Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN DI SEKOLAH DASAR


MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPUH
DI SUSUN OLEH:

• BAHRUL ULUM_A50121012
• ADISTY STEFANY_A5012036
• MEYLIN_A50121082
• ERWANA_A50121080
• ANITA S_A50122045
• MOH.SHOTTA_A50122024
• SUCI SALSABILA_A5012256
• JIHAN_A50121066

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS TADULAKO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang, serta shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, utusan Allah yang diutus untuk membimbing umat manusia menuju jalan yang
benar. Shalawat dan salam juga tercurahkan kepada para sahabat Nabi yang mulia serta
seluruh keluarga dan pengikutnya yang setia.
Bimbingan dan konseling adalah aspek penting dalam perkembangan individu,
termasuk dalam konteks pendidikan.Bimbingan dan konseling memiliki peran yang
sangat penting dalam membimbing individu menuju kehidupan yang seimbang, moral
yang tinggi, serta kesuksesan di dunia dan akhirat. Makalah ini bertujuan untuk
menggali konsep dasar dan hakikat bimbingan dan konseling dengan fokus pada
aplikasinya di sekolah.
Bimbingan dan konseling tidak hanya mengacu pada aspek-aspek akademik, tetapi juga
pada pembentukan karakter, moralitas, dan spiritualitas individu. Dalam Islam, setiap
individu memiliki tanggung jawab moral terhadap dirinya sendiri, keluarga, masyarakat,
dan Allah SWT. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling di sekolah melibatkan
pembimbingan moral,selain dukungan akademik.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam
tentang konsep dasar dan hakikat bimbingan dan konseling dan memberikan pandangan
yang bermanfaat dalam meningkatkan layanan bimbingan dan konseling di lingkungan
pendidikan
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas segala berkah dan
rahmat-Nya yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam
tentang bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan dasar, khususnya di tingkat sekolah dasar, adalah tahap awal dalam
perjalanan pendidikan seorang anak. Ini adalah periode penting dalam pembentukan
karakter, perkembangan sosial, dan penerimaan nilai-nilai yang akan membentuk dasar
bagi kehidupan mereka di masa depan. Di dalam proses ini, bimbingan dan konseling di
sekolah dasar memiliki peran yang sangat vital.
Sekolah dasar adalah lingkungan di mana siswa pertama kali terpapar dengan tugas-
tugas akademik, lingkungan sosial yang beragam, dan berbagai tantangan emosional.
Untuk membantu siswa melewati fase perkembangan ini dengan sukses, perlu adanya
dukungan yang komprehensif dalam bentuk bimbingan dan konseling. Layanan ini tidak
hanya membantu siswa dalam mencapai potensi akademik mereka, tetapi juga dalam
mengatasi masalah sosial, emosional, dan perilaku yang mungkin muncul.
Di Indonesia, sistem pendidikan dasar adalah salah satu prioritas utama pemerintah dan
masyarakat. Terdapat keinginan kuat untuk memberikan pendidikan yang berkualitas
dan melibatkan pendekatan holistik dalam pembentukan individu. Dalam konteks ini,
pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar dan hakikat bimbingan dan konseling
di sekolah dasar sangatlah penting.
Peran bimbingan dan konseling di sekolah dasar tidak hanya berfokus pada aspek
akademik semata, tetapi juga pada pengembangan aspek sosial, emosional, dan moral
siswa. Pada tahap ini, anak-anak masih dalam masa perkembangan yang sangat
formatif, dan pendekatan holistik dalam pembentukan karakter mereka sangat penting.
Kini, dengan berkembangnya berbagai isu sosial, perubahan teknologi, dan dinamika
lingkungan, siswa di sekolah dasar dihadapkan pada berbagai tantangan baru. Ini
termasuk meningkatnya tingkat stres, kecemasan, dan masalah-masalah sosial yang
perlu diatasi. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling di sekolah dasar perlu menjadi
bagian integral dari pendidikan untuk membantu siswa mengatasi tantangan ini.
Selain itu, di dalam masyarakat yang semakin multikultural seperti Indonesia,
bimbingan dan konseling juga memiliki peran penting dalam mempromosikan
pemahaman, toleransi, dan harmoni antarbudaya. Ini adalah kesempatan untuk
mengintegrasikan nilai-nilai dan ajaran-ajaran universal dalam ajaran Islam dengan
nilai-nilai budaya Indonesia, sehingga siswa dapat tumbuh menjadi individu yang tidak
hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peduli sosial, dan memiliki integritas moral.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep dasar dan hakikat bimbingan
dan konseling di sekolah dasar, diharapkan pendidik dan konselor sekolah dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar dalam membentuk generasi muda yang unggul
dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan lebih
lanjut tentang konsep dasar dan hakikat bimbingan dan konseling di sekolah dasar
dengan berlandaskan pada nilai-nilai agama Islam, serta mengulas aplikasinya dalam
konteks pendidikan Indonesia.
Dengan memahami peran penting bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
diharapkan kita dapat merancang dan mengimplementasikan program-program yang
efektif untuk mendukung perkembangan siswa di tingkat ini. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep dasar dan hakikat
bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan fokus pada perspektif agama Islam,
sehingga kita dapat berperan aktif dalam mencetak generasi yang berkualitas, bermoral,
dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mengharapkan bahwa hasil pemahaman
tentang konsep dasar dan hakikat bimbingan dan konseling di sekolah dasar akan
menjadi panduan yang bermanfaat bagi para pendidik, konselor sekolah, dan semua
pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Makalah ini bertujuan untuk mendiskusikan konsep dasar dan hakikat bimbingan dan
konseling di sekolah dasar, dengan penekanan pada konteks Indonesia. Kami akan
memeriksa peran penting konselor sekolah dalam mendukung perkembangan siswa,
merinci tujuan dari layanan bimbingan dan konseling di tingkat ini, dan
menggambarkan tantangan serta peluang dalam penerapannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
1.1 DEFINISI BIMBINGAN DAN KONSELING

• Bimbingan: Bimbingan adalah suatu proses yang ditujukan untuk membantu


individu dalam mengembangkan pemahaman diri, mengidentifikasi potensi dan
minat, serta mengatasi masalah pribadi, sosial, akademik, dan karier. Bimbingan
bertujuan untuk membantu individu membuat keputusan yang baik dan berkembang
menjadi individu yang seimbang secara emosional, sosial, dan intelektual.
• Konseling: Konseling adalah bentuk dukungan yang lebih mendalam yang
digunakan untuk membantu individu dalam mengatasi masalah atau konflik tertentu
yang mungkin mereka hadapi. Konseling melibatkan proses interaksi antara
konselor (ahli konseling) dan individu yang memerlukan bantuan, di mana mereka
bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah, memahami akar penyebabnya, dan
mencari solusi yang tepat.
• Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling:
Meskipun bimbingan dan konseling sering digunakan secara bersamaan, ada perbedaan
utama antara keduanya:
Tujuan Utama:
Bimbingan: Tujuan utama bimbingan adalah membantu individu mengembangkan
pemahaman diri, mengeksplorasi minat dan potensi mereka, serta memberikan panduan
umum dalam pengambilan keputusan.
Konseling: Tujuan utama konseling adalah membantu individu yang menghadapi
masalah atau konflik tertentu, seperti stres, kecemasan, atau konflik interpersonal.
Konseling bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ini dan mencari solusi yang
tepat.
Intensitas Dukungan:
Bimbingan: Bimbingan seringkali merupakan dukungan yang lebih umum dan tidak
mendalam. Ini melibatkan pertemuan-pertemuan yang lebih singkat dan interaksi yang
lebih ringan.
Konseling: Konseling melibatkan dukungan yang lebih intensif dan mendalam.
Interaksi antara konselor dan individu dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
lebih lama dan lebih fokus pada masalah tertentu.
Sifat Masalah yang Diberikan Perhatian:
Bimbingan: Bimbingan lebih cenderung memberikan perhatian pada perkembangan
umum dan pemahaman diri. Ini membantu individu dalam memahami minat, potensi,
dan tujuan mereka.
Konseling: Konseling berfokus pada masalah-masalah tertentu yang mengganggu
individu, seperti masalah emosional, stres, atau konflik dalam kehidupan pribadi atau
akademik.
1.2 SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Sejarah bimbingan dan konseling di sekolah dasar di Indonesia memiliki perkembangan
yang berkaitan dengan perkembangan sistem pendidikan dan perubahan sosial di negara
ini. Berikut adalah gambaran singkat tentang sejarah bimbingan dan konseling di
sekolah dasar:
Pendahuluan: Awal Pengembangan Pendidikan di Indonesia
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar bermula dari perkembangan sistem
pendidikan di Indonesia yang dimulai pada masa kolonial Belanda. Pada awalnya,
pendidikan lebih berfokus pada aspek akademik, dan bimbingan dan konseling belum
menjadi prioritas.
Era Kemerdekaan Indonesia: Perkembangan Awal
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pemerintah mulai memperhatikan
pentingnya pendidikan sebagai alat untuk pembangunan nasional.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, peran konselor sekolah mulai ditekankan dalam
rangka membantu siswa mengatasi masalah akademik dan sosial.
1970-an: Perkembangan Resmi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Pada tahun 1970, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia secara resmi
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang mengatur pembentukan unit bimbingan dan
konseling di tingkat sekolah dasar.
Langkah ini menandai pengakuan resmi akan pentingnya bimbingan dan konseling di
sekolah dasar dalam membantu perkembangan siswa.
Era Reformasi: Penguatan Peran Konselor Sekolah Dasar
Seiring dengan perkembangan reformasi pendidikan di Indonesia, peran konselor
sekolah dasar semakin diperkuat.
Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 19
tentang Standar Nasional Pendidikan, yang juga mencakup standar pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
Perkembangan Terkini: Integrasi Nilai-Nilai Budaya Lokal
Pada saat ini, ada upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam
bimbingan dan konseling di sekolah dasar, sehingga lebih sesuai dengan konteks sosial
dan budaya Indonesia.
Harap diingat bahwa perkembangan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dapat
berbeda-beda di setiap wilayah dan periode waktu tertentu. Seiring dengan perubahan
sosial dan pendidikan, pendekatan dan fokus bimbingan dan konseling juga dapat
berubah.
Untuk informasi yang lebih rinci dan referensi yang spesifik, Anda dapat melakukan
penelitian lebih lanjut dalam sumber-sumber pendidikan, buku, atau jurnal yang
mengkaji sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia.
1.3 TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah membantu siswa dalam
pengembangan diri, pembentukan karakter, serta mengatasi berbagai masalah pribadi,
sosial, akademik, dan karier. Berikut adalah beberapa tujuan khusus bimbingan dan
konseling di sekolah dasar:
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Semua siswa memiliki kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri, serta
pemahaman dan apresepsi terhadap individu yang hidup di dunia ini. Di dalam suatu
masyarakat yang majemuk individu harus memperoleh informasi dan memberikan
respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas suatu premis bahwa
penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan suatu yang esensial
dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent society), seperti sekarang ini.
Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang yang terlibat dalam program bimbingan
dan konseling ini harus berupaya mencapai tujuan berikut ini, yaitu semua ysiswa dapat:
1. Mengalami perasaan positif dari interaksi dengan teman sebayanya, gurunya, orang
tua dan orang dewasa lainnya.
2. Memperoleh makna pribadi dari aktivitas belajarnya.
3. Mengembangkan dan memelihara perasaan positif terhadap dirinya, terhadap
kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat memehami dan menghubungkan
perasaannya.
4. Menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang
konsisten dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang majemuk.
5. Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan studi untuk memaksimumkan
kecakapan yang dimilikinya.
6. Belajar tentang berbagai ketrampilan yang diperliukan untuk hidup yang lebih baik
dalam perkembangan yang wajar dan dalam memecahkan masalah-masalh yang
mungkin dihadapinya.
7. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penyusunan tujuan, perencanaan dan
pemecahaan masalah.
8. Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan.
9. Menunjukan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya.
10. Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk membantu
anak mengembangkan sikap dan ketrampilan yang dapat memperkaya kemampuan
akademik dan kemampuan social anaknya.
11. Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas belajar anak.
Tujuan-tujuan di atas adalah memberikan kemudahan pada siswa SD. Asumsinya
bahwa misi dasar dan tujuan utama pendidikan sekolah adalah untuk membelajarkan
siswa.Oleh sebab itu bimbingan dan konseling merupakan bagian dari proses
pendidikan maka seluruh aktivitas bimbingan harus diarahkan pada pembelajaran siswa.
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
1. Kebahagiaan hidup pribadi sebagai mahlik Tuhan
2. Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat
3. Hidup bersama dengan individu-individu lain
4. Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimiliki
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
1. Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang
didasarkan atas tujuan itu
2. Mengenal dan memahami kebutuhan hidupnya secara realistis
3. Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitannya sendiri
4. Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan
umum
dalam kehidupan bersama
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tutntutan di dalam lingkungannya
7. Mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan
tahap perkembangannya sampai batas optimal

Apabila ditinjau dari pihak peserta didik, tujuan bimbingan dan konseling ialah agar
mereka dapat:
1. Mengembangkan seluruh potensi seoptimal mungkin
2. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
3. Mengatasi kesulitan dalam mengatasi lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD,
keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi, dan kebudayaan
4. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
5. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan minat, dan bakatnya dalam
bidang
pendidikan dan pekerjaan
6. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi
kesulitankesulitan
yang tidak dapat dipecahkan di SD tersebut.
B. HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
2.1 PERAN KONSELOR DI SEKOLAH DASAR
1 Pengembangan Kemampuan Belajar: Membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan belajar yang efektif, termasuk strategi belajar, waktu manajemen, dan
motivasi.
2 Pemahaman Diri: Membantu siswa memahami diri mereka sendiri, termasuk minat,
bakat, nilai-nilai, dan potensi mereka.
3 Pengembangan Karakter: Membantu siswa dalam membangun karakter yang baik,
termasuk nilai-nilai moral, etika, dan integritas.
4 Pengembangan Keterampilan Sosial: Membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, guru,
dan orang dewasa lainnya.
5 Mengatasi Masalah: Memberikan dukungan dalam mengatasi masalah pribadi,
seperti kecemasan, stres, atau konflik interpersonal.
6 Pemilihan Karier: Membantu siswa dalam memahami berbagai pilihan karier,
mengeksplorasi minat mereka, dan merencanakan langkah-langkah menuju karier
yang sesuai.
7 Peningkatan Prestasi Akademik: Membantu siswa dalam meningkatkan prestasi
akademik mereka dengan memberikan bantuan tambahan dalam pembelajaran.

2.2 PROSES BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR


Proses bimbingan dan konseling di sekolah dasar melibatkan langkah-langkah yang
dirancang untuk membantu siswa mengatasi masalah, mengembangkan pemahaman
diri, meningkatkan prestasi akademik, dan meraih potensi mereka secara maksimal.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses bimbingan dan konseling di
sekolah dasar:
1. Identifikasi Kebutuhan:
Konselor sekolah dasar harus mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bimbingan
dan konseling. Identifikasi dapat dilakukan melalui observasi, laporan guru, hasil tes,
atau permintaan langsung dari siswa atau orang tua.
2. Pengumpulan Informasi:
Konselor mengumpulkan informasi tentang siswa yang meliputi data pribadi, riwayat
akademik, masalah yang dihadapi, dan pengalaman sosial. Informasi ini membantu
dalam pemahaman yang lebih baik tentang situasi siswa.
3. Penetapan Tujuan:
Setelah mengidentifikasi kebutuhan siswa, konselor bekerja sama dengan siswa
dan/atau orang tua untuk menetapkan tujuan bimbingan dan konseling yang spesifik dan
terukur.
4. Intervensi:
Konselor menyediakan dukungan dan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini
dapat berupa sesi konseling individual atau kelompok, lokakarya, atau program
pencegahan yang sesuai.
5. Evaluasi dan Pemantauan:
Proses bimbingan dan konseling perlu dievaluasi secara berkala untuk mengukur
kemajuan siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Pemantauan terus-menerus
membantu menentukan apakah intervensi efektif atau perlu disesuaikan.
6. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Guru:
Konselor sekolah dasar berkolaborasi dengan orang tua dan guru untuk memastikan
bahwa upaya bimbingan dan konseling terintegrasi dengan baik dalam lingkungan
sekolah dan rumah.
7. Pengembangan Rencana Tindak Lanjut:
Berdasarkan evaluasi dan pemantauan, konselor dan siswa dapat mengembangkan
rencana tindak lanjut untuk melanjutkan perbaikan atau pengembangan yang
diperlukan.
8. Pelaporan dan Dokumentasi:
Konselor sekolah dasar harus mendokumentasikan seluruh proses bimbingan dan
konseling, termasuk catatan pertemuan, hasil evaluasi, dan tindakan yang telah diambil.
Proses ini berfokus pada membantu siswa mencapai perkembangan pribadi dan
akademik yang optimal serta mengatasi masalah yang mungkin mereka hadapi. Penting
untuk dicatat bahwa proses bimbingan dan konseling bersifat individual, sehingga
masing-masing siswa mendapatkan perhatian dan bantuan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
2.3 ISU-ISU TANTANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
DASAR
Isu-isu tantangan dalam bimbingan dan konseling di sekolah dasar dapat bervariasi
tergantung pada konteks sosial, ekonomi, dan budaya. Berikut adalah beberapa isu
tantangan umum yang mungkin dihadapi oleh konselor sekolah dasar, beserta referensi
yang relevan:
1. Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan sumber daya seperti jumlah konselor,
ruang konseling, dan waktu yang terbatas dapat menjadi tantangan dalam
memberikan layanan bimbingan yang memadai.
2. Masalah Sosial dan Emosional Siswa: Siswa di sekolah dasar seringkali menghadapi
masalah emosional, seperti kecemasan atau konflik interpersonal, yang memerlukan
perhatian khusus dari konselor.
3. Keterlibatan Orang Tua: Tantangan dapat muncul dalam menggandeng orang tua
siswa untuk berpartisipasi dalam proses bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
4. Integrasi Nilai-Nilai Budaya Lokal: Menyelaraskan bimbingan dan konseling
dengan nilai-nilai budaya lokal serta keanekaragaman budaya di Indonesia bisa
menjadi isu yang kompleks.
5. Tantangan Teknologi: Peran teknologi dalam kehidupan siswa memunculkan isu-isu
seperti kecanduan internet, bullying online, dan perlunya pendekatan yang bijaksana
terhadap teknologi dalam bimbingan.
6. Inklusi Siswa Berkebutuhan Khusus: Meningkatnya inklusi siswa berkebutuhan
khusus memerlukan pendekatan khusus dalam bimbingan dan konseling untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
Isu-isu tersebut mencerminkan beragam tantangan yang dihadapi oleh konselor sekolah
dasar di Indonesia. Referensi yang disebutkan di atas dapat membantu Anda lebih
memahami isu-isu ini dan pendekatan yang telah diambil dalam mengatasi tantangan
dalam bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
Menghadapi berbagai isu tantangan dalam bimbingan dan konseling di sekolah dasar
memerlukan pendekatan yang bijaksana, empati, dan berfokus pada kepentingan siswa.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan oleh seorang konselor untuk
menghadapi isu-isu tersebut:
Pendekatan Individual:
Untuk mengatasi masalah siswa secara efektif, konselor perlu melakukan pendekatan
yang individual dan personal. Ini berarti mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan
siswa secara spesifik dan merancang solusi yang sesuai.
Menggunakan Teknik Konseling:
Konselor harus memiliki keterampilan konseling yang baik, seperti mendengarkan aktif,
memberikan dukungan emosional, dan mengajukan pertanyaan yang membantu siswa
mengungkapkan perasaan dan pemikiran mereka.
1. Kolaborasi dengan Orang Tua:
Untuk mengatasi masalah sosial dan emosional siswa, kolaborasi dengan orang tua
sangat penting. Konselor dapat mengundang orang tua untuk berpartisipasi dalam
proses konseling dan memberikan wawasan tentang kondisi siswa di rumah.
2. Menggunakan Pendekatan Multikultural:
Dalam menghadapi isu-isu budaya dan keragaman, konselor harus memiliki
pemahaman yang baik tentang budaya siswa dan mengambil pendekatan multikultural
yang inklusif dalam memberikan bimbingan.
3. Pengembangan Program Pencegahan:
Untuk mengatasi isu-isu seperti kecanduan internet atau bullying online, konselor dapat
bekerja sama dengan staf sekolah untuk mengembangkan program pencegahan yang
melibatkan siswa, guru, dan orang tua.
4. Pelatihan Terus-Menerus:
Konselor perlu terus menerus meningkatkan keterampilan mereka dengan mengikuti
pelatihan dan seminar terkait bimbingan dan konseling, terutama terkait isu-isu yang
berkembang, seperti teknologi.
5. Menggunakan Rujukan dan Kolaborasi Tim:
Dalam mengatasi isu kompleks atau kebutuhan khusus siswa, konselor dapat merujuk
siswa ke spesialis atau kolaborasi dengan tim pendidikan khusus di sekolah.
6. Pemberian Dukungan Kelompok:
Untuk mengatasi isu-isu sosial atau emosional yang melibatkan beberapa siswa,
konselor dapat menyelenggarakan sesi dukungan kelompok yang memungkinkan siswa
berbagi pengalaman dan strategi.
7. Menggunakan Teknologi:
Dalam menghadapi tantangan teknologi, konselor dapat memanfaatkan teknologi
sebagai alat untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling, serta memberikan
edukasi tentang penggunaan yang bijaksana.
8. Berfokus pada Pencegahan:
Konselor dapat mengembangkan program pencegahan yang proaktif untuk mengatasi
isu-isu tertentu sebelum menjadi masalah yang lebih serius.
Penting untuk dicatat bahwa setiap isu dan situasi memerlukan pendekatan yang unik,
dan konselor harus mempertimbangkan konteks serta kebutuhan individu siswa.
Kolaborasi dengan staf sekolah, orang tua, dan siswa itu sendiri juga merupakan
komponen penting dalam mengatasi isu-isu bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Bimbingan dan Konseling:
Bimbingan dan konseling adalah layanan yang bertujuan membantu siswa dalam
pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan karier mereka.
2. Perbedaan Bimbingan dan Konseling:
Bimbingan berfokus pada pengembangan pribadi dan akademik, sementara konseling
lebih menangani masalah pribadi atau emosional.
3. Sejarah Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar:
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar di Indonesia mulai diakui secara resmi pada
tahun 1970-an dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur pembentukan unit
bimbingan dan konseling.
4. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar:
Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dasar meliputi pengembangan kemampuan
belajar, pemahaman diri, pengembangan karakter, peningkatan keterampilan sosial,
penanganan masalah, pemilihan karier, dan peningkatan prestasi akademik.
5. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar:
Prosesnya melibatkan identifikasi kebutuhan siswa, pengumpulan informasi, penetapan
tujuan, intervensi, evaluasi, kolaborasi dengan orang tua dan guru, pengembangan
rencana tindak lanjut, pemantauan, dan dokumentasi.
6. Isu-isu Tantangan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar:
Isu-isu mencakup keterbatasan sumber daya, masalah sosial dan emosional siswa,
keterlibatan orang tua, integrasi nilai-nilai budaya lokal, tantangan teknologi, dan
inklusi siswa berkebutuhan khusus.
7. Cara Menghadapi Isu-isu tersebut:
Konselor dapat menghadapi isu-isu ini melalui pendekatan terapeutik, kolaborasi
dengan orang tua dan guru, pelatihan diri terus-menerus, penggunaan alat bantu,
kolaborasi tim, pendekatan multikultural, dan pemberian dukungan kelompok.

B. Saran
• Selalu tingkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda dengan mengikuti pelatihan
dan seminar terkait bimbingan dan konseling.
• Kolaborasi dan komunikasi yang efektif dengan orang tua, guru, dan siswa adalah
kunci untuk mengatasi isu-isu bimbingan dan konseling.
• Gunakan referensi yang relevan dan terkini untuk mendukung praktik bimbingan
dan konseling Anda di sekolah dasar.
• Berfokus pada pendekatan yang individual dan berempati dalam membantu siswa
mengatasi masalah dan mencapai perkembangan pribadi yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas RI. (2003). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Panduan Praktis Bagi
Konselor. Departemen Pendidikan Nasional.
Sudibyo, A. (2010). Konseling Sekolah: Pendekatan Multikultural. Pustaka Pelajar.
Widayanti, E. N., & Marwati, E. (2018). Peran Guru Bimbingan dan Konseling (BK)
dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia, 3(1), 42-50.
Permendiknas RI No. 18 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Depdiknas RI. (2003). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Panduan Praktis Bagi
Konselor. Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas RI. (2003). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Panduan Praktis Bagi
Konselor. Departemen Pendidikan Nasional.
Munandar, A. S. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat: Strategi Praktis
untuk Mendeteksi, Membina, dan Mendorong Kreativitas Anak. Gramedia
Pustaka Utama.
Permendiknas RI No. 32 Tahun 2013 tentang Pemberian Kepala Sekolah, Guru, dan
Tenaga Kependidikan yang Profesional.
Mardiana, H. (2016). Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Konseling
Gusjigang, 1(1), 15-24.
Permendiknas RI No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Konselor Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Puspita, N. D. (2019). Bimbingan dan Konseling Multikultural: Mewujudkan
Pendekatan Inklusif di Sekolah. Jurnal Pendidikan Indonesia, 8(3), 289-301.
Sari, M. A., & Sukawati, I. W. (2019). Kecanduan Internet pada Anak dan Upaya
Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara,
4(1), 1-10.
Permendiknas RI No. 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi bagi Peserta Didik
yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa.

Anda mungkin juga menyukai