Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa,karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman
bagi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 5 Pariaman, sehingga
diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dalam hal ini adalah out put peserta didik.
Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat
penting untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan
bantuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 5 Pariaman dapat berjalan
secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik untuk mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk itulah penulis
menyadari perlunya program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi sedikit
penulis menyusun program kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini secara
keseluruhan.
Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran
dan wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas–tugas
guru bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang
telah membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan
penyusunan program kegiatan bimbingan dan konseling ini
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
3. LANDASAN FILOSOFIS
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
6. LANDASAN RELEGIUS
7. LANDASAN PEDAGOGIK
B. DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING
C. TUJUAN
D. MANFAAT
E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM
1. . VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
B. TUJUAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN
D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL
E. BIDANG BIMBINGAN
F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
G.. JENIS-JENIS LAYANAN
H. . KEGIATAN PENDUKUNG
I. FORMAT KEGIATAN
1. PROGRAM HARIAN
2. . PROGRAM MINGGUAN
3. . PROGRAM BULANAN
4. PROGRAM SEMESTERAN
5. PROGRAM TAHUNAN
B. . PENYUSUNAN PROGRAM
E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN
F. PENJADWALAN
G. PENGAWASAN KEGIATAN
I. TINDAK LANJUT
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
BAB IV PENUTP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar
yang dipandang sebgai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari
konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian
layanan bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-
prinsip tersebut adalah :
3. LANDASAN FILOSOFIS
John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan
konseling yaitu,
1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar
memperoleh perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan
membantunya untuk menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau
strategi kegiatan yang menungkinkan klien mampu merespon interes,
minat atau keinginannya secara konsruktif. Seseorang akan berada dalam
dilema apabila dia merasa tidak memiliki pilihan . melalui bimbingan
seseorang akan dapat menggali atau menemukan potensi dirinya dan
kemampuan untuk beadaptasi dengan peristiwa-peristiwa kehidupan baru
yang dialaminya.
2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal
ini konselor harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi
masalahnya.
Sedangkan James Cribbin dalam Jhon J. Pietrofesa (1980) mengemukakan
bahwa prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan pada pengakuan akan kemuliaan
dan harga diri individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan
b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan.
Artinya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.
c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien yang minta bantuan.
d. Bimbingan bukan preogatif kelompok khusus kesehatan mental
namun dilaksanakan melalui kerja sama berdasarkan keahlian dan
kompetensinya sendiri.
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan
potensi dirinya.
f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi,
personalisasi, dan sosialisasi.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang
menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya
masing-masing, sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a) Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti
terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut
aspek kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.
b) Setiap individu memiliki kebutuhan dan senantiasa dinamik dalam
interaksinya dengan lingkungannya,disamping itu individu senantiasa
mengalami berbagai perubahan baik dalam sikap maupun tingkah lakunya.
c) Sebagai suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu
berlangsung secara linier(sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma
yang dijunjung tinggi), tetapi berlangsung secara fluktuatif dan bahkan terjadi
stagnasi atau diskontinuitas perkembangan. Dalam proses pendidikan, tidak
jarang peserta didik mengalami stagnasi perkembangan sehingga
menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti perilaku
menyimpang(deliquency) atau bersifat infantilitas.
d) Agar perkembangan peserta didik dapat berlangsung dengan baik dan
terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis maka kepada mereke
perlu diberikan bantuan yang bersifat pribadi.
e) Bagi konselor memahami aspek-aspekpsikologis klien merupakan tuntutan
yang mutlak, karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling
merupakan upaya untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek
pskologis,pribadi atau prilaku klien,sehingga mereka memiliki pencerahan diri
dan mampu memperoleh kehidupan yang bermakna, baik bagi dirinya
maupun orang lain.
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
Landasan social Budaya adalah merupakan bentuk kebutuhan akan
bimbingan yang timbul dari masalah-masalah yang dihadapi oleh individu
yang terlibat dalam kehidupan masyarakat, semakin rumit struktur
nasyarakat dan keadaannya semakin rumit dan banyak pula masalah yang
dihadapi oleh individu dalam masyarakat itu. Dalam suatu penelitian
terhadap masyarakat barat dikemukakan bahwa akibat sampingan dari gaya
hidup modern, seperti di negara-negara industri adalah munculnya berbagai
problem sosial dan personal yang cukup kompleks. Problema tersebut
seperti: (1) ketegangan fisik dan psikis,(2) kehidupan yang serba rumit,(3)
kekhawatiran atau kecemasan akan masa depan,(4) makin tidak
manusiawinya hubungan antar individu,(5) rasa tersaing dari anggota
keluarga dan anggota masyarakat lainnya,(6) renggangnya hubungan
kekeluargaan,(7) terjadinya penyimpangan moral dan sistem nilai, dan (8)
hilangnya identitas diri (Rusdi Muslim, Suara pembaharuan, 9 oktober 1993).
Masalah lain sebagai dampak negatif dari kehidupan modern ini adalah
semakin kompleknya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola
kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu,
dan sebagainya. Dengan demikian individu dituntut untuk lebih mampu
mengahadapi berbagai masalah seperti masalah
penyesuaian diri misalnya pemilihan pekerjaan, masalah perencabaan dan
pemilihan pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga,
masalah keuangan,dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi bahwa
tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah-
masalah yang diahdapinya dalam hal ini individu-individu tertentu perlu
mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi tantangan
yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang dihadapinya itu. Dari uraian
diatas dapat maka, landasan sosial budaya bimbingan dan konseling dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang
dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin
rumit struktur masyarakat dan keadaanya semakin banyak dan rumit pulalah
masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.
2) Ketidak berfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi kehidupan
moralitas anak. Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti
diatas, seringkali
dihadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari jalan keluar atau
pemecahan masalah yang dihadapinya, sehingga apabila tidak segera
mendapatkan bantuaqn dari luar maka, masalah yang dihadapinya akan
semakin parah, salah satu bantuan yang dapat memfasilitasi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi adalah bimbingan dan konseling.
3) Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalam
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti pemberian kesempatan
kepada setiap orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah ataupun swasta. Dari kesempatan yang terbuka ini menyebabkan
berkumpulnya murid-murid dari berbagai kalangan yang berbeda-beda latar
belakangnya antara lain: agama, etnis, keadaan sosial, adat istiadat, dan
ekonomi. Hal ini menimbulkan berbagai macam maslah yang dihadapi oleh
pesrta didik yang terlibat dalam kelompok campuran tersebut.
6. LANDASAN RELEGIUS
Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada pandangan
bahwa hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu
mahluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai
kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu
sebagai referensi sikap dan prilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah
mahluk yang mempunyai motif beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan serta
memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama, kefitrahannya inilah yang
membedakan dirinya dengan hewan dan juga yang mengangkat harkat dan
martabatnya atau kemiliaannya disisi Tuhan. Adapun alasan yang menjadikan agama
sebagai landasan bimbingan dan konseling adalah;
a) Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencari
kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai
pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus
merujuk kepada nilai-nilai agama.
b) Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius)
yang berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.
c) Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan
khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah
kepadanya. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah
untuk menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan
hidup bersama (rahmatan lil alamiin).
d) Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian
menunjukkan bahwa agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan)
terhadap pencerahan diri dan kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal
ini maka pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan
bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan yang harus ditumbuh
kembangkan.
e) Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling
berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki
pemahaman dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama
konseli.
7. LANDASAN PEDAGOGIK
Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses
pertumbuhan (growth). Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan
ciri khas dari kehidupan, maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan,
tanpa akhir. Tolok ukur mutu pendidikan di sekoplah adalah sampai dimana sekolah
itu dapat menciptakan suasana untuk pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk
membuat pertumbuhan itu terlaksana dengan baik.
B. DASAR HUKUM
D. MANFAAT
Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta didik.
Adapun manfaat program bimbingan konseling :
1. Memungkinkan Guru BK untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan usaha coba-coba
yang tidak menguntungkan.
2. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang
dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis
layanan bimbingan yang diperlukan.
3. Setiap Guru BK mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula
bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru BK akan menghayati
pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk
kepentingan siswa-siswa asuhnya.
b. Pemahaman terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
c. Pemahaman pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan
wanita.
d. Pemahaman terhadap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan social yang lebih luas
e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan
apresiasi seni.
h. Pengembangan etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masayarakat dan warga negara serta sebagai umat manusia.
1. Kelas 7 : siswa
2. Kelas 8 : siswa
3. Kelas 9 : siswa
2. MISI
1) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
2) Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
3). Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif
4). Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan yang mampu dan tangguh
5). Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standart
Nasional Pendikaan
6). Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang tangguh
7). Mewujudkan pengembangan standart penilaian
B. TUJUAN KHUSUS
1. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Siswa memahami dan dapat menyikapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi
pada dirinya
3. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria
dan wanita serta kematangan social
4. Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat
5. Siswa memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki serta
mengembangkannya
6. Siswa mempunyai gambaran tentang studi lanjut dan pengetahuan yang harus
dikembangkan
7. Siswa mempunyai kesadaran tanggung jawab intelektual yang tinggi
8. Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan berbudi pekerti luhur sebagai
pribadi, anggota masayarakat dan warga Negara.
C. PERMASALAHAN
1. Kendala-kendala yang muncul dan belum tuntas tahun lalu
Ada beberapa kendala yang muncul dan belum tuntas dalam pelaksanaan
program BK pada tahun yang lalu, antara lain:
1. Layanan Data
Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-
lain
2. Layanan Konseling
Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku yang
positif
1. PERSIAPAN
a. Penyusunan program
b. Pembagian tugas guru BK
c. Konsultasi program kegiatan BK
Bila kegiatan BK sudah tersusun maka langkah-langkah berikutnya konsultasi
dengan kepala sekolah untuk mendapatkan pengarahan dan persetujuan
program.
d. Penyediaan fasilitas BK
2) Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK
3) Buku piket BK
4) Buku lembar siswa
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
G. JENIS-JENIS LAYANAN
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta
didik di lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
Implementasi Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 2013
mengamanahkan layanan peminatan peserta didik. Bukan berarti bahwa layanan
BK hanya memuat layanan peminatan tetapi layanan peminatan merupakan
bagian dari pelayanan Bimbingan dan Konseling secara utuh. Peminatan di
SMP/MTs : diberikan pada peserta didik SMP/MTs yang akan melanjutkan ke
SMA/MA dan SMK mereka dibantu untuk memperoleh informasi yang cukup ,
lengkap tentang jenis dan penyelenggaraan masing-masing SMA/MA dan SMK.
Pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, Peminatan lintas mata pelajaran,
Peminatan pendalaman materi mata pelajaran , dan arah karir yand ada dan
kemungkinan study lanjut
H. Kegiatan Pendukung
I. FORMAT KEGIATAN
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta
didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:
1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu.
2. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.
3. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.
4. Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.
5. Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk
kurun waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.
Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi
program bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda
mingguan didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran
dari agenda mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini
dibuat secara tertulis pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan
pendukung. lebih jelasnya lihat di lampiran.
B. Penyusunan Program
1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen
2 (dua) jam pembelajaran.
2. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per
minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
2. Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian
ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak
positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada
perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :
2. . Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
F. Penjadwalan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang
dilakukan secara klasikal di kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1 jam pelajaran
per-kelas per-minggu. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara
individual dan kelompok dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan
menggunakan jadwal di luar jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa
kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-
buku, brosur, atau majalah dinding),
kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan
(referral )
G. Pengawasan Kegiatan
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui
kegiatan pengawasan.
(LIHAT Lampiran)
I. TINDAK LANJUT
Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum
dilaksanakan. Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat
dilaksanakan.
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan program yang ada pada layanan bimbingan dan konseling
diharapkan partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :
1. Pihak sekolah, bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya
suasana pendidikan yang menyenangkan.
2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu
permasalahan yang dialami oleh siswa.
3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam
pelaksanaan dibidang administrasi yang dibutuhkan.
4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah agar dapat
memahami dan menempatkan pungsi bimbingan konseling secara nyata, ikhlas
dan penuh rasa tanggung jawab.