Anda di halaman 1dari 15

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun oleh:

Miju Destari (2130502125)

Tazidus Syarif (2130502132)

Dosen Pengampu :

Zhila Jannati, M.Pd

PRODI :

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAAN KOMUNIKASI

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN

2024\2025
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Tabaraka wa ta`ala yang mana telah
memberikan kita semua kenikmatan dan keluangan waktu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul ruang lingkup manajemen konflik

Shalawat dan sallam kita sampaikan kepada guru besar kita ialah Nabi Muhammad Shallalahu`alaihi
wasallam, semoga kita semua mendapatkan syafa`at di yaumul qiyamah aamiin

Untuk menghemat waktu, ketersediaan kami guna menampilkan kepada para pembaca mengenai makalah
yang akan kami utarakan, semoga makalah yang kami sediakan mampu memberikan kita semua wawasan
sebagaimana mestinya.

Palembang, 19 Februari 2024

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Program layanan Bimbingan dan Konseling merupakan suatu sistematika dan prosedur
kerja yang memuat arah, sasaran tujuan serta ruang lingkup pelaksanaan. Program pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 3 Palembang disusun sebagai upaya memperjelas
dan mempermudah dalam pencapaian tujuan yang telah menjadi keputusan atau kesepakatan
bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di SMA Negeri 3 Palembang pada
umumnya.

Adapun yang melatarbelakangi penyusunan program kerja pelayanan Bimbingn dan


Konseling ini antara lain :

1. Tuntutan KTSP
2. Program Sekolah
3. Analisa Kebutuhan Nyata Siswa
4. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
5. Kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pendidikan

B. Visi dan Misi Bimbingan Konseling


1. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia.

2. Misi
a. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku afektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan
b. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi
peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah, keluarga dan masyarakat.
c. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik
mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari

C. Deskripsi Kebutuhan
Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan isntitusi terhadap
layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrumen yang dapat
dipertanggungjawabkan.Rumusan hasil needs assesment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan
lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik.
Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni standar kompetensi
kemandirian yang disepakati bersama.

Intrumen dan format yang digunakan mencakup dalam kegiatan layanan maupun kegiatan
administrasi adalah dengan menggunakan tes Inventori. Tugas Perkembangan maupun data hasil
pemeriksaan psikologis yang telah dilaksanakan kepada seluruh peserta didik. Sebagai dasar
untuk penyusunan program layanan bimbingan dankonseling yang berbasis tugas-tugas
perkembangan, maka dilakukan langkah-langkah identifikasi dan evaluasi kebutuhan secara
rasional melalui layanan yang sifatnya demand supplier yang berlaku umum untuk seluruh
peserta didik sedangkan langkah identifikasi dan evaluasi kebutuhan secara empiris (need
asessment) ditempuh melalui pengisian sejumlah kuesioner untuk menganalisis kebutuhan nyata
pesertadidik sehingga layanan diharapkan akan efektif karena sifatnya demand driven.

Aspek dalam mendeskripsi kebutuhan siswa yaitu Landasan hidup religius, Landasan
perilaku etis, Kematangan emosional, Kesadaran tanggung jawab, Wawasan dan persiapan karir,
dan lain-lain.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling


1. Tujuan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a. Tujuan Umum dari pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II pasal 2 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
b. Secara khusus pemberian layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membentuk
perkembangan kepribadian siswa secara optimal

2. Tujuan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling


a. Agar kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan secara sistematis,
terarah dan berkelanjutan
b. Agar semua permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat terinventarisasi yang nantinya
dapat diselesaikan
c. Untuk memberikan gambaran ruang lingkup tanggung jawab/ keterangan penanganan
sehingga mencapai hasil yang maksimal
d. Untuk memudahkan penilaian pelaksanaan BK

E. Komponen Program dan Bidang Layanan


1. Komponen Program
a) Layanan Dasar Bimbingan
Pengertian : Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai “proses pemberian bantuan kepada
semua siswa (for all) melalui kegiatan-kegiatan secara klasikal atau kelompok yang disajikan
secara sistematis dalam rangka membantu perkembangan dirinya secara optimal”.
Tujuan : Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan
dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar : (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang
layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani atau memenuhi
kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai
tujuan hidupnya.
Materi : Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan
upaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi layanan dasar
bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan koran. Materi
yang diberikan, disamping masalah yang menyangkut pengembangan sosial-pribadi, dan
belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa SMA, yaitu yang menyangkut karir.
Materi-materi tersebut, di antaranya : (a) fungsi agama bagi kehidupan, (b) pemantapan
pilihan program studi, (c) keterampilan kerja profesional, (d) kesiapan pribadi (fisik-psikis,
jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (e) perkembangan dunia kerja, (f) iklim
kehidupan dunia kerja, (g) cara melamar pekerjaan, (h) kasus-kasus kriminalitas, (i)
bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (j) dampak pergaulan bebas. Materi lainnya
yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:

 Pengembangan self-esteem.
 Pengembangan motif berprestasi.
 Keterampilan pengambilan keputusan.
 Keterampilan pemecahan masalah.
 Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi.
 Memahami keragaman lintas budaya.
 Perilaku yang bertanggung jawab.

b) Layanan Responsif
Pengertian : Layanan responsif merupakan “pemberian bantuan kepada siswa yang
memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera”.
Tujuan : Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi
kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang
mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan
layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah
atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan
masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.
Materi : Materi layanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa.
Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk memahami tentang suatu
hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan ini seperti
kenginan untuk memperoleh informasi tentang bahaya obat terlarang, minuman keras,
narkotika, pergaulan bebas dan sebagainya. Masalah siswa lainnya adalah yang berkaitan
dengan berbagai hal yang dialami atau dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya atau
menghambat perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau
gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah siswa pada umumnya tidak
mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala-gejala perilaku yang
ditampilkannya. Masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami siswa di antaranya : (a)
merasa cemas tentang masa depan, (b) merasa rendah hati, (c) berperilaku impulsif
(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara matang), (d)
membolos dari sekolah, (e) malas belajar, (f) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif,
(g) kurang bisa bergaul, (h) prestasi belajar rendah, (i) malas beribadah, (j) masalah
pergaulan bebas (free sex), (k) masalah tawuran, (l) manajemen stress, dan (m) masalah
dalam keluarga.

c) Layanan Perencanaan Individual


Pengertian : Layanan ini diartikan “proses bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan
dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan
kesempatan yang tersedia di lingkungannya”.
Tujuan : Layanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1)
memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan
pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan layanan perencanaan
individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi siswa untuk
merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan
sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Isi atau materi perencanaan individual adalah hal-hal yang
menjadi kebutuhan siswa untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya
sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu
seluruh siswa, layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas
perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing siswa. Melalui
layanan perencanaan individual, siswa dapat:

 Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan


mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan
dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
 Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
 Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
 Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

Materi : Materi layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek
akademik, karir, dan sosial-pribadi. Materi pengembangan aspek (a) akademik meliputi :
memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan
jurusan, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar
sepanjang hayat; (b) karir meliputi : mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi
latihan-latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan
(c) sosial-pribadi meliputi : pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan
keterampilan sosial yang efektif.

d) Layanan Dukungan Sistem


Ketiga komponen program, merupakan pemberian layanan BK kepada siswa secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan
manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesinal; hubungan masyarakat dan
staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas; manajemen
program; penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).
Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar
penyelenggaraan layanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini
meliputi dua aspek, yaitu : (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan manajemen.

2. Bidang Layanan
a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat
dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

F. Rencana Operasional
Berikut ini adalah penjabaran rencana operasional (action plan) yang diperlukan Action
plan yang akan disusun paling tidak memenuhi
unsur 5W+1H (what, why, where, who, when, and how). Dengan demikian, konselor dan petugas
bimbingan perlu melakukan hal‐hal berikut ini:

1) Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan. Kegiatan ini
diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
2) Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu ata
u terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbi
ngan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus di
lakukan oleh konselor. Berikut dikemukakan tabel alokasi waktu, sekedar perkiraan atau pedo
man relatif dalam pengalokasian waktu untuk konselor dalam pelaksanaan komponen
pelayanan BK di sekolah.
3) Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel kebutuhan yang
akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam
rancangan jadwal kegiatan
untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Pro
gram semester.
4) Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang
telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender
kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kelender tahunan, bulanan, dan mingguan.
5) Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) konta
k langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiat
an kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (pelayanan dasar)
perlu dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam pelajaran per ‐ kelas per‐
minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan
peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti e ‐ mail, buku‐
buku, brosur, atau majalah
dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case
conference), dan alih tangan (referal).

G. Pengembangan Topik
Berdasarkan data-data yag didaptkan dari hasil penyebaran inventory tugas perkembangan siswa
membutuhkan materi-materi layanan bimbingan sebagai berikut :

1. Landasan hidup religius


a) Pengembangan sikap dalam meyakini agama yang merupakan pedoman hidup
b) Pengembangan pengetahua tentang ilmu agama
c) Pengembangan sikap dalam mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
2. Landasan perilaku etis
a) Pengembangan sikap sopan dan santun
b) Pengembangan sikap mentaati segala peraturan yang berlaku di lingkungannya
c) Pengembangan sikap saling menghormati dengan orang lain
3. Kematangan Intelektual
a) Siswa mampu bersikap rasional dalam mengambil suatu keputusan
b) Siswa mampu membedakan antara hak dan kewajiban
c) Siswa mampu membedakan antara yang benar dan salah

H. Evaluasi Pelaporan Tindak Lanjut


1. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan segi-segi kelemahan
program BK yang dilaksanakan sehingga akan membantu :
a) Pengembangan kurikulum SMA kearah kesesuaian dengan pencapaian tugas
perkembangan siswa
b) Menyempurnakan program BK supaya lebih produktif, konduktif, efektif, dan efisien
sehingga lebih komprehensif
2. Kriterian keberhasilan program BK
a) Adanya pemahaman diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri siswa sehingga posisinya
dapat berkembang secara optimal
b) Dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
c) Terpecahnya masalah siswa baik masalah belajar, pribadi, sosial, maupun karir sehingga
siswa dapat menyesuaikan dengan lingkungannya
3. Aspek evaluasi
a) Konten program yang disusun berdasarkan kepada kebutuhn siswa, karena dalam
pembuat program praktikan memberikan analisis kebutuhan siswa malalui ITP dan
menjadikan ATP sebagai pedoman dalam pembuatan program
b) Input dalam melaksanakan program konselor sudah berusaha seoptimal mungkin untuk
dapat menjalankan program yang telah dibuat dan merealisasikann program kepada guu,
kepala sekokah dan konselor sekolah, adapun kegiatan yang urgent dan tidak dapat
diprediksi dilakukan secara insidental dengan sepengetahuan dan koordinator BK dan
Kepala Sekolah SMAN 3 Palembang
c) Proses evaluasi juga dilakukan secara berkla dalam setiap minggunya dengan
mengajukan laporan kegiatan mingguan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada
koordinator BK setelah itu dilanjutkan kepada kepala sekolah
d) Produk dari proses layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dapat
terlihat perubahan terhadap diri siswa. Siswa jadi lebih mengerti dan memahami tentang
materi-materi yang sudah disampaikan. Dan siswa mulai lebih terbuka terhadap konselor.
e) Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan setelah diadakan evaluasi dan diketahui seberapa besar
keberhasilan pelaksanaan program BK yang dilakukan di sekolah. Faktor apa yang paling
menunjang keadaan sekolah dan faktor apa yang dicari, ditingkatkan untuk menunjang
keberhasilan siswa. Kriteria yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi
atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat
baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh
perubahan prilaku dan pribadi ke arah yang lebih baikk. Sasaran evaluasi lebih
difokuskan kepada :
1) Perubahan perilaku siswa sebelum dan setelah mereka memperoleh layanan
bimbingan
2) Pihak sekolah dalam memberikan kontribusi dan dukungan terhadap program BK
3) Proses pelaksanaan program

I. Anggaran Biaya
Untuk melengkapi fasilitas dan perlengkapan BK SMAN 3 Palembang sudah dimasukkan
dalam RAPBS tahunan. Dalam pelaksanaan koordinator BK mengajukan proposal mengenai
kebutuhan perlengkapan yang diperlukan. Kepala sekolah menyetujui sesuai dengan anggaran
yang tersedia mengalami hambatan namun koordinator BK dan staff berusaha untuk bekerja
semaksimal mungkin. Untuk saat ini yang dikeluarkan untuk keperluan kegiatan pelaksanaan
program BK masih ditanggung oleh pihak sekolah sepenuhnya maksud diajukan anggaran ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan program kegiatan BK. Sedangkan tujuannya adalah agar
proses pelaksanaan kegiatan BK dapat berjalan sebgaimana mestinya

Berikut rincian fasilitas yang diperlukan :

1. Buku pribadi siswa dan sampul 400 x Rp. 10.000 = Rp. 4.000.000,-
2. Kertas HVS untuk blanko alat pengumpul data 7 rim x Rp. 35.000,- = Rp. 245.000,-
Alat-alat tulis :
3. Buku agenda kegiatan sehari-hari 40 x Rp. 5.000,- = Rp. 200.000,-
4. Bolpoint 16 x Rp 2.500 = Rp. 40.000
5. Pensil 10 x Rp. 3.000 = Rp 30.000,-
6. Penggaris 8 x RP 2.000,- =Rp. 16.000
7. Penghapus pensil 8 x Rp 1.500 = Rp. 12.000,-
8. Tip-ex 8 x Rp 5.000 = Rp. 40.000,-
9. Lem 10 x Rp. 2.000 = Rp. 20.000,-
10. Spidol snowman kecil 5 x Rp 2.000,- = Rp 10.000,-
11. Spidol besar snowman 8 x Rp 6.000,- = Rp 48.000
12. Buku polio 8 x Rp 9.000,- = 72.000,-
13. Printer 2 buah x Rp 750.000 = Rp 1.500.000,-
14. Penjilidan dan fotokopi program = Rp 100.000
15. Transpot HomeVisit (wali kelas dan guru BP) 4 x Rp 20.000 = Rp 80.000
16. Tiap kelas 2 orang x 30 kelas = 60 x Rp 30.000 = Rp 1.800.000,-
Kelengkapan ruangan :
17. Taplak meja 5 buah x Rp 25.000 = Rp 125.000,-
18. Pengharum ruangan 2 buah x Rp 65.000 = Rp 130.000,-
19. Isi ulang pengharum = Rp 100.000,-
20. Rak file = 150.000,-
21. Lemari penyimpanan data = Rp 500.000,-
Jumlah : Rp 9.218.000,-
BAB IV

PENUTUP

Program Bimbingan dan Konseling sudah disusun dan dapat berjalan sesuai dengan
rencana bimbingan dan konseling baik meliputi program mingguan, bulanan, semester maupun
tahunan.

Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling sudah berjalan lancar sesuai dengan yang
telah direncanakan atau digariskan dalam struktur oganisasi bimbingan dan konseling. Setiap
personil telah dapat melaksanakan tugas dan fungsinya mulai dari Kepala Dinas Pendidikan,
Kepala Sekolah sampai dengan guru mata pelajaran, guru BK dan wali kelas.

Demikianlah program ini kami susun, semoga dengan adanya program ini pelayanan
bimbingan dan konseling dapat lebih terarah dan terlaksana dengan sebaik-baiknya.

Mengetahui : Palembang, Desember 2023

Kepala Sekolah , Guru Bimbingan dan Konseling,


XXXXXXXX XXXXXXXXXX

Pembina Tk.I NIP.

NIP.

Anda mungkin juga menyukai