Anda di halaman 1dari 25

BIDANG DAN JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Disusun untuk Memenuhi Tugas Bimbingan Konseling


Dosen Pengampu: Tohirin, DR., M.Pd

Oleh:

Kelompok 6

1. Rafika Putri (11715201379)


2. Mega Lestari (11710523800)
3. Nur Aisyah Amalia (11715200031)
Kelas : 3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2018 M/1440 H

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

A. Bidang-Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling........................................1

1. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Sosial, Kemasyarakatan


dan Kewarganegaraan (Bimbingan Sosial)..........................................................1

2. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Kegiatan Karier dan


Pekerjaan (Bimbingan Karier)..............................................................................2

3. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Kegiatan Pembelajaran


Diri (Bimbingan Belajar)......................................................................................5

4. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Pribadi (Bimbingan


Pribadi).................................................................................................................7

5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga (Bimbingan Keluarga)......8

6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama (Bimbingan Agama)............9

B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling...........................................9

1. Layanan Orientasi.........................................................................................9

2. Layanan Informasi......................................................................................10

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran.........................................................12

4. Layanan Bimbingan Belajar........................................................................13

5. Layanan Konseling Perorangan..................................................................18

6. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok..........................................20

KESIMPULAN.....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

i
A. Bidang-Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling

Dalam program konselor sekolah yang menyeluruh meliputi empat bidang


dasar yaitu : pengembangan akademis, pengembangan karier, pribadi dan
pembangunan sosial.
Seterusnya, Prayitno (2004): menyebutkan pelaksanaan bimbingan dan
konseling secara umum dilaksanakan dalam 6 (enam) bidang yaitu;
A. Kehidupan dan perkembangan sosial, kemasyarakatan dan kewarganegaraan,
B. Kehidupan dan perkembangan kegiatan karier dan pekerjaan,
C. Kehidupan dan perkembangan kegiatan pembelajaran diri,
D. Kehidupan dan perkembangan pribadi,
E. Kehidupan berkeluarga,
F. Kehidupan beragama.

Dengan demikian, bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling di


sekolah dalam setting sekolah dilaksanakan dalam enam bidang pelayanan yaitu :

1. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Sosial,


Kemasyarakatan dan Kewarganegaraan (Bimbingan Sosial)
Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan
membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan interaksi dirinya
dengan lingkungan dan etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan
tanggung jawab sosial.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses
sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang
dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab. Bidang bimbingan ini
memuat pokok-pokok materi berikut:
1. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan
maupun tulisan secara efektif.
2. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik
di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi
tata karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan
kebiasaan yang berlaku.

1
3. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya.
4. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan
lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.
5. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.
6. Orientasi tentang hidup berkeluarga.
Ada beberapa macam layanan bimbingan sosial, yaitu:
1. Layanan Informasi
Layanan informasi mencakup informasi tentang keadaan masyarakat
dewasa ini yang dapat mencakup perkembangan tentang ciri-ciri
masyarakat maju dan modern, makna ilmu pengetahuan dan pentingnya
IPTEK bagi kehidupan manusia serta informasi tentang cara-cara bergaul.
2. Layanan Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial
adalah suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti
berbagai suasana hubungan sosial antar indivdu dalam keluarga, organisasi
atau lembaga tertentu, dalam acara sosial terentu.

2. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Kegiatan Karier dan


Pekerjaan (Bimbingan Karier)
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karier. Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal
dunia kerja agar dapat menentukan kemana selanjutnya mereka akan
melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat
diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karier yang
tersedia di lingkungan sekitarnya.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja
atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari
lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai

2
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus
dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan
dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan
terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat
mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja
merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk
menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya
tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan
dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karier yang
dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya
suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang
dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar
pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan
mengelola perkembangan kariernya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karier adalah
suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan
sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan
dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
1. Aspek-aspek bimbingan karier
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengenali
dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karier. Bidang bimbingan
ini memuat pokok-pokok materi berikut:
a. Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
b. Pengenalan, orientasi dan informasi karier pada umumnya secara
sederhana.
c. Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.

3
d. Orientasi dan informasi sederhana terhadap pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang hendak
dikembangkan.
2. Tujuan bimbingan karier
Berdasarkan pengertian diatas, dapat di ketahui bahwa tujuan
bimbingan karier antara lain:
a. Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau
profesi tertentu.
b. Agar siswa memperoleh pemhaman tentang karier atau pekerjaan atau
profesi tertentu secara benar.
c. Agar siswa mampu merencanakan dan memilih karier tertentu kelak
setelah selesai dari pendidikan.
d. Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan
dipilihnya kelak.
e. Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah atau di madrasah
tidak secara langsung membantu siswa untuk berkarier tetapi lebih banyak
bersifat informasi. Hal ini tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah
kejuruan yang berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang
aplikasi karier-karier tertentu, juga dibimbing bagaimana pemilihan,
perencanaan, dan pengembangannya.
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan karier
Beberapa jenis layanan karier yang bisa diberikan kepaa siswa
disekolah dan madrasah antara lain:
a. Layanan informasi tentang diri sendiri, yang mencakup: kemampuan
intelektual, bakat khusus dibidang akademik, minat-minat umum dan
khusus, hasil belajar dalam berbagai bidang studi, sifat-sifat
kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi
kepemimpinan, kejujuran, keterbukaan, dll, nilai-nilai kehidupan dan
cia-cita masa depan, keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki
siswa, kesehatan fisik dan mental, kematangan vokasional, dan lain
sebagainya.

4
b. Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi
perencanaan karier, yang mencakup: informasi pendidikan
(educational information), informasi jabatan (vocational information),
atau informasi karier (career information).
c. Usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa depannya,
mencakup: perencanaan masa depan, pengambilan keputusan,
penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, pemantapan dan
orientasi.
d. Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier
mencakup: Suasana, lembaga, dan objek karier (pekerjaan) seperti
kantor, bengkel, pabrik, pengoperasionalan perangkat kerja tertentu,
dan lain sebagainya.

3. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Kegiatan


Pembelajaran Diri (Bimbingan Belajar)
Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini
bertujuan membantu peserta didik dalam mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar di sekolah.
1. Aspek-aspek bimbingan belajar
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk melanjutkan
pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bidang bimbingan
ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi
dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program
penilaian.

5
b. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri
maupun kelompok.
c. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
d. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
e. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan
pribadi.
2. Tujuan bimbingan belajar
Secara umum tujuan belajar adalah membantu individu (siswa) agar
mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat
prkembangan belajar siswa.Selain itu secara khusus tujuan belajar yaitu
agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.
Sedangkan dalam konteks kemandirian tujuan bimbingan belajar adalah
agar siswa mandiri dalam belajar.
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan belajar
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan belajar, yaitu:
a. Orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan sekolah
dan madrasah, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi
sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan
corak pendidikan di sekolah atau madrasah.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikui pelajaran di sekolah dan madrasah maupun dirumah
baik secara individual maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pndidikan
yang lebih tinggi. Bantuan ini juga menyangkut penyebaran informasi
tentang program studi yang tersedia pada jenjeng pendidikan tertentu.
d. Pengumpulan data siswa (layanan pengumpulan data) yang berkenaan
dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, cita-cita hidup, ada
program studi atau jurusan-jurusan tertentu dan lain sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap

6
menghadapi ujian atau ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang
menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajaran,
menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar berjalan
secara efektif dan efisien.

4. Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Pribadi (Bimbingan


Pribadi)
Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya. Bidang bimbingan pribadi bertujuan
untuk membantu peserta didik dalam mengenal diri sendiri agar dapat
menjadi pribadi yang baik dan dapat mengambil keputusan tentang dirinya
sendiri.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa sekolah dasar
(SD) menemukan dan memamahami serta mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif dan
kreatif, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan ini meliputi pokok-
pokok materi berikut:
1. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif.
4. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-
usaha penanggulangannya.
5. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri.

7
6. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
7. Pengembangan kemamapuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan
yang telah diambilnya.

5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga (Bimbingan Keluarga)


Bimbingan keluarga adalah bimbingan yang diberikan individu khusus
yang telah berkeluarga sehinga menjadi pimpinan dalam keluarga yang
mampu menciptakan keharmonisan dan rasa aman bagi tiap-tiap anggota
keluarga, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma-norma
keluarga, serta berperan aktif dalam menciptakan keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga diharapkan membantu individu yang akan
berkeluarga dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota
keluarga. Juga diharapkan dengan bimbingan ini semua anggota keluarga
berbagi strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.

6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama (Bimbingan Agama)


Kehidupan beragama tidak hanya sekedar menampilkan nuansa
spiritual dan/ atau ritual keagamaan dalam kehidupan, melainkan sepenuhnya
mendasari aktivitas individu dalam semua bidang, bahkan sampai
menjangkau kehidupan di akhirat. Dalam hal ini sering dipertanyakan,
bagaimana posisi kehidupan beragama dalam pelayanan konseling untuk
anak-anak pada tahap perkembangan usia dini dan pendidikan dasar dan
menengah. Untuk itu perlu diketahui bahwa tanggung jawab atas arah dan
aktifitas keagamaan anak pada taraf perkembangan itu berada ditangan,
bahkan menjadi hak, orang tua mereka. Setelah anak menjadi dewasalah
kehidupan beragama menjadi hak dan tanggung jawab individu dewasa.
Pada kedelapan bidang aktivitas kehidupan itulah pelayanan konseling
digerakan oleh konselor. Pelayanan pada bidang yang satu dapat terkait
dengan pelayanan pada bidang-bidang lainnya, namun keterkaitan seperti itu
tidak selalu perlu menjadi penekanan.

B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

8
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan,
yaitu peserta didik. Layanannya adalah sebagai berikut :

1. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah)
yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan
hubungan social siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu
segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1

Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu :

a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola


kehidupan social.
b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung
keberhasilan siswa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai
kondisi, situasi dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat
memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar
anaknya.

2. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik
(terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi
1 Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.(Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2000). Hal.43-44

9
pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota
keluarga, dan masyarakat.

Materi layanan informasi menyangkut :

a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan


dan perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta
bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan
berkembang di masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program
khusus, dan program tambahan.
f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti
UN/UNAS.
g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/karier serta
prospeknya.2

Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan


berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna
untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.Pemahaman yang diperoleh
melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam
meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita,
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah
keputusan.3

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu :

2 Ibid., hal.44
3 Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.(Jakarta: PT.Asdi
Mahasatya.

10
a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang
diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih
sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.
c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana
memperoleh informasi.
d. Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang
ada dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya.4

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan,
magang, kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan
minat serta kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi :
a. Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dan pilihan
ekstrakurikuler yang dapat menunjang pengembangan sikap,
kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok
belajar, dan organisasi kesiswaan serta kegiatan social sekolah.
c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan
siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan
seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK, UMPTN.
d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang
membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier,
kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakurikuler atau
magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.5

Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada 2, yaitu :

a. Tujuan umum

4 Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.(Surabaya: Unesa University


Press, 2008). Hal 52.
5 Ibid., hal.45

11
Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah
diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan
potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan diri
seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga
pendidikan lanjut.6
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih
spesifik mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai
dengan bakatnya yaitu “membantu siswa mencapai kematangan dalam
mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas”.
Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran
memungkinkan siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan
diri dan juga siswa akan mampu merancang masa depannya secara
realistic.7

4. Layanan Bimbingan Belajar


Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan
bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam
belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi.
Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai.8
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap :
1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di sekolah, disamping banyaknya siswa yang berhasil secara
gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa yang gagal,
seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian
akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu

6 Prayitno.Layanan Penempatan dan Penyaluran.(Padang: FKIP Universitas Negeri. 2004) hal.3


7 Ibid., hal.4
8 Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,
2004). Hlm. 279.

12
dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah belajar.
Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-
contoh yang disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang
banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas :
a. Keterlambatan Akademik, yaitu keadaan siswa yang
diperkirakan memiliki inteligensi yang cukup tinggi, tetapi
tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memiliki
IQ 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya
yang amat tinggi.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau
pengajaran khusus.
d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang
kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah
tampak jera dan malas.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu
kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya
sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci
guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahuinya, dan sebagainya.

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat


dikenali melalui prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes
kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar,
dan pengamatan.

 Tes Hasil Belajar, yaitu suatu alat yang disusun untuk


mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-
tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya.

13
 Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan
dasar atau inteligensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini
biasanya diukur atau diungkapkan dengan
mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.
 Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan
belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam
belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan
kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.
 Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk
mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami
oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
 Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau
karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostik. Tujuannya
sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yan
dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di
depan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :
a. Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu
bentuk bantuan yang diberikan kepada seorang atau
sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar dengan
maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses
dan hasil belajar mereka.
b. Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu
bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa
orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya
mempunyai motivasi belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba
menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan staf sekolah
lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan
motivasinya dalam belajar.

14
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap
siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif. Sebagian siswa memang memerlukan bantuan
untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu
mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan
mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha mengubah
atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.9

Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor


adalah saling membantu, mengisi, dan menunjang.Sebagaimana
disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa lapangan dan
penggerak kegiatan pembelajaran siswa, sedangkan konselor
sebagai arsitek, penasihat dan penyumbang data, masukan dan
pertimbangan bagi ditetapkannya layanan bimbingan
belajar.Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan
menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat
oleh guru. Dalam hasil itu memang diharapkan adanya tes hasil
belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil menunggu tersedianya
tes baku itu, “tes buatan guru” adalah sangat penting.

Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan


kebiasaan belajar harus dibakukan terlebih dahulu.Konselor secara
langsung menyelenggarakan tes dan skala itu (dengan bantuan
guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat
diterapkan bagi pelayanan bimbingan belajar.Tes diagnostik dan
analisis hasil belajar lebih banyak dilakukan oleh guru, karena
materi kedua instrumen/prosedur itu secara langsung terkait pada
hasil usaha pembelajaran yang dikelola oleh guru.Konselor
membantu merancang dan memberikan pertimbangan tentang
penyelenggaraan tes diagnostik dan analisis hasil belajar.

9 Ibid, hlm. 286.

15
Berdasarkan hasil-hasil pengungkapan kelemahan dan
kekuatan siswa dengan mempergunakan instrumen/prosedur di
atas, konselor dan guru merancang layanan bimbingan belajar bagi
siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun
kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan
kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual,
ataupun kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya peranan
konselor dan guru masing-masing atau bersama-sama tergantung
pada materi layanan.Layanan yang materinya lebih banyak
menyangkut penguasaan bahan pelajaran (seperti pengajaran
perbaikan dan kegiatan pengayaan) menuntut peranan guru lebih
besar, sedangkan pelayanan yang menuntut pengembangan
motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar menuntut lebih
banyak peranan konselor.Keadaan yang lebih dikehendaki ialah
apabila kedua pihak selalu bahu-membahu meningkatkan
kemampuan siswa belajar, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.10

5. Layanan Konseling Perorangan


Konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam
hubungan langsung tatap muka antara konselor dank lien. Dalam
hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya,
sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini,
konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam
pelaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa
konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara
menyeluruh. Hal itu berari agaknya bahwa apabila layanan konseling telah
memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan
upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai
pendamping. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti

10 Ibid. hlm. 288.

16
yang pelaksanaannya menuntut persyaratan dan mutu usaha yang benar-
benar tinggi.
Implikasi lain pengertian “jantung hati” itu ialah, apabila seorang
konselor telah menguasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan
bagaimana pelayanan konseling itu (dalam arti memahami, menghayati,
dan menerapkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dengan berbagai
teknik dan teknologinya), maka dapat diharapkan ia akan dapat
menyelenggarakan layanan-layanan bimbingan lainnya dengan tidak
mengalami banyak kesulitan.
Dapat disimpulkan bahwa Layanan konseling perorangan yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik
(klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan
guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dideritanya.11

Tujuan Layanan Konseling Perorangan.

Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar klien memahami


kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya,
kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien mampu mengatasinya.
Dengan perkataan lain, konseling perorangan bertujuan untuk
mengentaskan masalah yang dialami klien.
Isi layanan konseling perorangan tidak ditentukan oleh konselor
(pembimbing) sebelum proses konseling dilaksanakan. Dengan perkataan
lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak
ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan.
Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah
dilakukan identifikasi melalui proses konseling. Setelah dilakukan
identifikasi melalui baru ditetapkan masalah mana yang akan dibicarakan
dan dicarikan alternatif pemecahannya melalui proses konseling dengan
berpegang pada prinsip skala perioritas pemecahan masalah. Masalah yang
akan dibicarakan (yang menjadi isi layanan konseling perorangan)

11 Hallen A, BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 85

17
sebaiknya ditentukan oleh peserta layanan (siswa) sendiri dengan
mendapat pertimbangan dari konselor.
Masalah-masalah yang bisa dijadikan isi layanan konseling
perorangan mencakup:
a. Masalah-masalah yang berkenaan dengan bidang pengembangan
pribadi.
b. Bidang pengembangan social.
c. Bidang pengembangan pendidikan atau kegiatan belajar.
d. Bidang pengembangan karier.
e. Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga,12
f. Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
g. Pengenalan dan penerimaan perubahan, pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri.
h. Pengenalan tentang kekuatan diri sendiri, bakat serta penyaluran
dan pengembangannya.13

6. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok


Layanan bimbingan dan konseling kelompok adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau
membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/
untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan tertentu.14
Apabila konseling perorangan menunjukkan layanan kepada
individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling
kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan
satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat atau jasa
kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling
12Tohirin, BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH (BERBASIS
INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007). hlm. 164.
13 Giyono, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia, 2015) hlm. 62
14 Tohirin, Op.Cit. hlm. 170

18
menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu.
Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya
perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak
konsumen secara tepat an cepat, layanan kelompok semakin menarik.
Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok ternyata bukan
hanya menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok
interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas,
yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi
social yang intensif dan dinamis selamaberlangsungnya layanan,
diharapkan tujuan-tujuan layanan (yang sejajar dengan kebutuhan-
kebutuhan individu anggota kelompok).15

Perbedaan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

Aspek Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok

1. Jumlah anggota Tidak terlalu dibatasi: Terbatas: 5-10 orang.


60-80 orang.
2. Kondisi dan Relatif homogeny. Hendaknya homogen;
karakteristik dapat pula heterogen
anggota terbatas.
3. Tujuan yang Penguasaan informasi a. Pemecahan masalah.
ingin dicapai untuk tujuan yang lebih b. Pengembangan
luas. kemampuan
komunikasi dan
interaksi social.
4. Pemimpin Konselor dan Konselor.
kelompok narasumber.
5. Peranan anggota Menerima informasi a. Berpartisipasi dalam
untuk tujuan kegunaan dinamika interaksi
tertentu. social.
b. Menyumbang

15 Prayitno dan Erman, Op. Cit. hlm. 307.

19
pengentasan masalah.
c. Menyerap bahan untuk
pemecahan masalah.
6. Suasana a. Menolong atau a. Interaksi multiarah.
interaksi dialog terbatas. b. Mendalam dengan
b. Dangkal. melibatkan aspek
emosional.
7. Sifat isi Tidak rahasia. Rahasia.
pembicaraan
8. Frekuensi Kegiatan berakhir Kegiatan berkembang
kegiatan apabila informasi telah sesuai dengan tingkat
disampaikan. kemajuan pemecahan
masalah Evaluasi
dilakukan sesuai dengan
tingkat kemajuan
pemecahan masalah.

Layanan konseling kelompok merupakan cara yang amat baik


untuk menangani konflik-konflik antarpriibadi dan membantu individu-
individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Tenaga yang
dapat diandalkan untuk menyelenggarakan layanan konseling kelompok
adalah konselor. Konselor yang efektif dalam konseling perorangan akan
efektif pula dalam konseling kelompok. Dapat diandalkan untuk
menyelenggarakan layanan konseling kelompok adalah konselor. Konselor
yang efektif ddalam konseling perorangan akan efektif pula dalam
konseling kelompok. 16

16 Ibid. hlm. 314.

20
KESIMPULAN

Dari uaraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya bimbingan dan


konseling perlu dijalankan sesuai proporsi dan tujuannya sehingga dapat menjadi
pondasi awal bagi peserta didik yang baru menginjak lingkungan baru supaya
mereka lebih bisa mengenal dan meneksplorasikan dirinya sesuai dengan bakat,
intelektualitas sesuai tingakatannya.
Peranan konselor pun berpengaruh besar terhadap perkembangan peserta
didik, dengan menentukan keputusan sesuai keadaan, kemampuan setiap peserta
didik. Agar pengambilan keputusan tidak salah, konselor harus menguasai bidang
dan layanan bimbingan dan koseling.
Karena setiap manusia memiliki keunikan tersendiri dan tak mungkin sama
dengan satu sama lainnya, perlu bimbingan dan layanan yang berbeda pula agar
mereka merasa kemampuan mereka di hargai dengan baik, dengan
mempertimbangkan dan mengenalkan keadaan lingkungan sekitar, peraturan adat
istiadat sesuai norma-norma dan nilai-nilai yang di ajarkan agar mereka tidak
melakukan penyimpangan sosial.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di


Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press
Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. (Surabaya:
Unesa University Press, 2008). Hal 52.
Deni Febrini. 2001. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: TERAS

Hallen A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching

Ketut Sukardi, Dewa, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan


Konseling Di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Winkel, W. S, dan Hastuti, Sri, Bimbingan Dan Konseling di Institusi
Pendidikan, Yogyakarta: Madia Abadi, 2004.
Winkel, W.S. M.M. Sri Hastuti. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia

22
23

Anda mungkin juga menyukai