Anda di halaman 1dari 16

Bimbingan Dan Konseling

Tugas 1

Eksistensi Dan Kedudukan Bk Di sekolah

Disusun Oleh:

Nama: Mutiara Nur Alifah

Nim : 19022029

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Nefiyarni, S.Ms

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

26 Agustus 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................2
Mind Mapping..........................................................................................3
Isi...............................................................................................................5
A. Eksistensi BK Di Sekolah..............................................................5
B. Kedudukan BK Di Sekolah............................................................5
Daftar Pustaka ........................................................................................7
Soal Dan Jawaban..................................................................................12
A. Soal Objektif................................................................................12
B. Soal Essay....................................................................................14
Yel-Yel....................................................................................................16

Mind Mapping

2
EKSISTENSI DAN KEDUDUKAN BK DI
SEKOLAH

A. Eksistensi BK Di Sekolah

1. Isi Program

2. Kerangka Kerja Organisasional

3. Sumber Program

4. Pengembangan, Manajemen Dan


Akuntabilitas

3
B. Kedududkan BK Di Sekolah

1. Landasan Yuridis Formal

a. UU Nomor 20 Tahun 2003

b. Permendikbud Nomor 111 Tahu n 2014

2. Landasan Yuridis Informal

a. Landasan Psikologis

b. Landasan Sosial Budaya

c. Landasan Ilmu Pengetahuan Dan


Teknologi
d. Landasan Globalisasi

4
Isi

A. Eksistensi BK Di Sekolah
Eksistensi BK di sekolah melalui empat elemen program bimbingan dan konseling komprehensif
Gysbers & Henderson. Empat elemen dalam program bimbingan dan konseling komprehensif,
meliputi isi program, kerangka kerja organisasional, sumber, dan pengembangan, managemen, dan
akuntabilitas.

1. Isi Program
Meninjau tujuan pendidikan di lingkungan sekolah dan negara, diperlukan untuk
mengetahui keterampilan dan sikap apa yang harus dikembangkan bagi siswa, sebagai
hasil dari partisipasinya dalam kegiatan dan layanan program bimbingan dan konseling
komprehensif.
Sering kali yang menjadi tujuan dalam bimbingan dan konseling yaitu fokus pada
prestasi akademik, pengembangan karir, dan pengembangan pribadi/sosial. Meskipun
demikian, kita tetap dapat meninjau pada standar yang dibuat oleh American School
Counselor Association National Model untuk diadaptasi dalam program bimbingan dan
konseling komprehensif di lingkungan sekolah.
Di dalam American School Counselor Association National Model (ASCA) ada
beberapa model yang salah satunya dapat digunakan untuk program di sekolahmu.
Namun itu akan berjalan dengan baik, ketika mempertimbangkan pula dengan isu dan
keadaan pada saat mengidentifikasi siswa di sekolah dan label yang akan digunakan
untuk mengelompokkan standar.

2. Kerangka Kerja OrganisasionaL

Komponen stuktural merupakan bagian yang penting dalam kerangka kerja


organisasional karena mendiskripsikan tentang jenis program dan memyediakan dasar
filosofis untuk hal tersebut. Komponen stuktural menetapkan program, rasional program,
dan daftar asumsi yang mana mendasari program tersebut.
Menetapkan. Menetapkan program layanan bimbingan dan konseling dengan
mengidentifikasi pentingnya bimbingan dan konseling dalam proses dan
menggambarkan pendidikan, yang berarti penguasaan kompetisi siswa akan sebagai

5
hasil dari keterlibatannya dalam program.
Rasional. Rational menunjukkan pentingnya program BK sama pentingnya
dengan program lain di sekolah. Hal tersebut fokus pada alasan mengapa siswa
membutuhkan untuk mendapatkan kompetensi bimbingan dan konseling dan memiliki
akses untuk memperoleh bantuan dari konselor sekolah, berhubungan dan memberikan
program bimbingan dan konseling komprehensif. Hal di atas harus berdasarkan pada
tujuan dari sekolah, masyarakat, dan negara.

3. Sumber Program
Meskipun sumber lingkungan sekolah lokal berbeda, sumber yang sangat penting
wajib dilaksanakan secara penuh dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif. Sumber yang dibutukan termasuk personal, finansial, dan politikal.
Sumber personal. Sumber personal dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif berhubungan dengan konselor sekolah, kepala staff program bimbingan
dan konseling (koordinator BK), guru, ahli pendidikan lainnya, administrator, guru atau
wali, siswa, anggota masyarakat, dan personil tenaga kerja dan bisnis. Semuanya
memiliki peran dalam program bimbingan dan konseling.
Walaupun konselor sekolah sebagai pemberi layanan yang utama dalam layanan
bimbingan dan konseling dan koordinator program, keterlibatan, kerjasama, dan
dukungan dari guru dan administrator sangat dibutuhkan untuk kesuksesan program
yang telah disusun dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Keterlibatan, kerja sama,
dan dukungan dari orang tua atau wali, anggota masyarakat, dan personil tenaga kerja
dan bisnis juga diperlukan untuk partisipasi siswa secara menyeluruh dalam program
bimbingan dan konseling.
Sumber finansial. Kesesuai dan sumber finansial yang memadai juga penting
dalam program bimbingan dan konseling komprehensif. Kategori sumber finansial
untuk program mencakup tentang anggaran belanja, bahan, peralatan, dan fasilitas.
Anggaran belanja dalam program bimbingan dan konseling dibutuhkan untuk
membiayai dan mengalokasikan biaya secara menyeluruh untuk pengembangan dan
tingkat kelas di lingkungan sekolah.
Bahan dan peralatan dibutuhkan untuk kegiatan bimbingan dan konseling dengan
menerapkan empat komponen program secara menyeluruh. Fasilitas yang didesain

6
dengan baik untuk setiap bangunan, diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan
program bimbingan dan konseling juga diperlukan.
Sumber politikal. Sumber politikal dalam program bimbingan dan konseling
perkembangan mencakup kebijakan wilayah, negara yang bersangkutan dan hukum
federal, aturan dan regulasi dewan pendidikan lokal dan negara, dan pernyataan asosiasi
profesional dan standar. Kebijakan dewan pendidikan yang jelas dan singkat diperlukan
untuk kesuksesan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di lingkungan sekolah.
Mereka menyatakan suatu dukungan dan kursus tindakan, atau membimbing yang
didasarkan untuk mempengaruhi dan menentukan keputusan di lingkungan sekolah
yang menyinggung program bimbingan dan konseling harus mengambil bagian yang
berhubungan dengan hukum, aturan dan regulasi, dan standar yang telah ditulis,
diadaptasi, dan diimplementasi.

4. Pengembangan, Managemen, dan Akuntabilitas


Elemen pengembangan, managemen, dan akuntabilitas dalam program bimbingan
dan konseling komprehensif menjelaskan tentang lima fase transisi yang mengacu pada
pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara menyeluruh. Fase tersebut yaitu
merencanakan, mendesain, mengimplementasi, mengevaluasi, dan meningkatkan.
Elemen ini juga mencakup beberapa tugas pengelolaan yang dibutuhkan untuk
melengkapi setiap fase transisi yang menggambarkan proses perubahan untuk
mengembangkan secara efektif dan merata.
Elemen ini mendiskripsikan tentang bagaimana program bimbingan dan
konseling komprehensif dapat dipertanggungjawabkan melalui program, personel, dan
evaluasi semua hasil yang mengarah pada peningkatan program untuk membuat
komponen program bimbingan dan konseling lebih efektif.

B. Kedudukan BK Di Sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia.
Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa
dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang
kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan

7
adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan
konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa
dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya
bagi para penerima jasa layanan (konseli).

Landasan yuridis atau hukum pendidikan di dalam bimbingan dan konseling, yaitu
asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang- undangan yang berlaku, yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan bimbingan dan
konseling.
1. Landasan Yuridis Formal
a. UU nomor 20 tahun 2003
Konselor atau Bimbingan Konseling mempunyai payung hukum yang secara
eksplisit dinyatakan dalam Undang-undang (UU) No. 20/2003 pasal 1 ayat 6. Hal ini
mengindikasikan bahwa Konselor (Bimbingan Konseling) mempunyai posisi yang
sejajar dengan tenaga pendidik lainnya (guru, dosen, tutor, dan widyaiswara) namun
dalam konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang berbeda dan unik. Kalau ditelusuri
terkait ketentuan perundang-undangan, mulai dari Undang- undang (UU) nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), sampai pada
Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, dan berlanjut kepada Undang-undang (UU) nomor 14 tentang Guru dan
Dosen, ternyata tidak dapat ditemukan pengaturan tentang konteks tugas dan
ekspektasi kinerja yang dapat digunakan sebagai kerangka pikir untuk penyusunan
standar kompetensi dan pendidikan profesional konselor atau Bimbingan Konseling
(BK)

b. Permendikbud nomor 111 tahun 2014


Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Permendikbud ini menjadi rujukan
penting, khususnya bagi para Guru BK/Konselor dalam menyelenggarakan dan
mengadministrasikan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 6 ayat 1 yang menyebutkan bahwa:
“Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang

8
mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual;
(c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem”.

Melihat keempat komponen layanan yang dimaksud dalam pasal tersebut, di sini
tampak jelas bahwa konsep dan kerangka kerja layanan Bimbingan dan Konseling
yang dikehendaki oleh peraturan ini adalah Pola Bimbingan dan Konseling
Komprehensif, sebagaimana digagas oleh Gysber, dkk dan telah digunakan di
berbagai negara lain.

Peraturan menteri ini juga sebagai pijakan atau rujukan Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor dalam melaksanakan tugas Layanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah terutama permasalahan jam masuk kelas yang selama ini
menjadi perdebatan. Dalam pasal 6 ayat (4) dijelaskan bahwa ” Layanan Bimbingan
dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang diselenggarakan di dalam
kelas dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu”.

2. Landasan Yuridis Informal


a. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).Secara
luas untuk bisa hidup bahagia, manusia memerlukan keadaan mental psikologis
yang baik (selaras, seimbang). Dalam kehidupan nyata, baik karena faktor internal
maupun eksternal, apa yang diperlukan manusia bagi psikologisnya itu bisa tidak
terpenuhi atau dicari dengan cara yang tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk
Allah. Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang
perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang: (a) motif dan motivasi; (b) pembawaan
dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian

b. Landasan Sosial Budaya


Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan
sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu

9
pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosialbudaya dimana ia hidup. Sejak
lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola
perilaku sejalan dengan tuntutan sosialbudaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan
dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari
lingkungannya.
Lingkungan sosial-budaya yang melatar belakangi dan melingkupi individu
berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan
perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam
sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik
internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses
perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.

c. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegitan profesional yang
memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya
pelaksanaannya, maupun pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan sifat keilmuan bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang
menerima sumbangan besar dari ilmuilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga
bimbingan dan konseling diharapkan semakin kokoh. Dan mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi yang berkembang pesat. Disamping itu penelitian dalam
bimbingan dan konseling sendiri memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam
perkembangan bimbingan dan konseling yang berkelanjutan.

d. Landasan Globalisasi
Landasan globalisasi dalam konseling termasuk ke dalam landasan yang amat
penting karena dalam melakukan bimbingan dan konseling tentu harus menyesuaika
dengan zaman dan budaya yang berlaku. Selain globalisasi sangat berpengaruh pada
manusia modern saat ini sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa landasan globalisasi
menjadi salah satu acuan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Tersedia di
http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendikbud_111_14.pdf (diakses tanggal 22
Februari 2021 pukul 18.00 WIB)

Syafaruddin, S., Syarqawi, A., & Siahaan, D. N. A. 2019. Dasar-dasar bimbingan dan
konseling: Telaah Konsep, Teori dan Praktik.

https://portal-ilmu.com/eksistensi-bk-di-sekolah-melalui-empat-elemen-program- bimbingan-
dan-konseling-komprehensif/. diakses pada tanggal (25 agustus).

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/11/05/permendikbud-no-111-tahun- 2014-
tentang-bimbingan-dan-konseling/. diakses pada tanggal (25 Agustus).

https://mintotulus.wordpress.com/2014/11/05/permendikbud-nomor-111-tahun- 2014-
tentang-bimbingan-dan-konseling-pada-pendidikan-dasar-dan-menengah/. diakses pada
tanggal (25 Agusutus).

https://uswatunkhasanah018.wordpress.com/2017/06/10/%E2%80%8Blandasan- psikologis-
dan-landasan-yuridis-bimbingan-dan-konseling/. diakses pada tanggal (25 Agustus).

11
Soal Dan Jawaban

A. Soal Objektif

1. Menurut Gysbers & Henderson ada empat elemen dalam program bimbbingan dan
konseling, kecuali…..
a. Isi program
b. kerangka kerja organisasional
c. Sumber personal
d. Sumber program
e. pengembangan, managemen, dan akuntabilitas.

Kunci jawaban c. Sumber personal

2. “Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang


mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c)
layanan ystem ive; dan (d) layanan dukungan ystem”.
Dari pernyataan diatas merupakan bunyi pasal….
a. Pasal 6 ayat 1
b. Pasal 8 ayat 1
c. Pasal 3 ayat 2
d. Pasal 4 ayat 1
e. Pasal 5 ayat 1

Kunci jawaban a. pasal 6 ayat 1

3. Yang termasuk landasan yuridis informal, kecuali….

a. Landasan psikologis

b. Landasan social budaya

c. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi

d. Landasan globalisasi

12
e. Landasan agama

Kunci jawaban e. landasan agama

4. Pada eksistensi BK terdapat empat elemen salah satunya yaitu elemen sumber
program. Dalam sumber program juga terdapat 3 sumber yang dibutuhkan dalam
bimbngan konseling, yaitu……

a. Sumber social, personal dan finansial

b. Sumber financial, personal dan political

c. Sumber budaya, political dan personal

d. Sumber manajemen, psikologis dan financial

e. Sumber political, teknologi dan personal

Kunci jawaban b. sumber financial, personal dan political

5. Landasan Yuridis Formal diatur dalam permendikbud nomor…

a. Nomor 111 tahun 2014

b. Nomor 111 Tahun 2013

c. Nomor 112 tahun 2014

d. Nomor 111 tahun 2011

e. Nomor 113 tahun 2014

Kunci jawaban a. Nomor 111 Tahun 2014

13
B. Soal Essay

1. Di dalam eksistensi BK ada empat elemen dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif, salah satunya yaiyu elemen pengembangan, manajemen dan
akuntabilitas. jelaskanlah maksud dari elemen tersebut!

2. Apakah kedudukan Bimbingan Konseling itu sangat penting di Sd/MI? Jelaskan


alasannya!

3. Mengapa bimbingan konseling disekolah dan di madrasah sangat diperlukan?

Jawaban:

1. Pengembangan, Managemen, dan Akuntabilitas

Elemen pengembangan, managemen, dan akuntabilitas dalam program bimbingan dan


konseling komprehensif menjelaskan tentang lima fase transisi yang mengacu pada
pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara menyeluruh. Fase tersebut yaitu
merencanakan, mendesain, mengimplementasi, mengevaluasi, dan meningkatkan.
Elemen ini juga mencakup beberapa tugas pengelolaan yang dibutuhkan untuk
melengkapi setiap fase transisi yang menggambarkan proses perubahan untuk
mengembangkan secara efektif dan merata. Elemen ini mendiskripsikan tentang
bagaimana program bimbingan dan konseling komprehensif dapat
dipertanggungjawabkan melalui program, personel, dan evaluasi semua hasil yang
mengarah pada peningkatan program untuk membuat komponen program bimbingan
dan konseling lebih efektif.

2. Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada


anak, yaitu kemampuan dan kecakapan membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan
umum serta perkembangan kepribadian, yaitu sikap terbuka terhadap orang lain, penuh
inisiatif, kreativitas, dan kepemimpinan, keterampilan serta sikap bertanggung jawab
guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk
memahami anak dan membantu perkembanga social pribadi anak. Pentingnya

14
bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak
mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru., mengembangkan kemampuan anak
untuk memahami diri sendiri dan menerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatuu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis
yang dihadapi oleh anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang
perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan, minat dan kemampuan
yang harus berkembang. Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah
melainkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasa atau situasi
perkembangan yang baik, sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat
belajarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebaik mungkin dan terhindar dari
praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri. Jadi, bimbingan
konseling yang ada di SD/MI itu sangat penting karena bimbingan konseling itu tidak
hanya mengatasi anak yang bermasalah tapi juga membimbing perkembangan anak
agar menjadi pribadi yang baik di masa mendatang.

3. Karena bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan


memikontribusi terhadap keberhasilan pendidikan disekolah (juntika, 2005).
Berdsarkan peryantaan tersebut dapat dipahami bahwa proses pendidikan disekolah
termasuk madrasah tidak akan berhasil secara baik apabila tidak didukung oleh
penyelenggaraan bimbingan secara baik pula. Sekkolah dan madrasah memiliki
tanggung jawab yang besar membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu
sekolah dan madrasah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Dalam kondisi seperti ini,
pelayanan bimbingan konseling sekolah dan madrasah sangat penting untuk
dilaksanakan guna membantuu siswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.

15
Yel-Yel

Pantun

Pergi kepasar wajahnya bening

Jangan lupa membeli udang

Belajar bimbingan dan konseling

Yang berlandaskan undang-undang

16

Anda mungkin juga menyukai