Anda di halaman 1dari 10

Program Kerja Pelayanan

BAB : I
A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan


Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan,
mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum.

Guru Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan


Konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat , bakat serta
mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman
individu siswa maupun keberagaman kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka
perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun
program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat
struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program
pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi
individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif,
pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam
lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses
interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu bimbingan dan konseling adalah guru
bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu kualifikasi pendidik.

Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai
peserta didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang
harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi
kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya
(capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan. Sebaliknya,
kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan menunjang terwujudnya
pengembangan kemandirian.

B. Dasar Penyusunan Program Layanan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal
35 ayat(2)

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru
Dalam Jabatan
5. SKB Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 bahwa Guru
Pembimbing Wajib membimbing 150 orang siswa minimal sampai 225 orang maksimal

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen


Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru.

7. Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri diselenggarakan


melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan ekstrakurikuler

C. Visi dan Misi

Visi MA Setia Peradaban

Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Yang Dilandasi Iman Dan Taqwa Serta
Berwawasan Lingkungan

Misi MA Setia Peradaban

1. Melaksanakan Bimbingan Dan Pembelajaran Secara Aktif, Kreatif, Efektif Dan


Menyenangkan, Sehingga Setiap Siswa Dapat Berkembang Secara Optimal, Sesuai
Dengan Potensi Yang Dimiliki.
2. Menumbuhkan Semangat Keunggulan Secara Intensif Dan Daya Saing Yang Sehat
Kepada Seluruh Warga Madrasah Baik Dalam Potensi Akademik Maupun Non
Akademik.
3. Mendorong, Membantu Dan Memfasilitasi Siswa Untuk Mengembangkan
Kemampuan Bakat Dan Minatnya, Sehingga Dapat Dikembangkan Secara Lebih
Optimal Dan Memiliki Daya Saing Yang Tinggi.
4. Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam.
5. Mengembangkan Life-Skills Dalam Setiap Aktivitas Pendidikan.
6. Mengembangkan Sikap Kepekaan Terhadap Lingkungan.
7. Menciptakan Lingkungan Madrasah Yang Sehat, Bersih Dan Indah.
8. Menerapkan Manajemen Partisipatif Dengan Melibatkan Seluruh Warga Madrasah,
Komite Madrasah Dan Stakeholders Dalam Pengambilan Keputusan.
TUJUAN MADRASAH SETIA PERADABAN

Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di MA Setia


Peradaban adalah:
1. Lulusan MA Setia Peradaban dapat melaksanakan shalat dengan tertib,
dapat membaca al-Quran dengan benar dan tartil, hafal Al-Qur’an, surat
Yasin dan Juz Amma dan mempunyai dasar-dasar keimanan, amal saleh dan
akhlakul karimah, sehingga siswa mampu bergaul di masyarakat
2. Lulusannya menyukai membaca buku dan mempunyai kecepatan
membaca 40 kata permenit.
3. Lulusannya mempunyai dasar-dasar keilmuan secara optimal, sehingga
mampu memecahkan masalah dan mempunyai kepekaan sosial
4. Terjadi peningkatan rata-rata nilai Ujian Madrasah (UM) serta mampu
berkompetisi pada tingkat nasional.
5. Siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa inggris dan Arab baik secara
aktif maupun pasif sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
6. MA Setia Peradaban menjadi sekolah yang dinamis, transparan,
akuntabilitas dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat sehingga dapat
meningkatkan animo siswa baru.
7. Terjalinnya kerja sama yang harmonis antara lembaga dan steakholder
yang ada di lingkungan madrasah
8. Terjadi peningkatan kepedulian dan kesadaran warga madrasah terhadap
keamanan, kebersihan dan keindahan lingkungan madrasah

D. Tujuan Penyusunan Program Layanan

 Tujuan umum penyusunan program layanan

Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di


sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa (8 Tugas Pokok Perkembangan Siswa)
adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa

2. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan
wanita

3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang
lebih luas
4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi
seni

5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk

mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam


kehidupan di masyarakat

6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara


emosional, sosial dan ekonomi

7. Mengenal system etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai mandiri, anggota
masyarakat, dan warga Negara

8. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap peruhan fisik
dan psikis yang terjadi pada diri sendiri

 Tujuan Khusus penyusunan program layanan


1. Sebagai pedoman atau panduan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di
Sekolah

2. Untuk memberi arah dalam pelaksanaan layanan BK

3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara umum dalam upaya peningkatan
mutu di sekolah

4. Sebagai acuan evaluasi atas pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu
layanan BK di sekolah

E. Bidang Bimbingan dan Konseling

a. Bidang Bimbingan Pribadi adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan


keimanan, porensi diri, bakat, minat pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan
keputusan sehingga dapat merencanakan kehidupan yang sehat

b. Bidang Bimbingan Sosial adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi,
berargu mentasi, bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan
masyarakat

c. Bidang Bimbingan Belajar adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai
dengan kondisi psikis, social budaya yang ada dimasyarakat

d. Bidang Bimbingan Karier adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan


pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan
dipilih
F. Pengembangan Diri Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling

a. Pelayanan Dasar

 Bimbingan Klasikal

 Pelayanan Orientasi

 Pelayanan Informasi

 Bimbingan Kelompok

 Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi

b. Pelayanan Responsip

 Konseling Individu dan Kelompok

 Referal /Alih tangan

 Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.

 Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa

 Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah

 Konsultasi

 Konferensi Kasus

 Kunjungan Rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi

 Konseling Individual

 Penempatan Penyaluran
d. Dukungan Sistem

 Manajemen

 Akses Informasi dan Teknologi

 Pengembangan Profesi

 Pengembangan Media Informasi

 Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas


G Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untukpengembangan


dan pemecahan permasalahan peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungannya,

2) Pencegahan (preventif), yang menghasilan tercegahnya atau

terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat
mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu
dalam proses

perkembangannya,

3) Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan


yang dialami peserta didik,

4) Pemeliharaan dan pengembangan, yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya


berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangannya secara
mantap dan berkelanjutan.

H Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling

1) Pendekatan krisis, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarka
adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam
mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli

2) Pendekatan remedial, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki


oleh peserta didik dan berupaya pemberian remedi terhadap kelemahan-kelemahan
tersebut. Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam
bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3) Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh
konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami
peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi

4) Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


menekankan pada identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang
diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial, dan karirnya.
Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/potensi
yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya
I. Strategi Layanan Konseling dan Kegiatan Pendukung

 Layanan Konseling meliputi :

a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkunagan baru,


terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari untuk mempermudah dan
memperlancarkan peran siswa

b. Layanan Informasi : Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami,


berbagai informasi.

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa


memper- oleh penempatan yang tepat.

d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa


mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok dengan
kecepatan, dan kemampuan dirinya.

e. Layanan Konseling perorangan : Merupakan layanan yang memungkinkan siswa


mendapatkan layanan langsung tatap muka untuk mengentaskan permasalahan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa


secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik
tertentu.

g. Layanan Konseling Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing


anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh


wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan
atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya. i. Layanan Mediasi:Merupakan
layanan yang memungkinkan

fihak-fihak yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

 Kegiatan Pendukung meliputi:

a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan


siswa

b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan pengembangan siswa.

c. Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan
pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup.
d. Alih Tangan Kasus: Merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus.

e. Kunjungan rumah: Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan


kemitraan bagi terentaskannya permasalahan siswa.

f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan dengan menyediakan berbagai media


informasi.

J Sasaran Penyusunan Porgram

Sasaran utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah :

Peserta didik kelas 10,11,12 Madrasah Aliyah Setia Peradaban

K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya

1. Bimbingan pribadi, melalui :

 Layanan orientasi

 Layanan informasi

 Layanan penempatan penyaluran

 Layanan pembelajaran

 Layanan konseling individual

 Layanan konseling kelompok :

 Layanan bimbingan kelompok

2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :

 Layanan orientasi

 Layanan informasi

 Layanan penempatan penyaluran

 Layanan pembelajaran

 Layanan konseling individual

 Layanan konseling kelompok

 Layanan bimbingan kelompok

3. Layanan bimbingan belajar, melalui :

 Layanan orientasi

 Layanan informasi

 Layanan penempatan penyaluran


 Layanan pembelajaran

 Layanan konseling individual

 Layanan konseling kelompok

 Layanan bimbingan kelompok

4. Layanan bimbingan karir, melalui :

 Layanan orientasi

 Layanan informasi

 Layanan penempatan penyaluran

 Layanan pembelajaran

 Layanan konseling individual

 Layanan konseling kelompok

 Layanan bimbingan kelompok

5. Kegiatan pendukung, meliputi :

 Aplikasi instrumen

 Himpunan data

L Hambatan Pelaksanaan Layanan BK

1. Peserta Didik

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
yakni :

a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata pelajaran memberikan pembelajaran,
sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri.

b. Masih ada perasaan malu dan takut bila akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi
sehingga permasalahan tersebut menumpuk pada diri siswa.
c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa dirinya mangalami kesulitan
terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak dirasakan tersebut akan
menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas. didik) karena pendekatan yang
digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan informasi di dalam
kelas.

b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena keterampilan teknik konseling masih


tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang pengembangan dan pencegahan atau
layanan yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius dan professional
2. Wali kelas

a. Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang bermasalah
(melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas umumnya
diserahkan kepada Guru Pembimbing.

b. Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum
menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya
secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan BK.

3. Urusan Kesiswaan

Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor peserta didik yang melanggar
tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu segalanya.

4. Orang tua

Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai pengawas atau
polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti putra/putrinya nakal atau
melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau bandel. Kondisi ini akan
merusak citra layanan BK dimata anak.

5. Sarana dan prasarana

a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling, sehingga
klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di depannya.

b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak masalah, dll.

M Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan

1. Melakukan koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan program


sekolah yang efektif dan komprehensif.

2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba beberapa pendekatan/teknik


konseling

3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar kepada peserta didik/siswa asuh dalam rangka
membantu hambatan/kesulitan dalam belajar, khususnya menukung program remedial dan
pengayaan sekolah.

4. Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang
tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/ siswa asuh yang bermasalah
berdasarkan “kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).

5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara mandiri
maupun kedinasan.

6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan program layanan BK guna


memperbaiki dan peningkatan layanan

7. Pengadaan kotak masalah dan papan bimbingan

Anda mungkin juga menyukai