DAN KONSELING
SMA KELAS X, XI, DAN XII
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Oleh:
Venna Kurniawati, S.Sos., C.FHA., C.GL.
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan
dan Knseling tahun pelajaran 2021/2022.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalamm permendiknas tersebut
menyebutkan bahwa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat)
program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan
individual; (c) layanan responsive; dan (d) layanan dukungan sistem. Sehubungan
dengan hal tersebut guru Bimbingan dan Konseling perlu menyusun program guna
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusun program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun
angket kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar
dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait.
Pada kesempatan ini diijinkanlah kami mengucapkan terimakasih kepada.
1. Drs. H. Kaswandi, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Dharma Wanita 4 Taman.
2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMA Dharma Wanita 4 Taman Kami berharap
buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kritik dan Saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru
Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku
program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Dengan demikian, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala
dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Aamiin
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ……………………………………………….………………………… iii
PROGRAM TAHUNAN
A. RASIONAL
B. DASAR HUKUM
C. VISI DAN MISI
1. Visi Misi SMA Dharma Wanita 4 Taman
2. Visi Misi Bimbingan dan Konseling SMA Dharma Wanita 4 Taman
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
1. Profil Kelas Dari Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik
2. Profil Peserta Didik Dari Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik
3. Deskripsi Kebutuhan Dari Hasil Assesment
E. RUMUSAN KEBUTUHAN
F. KOMPONEN PROGRAM
1. Layanan Dasar
2. Layanan Responsif
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
4. Dukungan Sistem
G. BIDANG LAYANAN
1. Bidang Pribadi
2. Bidang Sosial
3. Bidang Belajar
4. Bidang Karir
H. PENGEMBANGAN TEMA ATAU TOPIK
I. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOANAL (ACTION PLAN)
J. RENCANA EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
K. SARANA PRASARANA
L. ANGGARAN BIAYA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Angket Kebutuhan Peserta Didiki (AKPD) Kelas 10,11,12
PROGRAM TAHUNAN
A. RASIONAL
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) SMA
Dharma Wanita 4 Taman sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan
ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga
memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) merupakan
wilayah garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk memfasilitasi perkembangan
peserta didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan
secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang
mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan bimbingan dan
konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan pimpinan sekolah, guru mata
pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak terkait begitu juga
sebaliknya.
Perkembangan perilaku peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan, fisik,
psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan
yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) peserta didik.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan,
maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti
terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau
penyimpangan perilaku. Berbagai fenomena perilaku sebagian peserta didik SMA
Dharma Wanita 4 Taman dewasa ini, seperti: pelanggaran tata tertib sekolah, terlambat
datang ke sekolah, membolos, tawuran, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang
tidak memuaskan, dan tidak lulus UAN sangat tidak diharapkan karena tidak sesuai
dengan sosok manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003).
Pendidikan Nasional bertujuan mengahasilkan sumberdaya insani yang (1)
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki
pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional
pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara khusus. Penyusunan program
bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan
kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan
dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan
merupakan program yang realistik dan layak untuk diimplementasikan dan dapat
mengembangkan potensi peserta didik di SMA Dharma Wanita 4 Taman secara optimal.
Program layanan bimbingan dan konseling yang akan diimplementasikan di SMA
Dharma Wanita 4 Taman Sleman adalah bimbingan dan konseling komprehensif
(Comprehensive Guidance and Counseling).
Lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance and
counseling yang harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh konselor, pimpinan
sekolah, guru mata pelajaran, dan staf administrasi di SMA Dharma Wanita 4 Taman
karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak untuk mengembangkan program
dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Gysbers & Henderson
(Fathur Rahman, 2009:6) lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive
school guidance and counseling adalah:
a. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
Dalam pendidikan ada standar dan kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh
peserta didik. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses dalam layanan
bimbingan dan konseling harus diarahkan pada upaya membantu peserta didik
dalam pencapaian standar kompetensi yang dimaksud.
b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan (based on
developmental approach). Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk
mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan klinis, pada
dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha
memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta
didik untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini
hampir sama dengan yang diutarakan oleh Myrick (1993: 11) yang menjelaskan
bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi kepada
pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi keahlian dan
pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah.
c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building
approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif
bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan
tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors).
Konselor tidak hanya menyediakan layanan lansung untuk peserta didik, tetapi juga
bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf personel
sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat.
d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses
sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan
keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan secara tepat
sasaran dan terukur.
e. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan pencapaian
kinerja program bimbingan dan konseling.
Lebih lanjut menurut Bowers & Hatch (Fathur Rahman, 2009:7) menyatakan
bahwa program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif
dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat
pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope, preventive in design and
developmental in nature). Pertama, bersifat komprehensif berarti program bimbingan dan
konseling harus mampu memfasilitasi capaian-capaian perkembangan psikologis siswa
dalam totalitas aspek bimbingan (pribadi-sosial, akademik, dan karir). Layanan
bimbingan dan konseling di tujukan untuk seluruh siswa tanpa syarat apapun. Kedua,
bersifat preventif dalam disain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan dalam
bentuk yang bersifat preventif.
Upaya pencegahan dan antisipasi sedini mungkin (preventive education)
hendaknya menjadi semangat utama yang terkandung dalam pelayanan dasar (guidance
curriculum) yang diterapkan sekolah. Melalui cara yang preventif tersebut diharapkan
siswa mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan mendukung pencapaian
perkembangan psikologis kearah ideal dan positif. Ketiga, bersifat pengembangan dalam
tujuan bahwa program yang didisain konselor sekolah bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan.
B. DASAR HUKUM
1. Pelayanan hukum dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik telah memuat dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomoe 89Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar dan nomor 29 Tahun
1990 tentang Pendidikan Menengah.
2. Konselor" sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalanm Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
Bab I Pasal 1 angka 6 dinyatakan bahwa "Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen. konselor, pamong belajar, widyaiswura, tutor,
instruktur, fasilitator, dan schuian lain yang sesuai dengan kekhususa:anya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan".
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengeinbangan diri telah
temuat dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6)
Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang
menyatakan bahwa beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan
dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu
atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang
dimaksud dengan "mengampu layanan bimbingan dan konseling" adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada sekurang-kurangnya
150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok
bagi yang dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat
(5) Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa
penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor dihitung secara
proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lina puluh)
orang siswa dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan
bahwa kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan
formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling; (i) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikul am SMP/MTs, Nomor 69 Tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMAMA, dan Nomor 70
Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka.
Siruktur kurilaulom memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk
pililhan kelompok peminatan, lintas minat atau pendalaman minat.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11E Tahun 2014 tentang bimbingan
dan konseling pada pendidikan daser Dalarn perendilenas tersetit menyebutkan
bahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling aenpat) program yang
mencakup (a) layanan dasar: (b) layanan peminatn dan perencanaan individual: ()
layann responsif dan (d) layanan dukungan system. Bidang layanan bimbingan dan
konseling mencangkup: (a) bidang layanan pribadi, (b) bidang layanan belajar, (c)
bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir.
9. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling SMA, 2016, Dirjen
Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMA ini dapat memfasilitasi
guru BK/ Konselor dalam merencanakan , malaksanakan, mengevaluasi, melaporkan
dan menindak lanjuti layanan bimbingan dan konseling.
C. Visi dan Misi
E. RUMUSAN TUJUAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilaksanakan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk perilaku
yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
Berikut rumusan tujuannya:
BIDANG
LAYANA RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
N
Memiliki kesadaran melakukan berbagai Peserta didik/konseli memiliki kesadaran melakukan
kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri
Memiliki kebiasaan untuk berpikir dan Peserta didik/konseli mampu memiliki kebiasaan
bersikap positif berpikir positif serta mencapai pribadi yang mampu
berpikir dan bersikap selalu positif
PRIBADI
Memiliki kesadaran untuk tidak Peserta didik/konseli memiliki pemahaman dan
mencontek saat mengikuti tes atau ujian kesadaran bahwa menyontek adalah perbuatan tidak
baik (tercela), memahami penyebab dan dampak dari
perbuatan menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Mampu menghindari stress dalam Peserta didik/konseli dapat memahami gejala-gejala
menghadapi kehidupan/kegiatan stress serta faktor-faktor penyebab dan cara
mengatasinya
Mampu mengendalikan emosi Peserta didik/konseli dapat mengendalikan emosi dan
memantapkan nilai serta cara bertingkah laku yang
dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
Mengenal macam-macam kepribadian Peserta didik/konseli dapat mengenal dan memahami
manusia tipe-tipe kepribadian manusia serta dapat tumbuh
menjadi pribadi yang matang
Mampu menjaga kesehatan agar tetap fit Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya
menghadapi waktu ujian menjaga kesehatan tubuh serta dapat membiasakan
pola hidup bersih dan sehat
Memiliki kebiasaan untuk membuang Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan hidup bersih
sampah pada tempatnya dengan membuang sampah pada tempatnya
Mampu mengatasi kejenuhan masuk Peserta didik/konseli mampu menghilangkan
sekolah kejenuhanya masuk sekolah
Mampu meninggalkan ketergantungan Peserta didik/konseli mampu meninggalkan
dengan media sosial (fc, wa, ig, dll) ketergantungan dengan media sosial (fc, wa, ig, dll)
Mampu menghilangkan kebiasaan keluar Peserta didik/konseli mampu menghilangkan
malem (bermain, begadang) kebiasaan keluar malem (bermain, begadang)
Memiliki kemampuan menghilangkan rasa Peserta didik/konseli memiliki kemampuan
khawatir/takut tidak dapat lulus sekolah menghilangkan rasa khawatir/takut tidak dapat lulus
sekolah
Mampu mengatasi masalah dengan Peserta didik/konseli mampu mengatasi masalah
anggota keluarga di rumah dengan anggota keluarga di rumah
Mampu berhenti main game atau games Peserta didik/konseli dapat berhenti main game atau
online games online dalam mengisi waktu luangnya
Mampu mengendalikan ketergantungan Peserta didik/konseli mampu mengendalikan
dengan pada handphone ketergantungan dengan pada handphone
Memiliki rasa percaya diri Peserta didik/konseli mampu meningkatkan rasa
percaya diri dengan baik untuk mencapai tujuan
hidupnya
Memiliki kemampuan dalam Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan masalah
menyelesaian masalah yang sedang dihadapi
Mampu berkomunikasi secara efektif Peserta didik/konseli dapat mengetahui pentingnya
komunikasi untuk menyampaikan pesan, ide atau
gagasan dalam hidup bermasyarakat
Memiliki pemahaman tentang nilai-nilai Peserta didik/konseli dapat memahami nilai-nilai
kehidupan kehidupan serta dapat bersosialisasi dan mengambil
keputusan berdasarkan nilai-nilai atau norma
kehidupan
Memiliki etika dan budaya tertib berlalu Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya
lintas memiliki budaya tertib berlalu lintas di jalan serta
menumbuhkan kesadaran untuk disiplin mentaati
rambu-rambu lalu lintas
SOSIAL
Memiliki kemampuan untuk sukses hidup Peserta didik/konseli mampu memahami dan
bermasyarakat menerima peran sosial pria dan wanita dengan norma
yang ada di masyarakat serta berprilaku sebagai pria
dan wanita sesauai dengan norma masyarakat
Mampu menghidari dari tawuran pelajar Peserta didik/konseli dapat memahami dampak dari
tawuran pelajar dan mampu menghindarinya
Memiliki kemampuan untuk membina Peserta didik/konseli dapat memiliki perasaan positif
persahabatan agar tetap langgeng untuk membina persahabatan dengan kegiatan positif
serta memilki rencana kegiatan untuk mengisi kegiatan
persahabatan yang positif
Memiliki kebiasaan untuk antri Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan antri sebagai
pernghargaan atas diri sendiri dan orang lain
Mengenal bentuk-bentuk kenakalan Peserta didik/konseli mengenal bentuk-bentuk
remaja saat ini dan cara mensikapinya kenakalan remaja saat ini dan cara mensikapinya
Mampu membangun persahabatan yang Peserta didik/konseli mampu membangun
baik melalui medsos persahabatan yang baik melalui medsos
Memiliki kebiasaan mengucapkan kata Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
maaf, tolong dan terimakasih dalam mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam
pergaulan pergaulan
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi: (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli
yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan
mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan
berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta
perencanaan dan eksplorasi karir. Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam
aktivitas yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan
kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan
melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan
konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
tematik.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi.
Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik
dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan
konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif
juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi
peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa,
orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua
peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar.
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan
mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan
perencanaan individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk
mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di
sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui
secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentuk
grafik. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan
kepada peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok,
konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di Sekolah
Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler
juga dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan
dan konseling atau konselor dap at memberikan informasi tentang perencanaan pribadi,
akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem
adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti
asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling,
membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan
konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru
kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan
profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh
kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat
kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi
konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka,
daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen
program adalah sebagai berikut:
JUMLA PERHITUNG
KOMPONE PRO
H AN
NO N NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN POR
LAYAN WAKTU/JA
PROGRAM SI
AN M
1 Ibadah dengan kemauan sendiri 18 32% 47% x 24 =
2 Berpikir dan bersikap positif 11,28
3 Menyontek, penyebab dan solusinya
4 Stress dan cara mengatasinya
5 Cara mengendalikan emosi
6 Kepribadian Manusia
7 Pentingnya menjaga kesehatan tubuh
8 Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya
Layanan 9 Komunikasi efektif
1
Dasar 10 Nilai-nilai Kehidupan
11 Etika dan budaya tertib berlalu lintas
12 Kiat sukses hidup bermasyarakat
13 Tawuran pelajar dan akibatnya
14 Membina persahabatan
15 Dampak pernikahan di usia muda
16 Meningkatkan Motivasi Belajar
17 Evaluasi prestasi belajar
18 Kiat sukses hadapi ujian (USBN - UN)
1 Kiat mengelola keuangan saat indekos 13 23% 14% x 24 =
2 Membangkitkan semangat diri saat mengalami 3,36
kegagalan
3 Keselarasan cita-cita dengan harapan orang tua
4 Mengenal berbagai organisasi yang ada di
Layanan masyarakat
Peminatan 5 Mantap pada keputusan pilihan karir
dan
2 6 Mantap untuk melanjutkan sekolah ke jenjang Sma
Perencanaan
7 Cara atau strategi masuk sekolah favorit
Individual
8 Perencanaan karir masa depan
Peserta Didik
9 Motivasi sukses dari tokoh inspiratif
10 Profesi di Dunia Kerja
11 Pilihan karir setelah lulus SMP/MTs
12 Prospek karir peminatan/jurusan di SMA/MA
13 Prospek karir peminatan/jurusan di SMK/MAK
1 Mengatasi kejenuhan masuk sekolah 19 33% 24% x 24 =
2 Menghilangkan ketergantungan dengan media 5,76
sosial (fc, wa, ig, dll)
3 Akibat kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)
4 Menghilangkan rasa khawatir/takut tidak dapat
lulus sekolah
5 Mengatasi masalah dengan anggota keluarga di
rumah
6 Dampak main game atau games online
7 Dampak dari ketergantungan pada handphone
8 Membangun Rasa Percaya Diri
9 Tahapan dalam menyelesaian masalah
10 Kebiasaan antri
11 Bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara
mensikapinya
Layanan 12 Membuat persahabatan yang baik melalui medsos
3
Responsi
13 Kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong dan
terimakasih dalam pergaulan
14 Dampak pacaran dikalangan remaja
15 Kebiasaan belajar rutin
16 Menghilangkan kebiasaan belajar saat akan ada
ujian
17 Syarat-syarat kelulusan
18 Meningkatkan konsentrasi belajar
19 Mengatasi kesulitan mempelajari dan memahami
mata pelajaran tertentu
F. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya,
(3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain
secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi
diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di
lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi:
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di
masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki - perempuan.
BIDANG
RUMUSAN
LAYANA TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
KEBUTUHAN
N
Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli memiliki Ibadah dengan
melakukan berbagai kesadaran melakukan berbagai kegiatan kemauan sendiri
kegiatan ibadah dengan ibadah dengan kemauan sendiri
kemauan sendiri
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli mampu memiliki Berpikir dan bersikap
untuk berpikir dan kebiasaan berpikir positif serta positif
bersikap positif mencapai pribadi yang mampu berpikir
PRIBADI dan bersikap selalu positif
Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli memiliki Menyontek, penyebab
untuk tidak mencontek pemahaman dan kesadaran bahwa dan solusinya
saat mengikuti tes atau menyontek adalah perbuatan tidak baik
ujian (tercela), memahami penyebab dan
dampak dari perbuatan menyontek serta
mampu untuk menghindarinya
Mampu menghindari Peserta didik/konseli dapat memahami Stress dan cara
stress dalam menghadapi gejala-gejala stress serta faktor-faktor mengatasinya
kehidupan/kegiatan penyebab dan cara mengatasinya
Mampu berhenti main Peserta didik/konseli dapat berhenti Dampak main game
game atau games online main game atau games online dalam atau games online
mengisi waktu luangnya
Mampu mengendalikan Peserta didik/konseli mampu Dampak dari
ketergantungan dengan mengendalikan ketergantungan dengan ketergantungan pada
pada handphone pada handphone handphone
Disesuaikan Disesuaikan
Peserta didik/konseli memiliki pemahaman Prose
Konseling Dampak pacaran dengan dengan
tentang dampak pacaran di kalangan Responsif X s dan 2 jam
Individu dikalangan remaja pendekatan pendekatan yg
remaja Hasil
Yg digunakan digunakan
2. PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih
bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah
dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan
kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi
proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi kepada
seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan
dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara
akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data
dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat
memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat
desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang
dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.
A. RUMUSAN TUJUAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilaksanakan atau hasil
deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun
dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling. Berikut rumusan tujuannya :
BIDANG
LAYANA RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
N
Kualitas ibadah saya pada Tuhan YME Peserta didik/konseli memiliki kesadaran melakukan
masih belum baik berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri
Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat Peserta didik/konseli mampu memiliki kebiasaan
dan karunia dari Tuhan YME berpikir positif serta mencapai pribadi yang mampu
berpikir dan bersikap selalu positif
PRIBADI
Saya merasa masih sulit untuk selalu Peserta didik/konseli memiliki pemahaman dan
berfikir positif kesadaran bahwa menyontek adalah perbuatan tidak
baik (tercela), memahami penyebab dan dampak dari
perbuatan menyontek serta mampu untuk
menghindarinya
Saya kadang-kadang masih suka Peserta didik/konseli dapat memahami gejala-gejala
menyontek pada waktu tes /ujian stress serta faktor-faktor penyebab dan cara
mengatasinya
Saya belum tahu cara mengendalikan Peserta didik/konseli dapat mengendalikan emosi dan
emosi dengan baik memantapkan nilai serta cara bertingkah laku yang
dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
Saya belum paham tentang mekanisme Peserta didik/konseli dapat mengenal dan memahami
pertahanan diri tipe-tipe kepribadian manusia serta dapat tumbuh
menjadi pribadi yang matang
Saya belum tahu cara mengatur waktu Peserta didik/konseli mampu memahami pentingnya
yang baik menjaga kesehatan tubuh serta dapat membiasakan
pola hidup bersih dan sehat
Saya merasa masih sedikit pemahaman Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan hidup bersih
tentang kesehatan reproduksi remaja dengan membuang sampah pada tempatnya
Saya belum mengetahui banyak tentang Peserta didik/konseli mampu menghilangkan
jenis obat-obat terlarang serta dampaknya kejenuhanya masuk sekolah
Saya merasa masih sedikit pengetahuhan Peserta didik/konseli mampu meninggalkan
tentang ilmu kepemimpinan ketergantungan dengan media sosial (fc, wa, ig, dll)
Saya belum paham tentang mental Peserta didik/konseli mampu menghilangkan
disorder dan permasalahannya kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)
Saya jenuh dan enggan masuk sekolah Peserta didik/konseli memiliki kemampuan
menghilangkan rasa khawatir/takut tidak dapat lulus
sekolah
Saya merasa sulit menghilangkan Peserta didik/konseli mampu mengatasi masalah
kebiasaan keluar malam dengan anggota keluarga di rumah
(bermain,begadang)
Saya kadang lupa membuang sampah Peserta didik/konseli dapat berhenti main game atau
sembarangan games online dalam mengisi waktu luangnya
Saya tidak suka kalau disuruh antri, Peserta didik/konseli mampu mengendalikan
sementara yang lain tidak mau tertib untuk ketergantungan dengan pada handphone
antri
Saya sedang memiliki masalah dengan Peserta didik/konseli mampu meningkatkan rasa
teman dekat (pacar) percaya diri dengan baik untuk mencapai tujuan
hidupnya
Saya belum bisa memiliki kepekaan diri Peserta didik/konseli mampu menyelesaikan masalah
dan social yang sedang dihadapi
Saya belum tahu cara berkomunikasi yang Peserta didik/konseli dapat mengetahui pentingnya
efektif komunikasi untuk menyampaikan pesan, ide atau
gagasan dalam hidup bermasyarakat
Saya belum paham yang harus dilakuan Peserta didik/konseli dapat memahami nilai-nilai
dengan adanya pemanasan global kehidupan serta dapat bersosialisasi dan mengambil
keputusan berdasarkan nilai-nilai atau norma
kehidupan
Saya belum memahami etika dan budaya Peserta didik/konseli dapat memahami pentingnya
tertib berlalu lintas memiliki budaya tertib berlalu lintas di jalan serta
menumbuhkan kesadaran untuk disiplin mentaati
rambu-rambu lalu lintas
SOSIAL
Kualitas ibadah saya pada Tuhan YME Peserta didik/konseli mampu memahami dan
masih belum baik menerima peran sosial pria dan wanita dengan norma
yang ada di masyarakat serta berprilaku sebagai pria
dan wanita sesauai dengan norma masyarakat
Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat Peserta didik/konseli dapat memahami dampak dari
dan karunia dari Tuhan YME tawuran pelajar dan mampu menghindarinya
Saya merasa masih sulit untuk selalu Peserta didik/konseli dapat memiliki perasaan positif
berfikir positif untuk membina persahabatan dengan kegiatan positif
serta memilki rencana kegiatan untuk mengisi kegiatan
persahabatan yang positif
Saya kadang-kadang masih suka Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan antri sebagai
menyontek pada waktu tes /ujian pernghargaan atas diri sendiri dan orang lain
Saya belum tahu cara mengendalikan Peserta didik/konseli mengenal bentuk-bentuk
emosi dengan baik kenakalan remaja saat ini dan cara mensikapinya
Saya belum paham tentang mekanisme Peserta didik/konseli mampu membangun
pertahanan diri persahabatan yang baik melalui medsos
Saya belum tahu cara mengatur waktu Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan
yang baik mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam
pergaulan
Saya merasa masih sedikit pemahaman Peserta didik/konseli dapat memahami persiapan
tentang kesehatan reproduksi remaja penting orientasi hidup berkeluarga, mengetahui
bagaimana dampak dari pernikahan di usia muda
Saya belum mengetahui banyak tentang Peserta didik/konseli memiliki pemahaman tentang
jenis obat-obat terlarang serta dampaknya dampak pacaran di kalangan remaja
Memiliki pemahaman tentang cara Peserta didik/konseli dapat menerapkan sikap dan
meningkatkan motivasi belajar kebiasaan yang benar dalam belajar hingga dapat
membangkitkan semangat belajar
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli
yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan
mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan
berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta
perencanaan dan eksplorasi karir. Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam
aktivitas yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan
kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan
melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan
konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
tematik.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi.
Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik
dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan
konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif
juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi
peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa,
orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua
peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar.
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan
mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan
perencanaan individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk
mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di
sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui
secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentuk
grafik. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan
kepada peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok,
konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di Sekolah
Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler
juga dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan
dan konseling atau konselor dap at memberikan informasi tentang perencanaan pribadi,
akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem
adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti
asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling,
membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan
konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru
kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan
profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh
kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat
kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi
konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka,
daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen program
adalah sebagai berikut :
JUMLA PERHITUNG
KOMPONE PRO
H AN
NO N NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN POR
LAYAN WAKTU/JA
PROGRAM SI
AN M
1 Ibadah dengan kemauan sendiri 15 28,6 47% x 24 =
2 Berpikir dan bersikap positif % 11,28
3 Menyontek, penyebab dan solusinya
4 Stress dan cara mengatasinya
5 Cara mengendalikan emosi
6 Kepribadian Manusia
7 Pentingnya menjaga kesehatan tubuh
8 Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya
Layanan 9 Komunikasi efektif
1
Dasar 10 Nilai-nilai Kehidupan
11 Etika dan budaya tertib berlalu lintas
12 Kiat sukses hidup bermasyarakat
13 Tawuran pelajar dan akibatnya
14 Membina persahabatan
15 Dampak pernikahan di usia muda
16 Meningkatkan Motivasi Belajar
17 Evaluasi prestasi belajar
18 Kiat sukses hadapi ujian (USBN - UN)
1 Kiat mengelola keuangan saat indekos 13 23% 14% x 24 =
2 Membangkitkan semangat diri saat mengalami 3,36
kegagalan
3 Keselarasan cita-cita dengan harapan orang tua
4 Mengenal berbagai organisasi yang ada di
Layanan masyarakat
Peminatan 5 Mantap pada keputusan pilihan karir
dan
2 6 Mantap untuk melanjutkan sekolah ke jenjang Sma
Perencanaan
7 Cara atau strategi masuk sekolah favorit
Individual
8 Perencanaan karir masa depan
Peserta Didik
9 Motivasi sukses dari tokoh inspiratif
10 Profesi di Dunia Kerja
11 Pilihan karir setelah lulus SMP/MTs
12 Prospek karir peminatan/jurusan di SMA/MA
13 Prospek karir peminatan/jurusan di SMK/MAK
3 Layanan 1 Mengatasi kejenuhan masuk sekolah 19 33% 24% x 24 =
Responsi 2 Menghilangkan ketergantungan dengan media 5,76
sosial (fc, wa, ig, dll)
3 Akibat kebiasaan keluar malem (bermain,begadang)
4 Menghilangkan rasa khawatir/takut tidak dapat
lulus sekolah
5 Mengatasi masalah dengan anggota keluarga di
rumah
6 Dampak main game atau games online
7 Dampak dari ketergantungan pada handphone
8 Membangun Rasa Percaya Diri
9 Tahapan dalam menyelesaian masalah
10 Kebiasaan antri
11 Bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara
mensikapinya
12 Membuat persahabatan yang baik melalui medsos
13 Kebiasaan mengucapkan kata maaf, tolong dan
terimakasih dalam pergaulan
14 Dampak pacaran dikalangan remaja
15 Kebiasaan belajar rutin
16 Menghilangkan kebiasaan belajar saat akan ada
ujian
17 Syarat-syarat kelulusan
18 Meningkatkan konsentrasi belajar
19 Mengatasi kesulitan mempelajari dan memahami
mata pelajaran tertentu
G. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.
5. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
6. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya,
(3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain
secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.
7. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi
diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
8. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di
lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di
masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki - perempuan.
BIDANG
RUMUSAN
LAYANA TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
KEBUTUHAN
N
PRIBADI Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli memiliki Ibadah dengan
melakukan berbagai kesadaran melakukan berbagai kegiatan kemauan sendiri
kegiatan ibadah dengan ibadah dengan kemauan sendiri
kemauan sendiri
Memiliki kebiasaan Peserta didik/konseli mampu memiliki Berpikir dan bersikap
untuk berpikir dan kebiasaan berpikir positif serta positif
bersikap positif mencapai pribadi yang mampu berpikir
dan bersikap selalu positif
Memiliki kesadaran Peserta didik/konseli memiliki Menyontek, penyebab
untuk tidak mencontek pemahaman dan kesadaran bahwa dan solusinya
saat mengikuti tes atau menyontek adalah perbuatan tidak baik
ujian (tercela), memahami penyebab dan
dampak dari perbuatan menyontek serta
mampu untuk menghindarinya
Mampu menghindari Peserta didik/konseli dapat memahami Stress dan cara
stress dalam menghadapi gejala-gejala stress serta faktor-faktor mengatasinya
kehidupan/kegiatan penyebab dan cara mengatasinya
Mampu berhenti main Peserta didik/konseli dapat berhenti Dampak main game
game atau games online main game atau games online dalam atau games online
mengisi waktu luangnya
Mampu mengendalikan Peserta didik/konseli mampu Dampak dari
ketergantungan dengan mengendalikan ketergantungan dengan ketergantungan pada
pada handphone pada handphone handphone
E. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMA meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli
yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan
mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan
berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta
perencanaan dan eksplorasi karir. Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam
aktivitas yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan
kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan
melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan
konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
tematik.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta
didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari
lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi.
Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik
dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan
konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif
juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk
memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi
peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa,
orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua
peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar.
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan
mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan
perencanaan individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk
mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di
sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui
secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentuk
grafik. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan
kepada peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok,
konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di Sekolah
Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler
juga dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan
dan konseling atau konselor dap at memberikan informasi tentang perencanaan pribadi,
akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem
adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti
asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling,
membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan
konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru
kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan
profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh
kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat
kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi
konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka,
daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.
F. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan,
yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya,
(3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain
secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi
diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di
lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
6 Saya belum paham tentang mekanisme pertahanan diri 36 Saya masih suka menunda-nunda tugas sekolah/pekerjaan
rumah (PR)
7 Saya belum tahu cara mengatur waktu yang baik 37 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu
8 Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan 38 Saya semangat belajar, kalau ada tes atau ujian saja
reproduksi remaja
9 Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat 39 Saya merasa sulit untuk belajar kelompok
terlarang serta dampaknya 40 Saya belum paham cara memilih lembaga bimbingan belajar
10 Saya merasa masih sedikit pengetahuhan tentang ilmu yang baik
kepemimpinan 41 Saya belum dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk
11 Saya belum paham tentang mental disorder dan belajar
permasalahannya 42 Saya masih belum bisa belajar secara rutin
12 Saya jenuh dan enggan masuk sekolah 43 Saya merasa takut bertanya atau menjawab di kelas
13 Saya merasa sulit menghilangkan kebiasaan keluar malam 44 Saya jarang sekali mengunjungi perpustakaan untuk membaca
(bermain,begadang)
14 Saya kadang lupa membuang sampah sembarangan 45 Saya terpaksa harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan
hidup
15 Saya tidak suka kalau disuruh antri, sementara yang lain tidak 46 Saya merasa belum banyak tahu tentang jenis-jenis
mau tertib untuk antri profesi/pekerjaan di masyakarat
16 Saya sedang memiliki masalah dengan teman dekat (pacar) 47 Saya belum memahamai program studi yang ada di Perguruan
17 Saya belum bisa memiliki kepekaan diri dan social Tinggi
18 Saya belum tahu cara berkomunikasi yang efektif 48 Saya belum paham hubungan antara bakat, minat, pendidikan
dan pekerjaan
19 Saya belum paham yang harus dilakuan dengan adanya 49 Saya masih memiliki keraguan dengan pilihan cita-cita/karir
pemanasan global masa depan
20 Saya belum memahami etika dan budaya tertib berlalu lintas 50 Saya belum mengetahui tentang seleksi masuk perguruan
21 Saya merasa sulit mematuhi tata tertib sekolah tinggi
22 Saya kadang masih lupa mengucapkan kata maaf, tolong dan
terimakasih dalam pergaulan
23 Saya merasa sulit mengendalikan ketergantungan pada
medsos (fb, wa, dll)
ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK (KELAS 12) bermasyarakat
28 Saya belum paham IQ,EQ,AQ,CQ dan SQ dalam belajar
Nama : .................................. Kelas : ................................... 29 Saya belum paham peran macam-macam kecerdasan dalam belajar
30 Saya belum bisa memanfaatkan teknologi infomasi untuk meraih prestasi belajar
Petunjuk: Saya belum menguasai kiat sukses dalam menghadapi Ujian
31
1 .Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket kebutuhan untuk membuat program layanan bimbingan
dan konseling. 32 Kadang-kadang saya merasa semangat belajarnya menurun
2. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini, dengan cara memberikan tanda 33 Saya belum bisa mengevaluasi hasil prestasi belajar
(√) pada kolom Ya/Tidak.
34 Saya merasa belum paham strategi belajar dari berbagai sumber belajar
3. Jawaban Anda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan benar dan sungguh-sungguh.
35 Saya belum mampu hidup hemat
NO PERNYATAAN YA TIDAK 36 Saya masih bingung melanjutkan studi karena masalah ekonomi keluarga
1 Saya belum paham bentuk toleransi dan kerjasama antar umat beragama
37 Daya kreatifitas dan inovasi yang saya miliki masih rendah
2 Kualitas ibadah saya masih rendah pada Tuhan YME
38 Saya belum tahu strategi masuk Perguruan Tinggi
3 Saya masih sering terbawa arus pergaulan yang kurang baik
39 Saya belum tahu pilihan karir yang sesuai dengan tipe kepribadian yang dimiliki
4 Saya kadang-kadang sering melanggar budaya tata tertib berlalu lintas
40 Saya belum menemukan cara terbaik untuk meraih sukses dimasa depan
5 Saya masih sulit untuk mengendalikan emosi
41 Saya masih bingung menentukan pilihan profesi/pekerjaan di masa depan
6 Saya merasa tertekan (stress) akan menghadapi USBN / Ujian Nasional
42 Saya merasa belum tahu profesi pekerjaan dalam meningkatkan taraf hidup
7 Saya merasa khawatir/takut tidak dapat lulus sekolah
43 Saya belum tahu tata cara bekerja atau studi lanjut ke luar negeri
Saya kurang mendapatkan motivasi dari tokoh-tokoh yang bisa menginspirasi
8 Saya belum paham hubungan potensi, minat, bakat, kemampuan dan pemilihan
hidup saya 44
Program studi
9 Saya masih sulit mengendalikan ketergantungan main game
45 Saya belum mengerti jalur-jalur dalam proses pendaftaran masuk PTN/PTS
10 Saya merasa sulit menghilangkan kebiasaan merokok
46 Saya belum tahu cara syarat masuk perguruan tinggi kedinasan
11 Saya merasa tidak nyaman tinggal di rumah sendiri
47 Cita-cita atau rencana karir saya masih selalu berubah-rubah
12 Saya merasa sulit menghilangkan kebiasaan keluar malam (bermain,begadang)
48 Saya belum tahu cara menentukan pilihan karir setelah lulus dari SMA/MA
13 Kondisi keluarga saya sedang tidak harmonis
49 Saya bingung memilih lembaga kursus pelatihan untuk masa depan
14 Saya belum tahu cara menjaga kesehatan agar tetap fit menghadapi waktu ujian
50 Setelah lulus SMA saya ingin bekerja untuk membantu ekonomi orang tua
15 Saya jenuh dan enggan masuk sekolah
16 Saya belum tahu dampak Pernikahan di usia dini/usia muda
17 Saya belum tahu lebih banyak akibat tawuran di kalangan pelajar
Saya kadang masih lupa mengucapkan kata maaf, tolong dan terimakasih dalam
18
pergaulan
19 Saya masih merasa belum lancar berkomunikasi di hadapan banyak orang
20 Saya belum aktif mengikuti organisasi/kegiatan di lingkungan tempat tinggal
21 Saya merasa belum paham tentang jenis obat-obat terlarang yang terbaru
22 Saya sulit meninggalkan ketergantungan dengan media sosial
23 Saya ingin menyelesaikan konflik dengan sahabat dekat (pacar)
24 Saya masih belum bisa menjaga sebuah persahabatan agar tetap langgeng
25 Saya belum tahu etika menjalin persahabatan yang baik melalui medsos
26 Saya belum tahu dampak atau akibat dari Sek Bebas, LGBT dan HIV/AIDS
27 Saya belum memahami peran laki-laki dan perempuan dalam norma hidup