Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK 1

BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR


Makalah disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu : IDP. Partha, M.Pd.

Oleh :
Baiq Azam Aspariah (190102180)
Faesal Wardi (190102185)
Zulfikar Ahmadi (190102214)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk yang telah diberikannya sehingga makalah tentang “Bimbingan Di
Sekolah Dasar” dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling yang diampu oleh Bapak IDP.
Partha, M.Pd
Meski demikian, penyusun menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat penyusun sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi setiap pembaca pada umumnya dan untuk penulis sendiri pada
khususnya.

Tanjung, 2 Mei 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Bimbingan di SD.....................................................................3
B. Prinsip Bimbingan di SD...........................................................................3
C. Kedudukan Bimbingan di SD....................................................................4
D. Hubungan Bimbingan di SD......................................................................5
E. Pendekatan Bimbingan di SD....................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................10
B. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa
ini telah mempercepat perkembangan bangsa kita, terutama dalam dunia
pendidikan. Pengaruh Negara maju terhadap Negara berkembang besar
sekali terhadap perkembangan dunia secara menyeluruh, maka periodesasi
informasi ini berlaku untuk seluruh dunia.
Dampak positif dari kondisi global banyak memberikan
kesempatan untuk mengadakan perubahan-perubahan perbaikan dan
peningkatan terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasa kurang
berkembang, selain itu pula mendorong seseorang untuk terus berpikir dan
meningkatkan kemampuan secara optimal.
Dampak negatif dari globalisasi dapat menimbulkan kegoncangan
di masyarakat diantaranya menimbulkan keresahan, hidup yang meningkat
adanya konflik, setres ,cemas, dan ada pula yang prustasi, kurang disiplin,
dan ambisi yang berlebihan.
 Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah perlu dipersiapkan
sumber daya yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam
menerima, memproses informasi sehingga mampu sebagai pengguna dan
pengembang IPTEK. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang bisa
diharapkan sebagai penggerak dan motivasi pembangunan nasional, tidak
terlepas dari bagaimana pendidikan bisa menghasilkan tenaga terampil
dalam bidangnya masing-masing dengan kata lain lulusan dari proses
pendidikan itu berkualitas.
 Pendidikan yang bermutu tidak cukup hanya aspek akademis saja
yang dipersiapkan. Tetapi, aspek yang tidak kalah pentingnya adalah
menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial emosional, dan
kematangan intelektual, serta sikap dan kebiasaan belajar.

1
 Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan
pendekatan yang tepat digunakan di Sekolah Dasar, karena pendekatan ini
lebih berorientasi kepada penciptaan lingkungan perkembangan bagi siswa,
dan berdasarkan kepada program layanan yang terstruktur dan sistematis.
Keberhasialan belajar secara intelektual akan dipengaruhi oleh keefektifan
perilaku dari aspek-aspek perkembangan lainnya. Sehingga, keberadaan
bimbingan di dalam proses pendidikan terkait erat dengan proses
pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
perkembangan siswa. 

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.    Apa pengertian Bimbingan di SD?
2.    Apa prinsip Bimbingan di SD?
3.    Apa kedudukan Bimbingan di SD?
4.    Apa hubungan Bimbingan di SD?
5.    Apa pendekatan Bimbingan di SD?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1.    Untuk mengetahui apa pengertian Bimbingan di SD.
2.    Untuk mengetahui apa prinsip Bimbingan di SD.
3.    Untuk mengetahui apa kedudukan Bimbingan di SD.
4.    Untuk mengetahui apa hubungan Bimbingan di SD.
5.    Untuk mengetahui apa pendekatan Bimbingan di SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan di SD
Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan
pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi
dan layanan staf layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat
mengembangkan kemampuankemampuan dan kesanggupannya sepenuh-
penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. (Mortesen & Schmuller, 1976).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, lakiatau
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan
baik kepada individu-laki individu setiap usia untuk membantunya
mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya
sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.
(Crow & Crow, 1960).
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan menjadi mandiri dengan
memanfaatkan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku. (Prayitno 2004)
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara
terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompok
tersebut menjadi pribadi yang mandiri.

B. Prinsip Bimbingan di SD
1. Prinsip Umum Bimbingan:
a. Diperuntukan bagi semua individu.
b. Bersifat individual.
c. Melakukan hal yang positif.

3
d. Merupakan usaha bersama.
e. Pengambilan keputusan.
f. Berlangsung dalam berbagai setting kehidupan. 
2. Prinsip Khusus Bimbingan:
a. Ditujukan bagi semua siswa.
b. Bimbingan melayani murid-murid dari semua usia.
c. Bimbingan harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan
perkembangan siswa.
d. Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri.
e. Pelaksanaan bimbingan menghendaki adanya kerja sama dari murid,
orang tua, kepala sekolah, dan konselor
f. Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keseluruhan
program pendidikan di sekolah.
g. Bimbingan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada individu dan
masyarakat.

C. Kedudukan Bimbingan di SD
Secara formal kedudukan bimbingan dalam Sistem Pendidikan di
Indonesia telah digariskan di dalam Undang-undang No. 2/1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional beserta perangkat Peraturan Pemerintahnya.
Dalam PP No. 2/1989 pasal 25 dikatakan bahwa : 1. Bimbingan merupakan
bantuan yang di berikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. 2. Bimbingan
diberikan oleh guru pembimbing.
Pengakuan formal seperti ini mengandung makna bahwa layanan
bimbingan di sekolah dasar perlu dilaksanakan secara terprogram dan
ditangani oleh orang yang memiliki kemampuan untuk itu. Dengan
memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswaserta penyelenggaraan
sistem pendidikan sekolah dasar yang ditangani oleh guru kelas, maka
layanan bimbingan di sekolah dasar dalam banyak hal masih akan lebih

4
efektif. Oleh kaena itu, guru sekolah dasar dikehendaki memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk menyelenggarakan layanan bimbingan.
Keberadaan bimbingan dalam pendidikan di sekolah dasar terkait
erat dengan sistem pendidikan dasar 9 tahun. Dan untuk itu sekolah dasar
mempunyai kewajiban menyiapkan para lulusanya untuk memasuki tingkat
lanjutan, yaitu SMP.
Kondisi atau tuntutan seperti digambarkan diatas menghendaki
sekolah dasar tidak hanya mengantarkan siswanya untuk tamat belajar,
melainkan harus membantu siswa mengembangkan kesiapan baik dalam
segi akademik, sosial, maupun pribadi. Untuk mencapai kesiapan seperti itu,
proses dan interkasi pembelajaran di sekolah dasar tidak semata-mata
merupakan proses instruksional melainkan harus disertai dengan upaya-
upaya non instruksional yang terpadu di dalam kegiatan instruksonal
tersebut. Upaya noninstruksional ini merupakan upaya yang lebih banyak
terarah kepada layanan bimbingan. Pada tingkat sekolah dasar bimbingan
dapat dikatakan identik dengan “mengajar yang baik” terutama jika guru
memainkan peran-peran penting dalam mengembangkan lingkungan
kondusif bagi perkembangan siswa.

D. Hubungan Bimbingan di SD
Pendidikan tidak lepas dari kehidupan sekolah untuk peserta didik.
Bimbingan konseling dalam pendidikan sebagai satuan pendidikan dalam
mencerdaskan emosi dan menggali potensi diri. Bimbingan tidak selalu
diartikan sebagai pendidikan. Namun pada saat seseorang menjalankan
bimbingan, pendidikan selalu melakat. Pelaksanaan bimbingan yang
berjalan dengan baik akan menjadi salah satu faktor utama keberhasilan
kegiatan pendidikan. Maka dari itu, untuk mencapai tujuan pendidikan yang
maksimal, diharuskan adanya bimbingan disekolah. Meskipun sebagai
seorang guru kelas yang juga menjadi guru BK, bimbingan yang dilakukan
mungkin juga terjadi secara tidak langsung.

5
Setiap guru tentunya ingin siswanya memperoleh hasil belajar yang
memuaskan dan tentunya proses yang dapat membuat siswa dapat memiliki
perubahan dalam pembelajaran. Bukan hasil yang sebenarnya membuat
guru senang, akan tetapi dengan siswa mengerti materi yang diberikan
sudah membuat guru senang. Karena pada saat pembelajaran tidak ada
kendala dalam proses pembelajaran dan bimbingan berjalan dengan lancar.
Akan tetapi harapan tersebut seringkali tidak terwujud, karena keadaan
pembelajaran tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami
berbagai macam kesulitan dalam belajar. Untuk mengatasi kesulitan pada
saat proses pembelajaran, bimbingan memberikan layanan:
1.        Bimbingan Belajar
Pada jenjang Sekolah Dasar memang proses BK tidak
dikhususkan seperti di jenjang menengah pertama dan
menengah keatas. Akan tetapi seorang guru kelaslah yang
menjadi seorang pembimbing dan konselor. Bimbingan yang
dilakukan mengenai masalah dalam belajar yang disekolah
maupun di luar sekolah. Bimbingan yang dilakukan guru:
a. Cara belajar, baik secara kelompok maupun individu.
b.Cara mengatasi kesulitan kesulitan yang berkaitan dengan
mata pelajaran tertentu.
c. Cara merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
2.        Bimbingan Sosial
Dalam lingukangan kelas yang tentunya memiliki
berbagai macam keberagaman, siswa harus mampu
menyesuaikan diri pada saat pembelajaran kelompok.
Bimbingan ini dilakukan agar siswa mampu mengatasi
masalah kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan sosial,
sehingga terciptalah suasana belajar yang kondusif.
3.        Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Terkadang pada tingkat Sekolah Dasar seorang guru
mendapat  laporan dari wali muridnya tentang masalah

6
pribadi seorang siswa. Wali murid tersebut meminta agar
gurunya dapat memberi arahan kepada anaknya tentang
masalah pribadi yang mungkin tidak dapat diatasi oleh
ibunya sendiri. Tentunya sebagai orangtua khawatir akan
terjadi hal-hal yang emngganggu proses belajar anaknya.
Salah satu tujuan bimbingan ini adalah membantu siswa
dalam mengatasi amsalah pribadinya, yang dapat
mengganggu kegiatan belajarnya. Karena siswa yang
memiliki masalah yang belum terpecahkan akan sulit
konsentrasi dalam kegiatan belajar dan berpengaruh pada
prestasi belajarnya.

E. Pendekatan Bimbingan di SD
Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali
oleh Sunaryo Kartadinata (1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34)
mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan
dalam bimbingan, yaitu pendekatan (a) krisis, (b) remedial, (c) preventif,
(d) perkembangan.
Pendekatan krisis, pembimbing menunggu munculnya suatu
krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.
Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang
secara “pasti” dapat mengatasi krisis itu. Contoh : Seorang anak datang
mengadu kepada guru sambil menangis karena didorong temannya
sehingga tersungkur ke lantai. Pembimbing yang menggunakan
pendekatan krisis akan meminta anak itu membicarakan penyelesaian
masalahnya dengan teman yang mendorong dia ke lantai. Bahkan
mungkin pembimbing atau guru tersebut memanggil teman anak itu
untuk datang ke kantornya untuk membicarakan penyelesaian masalah
itu.
Pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya
kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan

7
yang tampak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini ialah menghindarkan
terjadinya krisis yang mungkin terjadi. Berbagai strategi bisa digunakan,
seperti mengajarkan kepada siswa keterampilan tertentu seperti
keterampilan belajar (membaca, merangkum, menyimak, dll) ,
keterampilan sosial dan sejenisnya yang belum dimiliki siswa
sebelumnya. Dalam contoh kasus di atas, dengan menggunakan
pendekatan remedial, guru dapat mengambil tindakan mengajarkan
keterampilan berdamai sehingga siswa tadi memiliki keterampilan untuk
mengatasi masalah-masalah hubungan antarpribadi. Keterampilan
berdamai adalah keterampilan yang selama ini belum dimiliki kedua
siswa tersebut dan merupakan kelemahan yang bisa memunculkan krisis
itu.
Pendekatan preventif mencoba mengantisipasi masalah-masalah
generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang
dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi, kenakalan, merokok dan
sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa
secara umum. Model preventif ini, didasarkan kepada pemikiran bahwa
jika guru atau pembimbing dapat mendidik siswa untuk menyadari
bahaya dari berbagai kegiatan dan menguasai metode untuk menghindari
terjadinya masalah itu, maka pembimbing akan dapat mencegah siswa
dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan tersebut. Berbagai teknik
dapat digunakan dalam pendekatan ini termasuk mengajar dan
memberikan informasi. Dalam contoh kasus di atas, jika guru
menggunakan pendekatan preventif dia akan mengajari siswa untuk
bersikap toleran dan memahami orang lain sehingga dapat mencegah
munculnya perilaku agresif, tanpa menunggu munculnya krisis terlebih
dahulu.
Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih
mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan
sebelumnya. Pembimbingan yang menggunakan pendekatan ini beranjak
dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang

8
dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam
kehidupan. Pendekatan perkembangan ini dipandang sebagai pendekatan
yang tepat digunakan dalam tatanan pendidikan sekolah karena
pendekatan ini memberikan perhatian kepada tahap-tahap perkembangan
siswa, kebutuhan dan minat, serta membantu siswa mempelajari
keterampilan hidup ( Robert Myrick, l989). Berbagai teknik dapat
digunakan dalam pendekatan ini seperti mengajar, tukar informasi,
bermain peran, melatih, tutorial, dan konseling. Dalam contoh di atas,
jika guru menggunakan pendekatan perkembangan dia sebaiknya
menangani anak tadi sejak tahun-tahun pertama masuk sekolah,
mengajari dan menyediakan pengalaman belajar bagi anak itu yang dapat
mengembangkan keterampilan hubungan antarpribadi yang diperlukan
untuk melakukan interaksi yang efektif dengan orang lain. Oleh karena
itu, di dalam pendekatan perkembangan, keterampilan dan pengalaman
belajar yang menjadi kebutuhan siswa akan dirumuskan ke dalam suatu
kurikulum bimbingan atau dirumuskan sebagai Layanan Dasar Umum.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada seseorang atau sekelompok orfang secara terus-menerus dan
sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompokm individu
tersebutg menjadi pribadi yang mandiri.
Prinsip bimbingan di SD terdiri dari prinsip umu dan prinsip
khusus. Kedudukan bimbingan di SD yaitu Secara formal kedudukan
bimbingan dalam Sistem Pendidikan di Indonesia telah digariskan di dalam
Undang-undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
perangkat Peraturan Pemerintahnya. Dalam PP No. 2/1989 pasal 25
dikatakan bahwa : 1. Bimbingan merupakan bantuan yang di berikan kepada
siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan. 2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Pendekatan bimbingan di SD itu terdiri dari, pendekatan krisis,
remedial, preventif, dan perkembangan.

B. Saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah kita sebagai
calon guru Sekolah Dasar, hendaknya dapat lebih memahami mengenai
pengertian, prinsip, kedudukan, hubungan, dan pendekatan Bimbingan di
SD. Agar kita dapat melaksanakan layanan bimbingan sebagaimana
mestinya. Selain itu, penyusun juga berharap agar makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amti, Erman dan Marjohan. (1992). Bimbingan dan Konseling. Jakarta :


Depdikbud.
Darmiyati. (2005). Diktat Bimbingan dan Konseling Sekolah. Banjarmasin :
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Undang-Undang RI No 20 tahun 2003
Sistem Pendidikan Nasional, Semarang : Aneka Ilmu
Larasati Umi. (2015). Peran Guru Sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan
Konseling Dalam Membangun Sikap Disiplin Siswa Di SD Negeri Keputran 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. 3(1): 43-47.
Priyatno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Padang:
PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Sukarti, Dewa Ketut dan Desak P. E. Nila Kusmawati. (2008). Proses Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai