PENDIDIKAN LANJUT/KARIR
NAHDLATUL ULAMA
Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT,
karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Sukorejo,
sehingga diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dalam hal ini adalah out put peserta didik.
Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat
penting untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan
bantuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Sukorejo
Bojonegoro dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik
untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk
itulah penulis menyadari perlunya program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi
sedikit penulis menyusun program kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini
secara keseluruhan.
Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas–tugas guru
bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Sebagai manusia biasa penulis tentu memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dalam menyusun program ini, sehingga penulis menyadari bahwa program ini
masih jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya penyempurnaan program bimbingan dan
konseling ini, maka penulis secara terbuka menerima saran dan masukan dari semua pihak
demi perbaikan program bimbingan dan konseling ini.
Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang telah
membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan penyusunan program
kegiatan bimbingan dan konseling ini
LEMBAR
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
3. LANDASAN FILOSOFIS
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
6. LANDASAN RELEGIUS
7. LANDASAN PEDAGOGIK
B. DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING
C. TUJUAN
D. MANFAAT
E. UNSUR-UNSUR
1. . VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
B. TUJUAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN
D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL
E. BIDANG BIMBINGAN
F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
G. JENIS-JENIS LAYANAN
H. . KEGIATAN PENDUKUNG
I. FORMAT KEGIATAN
BAB III PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
1. PROGRAM HARIAN
2. . PROGRAM MINGGUAN
3. . PROGRAM BULANAN
4. PROGRAM SEMESTERAN
5. PROGRAM TAHUNAN
B. . PENYUSUNAN PROGRAM
E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN
F. PENJADWALAN
G. PENGAWASAN KEGIATAN
I. TINDAK LANJUT
J. LAPORAN
K.ANGGARAN BAB IV
PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUA
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
Adapun pengertian dari bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan terjemahan
dari guidance and counseling dalam bahasa inggris, secara harfiyah istilah guidance itu
diambil dari akar kata guide yang berarti .
1. Mengarahkan
2. Memandu
3. Mengelola
4. Menyetir
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding assisting, atau availing”
yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukan
bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil
keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan
pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri,tetapi berperan sebagai fasilitator.
Istilah bantuan dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk :
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar yang
dipandang sebgai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari konsep-
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian layanan
bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu ( guidance is for all individuals).
Prinsip ini berarti bimbingan diberikan kepad semua individu atau peserta didik,
baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita,
baik anak-anak,remaja maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan
dalam bimbingan lebih bersifat prefentif dan pengembangan daripada
penyembuhan(kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada
perseorangan (individual).
b. Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap individu bersifat unik(berbeda satu
lain),dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikkannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran
bantuan adalah individu meskipun teknik layanan bantuannya menggunakan
kelompok.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Pada kenyataanya masih ada individu
yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan,karena bimbingnan
dianggap sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankna
pada kekuatan dan kesuksesan, kerena bimbingan merupakan cara untuk membangun
pandangan positif terhadap diri sendiri,memberikan dorongan dan peluang untuk
berkembang.
d. Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya menjadi tugas dan
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas dan tanggung jawab guru-guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan keputusan adalah hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan
diarahkan untuk membantu individu agar dapat menentukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan
nasihat kepada individu, yang itu semuanya merupakan hal yang penting sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh
tujuannya, sedangkan bimbingan hanya memfasilitasi individu untuk
mempertimbangkan,menyesuaikan diridan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Jones.et.al (1970) berpendapat bahwa kemampuan
untuk membuat keputusan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan
individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting(adegan) kehidupan.pemberia
layanan bimbingan tidak harus di sekolah,tetapi juga dilingkungan keluarga,
perusahaan/industri,lembaga pemerinta/swasta,dan masyarakat pada umumnya.
Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi,
sosial, pendidikan,dan pekerjaan.
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
d. belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
e. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
f. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
g. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
h. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
i. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
j. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan antarmereka.
3. LANDASAN FILOSOFIS
John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat beberapa prinsip
yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling yaitu,
1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar memperoleh
perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan membantunya untuk
menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau strategi kegiatan yang
menungkinkan klien mampu merespon interes, minat atau keinginannya secara
konsruktif. Seseorang akan berada dalam dilema apabila dia merasa tidak
memiliki pilihan . melalui bimbingan seseorang akan dapat menggali atau
menemukan potensi dirinya dan kemampuan untuk beadaptasi dengan
peristiwa-peristiwa kehidupan baru yang dialaminya.
2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal ini
konselor harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi
masalahnya.
Sedangkan James Cribbin dalam Jhon J. Pietrofesa (1980) mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan pada pengakuan akan kemuliaan dan
harga diri individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan
b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan.
Artinya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.
c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien yang minta bantuan.
d. Bimbingan bukan preogatif kelompok khusus kesehatan mental namun
dilaksanakan melalui kerja sama berdasarkan keahlian dan kompetensinya
sendiri.
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi
dirinya.
f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat
individualisasi, personalisasi, dan sosialisasi.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang
menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya masing-
masing, sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti
terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut
aspek kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.
Masalah lain sebagai dampak negatif dari kehidupan modern ini adalah semakin
kompleknya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan
kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian
individu dituntut untuk lebih mampu mengahadapi berbagai masalah seperti masalah
penyesuaian diri misalnya pemilihan pekerjaan, masalah perencabaan dan pemilihan
pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan,dan
masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan
sebaik-baiknya mengatasi masalah- masalah yang diahdapinya dalam hal ini individu-
individu tertentu perlu mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi
tantangan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang dihadapinya itu. Dari uraian
diatas dapat maka, landasan sosial budaya bimbingan dan konseling dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi
oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur
masyarakat dan keadaanya semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang
dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.
2) Ketidak berfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas
anak. Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti diatas, seringkali
dihadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari jalan keluar atau pemecahan
masalah yang dihadapinya, sehingga apabila tidak segera mendapatkan bantuaqn
dari luar maka, masalah yang dihadapinya akan semakin parah, salah satu bantuan
yang dapat memfasilitasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi adalah
bimbingan dan konseling.
3) Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalam kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti pemberian kesempatan kepada setiap
orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun
swasta. Dari kesempatan yang terbuka ini menyebabkan berkumpulnya murid-
murid dari berbagai kalangan yang berbeda-beda latar belakangnya antara lain:
agama, etnis, keadaan sosial, adat istiadat, dan ekonomi. Hal ini menimbulkan
berbagai macam maslah yang dihadapi oleh pesrta didik yang terlibat dalam
kelompok campuran tersebut.
6. LANDASAN RELEGIUS
Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada pandangan bahwa
hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu mahluk
yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang
bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu sebagai referensi sikap dan
prilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai motif
beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan serta memahami serta mengamalkan nilai-
nilai agama, kefitrahannya inilah yang membedakan dirinya dengan hewan dan juga
yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemiliaannya disisi Tuhan. Adapun alasan
yang menjadikan agama sebagai landasan bimbingan dan konseling adalah;
a) Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka
mencari kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama
sebagai pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus
merujuk kepada nilai-nilai agama.
b) Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius) yang
berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.
c) Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan
khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah
kepadanya. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah untuk
menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup
bersama (rahmatan lil alamiin).
d) Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian menunjukkan
bahwa agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan) terhadap
pencerahan diri dan kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal ini maka
pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan
konseling merupakan suatu keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.
e) Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling
berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki pemahaman
dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama konseli.
7. LANDASAN PEDAGOGIK
Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses
pertumbuhan (growth). Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan ciri
khas dari kehidupan, maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan, tanpa akhir.
Tolok ukur mutu pendidikan di sekoplah adalah sampai dimana sekolah itu dapat
menciptakan suasana untuk pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk membuat
pertumbuhan itu terlaksana dengan baik.
B. DASAR HUKUM
1. Sebagai pedoman yang jelas terhadap arah pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
di sekolah,
2. Memudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
3. Agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efisien dan efektif
serta hasil-hasilnya dapat dinilai
D. MANFAAT
Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta didik.
Adapun manfaat program bimbingan konseling :
1. Memungkinkan Guru BK untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan usaha coba-coba
yang tidak menguntungkan.
2. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan
menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan
bimbingan yang diperlukan.
3. Setiap Guru BK mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula bilamana
dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru BK akan menghayati pengalaman
yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa-siswa
asuhnya.
E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM
Unsur yang harus diperhatikan dalam program bimbingan konseling adalah :
1. Kebutuan siswa
DESKRIPSI KEBUTUHAN SISWA
a. Penanaman nilai keagamaan
b. Pemahaman terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
c. Pemahaman pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai priadan
wanita.
d. Pemahaman terhadap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima
dalam kehidupan social yang lebih luas
e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir
dan apresiasi seni.
f. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karir serta
berperan dalam kehidupan masyarakat
g. Pemahaman dan pengembangan sikap hidup mandiri baik secara emosional,
sosial maupun ekonomi.
h. Pengembangan etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masayarakat dan warga negara serta sebagai umat manusia.
2. Jumlah siswa yang dibimbing Jumlah Guru BK dan Jumlah Murid
a. Jumlah guru BK : 2 orang
b. Pembantu administrasi BK : - orang
c. Jumlah kelas : 12 kelas
d. Jumlah siswa : 334 siswa
e. Kelas I : 57 siswa
f. Kelas II : 57 siswa
g. Kelas III : 58 siswa
h. Kelas IV : 58 siswa
i. Kelas V : 56 siswa
j. Kelas VI : 48 siswa
3. Format kegiatan (di dalam/di luar)
a. Aplikasi Instrumentasi
b. Himpunan Data
c. Home Visit
d. Alih Tangan Kasus
e. Koverensi Kasus
f. Kepustakaan
4. Bidang Bimbingan
a. Bimbingan Belajar
b. Bimbingan Pribadi
c. Bimbingan Sosial
d. Bimbingan Karir
e. Bimbingan Keluarga
f. Bimbingan Budi Pekerti Keagamaan, akhlaq Mulia
5. Jenis Layanan
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan/Penyaluran
d. Penguasaan Konten
e. Konseling Individu
f. Konseling kelompok
g. Bimbingan kelompok
h. Konsultasi
i. Mediasi
j. Advokasi
6. Volume kegiatan (Sesuai Kalender Pendidikan)
7. Frekwensi layanan (Sesuai Jadwal Kegiatan Bimbingan dan Konseling)
BAB II
2) MISI
1) Menciptakan lingkungan madrasah yang aman, bersih, nyaman, menyenangkan
dan merindukan.
2) Melaksanakan pelatihan dan pembinaan secara teratur.
3) Melaksanaan PBM yang aktif, kreatif, afektif dan menyenangkan.
4) Menerapkan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi.
5) Memberi pelayanan pendidikan yang sempurna dan memadai.
6) Melaksanakan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
7) Melaksanakan dan mengikuti lomba akademik dan non akademik.
8) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak terkait.
B. TUJUAN KHUSUS
1) Siswa yang cerdas, kreatif, inovatif, aktif, sehat jasmani dan rohani serta
bertanggung jawab
2) Siswa menguasai ilmu-ilmu dasar.
3) Siswa menguasai baca tulis Alquran dan hafal Juz Amma.
4) Berilmu pengetahuan dan berteknologi.
5) Siswa bisa berkomunikasi dan mengapresiasikan gagasannya.
6) Mampu bersaing di bidang keagamaan, MIPA, seni dan olahraga
7) Sekolah menjadi pilihan dan mendapat kepercayaan masyarakat.
C. PERMASALAHAN
1) Kendala-kendala yang muncul dan belum tuntas tahun lalu
Ada beberapa kendala yang muncul dan belum tuntas dalam
pelaksanaan program BK pada tahun yang lalu, antara lain:
1. Layanan Data
Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-lain
2. Layanan Konseling
Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku
yang positif
Program BK yang kami rencanakan untuk tahun pelajaran 2019/2024 adalah sebagai
berikut:
1) PERSIAPAN
a. Penyusunan program
b. Pembagian tugas guru BK
c. Konsultasi program kegiatan BK
Bila kegiatan BK sudah tersusun maka langkah-langkah berikutnya konsultasi
dengan kepala sekolah untuk mendapatkan pengarahan dan persetujuan program.
d. Penyediaan fasilitas BK
1) Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK
2) Buku piket BK
3) Buku lembar siswa
2) PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA
a. Tujuan
Memperoleh data atau keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang data
siswa yang diperoleh untuk bantuan kepada siswa.
dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
F. FUNGSI LAYANAN
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
G. JENIS-JENIS LAYANAN
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non- tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta
didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.
I. FORMAT KEGIATAN
Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
BAB III
Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:
1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu.
2. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
3. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.
4. Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
5. Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi program
bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda mingguan
didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari agenda
mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat secara tertulis
pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan pendukung. lebih jelasnya
lihat di lampiran.
B. Penyusunan Program
1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2
(dua) jam pembelajaran.
2. Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif
terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan
siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :
a. Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang bagi
pengentasan masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang
terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan
perkembangan diri siswa.
b. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,
kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan
berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
3. Fokus Penilaian
Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:
2. . Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan
terhadap peserta didik.
3. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan
dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
F. Penjadwalan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan
(2) tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang
dilakukan secara klasikal di kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran
per-kelas per-minggu. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual
dan kelompok dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di
luar jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa
dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding),
kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan
(referral )
G. Pengawasan Kegiatan
I. TINDAK LANJUT
Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum
dilaksanakan. Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar
dapat dilaksanakan.
J. LAPORAN
Akhirnya seluruh kegiatan program akan dilaporkan sebagai
pertanggungjawaban program. Laporan program meliputi Laporan bulanan,
semester/tahunan.
K. ANGGARAN
ANGGARAN
No PROGRAM RINCIAN
JUMLAH SUMBER
Kesimpulan