Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa,karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Giri Bhakti Indonesia, sehingga
diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dalam hal ini adalah out put peserta didik.
Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak
bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat penting
untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan bantuan untuk
mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Giri Bhakti Indonesia dapat berjalan
secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik untuk mencapai keberhasilan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk itulah penulis menyadari perlunya
program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi sedikit penulis menyusun program
kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini secara keseluruhan.
Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas–tugas guru
bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Sebagai manusia biasa penulis tentu memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dalam menyusun program ini, sehingga penulis menyadari bahwa program ini
masih jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya penyempurnaan program bimbingan dan
konseling ini, maka penulis secara terbuka menerima saran dan masukan dari semua pihak
demi perbaikan program bimbingan dan konseling ini.
Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang telah
membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan penyusunan
program kegiatan bimbingan dan konseling ini
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
3. LANDASAN FILOSOFIS
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
6. LANDASAN RELEGIUS
7. LANDASAN PEDAGOGIK
B. DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING
B. TUJUAN
B. MANFAAT
B. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM
1. . VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
B. TUJUAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN
D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL
E. BIDANG BIMBINGAN
F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
G.. JENIS-JENIS LAYANAN
H. . KEGIATAN PENDUKUNG
B. . PENYUSUNAN PROGRAM
E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN
F. PENJADWALAN
I. TINDAK LANJUT
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
BAB IV PENUTP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
Adapun pengertian dari bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan terjemahan
dari guidance and counseling dalam bahasa inggris, secara harfiyah istilah guidance itu
diambil dari akar kata guide yang berarti .
1. Mengarahkan (to direct).
2. Memandu (to pilot )
3. Mengelola (to manage)
4. Menyetir (to steer)
dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah,keluarga,masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dian akan
dapat menikmati kebahagiaan hidupnya,dan dapt memberikan sumbangan yang berarti
pada kehidupan masyarakat pada umumnya sehingga bimbingan dapat membantu
individu untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding assisting, atau availing” yang
berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukan bahwa
yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil keputusan
adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan pembimbing tidak
memaksakan kehendaknya sendiri,tetapi berperan sebagai fasilitator. Istilah bantuan
dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk(a) menciptakan
lingkungan(fisik,psikis,sosial,dan spiritual) yang kondusif bagi perkembangan siswa,(b)
memberikan dorongan dan semangat,(c)mengembangkan keberanian bertindak dan
bertanggung jawab,dan (d) mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan
mengubah prilakunya sendiri. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang
berkembang dengan segala keunikannya. Bantuan dalam bimbngan diberikan dengan
pertimbangan keragaman dan keunikan individu tidak ada teknik pemberian bantuan
yang berlaku umum bagi setiap individu. Teknik bantuan seyogyanya disesuaikan dengan
pengalaman,kebutuhan,dan masalah individu. Untuk membimbing individu diperlukan
pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik kebutuhan,atau masalah
individu.tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal,yaitu perkembangan yang
sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal bulanlah semata-mata pencapaian tingkan kemampuan
intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan,
melainkan suatu kondisi dinamik dimana individu (1) mampu mengenal dan memahami
diri (2) berani menerima kenyataan diri secara objektif (3) mengarahkan diri sesuai
dengan kemampuan, kesempatan, dan sistem nilai (4) melakukan pilihan dan mengambil
keputusan atas tanggung jawab sendiri. Diketahui sebagai kondisi dinamik, karena
kemampuan yyang disebutkan diatas akan berkembang terus dan hal ini terjadi karena
individu berada didalam lingkungan yang terus berubah dan berkembang.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar yang
dipandang sebgai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari konsep-
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian layanan
bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu ( guidance is for all individuals). Prinsip
ini berarti bimbingan diberikan kepad semua individu atau peserta didik, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak,remaja
maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih
bersifat prefentif dan pengembangan daripada penyembuhan(kuratif) dan lebih
diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
b. Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap individu bersifat unik(berbeda satu lain),dan
melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikkannya
tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah
individu meskipun teknik layanan bantuannya menggunakan kelompok.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Pada kenyataanya masih ada individu yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan,karena bimbingnan dianggap
sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut,
bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankna pada kekuatan
dan kesuksesan, kerena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan
positif terhadap diri sendiri,memberikan dorongan dan peluang untuk berkembang.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya menjadi tugas dan
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas dan tanggung jawab guru-guru dan kepala
sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan keputusan adalah hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan
diarahkan untuk membantu individu agar dapat menentukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada individu, yang itu semuanya merupakan hal yang penting sebagai pertimbangan
dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, sedangkan
bimbingan hanya memfasilitasi individu
untuk mempertimbangkan,menyesuaikan diridan menyempurnakan tujuan
Untuk mencapai hasil bimbingan yang maksimal tentunya diperlukan banyak informasi
dari konseli, untuk menjamin itu semua diperlukan cara asas yang dapat meyakinkan
konseli agar tidak memiliki keraguan lagi dalam memberikan informasi kepada konselor,
hal itu diwujudkan dalam bentuk asas bimbingan dan konseling sebagai berikut:
a. Kerahasiaan. Yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang
peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang
tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini konselor berkewajiban
penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaannya benar-benar terjamin.
b. Kesukarelaan. Yaitu menghendaki kesukaan dan kerelaan peserta didik(konseli)
mengikuti/menjalani,layanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini konselor
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Keterbukaan. Yaitu menghendaki peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan. Bersikap terbuka dan tidak berpura-pura,baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima informasi dan materi dari
luar yang berguna dalam pengembangan dirinya. Dalam hal ini konselor berkewajiban
mengambangkan keterbukaan peserta didik (konseli) . keterbukaan ini amat erat
kaitannya dengan terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri
peserta didik(konseli) yang menjadi sasaran layanan kegiatan. Agar pesrta didik dapat
terbuka, konselor terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
j. Keahlian, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana
bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling. Keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
j. Alih tangan kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik(konseli) mengalih tangankan permasalahan itu kepada
pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,guru-
guru lain,atau ahli lain: dan demikian pula konselor dapat mengalih tangankan kasus
kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
j. Tut wuru handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik(konseli) untuk maju demikian juga segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun
suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu.
4. Bidang Bimbingan
a. Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong
masalah-masalah akademik yaitu, pengenalan kurikulum,pemilihan jurusan, cara
belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber
belajar perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Bimbingan akademik dilakukan
dengan cara menegmabangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar
dari kesulitan belajar. Para pembimbing membentuk individu mengatasi kesulitan
belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif,membantu individu agar sukses
dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tutntutan
program/pendidikan dalam bimbingan akademik para pembimbingan berupaya
memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yamg diharapkan.
b. Bimbingan sosial pribadi, yaitu merupakan bimbingan untuk membantu para individu
dalam emecahkan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam masalah-
masalah sosial pribadi adalah: masalah hubungan dengan teman dengan guru, serta
staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, penyelesaian konflik. Bimbainga
sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan
kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini
merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan
memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permaslahan yang dialami
individu. Bimbinagn sosial pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan
yang kondusif,interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman
diri dan sikap-sikap yang positif serta ktrampilan-ketrampilan sosial pribadi yang
tepat.
b. Bimbingan karir yaitu, bimbingan yang membantu individu dalam perencanaan
pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman terhadap
jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir
yang dihadapi. Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan
karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif,afektif, maupun ketrampilan
individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan
keputusan,maupun perolehan pengetahuan dalam ketrampilan yang akan membantu
dirinya memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus menerus berubah.
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
d. belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
d. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan
dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
d. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
d. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antarmereka.
3. LANDASAN FILOSOFIS
John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling yaitu,
1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar memperoleh
perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan membantunya untuk
menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau strategi kegiatan yang
menungkinkan klien mampu merespon interes, minat atau keinginannya secara
konsruktif. Seseorang akan berada dalam dilema apabila dia merasa tidak
memiliki pilihan . melalui bimbingan seseorang akan dapat menggali atau
menemukan potensi dirinya dan kemampuan untuk beadaptasi dengan
peristiwa-peristiwa kehidupan baru yang dialaminya.
2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal ini
konselor harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi
masalahnya.
a. Landasan filosofis bimbingan terkait dengan cara pandang para ahli berdasarkan olah
pikirnya tentang hakikat manusia tujuan hidup di dunia ini serta upaya-upaya untuk
mengembangkan,mengangkat, atau memlihara nilai-nilai kemanusiaan manusia
b. Bimbingan merupakan kegiatan manusiawi yang terkait dengan upaya mengembangkan
potensi insaniayah manusia, sehingga manusia berada dalam alur kehidupan yang
bermartabat dan beradab.
c. Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang filasafat manusia
(filsafat antropologi) agar memiliki pedoman yang akurat dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada konseli kearah kehidupan yang sesuai dengan nilai-
nilai kemanusiaan yang dimiliki.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang menitik
beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya masing-masing,
sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti
terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut aspek
kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.
6. LANDASAN RELEGIUS
Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada pandangan bahwa
hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu mahluk yang
mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber
dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu sebagai referensi sikap dan prilakunya.
Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai motif beragama,
rasa keagamaan, dan kemampuan serta memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama,
kefitrahannya inilah yang membedakan dirinya dengan
hewan dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemiliaannya disisi
Tuhan. Adapun alasan yang menjadikan agama sebagai landasan bimbingan dan konseling
adalah;
a. Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencari kebahagiaan
yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai
pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk
kepada nilai-nilai agama.
b. Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius) yang
berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.
b. Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan khalifahnya.
Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah kepadanya. Sebagai
khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah untuk menciptakan dan menata
kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup bersama (rahmatan lil alamiin).
b. Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian menunjukkan
bahwa agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan) terhadap pencerahan
diri dan kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal ini maka pengintegrasian atau
penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu
keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.
b. Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling berlangsung
secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki pemahaman dan pengamalan
agama yang dianutnya dan menghormati agama konseli.
7. LANDASAN PEDAGOGIK
Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses
pertumbuhan (growth). Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan ciri
khas dari kehidupan, maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan, tanpa akhir.
Tolok ukur mutu pendidikan di sekoplah adalah sampai dimana sekolah itu dapat
menciptakan suasana untuk pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk membuat
pertumbuhan itu terlaksana dengan baik.
B. DASAR HUKUM
C. TUJUAN
1. Sebagai pedoman yang jelas terhadap arah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
sekolah,
2. Memudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
3. Agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efisien dan efektif serta
hasil-hasilnya dapat dinilai
D. MANFAAT
Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta didik.
Adapun manfaat program bimbingan konseling :
b. Pemahaman terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
c. Pemahaman pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan
wanita.
d. Pemahaman terhadap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan social yang lebih luas
e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan
apresiasi seni.
4. Bidang Bimbingan
a. Bimbingan Belajar
b. Bimbingan Pribadi
c. Bimbingan Sosial
d. Bimbingan Karir
e. Bimbingan Keluarga
f. Bimbingan Budi Pekerti Keagamaan, akhlaq Mulia
5. Jenis Layanan
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan/Penyaluran
d. Penguasaan Konten
d. Konseling Individu
d. Konseling kelompok
d. Bimbingan kelompok
d. Konsultasi
d. Mediasi
d. Advokasi
6. Volume kegiatan
Sesuai Kalender Pendidikan
7. Frekwensi layanan
Sesuai Jadwal Kegiatan Bimbingan dan Konseling
BAB II
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
A. VISI DAN MISI
1. VISI
Terampil, berilmu berdasarkan iman dan takwa
2. MISI
1. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
2. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
3). Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif
4). Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan yang mampu dan tangguh
5). Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standart Nasional
Pendikaan
6). Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang tangguh
7). Mewujudkan pengembangan standart penilaian
B. TUJUAN KHUSUS
1. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Siswa memahami dan dapat menyikapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi
pada dirinya
3. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria
dan wanita serta kematangan social
4. Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat
5. Siswa memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki serta
mengembangkannya
6. Siswa mempunyai gambaran tentang studi lanjut dan pengetahuan yang harus
dikembangkan
7. Siswa mempunyai kesadaran tanggung jawab intelektual yang tinggi
8. Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan berbudi pekerti luhur sebagai
pribadi, anggota masayarakat dan warga Negara.
C. PERMASALAHAN
1. Kendala-kendala yang muncul dan belum tuntas tahun lalu
Ada beberapa kendala yang muncul dan belum tuntas dalam pelaksanaan program BK
pada tahun yang lalu, antara lain:
1. Layanan Data
Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-lain
2. Layanan Konseling
Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku yang
positif
Program BK yang kami rencanakan untuk tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai
berikut:
1. PERSIAPAN
1. Penyusunan program
2. Pembagian tugas guru BK
3. Konsultasi program kegiatan BK
Bila kegiatan BK sudah tersusun maka langkah-langkah berikutnya konsultasi
dengan kepala sekolah untuk mendapatkan pengarahan dan persetujuan program.
d. Penyediaan fasilitas BK
2. Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK
2. Buku piket BK
2. Buku lembar siswa
F. FUNGSI LAYANAN
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
G. JENIS-JENIS LAYANAN
1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta
didik di lingkungan yang baru.
2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
5. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan
dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
g. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
g. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antar mereka.
Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013 mengamanahkan
layanan peminatan peserta didik. Bukan berarti bahwa layanan BK hanya memuat
layanan peminatan tetapi layanan peminatan merupakan bagian dari pelayanan
Bimbingan dan Konseling secara utuh. Peminatan di SMP/MTs : diberikan pada peserta
didik SMP/MTs yang akan melanjutkan ke SMA/MA dan SMK mereka dibantu untuk
memperoleh informasi yang cukup , lengkap tentang jenis dan penyelenggaraan
masing-masing SMA/MA dan SMK. Pilihan peminatan kelompok mata pelajaran,
Peminatan lintas mata pelajaran, Peminatan pendalaman materi mata pelajaran , dan
arah karir yand ada dan kemungkinan study lanjut
H. Kegiatan Pendukung
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan
peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif,
terpadu, dan bersifat rahasia.
c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan
khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan
tertutup.
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan
belajar, dan karir/jabatan.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik
ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
satu kelas.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
BAB III
PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
A. JENIS-JENIS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:
1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam
satu minggu.
2. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
3. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.
4. Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
5. Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi program
bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda mingguan
didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari agenda
mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat secara tertulis
pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan pendukung. lebih jelasnya
lihat di lampiran.
B. Penyusunan Program
e. Menentukan Prioritas
e. Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan –
tujuan yang spesifik
e. Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan
e. Mengadakan beberapa perubahan –perubahan yang perlu untuk perbaikan
1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2
(dua) jam pembelajaran.
3. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG
dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan
pihak-pihak yang terkait.
2. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per minggu
dan dilaksanakan secara terjadwal
3. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah maksimum 50% dari
seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madras
3. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program
(LAPELPROG).
3. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas dan
di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah/madrasah.
2. Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif
terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan
siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :
3. Fokus Penilaian
Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:
a. Pemahaman baru; yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah
yang dibahas.
b. Perasaan positif; sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui
layanan.
Rencana kegiatan;yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang
dialaminya.
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada
kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang
dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
E. Tahap-tahap penilaian
Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. . Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
2. . Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung
konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta
didik.
3. . Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan
atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
F. Penjadwalan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2) tanpa
kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara
klasikal di kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran per-kelas per-
minggu. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok
dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran.
Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan
melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding),
kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan
(referral )
(LIHAT Lampiran)
I. TINDAK LANJUT
Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum dilaksanakan.
Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat dilaksanakan.
J. LAPORAN
Akhirnya seluruh kegiatan program akan dilaporkan sebagai pertanggungjawaban program.
Laporan program meliputi Laporan bulanan, semester/tahunan.
K. ANGGARAN
Anggaran program bimbingan konseling diajukan sebagai upaya menunjang proses pelaksanaan
program. Adapun anggaran terperinci sebagai berikut:
ANGGARAN
N
PROGRAM RINCIAN
o JUMLAH SUMBER
Managemen ATK Rp 1,250,000 RKAS
Kegiatan rapat 2014/2015
Layanan Konseling individual Rp 475,000 RKAS
Responsif Konseling kelompok 2014/2015
Alih tangan kasus
Advokasi
Mediasi
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam
usaha pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar dan bidang karir. Dalam pelayanan
dan konseling diharapkan siswa mampu untuk mencapai pengembangan potensi yang
dimiliki secara optimal.
Dalam pelaksanaan program yang ada pada layanan bimbingan dan konseling diharapkan
partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :
1. Pihak sekolah, bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya
suasana pendidikan yang menyenangkan.
2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu permasalahan
yang dialami oleh siswa.
3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam
pelaksanaan dibidang administrasi yang dibutuhkan.
4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah agar dapat memahami
dan menempatkan pungsi bimbingan konseling secara nyata, ikhlas dan penuh rasa
tanggung jawab.