Oleh:
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
1. Layanan Orientasi.........................................................................................9
2. Layanan Informasi......................................................................................10
KESIMPULAN.....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
i
A. Bidang-Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling
1
3. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya.
4. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan
lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.
5. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.
6. Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Ada beberapa macam layanan bimbingan sosial, yaitu:
1. Layanan Informasi
Layanan informasi mencakup informasi tentang keadaan masyarakat
dewasa ini yang dapat mencakup perkembangan tentang ciri-ciri
masyarakat maju dan modern, makna ilmu pengetahuan dan pentingnya
IPTEK bagi kehidupan manusia serta informasi tentang cara-cara bergaul.
2. Layanan Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial
adalah suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti
berbagai suasana hubungan sosial antar indivdu dalam keluarga, organisasi
atau lembaga tertentu, dalam acara sosial terentu.
2
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus
dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan
dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan
terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat
mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja
merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk
menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya
tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan
dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karier yang
dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya
suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang
dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar
pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan
mengelola perkembangan kariernya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier adalah
suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan
sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan
dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
1. Aspek-aspek bimbingan karier
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali
dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bidang bimbingan
ini memuat pokok-pokok materi berikut:
a. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
b. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara
sederhana.
c. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
3
d. Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak
dikembangkan.
2. Tujuan bimbingan karier
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui bahwa tujuan
bimbingan karier antara lain:
a. Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu.
b. Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.
c. Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan
dipilihnya kelak.
e. Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah atau di madrasah
tidak secara langsung membantu siswa untuk berkarier tetapi lebih banyak
bersifat informasi. Hal ini tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah
kejuruan yang berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang
aplikasi karier-karier tertentu, juga dibimbing bagaimana pemilihan,
perencanaan, dan pengembangannya.
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Beberapa jenis layanan karier yang bisa diberikan kepaa siswa
disekolah dan madrasah antara lain:
a. Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup: kemampuan
intelektual, bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan
khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat
kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi
kepemimpinan, kejujuran, keterbukaan, dll, nilai-nilai kehidupan dan
cia-cita masa depan, keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki
siswa, kesehatan fisik dan mental, kematangan vokasional, dan lain
sebagainya.
4
b. Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup: informasi pendidikan
(educational information), informasi jabatan (vocational information),
atau informasi karier (career information).
c. Usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya,
mencakup: perencanaan masa depan, pengambilan keputusan,
penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, pemantapan dan
orientasi.
d. Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier
mencakup: Suasana, lembaga, dan objek karier (pekerjaan) seperti
kantor, bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja tertentu,
dan lain sebagainya.
5
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri
maupun kelompok.
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
d. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
e. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan
pribadi.
2. Tujuan bimbingan belajar
Secara umum tujuan belajar adalah membantu individu (siswa) agar
mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat
prkembangan belajar siswa.Selain itu secara khusus tujuan belajar yaitu
agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.
Sedangkan dalam konteks kemandirian tujuan bimbingan belajar adalah
agar siswa mandiri dalam belajar.
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan belajar, yaitu:
a. Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan sekolah
dan madrasah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi
sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan
corak pendidikan di sekolah atau madrasah.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikui pelajaran di sekolah dan madrasah maupun dirumah
baik secara individual maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pndidikan
yang lebih tinggi. Bantuan ini juga menyangkut penyebaran informasi
tentang program studi yang tersedia pada jenjeng pendidikan tertentu.
d. Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan
dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, cita-cita hidup, ada
program studi atau jurusan-jurusan tertentu dan lain sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap
6
menghadapi ujian atau ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang
menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajaran,
menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar berjalan
secara efektif dan efisien.
7
6. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
7. Pengembangan kemamapuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan
yang telah diambilnya.
8
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan,
yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :
1. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah)
yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan
hubungan social siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu
segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1
2. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik
(terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi
1 Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.(Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2000). Hal.43-44
9
pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.
2 Ibid., hal.44
3 Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.(Jakarta: PT.Asdi
Mahasatya.
10
a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang
diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih
sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana
memperoleh informasi.
d. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang
ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya.4
a. Tujuan umum
11
Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah
diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan
potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri
seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga
pendidikan lanjut.6
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih
spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai
dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”.
Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran
memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan
diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara
realistic.7
12
dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar.
Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-
contoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang
banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
a. Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang
diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi
tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki
IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya
yang amat tinggi.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau
pengajaran khusus.
d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah
tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu
kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya
sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci
guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahuinya, dan sebagainya.
13
Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan
dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini
biasanya diukur atau diungkapkan dengan
mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.
Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan
belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam
belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan
kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.
Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk
mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau
karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya
sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yan
dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di
depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :
a. Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu
bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau
sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan
maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses
dan hasil belajar mereka.
b. Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu
bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa
orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya
mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba
menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah
lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasinya dalam belajar.
14
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap
siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan
untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu
mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan
mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah
atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.9
15
Berdasarkan hasil-hasil pengungkapan kelemahan dan
kekuatan siswa dengan mempergunakan instrumen/prosedur di
atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan belajar bagi
siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun
kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan
kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual,
ataupun kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya peranan
konselor dan guru masing-masing atau bersama-sama tergantung
pada materi layanan.Layanan yang materinya lebih banyak
menyangkut penguasaan bahan pelajaran (seperti pengajaran
perbaikan dan kegiatan pengayaan) menuntut peranan guru lebih
besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan
motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih
banyak peranan konselor.Keadaan yang lebih dikehendaki ialah
apabila kedua pihak selalu bahu-membahu meningkatkan
kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.10
16
yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-
benar tinggi.
Implikasi lain pengertian “jantung hati” itu ialah, apabila seorang
konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan
bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati,
dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai
teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat
menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak
mengalami banyak kesulitan.
Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dideritanya.11
11 Hallen A, BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 85
17
sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan
mendapat pertimbangan dari konselor.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling
perorangan mencakup:
a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan
pribadi.
b. Bidang pengembangan social.
c. Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar.
d. Bidang pengembangan karier.
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga,12
f. Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
g. Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
h. Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran
dan pengembangannya.13
18
menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu.
Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya
perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak
konsumen secara tepat an cepat, layanan kelompok semakin menarik.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan
hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok
interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas,
yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi
social yang intensif dan dinamis selamaberlangsungnya layanan,
diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-
kebutuhan individu anggota kelompok).15
19
pengentasan masalah.
c. Menyerap bahan untuk
pemecahan masalah.
6. Suasana a. Menolong atau a. Interaksi multiarah.
interaksi dialog terbatas. b. Mendalam dengan
b. Dangkal. melibatkan aspek
emosional.
7. Sifat isi Tidak rahasia. Rahasia.
pembicaraan
8. Frekuensi Kegiatan berakhir Kegiatan berkembang
kegiatan apabila informasi telah sesuai dengan tingkat
disampaikan. kemajuan pemecahan
masalah Evaluasi
dilakukan sesuai dengan
tingkat kemajuan
pemecahan masalah.
20
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23