cita-cita : -
Hobi : Bermain game
Alamat : Jl. Kencana Arum 4
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat belum ada; motivasi
belajar rendah; kelebihan dirinya menghemat
uang, bisa berenang, inisiatif; kekurangan
dirinya terlalu fokus pada satu hal, ceroboh,
sulit
berkomunikasi dengan orang baru, perfeksionis.

Nama : SD
Sekolah Asal : SMPN 3 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 29 April 2006
Agama : Islam
Cita-cita : -
Hobi : Membaca buku, mendengarkan musik,
fotografi, dan memasak
Alamat : Gg. Haji Kurdi Baru 1 No. 42
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; belum mengetahui bakat
yang dimiliki; motivasi belajar rendah;
10

kelebihan dirinya dapat menganalisa situasi


permasalahan dalam berbagai sudut pandang
untuk menghasilkan solusi, tidak mudah panik,
berpikir cepat dan logis; kekurangan dirinya
terlalu perfeksionis, lama dalam mengambil
keputusan untuk diri sendiri, kurang ekspresif,
terlalu mengandalkan logika.

Nama : MN
Sekolah Asal : SMP Kemala Bhayangkari
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 13 Agustus 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Cyber security
Hobi : Hiking
Alamat : Jl. Terusan Buah Batu
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat jalan-jalan; motivasi
belajar tinggi; kelebihan dirinya inisiatif dalam
tindakan; kekurangan dirinya susah untuk
memulai percakapan.

B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling kelompok bidang pribadi yaitu pendekatan
Client-Centered. Permasalahan yang dialami oleh konseli AR, IM, MN, MD,
SD yaitu tidak percaya diri. Penyebab konseli mengalami permasalahan
tersebut karena konseli merasa kurang percaya diri terhadap penampilan
fisiknya dan takut ketika presentasi di depan orang banyak. Menurut
perspektif pendekatan Client-Centered, yang menjadi fokus perhatiannya
yaitu kesanggupan konseli dalam menentukan dan memecahkan masalah
dirasa penting baginya.
10

Teori Rogers ini dinamakan sebagai person-centered theory karena


penekanannya kepada pandangan subjektivitas seseorang, dalam artian bahwa
teorinya ini dibangun berdasarkan kepada praktik interaksi terapeutik dengan
para pasiennya. Sehingga teori ini menjadi peletak dasar potensi manusia
yang menekankan pengembangan pribadi yang ditujukan untuk membantu
individu agar memiliki perkembangan pribadi yang sehat (Yusuf, 2016).
Konsep- konsep kunci dalam teori ini adalah : a) Client centered didasari oleh
munculnya konsep diri (self-concept), aktualisasi diri (self-actualization) teori
kepribadian dan hakekat kecemasan, b) Klien mempunyai potensi untuk
menyadari terhadap masalah dan memahami cara untuk mengatasinya serta
mempunyai kapasitas untuk mengarahkan dirinya sendiri, c) Kesehatan
mental (mental-health) merupakan kesesuaian (congruensi) dari jati diri yang
ideal (ideal-self) dengan jati diri yang nyata (actual-self). Penyesuaian yang
salah sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara yang diinginkannya dengan
kenyataan dirinya (Masdudi, 2015).
Lebih lanjut dijelaskan dalam Yusuf (2016), bahwa konseling berpusat
pada klien bertujuan agar konseli dapat mencapai karakteristik pribadi yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terbuka terhadap pengalaman. Memungkinkan tingkah laku yang lebih
efisien, karena mendorong medan persepsi, dan berperilaku atas dasar
kemauan (pilihan) bukan keharusan. Keterbukaan ini mengembangkan
sikap spontan dan kreatif.
2. Rasional. Hasil dari sikap terbuka terhadap pengalaman, yaitu orang yang
mampu memelihara organismenya untuk mencapai aktualisasi dirinya.
3. Bertanggung jawab. Dia percaya bahwa dirinya memiliki otoritas dan
bertanggung jawab terhadap perilakunya. Dengan kata lain bertanggung
jawab untuk mengontrol kehidupannya.
4. Menghormati diri. Dia menghargai dirinya sendiri apa adanya.
5. Menjalin hubungan baik. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik. Interaksi ini ditandai dengan perhatian yang sama dari dua orang
yang berhubungan untuk mengaktualisasikan dirinya masing-masing.
11

6. Kehidupan yang etis. Kemampuan untuk membedakan tujuan dan cara,


serta yang baik dan buruk

C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran anggota
kelompok.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri dan mempersilahkan
anggota kelompok masing-masing untuk saling menyapa.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman dalam
kelompok dan memberikan ice breaking.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling kelompok.

2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling kelompok
berlangsung, seperti tidak boleh saling mengejek dan masing-
masing harus mau mendengarkan pendapat satu sama lain.
(norming)
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada
beberapa hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dalam kelompok dan
memberikan motivasi agar setiap anggota dapat aktif dalam
kelompok.
3. Tahap Inti
a. Milling around. Tahap ini merupakan tahap awal kelompok saat
para anggota kelompok merasa bingung menentukan yang akan
bertanggung jawab dan yang harus dilakukan. Kebingungan ini
akan
11

berakibat frustasi, diam, dan mulai timbul kecenderungan


melakukan percakapan ringan.
b. Resistance. Anggota mulai memasuki kelompok dengan pribadi
diri dan pribadi publik. Anggota kelompok lebih bersikap
protektif karena mereka cenderung menghindar untuk
mengekspos diri pribadi. Hal ini dapat membangun kepercayaan
sesama kelompok.
c. Revealing past feelings. Pada tahap ini kepercayaan mulai timbul
dan anggota kelompok sudah mulai dapat membuka diri tentang
perasaan mereka, termasuk tentang masa lalunya. Anggota sering
bertindak seolah hal yang dikatakan berkaitan dengan sekarang,
padahal kenyataan itu jarang terjadi.
d. Expression of negative feelings. Perasaan ini merupakan ekspresi
yang biasanya diarahkan kepada pemimpin kelompok yang
umumnya bersifat menyalahkan. Menurut Rogers, perasaan
tersebut terjadi karena anggota kelompok hendak menunjukkan
tindakan berupa menguji kebermaknaan kelompok; dan kurang
dapat menangani penolakan yang disebabkan perasaan negatif
mereka.
e. Expression of personally meaningful material. Pada tahap ini,
anggota kelompok merasa bebas mengeksplorasi dan
membicarakan kejadian penting yang bermakna dalam hidupnya.
Pada tahap ini muncul kejujuran yang nyata dalam kelompok.
f. Communication of interpersonal feelings. Anggota mulai
mendapat pengaruh dan merespons anggota kelompok lainnya,
serta hendak menunjukkan komentar-komentar dan tindakan yang
dipersepsi pada orang lain.
g. Development of a healing capacity in the group. Anggota
kelompok mulai merasakan kesesuaian antara satu sama lain. Ini
diperoleh setelah anggota memberi kehangatan, pemahaman,
perhatian pada orang lain dalam kelompok.
h. Self-acceptance ang the beginning of change. Terbukanya
anggota kelompok terhadap perubahan-perubahan.
11

i. Cracking of facades. Adanya kecenderungan kelompok dalam


pertemuan anggota untuk membuka diri secara lebih terbuka dan
asli.
j. Feedback. Umpan balik sangat konstruktif dan memperkaya
anggota kelompok untuk mempersepsi cara ia dipandang oleh
orang lain, sehingga anggota lebih sadar diri.
k. Confrontation. Pada tahap ini muncul kesadaran anggota untuk
mencapai klimaks dalam bentuk positif dan negatif.
l. Helping relationship outside the group. Proses ini membantu
anggota kelompok menyelesaikan kesalahpahaman dan
mengembangkan hubungan baru.
m. The basic encounter. Hubungan yang jujur antara diri anggota dan
anggota lainnya ialah karakteristik kelompok ini. Anggota
kelompok menyadari betapa memuaskan dan bermakna
berhubungan dengan orang lain.
n. Expression of closeness. Ketika hampir ditutup, anggota
mengekspresikan perasaan positif tentang pengalamannya dan
tentang orang lain. Semangat kelompok berkembang lebih kuat.
o. Behavior changes. Pada akhir kelompok, perubahan perilaku
dapat terjadi. Anggota cenderung bertindak lebih terbuka, jujur,
perhatian, dan bertingkah laku dalam pengalaman hidup sehari-
hari setelah kelompok dihentikan.

4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi setiap peserta didik
dalam kelompok.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling kelompok
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan peserta
didik dalam kelompok.
11

d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap


tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil diskusi
kelompok.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.

SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Rabu/29 Maret 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.15 sd. 12.00 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai kurangnya percaya
diri yang dirasakan.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Client-
Centered.

SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Rabu/12 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 12.45 sd. 13.30 WIB
Tempat
: Google Meeting

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Client-Centered agar konseling berpusat pada konseli, sehingga konseli
dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya, terhadap masalah yang
dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan memecahkan masalah
dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru BK/Konselor terhadap
perilaku
11

konseli dalam sesi ini, yaitu konseli menjadi lebih terbuka dari
sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan ketika menceritakan
masalahnya, dan konseli menjadi percaya diri terhadap penampilan
fisiknya dan lebih siap ketika melakukan presentasi di depan orang
banyak.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan kedua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengetahui kemajuan diri konseli dalam kepercayaan diri.

SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 20.15 sd. 21.00 WIB
Tempat
: WhatsApp Group

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan dari setiap konseli mengenai
kepercayaan diri.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan ketiga, kegiatan selanjutnya yaitu
konseli melatih kemampuanya dalam berkomunikasi agar presentasi dapat
berjalan sesuai dengan harapan, dan konseli lebih memantaskan diri untuk
merawat dan menjada penampilan fisiknya agar terlihat baik. Kemudian,
Guru BK/Konselor melakukan evaluasi terhadap layanan konseling
kelompok yang telah diberikan.

Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling kelompok yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari setiap konseli yaitu
11

konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan


kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli menjadi
percaya diri terhadap penampilan fisiknya dan lebih siap ketika melakukan
presentasi di depan orang banyak.
11

KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING KELOMPOK


BIDANG PRIBADI

Identitas
Nama Konseli : AR, IM, MN, MD, SD
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
3. Kesempatan yang
diberikan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
kepada peserta
didik/konseli untuk
menyampaikan
pendapat/ide.
4. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling kelompok.
5. Hasil yang diperoleh
dari konseling 
kelompok.
6. Kenyamanan dalam
pelaksanaan konseling 
kelompok.
11

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4 BANDUNG


Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK


SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Nama Konseli: DF, RR, MA, MF, IM, MR


Hari, Tanggal: Rabu. 29 Maret 2022
Pertemuan Ke-: 1 (satu)
Waktu: 1 x 45 Menit
Tempat: SMKN 4 Bandung
Topik Permasalahan: Menghadapi PKL dan Dunia Industri
Media yang diperlukan : Aplikasi Canva

Bandung, Maret 2023 Guru BK/Konselor

Salma Hafsany
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia

Lampiran RPL 02 – Bidang Karir: Persiapan Menghadapi PKL


Tujuan Layanan : 1. Peserta didik menganalisis kesiapan menghadapi
PKL dan dunia industri. (C4)
2. Peserta didik membangun perasaan empati terhadap
anggota lain terkait masalah yang dibahas dalam
konseling kelompok. (A4)
11

3. Peserta didik memecahkan masalah yang dialami


terkait kesiapan menghadapi PKL dan dunia industri.
(A5)
Tujuan khusus: Peserta didik mampu membangun
kesiapan menghadapi PKL dan dunia industri.
Metode, Alat dan : a. Metode : Client-centered
Media b. Alat dan Media : Aplikasi Canva
Langkah-langkah 3. Pra Konseling
kegiatan a. Guru BK/Konselor mengkondisikan 2-8 peserta
didik yang memiliki permasalahan dalam
menghadapi PKL dan dunia industri, kelompok
diperoleh melalui hasil observasi dan kolaborasi
dengan guru walikelas.
b. Guru BK/Konselor menghubungi peserta didik
tersebut dan menghimpun dalam satu kelompok,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
c. Guru BK/Konselor bersama dengan anggota
kelompok membuat kesepakatan kapan konseling
kelompok dapat dilaksanakan.
d. Guru BK/Konselor bersama dengan anggota
kelompok membuat perjanjian dan kesepakatan
peraturan dalam proses konseling kelompok.

4. Pelaksanaan Konseling Kelompok


a. Tahap Awal
1) Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan
salam, doa, menanyakan kabar, dan
mengapresiasi kehadiran anggota kelompok.
2) Guru BK/Konselor memperkenalkan diri dan
mempersilahkan anggota kelompok masing-
masing untuk saling menyapa.
11

3) Guru BK/Konselor membangun suasana yang


nyaman dalam kelompok dan memberikan ice
breaking.
4) Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan,
asas kerahasiaan, dan topik permasalahan yang
akan didiskusikan bersama dalam konseling
kelompok.
b. Tahap Transisi
1) Guru BK/Konselor mempertegas dan
memperjelas aturan-aturan yang berlaku selama
proses kegiatan konseling kelompok
berlangsung, seperti tidak boleh saling mengejek
dan masing-masing harus mau mendengarkan
pendapat satu sama lain. (norming)
2) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan
kepada anggota kelompok untuk bertanya dan
mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa hal
yang belum mereka mengerti.
3) Guru BK/Konselor membuka percakapan dalam
kelompok dan memberikan motivasi agar setiap
anggota dapat aktif dalam kelompok.
c. Tahap Kerja
a. Milling around. Tahap ini merupakan tahap awal
kelompok saat para anggota kelompok merasa
bingung menentukan yang akan bertanggung
jawab dan yang harus dilakukan. Kebingungan
ini akan berakibat frustrasi, diam, dan mulai
timbul kecenderungan melakukan percakapan
ringan.
b. Resistance. Anggota mulai memasuki kelompok
dengan pribadi diri dan pribadi publik. Anggota
kelompok lebih bersikap protektif karena mereka
12

cenderung menghindar untuk mengekspos diri


pribadi. Hal ini dapat membangun kepercayaan
sesama kelompok.
c. Revealing past feelings. Pada tahap ini
kepercayaan mulai timbul dan anggota kelompok
sudah mulai dapat membuka diri tentang
perasaan mereka, termasuk tentang masa lalunya.
Anggota sering bertindak seolah hal yang
dikatakan berkaitan dengan sekarang, padahal
kenyataan itu jarang terjadi.
d. Expression of negative feelings. Perasaan ini
merupakan ekspresi yang biasanya diarahkan
kepada pemimpin kelompok yang umumnya
bersifat menyalahkan. Menurut Rogers, perasaan
tersebut terjadi karena anggota kelompok hendak
menunjukkan tindakan berupa menguji
kebermaknaan kelompok; dan kurang dapat
menangani penolakan yang disebabkan perasaan
negatif mereka.
e. Expression of personally meaningful material.
Pada tahap ini, anggota kelompok merasa bebas
mengeksplorasi dan membicarakan kejadian
penting yang bermakna dalam hidupnya. Pada
tahap ini muncul kejujuran yang nyata dalam
kelompok.
f. Communication of interpersonal feelings.
Anggota mulai mendapat pengaruh dan
merespons anggota kelompok lainnya, serta
hendak menunjukkan komentar-komentar dan
tindakan yang dipersepsi pada orang lain.
g. Development of a healing capacity in the group.
Anggota kelompok mulai merasakan kesesuaian
12

antara satu sama lain. Ini diperoleh setelah


anggota memberi kehangatan, pemahaman,
perhatian pada orang lain dalam kelompok.
h. Self-acceptance ang the beginning of change.
Terbukanya angota kelompok terhadap
perubahan-perubahan.
i. Cracking of facades. Adanya kecenderungan
kelompok dalam pertemuan anggota untuk
membuka diri secara lebih terbuka dan asli.
j. Feedback. Umpan balik sangat konstruktif dan
memperkaya anggota kelompok untuk
mempersepsi cara ia dipandang oleh orang lain,
sehingga anggota lebih sadar diri.
k. Confrontation. Pada tahap ini muncul kesadaran
anggota untuk mencapai klimaks dalam bentuk
positif dan negatif.
l. Helping relationship outside the group. Proses
ini membantu anggota kelompok menyelesaikan
kesalahpahaman dan mengembangkan hubungan
baru.
m. The basic encounter. Hubungan yang jujur antara
diri anggota dan anggota lainnya ialah
karakteristik kelompok ini. Anggota kelompok
menyadari betapa memuaskan dan bermakna
berhubungan dengan orang lain.
n. Expression of closeness. Ketika hampir ditutup,
anggota mengekspresikan perasaan positif
tentang pengalamannya dan tentang orang lain.
Semangat kelompok berkembang lebih kuat.
o. Behavior changes. Pada akhir kelompok,
perubahan perilaku dapat terjadi. Anggota
cenderung bertindak lebih terbuka, jujur,
12

perhatian, dan bertingkah laku dalam


pengalaman hidup sehari-hari setelah kelompok
dihentikan.

d. Tahap Pengakhiran
1) Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi
setiap peserta didik dalam kelompok.
2) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk merefleksikan
persasaannya hasil dari konseling kelompok
yang telah dilaksanakan.
3) Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana
perasaan peserta didik dalam kelompok.
4) Guru BK/Konselor memberikan penguatan-
penguatan terhadap tindakan yang perlu
dilakukan dan yang keliru dari hasil diskusi
kelompok.
5) Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling
dengan motivasi, doa dan harapan.
Evaluasi : a. Evaluasi Proses
Guru BK/Konselor menanyakan kepada peserta
didik mengenai perasaannya selama konseling
kelompok terkait dengan keluhannya atau ada
yang dirasakan kurang nyaman.
b. Evaluasi Hasil
Guru BK/Konselor menanyakan hal-hal yang
didapatkan oleh peserta didik dalam kelompok
sebagai hasil diskusi dalam konseling kelompok,
dan apakah hasil tersebut membawa perubahan
kepada peserta didik atau tidak.
12

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : DF, RR, MA, MF, IM, MR, GS, AW


2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu. 29 Maret 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Client-Centered
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menganalisis masalah kesiapan
menghadapi PKL dan dunia industri, membangun perasaan empati
terhadap anggota lain, dan memecahkan masalah bersama kelompok.

Mengetahui Bandung, Maret 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
12

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : DF, RR, MA, MF, IM, MR, GS, AW


2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu. 12 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : Google Meet
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Client-Centered
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menganalisis masalah kesiapan
menghadapi PKL dan dunia industri, membangun perasaan empati
terhadap anggota lain, dan memecahkan masalah bersama kelompok.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
12

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING KELOMPOK
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : DF, RR, MA, MF, IM, MR, GS, AW


2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat. 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp Group
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Client-Centered
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menganalisis masalah kesiapan
menghadapi PKL dan dunia industri, membangun perasaan empati
terhadap anggota lain, dan memecahkan masalah bersama kelompok.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
12

LAPORAN KONSELING KELOMPOK


BIDANG KARIR

A. Deskripsi Karakteristik Konseli


Nama : DF
Sekolah Asal : SMPN 12 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 17 Maret 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Pengusaha
Hobi : Bermain alat musik, menyanyi, mendengarkan
musik, memasak
Alamat : Jl. Caringin lumbung 1
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; memiliki bakat seni;
motivasi belajar tinggi; kelebihan dirinya
percaya diri, berani mencoba hal baru, mudah
beradaptasi; kekurangan dirinya cepat
mengambil keputusan, ceroboh.

Nama : RR
Sekolah Asal : SMPN 34 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 24 Februari 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Cyber security, dan editor foto & video
Hobi : Editing video, membuat typography, dan ngulik
hal baru
Alamat : Jl.Waas, No.58, RT 02, RW 01, 40266.
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat membuat
typography; motivasi belajar tinggi; kelebihan
12

dirinya mudah beradaptasi, percaya diri;


kekurangan dirinya ceroboh.

Nama : MA
Sekolah Asal : SMP Karya Pembangunan
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 16 November 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Menjadi orang baik
Hobi : Membuat meme
Alamat : l Kopo Cibolerang no. 172
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat membuat gfx;
motivasi belajar rendah; kelebihan dirinya tahan
banting (resiliensi); kekurangan dirinya malas-
malasan.

Nama : Muhammad Fazzlul Haqq Helmawan


Sekolah Asal : SMPN 6 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 3 November 2004
Agama : Islam
Cita-cita : Programmer dan Software Developer
Hobi : Jalan kaki
Alamat : Jalan Doktor Djunjunan Dalam III No. 60
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; Bakat editing; Motivasi
belajar tinggi; Kelebihan dirinya mandiri;
Kekurangan dirinya kurang percaya diri;

Nama : IM
Sekolah Asal : SMP Plus Al-Aitaam
12

Jenis Kelamin : Laki-laki


TTL : Bandung, 17 Januari 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Membahagiakan orang tua
Hobi : Bermain game
Alamat : Jl. Kopo, Komp. Sukamenak indah, no. H6
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat bidang komputer;
motivasi belajar tinggi; kelebihan dirinya
empati; kekurangan dirinya tidak percaya diri.

Nama : MR
Sekolah Asal : MTsN 2 Kota Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 01 Februari 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Front End Developer
Hobi : Ngoding, jogging, main game
Alamat : Jl. Paledang gg. Nawawi RT 01 RW 15,
Ujungberung
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat ngoding; motivasi
belajar tinggi; kelebihan dirinya mudah belajar
hal baru; kekurangan dirinya lambat berpikir,
tidak percaya diri.

Nama : GS
Sekolah Asal : SMPN 28 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Gombong, 23 Agustus 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Atlet Boxing
12

Hobi : Baca komik


Alamat : Jl. Kebon Gedang
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; belum mengetahui bakat;
motivasi belajar tinggi; kelebihan dirinya baik
sekali; kekurangan dirinya tidak percaya diri.

Nama : AW
Sekolah Asal : SMP Negeri 13 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 08 April 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Ustadz
Hobi : Mengajar anak-anak
Alamat : Kecamatan Regol, Kelurahan pasirluyu,
Jl.Pasirluyu RT 06 RW 4
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat mengajar anak anak;
motivasi belajar tinggi; kelebihan dirinya
mudah bersosialisasi, percaya diri; kekurangan
dirinya
terlalu baik sehingga sering ditipu.

B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling kelompok bidang karir yaitu pendekatan
Client-Centered. Permasalahan yang dialami oleh konseli DF, RR, MA, MF,
IM, MR, GS dan AW yaitu belum mengetahui apa saja persiapan-persiapan
untuk menghadapi Praktik Kerja Lapangan (PKL). Penyebab konseli
mengalami permasalahan tersebut karena konseli belum memiliki
pengalaman di dunia industri dan belum memiliki kemampuan yang matang
di bidangnya. Menurut perspektif pendekatan Client-Centered, yang
menjadi fokus
13

perhatiannya yaitu kesanggupan konseli dalam menentukan dan memecahkan


masalah dirasa penting baginya.
Teori Rogers ini dinamakan sebagai person-centered theory karena
penekanannya kepada pandangan subjektivitas seseorang, dalam artian bahwa
teorinya ini dibangun berdasarkan kepada praktik interaksi terapeutik dengan
para pasiennya. Sehingga teori ini menjadi peletak dasar potensi manusia
yang menekankan pengembangan pribadi yang ditujukan untuk membantu
individu agar memiliki perkembangan pribadi yang sehat (Yusuf, 2016).
Konsep- konsep kunci dalam teori ini adalah : a) Client centered didasari oleh
munculnya konsep diri (self-concept), aktualisasi diri (self-actualization) teori
kepribadian dan hakekat kecemasan, b) Klien mempunyai potensi untuk
menyadari terhadap masalah dan memahami cara untuk mengatasinya serta
mempunyai kapasitas untuk mengarahkan dirinya sendiri, c) Kesehatan
mental (mental-health) merupakan kesesuaian (congruensi) dari jati diri yang
ideal (ideal-self) dengan jati diri yang nyata (actual-self). Penyesuaian yang
salah sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara yang diinginkannya dengan
kenyataan dirinya (Masdudi, 2015).
Lebih lanjut dijelaskan dalam Yusuf (2016), bahwa konseling berpusat
pada klien bertujuan agar konseli dapat mencapai karakteristik pribadi yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terbuka terhadap pengalaman. Memungkinkan tingkah laku yang lebih
efisien, karena mendorong medan persepdi, dan berperilaku atas dasar
kemauan (pilihan) bukan keharusan. Keterbukaan ini mengembangkan
sikap spontasn dan kreatif.
2. Rasional. Hasil dari sikap terbuka terhadap pengalaman, yaitu orang yang
mampu memelihara organismenya untuk mencapai aktualisasi dirinya.
3. Bertanggung jawab. Dia percaya bahwa dirinya memiliki otoritas dan
bertanggung jawab terhadap perilakunya. Dengan kata lain bertanggung
jawab untuk mengontrol kehidupannya.
4. Menghormati diri. Dia menghargai dirinya sendiri apa adanya.
13

5. Menjalin hubungan baik. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.


Interaksi ini ditandai dengan perhatian yang sama dari dua orang yang
berhubungan untuk mengaktualisasikan dirinya masing-masing.
6. Kehidupan yang etis. Kemampuan untuk membedakan tujuan dan cara,
serta yang baik dan buruk

C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran anggota
kelompok.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri dan mempersilahkan
anggota kelompok masing-masing untuk saling menyapa.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman dalam
kelompok dan memberikan ice breaking.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling kelompok.

2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling kelompok
berlangsung, seperti tidak boleh saling mengejek dan masing-
masing harus mau mendengarkan pendapat satu sama lain.
(norming)
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada
beberapa hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dalam kelompok dan
memberikan motivasi agar setiap anggota dapat aktif dalam
kelompok.
13

3. Tahap Inti
a. Milling around. Tahap ini merupakan tahap awal kelompok saat
para anggota kelompok merasa bingung menentukan yang akan
bertanggung jawab dan yang harus dilakukan. Kebingungan ini
akan berakibat frustasi, diam, dan mulai timbul kecenderungan
melakukan percakapan ringan.
b. Resistance. Anggota mulai memasuki kelompok dengan pribadi
diri dan pribadi publik. Anggota kelompok lebih bersikap
protektif karena mereka cenderung menghindar untuk
mengekspos diri pribadi. Hal ini dapat membangun kepercayaan
sesama kelompok.
c. Revealing past feelings. Pada tahap ini kepercayaan mulai timbul
dan anggota kelompok sudah mulai dapat membuka diri tentang
perasaan mereka, termasuk tentang masa lalunya. Anggota sering
bertindak seolah hal yang dikatakan berkaitan dengan sekarang,
padahal kenyataan itu jarang terjadi.
d. Expression of negative feelings. Perasaan ini merupakan ekspresi
yang biasanya diarahkan kepada pemimpin kelompok yang
umumnya bersifat menyalahkan. Menurut Rogers, perasaan
tersebut terjadi karena anggota kelompok hendak menunjukkan
tindakan berupa menguji kebermaknaan kelompok; dan kurang
dapat menangani penolakan yang disebabkan perasaan negatif
mereka.
e. Expression of personally meaningful material. Pada tahap ini,
anggota kelompok merasa bebas mengeksplorasi dan
membicarakan kejadian penting yang bermakna dalam hidupnya.
Pada tahap ini muncul kejujuran yang nyata dalam kelompok.
f. Communication of interpersonal feelings. Anggota mulai
mendapat pengaruh dan merespons anggota kelompok lainnya,
serta hendak menunjukkan komentar-komentar dan tindakan yang
dipersepsi pada orang lain.
g. Development of a healing capacity in the group. Anggota
kelompok mulai merasakan kesesuaian antara satu sama lain. Ini
13

diperoleh setelah anggota memberi kehangatan, pemahaman,


perhatian pada orang lain dalam kelompok.
h. Self-acceptance ang the beginning of change. Terbukanya
anggota kelompok terhadap perubahan-perubahan.
i. Cracking of facades. Adanya kecenderungan kelompok dalam
pertemuan anggota untuk membuka diri secara lebih terbuka dan
asli.
j. Feedback. Umpan balik sangat konstruktif dan memperkaya
anggota kelompok untuk mempersepsi cara ia dipandang oleh
orang lain, sehingga anggota lebih sadar diri.
k. Confrontation. Pada tahap ini muncul kesadaran anggota untuk
mencapai klimaks dalam bentuk positif dan negatif.
l. Helping relationship outside the group. Proses ini membantu
anggota kelompok menyelesaikan kesalahpahaman dan
mengembangkan hubungan baru.
m. The basic encounter. Hubungan yang jujur antara diri anggota dan
anggota lainnya ialah karakteristik kelompok ini. Anggota
kelompok menyadari betapa memuaskan dan bermakna
berhubungan dengan orang lain.
n. Expression of closeness. Ketika hampir ditutup, anggota
mengekspresikan perasaan positif tentang pengalamannya dan
tentang orang lain. Semangat kelompok berkembang lebih kuat.
o. Behavior changes. Pada akhir kelompok, perubahan perilaku
dapat terjadi. Anggota cenderung bertindak lebih terbuka, jujur,
perhatian, dan bertingkah laku dalam pengalaman hidup sehari-
hari setelah kelompok dihentikan.

4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi setiap peserta didik
dalam kelompok.
13

b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling kelompok
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan peserta
didik dalam kelompok.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil diskusi
kelompok.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.

SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Rabu/29 Maret 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.30 sd. 15.15 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini untuk persiapan menghadapi
praktik Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Client-
Centered.

SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Rabu/12 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 13.30 sd. 14.15 WIB
Tempat
: Google Meeting
13

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Client-Centered agar konseling berpusat pada konseli, sehingga konseli
dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya, terhadap masalah yang
dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan memecahkan masalah
dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru BK/Konselor terhadap
perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli menjadi lebih terbuka dari
sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan ketika menceritakan
masalahnya, dan konseli menjadi lebih siap dan percaya diri untuk
menghadapi praktik Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan kedua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengetahui kemajuan diri konseli dalam kesiapan menghadapi PKL.

SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 20.15 sd. 21.00 WIB
Tempat
: WhatsApp Group

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan dari setiap konseli mengenai
kesiapan menghadapi PKL.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan ketiga, kegiatan selanjutnya yaitu
konseli mencari informasi seputar tempat-tempat PKL dan mempersiapkan
kemampuan (skill) dirinya agar lebih matang. Kemudian, Guru
BK/Konselor melakukan evaluasi terhadap layanan konseling kelompok
yang telah diberikan.
13

Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling kelompok yang telah
dilaksanakan oleh praktikan yaitu praktikan merasa bahwa masih kurang
dalam mengimplementasikan teori dan teknik yang tepat dalam
memberikan layanan kepada konseli. Namun, keberhasilan konseling yang
praktikan rasakan dari setiap konseli yaitu konseli menjadi lebih siap
untuk menghadapi Praktik Kerja Lapangan (PKL) baik secara fisik
maupun secara mental, karena konseli telah mendapatkan informasi dan
gambaran secara umum mengenai PKL. Konseli siap untuk mencari
informasi tambahan seputar PKL, konseli siap untuk mempersiapkan
kemampuannya, dan konseli mampu memahami gambaran kegiatan PKL
yang sesuai dengan jurusannya.
13

KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING KELOMPOK


BIDANG KARIR

Identitas
Nama Konseli : DF, RR, MA, MF, IM, MR, GS, AW
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
3. Kesempatan yang
diberikan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
kepada peserta
didik/konseli untuk
menyampaikan
pendapat/ide.
4. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling kelompok.
5. Hasil yang diperoleh
dari konseling 
kelompok.
6. Kenyamanan dalam
pelaksanaan konseling 
kelompok.
13

VERBATIM KONSELING KELOMPOK


BIDANG KARIR

Konselor/ Teknik Client-


Dialog Tahapan
Konseli Centered
Konselor : “Assalamu’alaikum
Attending
semuanya, selamat siang..”
DF, RR, : “Wa’alaikumsalam,
MA, MF, selamat siang ibu.”
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Gimana kabarnya kalian?” Attending
DF, RR, : “Alhamdulillah, sehat bu..”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Alhamdulillah, kalau
kalian sehat semuanya. Oh
iya, ibu mau ngucapin
banyak terima kasih karena Attending
kalian mau menyempatkan
waktunya untuk konseling
dengan ibu.”
DF, RR, : “Iya bu sama-sama.”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oh iya, sebelum kita
mulai kegiatan hari ini
Attending
mari kita berdoa terlebih
dahulu.”
13

DF, RR, : “Baik bu.. (berdoa)”


MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Berdoa dicukupkan.
Sebelumnya ibu mau absen
Attending
dulu ya siapa yang hadir di
pertemuan hari ini.”
DF, RR, : “Baik bu.”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “DF hadir?” Attending
DF : “Hadir bu.”
Konselor : “RR, MA hadir?” Attending
RR, MA : “Hadir bu”
Konselor : “MF, IM, MR, GS, AW
Attending
hadir?”
MF, IM, : “Hadir bu.”
MR, GS,
AW
Konselor : “Oke bagus berarti hadir
semua ya. Oh iya hari ini
kita akan melaksanakan
konseling kelompok. Kita
akan sharing satu sama
lain mengenai kesiapan Attending
menghadapi PKL ya, nanti
teman yang lain
menanggapi, boleh kasih
motivasi atau penguatan
juga boleh ya, karena
14

punya pengalaman yang


sama.”
DF, RR, : “Siap bu.”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oh iya sebelum mulai
izinkan ibu terlebih dahulu
untuk menjelaskan tentang
konseling ini ya.. Tujuan
dari konseling kelompok
ini untuk mencari solusi
dari permasalahan yang
dihadapi oleh para siswa,
disini kita mencari
Attending
solusinya bersama-sama.
Ada juga beberapa azas
bimbingan dan konseling
yaitu kebebasan (tidak
terpaksa) dan azas
kerahasiaan yang dimana
hanya kelompok ini dan
ibu aja yang tau
permasalahan
yang dialami oleh kalian.”
DF, RR, : “Oh iya ibu, siap.”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oke, kita melaksanakan
konselingnya 30-45 menit Attending
cukup ya?”
14

DF, RR, : “Cukup bu.”


MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Sebelum kita mulai, kita
ice breaking dulu yuk biar
Attending
pada fokus dan semangat
konselingnya.”
DF, RR, : “Boleh banget bu..”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oke kita main cek
konsentrasi ya.. nanti
panggil nama/saling
tunjuk. Misalnya:
konsentrasi, konsentrasi Attending
dimulai.. Ibu-DF.. DF-RR..
dan seterusnya. Nanti yang
kalah dihukum ya harus
nyanyi.”
DF, RR, : “Oke ibu siap.”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
(ice breaking)
Konselor : “Nah, jadi itu ya latihan
konsentrasi kita, karena
Attending
udah semangat kita
langsung mulai aja ya..”
DF, RR, : “Iya bu.”
MA, MF,
14

IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Untuk memulai, ibu ingin
1 orang menyebutkan
masalah apa sih yang Attending Acceptance
dialami kesiapan diri
menghadapi PKL?”
DF : “Boleh aku aja buu.”
Konselor : “Oke, gimana DF?” Responding
DF : “Kalau DF mah masih
bingung sih PKL tuh
ngapain aja bu?”
RR, MA, : “Iya bu, sama kita juga
MF, IM, masih bingung..”
MR, GS,
AW
Konselor : “Oke, coba 1 orang tolong
jelasin kalian tuh bingung Responding
tentang apanya?”
RR : “Kalau RR masih belum
kebayang aja gitu bu PKL
kaya gimana, kalau denger
dari kakak tingkat mah
suka ada PKL tuh cuman
disuruh bikin kopi.”
AW : “Iya bu, pernah denger
AW juga, ada temen AW
yang kaya gitu di tempat
PKL
nya.”
Konselor : “Oh jadi kalian masih
Responding
belum kebayang ya
14

gambaran PKL tuh bakal


ngapain aja..”
DF, RR, : “Iya bu bener..”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oke gapapa kalau masih
bingung. Ibu dulu pernah
punya pengalaman PKL
juga di salah satu
perusahaan kecil atau start Responding Respect
up gitu, biasanya
kegiatannya itu
mengerjakan project sesuai
dengan jurusan.”
RR : “Oh gitu bu, tapi pernah
disuruh bikin kopi atau apa
gitu bu?”
Konselor : “Engga kok, PKL itu fokus
tentang bagaimana caranya
kita mengimplementasikan
skill atau kemampuan yang
kita miliki selama di
sekolah. Jadi, kalau ada
yang disuruh bikin kopi,
Responding Understanding
membersihkan ruangan,
atau semacamnya,
mungkin hanya sebatas
membantu saja ya.. tidak
akan terjadi setiap hari
untuk siswa yang PKL,
karena masih ada tuntutan
14

yang lebih penting yaitu


praktik di lapangan.”
RR, AW : “Oh iya baik bu, paham..”
Konselor : “Yang lain gimana
Responding
bingungnya?”
MF : “Kalau lagi PKL bisa
disambil sama kerja atau
kuliah engga bu?”
Konselor : “Karena kalian PKL nya
masih kelas 12, biasanya
diharuskan untuk fokus
dulu PKL karena kalian
statusnya masih siswa
Responding
SMKN 4 Bandung, belum
lulus dari sekolah itu. Tapi,
kalau kalian nanti setelah
PKL mau melanjutkan
magang bisa kok.”
MF : “Oh iya baik bu..”
IM : “Bu, kalau PKL tuh kita
digaji engga?”
Konselor : “Kalau soal digaji atau
engga itu tergantung
kebijakan dari
perusahaannya, kalau
aturan dari perusahaannya
siswa PKL digaji berarti Responding
akan diberi gaji tiap
bulannya. Tapi, ada juga
beberapa perusahaan yang
tidak memberikan gaji
untuk siswa PKL, karena
14

statusnya masih belum


menjadi karyawan tetap. ”
IM : “Baik bu”
Konselor : “Gimana, ada lagi yang
Responding
masih kalian bingungin?”
GS : “Bu, kalau aku mah
bingung nanti ada disuruh
bikin laporan PKL engga?”
Konselor : “Laporan PKL itu pasti
ada, isinya tuh kegiatan
kalian selama PKL. Selain
membahas tentang
kegiatan, kalian juga akan
membahas mengenai
project yang dikerjakan
Responding Reassurance
selama PKL. Nanti,
Laporan PKL itu akan
diuji melalui sidang
biasanya, jadi kalian nanti
harus menyusun Laporan
PKL dengan sungguh-
sungguh
ya biar hasilnya bagus..”
GS : “Oh iya siap bu..”
Konselor : “Siapa lagi nih yang masih
Responding
bingung tentang PKL?”
MA : “MA masih bingung bu,
takut pas nanti PKL gabisa
apa-apa..”
Konselor : “Oke, MA masih bingung
karena mungkin belum
Responding
cukup bekal ya
kemampuan atau skill
14

keahlian MA.. kalau


tanggapan yang lainnya
mengenai masalah MA
gimana?”
MR : “Aku setuju sama ibu,
mungkin MA belum
mempersiapkan skill nya
dengan matang. Aku juga
sekarang masih ngerasain
kaya gitu soalnya..”
DF : “Iya bu, sama aku juga
masih ngerasa kurang
dalam penguasaan skill
nya..”
Konselor : “Gapapa ya kalau kalian
masih ngerasain hal itu,
karena wajar memang
kalian masih kelas 11 dan Responding
materi jurusan juga belum
sepenuhnya diajarkan oleh
guru jurusan ya..”
RR : “Iya bu, jadi kitanya yang
harus belajar mandiri
gitu..”
DF, MA, : “Iya bener bu..”
MF, IM,
MR, GS,
AW
Konselor : “Nah, kalau menurut
kalian semua Personalizing
gimana cara
mengatasi hal tersebut?”
14

RR : “Mungkin harus banyak


latihan ya bu kitanya?”
MA : “Iya setuju sih aku juga,
kalau kita sering latihan
pasti kita jadi jago skill nya
di bidang komputer dan
jaringan..”
Konselor : “Nah, itu dia ya salah satu
caranya biar kalian
mengasah skill atau
kemampuan kalian.. sering
Personalizing Encouragement
berlatih dan bertanya ke
guru jurusan kalau
misalnya ada yang kurang
dimengerti..”
DF, RR, : “Iya siap bu..”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oke, apakah masih ada
yang bingung tentang Personalizing
PKL?”
DF : “Alhamdulillah setelah
ngobrol sama ibu dan
temen-temen jadi
kebayang sih bu PKL itu
ngapain
aja..”
RR : “Iya bu bener, aku juga jadi
ga melulu kebayang soal
bikin kopi aja PKL itu”
14

MA, MF, : “Iya bu, alhamdulillah udah


IM, MR, kebayang juga..”
GS, AW
Konselor : “Alhamdulillah kalau udah
pada kebayang nanti PKL
ngapain aja, nanti kalian
tinggal mempersiapkan
diri aja untuk
melaksanakan kegiatan
PKL.. kaya tadi aja
banyakin latihan, nanya ke
guru jurusan tentang Personalizing
materi yang belum
dimengerti.. karena nanti
di dunia industri tuh kalian
langsung diarahkan untuk
bekerjasama dengan
project perusahaan. Jadi
harus dipersiapkan
segalanya, dimulai dari hal
yang kecil dulu..”
MF : “Nah hal yang kecilnya
misalnya apa bu?”
Konselor : “Misalnya persiapkan diri
kalian baik secara fisik
mapun secara mental,
karena fisik dan mental Personalizing
yang sehat itu memberikan
pengaruh yang sangat
besar
untuk PKL itu..”
DF : “Oh iya bener, nanti
takutnya lingkungan di
PKL ga nyaman karena
14

beradaptasi sama orang


baru ya bu.. jadi kitanya
harus punya mental yang
kuat..”
Konselor : “Iya betul sekali DF..
gimana nih apa ada lagi Limited
Personalizing
yang masih belum questioning
dipahami?”
DF, RR, : “Sudah cukup dipahami
MA, MF, bu..”
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Baik, kalau sudah cukup..
Jadi, semangat ya buat
semuanya bentar lagi
Initiating
kalian mau kelas 12 dan
mau melaksanakan PKL,
semoga dilancarkan...”
DF, RR, : “Baik bu.. aamiin”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Oke kalau gitu sebelum
kita tutup pertemuan kali
ini, ibu mau 1 orang buat
Initiating Reflection
menjelaskan hikmah yang
didapatkan selama
konseling ini?”
GS : “Boleh saya bu. Menurut
saya, hikmah dari
mengikuti konseling ini
yaitu kita jadi tahu
15

gambaran umumnya
tentang PKL, kita juga jadi
tahu apa aja yang harus
disiapin sebelum PKL, dan
ternyata fisik dan mental
itu penting banget untuk
kita di
tempat PKL nanti.”
Konselor : “Bagus GS, terima kasih
Initiating
ya.. yang lain ada lagi?”
DF, RR, : “Tidak bu, cukup..”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Baik, ibu akhiri
pertemuan kali ini ya..
terima kasih karena kalian
Initiating
semua sudah berbagi cerita
di konseling kelompok ini..
Ibu tutup ya,
wassalamu’alaikum..”
DF, RR, : “Wa’alaikumsalam bu,
MA, MF, terima kasih.”
IM, MR,
GS, AW
15

LAMPIRAN 6
PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING
INDIVIDUAL
15

1. Konseling Individual (Pribadi)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 5 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik merasa dirinya mengalami
toxic relationship.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 5 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan yang
dialami yaitu toxic relationship.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan: Peserta didik belum memahami faktor
dan dampak dari toxic relationship yang dialami.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik memahami faktor dan dampak dari
toxic relationship yang dialami.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum mampu memberanikan
diri untuk keluar dari toxic relationship.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu memberanikan diri untuk
keluar dari toxic relationship.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG PRIBADI

A. Deskripsi Karakteristik Konseli


Identitas
Nama : SA
Sekolah Asal : SMPN 31 Bandung
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Bandung, 27 Agustus 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Seniman
Hobi : Menggambar
Alamat : Babakan Jati Gg. Hj. Kurdi No. 151
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : minat belajar rendah; bakat menggambar;
motivasi belajar rendah; kelebihan dirinya jago
menggambar; kekurangan dirinya sulit
berkomunikasi dengan orang baru, tertutup.

Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 160
Berat badan : 40
Warna kulit : Sawo matang
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Oval

Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Komarudin Harun
Nama Ibu : Yuliamah
Umur Ayah : 51
Umur Ibu : 50
15

Pendidikan : SMA
Terakhir Ayah
Pendidikan : SMA
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah tangga
Alamat Ayah : Babakan Jati Gg. Hj. Kurdi No. 151
Alamat Ibu : Babakan Jati Gg. Hj. Kurdi No. 151
Anak Ke- : 2
Jumlah Saudara : 2
Hubungan dengan : baik
keluarga

Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -

Fasilitas belajar dan pendukung


Buku catatan : Lengkap
Ruang belajar di : Ada
rumah
Waktu belajar : Tidak teratur
Bimbingan belajar : Sering
Bimbingan dari Ibu : Sering
Bimbingan dari : Jarang
saudara

Permasalahan yang dialami oleh konseli SA yaitu kesulitan dalam


memberanikan diri untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat (toxic
relationship) dengan seorang laki-laki yang merupakan mantan pacarnya.
Penyebab SA mengalami permasalahan tersebut karena faktor dari diri
sendiri, dan mantannya. Faktor diri sendiri atau faktor internal yang
menyebabkan SA tidak berani keluar dari hubungan yang toxic yaitu
16

karena SA merasa kasihan dengan kondisi mantannya yang semakin


buruk. Faktor eksternalnya yaitu dari mantannya karena selalu bersikap
posesif, pemarah, dan kasar kepada SA baik secara verbal maupun fisik.
Hal tersebut menyebabkan SA merasa diancam dan merasa tidak aman
berada dalam posisi saat ini, serta merasa takut untuk berkomunikasi
dengan orang baru.
Kondisi ekonomi keluarga SA sederhana namun berkecukupan. Di
sekolah, SA cukup rajin dan semangat ketika mengikuti pembelajaran.
Saat ini, SA sedang mengalami masalah dengan mantannya. Ketika
masih pacaran, SA sering mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari
pacarnya. Setelah kejadian itu, SA putus dengan pacarnya dan memilih
untuk fokus dengan urusan masing-masing. Setelah beberapa waktu,
mantannya SA menghubungi SA lagi untuk mengajak kembali bersama-
sama, tetapi SA trauma dengan sikap mantannya itu dan pada akhirnya
SA memilih untuk sendiri. Semenjak putus, mantan SA semakin buruk
sikapnya, seperti melawan orang tua, sering main keluar malam hari, dan
melakukan kenakalan remaja lainnya. SA menjadi bingung untuk
memilih antara menjauhi mantannya atau meresponnya atas dasar
kasihan dengan kondisi mantannya saat ini. Namun, setelah SA
pertimbangkan kembali, akhirnya SA memiliki keputusan sementara
yaitu ingin memberanikan dirinya untuk keluar dari hubungan yang toxic
tersebut.

B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang pribadi yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh SA, praktikan menggunakan pendekatan
Realitas Glasser, karena inti permasalahannya adalah konseli yang kesulitan
dalam memberanikan diri untuk keluar dari hubungan yang toxic. Oleh karena
itu, dengan menerapkan teknik konseling realitas diharapkan dapat membantu
16

SA dalam memperoleh tingkah laku yang bertanggung jawab, dan memenuhi


kebutuhannya berdasarkan realita yang ada secara efektif.
Pendekatan menggunakan konseling realitas berfokus pada tingkah laku
di masa sekarang. Meskipun tidak menganggap perasaan dan sikap tidak
penting, tetapi konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang. Konseling realitas adalah proses pengajaran (teaching process) dan
bukan proses penyembuhan (healing process). Itu sebabnya konseling realitas
sering menggunakan pula pendekatan kognitif dengan maksud agar konseli
dapat menyesuaikan diri terhadap realitas yang dihadapinya (Palmer, 2011).
Corey (2013), menggunakan akronim WDEP untuk menjelaskan
prosedur utama dalam praktik terapi realita. Sistem terapi realitas WDEP
dapat digambarkan sebagai efektif, praktis, dapat digunakan, berbasis teori,
lintas budaya, dan didirikan pada prinsip-prinsip manusia universal. Sistem
WDEP dapat digunakan untuk membantu konseli mengeksplorasi keinginan
mereka, kemungkinan hal-hal yang dapat mereka lakukan, peluang untuk
evaluasi diri, dan merancang rencana untuk perbaikan. Berlkamuskan teori
pilihan, sistem WDEP membantu orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Masing-masing surat mengacu pada sekelompok strategi: W= keinginan,
kebutuhan, dan persepsi; D= arah dan melakukan; E= evaluasi diri; dan P=
perencanaan.

C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.
16

2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.

3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa
sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini
memiliki peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang
Kamu inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke
arah yang Kamu inginkan untuk pergi?”.
16

d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa yang ingin mereka ubah, mereka umumnya siap
untuk mengeksplorasi kemungkinan perilaku lain dan merumuskan
rencana tindakan. Pertanyaan kuncinya adalah, "Apa rencana Kamu?".

4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.

SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Rabu/05 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.30 sd. 15.15 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai toxic relationship.
Tindak lanjut sesi
Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Realitas.
16

SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.30 sd. 15.15 WIB
Tempat
: WhatsApp

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling perpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu memberanikan diri
untuk keluar dari hubungan yang toxic.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan kedua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengetahui kemajuan diri konseli.

SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Senin/17 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 09.00 sd. 09.45 WIB
Tempat
: WhatsApp

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan konseli setelah berhasil keluar
dari hubungan yang toxic. SA berhasil meninggalkan mantannya dengan
cara yang baik. Namun, hingga saat ini mantan SA masih beberapa kali
menghubungi SA tetapi SA sudah tidak meresponnya dan membatasi
komunikasinya dengan tujuan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
16

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan ketiga, kegiatan selanjutnya yaitu
konseli berdamai dengan dirinya sendiri dan mencoba menerima kondisi
yang telah terjadi kepadanya. Kemudian, Guru BK/Konselor melakukan
evaluasi terhadap layanan konseling individual yang telah diberikan.

Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu keluar
dari hubungan yang toxic.
16

KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG PRIBADI

Identitas
Nama Konseli : SA
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai 
melalui
konseling individual.
16

2. Konseling Individual (Belajar)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik mengalami kesulitan belajar.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
16

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan yang
dialami yaitu mengenai kesulitan belajar.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
16

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 19 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum memahami faktor
dan dampak dari kesulitan belajar.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 19 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik memahami kesulitan belajar yang
dialami.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 26 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum menemukan solusi
untuk mengatasi kesulitan belajar.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 26 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu menemukan solusi untuk
mengatasi kesulitan belajar.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG BELAJAR

A. Deskripsi Karakteristik Konseli


Identitas
Nama : AA
Sekolah Asal : Ponpes Nurul Iman Cibaduyut
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 11 November 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Tentara
Hobi : Futsal
Alamat : Jl. Pasirluyu No. 12
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; tidak mengetahui bakat
yang dimiliki; motivasi belajar tinggi; kelebihan
dirinya lebih gampang menguasai pelajaran
yang disuka; kekurangan dirinya gampang lupa.

Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 172
Berat badan : 55
Warna kulit : Cokelat
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Oval

Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Asep Yulianto
Nama Ibu : Atinhadijah
Umur Ayah : 47
Umur Ibu : 46
17

Pendidikan : S3
Terakhir Ayah
Pendidikan : S1
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : Berjualan bakso
Pekerjaan Ibu : Guru
Alamat Ayah : Jl. Pasirluyu No. 12
Alamat Ibu : Jl. Pasirluyu No. 12
Anak Ke- : 2
Jumlah Saudara : 3
Hubungan dengan : baik
keluarga

Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -

Fasilitas belajar dan pendukung


Buku catatan : Lengkap
Ruang belajar di : Ada
rumah
Waktu belajar : Teratur
Bimbingan belajar : Sering
dari Ayah
Bimbingan dari Ibu : Sering
Bimbingan dari : Jarang
saudara

Permasalahan yang dialami oleh konseli AA yaitu kesulitan belajar.


Adapun mata pelajaran di sekolahnya yang AA tidak suka. Di sekolah,
AA termasuk siswa yang malas mengerjakan tugas walaupun AA
memiliki motivasi dan minat belajar yang cukup tinggi. AA tidak
menyukai mata pelajaran B. Inggris dan mata pelajaran jurusan yaitu
Pemrograman.
17

Menurut AA, hal tersebut dikarenakan ia tidak menyukai jenis belajar


yang menggunakan logika atau hitung-hitungan dan pada dasarnya ia
tidak jago dalam menguasai bahasa asing. Adapun hambatan yang
dialami ketika AA berusaha meraih prestasi belajar yang baik,
hambatannya yaitu AA merasa kesulitan fokus dalam belajar karena
disebabkan oleh adanya gadget, sehingga ia lebih tertarik untuk
memainkan gadget tersebut daripada belajar. Kondisi keluarga AA
sederhana namun berkecukupan.
Saat ini, AA merasa prestasi belajarnya buruk. AA tidak merasa puas
dengan prestasi belajar yang diraihnya saat ini, karena ia merasa jika ia
berjuang yang lebih maka ia mampu mendapatkan nilai yang lebih bagus.
AA berniat untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik untuk
kedepannya dengan cara fokus dan mengutamakan belajar, menghafal,
mencatat, dan mengulang materi. Ketika di sekolah, AA cukup dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik. Namun, ketika di rumah AA
terkadang malas belajar dan ia pernah tidak mengerjakan tugas
sekolahnya. Menurut AA, hal tersebut terjadi karena AA tidak tertarik
dengan beberapa tugas tertentu yang diberikan oleh guru. AA memiliki
ketakutan akan tugas apabila tugas yang diberikan oleh guru membuat
AA kesulitan dalam mengerjakannya, sehingga membuat AA menyerah
dan tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas sekolahnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan AA kesulitan dalam pembelajaran
ialah disebabkan oleh diri sendiri, teman, dan guru di sekolah. AA
merasa dirinya malas mengerjakan tugas karena tugas-tugas yang
diberikan oleh guru membuat AA kesulitan. Kemudian, teman-teman AA
ada yang pernah mengajak AA untuk bolos dan tidak mengikuti
pembelajaran, sehingga membuat minat dan motivasi belajar AA
menurun. Adapun faktor yang bersumber dari gurunya ketika di kelas,
terdapat beberapa cara mengajar guru di kelas yang membuat AA mudah
kesulitan dalam memahami pelajaran sehingga timbul rasa malas pada
diri AA.
17

B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang pribadi yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh AA, praktikan menggunakan pendekatan
konseling realitas ini karena sangat cocok dengan kasus AA yang kurang
memiliki rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Pendekatan menggunakan konseling realitas berfokus pada tingkah laku
di masa sekarang. Meskipun tidak menganggap perasaan dan sikap tidak
penting, tetapi konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang. Konseling realitas adalah proses pengajaran (teaching process) dan
bukan proses penyembuhan (healing process). Itu sebabnya konseling realitas
sering menggunakan pula pendekatan kognitif dengan maksud agar konseli
dapat menyesuaikan diri terhadap realitas yang dihadapinya (Palmer, 2011).
Corey (2013), menggunakan akronim WDEP untuk menjelaskan
prosedur utama dalam praktik terapi realita. Sistem terapi realitas WDEP
dapat digambarkan sebagai efektif, praktis, dapat digunakan, berbasis teori,
lintas budaya, dan didirikan pada prinsip-prinsip manusia universal. Sistem
WDEP dapat digunakan untuk membantu konseli mengeksplorasi keinginan
mereka, kemungkinan hal-hal yang dapat mereka lakukan, peluang untuk
evaluasi diri, dan merancang rencana untuk perbaikan. Berlkamuskan teori
pilihan, sistem WDEP membantu orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Masing-masing surat mengacu pada sekelompok strategi: W= keinginan,
kebutuhan, dan persepsi; D= arah dan melakukan; E= evaluasi diri; dan P=
perencanaan.

C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
17

d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas


kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.

2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.

3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa
sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan
17

evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini memiliki
peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang Kamu
inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke arah yang
Kamu inginkan untuk pergi?”.
d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa yang ingin mereka ubah, mereka umumnya siap
untuk mengeksplorasi kemungkinan perilaku lain dan merumuskan
rencana tindakan. Pertanyaan kuncinya adalah, "Apa rencana Kamu?".

4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.

SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Kamis/06 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.00 sd. 11.45 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
17

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai kesulitan belajar.
Tindak lanjut sesi
Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Realitas.

SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Rabu/19 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 15.30 sd. 16.15 WIB
Tempat
: WhatsApp

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling berpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu mengatasi kesulitan
belajar yang dialami.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan kedua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengetahui kemajuan diri konseli.

SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Rabu/26 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 08.00 sd. 08.45 WIB
Tempat
: WhatsApp
18

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan konseli terhadap kegiatan
belajarnya. AA berhasil mengurangi rasa malas untuk mengerjakan tugas
dan mulai meningkatkan motivasi dan minat belajar.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan ketiga, kegiatan selanjutnya yaitu
konseli rajin mengerjakan tugas meskipun secara perlahan. Kemudian,
Guru BK/Konselor melakukan evaluasi terhadap layanan konseling
individual yang telah diberikan.

Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu
mengatasi kesulitan belajar yang dialami.
18

KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG BELAJAR

Identitas
Nama Konseli : AA
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai 
melalui
konseling individual.
18

3. Konseling Individual (Sosial)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik mengalami kesulitan
bergaul dengan teman-teman di kelas.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan yang
dialami yaitu kesulitan bergaul dengan teman-teman di kelas.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum memahami
faktor penyebab dari kesulitan bergaul.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik memahami faktor penyebab dari
kesulitan bergaul.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 27 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum mampu menemukan
solusi untuk mengatasi kesulitan bergaul dengan teman-teman di kelas.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 27 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu menemukan solusi untuk
mengatasi kesulitan bergaul dengan teman-teman di kelas.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG SOSIAL

A. Deskripsi Karakteristik Konseli


Identitas
Nama : MS
Sekolah Asal : SMPN 34 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 7 November 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Ingin menjadi orang sukses
Hobi : Menggambar, olahraga
Alamat : Jl. Mengger Gilang
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar rendah; belum mengetahui
bakatnya; motivasi belajar rendah; tidak
mengetahui kelebihan dirinya; kekurangan
dirinya pendiam.

Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 170
Berat badan : 52
Warna kulit : Sawo matang
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Bulat

Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Pipin
Nama Ibu : Titin
Umur Ayah : 51
Umur Ibu : 49
18

Pendidikan : SLTA
Terakhir Ayah
Pendidikan : SLTA
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Ayah : Bandung
Alamat Ibu : Bandung
Anak Ke- : 3
Jumlah Saudara : 4
Hubungan dengan : Baik
keluarga

Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -

Fasilitas belajar dan pendukung


Buku catatan : Tidak lengkap
Ruang belajar di : Tidak ada
rumah
Waktu belajar : Tidak teratur
Bimbingan belajar : Jarang
dari Ayah
Bimbingan dari Ibu : Jarang
Bimbingan dari : Jarang
saudara

Permasalahan yang dialami oleh konseli MS yaitu kesulitan bergaul


dengan teman. Menurut MS, MS mengalami masalah tersebut karena ia
menyadari bahwa ia memiliki tipe kepribadian introvert dan lebih banyak
diam. Faktor-faktor yang menyebabkan MS kesulitan dalam bergaul ialah
disebabkan oleh diri sendiri, dan teman di sekolahnya. Faktor diri sendiri
19

yaitu karena MS merasa nyaman apabila semua hal dilakukan sendiri dan
meminimalisir jumlah teman. Faktor dari teman di sekolahnya yaitu, MS
pernah mengalami perkelahian dengan temannya ketika MS menduduki
Sekolah Dasar (SD). Setelah menduduki Sekolah Menengah Pertama
(SMP) hingga saat ini di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), MS tidak
senang apabila bergaul dengan orang banyak. MS merasa bahwa satu
atau dua teman saja cukup untuk ia miliki selama masa sekolah.
Kondisi keluarga MS sederhana namun berkecukupan. MS merupakan
siswa yang baik.
Menurut MS, ia merasa lebih dekat dengan teman yang ada di
lingkungan rumah dibandingkan dengan teman di sekolahnya. Alasan
MS berpendapat seperti itu karena teman rumahnya lebih membuat MS
merasa nyaman, berbeda dengan teman di sekolahnya banyak yang tidak
sesuai dengan harapan MS. MS merasa bahwa teman di rumahnya sudah
terasa seperti sangat dekat dikarenakan sudah berteman lama sejak SD,
apabila teman di sekolah MS merasa tidak nyaman untuk bergaul.
Di kelas, teman-teman MS selalu berinteraksi dan mengajak untuk
bergabung bersama mereka, namun MS menolak hal tersebut dan lebih
memilih untuk sendiri. Hal tersebut karena MS merasa bahwa lebih baik
MS memiliki teman yang sedikit tetapi mengerti dengan perasaan MS.
Namun, kedepannya MS akan mencoba untuk bergaul dengan teman-
teman di sekolahnya.

B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang sosial yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh MS, praktikan menggunakan pendekatan
konseling realitas ini karena sangat cocok dengan kasus MS yang kesulitan
bergaul dengan orang lain.
19

Pendekatan menggunakan konseling realitas berfokus pada tingkah laku


di masa sekarang. Meskipun tidak menganggap perasaan dan sikap tidak
penting, tetapi konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang. Konseling realitas adalah proses pengajaran (teaching process) dan
bukan proses penyembuhan (healing process). Itu sebabnya konseling realitas
sering menggunakan pula pendekatan kognitif dengan maksud agar konseli
dapat menyesuaikan diri terhadap realitas yang dihadapinya (Palmer, 2011).
Corey (2013), menggunakan akronim WDEP untuk menjelaskan
prosedur utama dalam praktik terapi realita. Sistem terapi realitas WDEP
dapat digambarkan sebagai efektif, praktis, dapat digunakan, berbasis teori,
lintas budaya, dan didirikan pada prinsip-prinsip manusia universal. Sistem
WDEP dapat digunakan untuk membantu konseli mengeksplorasi keinginan
mereka, kemungkinan hal-hal yang dapat mereka lakukan, peluang untuk
evaluasi diri, dan merancang rencana untuk perbaikan. Berlkamuskan teori
pilihan, sistem WDEP membantu orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Masing-masing surat mengacu pada sekelompok strategi: W= keinginan,
kebutuhan, dan persepsi; D= arah dan melakukan; E= evaluasi diri; dan P=
perencanaan.

C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.

2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
19

b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli


untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.

3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa
sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini
memiliki peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang
Kamu inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke
arah yang Kamu inginkan untuk pergi?”.
d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa
19

yang ingin mereka ubah, mereka umumnya siap untuk mengeksplorasi


kemungkinan perilaku lain dan merumuskan rencana tindakan.
Pertanyaan kuncinya adalah, "Apa rencana Kamu?".

4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan persasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.

SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Kamis/06 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.45 sd. 12.30 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai kesulitan bergaul
dengan orang lain.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Realitas.
19

SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Senin/17 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.00 sd. 11.45 WIB
Tempat
: WhatsApp

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling berpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu mengatasi kesulitan
bergaul yang dialami.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan kedua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengetahui kemajuan diri konseli.

SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Kamis/27 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 16.00 sd. 16.45 WIB
Tempat
: WhatsApp

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan dari diri konseli. MS berhasil
mengurangi untuk bersikap diam dan MS memberanikan diri untuk
mencoba bergaul dengan teman di kelasnya.
19

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan ketiga, kegiatan selanjutnya yaitu
konseli membangun interaksi yang baik dengan teman-temannya.
Kemudian, Guru BK/Konselor melakukan evaluasi terhadap layanan
konseling individual yang telah diberikan.

Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu
mengatasi kesulitan bergaul yang dialami.
19

KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG SOSIAL

Identitas
Nama Konseli : MS
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
3. Bacalah secara teliti
4. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai 
melalui
konseling individual.
19

4. Konseling Individual (Karir)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 3 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum menemukan pilihan
karirnya.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
19

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 3 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan
mengenai karirnya setelah lulus sekolah.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
19

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 11 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : Zoom Meeting
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum melakukan
eksplorasi dan komitmen terhadap pilihan karirnya.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 11 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : Zoom Meeting
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik melakukan eksplorasi dan
komitmen terhadap pilihan karirnya.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum mampu membuat
perencanaan berdasarkan keputusan karirnya.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 4


BANDUNG
Jl. Kliningan No.6, Turangga, Kota Bandung

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN


KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu membuat perencanaan
berdasarkan keputusan karirnya.

Mengetahui Bandung, April 2023


Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung, Guru BK/Konselor

Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd. Salma Hafsany

Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG KARIR

A. Deskripsi Karakteristik Konseli


Identitas
Nama : AR
Sekolah Asal : MTs Sirnamiskin
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : 24 Juli 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Akmil
Hobi : Membuat kerajinan
Alamat : Jln. Leuwipanjang
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat membuat kerajinan
tangan; motivasi belajar tinggi; kelebihan
dirinya mempunyai keinginan yang lebih untuk
mencoba hal baru, mudah bersosialisasi, mudah
menyesuaikan diri; kekurangan dirinya mudah
panikan.

Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 160
Berat badan : 50
Warna kulit : Coklat
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Bulat

Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Maman
Nama Ibu : Siti Patimah
20

Umur Ayah : 47
Umur Ibu : 41
Pendidikan : SD
Terakhir Ayah
Pendidikan : SMP
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : buruh harian lepas
Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga
Alamat Ayah : Jln. Leuwipanjang
Alamat Ibu : Jln. Leuwipanjang
Anak Ke- : 1
Jumlah Saudara : 2
Hubungan dengan : Anak kandung
keluarga

Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -

Fasilitas belajar dan pendukung


Buku catatan : Lengkap
Ruang belajar di : Ada
rumah
Waktu belajar : Teratur
Bimbingan belajar : Sering
Bimbingan dari Ibu : Sering
Bimbingan dari : Sering
saudara
20

Permasalahan yang dialami oleh konseli AR yaitu merasa bingung


tentang karirnya, AR memiliki cita-cita menjadi Tentara. Namun, AR
juga ingin kuliah dan ingin bekerja juga untuk membantu orang tuanya.
Penyebab AR mengalami permasalahan tersebut karena beberapa faktor,
faktor diantaranya yaitu dari diri sendiri, dari keluarga, dan dari
lingkungan temannya. Faktor diri sendiri atau faktor internal yang
menyebabkan AR bingung memilih karirnya yaitu AR ingin mewujudkan
cita-citanya, tetapi AR labil terhadap keputusannya. Faktor dari
keluarganya atau faktor eksternal yang menyebabkan AR bingung yaitu
orang tua AR ingin AR memiliki pekerjaan yang layak untuk membantu
meringankan beban orangtuanya. Kondisi ekonomi keluarga AR memang
sederhana namun masih merasa kurang untuk bekal AR di masa depan.
Faktor dari lingkungan temannya yaitu AR melihat teman-teman di
kelasnya berlomba-lomba untuk masuk ke Perguruan Tinggi, AR merasa
dirinya ingin mengikuti jejak teman-temannya. Namun, sayangnya AR
tidak mendapatkan izin dari orang tuanya, karena bagi keluarga AR
kuliah itu membutuhkan biaya yang cukup besar.
AR merupakan siswa yang memiliki prestasi dan motivasi belajar
yang tinggi. AR menjadi pemimpin dari beberapa organisasi di
sekolahnya. Ketika di kelas, AR sangat rajin dan selalu mengikuti
kegiatan belajar dengan baik. AR selalu mempunyai keinginan untuk
mencoba hal yang baru dan tidak mudah putus asa apabila ia gagal.
Saat ini, AR sedang mengalami masalah dalam perencanaan
karirnya. AR bingung untuk memilih antara mewujudkan cita-citanya
menjadi Tentara, dan bingung memilih antara kuliah dan kerja. Namun,
AR memiliki keputusan sementara yaitu menjadi Tentara setelah lulus
sekolah, tetapi ketika AR melihat teman-temannya ia berkeinginan juga
untuk melanjutkan kuliah dan bekerja.
20

B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang karir yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh AR, AR langsung menghubungi dan
mendatangi praktikan untuk melakukan konsultasi mengenai pilihan karirnya.
Maka, dalam konseling ini praktikan menggunakan pendekatan Realitas
Glasser, karena berdasarkan permasalahan yang dialami oleh AR, inti
permasalahannya adalah konseli yang belum mampu membuat keputusan
karir. Oleh karena itu, dengan menerapkan teknik konseling realitas
diharapkan dapat membantu AR dalam memperoleh tingkah laku yang
bertanggung jawab, dan memenuhi kebutuhannya berdasarkan realita yang
ada secara efektif.
Pendekatan menggunakan konseling realitas berfokus pada tingkah laku
di masa sekarang. Meskipun tidak menganggap perasaan dan sikap tidak
penting, tetapi konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang. Konseling realitas adalah proses pengajaran (teaching process) dan
bukan proses penyembuhan (healing process). Itu sebabnya konseling realitas
sering menggunakan pula pendekatan kognitif dengan maksud agar konseli
dapat menyesuaikan diri terhadap realitas yang dihadapinya (Palmer, 2011).
Corey (2013), menggunakan akronim WDEP untuk menjelaskan
prosedur utama dalam praktik terapi realita. Sistem terapi realitas WDEP
dapat digambarkan sebagai efektif, praktis, dapat digunakan, berbasis teori,
lintas budaya, dan didirikan pada prinsip-prinsip manusia universal. Sistem
WDEP dapat digunakan untuk membantu konseli mengeksplorasi keinginan
mereka, kemungkinan hal-hal yang dapat mereka lakukan, peluang untuk
evaluasi diri, dan merancang rencana untuk perbaikan. Berlkamuskan teori
pilihan, sistem WDEP membantu orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Masing-masing surat mengacu pada sekelompok strategi: W= keinginan,
kebutuhan, dan persepsi; D= arah dan melakukan; E= evaluasi diri; dan P=
perencanaan.
20

C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.

2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.

3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa
20

lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa


sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini
memiliki peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang
Kamu inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke
arah yang Kamu inginkan untuk pergi?”.
d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa yang ingin mereka ubah, mereka umumnya siap
untuk mengeksplorasi kemungkinan perilaku lain dan merumuskan
rencana tindakan. Pertanyaan kuncinya adalah, "Apa rencana Kamu?".

4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.
20

SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Senin/03 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 13.00 sd. 13.45 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai pilihan karir.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Realitas.

SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Selasa/11 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.00 sd. 14.45 WIB
Tempat
: Zoom Meeting

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling berpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu memilih keputusan
karirnya.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan kedua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengetahui kemajuan diri konseli dalam keputusan karir.
21

SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 21.00 sd. 21.45 WIB
Tempat
: WhatsApp

Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan konseli mengenai keputusan
karirnya. AR memilih untuk menjadi Tentara setelah lulus dari sekolah,
AR juga berniat untuk latihan fisik untuk mempersiapkan persyaratan
menjadi Tentara seperti psikotes, tes kesehatan gigi, mata, kaki, dan tes
lainnya. Namun, AR juga memiliki rencana yang lain apabila tidak
diterima menjadi Tentara. AR memiliki rencana untuk mencari pekerjaan,
seperti di perusahaan PT. Len dan PT. KAI Indonesia cabang Kota
Bandung.

Tindak lanjut sesi


Setelah melaksanakan sesi pertemuan ketiga, kegiatan selanjutnya yaitu
konseli mempersiapkan dirinya untuk memenuhi persyaratan menjadi
Tentara dan mencari informasi pekerjaan mengenai PT. Len dan PT. KAI
Indonesia. Kemudian, Guru BK/Konselor melakukan evaluasi terhadap
layanan konseling individual yang telah diberikan.

Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli membuat
keputusan terhadap pilihan karirnya.
21

KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG KARIR

Identitas
Nama Konseli : AR
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia

Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor 
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan 
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai 
melalui
konseling individual.
21

VERBATIM KONSELING INDIVIDUAL


BIDANG KARIR

Konselor/ Teknik
Dialog Tahapan
Konseli Realitas
AR : “Assalamu’alaikum bu
Salma, selamat siang..”
Konselor : “Wa’alaikumsalam, selamat
Attending
siang AR.”
Konselor : “Gimana kabarnya AR?” Attending
AR : “Alhamdulillah, sehat bu..”
Konselor : “Alhamdulillah, kalau AR
sehat.. Oh iya, ibu mau
ngucapin terima kasih karena
Attending
AR mau menyempatkan
waktunya untuk konseling
dengan ibu.”
AR : “Iya bu sama-sama.”
Konselor : “Oh iya, sebelum kita mulai
kegiatan hari ini mari kita Attending
berdoa terlebih dahulu.”
AR, : “Baik bu.. (berdoa)”
Konselor : “Berdoa dicukupkan. Oh iya
hari ini ibu akan memberikan
layanan konseling individual Attending
kepada AR mengenai
perencanaan karir ya.”
AR : “Iya bu, kebetulan aku lagi
ingin cerita ke ibu dari waktu
itu, tapi baru ada waktunya
sekarang..”
21

Konselor : “Iya AR gapapa, terima kasih


ya karena sudah mau niat
Attending
cerita ke ibu soal karir AR
kedepannya.
Konselor : “Oh iya sebelum mulai
izinkan ibu terlebih dahulu
untuk menjelaskan tentang
konseling ini ya.. Tujuan dari
konseling individual ini
untuk membantu siswa dalam
mengatasi permasalahan yang
dialami. Ada juga beberapa Attending
azas bimbingan dan
konseling yaitu kebebasan
(tidak terpaksa) danasas
kerahasiaan yang dimana
hanya ibu dan AR yang tau
permasalahan yang dialami
oleh AR.”
AR : “Oh iya ibu, siap.”
Konselor : “Oke, kita melaksanakan
konselingnya 30-45 menit Attending
cukup ya?”
AR : “Cukup bu.”
Konselor : “Baik, karena AR sepertinya
sudah siap konseling kita Attending
langsung mulai aja ya..”
AR : “Iya bu.”
Konselor : “Boleh ya langsung ceritakan
aja apa yang membuat AR Attending
ingin bercerita dengan ibu.”
21

AR : “Oh iya bu, jadi AR tuh


bingung sama karir AR
kedepannya.”
Konselor : “Oke, bingungnya terkait
Responding
masalah apa?”
AR : “AR tuh masih labil gitu bu,
nanti udah lulus AR mau
mewujudkan cita-cita atau
kuliah atau kerja gitu bu.”
Konselor : “Baik, jadi AR labil ya
terhadap rencana karir
Responding Want
kedepannya.. Kalau ibu boleh
tau, cita-cita kamu apa?”
AR : “Iya bu.. AR pengen banget
jadi Tentara sih bu.. Tapi, di
sisi lain AR juga ingin kuliah
gitu karena lihat teman-teman
pada rame mau kuliah. Tapi,
orang tua AR juga inginnya
aku langsung kerja bu, biar
AR bisa membantu orang tua
dan AR memiliki penghasilan
sendiri.”
Konselor : “Baik, ibu paham dengan apa
yang AR rasakan, AR ingin
mewujudkan cita-cita tapi Responding
AR juga ingin membantu
orang
tua ya demi masa depan AR.”
AR : “Iya bu kaya gitu, AR juga
awalnya sempet mikir mau
kuliah tapi ga diizinin juga
sama orang tua.”
21

Konselor : “Oh gitu, kalau boleh tau


Responding
kenapa ga diizininnya?”
AR : “Karena kata orang tua aku,
kuliah tuh butuh biaya yang
cukup besar.. dan memang
kondisi ekonomi keluarga
aku sederhana bu, tapi masih
suka merasa kurang aja gitu
bu makannya AR disuruh
langsung kerja sama
orangtua.”
Konselor : “Baik, jadi AR juga lebih
mempertimbangkan lagi ya
kedepannya mau seperti apa Responding
karena melihat kondisi
ekonomi keluarga AR.”
AR : “Iya betul bu, tapi kalau
kuliah sebenernya AR ga
terlalu yang harus banget sih
bu, cuman karna liat temen-
temen aja jadi ingin kuliah..”
Konselor : “Gapapa AR, kamu merasa
begitu wajar karena kuliah itu
memang banyak peminatnya
dan AR merasa ingin kuliah Responding
juga karena AR ingin lebih
mantap lagi ya dalam
menguasai ilmunya.”
AR : “Iya bener bu..”
Konselor : “Nah, sekarang apa yang
akan AR lakukan untuk Responding Doing
mengatasi
hal tersebut?”
21

AR : “Paling untuk saat ini AR


mau mencari informasi
persyaratan masuk Tentara
deh bu, soalnya pasti
membutuhkan waktu yang
cukup lama persiapannya.”
Konselor : “Boleh, jadi bisa dicicil dulu
ya sedikit-sedikit sampai
pada akhirnya nanti AR
Responding
tinggal mempersiapkan fisik
dan mentalnya untuk daftar
Tentara.”
AR : “Iya siap bu..”
Konselor : “Menurut AR, pilihan karir
yang mana yang paling
Responding Evaluation
menunjang kesuksesan AR di
masa depan?”
AR : “Kalau menurut AR sih
antara jadi Tentara sama kerja
sih bu. Soalnya kalau kuliah
masih belum yakin dan
takutnya cuman ikut-ikutan
temen aja, takutnya jadi ga
bermanfaat buat diri AR.
Kalau jadi Tentara kan udah
pasti ya bu tujuannya, jadi
AR tinggal memantapkan diri
aja nantinya. Terus kalau
kerja juga enaknya AR jadi
punya penghasilan banyak
bu, Ar jadi bisa menabung
untuk
membantu orangtua dan bisa
21

memenuhi kebutuhan AR dan


keluarga Ar di masa depan. ”
Konselor : “Oke bagus AR kamu sudah
bisa menilai atas pilihan-
pilihan karir kamu
kedepannya.. Jadi, AR bisa
lebih lagi dalam mengeksplor Responding
tentang pilihan karirnya
dimulai dari tujuan kamu
memilih itu, lalu apa
manfaatnya..”
AR : “Iya bu, makasih ya AR jadi
udah cukup paham dan udah
lebih yakin AR mau pilih
yang mana buat karir AR..”
Konselor : “Oke AR bagus ya, nanti di
pertemuan selanjutnya ibu
Responding
ingin tahu AR memilih karir
apa dan apa alasannya..”
AR : “Iya baik bu.."
Konselor : “Oh iya, AR dari sekarang
mulai rencanakan ya apa saja
yang akan dilakukan oelh AR
untuk mempersiapkan masa
Personalizing Planning
depan. Boleh dibuat
berbentuk to do list aja.. nanti
di pertemuan selanjutnya kita
bahas sama-sama ya.”
AR : “Baik ibu..”
Konselor : “Kalau gitu apakah ada yang
Initiating
mau diceritakan lagi AR?”
21

AR : “Untuk sekarang sih udah


cukup bu alhamdulillah, AR
jadi mendapatkan pencerahan
juga dari ibu tentang pilihan
karir AR.”
Konselor : “Baik, kalau dirasa sudah
cukup ibu tutup pertemuan
kali ini ya.. nanti kita
Initiating
bertemu lagi di
pertemuan
selanjutnya.. Terima kasih
AR, wassalamu’alaikum.”
AR : “Baik bu, terima kasih
kembali. Wa’alaikumsalam.”
21

LAMPIRAN 7
MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING
22

1. Mading Bimbingan dan Konseling

2. Poster
22

3. Instagram BK SMKN 4 Bandung

4. X-Banner
22

5. Media yang digunakan dalam memberikan layanan BK.


a. PowerPoint Materi Layanan: Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence).

b. PowerPoint Materi Layanan: Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas.


22

c. PowerPoint Materi Layanan: Perencanaan Karir Masa Depan.


22

d. PowerPoint Materi Layanan: Tipe Gaya Belajar.


22

e. Aplikasi Canva untuk membuat Poster.


22

f. Papan permainan dan dadu.

g. Lembar kerja siswa.


22
22

LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI
22

1) Pemberian Surat Pengantar dari P2GJK UPI.

2) Penerimaan Mahasiswa PPLSP BK UPI oleh SMKN 4 Bandung

3) Sosialisasi PPLSP bersama Dosen Pembimbing Lapangan, Dosen Pamong,


dan Mahasiswa BK UPI.

4) Pengenalan lingkungan sekolah didampingi oleh Guru BK SMKN 4 Bandung


dan Observasi Ke-1.
23

5) Menata ulang dan membersihkan Ruang BK

6) Membantu mengarsipkan Surat Perjanjian kelas X. XI, dan XII.

7) Melakukan sortir data hasil Asesmen BK

8) Melaksanakan habituasi (sholat dhuha dan ceramah).


23

9) Mengolah data hasil Asesmen BK (ITP, Minat Kerja, Kepribadian, dan Gaya
Belajar).

10) Melakukan Observasi ke-2 di kelas.

11) Membantu Guru BK dalam melakukan sortir data siswa yang mendaftar
SNBP 2023.

12) Diskusi bersama kelompok PPLSP SMKN 4 Bandung.


23

13) Melakukan observasi ke-3 di kelas.

14) Konsultasi mengenai interpretasi data hasil Asesmen BK dengan Guru


Pamong.

15) Melaksanakan piket setiap hari Jumat.

16) Mengembangkan Program BK SMKN 4 Bandung.


2

17) Melakukan analisis terhadap hasil Asesmen BK.

18) Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai RPLBK untuk pertemuan ke-1.

19) Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai layanan BK melalui teknologi


informasi dan konsultasi mengenai RPLBK untuk pertemuan ke-2.

20) Membuat akun Instagram BK SMKN 4 Bandung sebagai media BK.


23

21) Piket TU (arsip surat-surat yang berkaitan dengan guru serta sekolah).

22) Membantu Guru BK mengisi kelas XI-DKV.

23) Melayani beberapa siswa kelas XI-AV yang berkonsultasi mengenai


persiapan PKL dan rencana kuliah/kerja.

24) Memberikan layanan informasi berupa infografis di mading BK dan mading


umum.
23

25) Kolaborasi dengan Guru Wali kelas: berkonsultasi mengenai siswa kelas XI-
TJKT 2.

26) Mengelompokkan siswa untuk konseling kelompok berdasarkan


hasil asesmen ITP.

27) Membantu Guru BK memberikan layanan bimbingan klasikal kepada siswa


kelas XI-TAV 2: Persiapan Diri untuk Pernikahan.
23

28) Membuat laporan konseling kelompok.

29) Membantu Guru BK mengelompokkan data SNPMB.

30) Membantu Guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal kepada


siswa kelas XI-TAV 4: Persiapan Diri untuk Pernikahan.
23

31) Membantu Guru BK dalam memberikan Layanan BK di kelas XI

32) Bimbingan dengan Dosen Pembimbing mengenai pelaksanaan PPLSP.

33) Membantu pelaksanaan Career Day (Siap Kuliah) di SMKN 4 Bandung.

34) Membantu pelaksanaan Career Day (Siap Kerja) di SMKN 4 Bandung.


2

35) Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Halal Bihalal.

36) Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai RPLBK Klasikal Ke-4.

37) Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai Media BK.

38) Membuat X-Banner untuk media BK.


23

39) Memasang X-Banner.

40) Melakukan wawancara dengan kesiswaan untuk kebutuhan data PPLSP.

41) Menggantikan Guru BK untuk memberi tugas di kelas XI-TJKT 2.

42) Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai Mading BK.


24

43) Mempersiapkan barang sebagai kenang-kenangan untuk diberikan kepada


siswa kelas XI-TJKT 2.

44) Memberikan layanan bimbingan klasikal (a) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Kecerdasan Majemuk.

45) Memberikan layanan bimbingan klasikal (b) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Persiapan Diri untuk Menghadapi Pernikahan.
24

46) Memberikan layanan bimbingan klasikal (c) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Hikmah Bersyukur.

47) Memberikan layanan bimbingan klasikal (d) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Tipe Gaya Belajar.

48) Memberikan layanan bimbingan kelompok (a) kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Kecerdasan Majemuk.
24

49) Memberikan layanan bimbingan kelompok (b) kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas.
24

50) Memberikan layanan bimbingan kelompok (c) kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Persiapan Karir.

51) Memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT 2:


Kepercayaan Diri.
24

52) Memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT 2:


Persiapan Menghadapi PKL.
24

53) Memberikan layanan konseling individual kepada siswa kelas XI-TJKT 2:


Kasus Karir.

54) Memberikan layanan konseling individual kepada siswa kelas XI-TJKT 2:


Kasus Pribadi.
24

55) Memberikan layanan konseling individual kepada siswa kelas XI-TJKT 2:


Kasus Sosial.
24

56) Memberikan layanan konseling individual kepada siswa kelas XI-TJKT 2:


Kasus Belajar.
24

57) Menfess Song di Instagram BK SMKN 4 Bandung.

58) Membuat Mading BK.

59) Diskusi dengan Koordinator PPLSP SMKN 4 Bandung.


24

60) Evaluasi dan Penutupan di kelas XI-TJKT 2.

61) Membersihkan Ruang BK SMKN 4 Bandung.


25

62) Mengajukan tanda tangan Kepala Sekolah SMKN 4 Bandung untuk


administrasi PPLSP.

63) Pelepasan Mahasiswa PPLSP SMKN 4 Bandung.


25

LAMPIRAN 9
CATATAN KONSULTASI
25

DAFTAR CATATAN HASIL KONSULTASI


DENGAN DOSEN PEMBIMBING

Hari dan Materi yang Saran/Masukan Paraf Dosen


Tanggal Dikonsultasikan Dosen Pembimbing Pembimbing
Rabu/01- Konsultasi mengenai
03-2023 Asesmen BK yang akan
digunakan di RPLBK.
Kamis/06- Konsultasi terkait
04-2023 pelaksanaan PPLSP di
sekolah.
Senin/15- Pelaksanaan PPLSP di
05-2023 skolah, laporan PPLSP,
ujian PPLSP.
Rabu/23- Laporan PPLSP dan
05-2023 pelaksanaan ujian.

Bandung, 25 Mei 2023


Praktikan,

Salma Hafsany
NIM 1901197
25

DAFTAR CATATAN HASIL KONSULTASI


DENGAN GURU PAMONG

Paraf
Hari dan Saran/Masukan
Materi yang Dikonsultasikan Guru
Tanggal Guru Pamong
Pamong
Senin/13- 1. RPLBK Klasikal (a).
05-2023 2. RPLBK Kelompok (a).

Selasa/28- Menganalisis hasil Asesmen BK.


02-2023
Selasa/04- 1. Akses informasi teknologi.
03-2023 2. Membuat Instagram BK SMKN 4
Bandung.
3. RPLBK Klasikal (b).

Rabu/ 05- Konsultasi mengenai siswa yang akan


04-2023 diberikan konseling individual.
Rabu/03- Konsultasi mengenai pelaksanaan
05-2023 bimbingan klasikal bidang akademik.
Senin/08- 1. Bimbingan terkait Media BK
05-2023 2. Informasi jadwal ujian
3. Laporan individu
4. X-Banner bidang belajar

Jumat/12- Bimbingan mengenai Media BK


05-2023

Bandung, 25 Mei 2023


Praktikan,

Salma Hafsany
NIM 1901197
25

LAMPIRAN 10
JURNAL HARIAN
25

JURNAL KEGIATAN HARIAN

Nama Mahasiswa / Praktikan : Salma Hafsany


NIM 1901197
Sekolah Tempat PPLSP : SMKN 4 Bandung
Guru BK Pamong : Lulu Riszeki Yuliani, S.Pd.
Dosen Pembimbing : Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd.

Paraf Guru
Pamong /
NO Hari/Tgl Kegiatan yang dilakukan
Dosen
Pembimbing
1. Jumat/17-02-2023 Pemberian Surat Pengantar dari P2GJK
UPI.
2. Kamis/23-02-2023 Penerimaan Mahasiswa PPLSP BK UPI
oleh SMKN 4 Bandung.
3. Jumat/24-02-2023 Sosialisasi PPLSP bersama Dosen
Pembimbing Lapangan, Dosen Pamong,
dan Mahasiswa BK UPI.
4. Senin/27-02-2023 1. Pengenalan lingkungan sekolah
didampingi oleh Guru Pamong.
2. Observasi ke-1 di kelas.
3. Membantu mengarsipkan Surat
Perjanjian kelas X. XI, dan XII.
5. Selasa/28-02-2023 1. Melakukan sortir data hasil Asesmen
BK.
2. Menyebarkan Asesmen BK di kelas XI
TITL.
6. Rabu/01-03-2023 1. Melaksanakan habituasi (sholat dhuha
dan ceramah).
25

2. Mengolah data hasil Asesmen BK (ITP,


Minat Kerja, Kepribadian, dan Gaya
Belajar).
3. Observasi ke-2 di kelas.
7. Kamis/02-03-2023 1. Melakukan sortir data siswa yang
mendaftar SNBP 2023.
2. Diskusi bersama kelompok PPLSP
SMKN 4 Bandung.
8. Jumat/03-03-2023 1. Observasi ke-3 di kelas.
2. Interpretasi data hasil Asesmen BK
dengan Guru Pamong.
3. Piket.
9. Senin/06-03-2023 Mengembangkan Program BK SMKN 4
Bandung.
10. Selasa/07-03-2023 Melakukan analisis terhadap hasil Asesmen
BK.
11. Rabu/08-03-2023 Bimbingan Revisi Proposal Skripsi ke UPI.
12. Kamis/09-03-2023 Mengembangkan Program BK SMKN 4
Bandung.
13. Jumat/10-03-2023 Piket.
14. Senin/13-03-2023 Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai
RPLBK untuk Pertemuan Ke-1.
15. Selasa/14-03-2023 1. Bimbingan dengan Guru Pamong
mengenai layanan BK melalui
teknologi informasi.
2. Bimbingan dengan Guru Pamong
mengenai RPLBK untuk Pertemuan
Ke- 2.
3. Membuat akun Instagram BK SMKN 4
Bandung.
16. Rabu/15-03-2023 1. Piket TU (arsip surat-surat yang
berkaitan dengan guru serta sekolah).
25

2. Memberikan layanan bimbingan


klasikal dan bimbingan kelompok
kepada siswa kelas XI-TJKT 2. Materi
layanan yang diberikan yaitu mengenai
Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence).
17. Kamis/16-03-2023 1. Melakukan penilaian terhadap lembar
kerja siswa kelas XI-TJKT.
2. Membantu Guru BK mengisi kelas XI-
DKV.
3. Melayani beberapa siswa kelas XI-AV
yang berkonsultasi mengenai persiapan
PKL dan rencana kuliah/kerja.
18. Jumat/17-03-2023 Piket.
19. Senin/20-03-2023 1. Memberikan layanan informasi berupa
infografis di mading BK dan mading
umum.
2. Kolaborasi dengan Guru Wali kelas:
berkonsultasi mengenai siswa XI-TJKT
2.
3. Mengurus SK Pembimbing ke UPI.
20. Selasa/21-03-2023 1. Memberikan layanan bimbingan
kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Persiapan Karir.
2. Memberikan layanan bimbingan
kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Menghindarkan Diri dari Pergaulan
Bebas.
3. Memberikan layanan bimbingan
klasikal kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Persiapan Diri untuk Menghadapi
Pernikahan.
25

4. Memberikan layanan bimbingan


kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Hikmah Bersyukur.
5. Membantu Guru BK mengisi kelas XI-
TOI.
21. Rabu/22-03-2023 Libur Nasional: Hari Raya Nyepi
22. Kamis/23-03-2023 Libur Munggahan
23. Jumat/24-03-2023 Libur Munggahan
24. Senin/27-03-2023 Memberikan SK Pembimbing.
25. Selasa/28-03-2023 1. Mengelompokkan siswa untuk
konseling kelompok berdasarkan hasil
asesmen ITP.
2. Memberikan layanan bimbingan
klasikal kepada siswa kelas XI-TAV 2:
Persiapan Diri untuk Pernikahan.
26. Rabu/29-03-2023 1. Memberikan layanan konseling
kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Kepercayaan Diri.
(Pertemuan Ke-1)
2. Memberikan layanan konseling
kelompok kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Kesiapan Menghadapi PKL dan
Dunia Industri.
(Pertemuan Ke-1)
27. Kamis/30-03-2023 Membuat laporan konseling kelompok.
28. Jumat/31-03-2023 1. Membantu Guru BK mengelompokkan
data SNPMB.
2. Memberikan layanan bimbingan
klasikal kepada siswa kelas XI-TAV 4:
Persiapan Diri untuk Pernikahan.
Piket.
25

29. Senin/03-04-2023 Memberikan layanan konseling individual


bidang karir kepada konseli (Pertemuan
Ke-
1).
30. Selasa/04-04-2023 Bimbingan Skripsi.
31. Rabu/05-04-2023 Memberikan layanan konseling individual
bidang pribadi kepada konseli (Pertemuan
Ke-1).
32. Kamis/06-04-2023 1. Bimbingan ke Dosen Pembimbing
mengenai pelaksanaan PPL.
2. Memberikan layanan konseling
individual bidang belajar kepada
konseli (Pertemuan Ke-1).
3. Memberikan layanan konseling
individual bidang sosial kepada konseli
(Pertemuan Ke-1)
33. Jumat/07-04-2023 Libur Nasional: Jumat Agung
34. Senin/10-04-2023 Daring
35. Selasa/11-04-2023 Memberikan layanan konseling individual
bidang karir kepada konseli (Pertemuan Ke-
2).
36. Rabu/12-04-2023 1. Memberikan layanan konseling
kelompok bidang pribadi kepada
konseli (Pertemuan Ke-2) (Daring).
2. Memberikan layanan konseling
kelompok bidang karir kepada konseli
(Pertemuan Ke-2) (Daring).
37. Kamis/13-04-2023 Daring
38. Jumat/14-04-2023 1. Membantu pelaksanaan Career Day
(Siap Kuliah) di SMKN 4 Bandung.
2. Membantu pelaksanaan Career Day
(Siap Kerja) di SMKN 4 Bandung.
26

3. Memberikan layanan konseling


individual bidang karir kepada konseli
(Pertemuan Ke-3) (Daring).
4. Memberikan layanan konseling
individual bidang pribadi kepada
konseli (Pertemuan Ke-2) (Daring).
5. Memberikan layanan konseling
kelompok bidang pribadi kepada
konseli (Pertemuan Ke-3).
6. Memberikan layanan konseling
kelompok bidang karir kepada konseli
(Pertemuan Ke-3).
39. Senin/17-04-2023 1. Memberikan layanan konseling
individual bidang pribadi kepada
konseli (Pertemuan Ke-3) (Daring).
2. Memberikan layanan konseling
individual bidang sosial kepada konseli
(Pertemuan Ke-2) (Daring).
40. Selasa/18-04-2023 Daring
41. Rabu/19-04-2023 Memberikan layanan konseling individual
bidang belajar kepada konseli (Pertemuan
Ke-2) (Daring).
42. Kamis/20-04-2023 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H
43. Jumat/21-04-2023 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H
44. Senin/24-04-2023 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H
45. Selasa/25-04-2023 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H
46. Rabu/26-04-2023 Memberikan layanan konseling individual
bidang belajar kepada konseli (Pertemuan
Ke-3) (Daring).
47. Kamis/27-04-2023 Memberikan layanan konseling individual
bidang sosial kepada konseli (Pertemuan
Ke-3) (Daring).
26

48. Jumat/28-04-2023 Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H


49. Senin/01-05-2023 Libur Hari Buruh
50. Selasa/02-05-2023 Upacara Peringatan Hari Pendidikan
Nasional dan Halal Bihalal
51. Rabu/03-05-2023 1. Bimbingan dengan Guru Pamong
mengenai RPLBK Klasikal Ke-4.
2. Memberikan layanan bimbingan
klasikal ke kelas XI-TJKT 2: Tipe Gaya
Belajar.
52. Kamis/04-05-2023 Mengerjakan Laporan PPLSP.
53. Jumat/05-05-2023 Libur Kelulusan Siswa Kelas XII
54. Senin/08-05-2023 1. Bimbingan dengan Guru Pamong.
2. Membuat X-Banner untuk media BK.
55. Selasa/09-05-2023 1. Memasang X-Banner.
2. Melakukan wawancara dengan
kesiswaan untuk kebutuhan data
PPLSP.
56. Rabu/10-05-2023 Menggantikan Guru BK untuk memberi
tugas di kelas XI-TJKT 2.
57. Kamis/11-05-2023 Mengerjakan Laporan PPLSP.
58. Jumat/12-05-2023 1. Bimbingan dengan Guru Pamong
mengenai Mading BK.
2. Mengerjakan Laporan PPLSP.
3. Piket.
4. Mempersiapkan barang sebagai
kenang-kenangan untuk diberikan
kepada siswa kelas XI-TJKT 2.
59. Senin/15-05-2023 1. Mengerjakan Laporan PPLSP.
2. Bimbingan Skripsi.
3. Menfess Song di Instagram BK
SMKN 4 Bandung.
60. Selasa/16-05-2023 Membuat Mading BK.
61. Rabu/17-05-2023 1. Mengerjakan Laporan PPLSP.
26

2. Diskusi dengan Koordinator PPLSP


SMKN 4 Bandung.
3. Evaluasi dan Penutupan di kelas XI-
TJKT 2.
62. Kamis/18-05-2023 Mengerjakan Laporan PPLSP.
63. Jumat/19-05-2023 1. Mengerjakan Laporan PPLSP.
2. Piket.
64. Senin/22-05-2023 Mengerjakan Laporan PPLSP.
65. Selasa/23-05-2023 Mengerjakan Laporan PPLSP.
66. Rabu/24-05-2023 Mengerjakan Laporan PPLSP.
67. Kamis/25-05-2023 Membersihkan Ruang BK.
68. Jumat/26-05-2023 Piket.
69. Senin/29-05-2023 Mengajukan tanda tangan Kepala Sekolah
SMKN 4 Bandung untuk administrasi
PPLSP.
70. Selasa/30-05-2023 Pelepasan Mahasiswa PPLSP SMKN 4
Bandung.

Tanda tangan Mahasiswa

Salma Hafsany
NIM. 1901197

Anda mungkin juga menyukai