Anda di halaman 1dari 17

RUANG LINGKUP DAN STRATEGI LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


BIMBINGAN DAN KONSELING
Dosen Pengampu:
Moh. Zaenal Fanani, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. M. Nurkholis
2. Pepi Hendriani
3. Pree Hartanto Ari W

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
TRENGGALEK 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "
Ruang Lingkup dan Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah" ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Moh. Zaenal Arifin, M.Pd. pada mata kuliah "BIMBINGAN
DAN KONSELING". Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sedikit pengetahuan Ruang Lingkup dan Strategi Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Moh. Zaenal Fanani,
M.Pd. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih juga kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Trenggalek, 27 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................. 1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................. 2
B. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah........................... 3

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh
manusia. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli atau konselor kepada individu agar individu tersebut mandiri dan
mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling
merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara
konseling oleh seorang ahli atau konselor kepada individu atau klien untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting baik bagi
individu yang berada dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat
pada umumnya. Maka dari itu untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling
dibutuhkan ruang lingkup dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah?
2. Bagaimana strategi layanan bimbingan dan konseling di sekolah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Untuk mengetahui strategi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah


1. Bidang Kurikulum dan Pengajaran
Meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan
pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang
berarti terhadap pengajaran. Misalnya proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan efektif apabila siswa terbatas dari masalah-masalah yang mengganggu
proses belajarnya. Begitu pula sebaliknya, bidang kurikulum dan pengajaran
merupakan lahan yang sangat efektif bagi terlaksanakannya didalam praktik
materi-materi layanan Bimbingan Konseling. Pelaksanaan pengajaran yang
sehat dan mantap baik didalam isi maupun suasananya, akan memberikan
sumbangan besar bagi pencegahan timbulnya masalah siswa dan juga
merupakan wahana bagi pengetahuan masalah-masalah siswa. Pengajaran
perbaikan dan pemberian materi pengayaan merupakan bentuk layanan
bimbingan yang dilaksanakan kegiatan pengajaran.
2. Bidang Administrasi atau Kepemimpinan
Bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab
dan pengambilan kebijakasanaan, serta bentuk-bentuk kegiatan pengolahan
dan administasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan pengadaan dan
pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan.
Terhadap administrasi dan supervisi, Bimbingan dan Konseling melalui
berbagai kebijaksanaan yang tepat dalam rangka penciptaan iklim sekolah
yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan kebutuhan dan perkembangan
siswa, begitu pula sebaliknya bidang pengelolaan dan administrasi dapat
memberikan sumbangan yang besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling
melalui bebagai kebijaksanan dan pengaturan yang menghasilkan kondisi
yang memungkinkan berjalannya layanan itu secara optimal, sehingga

2
segenap fungsi-fungsi dan jenis layanan serta kegiatan Bimbingan Konseling
dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai sasaran.
3. Bidang Kesiswaan
Yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu
pada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik
itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi dan minat-minatnya, serta
tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan
Bimbingan Konseling.
B. Stratergi Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Strategi Layanan Dasar
Layanan dasar merupakan seperangkat aktivitas yang dirancang secara
sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik mencakup
perkembangan akademis, karir, pribadi dan sosial. Strategi yang dilakukan
konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan pelayanan dasar ini dikemukakan
oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008: 224-230) sebagai berikut:
a. Bimbingan kelas, adalah suatu strategi yang digunakan konselor untuk
memberikan layanan kepada peserta didik dengan jalan berinteraksi secara
langsung di dalam kelas.
b. Pelayanan orientasi, yaitu salah satu kegiatan konselor dalam membantu
peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi yang baru.
c. Pelayanan informasi, berupa layanan yang menitikberatkan pada
pemberian informasi kepada peserta didik agar bisa memahami dirinya
dan lingkungannya.
d. Bimbingan kelompok, merupakan bentuk layanan bimbingan yang
diberikan kepada kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5 sampai
12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar
dapat merespon kebutuhan dan minatnya.
e. Pelayanan pengumpulan data, berupa layanan yang bermaksud untuk
mengumpulkan berbagai data/informasi mengenai peserta didik secara
lengkap dan komprehensif.
Macam-macam strategi layanan dasar diantaranya:

3
a. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal merupakan layanan dasar yang diperuntukkan bagi
semua siswa. Program bimbingan yang akan diberikan kepada siswa telah
dirancang oleh konselor untuk melakukan kontak langsung dengan siswa di
kelas. Konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa secara
terjadwal. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi
umumnya dilaksanakan pada awal tahun ajaran untuk para siswa baru
sehingga mengetahui pengetahuan yang utuh tentang sekolah. Dalam kegiatan
ini siswa dikenalkan berbagai hal yang terkait dengan sekolah seperti
kurikulum, personel sekolah, jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium,
tata tertib sekolah, jurusan yang ada di sekolah untuk sekolah menengah atas
dan kejuruan, ekstrakurikuler dan fasilitas sekolah lainnya.
Layanan informasi adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa
mengenai aspek kehidupan yang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak atau
elektronik). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat
mempergunakan jam pengembangan diri yang terjadwal di kelas.
a. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan layanan dasar yang diberikan oleh
konselor kepada siswa melalui kelompok. Tujuan dari bimbingan kelompok
ini adalah untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang
didsikusikan adalah topik yang umum dan tidak mengandung unsur
kerahasiaan, seperti cara belajar efektif dan kiat-kiat menhadapi ujian.
Layanan ini dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku
yang lebih efektif dan produktif.
Pembimbingan kelompok diberikan kepada kelompok untuk beberapa
siswa yang mengalami permasalahan yang sama atau yang dapat memperoleh
manfaat dari bimbingan kelompok. Bimbingan ini dilaksanakan dalam
kelompok yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok kecil (2-7
orang), kelompok sedang (7-12 orang) dan kelompok besar (13-20 orang).
Pendekatan bimbingan kelompok mencakup informasi kelompok, penasehatan

4
kelompok, pengajaran remidial kelompok, home room, sosiodrama,
karyawisata, kerja kelompok, diskusi dan kegiatan klub.1
b. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh
semua pihak, salah satunya adalah guru mata pelajaran atau wali kelas.
Konselor bekerja sama dengan guru dan wali kelas untuk memperoleh
informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran dan pribadinya),
membantu memecahkan masalah siswa, serta mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek
tersebut di antaranya:
1) Menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif
bagi belajar siswa.
2) Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam.
3) Menandai siswa yang diduga bermasalah.
4) Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program
remedial teaching.
5) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing.
6) Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja
yang diminati siswa.
7) Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat
memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja
8) Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial,
maupun moral-spiritual.
9) Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya secara efektif.
c. Berkolaborasi dengan Orang Tua
Selain berkolaborasi dengan guru kelas, konselor juga perlu bekerja sama
dengan orang tua siswa dalam peluncuran program bimbingan. Kerja sama ini
bertujuan agar terjadi kesinambungan antara pembimbingan di sekolah dan
oleh orang tua di rumah. Kerja sama ini memberikan peluang terjadinya saling

1
Hikmawati Fenti. Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi (Jakarta : Rajawali Pers, 2016), Hal.76.

5
memberikan informasi, pengertian dan tukar pikiran antara konselor dengan
orang tua dalam usaha menembangakan potensi siswa maupun memecahkan
masalah yang dihadapi oleh siswa.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kerja sama dengan orang
tua ini diantaranya :

1) kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk
datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali).
2) Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang
kemajuan belajar atau masalah siswa.
3) Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke
sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-
harinya.

Ruang lingkup yang termasuk ke dalam ranah layanan dasar sebagai berikut:
1) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan.
2) Pengembangan kemampuan individual (problem solving).
3) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan
belajar yang efektif.
4) Pengembangan prilaku sosial yang bertanggung jawab.
5) Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita.
6) Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan
pengembangannya secara tepat.
7) Pengembangan sikap dan kemampuan untuk mencapai kemandirian
ekonomi.
8) Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karir di masa
depan.
9) Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang
dengan teman sebaya, baik pria atau wanita.
10) Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.
Layanan dasar sebagai pemberian bantuan melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan

6
penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan.
Strategi layanan dasar yang diberikan adalah memberikan bimbingan klasikal
dengan materi “cara meningkatkan harga diri” dalam layanan ini,
menggunakan teknik brainstorming dan diskusi. Teknik diskusi dianggap
lebih unggul dibanding dengan metode ceramah yang membuat peserta
merasa bosan.
Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual, sebagai bantuan untuk
merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan
dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan
dan kekurangan dirinya, peluang dan kesempatan yang ada di lingkungan.
Stetategi layanan perencanaan individual dan peminatan berupa layanan
peminatan dalam format individu maupun kelompok untuk membantu siswa
merecanakan pendidikan lanjutan serta perencanaan karir.
2. Strategi Layanan Responsif
a. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau
pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam
memberikan bimbingan kepada para siswa.2
b. Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa
yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk
mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan
masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok
dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui
kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa

2
Juntika A dan Sudianto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP (Jakarta: Grasindo,
2005), hal.120.

7
mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling
memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.3
c. Referral (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani
masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien
kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter,
dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki
masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba,
dan penyakit kronis.
d. Bimbingan teman sebaya (Peer Guidance/ Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa
terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya
diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi
pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-
akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu
konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan,
atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau
konseling.
3. Strategi Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta
didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya.4 Dalam komponen ini peserta didik mengevaluasi
tujuan edukasional, okupasional dan tujuan personal mereka. Konselor
sekolah membantu peserta didik membuat pilihan dari sekolah ke sekolah,

3
Ahmad Jundika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling (Bandung: Reflika
Aditama, 2012), Cet Ke-5, hal. 9.

4
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), h.20

8
sekolah ke pekerjaan maupun sekolah ke pendidikan tinggi atau karir setelah
mereka lulus dari suatu sekolah.5
Menurut Yusuf, layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai
layanan bantuan kepada individu agar mampu membuat dan melaksanakan
perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan
kelemahan dirinya. Perencanaan inidividual ini meliputi rencana pendidikan,
karir, dan sosial pribadi sehingga rencana tersebut diharapkan dapat
diimplementasikan oleh individu bersangkutan sesuai dengan kemampuan.6
Strategi pelayanan perencanaan individual diantaranya:
a. Pelayanan Individual atau Kelompok
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa
menganalisis dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi
belajar siswa. Dapat juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa
menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut
pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karier.
b. Individual or smart group advisement
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau
memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi,
sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk :
1) Merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang
menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya.
2) Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang
telah ditetapkan.
3) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.
4. Dukungan Sistem
Ketiga layanan komponen di atas, merupakan pemberian layanan
konseling secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen

5
Koestoer Partowisastro, Bimbingan dan Konseling di Sekolah-sekolah (Jakarta:Erlangga, 1985),
hal.1212.
6
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Yogyakarta: Andi Offiset, 1995), hal.5.

9
layanan dan kegiatan managemen secara tidak langsung memberikan bantuan
atau memfalitasi kelancaran perkembangan objek konseling. Menurut
Nurihsan dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang
bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan. Komponen dukungan sistem membantu staf atau personel
bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan dasar bimbingan,
responsif, dan perencanaan individual.7
Sedangkan berdasarkan Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling bahwa dukungan sistem merupakan komponen
pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, dan infrastruktur (misalnya
teknologi dan komunikasi), dan pengembangan professional guru pembimbing
dan konseling secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa dan
mendukung efektivitas dan evisiensi pelaksanaan bimbingan dan konseling.8
Dukungan sistem menjadi kekuatan bagi konselor dalam rangka
memperlancar dan meningkatkan ekspektasi terhadap layanan konseling.
Selanjutnya dukungan konseling juga sebagai dukungan untuk memperlancar
terlaksananya ketiga layanan komponen yang diprogramkan.9
Menurut Depdiknas sebagaimana dijelaskan oleh Ribut Purwaningrum
dalam artikelnya, bahwa dukungan sistem bertujuan memeberikan dukungan
kepada konselor dalam memperlancar peneyelenggraan pelayanan, sedangkan
bagi bagi personel pendidik lainnya untuk memperlancar penyelenggraan
program Pendidikan di sekolah atau madrasah. Dukungan sistem ini meliputi

7
Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hal. 47.

8
Aditya Sukamdani, Implementasi Layanan Bimbingan Konseling Dalam Membentuk Karakter
Peduli Sosial dan Percaya Diri Siswa di MIM PK Kartasura (kripsi Jurusan PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2017), hal.8.

9
Ardimen, Bimbingan dan Konseling Komprehensif Berbasis Karakter Cerdas dan Aplikasinya
Melalui Bimbingan Teman Sebaya di Era Globalisasi (Edukasia; Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam, Vol. XII, No. 2, Agustus 2017), hal.497.

10
pengembangan jejaring (networking), kegiatan manajemen, riset, dan
pembangunan.10
Dukungan sistem penyelenggaraan bimbingan dan konseling meliputi dua
aspek, yang terdiri dari:
a. Pemberian layanan konsultasi atau kolaborasi
Pemberian layanan ini menyangkut kegiatan guru pembimbing yang
meliputi: 1). Kolaborasi dengan guru-guru 2). Menyelenggarakan program
kerja sama dengan orang tua siswa atau masyarakat, 3). Berpartisispasi dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah, 4). Bekerjasama dengan personil
sekolah lainnnya dalam rangka menciptakan kondisi yang kondusif bagi
perkembangan siswa, 5). Melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang
berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling.
b. Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling
melalui kegiatan-kegiatan antara lain: 1) Pengembangan program, 2)
Pengembangan staf, 3) pemanfaatan sumber daya, dan 4) Pengembangan
penataan kebijakan.11
Dengan demikian dukungan sistem dalam penyelenggaraan bimbingan dan
konseling meliputi dua aspek kegiatan. Pertama, aspek pengembangan jejaring
atau networking yang dilakukan melalui kolaborasi dengan personel sekolah
khususnya guru bidang studi dan wali kelas, kolaborasi dengan orang tua
siswa, dan kolaborasi dengan ahli lain terkait dengan kegiatan bimbingan dan
konseling. Kedua, aspek manajemen yang dilakukan melalui pengembangan
staf, penyediaan sarana prasarana bimbingan dan konseling, dan penataan
kebijakan.
Sedang strategi dukungan sistem dapat dilakukan juga dengan cara, yaitu:
a. Pengembangan profesional

10
Ribut Purwaningrum, Bimbingan dan Konseling Komprehensif Sebagai Pelayanan Prima
Konselor (Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP, Vol. XVIII, No. 1, Januari 2018), hal.20.

11
Syamsu Yusuf, Program Bimbingan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA) (Bandung; Pustaka
Bani Quraisy, 2006), hal.74.

11
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update”
pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif
dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program
yang lebih tinggi (Pascasarjana).
b. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang
tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan
swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan
bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan
sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta
meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.12 Dengan kata lain
strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan
unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu
layanan bimbingan.

12
Syamsu Yusuf dan Achmad Jundika, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2006), Cet ke-1, hal 34.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bidang pelayanan
pokok di samping dua bidang pelayanan lainnya yaitu bidang pelayanan
kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi dan pengelolaan serta kesiswaan.
Strategi bimbingan dan konseling yaitu: Pelayanan dasar (Bimbingan kelas,
Pelayanan orientasi, Pelayanan informasi, Bimbingan kelompok, Pelayanan
pengumpulan data); Pelayanan responsif (Konseling individual dan kelompok,
Referal (rujukan atau alih tangan), Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau
wali kelas, Kolaborasi dengan orang tua, Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di
luar sekolah, Konsultasi, Bimbingan teman sebaya (peer guidance/peer
fasilitation), Konferensi kasus, Kunjungan rumah); Perencanaan individual (
penilaian individu atau kelompok, individual or small group advicement );
Dukungan sistem (Pengembangan profesi, Manajemen program, Riset dan
penegembangan, pemberian konsultasi dan kolaborasi).

B. Saran
Penulis sepenuhnya menyadari kekurangan dari makalah kami, dengan
penuh kerendahan hati, penulis menanti saran/kritik yang bersifat membangun
guna memperbaiki makalah kami selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ardimen. 2017. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Berbasis


Karakter Cerdas dan Aplikasinya Melalui Bimbingan Teman Sebaya di Era
Globalisasi. Edukasia; Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. XII, No. 2.
Fenti, Hikmawati. 2016. Bimbingan dan Konseling Edisi Revisi. Jakarta :
Rajawali Pers.
Jundika, Achmad dan Yusuf, Syamsul. 2006. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Purwaningrum, Ribut. 2018. Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Sebagai Pelayanan Prima Konselor. Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP,
Vol. XVIII, No. 1.
Nurihsan, Ahmad Jundika. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Reflika Aditama.
Sudianto dan Juntika A. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di
SMP. Jakarta: Grasindo.
Sukamdani, Aditya. 2017. Implementasi Layanan Bimbingan Konseling
Dalam Membentuk Karakter Peduli Sosial dan Percaya Diri Siswa di MIM PK
Kartasura. kripsi Jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sutirna. 2012. Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Nonformal
dan Informal (Bandung: Andi Offset.
Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan Konseling di Sekolah (SLTP
dan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sudianto dan Juntika A. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di
SMP. Jakarta: Grasindo.

14

Anda mungkin juga menyukai