Anda di halaman 1dari 39

PROGRAM TAHUNAN

A. RASIONAL
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli agar dapat mencapai perkembangan secara
optimal. Semasa SMK, peserta didik dituntut untuk mampu mengambil pilihan dan keputusan
secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika
kehidupan yang dihadapinya. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan capaian
pelayanannya sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), profil Pelajar
Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik/konseli.
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan upaya bantuan secara sistematis, objektif,
logis, berkelanjutan dan terprogram yang dilaksanakan melalui interaksi konselor (guru
Bimbingan dan Konseling)-konseli secara langsung maupun tidak langsung. Bimbingan dan
Konseling bertujuan membantu konseli agar mampu memahami dan menerima dirinya,
lingkungannya, mengembangkan potensi, merencanakan masa depan, menyelesaikan
permasalahan, untuk mencapai kemandirian dan kemaslahatan dirinya dan juga orang lain.
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki lima sifat meliputi: (1) pencegahan (preventive); (2)
pengembangan (developmental); (3) perbaikan (corrective); (4) penyembuhan (curative); dan (5)
pemeliharaan (preservative).
Dalam konteks era 4.0 ini, layanan Bimbingan dan Konseling tidak hanya mengarah pada
dukungan aspek akademik dan keterampilan teknis (hardskill) namun juga pada penguatan
softskill atau karakter yang harus dimiliki oleh para lulusan SMK. Karakter yang dimaksud adalah
sifat-sifat yang melekat pada pribadi peserta didik yang oleh Kementerian Pendidikan Nasional
dan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) disebut Profil Pelajar Pancasila, yaitu: (1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global (3) bergotong royong
(4) kreatif (5) bernalar kritis dan (6) mandiri serta nilai-nilai karakter budaya kerja.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMK MA’ARIF NU
1 AJIBARANG memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal,
problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa
diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan
pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya. Dari sisi
eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak persiapan menuju remaja
awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala global.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak
negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak
terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas,
maraknya pornografi, dan problem lainnya.

1
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri
dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari
berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk
dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni
dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di SMK MA’ARIF NU 1 AJIBARANG
dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali
peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk turut
berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing. Kondisi ini merupakan modal
yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SMK MA’ARIF NU 1
AJIBARANG memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan
minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

B. DASAR HUKUM

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor
28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah.

2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1
angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan”.

3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat
dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
Menengah.

4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6) Peraturan
Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa
beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan
profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit
150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan.
Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan
2
bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan
pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat
dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.

5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan
konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling
kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh)
orang siswa per tahun.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi
akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal
adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan
profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi
dan 76 sub kompetensi.

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MA, dan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan
peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau
pendalaman minat.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a)
layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan
(d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup : (a) bidang
layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan
karir.

9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMK, 2016, Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMK ini dapat memfasilitasi guru BK / Konselor

3
dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan menindaklanjuti
layanan bimbingan dan konseling

10. Penguatan karakter peserta didik melalui layanan Bimbingan dan Konseling ini diharapkan
mampu merespon kebutuhan dan masalah peserta didik agar berkembang optimal. Harapan
ini diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang
mengamanatkan koordinasi lintas sektoral dalam upaya pelindungan anak (yang di dalamnya
masuk pula usia remaja). Saat ini anak dan remaja Indonesia sedang rentan menghadapi
problem kesehatan mental. Problem tersebut tentu harus segera direspon dan ditindaklanjuti
oleh sekolah.

C. VISI DAN MISI

1. Visi dan Misi SMK MA’ARIF NU 1 AJIBARANG


a. Visi
Unggul Dalam Prestasi, Berwawasan Global Dan Berakhlakul Karimah.
b. Misi
a. Menumbuhkan Budaya Unggul Dan Kompetitif Kepada Seluruh Warga Sekolah.
b. Mengembangkan Pendidikan Dan Pelatihan Secara Profesional
c. Meningkatkan Kerjasama Dengan Dunia Usaha Dan Industri (Du/Di) Dan Institusi Lain
Yang Berskala Nasional Dan Internasional
d. Mengamankan Ajaran Islam Dan Budaya Bangsa Sebagai Sumber Kearifan Dalam
Bertindak.

2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMK MA’ARIF NU 1 AJIBARANG


a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan bimbingan dan konseling yang
profesional dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli menuju pribadi
unggul dalam imtak, iptek, tangguh, mandiri dan bertanggung jawab
b. Misi
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta
didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha
dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

4
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan
hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan
Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan
instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan siswa.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan siswa, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP),
Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), dan lain-lain. Selain itu
pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari
berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan konseli.
Angket kebutuhan peserta didik di SMK MA’ARIF NU 1 AJIBARANG, dibuat dan disusun
sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan konseli di sekolah yang berdasarkan pada SKKPD dengan pendekatan
tujuan (4 bidang layanan). Angket diolah dengan aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik,
hasilnya sebagai berikut :

1. Profil kelas dari hasil analisa Angket Kebutuhan Peserta Didik


2. Deskripsi Rumusan Kebutuhan

BIDANG ASSESMEN KEBUTUHAN/


RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

Saya merasa belum disiplin dalam beribadah Kesadaran untuk beriman dan bertakwa pada
pada Tuhan YME Tuhan YME
Saya kadang-kadang berperilaku dan bertutur
Kebiasaan bersikap jujur
kata tidak jujur
Saya kadang-kadang masih suka menyontek Kemampuan memiliki kebiasaan jujur dan
pada waktu tes tidak mencontek saat tes
Saya merasa belum bisa mengendalikan emosi
Kemampuan mengelola emosi dengan baik
dengan baik
Saya belum paham tentang sikap dan perilaku Komunikasi yang jujur dan tetap menjaga
asertif perasaan
Saya belum tahu cara mengenal dan memahami
PRIBADI Melakukan pengenalan/pemahaman diri
diri sendiri
Saya belum memahami potensi diri Memahami potensi diri
Saya belum tahu perubahan dan permasalahan Masa perkembangan remaja dan
yang terjadi pada masa remaja permasalahannya
Saya belum mengenal tentang macam-macam
Mengenal kepribadian yang dimiliki manusia
kepribadian
Saya kurang memiliki rasa percaya diri Memiliki kepercayaan diri
Saya kadang kurang menjaga kesehatan diri Kemampuan menjaga kesehatan dengan baik

Saya belum tahu ciri-ciri/sifat/prilaku pribadi Memiliki ciri-ciri/sifat pribadi yang


yang berkarakter berkarakter

5
Saya merasa kurang memilki tanggung jawab
Memiliki rasa tanggung jawab
pada diri sendiri
Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan
Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari
bermain
Kondisi orang tua saya sedang tidak harmonis Memiliki keluarga yang harmonis
Saya merasa tidak betah tinggal di rumah Merasa nyaman,aman tinggal di rumah
sendiri sendiri
Saya mempunyai masalah dengan anggota Mampu menyelesaikan masalah dengan
keluarga di rumah kekeluargaan
Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri Menjadi pribadi yang mandiri
Saya sedang memiliki konflik pribadi Mampu menyelesaikan konflik pribadi
Saya belum memahami tentang norma/cara Memiliki pengetahuan tentang norma
membangun berkeluarga berkeluarga
Saya belum banyak mengenal lingkungan
Mengenal lingkungan sekolah baru
sekolah baru
Saya belum memahami tentang kenakalan Memiliki pemahaman tentang kenakalan
remaja remaja
Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak
Memiliki pemahaman tentang bahaya rokok
atau bahaya rokok
Saya belum banyak mengenal tentang perilaku Memiliki perilaku sosial yang bertanggung
sosial yang bertanggung jawab jawab
Saya belum tahu tentang bullying dan cara
Memahami tentang bullying
mensikapinya
SOSIAL
Saya sukar bergaul dengan teman-teman di
Memiliki etika bergaul dengan teman sebaya
sekolah
Sering saya dianggap tidak sopan pada orang
Memiliki sikap sopan santun pada orang lain
lain
Saya kurang memahami dampak dari media Memiliki pemahaman tentang dampak dari
social media social
Saya jarang bermain/berteman di lingkungan Kesadaran sebagai makhluk sosial yang harus
tempat saya tinggal berinteraksi
Saya belum banyak teman atau sahabat Kemudahan mencari dan disenangi teman
Saya kurang suka berkomunikasi dengan teman Memiliki pemahaman tentang hubungan
lawan jenis komunikasi dengan lawan jenis
Saya belum tahu cara belajar yang baik dan
Memahami belajar yang benar di SMK/MAK
benar di SMK/MAK
Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah Memiliki motivasi untuk berprestasi
Saya belum paham tentang gaya belajar dan Menemukan cara belajar yang sesuai dengan
BELAJAR strategi yang sesuai dengannya gaya belajar
Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan
Kepedulian orang tua pada kegiatan belajar
belajar saya
Saya masih sering menunda-nunda tugas Melaksanakan Tugas Sekolah / PR tepat
sekolah/pekerjaan rumah (PR) waktu
Saya merasa kesulitan dalam memahami
Mudah memahami pelajaran
pelajaran tertentu

6
Saya belum tahu cara memanfaatkan sumber
Mampu memanfaatkan sumber belajar
belajar
Saya belajarnya jika akan ada tes atau ujian saja Kesadaran belajar sesuai jadwal
Saya belum tahu tentang struktur kurikulum
Memahami struktru kurikulum sekolah
yang ada di sekolah
Saya merasa malas belajar dan kalau belajar
Memiliki semangat belajar
sering ngantuk
Saya belum terbiasa belajar bersama atau
Membentuk belajar kelompok
belajar kelompok
Saya belum paham cara memilih lembaga Mengetahui cara memilih lembaga bimbil
bimbingan belajar yang baik yang baik
Saya belum dapat memanfaatkan teknologi Pemanfaatan perkembangan teknologi
informasi untuk belajar informasi
Saya belum tahu cara memperoleh bantuan
Memperoleh informasi bantuan/beasiswa
pendidikan (beasiswa)
KARIR
Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi
Memperoleh penghasilan untuk biaya hidup
kebutuhan hidup
Saya merasa bingung memilih kegiatan Memiliki kemampuan untuk memilih kegiatan
esktrakurikuler di sekolah ekstra kurikuler
Saya merasa belum mantap pada pilihan Memiliki kemantapan pada pilihan
peminatan yang diambil peminatan yang diambil
Saya merasa belum paham hubungan antara Memahami hubungan hobi, bakat, minat,
hobi, bakat, minat, kemampuan dan karir kemampuan dan karir
Saya belum memiliki perencanaan karir masa
Memiliki perencanaan karir yang baik
depan

E. RUMUSAN TUJUAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku
yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Berikut rumusan tujuannya.

BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
Kesadaran untuk beriman dan Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya iman dan
bertakwa pada Tuhan YME taqwa pada Tuhan YME serta dapat hidup rukun, damai dan saling
menghormati antar umat beragama
Kebiasaan bersikap jujur Peserta didik/konseli dapat menjadi individu yang memiliki
integritas diri serta dapat memancarkan kepercayaan diri dan
sikap yang tidak mementingkan diri sendiri
Kemampuan memiliki kebiasaan jujur Peserta didik/konseli dapat menjadi individu yang memiliki sikap
dan tidak mencontek saat tes jujur dan tidak mencontek
PRIBADI
Kemampuan mengelola emosi dengan Peserta didik/konseli dapat menjadi individu yang mampu
baik mengendalikan emosi
Komunikasi yang jujur dan tetap Peserta didik/konseli mampu membedakan perilaku agresif dan
menjaga perasaan asertif, menerapkan prilaku asertif dengan teman-temannya serta
mengembangkan sikap asertif untuk menunjang prestasi
Melakukan pengenalan/pemahaman Peserta didik/konseli dapat memahami dan menemukan unsur-
diri unsur konsep diri serta memahami dan menerima kelebihan dan
kekurangan secara wajar dan penuh rasa syukur
7
Memahami potensi diri Peserta didik dapat mengenal dan menggali potensi diri serta
berusaha mengoptimalkannya untuk meraih sukses masa depan
Masa perkembangan remaja dan Peserta didik/konseli mampu mengenal ciri-ciri perkembangan
permasalahannya remaja, dapat memahami tugas perkembangan, mengatasi
masalah yang dihadapi dalam perkembangan
Mengenal kepribadian yang dimiliki Peserta didik/konseli mampu mengenal tipe-tipe kepribadian
manusia manusia, mengenal kepribadian yang dimiliki serta dapat tumbuh
menjadi pribadi yang matang
Memiliki kepercayaan diri Peserta didik/konseli dapat memahami ciri-ciri pribadi yang
memiliki rasa percaya diri serta dapat meningkatkan percaya diri
dengan baik untuk mencapai tujuan hidupnya
Kemampuan menjaga kesehatan Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya polah hidup
dengan baik bersih dan sehat serta dapat melakukan kebiasaan hidup bersih
dan sehat sehari-hari yang dapat mempengaruhi kesehatan
Memiliki ciri-ciri/sifat pribadi yang Peserta didik/konseli mampu memiliki perasaan positif untuk
berkarakter membangun pribadi yang berkarakter yang akan berkontribusi
pada peningkatan mutu karakter bangsa
Memiliki rasa tanggung jawab Peserta didik/konseli mampu memiliki rasa tanggung jawab pada
diri sendiri dan orang lain
Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari Konseli mampu mengatur jadwal kegiatan sehari-hari dengan baik
Memiliki keluarga yang harmonis Peserta didik/konseli memiliki keluarga yang harmonis
Merasa nyaman,aman tinggal di Peserta didik/konseli merasa nyaman,aman tinggal di rumah
rumah sendiri sendiri
Mampu menyelesaikan masalah Peserta didik/konseli dapat menyelesaikan masalah dengan
dengan kekeluargaan kekeluargaan
Menjadi pribadi yang mandiri Peserta didik/konseli mampu menjadi pribadi yang mandiri
Mampu menyelesaikan konflik pribadi Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan konflik pribadi
Memiliki pengetahuan tentang norma Peserta didik/konseli memiliki pengetahuan tentang norma
berkeluarga berkeluarga
Mengenal lingkungan sekolah baru Konseli dapat mengenal aspek-aspek penyesuaian diri serta dapat
menerapkan sikap dan kebiasaan dengan lingkungannya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli dapat mengetahui bentuk atau jenis
kenakalan remaja kenakalan remaja, dampak terhadap pribadi dan lingkungan serta
berusaha untuk menghindarinya
Memiliki pemahaman tentang bahaya Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang bahaya dan
rokok dampak rokok bagi kesehatan tubuh dan lingkungan serta cara
untuk menolak ajakan untuk merokok dalam bentuk apapun
Memiliki perilaku sosial yang Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya berprilaku
bertanggung jawab sosial yang baik, serta memiliki sikap untuk hidup bersosial yang
bertanggung jawab dalam sebuah masyarakat
Memahami tentang bullying Peserta didik/konseli mampu memahami tentang bullying, bahaya
prilaku bullying, sebab dan dampak bullying, serta berani cara
melawan tindakan bullying
SOSIAL
Memiliki etika bergaul dengan teman Peserta didik/konseli mampu memahami norma-norma dalam
sebaya masyarakat serta dapat bersosialisasidan bergaul dengan teman
sebaya sesuai dengan etika yang baik
Memiliki sikap sopan santun pada Peserta didik/konseli mampu memahami nilai-nilai dan cara
orang lain bertingkah laku sopan santun dalam kehidupan di luar kelompok
teman sebaya
Memiliki pemahaman tentang dampak Peserta didik/konseli dapat memahami dampak positif dan negatif
dari media social bermain handphone atau media social
Kesadaran sebagai makhluk sosial Peserta didik/konseli memiliki Kesadaran sebagai makhluk sosial
yang harus berinteraksi yang harus berinteraksi
Kemudahan mencari dan disenangi Peserta didik/konseli mudah mencari dan disenangi teman
teman
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang norma
hubungan komunikasi dgn lawan jenis hubungan komunikasi dengan lawan jenis

8
Memahami belajar yang benar di Peserta didik/konseli dapat mengenal sikap dalam belajar serta
SMK/MAK menerapkan sikap dan kebiasaan dalam belajar yang baik di SMK-
MA hingga mencapai prestasi yang lebih luas
Memiliki motivasi untuk berprestasi Peserta didik/konseli mampu memahami pengertian motivasi
berprestasi, mengetahui dan menerapkan cara untuk
meningkatkan motivasi berprestasi
Menemukan cara belajar yang sesuai Peserta didik/konseli dapat memahami dan mengetahui tentang
dengan gaya belajar gaya belajar serta strategi belajarnya untuk masing-masing gaya
belajar tersebut
Kepedulian orang tua pada kegiatan Peserta didik/konseli selalu mendapat perhatian orang tua dalam
belajar belajarnya
Melaksanakan Tugas Sekolah / PR Peserta didik/konseli memiliki kedisiplinan dalam belajar
BELAJAR tepat waktu
Mudah memahami pelajaran Peserta didik dapat memahami teknik memahami pelajaran
Mampu memanfaatkan sumber Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan sumber belajar dalam
belajar kegiatan belajarnya
Kesadaran belajar sesuai jadwal Peserta didik/konseli dapat mengatur waktu belajarnya
Memahami struktru kurikulum sekolah Peserta didik/konseli dapat memahami tentang struktur
kurikulum sekolah
Memiliki semangat belajar Peserta didik/konseli memiliki motivasi dalam belajar
Membentuk belajar kelompok Peserta didik/konseli dapat belajar kelompok dengan temannya
Mengetahui cara memilih lembaga Peserta didik/konseli dapat memilih lembaga bimbingan belajar
bimbil yang baik yang tepat
Pemanfaatan perkembangan teknologi Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan teknologi informasi
informasi untuk belajar
Memperoleh informasi Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan peluang beasiswa yang
bantuan/beasiswa ada
Memperoleh penghasilan untuk biaya Peserta didik/ konseli mampu mengatur kegiatan antara belajar
hidup sambil bekerja
Memiliki kemampuan untuk memilih Peserta didik/konseli mampu memilih kegiatan ekstra kurikuler
kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
KARIR Memiliki kemantapan pada pilihan Peserta didik/konseli mantap pada pilihan peminatan yang telah
peminatan yang diambil diambil
Memahami hubungan hobi, bakat, Peserta didik/konseli mampu memahami peranan hobi, bakat,
minat, kemampuan dan karir minat dalam karir masa depannya
Memiliki perencanaan karir yang baik Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya perencanaan
karir, langkah-langkah dalam merencanakan karir serta mililiki
sikap positif dalam meraih kesuksesan masa depan

F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMK meliputi : (1) layanan dasar, (2) layanan
peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan sistem. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing komponen
1)  Layanan Dasar
Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan
penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian). Berbagai
kegiatan layanan dasar yang dapat dilakukan di antaranya:
a. Bimbingan klasikal (class room group guidance)
b. Bimbingan dalam skala besar (large group guidance)
c. Bimbingan kelompok
9
d. Parenting skills workshop
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang
berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang pribadi,
sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan
dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan
pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan
eksplorasi karir.
Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan
kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan
lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media
inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru
bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran tematik.

2)  Layanan Responsif


Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki
kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Isi layanan responsif ini
antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir.
Tujuan layanan ini ialah memberikan;
 Layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami krisis. Peserta
didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli
yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik dan
 Layanan pencegahan bagi beserta didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan
yang tidak bijaksana.

Bentuk kegiatan layanan responsif adalah:


a. Konseling individual
Konseling individual dilakukan antara konselor dan konseli untuk menyelesaikan masalah
tertentu. Sebelumnya konseling individual dilakukan secara tatap muka. Namun dengan
berkembangnya teknologi, konseling ini dapat juga dilakukan secara virtual dengan media
gmeet/zoom, video call ataupun melalui konseling elektronik email.
b. Konseling kelompok
Konseling kelompok dilakukan oleh konselor dengan beberapa konseli yang memiliki
permasalahan yang sama. Umumnya konseling kelompok dilakukan antara 2-8 konseli
dengan durasi pertemuan antara 45-60 menit persesi. Jumlah sesi yang dilaksanakan
tergantung pada tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang
matang dari konselor pada masing-masing sesinya.

10
11
c. Konsultasi
Konsultasi merupakan kegiatan yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling untuk dua
fungsi yaitu:
1) Sebagai konsultan, guru Bimbingan dan Konseling atau konselor memberi masukan,
saran, berbagi akses bagi peserta didik yang berperan sebagai peer konselor, guru mata
pelajaran, orangtua, pimpinan satuan pendidikan atau pihak lain yang berkepentingan
untuk membangun pemahaman dan kepedulian, kesamaan persepsi dan memberikan
dukungan terhadap penyelesaian masalah peserta didik/konseli. Contoh aktivitas
memberikan konsultasi: melayani orangtua mendiskusikan pilihan lanjutan studi bagi
12
putra/putrinya, melayani guru yang mengkonsultasikan perilaku salah suai peserta
didiknya, melayani siswa yang mengkonsultasikan teman dengan masalah minat belajar
rendah.
2) Sebagai konsulti, guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan kebutuhan
dukungan dalam memperlancar pelaksanaan program layanan Bimbingan dan Konseling
kepada pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, pimpinan satuan pendidikan,
personal ahli/profesi lain yang memiliki kapasitas memberi masukan dalam membantu
pengembangan potensi atau pengentasan masalah peserta didik. Contoh; konselor
berkonsultasi kepada pimpinan sekolah untuk menyusun program, menetapkan lembaga
yang akan bekerjasama dalam memberikan layanan psikotes untuk mendukung
kebutuhan data pada layanan peminatan.

d. Kolaborasi
Kolaborasi adalah suatu kegiatan menjalin kerjasama antara profesioanl atara orang yang
kompeten, terutama antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan professional
lain (guru mata pelajaran, psikolog) atau antara guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan orang atau lembaga lain yang kompeten (orang tua, lembaga industri) yang dapat
memberikan sumbangan pemikiran, dukungan dan atau tenaga dalam melaksanakan
program bimbingan dan konseling secara efektif di SMK. Kolaborasi harus didasarkan atas
kesetaraan, komitmen tentang perwujudan tujuan Pendidikan, kesetaraan sebagai tenaga
professional yang dilakukan dengan komunikasi serta berbagi pemikiran secara terbuka, atau
bekerja bersama-sama secara berkesinambungan. Dalam pelaksanaan kolaborasi, guru
bimbingan dan konseling atau konselor perlu menyususn laporan pelaksanaan kegiatan
kolaborasi.

13
14
e. Konferensi kasus
Konferensi kasus adalah suatu pertemuan untuk memahami dan membahas suatu kasus
secara komprehensif guna menemukan penyelesaian terbaik atas masalah yang dihadapi
peserta didik/konseli berdasarkan pertimbangan dari berbagai pihak yang dapat memberikan
keterangan, kemudahan dan batuan yang diperlukan. Konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup (rahasia), setiap pembicaraan yang terjadi hanya untuk diketahui oleh para peserta
konferensi. Secara umum konferensi kasus dilakukan untuk memfasilitasi peserta didik yang
mengalami permasalahan cukup berat dan membutuhkan koordinasi dari berbagai pihak
seperti wali kelas, orangtua, guru mata pelajaran, ketua program keahlian bahkan kepala
sekolah. Konferensi kasus dilaksanakan setelah guru Bimbingan dan Konseling bersama
dengan wali kelas melaksanakan pembimbingan dan pembinaan kepada peserta didik. ketika
pembinaan sudah berjalan dan peserta didik belum menunjukan perkembangan ataupun
selama berjalannya pembimbingan ada hal-hal yang perlu dikooridinasikan dengan berbagai
pihak maka perlu dilaksanakan konferensi kasus. Sebelum melaksanakan konferensi kasus,
guru Bimbingan dan Konseling perlu menyiapkan data-data yang lengkap berkenaan dengan
permasalahan peserta didik.

15
f. Advokasi
Advokasi adalah pendampingan kepada peserta didik/konseli yang mengalami perlakuan
tidak mendidik, salah, diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal
dengan cara mempengaruhi cara berpikir, berperasaan dan bertindak untuk mendukung
pencapaian perkembangan optimal peserta didik.

16
17
g. Referral, rujukan atau alih tangan.
Alih tangan kasus adalah suatu tindakan mengalihkan penanganan masalah peserta
didik/konseli dari satu pihak kepada pihak lain yang lebih berwenang dan memiliki keahlian.
Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor melakukan alih tangan kasus kepihak lain
karena keahlian dan kewenangannya baik di sekolah (guru mata pelajaran) maupun di luar
sekolah (psikolog, dokter, psikiater). Sebaliknya guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menerima alih tangan kasus peserta didik dari wali kelas, guru mata pelajaran, dan pimpinan
sekolah.

18
19
Komponen Layanan Responsif dalam Bimbingan dan Konseling

3)  Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik


Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan
secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan perencanaan individual
berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan
perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di
sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh
peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil
peserta didik, misalnya dalam bentuk grafik.
Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan kepada
peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok,
bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi.
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli belajar
memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan
secara proaktif terhadap informasi tersebut. Kegiatan yang dapat dilaksanakan diantaranya
adalah bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok, bimbingan lintas kelas,
bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi dengan tema-tema seperti dibawah ini :
a. Penyaluran peserta didik pada kegiatan ekstrakurikuler

20
b. Membantu peserta didik dalam membuat keputusan karir apakah akan berwirausaha, bekerja,
dan atau kuliah.
c. Penguatan motivasi dan bimbingan belajar bagi peserta didik/konseli yang ingin melanjutkan
kuliah di PTN sejak kelas X
d. Memilih hobi yang positif sesuai dengan minatnya
e. Pemantapan jurusan yang telah dipilih sehingga sukses hingga akhir kelulusan.

4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk mendukung dan
meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, dan
layanan peminatan dan perencanaan individual, dan (b) staf personalia sekolah yang lain dalam
melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas
aktivitas manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program Bimbingan dan
Konseling secara keseluruhan.
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1)
administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan
rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan
melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan
tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru
bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya
sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan
dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan
dan konseling atau konselor.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru
bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara
tatap muka dan daring. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :

1. Tindak lanjut asesmen


Pada pembuatan program ataupun saat melaksanakan kegiatan layanan seringkali guru
Bimbingan dan Konseling melakukan asesmen terhadap peserta didik. asesmen yang telah
dilaksanakan perlu diolah untuk mendapatkan hasil yakni berbagai kebutuhan yang dapat
membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Berdasarkan hasil asesmen itulah
maka perlu ada tindak lanjut dari guru Bimbingan dan Konseling, seperti melaksanakan hasil
asesmen dalam bentuk layanan dasar, responsif ataupun peminatan dan perencanaan
individual. Dengan demikian asesmen tidak sekedar di sebar kepada peserta didik tapi juga
memberikan dampak positif kepada mereka.

21
2. Kunjungan Rumah (home visit)
Kunjungan rumah adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling atau konselor dalam rangka melengkapi data, klarifikasi,
konsultasi dan kolaborasi melalui pertemuan tatap muka dengan orangtua/wali peserta didik/konseli di tempat tinggal yang bersangkutan.
Melalui kunjungan rumah guru Bimbingan dan Konseling bisa mendapatkan berbagai informasi seperti hubungan antara peserta didik dengan
orangtua, kondisi perekonomian, fasilitas belajar yang dimiliki serta berbagai kesulitan yang mungkin dialami ketika akan berangkat ke
sekolah.
3. Penyusunan dan pelaporan program Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling perlu disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga memudahkan guru Bimbingan dan
Konseling dalam menjalankan layanan. Program yang sudah dibuat juga sebagai bukti otentik unjuk kerja guru Bimbingan dan Konseling
kepada pihak lain. Dengan demikian pekerjaan guru Bimbingan dan Konseling memiliki dasar dan acuan yang dapat dipertanggungjawabkan
4. Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Setelah melaksanakan program Bimbingan dan Konseling maka guru bimbingan perlu melakukan evaluasi program. Melalui evaluasi ini maka
ada gambaran mengenai layanan yang telah diberikan, apakah sudah sesuai kebutuhan peserta didik dalam artian peserta didik merasa puas
atas layanan yang diberikan ataukah perlu ada peningkatan dan pembaharuan program menjadi lebih baik.
5. Pelaksanaan administrasi dan mekanisme Bimbingan dan Konseling
Selama melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling diperlukan administrasi secara terstrukur dalam upaya himpunan data yang
memudahkan dokumentasi. Berbagai pengadministrasian yang perlu dilakukan diantaranya adalah:
1) Penyusunan angket dan penyimpanan hasil asesmen secara baik
2) Penyusunan program Bimbingan dan Konseling
3) Pembuatan laporan kegiatan seperti catatan konseling, bimbingan/konseling kelompok, rekapitulasi kasus yang dihadapi, kegiatan
konsultasi
4) Penyusunan laporan dan evaluasi Bimbingan dan Konseling
6. Kegiatan tambahan guru Bimbingan dan Konseling
Secara umum guru Bimbingan dan Konseling akan merangkap jabatan selama menjalankan fungsinya di sekolah, seperti staf kesiswaan, wali
kelas, pengurus BKK bahkan masuk dalam manajemen sekolah. ini merupakan tantangan bagi guru Bimbingan dan Konseling bagaimana
jabatan lain yang diembannya menjadi pendorong untuk makin mengoptimalkan fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah sehingga dapat
meningkatkan kolaborasi positif dengan setiap personil sekolah.
7. Pengembangan profesional
Guru Bimbingan dan Konseling harus selalu meningkatkan kualitas diri sebagai pribadi dan juga secara profesional sehingga kinerja di sekolah
makin berkembang. Berbagai upaya dalam pengembangan profesional yang dapat dilakukan diantaranya:
1) Meningkatkan pengetahuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling
2) Aktif dalam organisasi profesi (MGBK, ABKIN, IBKS)
3) Aktif dalam kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya)
4) Melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi

Alokasi waktu kegiatan dari komponen program berdasar hasil angket adalah sebagai berikut:

JUMLAH PERHITUNGAN
NO KOMPONEN PROGRAM NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN PROPORSI
LAYANAN WAKTU/JAM
1 Layanan Dasar 1 Implementasi Iman dan Taqwa dalam kehidupan 26 46% 47% x 24 = 11,28
modern
2 Kejujuran dan Integritas
3 Kebiasaan mencontek dan akibatnya
4 Sikap dan Perilaku Asertif
5 Konsep diri remaja
6 Potensi diri remaja
7 Psikologi remaja dan permasalahannya
8 Kepribadian Manusia
9 Membangun Rasa Percaya Diri
1 Pola Hidup Bersih dan Sehat
0
1 Menjadi pribadi yang berkarakter
1
1 Jadwal kegiatan sehari-hari
2
1 Penyesuaian Diri Remaja di Sekolah Baru
3
1 Kenakalan Remaja dan Cara Menghindarinya
4
1 Bahaya rokok dan dampaknya
5
1 Prilaku sosial yang bertanggung jawab
6
1 Stop Bullying !
7
1 Etika pergaulan dengan teman sebaya
8
1 Sikap sopan santun dalam kehidupan
9
2 Dampak handphone (medsos)
0
2 Kita sebagai makhluk social
1
2 Kiat mencari teman
2
2 Kiat sukses belajar di SMAK-MAK
3
2 Motivasi berprestasi
4
2 Strategi belajar sesuai dengan gaya belajar
5
2 Orientasi kurikulum sekolah
6
2 Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta 1 Informasi Beasiswa 6 11% 14% x 24 = 3,36
Didik 2 Kiat belajar sambil bekerja
3 Cara memilih Ekskul
4 Mantap pada pilihan peminatan
5 Hobi, bakat, minat, kemamapuan dan Karir
6 Perencanaan Karir Masa Depan

3 Layanan Responsif 1 Mengelola emosi dengan baik 18 32% 24% x 24 = 5,76


2 Rasa tanggung jawab
3 Keluarga yang harmonis
4 Rumahku surgaku
5 Mengatasi masalah dengan anggota keluarga
6 Menjadi pribadi mandiri
7 Kiat mengatasi konflik pribadi
8 Norma keluarga
9 Kita sebagai makhluk social
1
0 Norma hubungan dengan lawan jenis
1 Kepedulian orang tua
1
1 Disiplin Mengerjakan Tugas
2
1 Tips memahami pelajaran
3
1 Pentingnya Disiplin Belajar
4
1 Belajar sesuai jadwal
5
1 Motivasi belajar
6
1 Memilih lembaga bimbel
7
1
8 Memanfaatkan IT untuk meraih prestasi
1
9
2
0
4 Dukungan Sistem 1 Pengembangan Jejaring 7 12% 15% x 24 = 3,6
2 Kegiatan Manajemen
3 Pengembangan staf
4 Kunjungan rumah
5 Kolaborasi
6 Pengembangan Profesi Konselor
a. In House Training
b. Pendidikan Lanjut
7 Penelitian dan Pengembangan

JUMLAH JAM 57 100% 24

G. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
Terkait dengan pengembangan aspek-aspek perkembangan peserta didik, program Bimbingan dan Konseling mencakup empat bidang,
yaitu:
1. Bimbingan dan Konseling Belajar. Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar,
memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan
belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Tema-tema yang bisa diberikan diantaranya:
 pengembangan kecakapan belajar yang efektif,
 penguatan motivasi belajar,
 pengembangan sikap belajar sepanjang hayat (life long learning),
 pengembangan kebiasaan belajar yang positif,
 pengembangan kecakapan mengatasi masalah belajar.

2. Bimbingan dan Konseling Pribadi.


Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan
aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan
dalam kehidupannya. Tema-tema yang bisa diberikan diantaranya:
 pengembangan kesadaran beragama;
 pengembangan pemahaman potensi diri, dan kemampuan mengaktualisasikannya;
 pengembangan sikap positif atau respek terhadap diri sendiri;
 pengembangan sikap optimis (positive thinking);
 pengembangan kemampuan berpikir kreatif, inovatif, dan kritis;
 pengembangan kemampuan mengelola gaya hidup yang sehat;
 pengembangan kemampuan mengelola stress.

3. Bimbingan dan Konseling Sosial.


Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan
dalam kehidupannya. Tema-tema yang bisa diberikan diantaranya:
 pengembangan sikap-sikap positif (empati, altruis, toleran, peduli dan kerjasama atau gotong royong);
 pengembangan kemampuan berinteraksi sosial secara positif dan konstruktif dengan orang lain (orangtua, pimpinan sekolah, guru,
teman, dan staf sekolah).
 Pengembangan kemampuan menyelesaikan konflik secara positif.

4. Bimbingan dan Konseling Karir. Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli
untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara
rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan
dalam kehidupannya. Tema-tema yang bisa diberikan diantaranya:
 Pengenalan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan jurusan yang dipilihnya,
 Pengenalan bidang pekerjaan sesuai dengan jurusan yang dipilihnya;
 Penguatan softskill yang mendukung pekerjaan sesuai dengan jurusan yang dipilihnya;
 Penguatan mental berwirausaha.

H. MENGEMBANGKAN TEMA/TOPIK LAYANAN BK


Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial,
belajar dan karier yang akan dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)

BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN
PRIBADI Kesadaran untuk beriman dan Peserta didik/konseli mampu memahami Implementasi Iman
bertakwa pada Tuhan YME pentingnya iman dan taqwa pada Tuhan YME dan Taqwa dalam
serta dapat hidup rukun, damai dan saling kehidupan modern
menghormati antar umat beragama
Kebiasaan bersikap jujur Peserta didik/konseli dapat menjadi individu Kejujuran dan
yang memiliki integritas diri serta dapat Integritas
memancarkan kepercayaan diri dan sikap
yang tidak mementingkan diri sendiri
Kemampuan memiliki Peserta didik/konseli dapat menjadi individu Kebiasaan mencontek
kebiasaan jujur dan tidak yang memiliki sikap jujur dan tidak dan akibatnya
mencontek saat tes mencontek
Kemampuan mengelola emosi Peserta didik/konseli dapat menjadi individu Mengelola emosi
dengan baik yang mampu mengendalikan emosi dengan baik
Komunikasi yang jujur dan Peserta didik/konseli mampu membedakan Sikap dan Perilaku
tetap menjaga perasaan perilaku agresif dan asertif, menerapkan Asertif
prilaku asertif dengan teman-temannya serta
mengembangkan sikap asertif untuk
menunjang prestasi
Melakukan Peserta didik/konseli dapat memahami dan Konsep diri remaja
pengenalan/pemahaman diri menemukan unsur-unsur konsep diri serta
memahami dan menerima kelebihan dan
kekurangan secara wajar dan penuh rasa
syukur
Memahami potensi diri Peserta didik/konseli dapat mengenal dan Potensi diri remaja
menggali potensi diri serta berusaha
mengoptimalkannya untuk meraih sukses
masa depan
Masa perkembangan remaja Peserta didik/konseli mampu mengenal ciri- Psikologi remaja dan
dan permasalahannya ciri perkembangan remaja, dapat memahami permasalahannya
tugas perkembangan, mengatasi masalah
yang dihadapi dalam perkembangan
Mengenal kepribadian yang Peserta didik/konseli mampu mengenal tipe- Kepribadian Manusia
dimiliki manusia tipe kepribadian manusia, mengenal
kepribadian yang dimiliki serta dapat tumbuh
menjadi pribadi yang matang
Memiliki kepercayaan diri Peserta didik/konseli dapat memahami ciri- Membangun Rasa
ciri pribadi yang memiliki rasa percaya diri Percaya Diri
serta dapat meningkatkan percaya diri
dengan baik untuk mencapai tujuan hidupnya
Kemampuan menjaga Peserta didik/konseli mampu memahami Pola Hidup Bersih dan
kesehatan dengan baik pentingnya polah hidup bersih dan sehat Sehat
serta dapat melakukan kebiasaan hidup
bersih dan sehat sehari-hari yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Memiliki ciri-ciri/sifat pribadi Peserta didik/konseli mampu memiliki Menjadi pribadi yang
yang berkarakter perasaan positif untuk membangun pribadi berkarakter
yang berkarakter yang akan berkontribusi
pada peningkatan mutu karakter bangsa
Memiliki rasa tanggung jawab Peserta didik/konseli mampu memiliki rasa Rasa tanggung jawab
tanggung jawab pada diri sendiri dan orang
lain
Mengatur jadwal kegiatan Peserta didik/konseli mampu mengatur Mengatur jadwal
sehari-hari jadwal kegiatan sehari-hari dengan baik kegiatan sehari-hari
Memiliki keluarga yang Peserta didik/konseli memiliki keluarga yang Keluarga yang
harmonis harmonis harmonis
Merasa nyaman,aman tinggal Peserta didik/konseli merasa nyaman,aman Rumahku surgaku
di rumah sendiri tinggal di rumah sendiri
Mampu menyelesaikan Peserta didik/konseli dapat menyelesaikan Mengatasi masalah
masalah dengan kekeluargaan masalah dengan kekeluargaan dengan anggota
keluarga
Menjadi pribadi yang mandiri Peserta didik/konseli mampu menjadi pribadi Menjadi pribadi
yang mandiri mandiri
Mampu menyelesaikan konflik Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan Kiat mengatasi konflik
pribadi konflik pribadi pribadi
Memiliki pengetahuan tentang Peserta didik/konseli memiliki pengetahuan Norma keluarga
norma berkeluarga tentang norma berkeluarga
SOSIAL Mengenal lingkungan sekolah Peserta didik/konseli dapat mengenal aspek- Penyesuaian Diri
baru aspek penyesuaian diri serta dapat Remaja di Sekolah
menerapkan sikap dan kebiasaan dengan Baru
lingkungannya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli dapat mengetahui Kenakalan Remaja dan
kenakalan remaja bentuk atau jenis kenakalan remaja, dampak Cara Menghindarinya
terhadap pribadi dan lingkungan serta
berusaha untuk menghindarinya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman Bahaya rokok dan
bahaya rokok tentang bahaya dan dampak rokok bagi dampaknya
kesehatan tubuh dan lingkungan serta cara
untuk menolak ajakan untuk merokok dalam
bentuk apapun
Memiliki perilaku sosial yang Peserta didik/konseli mampu memahami Prilaku sosial yang
bertanggung jawab pentingnya berprilaku sosial yang baik, serta bertanggung jawab
memiliki sikap untuk hidup bersosial yang
bertanggung jawab dalam sebuah masyarakat
Memahami tentang bullying Peserta didik/konseli mampu memahami Stop Bullying !
tentang bullying, bahaya prilaku bullying,
sebab dan dampak bullying, serta berani cara
melawan tindakan bullying
Memiliki etika bergaul dengan Peserta didik/konseli mampu memahami Etika pergaulan
teman sebaya norma-norma dalam masyarakat serta dapat dengan teman sebaya
bersosialisasidan bergaul dengan teman
sebaya sesuai dengan etika yang baik
Memiliki sikap sopan santun Peserta didik/konseli mampu memahami Sikap sopan santun
pada orang lain nilai-nilai dan cara bertingkah laku sopan dalam kehidupan
santun dalam kehidupan di luar kelompok
teman sebaya
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli dapat memahami Dampak handphone
dampak dari media social dampak positif dan negatif bermain (medsos)
handphone atau media social
Kesadaran sebagai makhluk Peserta didik/konseli memiliki Kesadaran Interaksi sebagai
sosial yang harus berinteraksi sebagai makhluk sosial yang harus makhluk sosial
berinteraksi
Kemudahan mencari dan Peserta didik/konseli mudah mencari dan Kiat mencari teman
disenangi teman disenangi teman
Memiliki pemahaman tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman Hubungan komunikasi
hubungan komunikasi dengan tentang norma hubungan komunikasi dengan dengan lawan jenis
lawan jenis lawan jenis
BELAJAR Memahami belajar yang benar Peserta didik/konseli dapat mengenal sikap Kiat sukses belajar di
di SMK/MAK dalam belajar serta menerapkan sikap dan SMK-MAK
kebiasaan dalam belajar yang baik di SMK-
MAK hingga mencapai prestasi yang lebih luas
Memiliki motivasi untuk Peserta didik/konseli mampu memahami Motivasi berprestasi
berprestasi pengertian motivasi berprestasi, mengetahui
dan menerapkan cara untuk meningkatkan
motivasi berprestasi
Menemukan cara belajar yang Peserta didik/konseli dapat memahami dan Strategi belajar sesuai
sesuai dengan gaya belajar mengetahui tentang gaya belajar serta dengan gaya belajar
strategi belajarnya untuk masing-masing gaya
belajar tersebut
Kepedulian orang tua pada Peserta didik/konseli selalu mendapat Kepedulian orang tua
kegiatan belajar perhatian orang tua dalam belajarnya terhadap belajar anak
Melaksanakan Tugas Sekolah / Peserta didik/konseli memiliki kedisiplinan Disiplin Mengerjakan
PR tepat waktu dalam belajar Tugas
Mudah memahami pelajaran Peserta didik/konseli dapat memahami Tips memahami
teknik memahami pelajaran pelajaran
Mampu memanfaatkan sumber Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan Manfaat sumber
belajar sumber belajar dalam kegiatan belajarnya belajar
Kesadaran belajar sesuai jadwal Peserta didik/konseli dapat mengatur waktu Belajar sesuai jadwal
belajarnya
Memahami struktru kurikulum Peserta didik/konseli dapat memahami Srtuktur kurikulum
sekolah tentang struktur kurikulum sekolah sekolah
Memiliki semangat belajar Peserta didik/konseli memiliki motivasi Motivasi belajar
dalam belajar
Membentuk belajar kelompok Peserta didik/konseli dapat belajar kelompok Belajar kelompok yang
dengan temannya efektif
Mengetahui cara memilih Peserta didik/konseli dapat memilih lembaga Memilih lembaga
lembaga bimbil yang baik bimbingan belajar yang tepat bimbel yang tepat
Pemanfaatan perkembangan Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan Memanfaatkan IT
teknologi informasi teknologi informasi untuk belajar untuk meraih prestasi
Memperoleh informasi Peserta didik/konseli dapat memanfaatkan Strategi memperoleh
bantuan/beasiswa peluang beasiswa yang ada Beasiswa
Memperoleh penghasilan Peserta didik/ konseli mampu mengatur Kiat belajar sambil
untuk biaya hidup kegiatan antara belajar sambil bekerja bekerja
Memiliki kemampuan untuk Peserta didik/konseli mampu memilih Cara memilih Ekskul
memilih kegiatan ekstra kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
kurikuler bakat, minat dan kemampuannya
Memiliki kemantapan pada Peserta didik/konseli mantap pada pilihan Mantap pada pilihan
KARIR pilihan peminatan yang diambil peminatan yang telah diambil peminatan
Memahami hubungan hobi, Peserta didik/konseli mampu memahami Hobi, bakat, minat,
bakat, minat, kemampuan dan peranan hobi, bakat, minat dalam karir masa kemamapuan dan
karir depannya Karir
Memiliki perencanaan karir Peserta didik/konseli mampu memahami Perencanaan Karir
yang baik pentingnya perencanaan karir, langkah- Masa Depan
langkah dalam merencanakan karir serta
mililiki sikap positif dalam meraih kesuksesan
masa depan
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan layanan yang diupayakan untuk memberikan pemahaman diri kepada peserta didik
sehingga mereka bisa mencapai tugas perkembangan secara optimal. Pada perjalanannya, layanan Bimbingan dan Konseling perlu mengikuti
perkembangan teknologi informasi, tidak hanya untuk memudahkan pekerjaan administrasi guru Bimbingan dan Konseling tapi juga sebagai
usaha memberikan layanan yang terbaik dan terbaru kepada peserta didik. Selain itu, layanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi
informasi menjadi salah satu solusi bagi guru yang tidak memiliki jadwal klasikal terstruktur di kelas. Dengan demikiam, guru Bimbingan dan
Konseling dapat tetap memberikan layanan yang bermanfaat bagi peserta didik. Berbagai kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling berbasis
teknologi informasi diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Asesmen kebutuhan
Sebelum merancang program layanan Bimbingan dan Konseling tentunya dilaksanakan asesmen kebutuhan kepada peserta didik. Asesmen
ini merupakan salah satu kegiatan administrasi yang cukup merepotkan karena biasanya berhubungan dengan banyak peserta didik dan
proses penginputan data yang memakan waktu. Melalui teknologi proses ini menjadi lebih cepat dan dapat menghasilkan data yang
dibutuhkan dengan lebih terstruktur. Asesmen yang dibuat oleh guru BK seperti DCM (Daftar Cek Masalah), AUM (Alat Ungkap Masalah)
ataupun berbagai angket yang dibuat oleh guru Bimbingan dan Konseling menjadi lebih mudah dengan bantuan google formulir ataupun
formulir Zoho. Adanya bantuan teknologi tersebut juga dapat membantu guru Bimbingan dan Konseling dalam membuat kesimpulan dan
juga persentase dari berbagai program yang telah dilaksanakan.

2. Instagram Bimbingan dan Konseling


Melalui media sosial kita dapat lebih fleksibel memberikan layanan informasi kepada peserta didik karena tidak dibatasi oleh waktu dan
bisa diakses oleh mereka kapan saja. Selain itu, saat ini banyak waktu remaja didominasi dengan mengakses media sosialnya di waktu
luang. Oleh karena itu, kita sebagai guru Bimbingan dan Konseling perlu mengambil peluang tersebut dengan mencoba menarik perhatian
mereka kepada media sosial yang banyak mereka perhatikan. Instagram menjadi salah satu media sosial favorit karena mudah digunakan,
dapat menampilkan aktivitas teman bahkan artis favoritnya dan tentunya dapat menunjukan eksistensi mereka di dunia maya. Untuk itu,
guru Bimbingan dan Konseling dapat membuat akun khusus untuk membuat berbagai layanan berbasis media instagram. Berbagai bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan melalui media sosial ini adalah :
a) Layanan informasi di beranda instagram
Guru Bimbingan dan Konseling bisa menampilkan berbagai informasi melalui beranda instagram. Berbagai informasi bisa berupa jadwal
layanan konseling, pengumuman lomba di sekolah, prestasi yang dimiliki sekolah, pengumaman peserta didik yang mendapatkan
beasiswa ataupun kalimat motivasi. Setelah membuat berbagai informasi, guru Bimbingan dan Konseling bisa mengirimkan
link/alamatnya kepada grup kelas sehingga informasi yang sudah diunggah bisa dinikmati oleh peserta didik.
b) Layanan informasi pada pembaharuan status
Remaja senang untuk melihat kabar dari teman yang ada di lingkaran media sosialnya. Untuk itu, kita juga perlu menunjukan eksistensi
layanan bimbinan konseling dengan terus memperbaharui status akun yang ada. Bentuk pembaharuan status tidak selalu berbentuk
materi, bisa saja berupa link informasi dari akun lain, berita terkini yang sedang viral, ataupun berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menarik minat peserta didik
c) Talkshow berbasis siaran langsung
Salah satu fitur yang dimiliki oleh instagram adalah siaran langsung. Fitur ini bisa digunakan untuk melakukan layanan informasi seperti
talkshow dengan berbagai materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Sebelum melakukan kegiatan, guru Bimbingan dan Konseling
bisa membuat poster online yang berisi tema dan jadwal kegiatan dan disebarkan melalui grup kelas. Kita juga bisa meminta bantuan
pengurus osis untuk menjadi pendamping kita dalam melaksanakan kegiatan. Berbagai tema yang bisa diangkat diantaranya;
 Kisah sukses alumni (guru Bimbingan dan Konseling bisa mengundang alumni sebagai pembicara)
 Pilihan karir setelah lulus SMK
 Self Love
 Kiat sukses wirausaha muda berdamai dengan orangtua

3. Channel Youtube
Youtube menjadi salah satu media sosial yang merajai aktivitas waktu luang peserta didik. Semakin hari banyak peserta didik kita yang
bercita-cita menjadi youtuber karena adanya popularitas dan juga iming-iming rupiah yang cukup banyak. Guru Bimbingan dan Konseling
juga dapat menggunakan media sosial ini untuk menampiilkan berbagai video yang memiliki durasi cukup panjang. Guru Bimbingan dan
Konseling dapat membuat chanel youtube secara personal dengan nama akun Bimbingan dan Konseling di sekolahnya. Melalui media
sosial ini, guru Bimbingan dan Konseling juga dapat mendokumentasikan media belajar yang dimiliki sehingga dapat digunakan berkali-kali
pada kelas yang berbeda.

4. Website Bimbingan dan Konseling


Website menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk membuat layanan Bimbingan dan
Konseling terstruktur secara online. Saat ini sudah banyak ditemui banyak penyedia website secara gratis dan tutorialnya banyak ditemui di
mesin pencari online. Berbagai informasi mengenai layanan Bimbingan dan Konseling, bentuk layanan yang diberikan kepada peserta didik
hingga materi layanan bisa dituangkan dalam website.

5. Papan bimbingan berbasis padlet


Salah satu layanan berbasis teknologi yang cukup mudah digunakan adalah padlet. Media ini memungkinkan kita untuk mengetik,
merekam suara, tambahkan hyperlink, menambahkan foto, menambahkan dokumen dengan tampilan yang bisa kita atur sesuai
kebutuhan.

6. Bimbingan dan Konseling kelompok berbasis Google Meet/Zoom


Adanya pandemi yang melanda dunia ini menyadarkan kita akan pentingnya komunikasi dan juga teknologi informasi. Hal ini tentunya bisa
dimanfaatkan dengan baik oleh guru Bimbingan dan Konseling. Selama belum melaksanakan tatap muka, layanan Bimbingan dan
Konseling kelompok bisa diupayakan melalui google meet ataupun aplikasi zoom. Kedepannya, aplikasi ini sangat memungkinkan
digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk melakukan tatap muka secara virtual dengan orangtua peserta didik yang terkendala
datang ke sekolah.

7. Konseling individu berbasis video call


Konseling individual menjadi salah satu layanan yang penting bagi peserta didik. Selama pandemi, konseling berbasis video call menjadi
salah satu alternatif yang bisa dilakukan guru Bimbingan dan Konseling untuk memahami permasalahan peserta didik. tidak menutup
kemungkinan, layanan berbasis teknologi ini akan dilakukan ketika peserta didik mengalami permasalahan untuk bertemu langsung dengan
guru Bimbingan dan Konseling.

I. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOAL (ACTION PLAN)


Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang didapat dari hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian siswa. Rencana
kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas perkembangan atau standar kompetensi kemandirian siswa
(c)   Komponen layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan system
(d)   Strategi layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan
dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah bimbingan
(e)   Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
(f)      Materi,
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
(g)     Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(h)     Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas kerja dan sebagainya.
(i)       Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan layanan.
(j)       Ekuivalensi,
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud
No.111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).

RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING

EKUI
BIDANG KOMPONEN STRATEGI KE EVA
TUJUAN LAYANAN MATERI METODE MEDIA VALE
LAYANAN PROGRAM LAYANAN LAS LUASI
NSI
PRIBADI Peserta didik memiliki kesadaran untuk Dewasa itu apa?
mengukur tingkat kedewasaan Ceramah, Proses
Bimbingan (mengukur Slide Power 1 x 35
Dasar X Diskusi, dan dan
Klasikal kedewasaan Point Menit
Video Hasil
peserta didik

Peserta didik mampu memiliki kebiasaan Proses


Bimbingan Motivasi Ceramah, Slide Power 1 x 35
untuk menumbuhkan rasa motivasi Dasar X dan
Klasikal Berprestasi Diskusi Point Menit
berprestasi Hasil
Peserta didik memiliki pemahaman dan
Proses
kesadaran bahwa emosi adalah peran Bimbingan Slide Power 1 x 35
Dasar X Emosi (Afektif) Role Playing dan
penting dalam dinamika kepribadian, dan Klasikal Point Menit
Hasil
kejiawaan dalam setiap peserta didik

Proses
Peserta didik dapat mengenali dan memiliki Bimbingan Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X Potensi Diri dan
kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya Klasikal Angket Point Menit
Hasil

Proses
Peserta didik dapat memahami diri dan Bimbingan Menjadi Pribadi Ceramah, Slide Power 1 X 35
Dasar X dan
memiliki visi, misi dan sasaran yang jelas Klasikal Mandiri Diskusi, Video Point Menit
Hasil

10 Kunci Proses
Peserta didik dapat mengetahui pentingnya Bimbingan Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X Persahabatan dan
kunci menjalin persahabatan yang baik Klasikal Diskusi, Video Point Menit
yang baik Hasil
SOSIAL
Peserta didik dapat memahami jenis-jenis
8 Resep Proses
hubungan yang sehat dan langgeng, baik Bimbingan Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X Hubungan Sehat dan
hubungan pertemanan, asmara maupun Klasikal Diskusi Point Menit
Dan Langgeng Hasil
perkawinan
Cara Untuk
Peserta didik dapat memahami pentingnya Proses
Bimbingan Berteman Ceramah, Slide Power 1 x 35
cara-cara yang efektif untuk berteman Dasar X dan
Klasikal Banyak Orang Diskusi, Video Point Menit
banyak orang dengan mudah Hasil
Dengan Mudah

Proses
Peserta didik mampu mengetahui tentang Bimbingan Bergaul Secara Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X dan
ciri-ciri pergaulan yang tidak sehat Klasikal Cerdas Diskusi, Video Point Menit
Hasil

Peserta didik mampu mengenali tentang Menjalin Kerja Ceramah, Proses


Bimbingan Slide Power 1 x 35
pentingnya kerja sama, membina team kerja, Dasar X Sama dengan Diskusi, Role dan
Klasikal Point Menit
dan latihan kerja sama Rekan Kerja Playing Hasil
Peserta didik mampu mengetahui tentang Proses
Bimbingan Ceramah, Slide Power 1 x 35
faktor-faktor dalam mengembangkan Dasar X Motivasi Belajar dan
Klasikal Diskusi, Video Point Menit
motivasi belajar Hasil

Proses
BELAJAR Peserta didik dapat mengenali suatu cara Bimbingan Cara Belajar Yang Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X dan
efektif untuk belajar dengan menyenangkan Klasikal Menyenangkan Diskusi Point Menit
Hasil

Peserta didik dapat memiliki kompetensi


Ceramah, Proses
sesuai dengan program keahliannya masing- Bimbingan Cara Dan Sikap Slide Power 1 x 35
Dasar X Diskusi, dan
masing dan mengetahui sikap dan kebiasaan Klasikal Belajar Di SMK Point Menit
Angket Hasil
belajar yang positif

Ceramah, Proses
Peserta didik dapat mengenali hal yang Bimbingan Mengapa Belajar Slide Power 1 x 35
Dasar X Diskusi, dan
membuat belajar menjadi susah Klasikal Jadi Susah? Point Menit
Angket Hasil

3 Kondisi Yang Proses


Peserta didik mampu mengetahui kondisi Bimbingan Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X Mempengaruhi dan
yang menunjang terhadap hasil belajarnya Klasikal Diskusi, Video Point Menit
Semangat Belajar Hasil

Peserta didik mampu meningkatkan rasa Ceramah, Proses


Bimbingan Slide Power 1 x 35
percaya diri dengan baik untuk mencapai Dasar X Karir Dan Impian Video, dan dan
Klasikal Point Menit
tujuan Karirnya Angket Hasil

KARIR Peserta didik mampu menjadikan moto Proses


Bimbingan Siapa Bilang Kita Ceramah, Slide Power 1 x 35
hidup “Siapa Bilang Kita Tidak Bisa” untuk Dasar X dan
Klasikal Tidak Bisa Diskusi, Video Point Menit
mencapai sesuatu yang baik Hasil

Proses
Peserta didik mampu mengelola Pem&Perenc Bimbingan Kiat mengelola Ceramah, Slide Power 1 x 35
X dan
perencanaan keuangan Indv Klasikal keuangan Diskusi Point Menit
Hasil
Proses
Peserta didik dapat mengetahui pentingnya Bimbingan Langkah Meraih Ceramah, Slide Power 1 x 35
Dasar X dan
meraih kesuksesan Klasikal Kesuksesan Diskusi Point Menit
Hasil

Peserta didik dapat mengetahui tentang


informasi pekerjaan, informasi pendidikan Ceramah, Proses
Konseling Slide Power 1 x 35
Dasar X Wawasan Karir Diskusi, dan
dan informasi jabatan yang sesuai dan cocok Individu Point Menit
Angket Hasil
untuk potensi bakat, minat dan cita-citanya.

Anda mungkin juga menyukai