Oleh
Kelompok 2:
1. Eli Rohmatul Imamah (2020.112.01.4317)
2. Novita Sari (2020.112.01.4280)
3. Novia Nur Jannah (2020.112.01.4251)
4. Nur Awwali Octavia (2020.112.01.4287)
5. Sintia Rahmah (2020.112.01.4794)
Dosen Pengampu:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq serta inayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan pada baginda
Rasulullah SAW. Selanjutnya kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima
kasih pada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah tentang
Menuntut ilmu dan penyampaian kepada sesama terutama kepada Dr. Hj. Julianne
Kamelia Riza, S.Psi., M. Pd. selaku pengampu mata kuliah Bimbingan dan
Konseling.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
3
4
kognitif dan afektif siswa; (e) program harus mencakup konseling individu dan
kelompok, evaluasi program, dan konsultasi berkelanjutan; dan (f) harus ada
fokus yang berbeda, sistem yang luas pada aset siswa. (Kiweewa, Knettel, &
Luke, 2017)
Atas dasar prinsip seluruh sekolah, (Gysbers & Henderson, 2012)
mengusulkan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif (CGCP), disebut
juga sebagai Model Missouri, yang terdiri dari empat fokus bidang dan tiga
bidang pengembangan siswa. Empat bidang tersebut adalah (1) memberikan
kurikulum bimbingan, (2) membantu siswa dengan perencanaan individu, (3)
layanan responsif pada saat tantangan atau krisis, dan (4) dukungan sistem untuk
guru, anggota masyarakat, dan staf sekolah.
Keterampilan konseling, fase sesi konseling, dan aspek hubungan dalam
konseling adalah bidang kompetensi yang penting untuk anggota konseling
(Flynn & Hays, 2015). Watkin menyimpulkan bahwa perkembangan model
komprehensif kemungkinan besar akan berkembang di negara-negara di mana
ada stabilitas, sistem pendidikan publik yang didanai dengan baik, dan tingkat
kontrol yang rendah oleh lembaga-lembaga politik pusat. (Martin, Lauterbach, &
Carey, 2015).
B. Komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Pelayanan bimbingan konseling komprehensif dikemas dalam empat
komponen yaitu:
1. Layanan Dasar (kurikulum bimbingan dan konseling)
Kurikulum bimbingan dan konseling merupakan seperangkat aktivitas
yang dirancang secara sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik yang mencakup perkembangan akademis, karir, pribadi, dan sosial.
Berikut adalah strategi yang dilakukan konselor dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam pelayanan dasar yang dikemukakan oleh
departemen pendidikan nasional (2008:224-230)
a. Bimbingan kelas merupakan suatu strategi yang digunakan konselor untuk
memberikan layanan kepada peserta didik dengan jalan berinteraksi secara
langsung didalam kelas.
6
3) Berpartisipasi.
4) Bekerja sama dengan personil sekolah lainnya.
5) Melakukan penelitian.
d. Kegiatan menajemen
1) Pengembangan program
2) Pengembangan staff
e. Pemanfaatan sumber daya masyarakat
f. Pengembangan atau penentuan kebijakan (Sutirna 2013:74)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Layanan bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya
pemberian bantuan kepada setiap peserta didik agar dapat
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin (Subekti, Yuline, &
Astuti, 2019). Program bimbingan dan konseling komprehensif
berimplikasi terhadap deskripsi tugas guru bimbingan dan konseling,
sehingga diperlukan beberapa kompetensi tertentu yang mungkin
selama ini belum dimiliki. Tujuan program bimbingan dan konseling
komprehensif yang sistemik adalah untuk mengatasi kesenjangan
antara standar kompetensi siswa yang akan dicapai dengan
kemampuan yang dimiliki siswa di sekolah atau di wilayah tertentu.
Pendekatan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan pada
seperangkat asumsi filosofis, yang diartikulasikan dengan baik oleh
Green and Keys (2001), yang meliputi: (a) konseling mental harus
dicakup melalui seluruh proses pendidikan dan diselaraskan dengan
misi dan filosofi sekolah; (b) semua siswa membutuhkan
perkembangan bimbingan dan konseling; (c) guru merupakan
kontributor vital bagi sistem penyampaian program; (d) keberhasilan
program membutuhkan integrasi dan fokus yang efektif pada
perkembangan kognitif dan afektif siswa; (e) program harus mencakup
konseling individu dan kelompok, evaluasi program, dan konsultasi
berkelanjutan; dan (f) harus ada fokus yang berbeda, sistem yang luas
pada aset siswa. (Kiweewa, Knettel, & Luke, 2017).
2. Komponen bimbingan dan konseling komprehensif ada Empat Yaitu:
a. Layanan dasar (kurikulum bimbingan dan konseling)
b. Layanan responsif
c. Layanan Perencanaan individu
d. Layanan dukungan sistem
11
12
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
ASCA. (2012). The ASCA National Model: A Framework for School Counseling
Programs (third edition). Alexandria: American School Counselor
Association.
Daryono, Sugiharto, D., & Sutoyo, A. (2014). Model Program Bimbingan dan
Konseling Komprehensif di SMA. Jurnal Bimbingan Konseling.
Flynn, S. V., & Hays, D. G. (2015). The Development and Validation of the
Comprehensive Counseling Skills Rubric. Counseling Outcome Research
and Evaluation.
Goodman-Scott, E., Betters-Bubon, J., & Donohue, P. (2015). Aligning
Comprehensive School Counseling Programs and Positive Behavioral
Interventions and Supports To Maximize School Counselors’ Efforts.
ASCA: Professional School Counseling.
Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2012). Developing & Managing your School
Guidance and Counseling Program. Alexandria: American Counseling
Association.
Kiweewa, J. M., Knettel, B. A., & Luke, M. M. (2017). Incorporating
Comprehensive Counselling and Guidance Models into School Curricula
in Sub-Saharan Africa. International Journal Adv Counselling.
Martin, I., Lauterbach, A., & Carey, J. (2015). The Identification of Factors
Affecting the Development and Practice of School-Based Counseling in
Different National Contexts: A Grounded Theory Study Using a
Worldwide Sample of Descriptive Journal Articles and Book Chapters.
International Journal Adv Counselling.
Riskiyah. (2017). Implementasi Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan
Implikasinya terhadap Uraian Tugas dan Kompetensi Guru Bimbingan &
Konseling. Jurnal Pendidikan.
Safitri, N. E. (2017). Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan dan
Konseling Komprehensif di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah
Counsellia.
Subekti, L. P., Yuline, & Astuti, I. (2019). Pelaksanaan Layanan Dasar
Bimbingan dan Konseling Komprehensif di SMP Negeri 3 Pontianak.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.
Supriatna, Mamat. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Rajawali Pres.
Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
13