Di Susun Oleh :
Salma Hafsany
1
2
A. RASIONAL
B. DASAR HUKUM
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
1. Kebutuhan Lingkungan
Tabel 3.
Tabel 8 Butir Tertinggi
Urutan Aspek Butir TP
1 10.Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-1. 5.35
2 6.Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-3. 5.24
3 11.Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup 11-6. 5.18
berkeluarga
4 5.Kesadaran tanggung jawab 5-2. 5.15
5 5.Kesadaran tanggung jawab 5-1. 5.15
6 1.Landasan hidup religius 1-4. 5.15
11
Tabel 4.
Tabel 8 Butir Terendah
Urutan Aspek Butir TP
1 1.Landasan hidup religius 1-1. 3.62
2 11.Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup 11-3. 3.82
berkeluarga
3 6.Peran sosial sebagai pria atau wanita 6-4. 3.85
4 10.Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-5. 4.03
5 5.Kesadaran tanggung jawab 5-5. 4.09
6 4.Kematangan intelektual 4-4. 4.09
7 10.Kematangan hubungan dengan teman sebaya 10-2. 4.18
8 2.Landasan perilaku etis 2-2. 4.21
AudioKinestetkVisual
40%
54%
6%
Siswa yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual akan belajar melalui
melihat, memandangi, dan mengamati. Siswa yang memiliki kecenderungan
gaya belajar auditorial lebih mudah mencerna, mengolah, dan menyampaikan
informasi dengan jalan mendengarkan secara langsung. Siswa yang memiliki
kecenderungan gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar atau menerima
informasi melalui gerakan atau sentuhan (Bire dkk., 2014).
3% 11%
23%
17%
3%
3% 5%
3% 3%
3%
14%
6% 6%
RealisticInvestigativeArtisticSocialConventionalEnterprising
11% 14%
9% 6%
29%
31%
E. TUJUAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan atau hasil
deskripsi kebutuhan peserta didik. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun
dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling. Berikut merupakan tabel deskripsi rumusan
tujuan berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lingkungan
peserta didik.
Tabel 6.
Rumusan Tujuan
Bidang
Rumusan Kebutuhan Rumusan Tujuan
Layanan
Pribadi Kemampuan memahami hikmah Peserta didik/konseli mampu
bersyukur kepada Tuhan. memahami hikmah bersyukur
kepada Tuhan.
Kemampuan mengenal kecerdasan Peserta didik/konseli mampu
yang dimiliki. mengenal kecerdasan yang
dimiliki.
Kemampuan menentukan jenis Peserta didik/konseli mampu
kecerdasan yang dimiliki. menentukan jenis kecerdasan
yang dimiliki.
Sosial Kemampuan menghindarkan diri Peserta didik/konseli mampu
dari pergaulan bebas. menghindarkan diri dari
pergaulan bebas.
20
F. KOMPONEN PROGRAM
G. BIDANG LAYANAN
yang dikembangkan meliputi; (a) menyadari potensi diri dalam aspek belajar
dan memahami berbagai hambatan belajar; (b) memiliki sikap dan kebiasaan
belajar yang positif; (c) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat; (d) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (e) memiliki
keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan (f)
memiliki kesiapan menghadapi ujian.
4. Bimbingan dan Konseling Karir
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan,
eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang
hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan
meliputi; (a) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian)
yang terkait dengan pekerjaan; (b) memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (c)
memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (d) memahami relevansi
kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau
keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan;
(e) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja;
memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola
karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan
atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
dari hasil asesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi
kemandirian siswa.
1. Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
2. Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen,
tugas perkembangan atau standar kompetensi kemandirian siswa
3. Komponen Layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan
responsif, (3) peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan sistem.
4. Strategi Layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan
dengan komponen layanan.
5. Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
6. Materi
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai
tujuan.
7. Metode
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang
akan dilakukan.
8. Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point
presentation, kertas kerja dan sebagainya.
9. Evaluasi
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan
ketercapaian tujuan layanan.
10. Ekuivalensi
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan
dengan jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud
No.111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan
Dasar dan Menengah).
2
Tabel 8.
Rencana Kegiatan (Action Plan) Bimbingan dan Konseling Kelas XI TJKT 2 SMKN 4 Bandung Tahun Ajaran 2022/2023.
Bidang Komponen Kegiatan
Tujuan Layanan Kelas Materi Metode Media Evaluasi Ekuivalensi
Layanan Program Layanan
Pribadi Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Hikmah Diskusi, White board, Proses dan 2 Jam
mampu memahami hikmah Dasar Klasikal Bersyukur Tanya sticky notes Hasil
bersyukur kepada Tuhan. kepada Jawab,
Tuhan. Menulis
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Kecerdasan Diskusi, Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu mengenal Dasar Klasikal Majemuk Tanya peserta didik, Hasil
kecerdasan yang dimiliki. (Multiple Jawab, White board
Intelligence) Menulis
Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Kecerdasan Group Lembar kerja Proses dan 2 Jam
mampu menentukan jenis Dasar Kelompok Majemuk Exercise, peserta didik, Hasil
kecerdasan yang dimiliki. (Multiple Arts and PowerPoint
Intelligence) Crafts
Sosial Peserta didik/konseli Layanan Bimbingan XI Menghindar- Group Tabel Proses dan 2 Jam
mampu menghindari diri Dasar Kelompok kan Diri dari Exercise, permainan, Hasil
dari pergaulan bebas. PowerPoint
2
I. PENGEMBANGAN TEMA/TOPIK
2. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi
sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun
dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi
proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan
informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan
kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan laporan yaitu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
33
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil
evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan
program yang telah dilaksanakan dengan cara membuat desain ulang atau
merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang
dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan
dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan
bimbingan dan konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau
pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang
akan diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah
ditentukan.
L. ANGGARAN BIAYA
LAMPIRAN 3
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL
36
2. Tahap Inti/Kerja
a. Kegiatan peserta didik 1) Peserta didik membuat tabel mengenai
jenis kecerdasan yang terdiri dari jenis,
contoh pekerjaan, dan rating.
2) Peserta didik memahami jenis-jenis
kecerdasan.
3) Peserta didik menganalisis jenis
kecerdasan yang dimiliki.
4) Peserta didik menentukan jenis kecerdasan
yang dimiliki dengan memberi rating pada
tabel.
b. Kegiatan Guru Guru BK/Konselor memberikan latihan
BK/Konselor kepada peserta didik untuk menentukan jenis
kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Tahap Penutup
a. Guru BK memberikan kesimpulan dan
penguatan materi mengenai kecerdasan
majemuk (multiple intelligence).
b. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam.
O Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK/Konselor melakukan evaluasi
dengan memperhatikan proses yang terjadi:
a. Mengadakan refleksi
b. Sikap peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
c. Cara peserta didik menyampaikan
pendapat atau bertanya
d. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan Guru BK/Konselor
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal,
antara lain:
39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
Bandung, Maret 2023
Mengetahui,
Guru Pamong BK SMKN 4 Bandung Guru BK/Konselor
ini juga membuat individu mampu menghadirkan dunia ruang secara internal
dalam pikirannya.
4. Kecerdasan Gerak Tubuh/Kinestetik
Anak dengan kecerdasan gerakan tubuh di atas rata-rata senang bergerak dan
menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan
dan keanggunan dalam bergerak, dan mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Keterampilan yang dapat dilihat pada anak dengan kecerdasan gerak tubuh antara
lain berprestasi dalam bidang olahraga kompetitif, bergerak-gerak ketika sedang
duduk, terlibat dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, mendaki dan
lain- lain.
5. Kecerdasan Musikal
Anak dengan kecerdasan musikal mudah mengenali dan mengingat nada-
nada. Ia juga dapat mentransformasi kata-kata menjadi lagu dan menciptakan
berbagai permainan musik. Merekapun pintar melantunkan bait lagu dengan baik
dan benar, menggunakan kosa kata musikal, dan peka terhadap ritme, ketukan,
melodi atau warna suara dalam sebuah potongan komposisi musik. Keterampilan
yang mungkin bisa didapat pada kecerdasan musikal seperti memainkan alat
musik di rumah atau di sekolah, ingat melodi lagu, dan berprestasi di kelas musik
di sekolah.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk bisa memahami dan
berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga
hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu lingkungan
sosial. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan
sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi,
adalah ciri-ciri kecerdasan interpersonal yang menonjol.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi dan memahami
situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari serta mengarahkan dan
mengintrospeksi diri.
8. Kecerdasan Naturalis
42
Anak dengan kecerdasan naturalis yang tinggi pada usia sangat dini telah
memiliki daya tarik yang besar terhadap lingkungan alam sekitar termasuk pada
binatang. Di usia yang lebih besar, anak-anak tersebut sangat berminat pada
biologi, botani, ilmu hewan, geologi, meteorologi, paleontologi atau astronomi.
Referensi:
Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York:
Basics Book.
Lucky, G. A. (2002) Ulasan Kritis Terhadap Model-Model Kecerdasan Berbasis
Neuroscience: IQ, EQ, dan SQ. Journal of Psyche, 1-16.
Suarca, K., dkk. (2005). Kecerdasan Majemuk Pada Anak. Sari Perdiatri, 7(2),
85-92.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
Referensi:
Duvall, E.M., dan Miller, B.C. (1985). Marriage and Family Development. New
York: Harper & Row.
Nuryoto, S. (1982). Perkawinan Usia Muda Ditinjau Dari Sudut Kematangan dan
Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: BKKBN.
Papalia, D.E., Old, S.W., dan Feldman, R.D. (2001). Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika.
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
Referensi:
Amir, An-Najar. (2004). Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern. Bandung:
PT. Mizan Publika.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
Referensi:
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual,
Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Kependidikan, 44 (2), 169-176.
DePorter, B. & Hernacki, M. (2000). Quantum Learning. Edisi Revisi. Bandung:
Kaifa.
Ula, S.S. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan Melalui Pembelajaran
Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
2. Visual
3. Kinestetik
65
LAMPIRAN 4
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK
68
b. Analisis
Guru BK: “Apa makna yang dapat kalian
ambil setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kali ini?”
Guru BK: “Apa saja kesulitan yang
kalian temukan ketika menentukan jenis
kecerdasan yang kalian miliki?”
Guru BK: “Bagaimana upaya kalian
untuk mengembangkan kecerdasan yang
dimiliki?”
c. Generalisasi
Guru BK: “Rencana tindakan apa yang
akan dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kecerdasan yang dimiliki
saat ini?”
Guru BK: “Langkah terdekat apa yang
akan kalian lakukan untuk
mngembangkan kecerdasan yang
dimiliki?”
3. TahapPengakhiran (terminasi)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
menonjol. Potensi kecerdasan berbahasa yang dimiliki seorang anak hanya akan
tinggal potensi bila tidak dilatih atau dikembangkan.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan untuk
menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus
atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara alamiah. Ada juga yang
secara awam menjabarkan kecerdasan ini sebagai kecerdasan ilmiah karena
berkaitan dengan kegiatan berfikir atau berargumentasi secara induktif dan
deduktif, berfikir dengan bilangan dan kesadaran terhadap pola-pola abstrak.
3. Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual-spasial memungkinkan orang membayangkan bentuk
geometri atau tiga dimensi dengan lebih mudah karena ia mampu mengamati
dunia spasial secara akurat dan mentransformasikan persepsi ini termasuk di
dalamnya adalah kapasitas untuk memvisualisasi, menghadirkan visual dengan
grafik atau ide spasial, dan untuk mengarahkan diri sendiri dalam ruang secara
tepat. Kecerdasan ini juga membuat individu mampu menghadirkan dunia ruang
secara internal dalam pikirannya.
4. Kecerdasan Gerak Tubuh/Kinestetik
Anak dengan kecerdasan gerakan tubuh di atas rata-rata senang bergerak dan
menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan
dan keanggunan dalam bergerak, dan mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
Keterampilan yang dapat dilihat pada anak dengan kecerdasan gerak tubuh antara
lain berprestasi dalam bidang olahraga kompetitif, bergerak-gerak ketika sedang
duduk, terlibat dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, mendaki dan
lain- lain.
5. Kecerdasan Musikal
Anak dengan kecerdasan musikal mudah mengenali dan mengingat nada-
nada. Ia juga dapat mentransformasi kata-kata menjadi lagu dan menciptakan
berbagai permainan musik. Merekapun pintar melantunkan bait lagu dengan baik
dan benar, menggunakan kosa kata musikal, dan peka terhadap ritme, ketukan,
melodi atau warna suara dalam sebuah potongan komposisi musik. Keterampilan
yang mungkin
75
bisa didapat pada kecerdasan musikal seperti memainkan alat musik di rumah atau
di sekolah, ingat melodi lagu, dan berprestasi di kelas musik di sekolah.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk bisa memahami dan
berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga
hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu lingkungan
sosial. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan
sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi,
adalah ciri-ciri kecerdasan interpersonal yang menonjol.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri, mengetahui siapa dirinya, apa yang dapat dilakukan, apa
yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap suatu situasi dan memahami
situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari serta mengarahkan dan
mengintrospeksi diri.
8. Kecerdasan Naturalis
Anak dengan kecerdasan naturalis yang tinggi pada usia sangat dini telah
memiliki daya tarik yang besar terhadap lingkungan alam sekitar termasuk pada
binatang. Di usia yang lebih besar, anak-anak tersebut sangat berminat pada
biologi, botani, ilmu hewan, geologi, meteorologi, paleontologi atau astronomi.
Referensi:
Gardner, H. (2003). Multiple Intelligences: The Theory in Practice. New York:
Basics Book.
Lucky, G. A. (2002) Ulasan Kritis Terhadap Model-Model Kecerdasan Berbasis
Neuroscience: IQ, EQ, dan SQ. Journal of Psyche, 1-16.
Suarca, K., dkk. (2005). Kecerdasan Majemuk Pada Anak. Sari Perdiatri, 7(2),
85-92.
76
Uraian Pelaksanaan
1. Uraikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Eksperientasi) :
a. Menyampaikan materi dalam bentuk PowerPoint mengenai Kecerdasan
Majemuk (Multiple Intelligence).
b. Membentuk kelompok bimbingan yang beranggotakan 5 orang.
c. Memberikan tugas kelompok mengenai Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence), yaitu membuat infografis mengenai satu jenis kecerdasan
yang terdiri dari definisi, ciri-ciri, dan profesi yang cocok untuk jenis
kecerdasan tersebut.
d. Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok untuk
menjelaskan hasil infografis.
e. Menjelaskan makna penting dari Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligence).
78
J Waktu 1 x 45 Menit
K Media/Alat Tabel permainan, PowerPoint.
L Tanggal Pelaksanaan Rabu/15 Maret 2023
M Sumber Bacaan Rusmana, Nandang. (2017). Bimbingan dan
Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi Press.
Firmansyah, R., Luthfi, A. Z., Mulyana, M.
A. (2020). Mengatasi Pergaulan Bebas di
Kalangan Masyarakat Ilmiah. Pinisi:
Journal of Teacher Professional, 1 (2), 67-
73.
N Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1) Guru BK/Konselor membuka dengan
salam dan berdoa
2) Guru BK/Konselor membina hubungan
baik dengan peserta didik (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3) Guru BK/Konselor menyampaikan
tujuan-tujuan yang akan dicapai
b. Penjelasan tentang 1) Guru BK/Konselor memberikan langkah-
langkah-langkah kegiatan langkah kegiatan, tugas dan tanggung
kelompok (pembentukan) jawab peserta didik.
2) Guru BK/Konselor kontrak layanan
(kesepakatan layanan), hari ini kita akan
melakukan kegiatan selama 1 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan
dengan baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penjelasan
(konsolidasi) topik yang akan dibicarakan.
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
83
Referensi:
Firmansyah, R., Luthfi, A. Z., Mulyana, M. A. (2020). Mengatasi Pergaulan
Bebas di Kalangan Masyarakat Ilmiah. Pinisi: Journal of Teacher
Professional, 1 (2), 67-73.
85
Uraian Pelaksanaan
1. Uraikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Eksperientasi) :
a. Menyampaikan materi dalam bentuk PowerPoint mengenai pentingnya
menghindarkan diri dari pergaulan bebas.
b. Membentuk kelompok bimbingan yang beranggotakan 5 orang.
c. Memberikan tugas kelompok yaitu bermain menggunakan dadu dan
papan permainan yang berisi pernyataan yang harus ditanggapi oleh
peserta didik.
d. Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok untuk
menjelaskan tanggapannya terhadap suatu pernyataan.
e. Menjelaskan makna penting dari pentingnya menghindarkan diri dari
pergaulan bebas.
87
3. TahapPengakhiran (terminasi)
Menutup kegiatan dan tindak a. Guru BK/Konselor memberikan
lanjut kesimpulan dan penguatan materi.
b. Guru BK/Konselor menyampaikan
materi layanan yang akan datang.
c. Guru BK/Konselor mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam.
N Evaluasi
1. Evaluasi Proses Evaluasi ini dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling atau konselor dengan melihat
proses yang terjadi dalam kegiatan
bimbingan kelompok, meliputi:
a. Guru BK/Konselor terlibat dalam
menumbuhkan antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan.
b. Guru BK/Konselor membangun
dinamika kelompok.
c. Guru BK/Konselor memberikan
penguatan dalam didik membuat langkah
yang akan dilakukannya.
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti bimbingan
kelompok antara lain:
a. Guru BK/Konselor mengajukan
pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman peserta didik dalam
bimbingan kelompok.
b. Guru BK/Konselor mengamati
perubahan perilaku peserta didik setelah
bimbingan
kelompok.
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
Uraian Pelaksanaan
1. Uraikan kegiatan yang telah dilaksanakan (Eksperientasi) :
a. Menyampaikan materi dalam bentuk PowerPoint mengenai perencanaan
karir.
b. Membentuk kelompok bimbingan yang beranggotakan 5 orang.
c. Memberikan tugas kelompok yaitu menuliskan 10 jurusan kuliah yang
memiliki peluang besar di dunia pekerjaan.
d. Memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok untuk
menjelaskan hasil kerja kelompoknya.
e. Menjelaskan makna penting dari pentingnya perencanaan karir.
LAMPIRAN 5
PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING
KELOMPOK
97
Salma Hafsany
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
d. Tahap Pengakhiran
1) Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi
setiap peserta didik dalam kelompok.
10
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
10
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
10
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
10
Nama : IM
Sekolah Asal : SMPN 4 Banjarharjo
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Brebes, 2 Agustus 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Pengusaha
Hobi : Bola Volley
Alamat : Jalan Menggergirang RT9 RW8, Kelurahan
Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat dalam bidang
olahraga; motivasi belajar tinggi; kelebihan
10
Nama : MD
Sekolah Asal : SMP Kemala Bhayangkari
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 1 Maret 2006
Agama : Islam
Cita-cita : -
Hobi : Bermain game
Alamat : Jl. Kencana Arum 4
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat belum ada; motivasi
belajar rendah; kelebihan dirinya menghemat
uang, bisa berenang, inisiatif; kekurangan
dirinya terlalu fokus pada satu hal, ceroboh,
sulit
berkomunikasi dengan orang baru, perfeksionis.
Nama : SD
Sekolah Asal : SMPN 3 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 29 April 2006
Agama : Islam
Cita-cita : -
Hobi : Membaca buku, mendengarkan musik,
fotografi, dan memasak
Alamat : Gg. Haji Kurdi Baru 1 No. 42
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; belum mengetahui bakat
yang dimiliki; motivasi belajar rendah;
10
Nama : MN
Sekolah Asal : SMP Kemala Bhayangkari
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 13 Agustus 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Cyber security
Hobi : Hiking
Alamat : Jl. Terusan Buah Batu
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat jalan-jalan; motivasi
belajar tinggi; kelebihan dirinya inisiatif dalam
tindakan; kekurangan dirinya susah untuk
memulai percakapan.
B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling kelompok bidang pribadi yaitu pendekatan
Client-Centered. Permasalahan yang dialami oleh konseli AR, IM, MN, MD,
SD yaitu tidak percaya diri. Penyebab konseli mengalami permasalahan
tersebut karena konseli merasa kurang percaya diri terhadap penampilan
fisiknya dan takut ketika presentasi di depan orang banyak. Menurut
perspektif pendekatan Client-Centered, yang menjadi fokus perhatiannya
yaitu kesanggupan konseli dalam menentukan dan memecahkan masalah
dirasa penting baginya.
10
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran anggota
kelompok.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri dan mempersilahkan
anggota kelompok masing-masing untuk saling menyapa.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman dalam
kelompok dan memberikan ice breaking.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling kelompok.
2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling kelompok
berlangsung, seperti tidak boleh saling mengejek dan masing-
masing harus mau mendengarkan pendapat satu sama lain.
(norming)
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada
beberapa hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dalam kelompok dan
memberikan motivasi agar setiap anggota dapat aktif dalam
kelompok.
3. Tahap Inti
a. Milling around. Tahap ini merupakan tahap awal kelompok saat
para anggota kelompok merasa bingung menentukan yang akan
bertanggung jawab dan yang harus dilakukan. Kebingungan ini
akan
11
4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi setiap peserta didik
dalam kelompok.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling kelompok
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan peserta
didik dalam kelompok.
11
SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Rabu/29 Maret 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.15 sd. 12.00 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai kurangnya percaya
diri yang dirasakan.
SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Rabu/12 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 12.45 sd. 13.30 WIB
Tempat
: Google Meeting
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Client-Centered agar konseling berpusat pada konseli, sehingga konseli
dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya, terhadap masalah yang
dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan memecahkan masalah
dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru BK/Konselor terhadap
perilaku
11
konseli dalam sesi ini, yaitu konseli menjadi lebih terbuka dari
sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan ketika menceritakan
masalahnya, dan konseli menjadi percaya diri terhadap penampilan
fisiknya dan lebih siap ketika melakukan presentasi di depan orang
banyak.
SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 20.15 sd. 21.00 WIB
Tempat
: WhatsApp Group
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan dari setiap konseli mengenai
kepercayaan diri.
Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling kelompok yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari setiap konseli yaitu
11
Identitas
Nama Konseli : AR, IM, MN, MD, SD
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
3. Kesempatan yang
diberikan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
kepada peserta
didik/konseli untuk
menyampaikan
pendapat/ide.
4. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling kelompok.
5. Hasil yang diperoleh
dari konseling
kelompok.
6. Kenyamanan dalam
pelaksanaan konseling
kelompok.
11
Salma Hafsany
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
d. Tahap Pengakhiran
1) Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi
setiap peserta didik dalam kelompok.
2) Guru BK/Konselor memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk merefleksikan
persasaannya hasil dari konseling kelompok
yang telah dilaksanakan.
3) Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana
perasaan peserta didik dalam kelompok.
4) Guru BK/Konselor memberikan penguatan-
penguatan terhadap tindakan yang perlu
dilakukan dan yang keliru dari hasil diskusi
kelompok.
5) Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling
dengan motivasi, doa dan harapan.
Evaluasi : a. Evaluasi Proses
Guru BK/Konselor menanyakan kepada peserta
didik mengenai perasaannya selama konseling
kelompok terkait dengan keluhannya atau ada
yang dirasakan kurang nyaman.
b. Evaluasi Hasil
Guru BK/Konselor menanyakan hal-hal yang
didapatkan oleh peserta didik dalam kelompok
sebagai hasil diskusi dalam konseling kelompok,
dan apakah hasil tersebut membawa perubahan
kepada peserta didik atau tidak.
12
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
12
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
12
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
12
Nama : RR
Sekolah Asal : SMPN 34 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 24 Februari 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Cyber security, dan editor foto & video
Hobi : Editing video, membuat typography, dan ngulik
hal baru
Alamat : Jl.Waas, No.58, RT 02, RW 01, 40266.
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat membuat
typography; motivasi belajar tinggi; kelebihan
12
Nama : MA
Sekolah Asal : SMP Karya Pembangunan
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 16 November 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Menjadi orang baik
Hobi : Membuat meme
Alamat : l Kopo Cibolerang no. 172
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat membuat gfx;
motivasi belajar rendah; kelebihan dirinya tahan
banting (resiliensi); kekurangan dirinya malas-
malasan.
Nama : IM
Sekolah Asal : SMP Plus Al-Aitaam
12
Nama : MR
Sekolah Asal : MTsN 2 Kota Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 01 Februari 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Front End Developer
Hobi : Ngoding, jogging, main game
Alamat : Jl. Paledang gg. Nawawi RT 01 RW 15,
Ujungberung
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat ngoding; motivasi
belajar tinggi; kelebihan dirinya mudah belajar
hal baru; kekurangan dirinya lambat berpikir,
tidak percaya diri.
Nama : GS
Sekolah Asal : SMPN 28 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Gombong, 23 Agustus 2005
Agama : Islam
Cita-cita : Atlet Boxing
12
Nama : AW
Sekolah Asal : SMP Negeri 13 Bandung
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Bandung, 08 April 2006
Agama : Islam
Cita-cita : Ustadz
Hobi : Mengajar anak-anak
Alamat : Kecamatan Regol, Kelurahan pasirluyu,
Jl.Pasirluyu RT 06 RW 4
Kewarganegaraan : Indonesia
Deskripsi Konseli : Minat belajar tinggi; bakat mengajar anak anak;
motivasi belajar tinggi; kelebihan dirinya
mudah bersosialisasi, percaya diri; kekurangan
dirinya
terlalu baik sehingga sering ditipu.
B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling kelompok bidang karir yaitu pendekatan
Client-Centered. Permasalahan yang dialami oleh konseli DF, RR, MA, MF,
IM, MR, GS dan AW yaitu belum mengetahui apa saja persiapan-persiapan
untuk menghadapi Praktik Kerja Lapangan (PKL). Penyebab konseli
mengalami permasalahan tersebut karena konseli belum memiliki
pengalaman di dunia industri dan belum memiliki kemampuan yang matang
di bidangnya. Menurut perspektif pendekatan Client-Centered, yang
menjadi fokus
13
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran anggota
kelompok.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri dan mempersilahkan
anggota kelompok masing-masing untuk saling menyapa.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman dalam
kelompok dan memberikan ice breaking.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling kelompok.
2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling kelompok
berlangsung, seperti tidak boleh saling mengejek dan masing-
masing harus mau mendengarkan pendapat satu sama lain.
(norming)
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada
beberapa hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dalam kelompok dan
memberikan motivasi agar setiap anggota dapat aktif dalam
kelompok.
13
3. Tahap Inti
a. Milling around. Tahap ini merupakan tahap awal kelompok saat
para anggota kelompok merasa bingung menentukan yang akan
bertanggung jawab dan yang harus dilakukan. Kebingungan ini
akan berakibat frustasi, diam, dan mulai timbul kecenderungan
melakukan percakapan ringan.
b. Resistance. Anggota mulai memasuki kelompok dengan pribadi
diri dan pribadi publik. Anggota kelompok lebih bersikap
protektif karena mereka cenderung menghindar untuk
mengekspos diri pribadi. Hal ini dapat membangun kepercayaan
sesama kelompok.
c. Revealing past feelings. Pada tahap ini kepercayaan mulai timbul
dan anggota kelompok sudah mulai dapat membuka diri tentang
perasaan mereka, termasuk tentang masa lalunya. Anggota sering
bertindak seolah hal yang dikatakan berkaitan dengan sekarang,
padahal kenyataan itu jarang terjadi.
d. Expression of negative feelings. Perasaan ini merupakan ekspresi
yang biasanya diarahkan kepada pemimpin kelompok yang
umumnya bersifat menyalahkan. Menurut Rogers, perasaan
tersebut terjadi karena anggota kelompok hendak menunjukkan
tindakan berupa menguji kebermaknaan kelompok; dan kurang
dapat menangani penolakan yang disebabkan perasaan negatif
mereka.
e. Expression of personally meaningful material. Pada tahap ini,
anggota kelompok merasa bebas mengeksplorasi dan
membicarakan kejadian penting yang bermakna dalam hidupnya.
Pada tahap ini muncul kejujuran yang nyata dalam kelompok.
f. Communication of interpersonal feelings. Anggota mulai
mendapat pengaruh dan merespons anggota kelompok lainnya,
serta hendak menunjukkan komentar-komentar dan tindakan yang
dipersepsi pada orang lain.
g. Development of a healing capacity in the group. Anggota
kelompok mulai merasakan kesesuaian antara satu sama lain. Ini
13
4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi partisipasi setiap peserta didik
dalam kelompok.
13
SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Rabu/29 Maret 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.30 sd. 15.15 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini untuk persiapan menghadapi
praktik Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri.
SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Rabu/12 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 13.30 sd. 14.15 WIB
Tempat
: Google Meeting
13
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Client-Centered agar konseling berpusat pada konseli, sehingga konseli
dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya, terhadap masalah yang
dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan memecahkan masalah
dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru BK/Konselor terhadap
perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli menjadi lebih terbuka dari
sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan ketika menceritakan
masalahnya, dan konseli menjadi lebih siap dan percaya diri untuk
menghadapi praktik Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri.
SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 20.15 sd. 21.00 WIB
Tempat
: WhatsApp Group
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan dari setiap konseli mengenai
kesiapan menghadapi PKL.
Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling kelompok yang telah
dilaksanakan oleh praktikan yaitu praktikan merasa bahwa masih kurang
dalam mengimplementasikan teori dan teknik yang tepat dalam
memberikan layanan kepada konseli. Namun, keberhasilan konseling yang
praktikan rasakan dari setiap konseli yaitu konseli menjadi lebih siap
untuk menghadapi Praktik Kerja Lapangan (PKL) baik secara fisik
maupun secara mental, karena konseli telah mendapatkan informasi dan
gambaran secara umum mengenai PKL. Konseli siap untuk mencari
informasi tambahan seputar PKL, konseli siap untuk mempersiapkan
kemampuannya, dan konseli mampu memahami gambaran kegiatan PKL
yang sesuai dengan jurusannya.
13
Identitas
Nama Konseli : DF, RR, MA, MF, IM, MR, GS, AW
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
3. Kesempatan yang
diberikan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
kepada peserta
didik/konseli untuk
menyampaikan
pendapat/ide.
4. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling kelompok.
5. Hasil yang diperoleh
dari konseling
kelompok.
6. Kenyamanan dalam
pelaksanaan konseling
kelompok.
13
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Untuk memulai, ibu ingin
1 orang menyebutkan
masalah apa sih yang Attending Acceptance
dialami kesiapan diri
menghadapi PKL?”
DF : “Boleh aku aja buu.”
Konselor : “Oke, gimana DF?” Responding
DF : “Kalau DF mah masih
bingung sih PKL tuh
ngapain aja bu?”
RR, MA, : “Iya bu, sama kita juga
MF, IM, masih bingung..”
MR, GS,
AW
Konselor : “Oke, coba 1 orang tolong
jelasin kalian tuh bingung Responding
tentang apanya?”
RR : “Kalau RR masih belum
kebayang aja gitu bu PKL
kaya gimana, kalau denger
dari kakak tingkat mah
suka ada PKL tuh cuman
disuruh bikin kopi.”
AW : “Iya bu, pernah denger
AW juga, ada temen AW
yang kaya gitu di tempat
PKL
nya.”
Konselor : “Oh jadi kalian masih
Responding
belum kebayang ya
14
gambaran umumnya
tentang PKL, kita juga jadi
tahu apa aja yang harus
disiapin sebelum PKL, dan
ternyata fisik dan mental
itu penting banget untuk
kita di
tempat PKL nanti.”
Konselor : “Bagus GS, terima kasih
Initiating
ya.. yang lain ada lagi?”
DF, RR, : “Tidak bu, cukup..”
MA, MF,
IM, MR,
GS, AW
Konselor : “Baik, ibu akhiri
pertemuan kali ini ya..
terima kasih karena kalian
Initiating
semua sudah berbagi cerita
di konseling kelompok ini..
Ibu tutup ya,
wassalamu’alaikum..”
DF, RR, : “Wa’alaikumsalam bu,
MA, MF, terima kasih.”
IM, MR,
GS, AW
15
LAMPIRAN 6
PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING
INDIVIDUAL
15
1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 5 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik merasa dirinya mengalami
toxic relationship.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15
1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 5 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan yang
dialami yaitu toxic relationship.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15
1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan: Peserta didik belum memahami faktor
dan dampak dari toxic relationship yang dialami.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15
1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik memahami faktor dan dampak dari
toxic relationship yang dialami.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15
1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum mampu memberanikan
diri untuk keluar dari toxic relationship.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15
1. Nama Konseli : SA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu memberanikan diri untuk
keluar dari toxic relationship.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
15
Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 160
Berat badan : 40
Warna kulit : Sawo matang
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Oval
Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Komarudin Harun
Nama Ibu : Yuliamah
Umur Ayah : 51
Umur Ibu : 50
15
Pendidikan : SMA
Terakhir Ayah
Pendidikan : SMA
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah tangga
Alamat Ayah : Babakan Jati Gg. Hj. Kurdi No. 151
Alamat Ibu : Babakan Jati Gg. Hj. Kurdi No. 151
Anak Ke- : 2
Jumlah Saudara : 2
Hubungan dengan : baik
keluarga
Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -
B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang pribadi yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh SA, praktikan menggunakan pendekatan
Realitas Glasser, karena inti permasalahannya adalah konseli yang kesulitan
dalam memberanikan diri untuk keluar dari hubungan yang toxic. Oleh karena
itu, dengan menerapkan teknik konseling realitas diharapkan dapat membantu
16
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.
16
2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.
3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa
sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini
memiliki peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang
Kamu inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke
arah yang Kamu inginkan untuk pergi?”.
16
d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa yang ingin mereka ubah, mereka umumnya siap
untuk mengeksplorasi kemungkinan perilaku lain dan merumuskan
rencana tindakan. Pertanyaan kuncinya adalah, "Apa rencana Kamu?".
4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.
SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Rabu/05 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.30 sd. 15.15 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai toxic relationship.
Tindak lanjut sesi
Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Realitas.
16
SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.30 sd. 15.15 WIB
Tempat
: WhatsApp
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling perpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu memberanikan diri
untuk keluar dari hubungan yang toxic.
SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Senin/17 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 09.00 sd. 09.45 WIB
Tempat
: WhatsApp
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan konseli setelah berhasil keluar
dari hubungan yang toxic. SA berhasil meninggalkan mantannya dengan
cara yang baik. Namun, hingga saat ini mantan SA masih beberapa kali
menghubungi SA tetapi SA sudah tidak meresponnya dan membatasi
komunikasinya dengan tujuan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
16
Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu keluar
dari hubungan yang toxic.
16
Identitas
Nama Konseli : SA
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai
melalui
konseling individual.
16
1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik mengalami kesulitan belajar.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
16
1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan yang
dialami yaitu mengenai kesulitan belajar.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
16
1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 19 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum memahami faktor
dan dampak dari kesulitan belajar.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17
1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 19 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik memahami kesulitan belajar yang
dialami.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17
1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 26 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum menemukan solusi
untuk mengatasi kesulitan belajar.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17
1. Nama Konseli : AA
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Rabu, 26 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu menemukan solusi untuk
mengatasi kesulitan belajar.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
17
Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 172
Berat badan : 55
Warna kulit : Cokelat
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Oval
Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Asep Yulianto
Nama Ibu : Atinhadijah
Umur Ayah : 47
Umur Ibu : 46
17
Pendidikan : S3
Terakhir Ayah
Pendidikan : S1
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : Berjualan bakso
Pekerjaan Ibu : Guru
Alamat Ayah : Jl. Pasirluyu No. 12
Alamat Ibu : Jl. Pasirluyu No. 12
Anak Ke- : 2
Jumlah Saudara : 3
Hubungan dengan : baik
keluarga
Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -
B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang pribadi yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh AA, praktikan menggunakan pendekatan
konseling realitas ini karena sangat cocok dengan kasus AA yang kurang
memiliki rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
Pendekatan menggunakan konseling realitas berfokus pada tingkah laku
di masa sekarang. Meskipun tidak menganggap perasaan dan sikap tidak
penting, tetapi konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang. Konseling realitas adalah proses pengajaran (teaching process) dan
bukan proses penyembuhan (healing process). Itu sebabnya konseling realitas
sering menggunakan pula pendekatan kognitif dengan maksud agar konseli
dapat menyesuaikan diri terhadap realitas yang dihadapinya (Palmer, 2011).
Corey (2013), menggunakan akronim WDEP untuk menjelaskan
prosedur utama dalam praktik terapi realita. Sistem terapi realitas WDEP
dapat digambarkan sebagai efektif, praktis, dapat digunakan, berbasis teori,
lintas budaya, dan didirikan pada prinsip-prinsip manusia universal. Sistem
WDEP dapat digunakan untuk membantu konseli mengeksplorasi keinginan
mereka, kemungkinan hal-hal yang dapat mereka lakukan, peluang untuk
evaluasi diri, dan merancang rencana untuk perbaikan. Berlkamuskan teori
pilihan, sistem WDEP membantu orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Masing-masing surat mengacu pada sekelompok strategi: W= keinginan,
kebutuhan, dan persepsi; D= arah dan melakukan; E= evaluasi diri; dan P=
perencanaan.
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
17
2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.
3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa
sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan
17
evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini memiliki
peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang Kamu
inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke arah yang
Kamu inginkan untuk pergi?”.
d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa yang ingin mereka ubah, mereka umumnya siap
untuk mengeksplorasi kemungkinan perilaku lain dan merumuskan
rencana tindakan. Pertanyaan kuncinya adalah, "Apa rencana Kamu?".
4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.
SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Kamis/06 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.00 sd. 11.45 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
17
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai kesulitan belajar.
Tindak lanjut sesi
Setelah melaksanakan sesi pertemuan pertama, kegiatan selanjutnya yaitu
memberikan treatment kepada konseli menggunakan pendekatan Realitas.
SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Rabu/19 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 15.30 sd. 16.15 WIB
Tempat
: WhatsApp
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling berpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu mengatasi kesulitan
belajar yang dialami.
SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Rabu/26 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 08.00 sd. 08.45 WIB
Tempat
: WhatsApp
18
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan konseli terhadap kegiatan
belajarnya. AA berhasil mengurangi rasa malas untuk mengerjakan tugas
dan mulai meningkatkan motivasi dan minat belajar.
Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu
mengatasi kesulitan belajar yang dialami.
18
Identitas
Nama Konseli : AA
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai
melalui
konseling individual.
18
1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik mengalami kesulitan
bergaul dengan teman-teman di kelas.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18
1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 6 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan yang
dialami yaitu kesulitan bergaul dengan teman-teman di kelas.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18
1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum memahami
faktor penyebab dari kesulitan bergaul.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18
1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 17 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik memahami faktor penyebab dari
kesulitan bergaul.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18
1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 27 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum mampu menemukan
solusi untuk mengatasi kesulitan bergaul dengan teman-teman di kelas.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18
1. Nama Konseli : MS
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Kamis, 27 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu menemukan solusi untuk
mengatasi kesulitan bergaul dengan teman-teman di kelas.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
18
Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 170
Berat badan : 52
Warna kulit : Sawo matang
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Bulat
Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Pipin
Nama Ibu : Titin
Umur Ayah : 51
Umur Ibu : 49
18
Pendidikan : SLTA
Terakhir Ayah
Pendidikan : SLTA
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Ayah : Bandung
Alamat Ibu : Bandung
Anak Ke- : 3
Jumlah Saudara : 4
Hubungan dengan : Baik
keluarga
Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -
yaitu karena MS merasa nyaman apabila semua hal dilakukan sendiri dan
meminimalisir jumlah teman. Faktor dari teman di sekolahnya yaitu, MS
pernah mengalami perkelahian dengan temannya ketika MS menduduki
Sekolah Dasar (SD). Setelah menduduki Sekolah Menengah Pertama
(SMP) hingga saat ini di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), MS tidak
senang apabila bergaul dengan orang banyak. MS merasa bahwa satu
atau dua teman saja cukup untuk ia miliki selama masa sekolah.
Kondisi keluarga MS sederhana namun berkecukupan. MS merupakan
siswa yang baik.
Menurut MS, ia merasa lebih dekat dengan teman yang ada di
lingkungan rumah dibandingkan dengan teman di sekolahnya. Alasan
MS berpendapat seperti itu karena teman rumahnya lebih membuat MS
merasa nyaman, berbeda dengan teman di sekolahnya banyak yang tidak
sesuai dengan harapan MS. MS merasa bahwa teman di rumahnya sudah
terasa seperti sangat dekat dikarenakan sudah berteman lama sejak SD,
apabila teman di sekolah MS merasa tidak nyaman untuk bergaul.
Di kelas, teman-teman MS selalu berinteraksi dan mengajak untuk
bergabung bersama mereka, namun MS menolak hal tersebut dan lebih
memilih untuk sendiri. Hal tersebut karena MS merasa bahwa lebih baik
MS memiliki teman yang sedikit tetapi mengerti dengan perasaan MS.
Namun, kedepannya MS akan mencoba untuk bergaul dengan teman-
teman di sekolahnya.
B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang sosial yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh MS, praktikan menggunakan pendekatan
konseling realitas ini karena sangat cocok dengan kasus MS yang kesulitan
bergaul dengan orang lain.
19
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.
2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
19
3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa lalu, konseli perlu belajar bagaimana menghadapinya di masa
sekarang dengan mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan.
c. E (conduct searching self-evaluation)
Evaluasi diri adalah prosedur terapi realitas. Inti dari terapi
realitas, seperti yang telah kita lihat, adalah meminta konseli untuk
melakukan evaluasi diri berikut ini: “Apakah perilaku Kamu saat ini
memiliki peluang yang masuk akal untuk mendapatkan apa yang
Kamu inginkan sekarang, dan apakah itu akan membawa Kamu ke
arah yang Kamu inginkan untuk pergi?”.
d. P (Plans)
Sebagian besar pekerjaan penting dari proses konseling
melibatkan membantu konseli mengidentifikasi cara spesifik untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Setelah konseli
menentukan apa
19
4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan persasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.
SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Kamis/06 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.45 sd. 12.30 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai kesulitan bergaul
dengan orang lain.
SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Senin/17 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 11.00 sd. 11.45 WIB
Tempat
: WhatsApp
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling berpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu mengatasi kesulitan
bergaul yang dialami.
SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Kamis/27 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 16.00 sd. 16.45 WIB
Tempat
: WhatsApp
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan dari diri konseli. MS berhasil
mengurangi untuk bersikap diam dan MS memberanikan diri untuk
mencoba bergaul dengan teman di kelasnya.
19
Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu
mengatasi kesulitan bergaul yang dialami.
19
Identitas
Nama Konseli : MS
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
3. Bacalah secara teliti
4. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai
melalui
konseling individual.
19
1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 3 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum menemukan pilihan
karirnya.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
19
1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 3 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 1 (satu)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : SMKN 4 Bandung
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik menemukan permasalahan
mengenai karirnya setelah lulus sekolah.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
19
1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 11 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : Zoom Meeting
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum melakukan
eksplorasi dan komitmen terhadap pilihan karirnya.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20
1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Senin, 11 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 2 (dua)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : Zoom Meeting
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik melakukan eksplorasi dan
komitmen terhadap pilihan karirnya.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20
1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Gejala yang nampak/keluhan : Peserta didik belum mampu membuat
perencanaan berdasarkan keputusan karirnya.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20
1. Nama Konseli : AR
2. Kelas/Semester : XI-TJKT 2/Semester 2
3. Hari, Tanggal : Jumat, 14 April 2023
4. Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
5. Waktu : 1 x 45 Menit
6. Tempat : WhatsApp
7. Pendekatan dan Teknik
Konseling : Konseling Realitas
8. Hasil yang dicapai : Peserta didik mampu membuat perencanaan
berdasarkan keputusan karirnya.
Keterangan:
Dokumen ini bersifat rahasia
20
Keadaan Jasmani
Tinggi badan : 160
Berat badan : 50
Warna kulit : Coklat
Warna rambut : Hitam
Bentuk wajah : Bulat
Keterangan Keluarga
Nama Ayah : Maman
Nama Ibu : Siti Patimah
20
Umur Ayah : 47
Umur Ibu : 41
Pendidikan : SD
Terakhir Ayah
Pendidikan : SMP
Terakhir Ibu
Pekerjaan Ayah : buruh harian lepas
Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga
Alamat Ayah : Jln. Leuwipanjang
Alamat Ibu : Jln. Leuwipanjang
Anak Ke- : 1
Jumlah Saudara : 2
Hubungan dengan : Anak kandung
keluarga
Keterangan kesehatan
Riwayat penyakit : -
B. Konseptualisasi
Perspektif pendekatan konseling yang praktikan gunakan untuk
memahami konseli pada konseling individual bidang karir yaitu pendekatan
Realitas. Menurut perspektif pendekatan Realitas, yang menjadi fokus
perhatiannya yaitu masa sekarang dan masa depan konseli. Berdasarkan
permasalahan yang dialami oleh AR, AR langsung menghubungi dan
mendatangi praktikan untuk melakukan konsultasi mengenai pilihan karirnya.
Maka, dalam konseling ini praktikan menggunakan pendekatan Realitas
Glasser, karena berdasarkan permasalahan yang dialami oleh AR, inti
permasalahannya adalah konseli yang belum mampu membuat keputusan
karir. Oleh karena itu, dengan menerapkan teknik konseling realitas
diharapkan dapat membantu AR dalam memperoleh tingkah laku yang
bertanggung jawab, dan memenuhi kebutuhannya berdasarkan realita yang
ada secara efektif.
Pendekatan menggunakan konseling realitas berfokus pada tingkah laku
di masa sekarang. Meskipun tidak menganggap perasaan dan sikap tidak
penting, tetapi konseling realitas menekankan kesadaran atas tingkah laku
sekarang. Konseling realitas adalah proses pengajaran (teaching process) dan
bukan proses penyembuhan (healing process). Itu sebabnya konseling realitas
sering menggunakan pula pendekatan kognitif dengan maksud agar konseli
dapat menyesuaikan diri terhadap realitas yang dihadapinya (Palmer, 2011).
Corey (2013), menggunakan akronim WDEP untuk menjelaskan
prosedur utama dalam praktik terapi realita. Sistem terapi realitas WDEP
dapat digambarkan sebagai efektif, praktis, dapat digunakan, berbasis teori,
lintas budaya, dan didirikan pada prinsip-prinsip manusia universal. Sistem
WDEP dapat digunakan untuk membantu konseli mengeksplorasi keinginan
mereka, kemungkinan hal-hal yang dapat mereka lakukan, peluang untuk
evaluasi diri, dan merancang rencana untuk perbaikan. Berlkamuskan teori
pilihan, sistem WDEP membantu orang memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Masing-masing surat mengacu pada sekelompok strategi: W= keinginan,
kebutuhan, dan persepsi; D= arah dan melakukan; E= evaluasi diri; dan P=
perencanaan.
20
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Guru BK/Konselor membuka pertemuan dengan salam, doa,
menanyakan kabar, dan mengapresiasi kehadiran konseli.
b. Guru BK/Konselor memperkenalkan diri.
c. Guru BK/Konselor membangun suasana yang nyaman.
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan kegiatan, asas
kerahasiaan, dan topik permasalahan yang akan didiskusikan
bersama dalam konseling individual.
2. Tahap Transisi
a. Guru BK/Konselor mempertegas dan memperjelas aturan-aturan
yang berlaku selama proses kegiatan konseling individual
berlangsung.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk bertanya dan mengkonfirmasi, apabila masih ada beberapa
hal yang belum mereka mengerti.
c. Guru BK/Konselor membuka percakapan dan memberikan
motivasi agar konseli dapat terbuka untuk menceritakan
masalahnya.
3. Tahap Inti
a. W (what they WANT)
Terapis realita membantu konseli dalam menemukan keinginan
dan harapan mereka. Semua keinginan terkait dengan lima kebutuhan
dasar. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah, "Apa yang Kamu
inginkan?" Melalui pertanyaan terapis yang terampil, konseli dibantu
dalam menentukan apa yang mereka inginkan dari proses konseling
dan dari dunia di sekitar mereka.
b. D (what they are DOING and their overall direction)
Fokus pada saat ini diberikan pertanyaan kunci yang diajukan
oleh terapis: "Apa yang kamu lakukan?". Masalah mungkin berakar di
masa
20
4. Penutupan
a. Guru BK/Konselor mengapresiasi konseli.
b. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada konseli
untuk merefleksikan perasaannya hasil dari konseling individual
yang telah dilaksanakan.
c. Guru BK/Konselor menanyakan bagaimana perasaan konseli
dalam konseling individual.
d. Guru BK/Konselor memberikan penguatan-penguatan terhadap
tindakan yang perlu dilakukan dan yang keliru dari hasil
konseling individual.
e. Guru BK/Konselor menutup kegiatan konseling dengan motivasi,
doa dan harapan.
20
SESI PERTEMUAN 1
Hari/tgl
: Senin/03 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 13.00 sd. 13.45 WIB
Tempat
: SMKN 4 Bandung
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor melakukan pendekatan dengan konseli agar konseli
menceritakan masalah yang dialami saat ini mengenai pilihan karir.
SESI PERTEMUAN 2
Hari/tgl
: Selasa/11 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 14.00 sd. 14.45 WIB
Tempat
: Zoom Meeting
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor memberikan treatment menggunakan pendekatan
Realitas agar konseling berpusat pada masa sekarang dan masa depan
konseli, sehingga konseli dapat melakukan eksplorasi terhadap dirinya
terhadap masalah yang dialaminya, dan konseli mampu menentukan dan
memecahkan masalah dirinya. Kemudian, efek dari tindakan Guru
BK/Konselor terhadap perilaku konseli dalam sesi ini, yaitu konseli
menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan kenyamanan
ketika menceritakan masalahnya, dan konseli mampu memilih keputusan
karirnya.
SESI PERTEMUAN 3
Hari/tgl
: Jumat/14 April 2023
Jam ------------- sd. Jam --------
: 21.00 sd. 21.45 WIB
Tempat
: WhatsApp
Kegiatan konselor
Guru BK/Konselor menanyakan kemajuan konseli mengenai keputusan
karirnya. AR memilih untuk menjadi Tentara setelah lulus dari sekolah,
AR juga berniat untuk latihan fisik untuk mempersiapkan persyaratan
menjadi Tentara seperti psikotes, tes kesehatan gigi, mata, kaki, dan tes
lainnya. Namun, AR juga memiliki rencana yang lain apabila tidak
diterima menjadi Tentara. AR memiliki rencana untuk mencari pekerjaan,
seperti di perusahaan PT. Len dan PT. KAI Indonesia cabang Kota
Bandung.
Evaluasi Diri
Evaluasi diri terhadap layanan konseling individual yang telah
dilaksanakan oleh praktikan dari sesi pertemuan satu, dua, dan tiga yaitu
praktikan merasa bahwa masih kurang dalam mengimplementasikan teori
dan teknik yang tepat dalam memberikan layanan kepada konseli. Namun,
keberhasilan konseling yang praktikan rasakan dari diri konseli yaitu
konseli menjadi lebih terbuka dari sebelumnya, konseli merasakan
kenyamanan ketika menceritakan masalahnya, dan konseli membuat
keputusan terhadap pilihan karirnya.
21
Identitas
Nama Konseli : AR
Kelas : XI-TJKT 2
Nama Konselor : Salma
Hafsany Petunjuk :
1. Bacalah secara teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang tersedia
Sangat Kurang
No. Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
terhadap kehadiran
Anda.
2. Penerimaan guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
untuk diajak curhat.
3. Kepercayaan Anda
terhadap guru
bimbingan dan
konseling atau konselor
dalam layanan
konseling.
4. Pelayanan pemecahan
masalah tercapai
melalui
konseling individual.
21
Konselor/ Teknik
Dialog Tahapan
Konseli Realitas
AR : “Assalamu’alaikum bu
Salma, selamat siang..”
Konselor : “Wa’alaikumsalam, selamat
Attending
siang AR.”
Konselor : “Gimana kabarnya AR?” Attending
AR : “Alhamdulillah, sehat bu..”
Konselor : “Alhamdulillah, kalau AR
sehat.. Oh iya, ibu mau
ngucapin terima kasih karena
Attending
AR mau menyempatkan
waktunya untuk konseling
dengan ibu.”
AR : “Iya bu sama-sama.”
Konselor : “Oh iya, sebelum kita mulai
kegiatan hari ini mari kita Attending
berdoa terlebih dahulu.”
AR, : “Baik bu.. (berdoa)”
Konselor : “Berdoa dicukupkan. Oh iya
hari ini ibu akan memberikan
layanan konseling individual Attending
kepada AR mengenai
perencanaan karir ya.”
AR : “Iya bu, kebetulan aku lagi
ingin cerita ke ibu dari waktu
itu, tapi baru ada waktunya
sekarang..”
21
LAMPIRAN 7
MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING
22
2. Poster
22
4. X-Banner
22
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI
22
9) Mengolah data hasil Asesmen BK (ITP, Minat Kerja, Kepribadian, dan Gaya
Belajar).
11) Membantu Guru BK dalam melakukan sortir data siswa yang mendaftar
SNBP 2023.
18) Bimbingan dengan Guru Pamong mengenai RPLBK untuk pertemuan ke-1.
21) Piket TU (arsip surat-surat yang berkaitan dengan guru serta sekolah).
25) Kolaborasi dengan Guru Wali kelas: berkonsultasi mengenai siswa kelas XI-
TJKT 2.
44) Memberikan layanan bimbingan klasikal (a) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Kecerdasan Majemuk.
45) Memberikan layanan bimbingan klasikal (b) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Persiapan Diri untuk Menghadapi Pernikahan.
24
46) Memberikan layanan bimbingan klasikal (c) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Hikmah Bersyukur.
47) Memberikan layanan bimbingan klasikal (d) kepada siswa kelas XI-TJKT 2:
Tipe Gaya Belajar.
48) Memberikan layanan bimbingan kelompok (a) kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Kecerdasan Majemuk.
24
49) Memberikan layanan bimbingan kelompok (b) kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Menghindarkan Diri dari Pergaulan Bebas.
24
50) Memberikan layanan bimbingan kelompok (c) kepada siswa kelas XI-TJKT
2: Persiapan Karir.
LAMPIRAN 9
CATATAN KONSULTASI
25
Salma Hafsany
NIM 1901197
25
Paraf
Hari dan Saran/Masukan
Materi yang Dikonsultasikan Guru
Tanggal Guru Pamong
Pamong
Senin/13- 1. RPLBK Klasikal (a).
05-2023 2. RPLBK Kelompok (a).
Salma Hafsany
NIM 1901197
25
LAMPIRAN 10
JURNAL HARIAN
25
Paraf Guru
Pamong /
NO Hari/Tgl Kegiatan yang dilakukan
Dosen
Pembimbing
1. Jumat/17-02-2023 Pemberian Surat Pengantar dari P2GJK
UPI.
2. Kamis/23-02-2023 Penerimaan Mahasiswa PPLSP BK UPI
oleh SMKN 4 Bandung.
3. Jumat/24-02-2023 Sosialisasi PPLSP bersama Dosen
Pembimbing Lapangan, Dosen Pamong,
dan Mahasiswa BK UPI.
4. Senin/27-02-2023 1. Pengenalan lingkungan sekolah
didampingi oleh Guru Pamong.
2. Observasi ke-1 di kelas.
3. Membantu mengarsipkan Surat
Perjanjian kelas X. XI, dan XII.
5. Selasa/28-02-2023 1. Melakukan sortir data hasil Asesmen
BK.
2. Menyebarkan Asesmen BK di kelas XI
TITL.
6. Rabu/01-03-2023 1. Melaksanakan habituasi (sholat dhuha
dan ceramah).
25
Salma Hafsany
NIM. 1901197