Anda di halaman 1dari 51

PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING


TAHUN AJARAN 2023/2024
PROGRAM TAHUNAN

A. RASIONAL
Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan komponen integral sistem pendidikan pada
setiap satuan pendidikan, yang berupaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik agar
mencapai perkembangan yang utuh dan optimal. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melakukan pengembangan kurikulum menjadi Kurikulum Merdeka. Salah satu barometer yang
dijadikan alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan adalah survey “Trends in
International Math and Science” oleh Global Institute, dimana berdasarkan survey tersebut hanya
5 persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang
memerlukan penalaran. Sedangkan peserta didik Korea sanggup mengerjakannya mencapai 71
persen.

Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan
budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan
nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi, kebutuhan,
dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut.
Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan
optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran
tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan.
Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan
sekolah.

Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta
didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Dalam upaya mendukung pencapaian tugas
perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan
kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
pada setiap jenjang memiliki arah dan tujuan sesuai tugas perkembangan konseli yang dirumuskan
dalam bentuk Capaian Layanan Bimbingan Konseling (CL-BK). Dalam CL-BK terdapat 11 aspek
perkembangan yaitu (1) landasan hidup religius, (2) landasan perilaku etis, (3)
kematangan emosi, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab,(6) kesadaran
gender, (7) pengembangan pribadi, (8) perilaku kewirausahaan(kemandirian perilaku ekonomis),
(9) wawasan kesiapan karier, (10) kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11)
mencapai kematangan dan kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga. Merujuk pada rumusan
CL-BK maka tujuan dan arah layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 2 Timang Gajah
adalah memfasilitasi tercapainya sebelas aspek perkembangan secara utuh dan optimal.
Program bimbingan dan konseling yang disusun harus mewadahi seluruh kegiatan layanan
untuk diberikan kepada peserta didik dalam rangka menyelesaikan tahap capaian layanan dalam
rangka menyelesaikan tugas perkembangan sesuai jenjang usianya. Oleh karena itu layanan
bimbingan dan konseling harus dirancang agar sejalan dengan standar kompetensi kemandirian
peserta didik (SKKPD) yang dijabarkan dalam capaian layanan bimbingan dan konseling pada
fase E, serta terintegrasi dalam struktur kurikulum untuk mendukung terwujudnya profil pelajar
Pancasila.
B. DASAR HUKUM

1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah
termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan
konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau
lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud
dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian perhatian,
pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya 150 (seratus
lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka
terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan
memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru
bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban
kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250
dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang
berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkanbahawa
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang
mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c)
layanan responsif; dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan
konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidangan layanan belajar, (c) bidang
layanan sosial, (d) bidang layanan karir.
C. TUJUAN

Model Bimbingan dan Konseling ini bertujuan untuk memberi acuan penyelenggaraan
layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas. Secara khusus, ini bertujuan
untuk:

1. Memudahkan guru bimbingan dan konseling dalam menyusun desain pelayanan


bimbingan dan konseling di sekolah
2. Dapat menggambarkan berbagai layanan yang akan diselenggarakan disekolah
3. Memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam upaya memahami
kebutuhan dan karakteristik perkembangan peserta didik atau konseli dasar dalam
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
4. Memfasilitasi guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam pengelolaan
program bimbingan dan konseling di sekolah, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengembangan program bimbingan dan konseling
5. Memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam penyelenggaraan
berbagai layanan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu peserta didik
mencapai perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek kehidupannya
D. VISI DAN MISI
1. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Timang Gajah
a. Visi SMA Negeri 2 Timang Gajah adalah terwujudnya peserta didik berprestasi
dalam IPTEK dan berakhlak mulia.
b. Misi SMA Negeri 2 Timang Gajah yaitu :
1) Menciptakan individu yang memiliki karakter religious dalam hal pelaksanaan
ritual ibadah
2) Membiasakan individu memiliki karakter yang berintegritas
3) Menumbuhkan rasa persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan
4) Membiasakan individu selalu menjaga lingkungan sekitar
5) Menciptakan suasana pembelajaran yang mandiri, kreatif, inovastif dan bernalar
kritis
6) Membangun kemampuan individu siap berkompetensi secara global dalam IPTEK
7) Menjalankan system Pendidikan yang berkualitas
2. Visi dan Misi Bimbingan Konseling
a. Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan bimbingan dan konseling
yang profesional dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli menuju
terwujudnya generasi emas yang beriman, beriptek,berbudaya dan peduli lingkungan

b. Misi Bimbingan dan Konseling


1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang dapat meningkatkan
keimanan, mencintai budaya lokal dan lingkungannya bagi peserta didik/konseli
sehingga menjadi insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, serta dapat menghargai sesama.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua,
Kepala Sekolah beserta staffnya dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling serta dalam menyelenggarakan Pendidikan
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui
kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

E. IDENTIFIKASI CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Pada jenjang SMA dibagi menjadi dua fase yaitu fase E dan F yang merupakan kelanjutan
dari Fase D di SMP. Alur capaian menunjukan tahapan kompetensi yang harus dilalui peserta didik
sehingga dikatakan aspek perkembangan terpenuhi dengan baik. Pada fase E peserta didik mampu
menerapkan pengetahuan keberagaman atas keyakinan yang dimiliki secara konsisten melalui sikap
dan perilaku sehari-hari dan berperilaku berdasarkan norma dan aspek etis.Kurikulum paradigma
baru pada sekolah penggerak merupakan penerus dari proses peningkatan kualitas pembelajaran
yang telah diinisiasi kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pada kurikulum
ini tercakup tujuan pembelajaran secara umum yang akan dicapai pada aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dirangkai sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga
akan membangun kompetensi yang utuh yang dinyatakan sebagai Capaian Pembelajaran (CP).
Dalam layanan bimbingan dan konseling tujuan pencapaian kompetensi ini ini disebut Capaian
Layanan (CL) yang dikembangkan dari standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD).
Capaian Pembelajaran disusun dalam fase E dan F sehingga peserta didik memiliki kesempatan
untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian, kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya. Muatan
atau konten dikurangi agar peserta didik memiliki waktu yang memadai untuk menguasai
kompetensi yang ditargetkan.
Deskripsi Alur Capaian Layanan Bimbingan Konseling (CL-BK) Jenjang SMA
No Aspek Perkembangan Fase E (SMA Kelas X)
Pada Fase ini peserta didik dapat
1 Landasan HidupReligius Landasan religious adalah fondasi yang dimiliki peserta
didik/konseli dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kayakinan dalam kehidupan sehari-
hari.
2 Landasan Perilaku Etis Landasan perilaku etis merupakan dasar keyakinana yang
dimiliki peserta didik dalam mengembangkan kata hati,
moral dan nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku sesuai
dengan norma yang berlaku dan didasar dengan penuh
tanggung jawab.
3 KematanganEmosi Kematangan emosi adalah kemampuan peserta didik
dalam mengekspresikan dan mengelolah emosinya secara
wajar dan tepat, mnerima berbagai aspek yang ada dalam
dirinya serta memiliki karakter yang tangguh.
4 KematanganIntelektual Kematangan intelektual adalah kemampuan peserta
diddik dalam mempeoleh dan mengelolah informasi,
memecahkan masalah,dan mengambil keputusan serta
mengembangkan diri sebagai pembelajar sepanjang
hayat.
5 Kesadaran Tanggung jawab Kesadaran tanggung jawab adalah kemampuan peserta
didik untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan hak
dan kewajiban dengan sebaik mungkin pada setiap
perannya.
6 KesadaranGender Kesadaran gender adalah kemampuan peserta
didk/konseli dalam membangun kesadaran dirinya akan
peran, fungsi dan peran sosial sebagai laki-laki dan
perempuan, menghargai perbedaan, bekerja sama, serta
memiliki solidaritas dalam keragaman peran.
7 PengembanganPribadi Pengembangan pribadi adalah kemampuan peserta didik
atau konseli dalam mengembangkan kesadaran akan
keunikan diri, minat, potensi serta menampilkan
kemandiran dalam berperilaku sesuai dengan keberadaan
dirinya.
8 Perilaku Kewirausahaan/ Perilaku Kewirausahaan/ Kemandirian Perilaku
Kemandirian Perilaku Ekonomis adalah kemampuan peserta didk/konseli dalam
Ekonomis mewujudkan jiwa kewirausahaan yang mandiri, inofatif,
memiliki etos kerja yang tinggi, serta cerdas dalam
mengelolah keuangan.
9 Wawasan Kesiapan Karir Wawasan Kesiapan Karir adalah kemampuan peserta
didik/konseli dalam menetapkan tujuan dan rencana
pengembangan diri dengan memanfaatkan informasi
lingkungan karir untuk mengembangan konsep yang
diperlukan dalam kehidupannya
10 Kematangan Hubungan Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya adalah
dengan TemanSebaya kemampuan peserta didik/konseli dalam membangun
hubungan sosial dengan teman sebaya yang ditandai
dengan memiliki keterampilan sosial, emosional,
kognitif, karakter positif serta solidaritas persahabatan
dalam menjalin hubungan tersebut.
11 Mencapai kematangan Mencapai kematangan dan kesiapan diri untuk
dan kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga adalah kemampuan peserta
menikah dan berkeluarga didik/konseli dalam memahami nilai norma serta
pengetahuan tentang kesiapan diri dalam dunia
(bidang Pribadi)
pernikahan dan keluarga berdasarkan agama, fisik,
psikologis, sosial-ekonomi dan ilmu pengetahuan.

Alur Capaian Layanan Bimbingan Konseling (CL-BK) Jenjang SMA Kelas X


No Aspek Perkembangan Fase E (SMA Kelas X)
Pada Fase ini peserta didik dapat
1 Landasan HidupReligius Melaksanakan berbagai bentuk dan tata cara ibadah
sehari-hari atas dasar keyakinan yang dimiliki secara
Konsisten
2 Landasan Perilaku Etis Berperilaku berdasarkan keragaman sumber norma dan
aspek etis dalam kehidupan sehari-hari.
3 KematanganEmosi Mengembangkan ragam ekspresi perasaan diri sendiri
secara bebas danterbuka tanpa menimbulkan konflik
4 KematanganIntelektual Mengembangkan ragam alternatif pengambilan
keputusan dan pengentasan masalah secara objektif
menggunakan konsep ilmu pengetahuan dan perilaku
Belajar
5 Kesadaran Tanggung jawab Berinteraksi secara harmonis dengan oranglain sesuai hak
dan kewajiban
6 KesadaranGender Menunjukkan kolaborasi secara harmonis dengan lain
jenis sesuai peran sosial.
7 PengembanganPribadi Berperilaku secara tepat sesuai dengan kemampuan dan
keunikan diri dalam lingkungan sosial yang lebih luas.
8 Perilaku Kewirausahaan/ Mempraktekkan nilai-nilai hidup hemat, ulet, kompetitif,
Kemandirian Perilaku dan kolaboratif untuk mencapai hidup mandiri.
Ekonomis
9 Wawasan Kesiapan Karir Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan
mempertimbangkan kemampuan, nilai-nilai, persyaratan,
peluang dan ragam pendidikan lanjutan.
10 Kematangan Hubungan Menunjukkan jalinan persahabatan dengan teman sebaya
dengan TemanSebaya antar budaya dengan memperhatikan norma-norma dan
nilai- nilai yang dijunjung tinggi bersama
11 Mencapai kematangan Mengeksplorasi norma-norma dan persiapan yang
dan kesiapan diri untuk dibutuhkan dalam pernikahan dan berkeluarga (agama,
menikah dan berkeluarga fisik,psikologis, sosio-ekonomi, ilmu pengetahuan)
F. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan hasil
asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling
terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrumen
tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan siswa. Ada beberapa contoh aplikasi
instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa, antara lain Daftar Cek
Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis
Tugas Perkembangan (ATP), dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam melaksanakan
program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai
dasar penyusunan daftar kebutuhan konseli.
Angket kebutuhan peserta didik di SMA NEGERI 2 TIMANG GAJAH, dibuat dan disusun sendiri
oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan konseli di
sekolah yang berdasarkan pada SKKPD dengan pendekatan tujuan (4 bidang layanan).
1. Profil Kelas dan Hasil Analisa Angket Kebutuhan Peserta Didik

BIDANG LAYANAN
BUTIR WAKTU
2. JML
ANGKET PROSENT PRIORIT LAYANA
N RESPOND
MASALAH ASE AS N PRIBA BELAJ
EN KARIR
SISWA (BULAN) DI AR

Saya merasa
kesulitan dalam
1 29 3,81% Tinggi Juli 330 100 192 140
memahami
pelajaran tertentu
Saya kadang-
kadang masih suka 13,12
2 28 3,67% Tinggi Juli 43,31% 25,20% 18,37%
menyontek pada %
waktu tes/ujian
Saya masih sering
menunda-nunda
3 tugas 27 3,54% Tinggi Agustus
sekolah/pekerjaan
rumah (PR)
Saya belum tahu
tentang bullying
4 27 3,54% Tinggi Agustus
dan cara
mensikapinya
Kualitas ibadah
saya pada Tuhan
5 26 3,41% Tinggi Agustus
YME masih belum
baik
Saya masih belum
6 bisa belajar secara 24 3,15% Tinggi Agustus
rutin
7 Saya merasa
24 3,15% Tinggi September
belum bisa
mengendalikan
emosi dengan baik
Saya belum
banyak mengenal
9 23 3,02% Tinggi September
lingkungan
sekolah baru
Saya kurang
memahami
10 22 2,89% Tinggi September
dampak dari
media social
Saya belum paham
tentang gaya
11 22 2,89% Tinggi Oktober
belajar dan strategi
belajar yang baik
Saya merasa
bingung memilih
12 kegiatan 22 2,89% Tinggi Oktober
esktrakurikuler di
sekolah
Saya kesulitan
mengatur waktu
13 21 2,76% Tinggi Oktober
belajar dan
bermain
Saya masih sedikit
mengetahui
14 21 2,76% Tinggi Oktober
tentang dampak
atau bahaya rokok
Saya merasa takut
15 bertanya atau 21 2,76% Tinggi November
menjawab di kelas
Saya belum
memiliki
17 20 2,62% Tinggi November
perencanaan karir
masa depan
Saya merasa
kesulitan dalam
18 19 2,49% Tinggi November
memahami
pelajaran tertentu
Saya belum
19 memahami potensi 19 2,49% Tinggi Desember
diri
Saya merasa
kurang memilki
20 18 2,36% Tinggi Desember
tanggung jawab
pada diri sendiri
Saya belum tahu
cara belajar yang
21 baik dan benar di 18 2,36% Tinggi Desember
SMA NEGERI 2
TIMANG GAJAH
Saya masih belum
memahami
22 macam-macam 17 2,23% Tinggi Desember
kecerdasan dalam
belajar
23 Saya merasa 17 2,23% Tinggi Januari
belum paham
hubungan antara
hobi, bakat, minat,
kemampuan dan
karir
Saya belum
24 banyak teman atau 16 2,10% Tinggi Januari
sahabat
Saya belum paham
tentang sikap dan
25 15 1,97% Sedang Januari
perilaku yang ada
di dalam diri saya
Saya belum
memahami cara
26 14 1,84% Sedang Januari
menghadapi
konfik
Saya kadang
27 kurang menjaga 14 1,84% Sedang Februari
kesehatan diri
Saya sulit bergaul
28 dengan teman- 14 1,84% Sedang Februari
teman di sekolah
Saya belum tahu
cara
29 14 1,84% Sedang Februari
memanfaatkan
sumber belajar
Saya belajarnya
30 jika akan ada tes 13 1,71% Sedang Februari
atau ujian saja
Saya masih sering
terbawa arus
31 13 1,71% Sedang Maret
pergaulan yang
kurang baik
Saya kurang
32 memiliki rasa 13 1,71% Sedang Maret
percaya diri
Saya merasa saat
33 ini belum banyak 12 1,57% Sedang Maret
memiliki teman
Saya belum
34 memiliki rencana 12 1,57% Sedang Maret
karir dimasa depan
Saya belum
mengenal tentang
35 10 1,31% Sedang April
macam-macam
kepribadian
Saya belum bisa
36 menjadi pribadi 10 1,31% Sedang April
yang mandiri
Saya belum
banyak mengenal
37 tentang perilaku 10 1,31% Sedang April
sosial yang
bertanggung jawab
Saya kadang-
kadang
38 berperilaku dan 8 1,05% Sedang April
bertutur kata tidak
jujur
Saya belum
memahami
39 8 1,05% Sedang Mei
tawuran pelajar
dan akibatnya
40 Saya belum tahu 7 0,92% Sedang Mei
cara memperoleh
bantuan
pendidikan
(beasiswa)
Saya belum dapat
memanfaatkan
41 teknologi 7 0,92% Rendah Mei
informasi untuk
belajar
Saya belum
terbiasa belajar
42 7 0,92% Rendah Mei
bersama atau
belajar kelompok
Saya belum tahu
tentang struktur
43 6 0,79% Rendah Juni
kurikulum yang
ada di sekolah
Saya mempunyai
masalah dengan
44 5 0,66% Rendah Juni
anggota keluarga
di rumah
Kondisi orang tua
45 saya sedang tidak 5 0,66% Rendah Juni
harmonis
Orang tua saya
tidak peduli
46 5 0,66% Rendah Juni
dengan kegiatan
belajar saya
Saya belum paham
cara memilih
47 lembaga 4 0,52% Rendah Juli
bimbingan belajar
yang baik
Saya terpaksa
harus bekerja
48 4 0,52% Rendah Juli
untuk mencukupi
kebutuhan hidup
Saya jarang
bermain/berteman
49 di lingkungan 4 0,52% Rendah Juli
tempat saya
tinggal
Sering saya
dianggap tidak
50 3 0,39% Rendah Juli
sopan pada orang
lain

3. Deskripsi Rumusan Kebutuhan

Peserta didik memiliki tugas perkembangan dan dirumuskan dalam bentuk kalimat
pernyataan merujuk pada kompetensi yang ada pada Standar Kompetensi Kemandirian Peserta
Didik (SKKPD). SKKPD selanjutnya tertuang dalam bentuk Capaian Layanan bimbingan dan
konseling dan menjadi acuan dalam bentuk model layanan BK yang akan diberikan kepada
peserta didik.
BIDANG ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
BIDANG Saya merasa belum disiplin dalam Kemampuan meningkatkan kualitas
PRIBADI beribadah pada Tuhan YME ibadah pada Tuhan YME
Saya kadang-kadang berperilaku dan Memiliki kesadaran dalam
bertutur kata tidak jujur berperilaku dan bertutur kata dalam
kehidupan
Saya masih sulit untuk mengendalikan Kemampuan mengendalikan emosi
emosi
Saya kurang memiliki rasa percaya diri Kemampuan dalam meningkatkan
rasa percaya diri
Saya merasa kurang memilki tanggung Kemampuan dalam menumbuhkan
jawab pada diri sendiri rasa tanggung jawab pada diri
Saya belum bisa menjadi pribadi yang Memiliki peribadi yang mandiri
mandiri
Saya merasa sulit menghilangkan Kemampuan berhenti dari
kebiasaan merokok kebiasaan merokok
Saya masih belum memahami cara Kemampuan mengatasi konflik
mengatasi konflik pada diri sendiri yang terjadi pada diri sendiri
Saya masih belum mengerti cara menjaga Kemampuan menjaga kesehatan
kesehatan tubuh tubuh
Saya belum memahami bahaya dari Kemampuan menghindari tawuran
tawuran pelajar pelajar
Saya belum memahami jenis obat kemampuan menghindari obat-obat
terlarang dan cara menghindarinya terlarang
Saya belum memahami dampak dari sex Kemapuan menghindari sex bebas,
bebas, LGBT dan IV/AIDS LGBT dan IV/AIDS
Saya belum memiliki kesadaran diri Memiliki kemampuan hidup
untuk hidup disiplin dan memathui disiplin sesuai peraturan yang
peraturan sekolah berlaku di sekolah
Saya kurang percaya diri dalam Memiliki kemampuan dalam
melakukan sesuatu membangun kepercayaan diri
BIDANG Saya masih belum memahami macam- Memahami macam-macam gaya
BELAJAR macam gaya dalam belajar dalam belajar
Saya masih belum mengerti cara Memahami penggunaan teknologi
memanfaatkan tek. informasi untuk dalam meraih prestasi belajar
meraih prestasi
Saya masih belum memahami cara Memiliki kemampuan belajar
sukses dalam belajar dengan baik
Saya masih melakukan prokrastinasi Menghilangkan Prokrastinasi yang
pada kehidupan ada pada diri
Saya masih suka menyontek Kemampuan untuk tidak
menyontek
Saya belum tahu cara meraih prestasi di Kemampuan dalam meningkatkan
sekolah prestasi belajar di sekolah
Saya belum tahu cara memanfaatkan Kemampuan dalam memanfaatkan
sumber belajar sumber belajar
BIDANG Saya belum memahami cara hidup Kemampuan bermasyarakat dengan
SOSIAL bermasyarat dengan baik baik
Saya belum memahami jenis bullying Memahami bullyng dan dampak
dan dampak perilaku bullyng perilaku bullyng
Saya jarang bermain/berteman di Kemampuan untuk aktif mengikuti
lingkungan tempat saya tinggal kegiatan di lingkungan tempat
tinggal
Saya sulit bergaul dengan teman-teman Kemampuan untuk bergaul dengan
di sekolah teman-teman di sekolah
Saya belum banyak teman atau sahabat Kemampuan untuk kia mencari
teman
Saya belum banyak mengenal tentang Kemampuan dalam berperilaku
perilaku sosial yang bertanggung jawab sosial dan bertanggung jawab
sesuai dengan norma
Saya belum memahami cara menjaga Kemampuan menjaga persahabatan
persahabatan yang langgeng yang langgeng
Saya belum memahami etika dalam Memahami etika dalam menjalin
menjalin persahabatan persahabatan melalui medsos
BIDANG Saya merasa belum paham hubungan Memahami perbedaan hobi, bakat,
KARIR antara hobi, bakat, minat, kemampuan minat, kemampuan dan karir
dan karir
Saya belum tahu cara memperoleh Kemampuan dalam mendapatkan
bantuan pendidikan (beasiswa) informasi mengenai bantuan
pendidikan
Saya merasa bingung memilih kegiatan Kemampuan dalam memilih
esktrakurikuler di sekolah kegiatan ekstrakulikuler sesuai
minat dan bakat
Saya merasa belum mantap pada pilihan Kemampuan dalam mengambil
peminatan yang diambil keputusan dalam pilihan peminatan
yang diambil
Saya belum memiliki rencana karir Memiliki perencanaan karir dimasa
dimasa depan depan

G. RUMUSAN TUJUAN LAYANAN


Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil hasil asesmen dan analisis kebutuhan yang
diselaraskan dengan stadar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD).Tujuan layanan
merupakan kompetensi yang akan dicapai peserta didik setelah memperoleh layanan bimbingan dan
konseling.
Bidang Rumusan Capaian Layanan Tujuan Tema/Topik
Layanan Kebutuhan Layanan
Bidang Pribadi Melaksanakan berbagai Peserta
Kemampuan bentuk dan tata cara didik/konseli
Mengikatkan
meningkatkan ibadah sehari-hari atas mampu
kualitas ibadah
kualitas ibadah pada dasar keyakinan yang meningkatkan
pada Tuhan YME
Tuhan YME dimiliki secara ibadah kepada
konsisten. Tuhan YME
Berperilaku Peserta
berdasarkan keragaman didik/konseli
Kemampuan
sumber norma dan memiliki Bertutuk kata jujur
berprilaku dan
aspek etis dalam kemampuan dalam kehidupan
bertutur kata jujur
kehidupan sehari-hari. berprilaku dan
bertutur kata jujur
Kemampuan dalam Mengembangkan Peserta Cara
ragam ekspresi didik/konseli
perasaan diri sendiri memiliki
mengendalikan mengendalikan
secara bebas dan kemampuan dalam
emosi dengan baik emosi dengan baik
terbuka tanpa mengendalikan
menimbulkan konflik emosi dengan baik
Mengembangkan
ragam alternatif Peserta
Memiliki pengambilan keputusan didk/konseli
kemampuan dalam dan pengentasan memiliki
Percaya Diri
membangun masalah secara objektif kemampuan dalam
kepercayaan diri menggunakan konsep membangun
ilmu pengetahuan dan kepercayaan diri
perilaku belajar
Berinteraksi secara Peserta
harmonis dengan didik/konseli
Kemampuan dalam
memiliki Menciptakan
membangun oranglain sesuai hak
kemampuan dalam tanggung jawab
tanggung jawab dan kewajiban
membangun pada diri
pada diri sendiri
tanggung jawab
pada diri sendiri
Mengembangkan Peserta
Memiliki ragam ekspresi didk/konseli
kemampuan perasaan diri sendiri memiliki Cara menghadapi
mengatasi konflik secara bebas dan kemampuan konflik dalam
yang terjadi pada terbuka tanpa mengatasi konflik kehidupan
diri sendiri menimbulkan konflik yang terjadi pada
diri sendiri
Berperilaku
Peserta
berdasarkan
Mengetahui tentang didk/konseli dapat Dampak merokok
dampak atau bahaya keragaman sumber mengetahui bagi kesehatan dan
rokok norma dan dampak atau bahay kehidupan
aspek etis dalam dari rokok
kehidupan sehari-hari.
Berperilaku Peserta
Memiliki berdasarkan keragaman didk/konseli
kemampuan hidup sumber norma dan memiliki Hidup disiplin
disiplin sesuai aspek etis dalam kemampuan hidup sesuai peraturan di
peraturan yang kehidupan sehari-hari. disiplin sesuai sekolah
berlaku di sekolah peraturan yang
berlaku di sekolah
Bidang Belajar Berperilaku secara
Peserta
tepat sesuai dengan
Memahami gaya didk/konseli dapat
belajar yang ada kemampuan dan memahami gaya Gaya Belajar
pada diri sendiri keunikan diri dalam belajar yang ada
lingkungan sosial yang pada diri sendiri
lebih luas.
Mengembangkan
ragam alternatif
Peserta
pengambilan
didik/konseli
Memahami dan keputusan dan
dapat memahami Pemanfaatan
memanfaatkan pengentasan masalah
dan memanfaatkan sumber belajar
sumber belajar yang secara objektif
sumber belajar dengan optimal
ada menggunakan konsep
yang ada
ilmu pengetahuan
dan perilaku
Belajar
Memahami Mengembangkan Peserta Penggunaan
penggunaan ragam alternatif didik/konseli dapat teknologi dalam
teknologi dalam pengambilan memahami meraih prestasi
keputusan dan
pengentasan masalah
penggunaan
secara objektif
meraih prestasi teknologi dalam
menggunakan konsep belajar
belajar meraih prestasi
ilmu pengetahuan
belajar
dan perilaku
Belajar
Berinteraksi secara Peserta
harmonis dengan orang didik/konseli
Menghilangkan lain sesuai hak dan memiliki
Prokrastinasi
Prokrastinasi yang kewajiban kemampuan
Akademik
ada pada diri menghilangkan
Prokrastinasi yang
ada pada diri
Mengembangkan
ragam alternatif
Peserta
pengambilan keputusan Tips
didik/konseli
Kemampuan untuk dan pengentasan menghilangkan
memiliki
tidak menyontek masalah secara objektif kebiasaan
kemampuan tidak
menggunakan konsep mencontek
menyontek
ilmu pengetahuan dan
perilaku belajar
Bidang Sosial Berperilaku Peserta
berdasarkan didik/konseli
Kemampuan
keragaman sumber memiliki Tips dalam hidup
bermasyarakat
norma dan kemampuan bermasyarakat
dengan baik
aspek etis dalam bermasyarakat
kehidupan sehari-hari. dengan baik
Mengembangkan
Peserta
ragam ekspresi
Memahami bullyng didik/konseli dapat
dan dampak perilaku perasaan diri sendiri memahami bullyng Stop Bullyng
bullyng secara bebas dan dampak
danterbuka tanpa perilaku bullyng
menimbulkan konflik
Menunjukkan jalinan
persahabatan dengan
Peserta
teman sebaya didik/konseli
Kemampuan dalam antar budaya dengan Kiat sukses bergaul
memiliki
bergaul dengan memperhatikan denga teman
kemampuan dalam
teman di sekolah norma-norma dan sebaya
bergaul dengan
nilai- nilai yang teman di sekolah
dijunjung tinggi
bersama
Berperilaku Peserta didik/klien
Kemampuan dalam berdasarkan memiliki
berperilaku sesuai kemampuan dalam perilaku sosial
keragaman sumber
denga norma yang berperilaku sesuai yang bertanggung
berlaku di norma dan denga norma yang jawab
lingkungan aspek etis dalam berlaku di
kehidupan sehari-hari. lingkungan
Berperilaku Peserta
berdasarkan didik/konseli
Kemampuan
memiliki
menjaga keragaman sumber Persahabatan yang
kemampuan
persahabatan yang norma dan langgeng
menjaga
langgeng aspek etis dalam persahabatan yang
kehidupan sehari-hari. langgeng
Bidang Karir Memahami Berperilaku secara Peserta Minat Bakat
perbedaan hobi, didik/konseli
tepat sesuai dengan memahami
bakat, minat, kemampuan dan perbedaan hobi,
kemampuan dan keunikan diri dalam bakat, minat,
karir lingkungan sosial yang kemampuan dan
lebih luas karir
Berperilaku secara Peserta didik/klien
Kemampuan dalam tepat sesuai dengan memiliki
Jenis
memilih kemampuan dalam
kemampuan dan ekstrakulikuler
ekstrakulikuler memilih
keunikan diri dalam sesuai dengan
sesuai dengan minat ekstrakulikuler
lingkungan sosial yang minat dan bakat
dan bakat sesuai dengan
lebih luas
minat dan bakat
Mengembangkan
alternatif
perencanaan karir Peserta
Memiliki dengan didik/konseli
Perencanaan karir
perencanaan karir mempertimbangkan memiliki
dimasa depan
dimasa depan kemampuan, nilai- perencanaan karir
nilai, persyaratan, dimasa depan
peluang dan ragam
pendidikan lanjutan.
Mempraktekkan nilai- Peserta
nilai hidup hemat, ulet, didik/konseli
Kemampuan kompetitif, dan memiliki
mengatur waktu kolaboratif untuk kemampuan Motivasi diri
dalm belajar dan mencapai hidup mengatur waktu
bekerja mandiri. dalm belajar dan
bekerja

H. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program layanan Bimbingan dan Konseling mencakup empat komponen yaitu
layanan dasar, layanan peminatan, layanan reponsif dan dukungan sistem.

1. Layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada semua peserta didik yang berkaitan
dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi, sosial,
belajar dan karir. Strategi layanan dasar dapat dilaksanakan antara lain adalah klasikal,
kelompok dan menggunakan media tertentu. Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas
dasar hasil need assesmen kebutuhan, asumsi teoritik yang diyakini berkontribusi terhadap
kemandirian dan kebijakan pendidkan yang harus diketahui oleh peserta didik.

2. Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan


kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan
mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Di dalam komponen
layanan ini, kegiatan dirancang untuk membantu peserta didk dalam mengevaluasi
pendidikan mereka, karir dan tujuan pribadi untuk mengembangkan rencana studi pribadi
dimulai dengan pemilihan mata pelajaran yang diminati untuk mendukung kelanjutan
studi.

3. Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Tujuan
layanan ini ialah memberikan: a) layanan intervensi terhadap peserta didik yang
mengalami krisis, peserta didik yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau
peserta didik yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang
spesifikdan b) layanan pencegahan bagi peserta didik yang berada di ambang pembuatan
pilihan yang tidak bijaksana.

4. Dukungan Sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik

Layanan Bimbingan Konseling mencakup semua komponen bidang dan layanan melalui
layanan langsung, media, kegiatan administrasi serta kegiatan yang menunjang perkembangan
guru Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan Konseling dilaksanakan untuk menfasilitasi
capaian layanan peserta didik jenjang SMA yang ada pada fase E. Layanan Bimbingan
Konseling langsung meliputi: (1) Konseling Individu, (2) Konseling Kelompok, (3) Bimbingan
Kelompok, (4) Bimbingan Klasikal, (5) Konsultasi, (6) Alih Tangan Kasus, (7) Konferensi
Kasus, (8) Konferensi Kasus, (9) Layanan Advokasi dan (10) layanan peminatan. Layanan BK
melalui media meliputi : (1) Papan Bimbingan, (2) Kotak Masalah, (3) Pengembangan media.
Kegiatan administrasi meliputi: (1) pelaksanaan dan tindak lanjut assessmen kebutuhan, (2)
penyusunan dan pelaporan program kerja, (3) evaluasi bimbingan dan konseling, (4) pelaksanaan
administrasi dan managemen BK.

Tabel Komponen, Program dan Strategi Layanan

Komponen Bentuk Layanan Strategi Kegiatan/ Kegiatan Layanan


Program
Bimbingan Klasikal
Langsung Bimbingan Kelompok
Layanan Dasar Pengembangan Media Bimbingan dan
Melalui Media Konseling
Papan Bimbingan
Kotak Masalah
Layanan Bimbingan Klasikal
Perencanaan Konseling Individual
Langsung Konseling Kelompok
Individual dan
Bimbingan Kelompok
Peminatan
Konsultasi
Koloborasi
Konseling Individual
Konseling Kelompok
Langsung Konsultasi
Konferensi Kasus
Layanan Reponsif Advokasi
Konseling melalui elektronik seperti whatsapp,
Melalui Media vidiocall, Voice Note
Kotak Masalah
Pelaksanaan dan tindak lanjut assessment
Kunjungan rumah
Penyusunan dan pelaporan program BK
Administrasi Evaluasi
Pelaksanaan administrasi dan mekanisme
Dukungan Sistem konseling
Kegiatan tambahan guru Bimbingan dan
Kegiatan Tambahan Konseling
dan Pengembangan Pengembangan keprofesian guru bimbingan dan
Profesi konseling
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik
untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tugas perkembangan adalah serangkaian tugas
yang harus diselesaikan peserta didik pada periode kehidupan/fase perkembangan tertentu.
Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik, kematangan psikis, tuntutan masyarahat
dan budaya dan nilai-niai serta aspirasi individu. Oleh karena itu, tugas perkembangan harus
dipahami oleh guru BK/Konselor karena pencapian tugas perkembangan merupakan tujuan
layanan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen program
yaitu sebagai berikut :
KOMPONEN MATERI / TOPIK / JUMLAH PRO PERHITUNGAN
NO NO
PROGRAM KEGIATAN LAYANAN PORSI WAKTU/JAM
1 Layanan Dasar 1 Mengikatkan kualitas ibadah 14 25% 25% x 24 = 6,00
pada Tuhan YME
2 Bertutuk kata jujur dalam
kehidupan
3 Cara mengendalikan emosi
dengan baik
4 Menciptakan tanggung jawab
pada diri
5 Hidup disiplin sesuai
peraturan di sekolah
6 Gaya Belajar
7 Kiat sukses hidup
bermasyarakat
8 Pemanfaatan sumber belajar
dengan optimal
9 Kiat sukses bergaul denga
teman sebaya
10 perilaku sosial yang
bertanggung jawab
11 Memanfaatkan tek. informasi
untuk meraih prestasi
12 Kiat-kiat sukses belajar

13 Kesadaran hidup disiplin


dalam mematuhi tata tertib
sekolah
14 Mengenal struktur kurikulum
di sekolah
2 Layanan 1 Penggunaan teknologi dalam 14 25% 25 % X 24 = 6,00
Peminatan dan meraih prestasi belajar
Perencanaan 2 Motivasi diri
Individual 3 Informasi beasiswa
Peserta Didik berprestasi
4 Pilihan peminatan
5 Minat Bakat
6 Jenis ekstrakulikuler sesuai
dengan minat dan bakat
7 Perencanaan karir dimasa
depan
8 lembaga bimbingan belajar
yang baik
9 Eksplorasi bakat secara
mandiri
10 Perencanaan karir dimasa
depan
11 Kemampuan memanajemen
waktu
12 Mengenal potensi diri
13 Hubungan minat, bakat dan
pilihan mata pelajaran
14 Hubungan minat pelajaran
dan karir
3 Layanan 1 Pembiasaan dalam berbahasa 22 38,6% 37% X 24=8,88
Responsif 2 Cara menghadapi konflik
dalam kehidupan
3 Dampak merokok bagi
kesehatan dan kehidupan
4 Prokrastinasi Akademik
5 Tips menghilangkan
kebiasaan mencontek
6 Percaya diri
7 Stop Bullyng
8 Dampak positif dan negatif
sosial media
9 Kemampuan mengendalikan
emosi
10 Menghilangkan kejenuhan
masuk sekolah
11 Meningkatkan semangat
belajar
12 Hubungan harmonis antara
orang tua dan anak
13 Ikut aktif dalam kegiatan
yang ada di lingkungan
tempat tinggal
14 Sopan santun dalam
berteman
15 Kiat sukses mencari teman
16 Aktivitas positif
17 Kenakalan remaja
18 Membangun komunikasi
dengan lawan jenis
19 Motivasi belajar
20 Kesulitan Belajar
21 Semangat belajar
22 Percaya diri
4 Dukungan 1 Pengembangan Jejaring 7 12% 12% x 24 = 2,88
Sistem 2 Kegiatan Manajemen
3 Pengembangan staf
4 Kunjungan rumah
5 Kolaborasi
6 Pengembangan Profesi
Konselor
a. In House Training
b. Pendidikan Lanjut
7 Penelitian dan
Pengembangan
JUMLAH JAM 57 100% 24

I. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
1. Bidang Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling ataukonselor kepada
peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil
keputusan,dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal
dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)memahami potensi
diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2)
mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima
kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Bidang Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap
kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan
menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung
jawab, dan (7) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.
3. Bidang Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembanganya meliputi
a. Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar;
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif;
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat;
d. Memiliki keterampilan belajar yang efektif;
e. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan
f. Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Bidang Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis
berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
sehinggamencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi; (1) pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir, (2)
kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir, (3) Kesadaran pentingnya
pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir, (4) Kesadaran hubungan antara
pekerjaan dan belajar, (5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi
karir, (6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir, (7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan
kebutuhan di masyarakat, (8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran
laki-laki dan perempuan.

J. MENGEMBANGKAN TEMA/TOPIK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Tema/topik merupakan rincian dari identifikasi capaian layanan peserta didik dalam aspek
perkembangan pribadi, sosial, belajar dankarir. Tema/topik dikembangkan mengacu pada fase E
dan F yang tertuang dalam capaian layanan bimbingan dan konseling dan selanjutnya akan
tersusun dalam RPL bimbingan dan konseling. Pengembangan RPL satu lembar menjadi inspirasi
bagi guru bimbingan dan konseling dalam menuangkan rencana layanan secara efisien dan
bermakna. Topik pada RPL disusun berdasarkan analisis kebutuhan dalam rangka mencapai profil
peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berkebinekaan global, mampu
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif menjadi capaian layanan.

K. RENCANA KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING (ACTION PLAN)


Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupakan rencana detail yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, yang disajikan dalam
bentuk tabel. Komponen rencana kegiatan berisi tujuan besar bimbingan konseling yang
merupakan deskripsi kondisi peserta didik/konseli serta capaian layanan bimbingan dan
konseling. Rencana kegiatan bimbingan konseling terdiri dari komponen :
1. Aspek perkembangan; tugas perkembangan peserta didik fase SMA, yang di dalamnya
terinternalisasi dimensi profil Pelajar Pancasila, student wellbeing, dan pengembangan
karakter.
2. Capaian layanan; alur capaian yang menunjukkan tahapan kompetensi yang harus dilalui
peserta didik pada jenjang SMA. Alur capaian terbagi atas 2 fase yaitu fase E dan F
3. Kelas; tingkat kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
Komponen program; terdiri atas empat komponen yaitu layanan dasar, layanan responsif,
perencanaan individual, dan dukungan sistem. strategi layanan, merupakan
kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen layanan.
Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan
adalah bimbingan.
4. Materi, berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untukmencapai tujuan.
5. Metode, berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dankonseling yang akan
dilakukan, termasuk penjelasan moda daring atau luring.
6. Alat/media, berisi alat dan media yang akan digunakan guru misalnya power point
presentation, kertas kerja dan sebagainya.
7. Evaluasi, berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan capaian
layanan bimbingan dan konseling.

L. ARAH KURIKULUM SMA PADA SEKOLAH PENGGERAK


Kurikulum paradigma baru pada sekolah penggerak merupakan penerus dari proses
peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diinisiasi kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Pada kurikulum ini tercakup tujuan pembelajaran secara umum yang akan
dicapai pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirangkai sebagai satu kesatuan
proses yang berkelanjutan sehingga akan membangun kompetensi yang utuh yang dinyatakan
sebagai Capaian Pembelajaran (CP). Dalam layanan bimbingan dan konseling tujuan pencapaian
kompetensi ini ini disebut Capaian Layanan (CL) yang dikembangkan dari SKKPD. Capaian
Pembelajaran disusun dalam fase E dan F sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk
belajar sesuai dengan tingkat pencapaian, kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya. Muatan
atau konten dikurangi agar peserta didik memiliki waktu yang memadai untuk menguasai
kompetensi yang ditargetkan.
Arah kurikulum di sekolah penggerak kelas X yaitu:
1. Pada Fase E di kelas X peserta didik mampu menerapkan keberagaman atas dasar
kayakinan yang dimiliki secara konsisten melalui sikap dan perilaku sehari-hari,
berperilaku berdasarkan keragaman sumber norma dan aspek etis dalam kehidupan
sehari-hari, berperilaku berdasarkan keragaman sumber norma dan etis dalam kehidpan
sehari-hari. Mengembangkan ragam ekspresi perasaan diri sebdiri secara bebas dan
terbuka tanpa menimbulkan konflik, mapu mengembangkan ragam alternatife dalam
mengambil keputusan dan pengentasan masalah secara objektif, menggunakan konsep
ilmu pengetahuan dan perilaku belajar, dapat berinteraksi secara harmonis dengan lain
jenis sesuai peran sosial, berperilaku secara tepat sesuai kemapuan dan keunikan diri
dalam lingkungan sosial yang lebih luas, dapat mempraktikan nilai-nilai hidup hemat,
ulet, kompetitif dan koloboratif dalam mencapai hidup mandiri.
2. Pada Fase E di kelas X semua peserta didik mengikuti semua mata pelajaran dalam
kelompok mata pelajaran umum yang disediakan.

3. Peserta didk mampu mengembangkan altenatif perencanaan karir dengan


mempertimbangkan kemampuan, miali-nilai, persyaratan, peluang dan ragam pendidikan
lanjutan. Peserta didik kelas X menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata
pelajaran di kelas XI yang tentunya harus terkait juga dengan arah pilihan jurusan studi
lanjut peserta didik. Peserta didik kelas Xsudah diarahkan untuk menggali informasi
tentang karakteristik mata pelajaran dan prasyarat jurusan dari studi lanjut yang menjadi
arah karirnya. Perserta didik mampu menunjukan jalinan persahabatan dengan teman
sebaya antar budaya dengan memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi bersama serta mengeksplorasi norma-norma dan persiapan yang dibutuhkan dalam
pernikahan dan berkeluarga (agama, fisik, psikologis, sosial-ekonomi, ilmu pengetahuan).
4. Minimal 25% jam pelajaran dari setiap mata pelajaran wajib dialokasikan untuk projek
kokurikuler, kurikulum ini menuntut tidak hanya kemapuan akademik saja namun peserta
didik juga diharapkan memiliki project dalam bentuk kokurikuler. Guru BK
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk dapat menggali potensi peserta didik.
5. Peserta didik diwajibkan untuk menulis essai sebagai salah satu syarat kelulusan.
Partisipasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran diharapkan memberi inspirasi terkait
topik yang dipilih

M. KOLOBORASI DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait
baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung
yang menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan
yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat,
kejujuran, kasih sayang serta berbasis masyarakat.Berbagai bentuk kolaborasi disajikan oleh
beberapa ahli dalam usaha mencapai tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Diantaranya
yang dikemukakan oleh Stone dan Dahir melalui CASTT a Wider net, Colllaboration Inclusion
Models oleh Clark dan Bremen, serta Collaborative Culturally Competent Schools oleh Simcox,
Nuijens dan Lee.
a. Model CASST
Model CASTT yang merupakan akronim dari Community, Administrators, Students,
Teachers, and Technology merupakan usaha kerjasama lebih luas yang dapat
dilakukan oleh guru BK/konselor dengan masyarakat, administrator, siswa, guru dan
teknologi untuk membantu siswa mencapai kesuksesan dan prestasi baik dalam
bidang pribadi sosial, akademik maupun dalam bidang karir.Lebih lanjut, dalam
CASTT tersebut, Dahir & Stone mengemukakan bahwa kerjasama dapat dilakukan
dengan pihak di sekolah dan luar sekolah. Di pihak sekolah, guru BK/konselor dapat
bekerjasama dengan:
1. Administrator, kolaborasi dengan para administrator dapat menguatkan tim
kepemimpinan dalam sekolah. Hubungan antara guru BK/konselor dengan
administrator dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan siswa dengan berbagai
aktifitas seperti penyediaan informasi yang dibutuhkan berkenaan dengan data
siswa yang lebih luas, saling berbagi data yang dibutuhkan untuk membangun
program sekolah dan program Bimbingan Konseling yang saling melengkapi
dan membantu terciptanya iklim sekolah yang kondusif untuk terciptanya
kesuksesan;
2. Guru lain, kerjasama yang baik dengan guru lain dapat membantu penguatan
manajemen kelas, menciptakan kondisi yang nyaman bagi siswa, konsultasi, alih
tangan kasus, promosi program dan perlakuan bagi siswa yang memerlukan perhatian
khusus
3. Siswa, kerjasama dengan siswa dapat dilakukan dalam bentuk layanan teman
sebaya seperti peer helper, peer facilitator, peer mediator, peer tutor dan peer
supporters.
Lebih lanjut Dahir & Stone mengemukakan terdapat enam pihak yang dapat
dimanfaatkan oleh guru BK/konselor dalam pelaksanaan kerjasama/kolaboratif yaitu
dengan :
1. Kepala Sekolah, Peran kepala sekolah dalam mewujudkan dan membangun
school wellbeing bagi peserta didik pada fase E dan F, agar dapat meraih sukses
studinya, berkembang sikap kemandiannya, terl aksana layanan peminatan
dengan optimal, adalah : (1) Mampu menerapkan school wellbeing, (2)
Membentuk Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) di sekolah yang
dipimpinnya dengan kelengkapan yang cukup sehingga guru bimbingan dan
konseling atau konselor dapat bekerja dalam kondisi nyaman, efektif dan efisien
berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling, (3) Mendorong dan
memfasilitasi guru bimbingan dan konseling, Guru Mata Pelajaran, dan Wali
Kelas untuk berpartisipasi/berperan dalam upaya pelayanan peminatan peserta
didik, melalui kegiatan pembimbingan menemukan ketertarikan minat untuk
membuat essai, (4)Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk
berkonsultasi, (5) Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk memahami
dan belajar keras menjalani sistem dan jalur peminatan sesuai dengan kurikulum
dan sistem pembelajaran yang berlaku pada satuan pendidikan, melalui berbagai
kegiatan positif.
2. Guru Bimbingan dan Konseling Sebagai pihak yang paling bertanggungjawab
dalam penyelenggaraan layanan yang berfokus pada kebutuhan peserta didik
guru bimbingan dan konseling atau konselor berperan : (1) Merealisasikan
kebutuhan peserta didik dengan berbagai layanan, berbekal data dan informasi
tentang diri pribadi peserta didik asuhnya, (2) Berkolaborasi dengan guru
mata pelajaran dan/atau wali kelas untuk tersedianya secara lengkap nilai-nilai
hasil belajar peserta didik, dan tampilan lain peserta didik untuk memberikan
rekomendasi secara obyektif (terlampir format lampiran) dan (3) Memberikan
pelayanan kepada peserta didik, (4) Menyelenggarakan instrumentasi dan
mengolah data tentang aspek-aspek dasar arah peminatan serta
mempertimbangkan penggunaan hasil-hasilnya dalam rangka layanan peminatan
studi peserta didik terutama dalam penempatan arah dan jalur peminatan studi
peserta, (5) Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi dan
didik, melalui kegiatan memperoleh informasi tentang pilihan mata pelajaran,
arah pekerjaan/karir, dan pendidikan lanjutan (peminatan akademik, vokasional,
dan studi lanjutan) yang dapat dipilih oleh peserta didik mengacu pada bakat/
minat/ kecenderungan peserta didik, serta materi, prosedur, dan mekanisme
pelayanan arah peminatan studi peserta didik, (7) Berkonsultasi dengan Kepala
Satuan Pendidikan tentang keseluruhan upaya pelayanan peminatan peserta didik
dan hasil- hasilnya disertai fasilitas yang diperlukan, melalui kegiatan.
3. Wali kelas atau Guru Mata Pelajaran. Sebagai pihak yang sangat
bertanggungjawab atas kesuksesan peserta didik untuk menyelesaikan capaian
pembelajaran pada fase secara keseluruhan, termasuk arah minat dan studi lanjut
4. Orangtua, Orangtua sangat berkepentingan pada kemandirian, kebahagiaan dan
kesuksesan anaknya, oleh karena itu orangtua berperan (1) Berusaha
memperoleh informasi dan berkonsultasi tentang bakat/minat/kecenderungan
peserta didik serta kemungkinan kecocokan dengan aspek-aspek pilihan yang
ada pada program pendidikan yang dijalani peserta didik, baik dari kepala
sekolah, maupun dari guru bimbingan dan konseling atau konselor dan pihak-
pihak lain (seperti wali kelas dan guru mata pelajaran), (2) Memberikan
dorongan dan fasilitas yang memadai kepada peserta didik searah dengan pilihan
minat dalam menjalani pendidikannya
5. Peserta didik, sebagai subjek dalam proses pembelajaran maka peserta didik
sudah semestinya turut bekerjasama dengan semua pihak.

N. PEMILIHAN MINAT MATA PELAJARAN


Penerapan kurikulum dengan paradigma baru memberlakukan pengelompokan peminatan
mata pelajaran setelah peserta didik duduk di kelas 11 dan bukan pada saat peserta didik berada di
kelas 10. Pada awal kelas 10 peserta didik tetap melanjutkan pembelajaran sama seperti di kelas 9
bahkan dapat menuntaskan kompetensi yang belum tertuntaskan di kelas 9 sehingga peserta didik
dapat menguatkan kompetensi sebelum menentukan pilihan mata pelajaran berbasis minat dan
kompetensi di kelas 11. Peserta didik kelas 10 belajar untuk menyiapkan diri dan menentukan
pilihan mata pelajaran di kelas 11. Pilihan ini harus berdasarkan pada minat dan rencana pilihan
karir di masa yang akan datang, oleh karenanya dalam jangka waktu 1 tahun di kelas 10 peserta
didik dapat menyiapkan diri lebih matang. Proses pemilihan mata pelajaran ini berlangsung melalui
beberapa tahapan dengan pendampingan penuh dari guru bimbingan dan konseling, guru mata
pelajaran, wali kelas dan orang tua agar dapat diminimalisir kesalahan dalam pemilihan mata
pelajaran sesuai dengan minat dan potensi serta rencana karir di masa depan. Adapun tahapan yang
dilakukan pada proses pemilihan mata pelajaran sesuai minatadalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Informasi
2. Layanan Informasi / Orientasi karir
Pada tahap ini peserta didik diberikan informasi selengkapnya tentang :
a. Sekolah ataupun kurikulum, minat mata pelajaran dan arah karir melalui jurusan
dan studi lanjut yang yang sedang mereka ikuti serta setamat dari sekolah atau
program tersebut, dan selepas dari kelas 10 ini mereka dapat memilih mata
pelajaran yang menjadi minatnya setelah mereka duduk di kelasnya sekarang,
tentunya yang dibutuhkan sesuai dengan jurusan di perkuliahan yang menjadi arah
karirnya.
b. Struktur dan isi kurikulum dengan berbagai mata pelajaran yang ada, baik yang
wajib maupun pilihan yang diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan jalur
peminatan dan kesesuaian dengan arah karir dalam hal ini program studi yang akan
di pilih di perguruan tinggi nanti.
c. Sistem pemilihan program studi serta penyelenggaraan pembelajarannya.
d. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang
dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutama
berkenaan dengan peminatan vokasional. Dalam informasi ini digunakan materi
yang relevan dari Peraturan Presiden Nomor8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
e. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang termasuk berbagai jalurnya
f. Informasi tentang profil jurusan di perguruan tinggi
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan
informasi klasikal yang dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui
demonstrasi program studi dan kunjungan kampus, bengkel jurusan, mini worshop
di jurusan dan perguruan tinggi atau lembaga kerja yangdapat memperkaya arah
peminatan pilihan peserta didik, dan layanan (misalnya layanan bimbingan
kelompok) yang memungkinkan peserta didik ber-BMB3 (berpikir, merasa,
bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab) berkenaan dengan arah peminatan
akademik dan vokasional serta studi lanjutan.
3. Identifikasi dan Penetapan Arah Minat
a. Fokus pada tahap ini adalah menemukan kecocokan antara kondisi pribadi peserta
didik dengan syarat-syarat atau tuntutan karakteristik mata pelajaran dan program
studi pada studi lanjut, arah pengembangan karir, kondisi orang tua dan lingkungan
pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi
lanjutan.
b. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik yang benar- benar
cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan dan
kesempatan studi lanjut.
c. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada pada satuan
pendidikan yang cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang
memadai pula (terutama dari orang tuanya).
d. Langkah identifikasi dan penetapan arah minat dilaksanakan melalui kontak
langsung guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik melalui
penyajian angket dan/atau wawancara.
e. Identifikasi dan penetapan arah minat disertai pembahasan individual, diskusi
kelompok dan kegiatan lain
f. Tahap identifikasi dan penetapan arah minat terfokus pada mengidentifikasi potensi
diri, minat, dan kelompok peminatan mata pelajaran, prasyarat jurusan yang akan
dijadikan pilihan karir di masa yang akan datang dengan karakteristik mata
pelajaran. Dalam hal ini, minimal ada 2 (dua) hal yang menjadi pertimbangan
penetapan peminatan peserta didik, yaitu pilihan minat kelompok mata pelajaran
dan pilihan jurusan atau program studi lanjutan setelah lulus SMA serta
kemampuan yang dicapai peserta didik.
g. Dalam hal pemilihan mata pelajaran dan arah jurusan atau program studi di
perguruan tinggi, peserta didik diminta mempertimbangkan potensi diri, prestasi
belajar dan prestasi non akademik yang telah diperoleh, cita-cita, minat belajar dan
harapan orang tua. Peserta didik harus membicarakannya dengan orang tua.
h. Apabila terjadi kesulitan atau ketidakcocokan antara pilihan peserta didik dengan
orang tua, maka peserta didik dan/atau orang tua dapat berkonsultasi dengan guru
bimbingan dan konseling.
i. Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik yang difasilitasi oleh guru
BK (yang meliputi pilihan dan penetapan mata pelajaran pada peminatan kelompok
mata pelajaran dan pilihan program studi atau studi lanjut sebagai arah karir di
masa yang akan datang) benar-benar sesuai dengan potensi diri peserta didik,
sehingga terjadi “the right man on the right place”. Dalam hal pemilihan mata
Pelajaran dan arah jurusan, peserta didik di SMA Negeri 2 Timang Gajah harus
menyesuaikan dengan 8 pilihan mata Pelajaran, yang meliputi biologi, fisika,
kimia, matematika lanjutan, Bahasa inggris lanjutan, geografi, sosiologi, dan
ekonomi.
j. Hasil proses pemilihan/penetapan minat mata pelajaran tersebut, akan menunjang
kelancaran dan keberhasilan dalam belajar dan pengembangan karir lebih lanjut.
Disamping itu juga akan menunjang perkembangan peserta didik agar secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sehingga dapat
mencapai perkembangan yang optimal.
k. Perkembangan optimal bukan sebatas prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual
dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang
memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara
sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi dan daya saing
tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapi.
4. Penyesuaian
Tahap identifikasi dan penetapan arah minat yang berlangsung secara intensif, diharapkan
dapat menghasilkan pilihan yang tepat bagi peserta didik dan orang lain yang
berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi peserta didik tetapi tidak
disetujui oleh orang tuanya.
ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK (KELAS 10)
NAMA :
KELAS :

Petunjuk :
1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang berbagai masalah yang
sering dihadapi siswa
2. Jawaban anda sangat bermanfaat untuk membantu keberhasilan belajar di sekolah ini
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini, dengan cara memberi
tanda ( √ ) pada kolom YA atau TIDAK
4. Jawaban anda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan sungguh-sungguh

NO PERNYATAAN YA TIDAK
1 Saya merasa belum disiplin dalam beribadah pada Tuhan
YME
2 Saya kadang-kadang berperilaku dan bertutur kata tidak jujur
3 Saya kadang-kadang masih suka menyontek pada waktu tes
4 Saya merasa belum bisa mengendalikan emosi dengan baik
5 Saya belum paham tentang sikap dan perilaku yang ada di
dalam diri saya
6 Saya belum tahu cara mengenal dan memahami diri sendiri
7 Saya belum memahami potensi diri
8 Saya belum tahu perubahan dan permasalahan yang terjadi
pada masa remaja
9 Saya belum mengenal tentang macam-macam kepribadian
10 Saya kurang memiliki rasa percaya diri
11 Saya kadang kurang menjaga kesehatan diri
12 Saya belum tahu ciri-ciri/sifat/prilaku pribadi yang
berkarakter
13 Saya merasa kurang memilki tanggung jawab pada diri
sendiri
14 Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain
15 Kondisi orang tua saya sedang tidak harmonis
16 Saya merasa tidak betah tinggal di rumah sendiri
17 Saya mempunyai masalah dengan anggota keluarga di rumah
18 Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
19 Saya sedang memiliki konflik pribadi
20 Saya belum memahami tentang norma/cara membangun
berkeluarga
21 Saya belum banyak mengenal lingkungan sekolah baru
22 Saya belum memahami tentang kenakalan remaja
23 Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak atau bahaya
rokok
24 Saya belum banyak mengenal tentang perilaku sosial yang
bertanggung jawab
25 Saya belum tahu tentang bullying dan cara mensikapinya
26 Saya sulit bergaul dengan teman-teman di sekolah
27 Sering saya dianggap tidak sopan pada orang lain
28 Saya kurang memahami dampak dari media social
29 Saya jarang bermain/berteman di lingkungan tempat saya
tinggal
30 Saya belum banyak teman atau sahabat
31 Saya kurang suka berkomunikasi dengan teman lawan jenis
32 Saya belum tahu cara belajar yang baik dan benar di SMA
NEGERI 2 TIMANG GAJAH
33 Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah
34 Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi belajar
yang baik
35 Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan belajar saya
36 Saya masih sering menunda-nunda tugas sekolah/pekerjaan
rumah (PR)
37 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu
38 Saya belum tahu cara memanfaatkan sumber belajar
39 Saya belajarnya jika akan ada tes atau ujian saja
40 Saya belum tahu tentang struktur kurikulum yang ada di
sekolah
41 Saya merasa malas belajar dan kalau belajar sering ngantuk
42 Saya belum terbiasa belajar bersama atau belajar kelompok
43 Saya belum paham cara memilih lembaga bimbingan belajar
yang baik
44 Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk
belajar
45 Saya belum tahu cara memperoleh bantuan pendidikan
(beasiswa)
46 Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan
hidup
47 Saya merasa bingung memilih kegiatan esktrakurikuler di
sekolah
48 Saya merasa belum mantap pada pilihan peminatan yang
diambil
49 Saya merasa belum paham hubungan antara hobi, bakat,
minat, kemampuan dan karir
50 Saya belum memiliki perencanaan karir masa depan
PENGEMBANGAN TEMA SESUAI BIDANG BIMBINGAN DAN
KONSELING

Aspek Kompone
Capaian Strategi Metode/
Perkembangan/ Tujuan Layanan Kalas n Materi Media Evaluasi
Bidang layanan Layanan Teknik
layanan
Landasan P Menerapkan memahami
Hidup pengetahuan pentingnya
Religius keberagamaan kerjasama antara
serta mengajak umat beragama
teman sebaya serta mampu Membangun
atas dasar hidup rukun X Dasar Bimbingan kerjasama antar Film
Diskusi Proses dan
keyakinan melakukan Klasikal umat beragama Pendek,
Hasil
yang dimiliki hubungan skenario
secara kerjasama yang
konsisten baik antar umat
melalui sikap beragama
P dan perilaku
Mengikatkan Disesuaika Disesuaika
sehari hari. meningkatkan n dengan n dengan
kualitas ibadah
ibadah kepada X sResponsif Konseling pendekatan pendekatan
pada Tuhan Proses dan
Tuhan YME Kelompok yang yang
YME Hasil
digunakan digunakan
Landasa n P Berperilaku atas
Perilaku dasar keputusan
Etis yang Disesuaika Disesuaika
mengintegrasika menghindari Menghindari n dengan n dengan
n keragaman pergaulan yang X Responsif Konseling pergaulan yang pendekatan pendekatan Proses dan
norma dan aspek kurang baik Kelompok kurang baik yang yang Hasil
etis dalam digunakan digunakan
kehidupan sehari-
hari.
Kematan gan P Menyesuaikan
Disesuaika Proses dan
Emosi ekspresi Disesuaika
n dengan Hasil
perasaan diri mengendalikan Konseling Mengendalikan n dengan
dan orang lain X Responsif pendekatan pendekatan
emosi Kelompok emosi
secara tepat untuk Yang yang
menyelesaikan digunakan digunakan
konflik
Kematan gan B Mengembangkan X
Intelektual memiliki Macam-macam Papan
Diskusi
pemahaman Dasar Bimbingan gaya dalam Tulis. Proses dan
Penyebaran
tentang macam- Klasikal belajar LDC. Hasil
Angket Power
macam gaya
dalam belajar Point
B ragam alternatif Disesuaika
Disesuaikan
pengambilan memanfaatkan Memanfaatkan n dengan
dengan
teknologi Dasar Bimbingan teknologi pendekatan Proses dan
keputusan dan X pendekatan
informasi untuk Kelompok informasi untuk yang Hasil
pengentasan yang
meraih prestasi meraih prestasi digunakan
masalah secara digunakan
objektif belajar
B menggunakan
konsep ilmu Memahami sikap Papan
pengetahuan dan dan kebiasaan Dasar Bimbingan Kiat-kiat sukses Ceramah Tulis. Proses dan
X LDC.
perilaku belajar belajar yang baik Klasikal belajar Diskusi Hasil
untuk mencapai Power
beserta
prestasi Point
konsekuensinya.
Disesuaika
Disesuaikan
n dengan Proses dan
dengan
meningkatkan Responsif Konseling Meningkatkan pendekatan Hasil
X pendekatan
semangat belajar Kelompok semangat belajar yang
yang digunakan
digunakan
Kesadaran S menghidari Menghidari Disesuaika
Disesuaikan
Tanggun g terjadinya terjadinya n dengan Proses dan
dengan
Jawab tawuran di Dasar Bimbingan tawuran pendekatan Hasil
X pendekatan
Sosial kalangan pelajar Kelompok dikalangan yang
Menunjukan yang digunakan
pelajar
kesamaan digunakan
(equality) mengucapkan Membiasakan Disesuaika
Disesuaikan
dan/atau kata maaf, kata mengucapkan n dengan Proses dan
dengan
kesetaraan tolong, dan kata Responsif Konseling kata maaf, kata pendekatan Hasil
X pendekatan yang
(equity) dalam terima kasih Kelompok tolong dan kata
yang digunakan
berinteraksi dalam bergaul terima kasih
digunakan
dengan orang dalam bergaul
lain sesuai hak memiliki Pemahaman
dan kewajiban pemahaman tentang jenis Group Video Proses dan
tentang jenis obat Dasar Bimbingan obat terlarang Investigation Power Hasil
X
terlarang yang Klasikal yang baru dan , Diskusi Point
baru dan cara cara
menghidarinya menghidarinya
Kesadar an S Mendesain memahami dan
Gender bentuk kolaborasi menerima peran
secara harmonis sosial pria dan
dengan lain jenis wanita dengan
dalam norma yang ada Bimbingan Kiat sukses Slide Proses dan
Dasar Power Hasil
keberagaman di masyarakat Klasikal hidup Diskusi
Point
peran sosial. serta mampu X bermasyarakat
berprilaku
sebagai pria dan
wanita sesuai
dengan norma
yang ada
dimasyar
akat
p menghindari diri Menghindari diri Papan
dari sex bebas, dari sex bebas, Tulis
LGBT, dan Dasar Bimbingan LGBT dan Ceramah LCD Proses dan
X
penyakit HIV Klasikal penyakit Diskusi Power Hasil
dan AIDS HIV/AIDS Point,
Vidio
Pengembanga P
n Pribadi
Papan Proses dan
Kemampuan Dasar Bimbingan Membangun Ceramah Tulis Hasil
X
dalam Klasikal Rasa Percaya Diskusi LCD
membangun rasa Diri. Power
Mengelola dan percaya diri Point
Mengembangkan
S
kemampuan dan Memahami Sikap Sopan
keunikan diri pentingnya sopan Bimbingan Ceramah
santun dan etika Dasar Santun dalam Papan Proses dan
yang dimiliki X Klasikal Diskusi Hasil
dalam kehidupan Kehidupan Tulis
dalam lingkungan LCD
bermasyarakat
sosial Power
yang lebih luas. Point
P Disesuaika
Disesuaikan
menghilangkan n dengan
dengan
Responsif Konseling Menghilangkan pendekatan Proses dan
ketergantungan X pendekatan
Kelompok ketergantungan yang Hasil
main games yang
main games digunakan
digunakan
P Disesuaika
Disesuaikan
berhenti dari n dengan
dengan
Responsif Konseling Berhenti dari pendekatan Proses dan
kebiasaan X pendekatan
Kelompok kebiasaan yang Hasil
merokok yang
merokok digunakan
digunakan
Perilaku K Berperilaku memiliki
Kewirau hemat, ulet, kebiasaan
sahaan/ kompetitif, hemat dalam Disesuaikan Disesuaika
Kemandi kompetitif, dan keseharian Peminatan
dengan n dengan
rian kolaboratif dan
X pendekatan pendekatan Proses dan
Perilaku sesuai dengan Perencana Konseling Mampu untuk
yang yang Hasil
karakteristik an Kelompok hidup hemat
digunakan digunakan
wirausaha, atas Individual
dasar kesadaran
diri
Wawasan & K Menentukan
Kesiapan alternatif Memahami Peminatan
Karir perencanaan karir bakat dan Ceramah Slide
X dan Bimbingan Mengenal Proses dan
dengan minat yang , Power
Perencanaa Klasikal Minat Bakat Hasil
mempertimbang dimiliki Diskusi Point
n Individual
kan kemampuan,
mengidentifikasi Hubungan
nilai-nilai,
hubungan antara antara potensi,
persyaratan, Peminatan
potensi, minat, minat, bakat, Disesuaikan Disesuaika
peluang dan dan
bakat, Bimbingan kemampuan dengan n dengan
ragam pendidikan X Perencana
kemampuan Kelompok dengan pendekatan pendekatan Proses dan
lanjutan. an
dengan pemilihan yang yang Hasil
Individual
pemilihan program digunakan digunakan
program keahlian keahlian
Kematangan S
Hubungan menghentikan
dengan Mengembangkan ketergantungan Disesuaika Disesuaika
Menghilangkan
Teman kemampuan kerja dengan media n dengan n dengan
X Konseling ketergantungan
Sebaya sama yang sosial (Facebook, pendekatan pendekatan Proses dan
Responsif kelompok dengan media
harmonis dengan Whatsapp, yang yang Hasil
sosial (Facebook,
teman sebaya Istagram, Tiktok digunakan
Whatsapp dll) digunakan
antar budaya dll)
tanpa stereotip
dan prasangka Disesuaika
X
membina Menjaga Disesuaika n dengan Proses dan
Responsif Konseling
persahabatan persahabatan n dengan pendekatan Hasil
yang langgeng
pendekatan yang
kelompok yang langgeng yang digunakan
digunakan

Disesuaika Disesuaika
memiliki etika
Etika dalam n dengan n dengan
dalam menjalin X Konseling menjalin pendekatan pendekatan
persahabatan Responsif Proses dan
kelompok persahabatan yang
melalui medsos yang Hasil
melalui medsos digunakan
digunakan
Kesiapan P Mengeksplorasi memahami
Diri untuk bentuk-bentuk pernikahan di usia
Menikah kesiapan muda. Faktor
dan pernikahan serta penyebab dan
Berkelua peran dan dampaknya serta
rga tanggung jawab memahami cara
X
dalam pernikahan mengatasi
dan berkeluarga masalah yang Dampak Slide
Bimbingan Psikodrama, Proses dan
(agama, fisik, terkait dengan Dasar pernikahan di Power
Klasikal Diskusi Hasil
psikologis, sosio- pernikahan usia usia muda Point
ekonomi, ilmu muda
pengetahuan)
PROGRAM SEMESTER GANJIL BIMBINGAN KONSELING
SMA NEGERI 2 TIMANG GAJAH
TAHUN AJARAN 2023/2024

JENIS BIDANG
NO. KEGIATAN/LAYANA BIMBINGAN FUNGSI BK TUJUAN SASARAN WAKTU
N P S B K
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas
Tercapainya efektivitas
guru bimbingan
1 V V V V Pemahaman layanan bimbingan dan Fase E JULI
dan
konseling
konseling/konselor
Assesmen
Terungkapnya kebutuhan Fase E
2 kebutuhan (Angket V V V V Pemahaman JULI
peserta didik/konseli
Masalah Siswa)
Menyusun program Layanan bimbingan dan
3 bimbingan dan V V V V Pencegahan konseling lebih terarah dan Fase E JULI
konseling tetap sasaran
Konsultasi program
Mendapat dukungan dari Fase E
4 bimbingan dan V V V V Pemahaman JULI
Kepala dan Komite Sekolah
konseling
Terpenuhinya kebutuhan
5 Pengadaan sarana / V V V V Pencegahan sarana yang menunjang Fase E JULI
prasarana BK keberhasilan layanan BK
B. LAYANAN BK
LAYANAN
1.
DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Kesadaran untuk Peserta didik/Klien memiliki
beribadah kepada kesadaran untuk
V Pemahaman Fase E Juli
Tuhan YME meningkatkan ibadah kepada
dengan baik Tuhan YME dengan baik
Kemampuan Peserta didik/konseli dapat
mengendalikan V Pemahaman mengendalikan emosi dengan Fase E Agustus
emosi yang baik baik
Memahami gaya Peserta didk/konseli dapat
belajar yang ada V Pemahaman memahami gaya belajar yang Fase E Agustus
pada diri sendiri ada pada diri sendiri
Kemampuan Peserta didik/konseli dapat
beradptasi dengan V Pemahaman memahami dan berdaptasi Fase E Juli
lingkungan sekolah dengan lingkungan sekolah
Kemampuan
Peserta didik/klien memiliki
tentang kiat bergaul
kemampuan dalam bergaun Fase E
dengan teman V Pemahaman September
dengan teman sesuai norma
sesuai dengan
yang berlaku
norma yang berlaku
Pemahaman
Peserta didik/klien memiliki
tentang hubungan
kemampuan tentang Fase E
hobi, minat, bakat, V Pemahaman Oktober
hubungan hobi, minat, bakat,
kemampuan dan
kemampuan dan karir
karir
Kemampuan dalam
Peserta didik/klien memiliki
memilih
kemampuan dalam memilih Fase E
ekstrakulikuler V Pemahaman Oktober
ekstrakulikuler sesuai dengan
sesuai dengan
minat dan bakat
minat dan bakat

b. Bimbingan Fase E
Kelas Besar

Memahami tentang Peserta didik/konseli dapat


gaya belajar yang memahami tentang gaya
V Pemahaman Pemahaman Juli
ada pada diri belajar yang ada pada diri
sendiri sendiri
c. Bimbingan
Kelompok
Pemahaman Peserta didik/konseli
terhadap dampak V Pemahaman, Pencegahan menghindari perilaku Fase E Agustus
menyontek menyontek

Peserta didik/konseli
Memahami etika Fase E
V Pemahaman memahami etika dalam Agustus
dalam bergaul
bergaul
Kemampuan Peserta didik/konseli
meningkatkan rasa memiliki kemampuan dalam Fase E
V Pemahaman September
percaya diri meningkatkan rasa percaya
diri
d. Papan
Bimbingan
Tips dan Trik Peserta didik/konseli
Pemahaman dan Fase E
Sukses dalam V V V V memperoleh informasi Juli – Desb
pencegahan
Pengembangan diri melalui media tulis
Peserta didik/konseli
e. Pengemb. Fase E
V V V V Pemahaman memperoleh informasi yang Juli – Desb
Media BK
bermanfaat bagi dirinya

Peserta didik/konseli
Fase E Juli – Desb
f. Leafleat V V V V Pemahaman memperoleh informasi
melalui media cetak
LAYANAN
2.
RESPONSIF
Terbantunya peserta didik
1. Konseling dalam mengatasi Fase E
V V V V Pengentasan Juli – Desb
Individual hambatan/memecahkan
masalah yang dialaminya
2. Konseling Terbantunya memecahkan
V V V V Pengentasan masalah peserta didik Fase E Juli – Desb
Kelompok
melalui kelompok
Pemahaman dan Terbantunya memberikan
3. Konsultasi V V V V informasi yang dibutuhkan Fase E Juli – Desb
pengentasan
oleh peserta didik
Diperolehnya kesepakatan
4. Konferensi Fase E
V V V V Pengentasan bersama mengenai masalah Juli – Desb
Kasus
peserta didik
Terentaskannya masalah
konseli yang terkait dengan Fase E
5. Advokasi V V V Pengentasan Juli – Desb
pihak lain agar hak-hak
konseli tetap terlindungi

6. Konseling Terselenggaranya layanan Fase E


V V V V Pengentasan Juli – Desb
elektronik Bimbingan dan Konseling
yang lebih efektif

Pemahaman dan Tertampungnya masalah


7. Kotak masalah V V V V Fase E Juli – Desb
pengentasan peserta didik/konseli yang
introvert
PEMINATAN Terentaskannya masalah
DAN Pemahaman dan konseli yang terkait dengan
3. V
PERENCANAAN pengentasan pemilihan jurusan dan
INVIDIVUAL rencana karir masa depan
DUKUNGAN
4. SISTEM
Melaksanakan
Pemahaman, Pengentasan,
dan Pengumpulan data dan Fase E
Pencegahan, Juli – Desb
menindaklanjuti kebutuhan peserta didik
Pengembangan
assesmen
Mengetahui langsung
Kunjungan Fase E
Pengentasan kondisi peserta didik di Juli – Desb
rumah
lingkungan rumah
Menyusun dan
Pemahaman, Pengentasan, Pertanggungjawaban
melaporkan Fase E
Pencegahan, kinerja kepada kepala Juli – Desb
program bimbingan
Pengembangan sekolah
dan konseling
Membuat Pengembangan Penilaian ketercapaian Fase E Juli – Desb
program layanan bimbingan
evaluasi
dan konseling
Melaksanakan
administrasi Bukti fisik pelaksanaan Fase E
Pengembangan Juli – Desb
bimbingan dan bimbingan dan konseling
konsleing
Pengembangan
Pengembangan diri / Fase E
keprofesian Pengembangan Juli – Desb
profesi
konselor
PROGRAM SEMESTER GENAP BIMBINGAN KONSELING
SMA NEGERI 2 TIMANG GAJAH
TAHUN AJARAN 2023/2024
BIDANG
JENIS BIMBINGAN
NO FUNGSI BK TUJUAN SASARAN WAKTU
KEGIATAN/LAYANAN
P S B K
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas
Tercapainya efektivitas
guru bimbingan
1 V V V V Pemahaman layanan bimbingan dan Fase E Januari
dan
konseling
konseling/konselor
Assesmen Januari
Terungkapnya kebutuhan Fase E
2 kebutuhan (Angket V V V V Pemahaman
peserta didik/konseli
Masalah Siswa)
Menyusun program Layanan bimbingan dan Januari
3 bimbingan dan V V V V Pencegahan konseling lebih terarah dan Fase E
konseling tetap sasaran
Konsultasi program Januari
Mendapat dukungan dari Fase E
4 bimbingan dan V V V V Pemahaman
Kepala dan Komite Sekolah
konseling
Terpenuhinya kebutuhan Januari
5 Pengadaan sarana / V V V V Pencegahan sarana yang menunjang Fase E
prasarana BK keberhasilan layanan BK
B. LAYANAN BK
LAYANAN
1.
DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta didik/klien memiliki
Psikologi remaja pemahaman tentang
V Pemahaman Fase E Januari
dan permasalahan yang terjadi
permasalahannya pada masa remaja
Mengetahui tentang Peserta didik/klien dapat Fase E
V Pemahaman, Pencegahan Januari
jenis bullying dan memahami jenis perilaku
bullying dan cara
cara mensikapinya
menyikapinya
Peserta didik/klien memiliki
Mengenal Tipe dan Fase E
V Pemahaman pemahaman tentang tipe dan Februari
Jenis Kepribadian
jenis kepribadian manusia
Peserta didik/klien memiliki
Kenakalan remaja
pemahaman tentang jenis Fase E
dan cara V Pemahaman Februari
kenakalan remaja dan
menghindarinya
dampaknya
Peserta didik memiliki
pemahaman dan dapat
Perilaku pacarana Pemahaman dan
V menghindari diri dari sex Fase E Maret
dan dampaknya Pencegahan
bebas, LGBT, dan
penyakit HIV dan AIDS
Peserta didik/klien
memiliki pemahaman
Bahaya Narkoba Pemahaman dan Fase E
dan dampaknya Pencegahan
tentang jenis obat terlarang Maret
yang baru dan cara
menghidarinya
Peserta didik/klien memiliki
Menjadi Pribadi
pemahaman tentang cara Fase E
mandiri dan V Pemahaman April
menjadi individu yang
berkarakter
mandiri dan berkarakter
Cara cerdas Peserta didik/klien memiliki
menggunakan Pemahaman dan pemahaman tentang cara Fase E
V April
smartphone bagi pencegahan penggunaan smartphone
pelajar yang baik dan bijak
Peserta didik/klien memiliki
pemahaman tentang
Prograstinasi Pemahaman dan Fase E
V prograstinasi akademi Mei
Akademik Pencegahan
(menunda pekerjaan) dan
cara menghindarinya
Peserta didik/klien memiliki
pemahaman tentang cara
Cara hidup hemat Pemahaman dan Fase E
V hidup hemat dan Juni
generasi muda pengembangan
menerapkannya dikehidupan
sehari-hari
b. Bimbingan
Kelas Besar
Peserta didik/konseli dapat
memahami dan
Hubungan minat mengidentifikasi
Pelajaran dengan
V V Pemahaman hubungan antara potensi, Pemahaman Januari
pilihan program
kejurusan minat, bakat, kemampuan
dengan pemilihan program
keahlian
c. Bimbingan
Kelompok
Peserta didik/konseli
Memahami etika Fase E
V Pemahaman memahami etika dalam Februari
dalam bergaul
bergaul
Peserta didik/klien memiliki
pemahaman dan termotivasi Fase E
Motivasi Belajar V Pemahaman Maret
untuk meningkatkan
kebiasaan belajar
Peserta didik/konseli
Disiplin dalam
memiliki kemampuan dalam Fase E
mematuhi Pemahaman April
meningkatkan disiplin diri
peraturan sekolah
seorang pelajar
d. Papan Fase E
Bimbingan
Tips dan Trik Peserta didik/konseli
Pemahaman dan Fase E Januari-
Sukses dalam V V V V memperoleh informasi
pencegahan Juni
Pengembangan diri melalui media tulis
Peserta didik/konseli
e. Pengemb. Fase E Januari-
V V V V Pemahaman memperoleh informasi yang
Media BK Juni
bermanfaat bagi dirinya
Peserta didik/konseli
Fase E Januari-
f. Leafleat V V V V Pemahaman memperoleh informasi
Juni
melalui media cetak
LAYANAN
2.
RESPONSIF
Terbantunya peserta didik
1. Konseling dalam mengatasi Fase E Januari-
V V V V Pengentasan
Individual hambatan/memecahkan Juni
masalah yang dialaminya
2. Konseling Terbantunya memecahkan Januari-
V V V V Pengentasan masalah peserta didik Fase E
Kelompok Juni
melalui kelompok
Pemahaman dan Terbantunya memberikan Januari-
3. Konsultasi V V V V informasi yang dibutuhkan Fase E
pengentasan Juni
oleh peserta didik
Diperolehnya kesepakatan
4. Konferensi Fase E Januari-
V V V V Pengentasan bersama mengenai masalah
Kasus Juni
peserta didik
Terentaskannya masalah
konseli yang terkait dengan Fase E Januari-
5. Advokasi V V V Pengentasan
pihak lain agar hak-hak Juni
konseli tetap terlindungi

6. Konseling Terselenggaranya layanan Fase E Januari-


V V V V Pengentasan
elektronik Bimbingan dan Konseling Juni
yang lebih efektif
Tertampungnya masalah
Pemahaman dan Fase E Januari-
7. Kotak masalah V V V V peserta didik/konseli yang
pengentasan Juni
introvert
PEMINATAN Terentaskannya masalah
DAN Pemahaman dan konseli yang terkait dengan
3. V
PERENCANAAN pengentasan pemilihan jurusan dan
INVIDIVUAL rencana karir masa depan
DUKUNGAN
4. SISTEM
Melaksanakan Januari-
Pemahaman, Pengentasan,
dan Pengumpulan data dan Fase E Juni
Pencegahan,
menindaklanjuti kebutuhan peserta didik
Pengembangan
assesmen
Mengetahui langsung
Kunjungan Fase E Januari-
Pengentasan kondisi peserta didik di
rumah Juni
lingkungan rumah
Menyusun dan
Pemahaman, Pengentasan, Pertanggungjawaban
melaporkan Fase E Januari-
Pencegahan, kinerja kepada kepala
program bimbingan Juni
Pengembangan sekolah
dan konseling
Penilaian ketercapaian
Membuat Fase E Januari-
Pengembangan program layanan bimbingan
evaluasi Juni
dan konseling
Melaksanakan
administrasi Bukti fisik pelaksanaan Fase E Januari-
Pengembangan
bimbingan dan bimbingan dan konseling Juni
konsleing
Pengembangan Januari-
Pengembangan diri / Fase E
keprofesian Pengembangan Juni
profesi
konselor

Anda mungkin juga menyukai