Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING

SMA IT AL-QUR’ANIYYAH
TAHUN AJARAN 2021/2022

SMA IT AL-QUR’ANIYYAH
Alamat :
Jl. Raya Panti Asuhan, Cheger, Jurang Mangu Timur,
Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten,
021-73440835

1
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA IT AL-QUR’ANIYYAH
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. RASIONAL
Guru BK bermaksud untuk meningkatkan kualitas peserta didik dengan
dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap kompleksitas masalah kehidupan
yang dIhadapinya berkaitan dengan masa depannya. Untuk itu guru BK sangat
berperan dalam memotivasi, memandang masa depan karier mereka dengan
optimis serta memiliki kesadaran yang tinggi.

B. LANDASAN YURIDIS
Aturan dan pedoman tentang keberadaan dan pelaksanaan tugas guru BK atau
konselor dirujuk pada:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi pendidikan dasar dan
menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan.
4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 yang memberi arah pengembangan
profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.

2
C. VISI DAN MISI SEKOLAH
Visi:
Menciptakan tenaga menengah di bidang arsitektur dan keperawatan yang
memiliki kompetensi dan imtaq yang kuat
Misi:
1. Melakukan rekrutmen SDM (peserta didik, guru, pegawai) secara benar
2. Melengkapi standar minimal sarana dan prasarana pembelajaran
3. Mengembangkan rencana pembelajran berdasarkan SK/KD yang
ditentukan
4. Menyelenggarakan proses belajar-mengajar secara professional
5. Menjalin kerjasama dengan pihak lain secara simbiose mutualistis
6. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi TPK (Tenaga Pendidik
dan Kependidikan: Guru dan pegawai secara berkelanjutan)

D. VISI DAN MISI BK SMA IT AL-QUR’ANIYYAH


” Visi Bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan peserta didik
yang bahagia dan berkembang secara optimal serta mampu mengembangkan
potensi dan keterampilannya secara mandiri.

MISI :
1) Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan prilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa
depan
2) Misi Pengembangan,yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta
didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

E. DISKRIPSI KEBUTUHAN PESERTA DIDIK (SKKPD)


1. Landasan hidup religius
2. Landasan Perilaku etis

3
3. Kematangan emosi
4. Kematangan intelektual
5. Kesadaran tanggung jawab sosial
6. Kesadaran gender
7. Pengembangan diri
8. Perilaku kewirausahaan
9. Wawasan dan kesiapan karier
10. Kematangan hubungan sesama sebaya
11. Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga

F. TUJUAN BK
Tujuan Umum
Bimbingan dan Konseling bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik
dengan memperhatikan kondisi sekolah.
Tujuan Khusus
Bimbingan dan Konseling bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan:
1. Bakat
2. Minat
3. Kreatifitas
4. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
5. Kemandirian
6. Kemampuan kehidupan keagamaan
7. Kemampuan sosial
8. Kemampuan belajar
9. Wawasan dan perencanaan karir
10. Kemampuan pemecahan masalah

4
G. BIDANG GERAK LAYANAN BK
Secara khusus BK bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya yang meliputi:
1. Aspek pribadi (bimbingan pribadi) adalah bidang bimbingan yang
meliputi pemantapan keimanan, memahami, menilai, mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik, kemampuan
pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat.
2. Aspek social (bimbingan social) adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemahaman dan penilaian serta pengembangan kemampuan hubungan sosial
yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Aspek belajar (bimbingan belajar) adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi,
program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis, sosial budaya yang
ada dimasyarakatnya.
4. Aspek karier (bimbingan karir ) adalah bidang bimbingan yang meliputi
pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang
hendak dikembangkan serta memilih dan mengambil keputusan karir.

H. FUNGSI / SIFAT LAYANAN BK


Layanan BK bersifat:
1. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah
atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.
2. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yang dialaminya.
3. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif
yang dimilikinya.

5
4. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.

Sedangkan BK berfungsi sebagai:


1. Pemahaman; membantu peserta didik untuk memahami diri dan
lingkungannya secara optimal.
2. Penyesuaian; membantu peserta didik untuk bisa menyesuaikan diri terhadap
sesuatu dan situasi yang baru.
3. Penyaluran; membantu peserta didik untuk menyalurkan bakat dan minat
sesuai dengan kesempatan yang ada.
4. Penempatan; menempatkan peserta didik sesuai dengan kompetensinya.
5. Pengadaptasian; membantu pihak lain dalam upaya untuk dapat memahami
peserta didik untuk kepentingan layanan.

I. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang
dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar
peran peserta didik dilingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Bimbingan dan Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.

6
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
7. Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

J. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik
tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

7
K. Format Kegiatan
1. Individual, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
3. Klasikal, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
4. Lapangan, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
5. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang
melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.

L. Program Pelayanan
1. Jenis Program
Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian

8
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan
(SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan
Konseling.

2. Penyusunan Program
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
Substansi program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat
bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran
pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.

M. KOMPONEN PROGRAM BK
Komponen layanan BK berupa:
1. Pelayanan dasar
a. Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh siswa/ konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi
kemandirian peserta didik) yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan
kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk
mendukung implementasi komponen ini.

b. Strategi
a) Bimbingan Kelas
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal,
konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik.

9
Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau brain
storming (curah pendapat).
b). Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru,
untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di
lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya
dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan
orientasi di sekolah biasanya mencakup organisasi sekolah, staf dan
guru-guru, kurikulum, program BK, program ekstrakurikuler, fasilitas
atau sarana prasarana, dan tata tertib sekolah.
c). Pelayanan Informasi
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang
bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku,
brosur, leaflet, majalah, dan internet).
d). Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik
melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini
ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik.
Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah
masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia,
seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan
mengelola stress.
e). Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data
ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-
tes.

10
2. Pelayanan Responsive
a. Pengertian
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada siswa /
konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan
pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan
orangtua, guru dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan
yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.
b. Strategi
a). Konseling Individual dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu
siswa/konseli yang mengalami kesulitan atau hambatan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa/
konseli dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah,
penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan
secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual
maupun kelompok.
b). Referal
Apabila guru BK atau konselor merasa kurang memiliki kemampuan
untuk menangani masalah siswa/ konseli, maka sebaiknya dia
mereferal atau mengalihtangankan kepada ahli lain yang lebih
berwenang. Siswa/ konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka
yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan
(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
c). Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas.
Guru BK atau konselor berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan
wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti
: prestasi belajar, kehadiran, aktivitas selama pembelajaran),
membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-
aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Aspek-aspek itu di antaranya :

11
(1) menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi
belajar siswa;
(2) memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam;
(3) menandai siswa yang diduga bermasalah;
(4) membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui
program remedial teaching;
(5) mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan pelayanan
BK kepada guru BK atau koselor;
(6) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata
pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa;
(7) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa
tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja);
(8) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,
sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru
merupakan “figur central” bagi siswa); dan
(9) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya secara efektif.
d). Kolaborasi dengan Orang tua
Guru BK atau konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang
tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan
terhadap siswa tidak hanya berlangsung di Sekolah, tetapi juga oleh
orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya
saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar guru
BK atau konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi
siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa.
Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan
beberapa upaya, seperti:
(1) Kepala Sekolah atau komite Sekolah mengundang para orang tua
untuk datang ke Sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor,

12
(2) Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat)
tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan
(3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah
ke Sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku
sehari-harinya.
e). Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah.
Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama
dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan
peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti
dengan pihak-pihak
(1) instansi pemerintah,
(2) instansi swasta,
(3) organisasi profesi BK,
(4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait dalam pendidikan,
(5) Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), dan
(6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
f). Konsultasi
Guru BK atau konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru,
orang tua, atau pihak pimpinan Sekolah yang terkait dengan upaya
membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada
para siswa, menciptakan lingkungan Sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas
program BK.

g). Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)


Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh
siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang akan diperankan
sebagai pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan
oleh guru BK atau konselor. Siswa terlatih berfungsi sebagai mentor
atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping
itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu guru BK atau

13
konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi,
perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat pelayanan
BK.
h). Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam
suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi
kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
i). Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang
peserta didik tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya
menggentaskan masalahnya, melalui kunjungan ke rumahnya.

3. Pelayanan perencanaan individual


a. Pengertian
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada siswa / konseli
agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
peren-canaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya. Pemahaman siswa/ konseli secara mendalam
dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan
informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki
konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam mengem-bangkan potensinya
secara optimal, termasuk keber-bakatan dan kebutuhan khusus konseli.
Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kola-borasi,
dan advokasi diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini.
b. Strategi
Guru BK atau konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu
yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-

14
aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri
ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan
dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual
ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan (penjurusan, dan
penyaluran), untuk membentuk siswa menempati posisi yang sesuai
dengan bakat dan minatnya.
Siswa/ konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, belajar dan
karir yang diperolehnya untuk
(1) Merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan)
yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang
berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya;
(2) Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan
yang telah ditetapkan, dan
(3) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

4. Dukungan system
a. Pengertian
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi) dan pengembangan kemampuan profesional guru BK atau
konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
siswa/ konseli.
Program ini memberikan dukungan kepada guru BK atau konselor dalam
memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi
personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan di Sekolah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-
aspek:
(1) Pengembangan jejaring (networking),
(2) Kegiatan manajemen,
(3) Riset dan pengembangan.

15
1) Pengembangan Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan guru BK atau
konselor yang meliputi
(1) konsultasi dengan guru-guru,
(2) menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau
masyarakat,
(3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan Sekolah,
(4) bekerjasama dengan personel Sekolah lainnya dalam rangka
menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi
perkembangan konseli,
(5) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan
erat dengan bimbingan dan konseling, dan
(6) melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang
terkait dengan pelayanan BK.
2) Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program BK
melalui kegiatan-kegiatan (1) pengembangan program,
(2) pengembangan staf,
(3) pemanfaatan sumber daya, dan
(4) pengembangan penataan kebijakan.

a). Pengembangan Profesionalitas


Guru BK atau konselor secara terus menerus berusaha untuk
memutakhirkan pengetahuan dan keterampilannya melalui
(a) in-service training,
(b) aktif dalam organisasi profesi,
(c) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah,
(d) melakukan riset,
(e) menempuh pendidikan profesi konselor (PPK), dan
(f) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.

16
b). Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Guru BK/ Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi
dengan guru, orang tua, staf Sekolah lainnya, dan pihak institusi
di luar Sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh
informasi, dan umpan balik tentang pelayanan bantuan yang
telah diberikannya kepada para siswa/ konseli, menciptakan
lingkungan Sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa/
konseli, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas
program BK. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan
upaya Sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu
pelayanan BK. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak
(1) instansi pemerintah,
(2) instansi swasta,
(3) organisasi profesi,
(4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, dan orang tua
siswa/ konseli,
(5) Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), dan
(6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan
pekerjaan).
c). Manajemen Program
Suatu program pelayanan BK tidak mungkin akan
terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan
secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu BK harus
ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program
pendidikan/ sekolah dengan dukungan wajar baik dalam aspek
ketersediaan sumber daya manusia (konselor), sarana, dan
pembiayaan. Keterkaitan antar komponen pelayanan dan
strategi peluncurannya dapat kerangka kerja utuh BK sebagai
berikut:

17
KOMPONEN STRATEGI
Harapan dan PROGRAM PELAYANAN
Asesmen Kondisi
Lingkungan
Lingkungan

Bimbingan dan
Konseling Konseling Individual
(Untuk seluruh Bimbingan kelompok
Perangkat Tugas peserta didik dan
Perkembangan/ Orientasi Jangka R
(Kompetensi/ Panjang)
kecakapan hidup, Sebaya
nilai dan moral
peserta didik)
(Pemecahan
Tataran Tujuan Masalah, atau Kelompok
Bimbingan dan Remidiasi)
Konseling penyaluran
(Penyadaran
Akomodasi, Perencanaan
Tindakan) Individual

Permasalahan (Perencanaan
yang perlu Pendidikan, Karir,
Personal, Sosial)
teknologi
(Aspek Manajemen
Asesmen Harapan dan
Perkembangan dan Pengembangan)
Kondisi Konseli
Konseli

Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling

d). Riset dan Pengembangan


kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK
atau konselor yang berhubungan dengan pengembangan
professional secara berkelanjutan, meliputi :
(1) merancang, melaksanakan dan memanfaatkan penelitian dalam
BK untuk meningkatkan kualitas layanan BK sebagai sumber
data bagi kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi
proses pembelajaran, serta pengembangan program bagi
peningkatan unjuk kerja professional,

18
(2) merancang dan melaksanakan serta mengevaluasi aktivitas
pengembangan diri guru BK atau konselor professional sesuai
dengan standar kompetensi konselor,
(3) mengembangkan kesadaran komitmen terhadap etika
professional,
(4) berperan aktif di dalam organisasi dan kegiatan profesi BK.

Pelayanan
Dasar

Pelayanan Peserta
Komponen Responsif didik
Program
BK
Pelayanan
Per.Indiv.
Pengembangan
Profesional,
Dukungan Konsultasi,
Sistem Kolaborasi, dan
Kegiatan
Manajemen

Komposisi pengaturan waktu layanan setiap komponen program BK adalah


Pelayanan Dasar = 25 – 35 %, Pelayanan responsive = 15 – 25 %, Pelayanan
perencanaan individual = 25-35% (dapat maksimal) dan Dukungan sistem =
10-15%

N. RENCANA OPERASIONAL
Rencana program ini akan dilaksanakan dalam program tahunan dan bulanan (
akan disajikan secara terpisah).

O. PENGEMBANGAN SATUAN LAYANAN


Disusun berdasarkan need assessment peserta didik dengan alat bantu berupa
instrumen dalam bentuk angket; Kartu Pribadi, Instrumen Tugas Perkembangan
(ITP), Angket Pengembangan Diri

19
P. SASARAN ATAU SUBJEK LAYANAN BK
Dalam hal ini yang menjadi subjek adalah peserta didik

Q. PERSONALIA
Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur
yang berkaitan di dalam organisasi pelayanan bimbingan dan konseling dengan
koordinator dan guru pembimbing sebagai pelaksana utama. Uraian tugas
masing-masing personil tersebut khusus kaitannya dengan pelayanan bimbingan
dan konseling adalah sebagai berikut :
 Kepala Sekolah
Sebagai penangung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh termasuk
pelayanan bimbingan dan konseling
 Wakil Kepala Sekolah
Sebagai pembantu Kepala Sekolah; diharapkan mendukung pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
 Guru Bidang Studi
Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program
latihan tertentu yang langsung berhubungan dengan peserta didik
diharapkan dapat berkolaborasi dengan guru BK untuk kelancaran program
BK
 Wali Kelas
Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk
mengikuti/menjalani layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling .
 Guru BK
Sebagai pelaksanaan utama tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas :
a. Memasyarakatkan pelayanan BK.
b. Merencanakan program BK terutama program satuan layanan dan satuan
kegiatan pendukung untuk satuan-satuan waktu tertentu. Program-
program tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan,
semesteran dan tahunan.
c. Melaksanakan segenap program satuan layanan BK

20
d. Melaksanakan segenap program kegiatan pendukung BK.
e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan
pedukung BK;
1. Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan dan kegiatan
pendukung BK.
2. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan penilaian layanan dan
kegiatan pendukung BK.
3. Mengadministrasikan hasil kegiatan satuan layanan dan kegiatan
pendukung BK yang dilaksanakan .
4. Memperanggungjawabkan tugas dan kegiatan dalam pelayanan BK
secara menyeluruh kepada Kepala Sekolah .
5. Mempersiapkan diri menerima dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan kepengawasan dan pengawas sekolah bidang BK.

R. EVALUASI KETERLAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL


Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program
BK

S. LAPORAN PROGRAM
Seluruh kegiatan program akan dilaporkan kepada Kepala Sekolah sebagai stake
holder. Program mana saja yang dapat dilaksanakan dan apa saja hasil yang
dapat diperoleh dari kegiatan tersebut serta program apa saja yang belum dapat
terlaksana serta faktor-faktor yang menyebabkan program tersebut tidak
terlaksana .

T. WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM


Tahun Pelajaran 2021/2022

NO RENCANAN KEGIATAN WAKTU


1 Orientasi dan informasi September 2021
2 Inventory data September 2021
3 Bimbingan klasikal September 2021 – Juni 2022

21
4 Bimbingan kelompok Tentative
5 Konseling kelompok Tentative
6 Konseling individual Tentative
7 Koordinasi dengan kepala sekolah September 2021
8 Koordinasi dengan wali kelas September - Oktober 2021
9 Koordinasi dengan guru bidang studi September - Oktober 2021
10 Koordinasi dengan orang tua Tentative
11 Laporan agenda kerja Tiap bulan
12 Analisa absensi siswa Tiap minggu
13 Konferensi kasus Tentative
14 Kunjungan rumah Tentative
15 Seminar/ diklat/ bimtek Tentative
16 Laporan akhir semester Desember 2021 dan Juli 2022
17 Evaluasi Desember 2021 dan Juli 2022
18 Tindak lanjut evaluasi Desember 2021 dan Juli 2022

22

Anda mungkin juga menyukai