Anda di halaman 1dari 30

PERANGKAT

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KELAS VII

MTsN 2 PASAMAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024

NAMA : FITRI YANTI, S.Pd

NIP :

1
LEMBARAN PENGESAHAN

Program Layanan Bimbingan dan Konseling kelas VII, MTsN 2 PASAMAN, Tahun
Pelajaran 2023/2024, telah disetujui dan disyahkan pada :

Hari :...................................................

Tanggal :...................................................

Mengetahui
Kepala MTsN 2 PASAMAN Guru BK/ Konselor sekolah

Drs, Yurnalis,M.Pd Fifelni Erni, S.Pd


NIP:196704211999031002

KATA PENGANTAR
2
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya kepada penulissehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran 2023/2024 tepat pada waktu yang
ditentukan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasarmenyebutkanbahwa Komponen layanan
Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar (b)
layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan
dukungan sistem”. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu
menyusun program guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah.

Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini didahului dengan menyusun


angket kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat
memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait.

Dalam penulisan dan penyusunan program bimbingan dan konseling ini penulis
mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Drs,Yurnalis M.Pd selaku Kepala MTsN 2 PASAMAN


TP 2023/2024

2. Bapak/Ibu Wakil Kepala MTsN 2 PASAMAN TP 2023/2024


3. Bapak/Ibu Konselor MTsN 2 PASAMAN
4. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan/ti MTsN 2 PASAMAN
5. Siswa/i kelas VII MTsN 2 PASAMAN.TP 2023/2024
Untuk kesempurnaan program bimbingan dan konseling ini penulis mengharapkan
kepada seluruh pihak untuk memberikan masukan, kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan program ini. Harapan penulis agar program pelayanan Bimbingan dan
Konseling ini dapat bermanfaat dan menjadi faktor penunjamg kelancaran proses
pembelajaran di MTsN 2 PASAMAN

Rao, Januari 2024

Hormat Penulis

BAB I
3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu tempat untuk memperoleh pendidikan yang bersifat
formal. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003
juga dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mencapai tujuan itu maka peserta didik harus berkembang secara optimal, mandiri dan
bertanggung jawab dan dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam
pendidikan.

Salah satu tujuan dari lembaga pendidikan adalah mampu menghasilkan lulusan yang
bermutu dan profesional. Tugas-tugas perkembangan yang hendaknya dicapai oleh siswa
MTsN/sederajat agar ia mampu memasuki masa remaja yang sukses, pada pokoknya adalah :

1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan
fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria
atau wanita
4. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang
lebih luas
5. Mengenal kemampuan, bakat, minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni
6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan
pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di masyarakat

4
7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial dan ekonomi
8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat dan warga negara.
Dengan melihat hal yang demikian, maka kita dapat mengetahui bahwa pendidikan
yang diberikan kepada individu tidak hanya melalui pengajaran dan latihan tetapi juga
melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Untuk itu diharapkan guru BK di sekolah dapat
memberikan bimbingan serta layanan kepada peserta didik dalam mencapai
perkembangannya yang optimal untuk sukses di masa yang akan datang.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling diperlukan program pelaksanaan


bimbingan. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian dari seluruh program
sekolah yang kegiatannya dilatarbelakangi aspek sosial, aspek psikologis dan aspek
pendidikan pada umumnya. Aspek sosial menyangkut kehidupan individual sebagai pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertanggung
jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswanya agar berhasil dalam menyesuaikan diri di
masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.

Aspek psikologis menyangkut tentang pribadi siswa yang unik dengan segala
karakternya, karena siswa sebagai individu yang dinamis dan sedang dalam proses
perkembangan memiliki kebutuhan dan interaksi yang dinamis dengan lingkungannnya.
Sedangkan aspek pendidikan menyangkut tentang peranan bimbingan yang amat penting
dalam pendidikan yaitu membentuk pribadi siswa agar berkembang secara optimal. Dengan
demikian, hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang
berkembang baik secara akademis, psikologis maupun sosial.

Guru BK mempunyai tugas, tanggung jawab dan hak sepenuhnya dalam kegiatan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik, yang mencakup empat jenis
bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, sembilan jenis layanan
yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan penyaluran, penguasaan konten, konseling
perorangan, konseling kelompok, bimbingan kelompok, konsultasi dan mediasi serta enam
kegiatan pendukung antara lain aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, alih tangan kasus dan tampilan kepustakaan. Kesemuanya tercakup dalam
”BK POLA 17 PLUS”yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan
siswa.

B. Tujuan Penyusunan Program Bimbingan Konseling


5
Adapun tujuan penyusunan Program Bimbingan Konseling di sekolah antara lain :

1. Penyusunan Program Bimbingan Konseling dimaksudkan dalam rangka peningkatan


mutu pendidikan sekolah.
2. Program Bimbingan Konseling disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
bimbingan konseling di sekolah.
3. Program Bimbingan Konseling disusun untuk memperjelas mekanisme kerja maupun
tugas masing-masing Guru Pembimbing
4. Program Bimbingan Konseling disusun agar dapat diketahui hasil evaluasi selama satu
tahun.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup kegiatan sehubungan dengan pelaksanaan Layanan Bimbingan
Konseling di MTsN adalah mengacu pada BK pola 17 plus yang terdiri dari empat bidang
bimbingan, sembilan jenis layanan dan enam kegiatan pendukung. Bidang Bimbingan
Keluarga dan keberagamaan tidak digunakan untuk siswa MTsN.

1. Empat Bidang Pengembangan


a. Bidang pengembangan pribadi
b. Bidang pengembangan sosial
c. Bidang pengembangan belajar
d. Bidang pengembangan karir
2. Sepuluh jenis Layanan Bimbingan Konseling
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran
d. Layanan penguasaan konten
e. Layanan konseling individual
f. Layanan bimbingan kelompok
g. Layanan konseling kelompok
h. Layanan konsultasi
i. Layanan mediasi
j. Layanan advokasi
3. Enam Jenis Kegiatan Pendukung
a. Aplikasi instrumentasi
b. Himpunan data
c. Kunjungan rumah
6
d. Konferensi kasus
e. Alih tangan kasus
f. Tampilan kepustakaan
D. Teknik dan Waktu Pelaksanaan
1. Teknik Pelaksanaan
Adapun teknik yang digunakan dalam pemberian Layanan Bimbingan Konseling
antara lain :

a. Secara Klasikal, yaitu pelaksanaan layanan yang diberikan kepada para siswa di dalam
kelas. Layanan yang diberikan secara klasikal adalah layanan orientasi, layanan
informasi, dan layanan penguasaan konten.
b. Secara Kelompok, yaitu pelaksanaan layanan yang diberikan pada dua orang siswa
atau lebih. Layanan yang diberikan secara kelompok adalah layanan bimbingan
kelompok, layanan konseling kelompok, layanan mediasi, dan layanan konsultasi.
c. Secara Perorangan, yaitu pelaksanaan layanan yang diberikan kepada siswa secara
perorangan sesuai dengan kebutuhan siswa. Layanan yang diberikan secara
perorangan adalah layanan penempatan penyaluran dan layanan konseling perorangan.
2. Waktu Pelaksanaan
Layanan Bimbingan Konseling dilaksanakan di MTsN dilaksanakan Pada Semester
II (Januari-Juni 2024).

BAB II

PENGORGANISASIAN

A. Organigram Layanan Bimbingan Konseling

7
Personil Pelaksana Bimbingan Konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam
organigram layanan BK, dengan koordinator BK dan Guru BK sebagai pelaksana utamanya.
Adapun uraian tugas masing-masing personil adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh mempunyai tugas:

a) Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah, sehingga


pelayanan pengajaran dan bimbingan merupakan suatu kesatuan yang terpadu,
harmonis dan dinamis
b) Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya layanan bimbingan
c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tindak lanjut layanan bimbingan
2. Wakil Kepala Sekolah
Bertugas membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas Kepala Sekolah
termasuk pelaksanaan bimbingan.
A. Koordinator BK
Koordinator BK bertugas mengkoordinasikan staf guru pembimbing dalam:
1) Memasyarakatkan layanan bimbingan konseling kepada segenap warga
sekolah dan orang tua siswa
2) Menyusun program bimbingan konseling
3) Melaksanakan program bimbingan konseling
4) Mengadministrasikan layanan bimbingan konseling
5) Menilai program dan pelaksanaan bimbingan konseling
6) Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian BK dan melaporkan secara
tertulis pada kepala sekolah
B. Guru BK
Sebagai pelaksana utama mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Memasyarakatkan layanan bimbingan konseling
2) Merencanakan program bimbingan konseling
3) Melaksanakan segenap layanan bimbingan konseling
4) Mengumpulkan data tentang siswa
5) Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa

8
6) Menilai proses dan hasil layanan bimbingan konseling, dan melaksanakan
tindak lanjut
7) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam layanan bimbingan
konseling kepada koordinator BK dan kepala sekolah
C. Guru Bidang Studi

Sebagai personil sekolah yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa


secara kuantitas maka bertugas :
a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan konseling pada siswa
b) Membantu guru pembimbing mengidentifikasikan siswa-siswa yang
memerlukan layanan bimbingan konseling
c) Menerima siswa yang dialih tangankan dari guru pembimbing untuk
menangani kesulitan belajar (perbaikan/pengayaan)
d) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan bimbingan konseling
e) Memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa yang memerlukan
layanan bimbingan konseling
f) Berpartisipasi aktif dalam menangani permasalahan siswa
D. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu maka bertugas sebagai berikut:
1) Membantu guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugas khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Menangani siswa bermasalah yang menjadi tanggung jawabnya sebelum
dilimpahkan pada guru pembimbing.
3) Membantu guru bidang studi melaksanakan peranannya dalam layanan
bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
4) Mengkoordinasi informasi dan kelengkapan data untuk membantu layanan
bimbingan seperti: daftar nilai, angket siswa, angket orang tua, laporan
observasi siswa, catatan anekdot, catatan kunjungan rumah dan data lainnya
yang menunjang kegiatan bimbingan konseling di sekolah.

B. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah

9
Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Penanganan siswa bermasalah di sekolah adalah sebagai
berikut:

1. Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua guru/petugas lain,
guru piket, wali kelas bahkan langsung oleh kepala sekolah.
2. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan untuk ditindak
lanjuti.
3. Guru BK berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap dan
tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini guru pembimbing bertugas membantu menangani
masalah siswa tersebut dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui
serangkaian wawancara dan informasi dari sejumlah sumber data, setelah
direkomendasikan oleh wali kelas.

Tenaga Ahli/ Kepala Sekolah Komite


Instansi Lain Sekolah
Wakil Kepala Sekolah

Guru Piket

Wali Kelas Koordinator/


Guru Mata Pelajaran Guru BK

Guru BK

Petugas Lain

S I S W A

BAB III

10
PENYUSUNAN PROGRAM
A. PROGRAM TAHUNAN
1. RASIONAL

Paradigma Bimbingan Konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan


potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang
bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah
merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi
individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan Konseling
saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orang tua, dan sekolah.

Bimbingan Konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta


didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, Program Bimbingan Konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, Layanan Bimbingan Konseling yang diselenggarakan oleh MTsN 2
Pasaman memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal,
problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa
diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri
dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak
persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang
terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif
seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di
sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya sering kali melahirkan budaya
instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di
sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki
potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat
dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung yang tersedia di MTsN 2
Pasaman dapat dikatakan cukup baik.Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar

11
orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan kesediaan untuk
turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing.
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan
Layanan Bimbingan Konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan
prasarana yang dimiliki, MTsN 2 PASAMAN memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang
kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra
maupun ekstrakurikuler.

2. DASAR HUKUM
a) Pelayanan Bimbingan Konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 89 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun
1990 tentang Pendidikan Menengah.
b) ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
c) Pelayanan Konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah
termuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
d) Beban kerja Guru Bimbingan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan Konseling atau Konselor yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah Mengampu Bimbingan
Konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu
atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang
dimaksud dengan “mengampu layanan bimbingan dan konseling” adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya
150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok
bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.
12
e) Penilaian kinerja Guru Bimbingan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5)
Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa
penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara
proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh)
orang. Konseli dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang konseli per tahun.
f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur
pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang
Bimbingan dan Konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi
Konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub
kompetensi.
g) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan
Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar
berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau
pendalaman minat.
h) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam Permendiknas tersebut
menyebutkan bahwa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4
(empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan
perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan system.
Bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi,
(b) bidangan layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir.
i) Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMP, 2016,
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMP ini dapat
memfasilitasi Guru BK / Konselor dalam merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, melaporkan dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan konseling.

13
2. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan
hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan
dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan
penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan konseli.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan
(ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Identifikasi
Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor
dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai fihak terkait
juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di MTsN 2 Pasaman, dibuat dan disusun
sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.

3. RUMUSAN KEBUTUHAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk
prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan
konseling.

14
4. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di MTsN meliputi : (1) Layanan Dasar,
(2) Layanan Responsif, (3) LayananPeminatan dan Perencanaan IndividualResponsif, dan (4)
Dukungan Sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen adalah:
a) Layanan Dasar
Layanan Dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas
perkembangan mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang
diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan
belajar, serta perencanaan dan eksplorasi karir.Layanan dasar pada sekolah dasar
dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah
bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang
dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif
bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru
bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran tematik.
b) Layanan Responsif
Layanan Responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber
dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas
konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan
advokasi.Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui
elektronik dan kotak masalah.Pada konteks layanan responsif di sekolah dasar, guru
bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada
layanan responsif juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta
didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan. Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat
rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis
kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orang
tua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor harus
memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang
setara selama menempuh pendidikan di sekolah dasar.

15
c) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual merupakan proses pemberian
bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan
rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu
peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya
sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. Layanan
Peminatan dan Perencanaan Individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik
untuk mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus
sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan
diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya
dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang
langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal,
konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas,
bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi.Aktivitas peminatan dan perencanaan
individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan
kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas
tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat memberikan informasi
tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan
ekstrakurikuler bagi peserta didik.

d) Dukungan Sistem
Dukungan Sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan
sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan
menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program
bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan
mekanisme bimbingan dan konseling. serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan
profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai
guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau loka karya tentang bimbingan
dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

16
(guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat
dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.

5. BIDANG LAYANAN

Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir
yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.

a. Bidang Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling
ataukonselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal
dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi(1) memahami potensi diri
dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2)
mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima
kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
b. Bidang Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap
kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan
menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerja sama dengan orang lain secara bertanggung
jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.

17
c. Bidang Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan,
memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil
belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan
dalam kehidupannya. Aspek perkembanganyang dikembangkan meliputi;
1. Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar
2. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
3. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
4. Memiliki keterampilan belajar yang efektif
5. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
6. Memiliki kesiapan menghadapi ujian
d. Bidang Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi
dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis
berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya
sehinggamencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi: Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir, Kematangan
emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir, Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi
untuk mendapatkan kesempatan karir, Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar,
Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir, Kesadaran hubungan
antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan
karir,Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat
dan Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan.

18
6. PENGEMBANGKAN TEMA / TOPIK LAYANAN BK
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta
didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang akan
dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling).
7. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOAL (ACTION PLAN)
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupakan rencana yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari
hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian
Konseli.
Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1) Bidang Layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
2) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas
perkembangan atau standar kompetensi kemandirian konseli
3) Komponen Layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3)
peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan sistem
4) StrategiLayanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan
komponen layanan. Contohnya: untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang
dapat dilaksanakan adalah bimbingan
5) Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
6) Materi
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
7) Metode
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akandilakukan.

19
8) Alat/Media
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas
kerja dansebagainya.
9) Evaluasi
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
10) Ekuivalensi
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah
jam. (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).

20
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING

KELAS VII

BIDANG KOMPONEN STRATEGI


TUJUAN LAYANAN KELAS MATERI METODE MEDIA EVALUASI EKUIVALENSI
LAYANAN LAYANAN LAYANAN

PRIBADI Peserta didik/konseli


Bimbingan Mau Curhat ke Ceramah Proses dan
DAN mampu memahami Dasar VII Papan Tulis 40 menit
Klasikal BK Diskusi hasil
BELAJAR Mau Curhat ke BK
Peserta didik/konseli
PRIBADI
dapat memahami Bimbingan Ceramah Proses dan
DAN Dasar VII Belajar Itu Ibadah Papan Tulis 40 menit
tentang Belajar Itu Klasikal Diskusi hasil
BELAJAR
Ibadah
PRIBADI Peserta didik/konseli
Bimbingan Kenali Gaya Proses dan
DAN memiliki Kenali Dasar VII Diskusi Papan Tulis 40 menit
Klasikal Belajarmu hasil
BELAJAR Gaya Belajarmu
PRIBADI Peserta didik/konseli
Bimbingan Saya Sudah Ceramah Proses dan
DAN dapat memahami arti Responsif VII Papan Tulis 40 menit
Klasikal Remaja Diskusi hasil
BELAJAR Saya Sudah Remaja
PRIBADI Peserta didik/konseli
Bimbingan Ceramah Proses dan
DAN dapat memahami Responsif VII Disiplin Belajar Papan Tulis 40 menit
Klasikal Diskusi hasil
BELAJAR Disiplin Belajar
PRIBADI Peserta didik/konseli
Bimbingan Ceramah Proses dan
DAN dapat memahami Dasar VII Etika Bergaul Papan Tulis 40 menit
Klasikal Diskusi hasil
SOSIAL Etika Bergaul

21
8. RENCANA EVALUASI. PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
1. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program
bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi yaitu evaluasi proses dan evaluasi
hasil.
Evaluasi Proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian
proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung. Fokus penilaian adalah
keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi Hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil
pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi oleh peserta didik yang
menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus Penilaian Dapat Diaragakan Pada
Berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi / topik
atau masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan
upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-Langkah Pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
2. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih
bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah
dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan
kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi
proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada
seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan
dan konseling yang telah dilakukan.

22
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan
yaitu:
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara
akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan:
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. Tindak Lanjut
Tindak Lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data
dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, Guru BK atau Konselor dapat
memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat
desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang
dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan

23
9. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING
Prasarana Pokok yang diperlukan ialah Ruangan Bimbingan dan Konseling yang cukup
memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta dididk yang
berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat digunakan untuk
pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun
kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan Prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung
terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling.
Sarana yang akan digunakan dalam kegiatan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling meliputi :
a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :
1) Angket Masalah Konseli / Aplikasi Angket Masalah Konseli
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP
5) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
6) Inventori Tugas Perkembangan
7) Catatan Anekdot
b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :
1) Cummulative Record
2) Basis Data Prestasi Akademik
3) Daftar Peserta Didik Asuh
c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :
1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan
Sedangkan prasarana penunjang layanan :Ruang bimbingan dan konseling terdiri
atas: ruang tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi, ruang
dokumentasi (terlampir).

24
PROGRAM SEMESTER

Setelah membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun, kemudian
mendistribusikan komponen layanan dan strategi kegiatan dalam porgam semesteran dalam
bentuk yang lebih rinci.
Terdapat beberapa komponen dalam program semeseter, yaitu :
1. Bulanan dan Komponen Program
2. Layanan Dasar
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema layanan dalam komponen layanan dasar,
seperti bimbingan klasikal dengan tema yang sudah dibuat dalam rencana kegiatan.
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema dalam komponen layanan perencanaan
individual misalnya bimbingan klasikal dengan tema memilih sekolah lanjutan di tingkat
SMA/SMK - MA/MAK.
4. Layanan Responsif
Berisi strategi layanan dan topik/tema (bila ada) dalam komponen layanan responsif,
misalnya: konseling kelompok dengan tema/topik “3 Kata Penting dalam Pergaulan”.
5. Dukungan sistem
Berisis tentang strategi kegiatan dalam dukungan sistem seperti pengembangan jejaring,
kegiatan manajemen dan PKB.

25
Berikut Program Semesteran dalam bentuk yang lebih rinci, Semester Genap.
1. PROGRAM SEMESTER GENAP

PROGRAM SEMESTER GENAP BIMBINGAN KONSELING


MTsN 2 PASAMAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Bidang
Jenis Waktu
No. Bimbingan Fungsi BK Tujuan Sasaran
Kegiatan/Layanan
P S B K
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas Tercapainya
Guru Bimbingan efektivitas layanan Januari
1 VII
dan bimbingan dan
Konseling/Konselor konseling
Assesmen Terungkapnya
2 Kebutuhan (Angket kebutuhan peserta VII Januari
Masalah Siswa) didik/konseli
Layanan
Menyusun Program bimbingan dan
3 Bimbingan konseling lebih VII Januari
Konseling terarah dan tetap
sasaran
Konsultasi Program Mendapat
4 Bimbingan dukungan dari VII Januari
Konseling Kepala Sekolah
Terpenuhinya
kebutuhan sarana
Pengadaan Sarana / Januari
5 yang menunjang VII
Prasarana BK
keberhasilan
layanan BK
B. LAYANAN BK
LAYANAN
1.
DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta
Pemahaman
didik/konseli Januari
Mau Curhat Ke BK dan VII
V Pengentasan memahami Mau
Curhat Ke BK
Belajar Itu Ibadah V Pemahaman Peserta VII
V dan didik/konseli dapat
Pengentasan memahami Belajar
Itu Ibadah
Februari

26
Peserta
didik/konseli
Kenali Gaya Pemahaman mampu Maret
VII
Belajarmu memahami Kenali
V Gaya Belajarmu
Peserta
didik/konseli dapat April
Saya Sudah Remaja Pemahaman VII
memahami Saya
V Sudah Remaja
Peserta
didik/konseli
Disiplin Belajar V Pemahaman mampu VII Mei
memahami
Disiplin Belajar
Peserta
didik/konseli dapat Juni
Etika Bergaul V Pemahaman VII
V memahami Etika
Bergaul

b. Bimbingan Waktu
Fungsi BK Tujuan Sasaran
Kelompok
P S B K
Peserta
Pemahaman didik/konseli dapat
Dampak Pergaulan Juli
V dan memahami VII
Bebas Pengentasan Dampak Pergaulan
Bebas
Peserta
didik/konseli
memiliki Juli
Menjaga kesehatan V Pemahaman VII
Kesehatan Jasmani
dan Rohani yang
baik
c. Papan
Bimbingan
Peserta
Tips dan Trik Pemahaman didik/konseli Juli-
Sukses dalam V V V V dan memperoleh VII
Pencegahan Desember
Pengembangan diri informasi melalui
media tulis
d. Pengembangan V V V V Pemahaman Peserta VII Juli-
Media BK didik/konseli Desember
memperoleh
informasi yang
bermanfaat bagi
dirinya

27
Peserta
didik/konseli
memperoleh Juli
e. Leafleat V V V V Pemahaman VII
informasi melalui
media cetak

LAYANAN
RESPONSIF
Terbantunya
peserta didik
a. Konseling dalam mengatasi Juli-
Pengentasan VII
Individual hambatan/memeca Desember
hkan masalah
yang dialaminya
Terbantunya
memecahkan
masalah peserta Juli-
b. Konseling
Pengentasan didik melalui VII
Kelompok Desember
kelompok

Terbantunya
Pemahaman memberikan Juli-
2. c. Konsultasi dan informasi yang VII
pengentasan Desember
dibutuhkan oleh
peserta didik
Diperolehnya
kesepakatan Juli-
d. Konferensi
Pengentasan bersama mengenai VII
Kasus Desember
masalah peserta
didik
Terentaskannya
masalah konseli
yang terkait Juli-
e. Advokasi Pengentasan dengan pihak lain VII
Desember
agar hak-hak
konseli tetap
terlindungi
Terselenggaranya
layanan Juli-
f. Konseling
Pengentasan Bimbingan dan VII
elektronik Desember
Konseling yang
lebih efektif
g. Kotak masalah Pemahaman Tertampungnya VII
dan masalah peserta
Pengentasan didik/konseli yang Juli-
introvert
Desember

28
Terentaskannya
masalah konseli
PEMINATAN
Pemahaman yang terkait Juli-
DAN
dan dengan pemilihan VII
PERENCANAAN Pengentasan jurusan dan Desember
INVIDIVUAL
rencana karir masa
depan

DUKUNGAN
SISTEM
3. Juli
Melaksanakan dan Pengumpulan data
menindaklanjuti dan kebutuhan
assesmen peserta didik VII

a. Kunjungan
rumah

Mengetahui
langsung kondisi
peserta didik di
lingkungan rumah

29
b. Menyusun dan
Pertanggung
melaporkan
jawaban kinerja
program kepada kepala
bimbingan dan sekolah
4 konseling
Penilaian
ketercapaian
c. Membuat
program layanan
evaluasi
bimbingan dan
konseling
d. Melaksanakan Bukti fisik
administrasi pelaksanaan Juli-
bimbingan dan bimbingan dan Desember
konsleing konseling VII
e. Pengembangan
Pengembangan
keprofesian
diri / profesi
konselor

Mengetahui Rao,….Januari 2024


Kepala MTsN 2 PASAMAN Konselor / Guru BK

Drs, Yurnalis, M.Pd Fitri Yanti,S.Pd


NIP: 196704211999031002

30

Anda mungkin juga menyukai