Anda di halaman 1dari 18

PROSES DAN KETERAMPILAN KELOMPOK

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Kelompok


Dosen Pengampu : Riesa Rismawati Siddik, M.Pd

Disusun Oleh :

Asri Sundari (20010027)


Irfan Nasrudin Alawy (20010010)
Mutoharo (20010009)
Zahra Faiza Arief (20010350)
Zahra Zakiya Aulia Hidayat (20010270)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena tugas makalah ini dapat selesai
pada waktunya. Tak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu alam
pembuatan dan penyelesaian tugas makalah ini. Sebagai salah satu makalah yang embahas
tentang alat ungkap masalah, diharapkan bisa menjadi bahan pembelajaran untuk ditelaah lebih
lanjut dan dipelajari bersama.

Bimbingan Dan Konseling Kelompok merupakan salah satu mata kuliah dalam
perkuliahan. Mahasiswa yang membaca makalah ini semoga bisa lebih bertambah ilmunya,
mengingat bahwa pendidikan di Indonesia masa kini punya banyak pro- kontra.

Berdasarkan sumber yang telah dihimpun, penulis mengambil topik makalah yang juga
sebagai judul dari tugas ini. Sebagaimana upaya peningkatan kualitas pendidikan yang terus
berubah dari masa ke masa dan tidak pernah selesai serta perbedaan individual manusia,
demikian pula makalah ini nantinya memerlukan revisi guna lebih baik lagi. Oleh sebab itu,
saran-saran perbaikan dan masukan lainnya harap disampaikan kepada penulis. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memenuhi fungsinya.

Bandung, 14 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2

C. Tujuan ............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3

A. Tahapan Pembentukan dan Pengembangan Kelompok .................................3

B. Fungsi dan Tugas Pemimpin Kelompok ........................................................6

C. Jenis Keterampilan Pemimpin Kelompok .....................................................9

BAB III PENUTUP .........................................................................................14

Kesimpulan ........................................................................................................14

Saran ..................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku. Dalam pelayanan
bimbingan dan konseling terdapat beberapa jenis layanan, salah satunya adalah layanan
konseling kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan proses pemberian bantuan
dengan suasana kelompok dengan topik atau masalah yang bersifat pribadi dan rahasia dalam
kelompok.

Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu membantu peserta
mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki dalam pemecahan masalah antar pribadi,
agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota
kelompok yang lain (Wibowo 2005, Gladding, Samuel T. 2012). Melalui layanan konseling
kelompok, siswa akan mampu meningkatkan kemauan mengembangkan pribadi, mengatasi
masalah- masalah pribadi, terampil dalam mengambil alternatif dalam memecahkan masalah.
Selain itu, layanan konseling kelompok memberikan kontribusi untuk kemudahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan individu untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki secara maksimal.

Pelaksanaan layanan konseling kelompok sangat dipengaruhi oleh peranan pemimpin


kelompok atau konselor, dalam menjalankan peranannya sebagai pemimpin kelompok kurang
sesuai dengan tugas dan kewajiban profesionalnya untuk melaksanakan layanan konseling
kelompok.

Salah satu peran yang cukup penting adalah pemimpin kelompok hendaknya mampu
menghidupkan dinamika kelompok yang kondusif dan mampu mengarahkan kelompok untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai bersama.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tahapan Pembentukan dan Pengembangan Kelompok?

2. Apa saja Fungsi dan Tugas Pemimpin Kelompok?

3. Apa saja Jenis Keterampilan Pemimpin Kelompok?

C. Tujuan

1. Mengetahui Tahapan Pembentukan dan Pengembangan Kelompok.

2. Mengetahui Fungsi dan Tugas Pemimpin Kelompok.

3. Mengetahui Jenis Keterampilan Pemimpin Kelompok.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan Pembentukan dan Pengembangan Kelompok


Tahap Pembentukan
1) Memilih Anggota
Sebelum diadakannya layanan konseling kelompok, guru BK mengumpulkan beberapa
siswa yang akan melakukan konseling kelompok. Jumlah siswa yang masuk dalam
kriteria yang ditentukan.
2) Membuat Tujuan Kelompok
Tujuan pelaksanaan konseling kelompok dirumuskan agar pelaksanaan konseling
diharapkan mampu membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi.
3) Menentukan waktu dan tempat konseling kelompok
Waktu dan tempat pelaksanaan konseling kelompok perlu ditentukan agar seluruh
siswa anggota konseling kelompok dapat berkumpul bersama dalam satu waktu.
4) Materi Konseling Kelompok
Guru BK bertugas untuk menyiapkan materi yang dibutuhkan dalam konseling
kelompok. Materi yang disampaikan dalam konseling kelompok hanya sebatas
membahas tentang materi yang sudah ditentukan, materi tersebut diperoleh guru BK
dengan cara mencari refrensi dari buku ataupun internet.
5) Perkenalan
Perkenalan dilaksanakan pada saat awal konseling kelompok dimulai. Namun
sebelumnya guru BK terlebih dahulu menjelaskan tentang konseling kelompok
berkaitan dengan kode etik dan aturan-aturan yang dilaksanakan dalam konseling
kelompok. Kode etik dijelaskan karena tidak semua siswa anggota konseling kelompok
memahami benar tentang konseling kelompok. Aturan-aturan konseling kelompok juga
dijelaskan agar siswa tidak melanggar dan dapat mengikuti konseling kelompok dengan
baik.
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
1) Tahap awal kelompok
Proses utama selama tahap awal adalah orientasi dan eksplorasi.

3
Pada awalnya tahap ini akan diwarnai keraguan dan kekhawatiran, namun juga
harapan dari peserta. Namun apabila konselor mampu memfasilitasi kondisi
tersebut, tahap ini akan memunculkan kepercayaan terhadap kelompok.
Pada tahap ini juga pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri
dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik
oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan
tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti
dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan
serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok
ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti
bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada
seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada
mereka.

2) Tahap Peralihan atau Transisi


Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada
kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota
kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan
dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah,
artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan keompok yang
sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok,
dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti
jembatan itu dengan selamat.
Dalam tahap transisi guru BK menjelaskan kembali mengenai kegiatan inti
konseling kelompok yang akan dilakukan yaitu mengungkapkan masalah anggota
kelompok, sebelum melakukan kegiatan inti konseling kelompok, siswa kembali
ditanya mengenai kesiapan untuk melakukan konseling kelompok. Dan siswa juga
Hasil dari tahap ini adalah siswa dapat mengenali suasana dalam kelompok, lebih
percaya dengan kelompok agar siswa lebih terbuka dengan kelompok agar bisa
mengutarakan pendapatnya tanpa malu-malu dan proses konseling kelompok bisa
dilakukan dengan baik, dan masalah siswa bisa teratasi.
4
3) Tahap Kegiatan
Pada tahap ini ada proses penggalian permasalahan yang mendalam dan
tindakan yang efektif, yaitu menjelaskan masalah pribadi yang hendak
dikemukakan oleh anggota kelompok. Aspek-aspek yang menjadi isi dan
pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat
perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. Ada beberapa yang harus
dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan
yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan
dorongan dan penguatan serta penuh empati.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau
topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu
dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta
ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik
yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

Langkah-langkah pada tahap kegiatan adalah:


a. Mempersilakan anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi
masingmasing secara bergantian.
b. Memillih/menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu.
c. Membahas masalah terpilih secara tuntas.
d. Selingan.
e. Menegaskan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas apa yang akan
dilakukan berkenaan dengan adanya pembahasan demi terentaskan masalahnya.

4) Tahap Pengakhiran
Pada tahap ini pelaksanaan konseling ditandai dengan anggota kelompok mulai
melakukan perubahan tingkah laku di dalam kelompok. Pada tahap pengakhiran
bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok
itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan
kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong
kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara
penuh.
5
Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan
berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan
kegiatan. Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan
kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang
apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari
dalam suasana kelompok, pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.

Langkah-langkah pada tahap pengakhiran adalah:


a. Menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai
masing-masing.
c. Membahas kegiatan lanjutan.
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok.
e. Ucapan terima kasih
f. Berdoa
g. Perpisahan

B. Fungsi dan Tugas Pemimpin Kelompok


Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok.
Pemimpin kelompok adalah konselor atau guru BK yang terlatih dan berwenang
menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam proses kelompok sering ditemukan beberapa perilaku dan kesulitan yang dialami
oleh anggota kelompok. Pemimpin kelompok bertanggung jawab untuk meminimalisir
perilaku problematic secara rasional sehingga akan menjadikan kepemimpinan yang
efektif. Pemimpin yang efektif ditunjukkan melalui sebagian perilaku berupa ; tidak
menyalahkan konseli, mendidik konseli bagaimana berinteraksi dalam kelompok, tidak
merespon sarkasme dengan sarkasme.
Adapun peranan dan fungsi pemimpin kelompok dalam layanan bimbingan kelompok
sebagai berikut:
1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan, ataupun campur
tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.

6
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang
dalam kelompok, baik perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan anggota
kelompok
3) Pemimpin kelompok memberikan arahan apabila kelompok tampak kurang menjurus
ke arah yang dimaksud
4) Pemimpin kelompok memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal
yang terjadi dalam kelompok
5) Pemimpin kelompok sebagai pengatur lalu lintas kegiatan kelompok
6) Pemimpin kelompok bertanggung jawab atas sifat kerahasiaan dari kegiatan
kelompok.

Fungsi Pemimpin Kelompok


1. Meningkatkan interaksi
2. Memfasilitasi interaksi
3. Membimbing interaksi
4. Menengahi Menjaga aturan
5. Konsolidasi
6. Meningkatkan komunikasi
7. Memecahkan masalah
8. Memobilisasi sumber-sumber kelompok

Tugas-tugas Pemimpin Kelompok


Konselor sebagai pemimpin kelompok mempunyai tugas yang tidak ringan, jika
menginginkan dalam melaksanakan pekerjaan benar-benar profesional dan efektif.
a. Membuat dan Mempertahankan Kelompok
Pemimpin kelompok mempunyai tugas untuk membuat dan mempertahankan
kelompok. Melalui wawancara awal dengan calon anggota dan melalui seleksi yang
baik, pemimpin kelompok membentuk kelompok konseling. Begitu kelompok dimulai,
pemimpin harus bertindak sebagai penjaga gawang, yaitu mempertahankan agar
anggota tetap hadir dan tetap mengikuti kelompok yang dibuatnya. Sebab gagalnya
salah seorang anggota untuk mengikuti kelompok dapat mempengaruhi anggota lain
ataupun jalannya kelompok.

7
Pemimpin sebaiknya mengenal hal-hal yang dapat mempengaruhi keefektifan
kelompok. Kelambatan, absen, membuat kelompok sendiri di luar tanpa diketahui
anggota lain, pengkambing hitaman salah seorang anggota kelompok akan mengancam
integritas kelompok dan membutuhkan intervensi pemimpin. Tugas pertama pemimpin
adalah menciptakan sistem sosial, la harus membuat keputusan yang tepat demi
hidupnya kelompok.

b. Membentuk Budaya
Setelah kelompok terbentuk, pemimpin kelompok mengupayakan agar
kelompok menjadi sistem sosial yang terapeutik. Pemimpin kelompok mencoba untuk
menumbuhkan norma yang akan dipakai sebagai pedoman interaksi kelompok. Pada
pendekatan individual agen perubahan satu-satunya adalah konselor.Pada konseling
kelompok, yang menjadi agen perubahan adalah kelompok. Di dalam konseling
kelompok pemimpin adalah agen perubahan secara tidak langsung, sedangkan pada
konseling individual, konselor adalah agen perubahan secara langsung.
Dalam kelompok, pemimpin mempunyai tugas untuk membawa kelompok dari
satu faktor kuratif ke faktor kuratif yang lainnya melalui pembentukan budaya
kelompok, la akan membentuk budaya yang dapat menimbulkan interaksi yang tepat di
dalam kelompok.
Norma di dalam kelompok akan berbeda dengan etiket, peraturan di masyarakat.
Anggota harus merasa bebas untuk mengemukakan apa yang dirasakan ataupun yang
dipikirkannya. Kejujuran dan spontanitas harus didorong dalam kelompok. Norma-
norma lain yang lebih mementingkan peran serta seluruh kelompok perlu dibina.
Penerimaan tanpa penilaian untuk anggota lain, pembukaan diri pada tingkat tinggi,
ketidak puasan dengan pola perilaku saat ini, dan keinginan yang besar untuk berubah
adalah norma-norma yang sangat penting di dalam kelompok. Selain itu yang sangat
penting untuk dilakukan adalah selalu membawa kelompok pada di sini-dan-saat ini.

c. Membentuk Norma-Norma
Norma-norma di dalam kelompok dibentuk berdasarkan harapan anggota
kelompok terhadap kelompok dan pengarahan langsung maupun tidak langsung dari
pemimpin dan anggota-anggota yang lebih berpengaruh.

8
Apabila harapan anggota tidak jelas, maka pemimpin mempunyai banyak kesempatan
untuk membuat desain budaya kelompok yang menurut pandangannya akan
memberikan suasana terapeutik optimal. Pemimpin kelompok adalah pusat perhatian
kelompok dan anggota akan mengharapkan arahan darinya.
Salah satu cara yang efektif untuk menuntun interaksi yang aktif bagi anggota adalah
dengan perilaku verbal dan nonverbal. Sebagai Peserta Penetap-Model, pemimpin
membentuk budaya melalui perilakunya sendiri yang dapat dipakai sebagai model
dalam kelompok.

Salah satu sikap yang dapat di contoh anggota adalah penerimaan tanpa
penilaian, ketulusan dalam kesediaan untuk menolong, dan empatinya yang akurat, la
dapat memberikan contoh dalam spontanitasnya dalam bereaksi atau dalam
memberikan komentar proses atau intervensi. Pemimpin kelompok memberikan contoh
pula dalam keterusterangannya terhadap anggota kelompok. Meskipun demikian
pemimpin perlu mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan kelompok, mempunyai
kepekaan terhadap waktu maupun suasana emosi kelompok pada waktu itu dalam
memberikan komentar proses terhadap apa yang terjadi di dalam kelompok.

Beberapa norma kelompok yang sebaiknya ada pada kelompok adalah Kelompok
Pemantau Diri (the self-Monitoring Group), Pembukaan Diri [Self-Disclosure), Norma
Prosedural (Prosedural Norms), Pentingnya Kelompok (the Importance of the Group),
dan Anggota Sebagai Agen Penolong (Members as Agents of Help) ( Yalom. 1985: 125-
134).

C. Jenis Keterampilan Pemimpin Kelompok


Sebagai pemimpin kelompok tentu mempunyai berbagai jenis keterampilan yang
dikuasai, ada beberapa kategori keterampilan kepemimpinan diantara lain :
Kategori Keterampilan Kepemimpinan
1. Keterampilan reaksi yaitu keterampilan untuk menanggapi, yang menjadikan
pemimpin mudah untuk menerima individu dan kelompok secara keseluruhan.
2. Keterampilan interaksi Keterampilan yang berhubungan dengan fungsi
mediasi/menengahi dalam kelompok.

9
3. Keterampilan aksi merupakan alat bagi pemimpin yang dapat digunakan untuk
memimpin dan meningkatkan proses kelompok.

Keterampilan Reaksi
1. Mendengarkan aktif
Merupakan keterampilan paling penting bagi seorang pemimpin kelompok yaitu
untuk memastikan bahwa pemimpin memahami para anggota, masalah mereka, dan
komunikasi mereka dalam kelompok, mendengarkan aktif meliputi mendengarkan
terhadap isi, suara, dan bahasa tubuh dari orang yang sedang berbicara, seorang
pemimpin perlu menyadari apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh anggota
meskipun mereka tidak berbicara. Teknik utama yang digunakan adalah mengamati
bahasa tubuh para anggota, terutama perubahan ekspresi muka dan tubuh.
2. Refleksi
Keterampilan untuk mengekspresikan makna dari komunikasi anggota, yang
mengindikasikan bahwa Anda tidak hanya mendengarkan tapi juga memahaminya
Tujuan dari refleksi adalah untuk membantu anggota kelompok yang sedang
berbicara untuk menjadi lebih menyadari apa yang dia bicarakan,
mengkomunikasikan pada dia bahwa Anda memahami apa yang dia pikirkan dan
rasakan.
3. Klarifikasi dan bertanya
Klarifikasi merupakan keterampilan untuk meningkatkan komunikasi dengan cara
merespon pada bagian-bagian pesan yang kurang jelas dan membingungkan sebagai
cara untuk memahami apa yang dimaksud oleh pembicara dengan lebih baik.
Klarifikasi digunakan untuk memperkuat dan menonjolkan komponen-komponen
kunci dari pernyataan anggota sehingga semua anggota kelompok saling
memahami.
4. Merangkum
Merangkum adalah keterampilan mengumpulkan bagian-bagian percakapan yang
penting dalam sebuah kelompok dan menyampaikannya kembali dengan singkat
para anggota sering sibuk mendengarkan dan berbagi pendapat selama sesi
konseling, sehingga mereka sering tidak mengingat secara detil.
Oleh karena itu rangkuman yang singkat akan sangat membantu para anggota.

10
Keterampilan Interaksi
1. Moderating
Merupakan keterampilan mengatur yang digunakan oleh pemimpin untuk
mengendalikan interaksi dalam kelompok, memastikan bahwa semua opini,
persepsi, pemikiran, dan perasaan tersampaikan juga digunakan untuk menjaga cara
berdiskusi adil untuk semua anggota membutuhkan suatu objektifitas dari pemimpin
sehingga tidak dilihat sebagai bias oleh para anggota.
2. Interpretasi
Merupakan keterampilan menguhubungkan materi dan perasaan yang sedang
didiskusikan dengan sebuah kriteria eksternal sebagai kerangka acuan untuk
membantu para anggota memperoleh pemahaman. Keterampilan ini sering
digunakan untuk memperkenalkan dan mengajarkan teori pada anggota kelompok,
suatu faktor yang sangat membantu dalam menyediakan dasar konseptual bagi apa
yang dilakukan seorang pemimpin dalam kelompok
3. Linking
Merupakan proses menghubungkan orang-orang secara bersama-sama untuk
memunculkan adanya ikatan. Keterampilan ini sangat bermakna, terutama pada
tahap permulaan dari sebuah kelompok karena pemimpin menginginkan para
anggota untuk merasa saling terhubung satu sama lain. Keterampilan ini yang
membuat pembicaraan antar anggota kelompok saling terhubung satu sama lain.
Keterampilan ini juga menunjukkan bahwa perhatian seorang pemimpin dibagi
dengan anggota kelompok lain.
4. Blocking
Blocking berhubungan dengan proteksi yaitu dengan pemimpin menyela aktifitas
kelompok untuk menghentikan perilaku yang kontraproduktif, pemimpin
mengalihkan perhatian atau menghentikan perilaku-perilaku kelompok yang
merugikan para anggota atau kelompok.
5. Supporting
Merupakan keterampilan untuk memberikan penguatan, dorongan, dan sandaran
bagi anggota kelompok ketika mereka berusaha berinteraksi dalam kelompok.
Keterampilan ini sangat berguna pada saat para anggota mengungkapkan informasi
pribadi yang sulit, atau memberikan feedback yang diwarnai emosi.

11
Keterampilan Aksi
1. Bertanya
Pertanyaan yang efektif adalah:
a. Supportif, artinya mendorong kemandiriandan memberikan kebebasan pada
individu untuk berfikir dan menjawab
b. Relefan, artinya berhubungan dengan pengalaman anggota dan berperan bagi
munculnya diskusi yang produktif
c. Teratur, artinya frekuensi dan waktunya tepat serta dalam kontrol pemimpin
d. Ekspansif, artinya memungkinkan anggota mengekspresikan sikap yang
berlawanan dengan pertanyaan (tertutup)
e. Terbuka, mendorong anggota untuk menghasilkan dan memperluas respon

2. Probing (menyelidiki)
Merupakan keterampilan untuk membantu anggota melihat lebih dalam pada dirinya
sendiri dan masalahnya. Para anggota sering merasa tidak perlu melakukan hal itu
tanpa dibantu oleh pemimpin. Probing yang efektif mensyaratkan pemimpin harus
menyadari pada poin-poin sensitif dari kerangka acuan yang digunakan klien serta
batas-batas yang dapat ditanyakan pada klien. Oleh karena itu pemimpin harus
memahami perbedaanperbedaan yang ada termasuk perbedaan budaya. Probing
bermanfaat untuk membantu para anggota untuk melakukan introspeksi.
3. Pengaturan suasana
Pengaturan ini tidak begitu terlihat namun sangat berpengaruh terhadap suasana dan
sikap kelompok. Caranya meliputi pengaturan setting fisik, mood pemimpin yang
diekspresikan pada kelompok, tindakan pemimpin, atau saran-saran yang diberikan
pada kelompok.
4. Confronting
Merupakan keterampilan untuk membuat para anggota dapat menghadapi bagian
dari diri mereka sendiri yang secara terus terang maupun secara halus berusaha
dihindari. Keterampilan ini harus dilakukan secara tepat dan sensitif, karena
berpotensi untuk merugikan kelompok. Keterampilan ini membantu individu untuk
bertanggungjawab terhadap masalah mereka sendiri serta meningkatkan
kemampuan kelompok dalam menguji realitas.

12
5. Modeling
Merupakan keterampilan untuk menunjukkan contohcontoh tindakan berkaitan
dengan kualitas, karakteristik, dan keterampilan yang mungkin perlu dipelajari oleh
para anggota. Modeling sangat membantu dalam mengajarkan keterampilan
interpersonal yang penting bagi anggota yang akan membuat interaksi dan
komunikasi dalam kelompok menjadi lebih efektif.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kelompok dapat diartikan sebagai suatu unit sosial yang terdiri dari sekumpulan
individu yang memiliki kesamaan kebutuhan, minat, aspirasi dan memiliki hubungan,
interaksi serta ketergantungan antara satu dengan yang lainnya yang diatur oleh norma-
norma tertentu. Tebentuknya sebuah kelompok karena adanya tujuan yang sama,
dimana dalam mencapainnya membutuhkan kerja sama serta pemimpin untuk
memberikan arahan kepada anggotanya. Untuk bisa mencapai efektivitas yang
maksimal, pemimpin kelompok harus mampu menangani isu individual dan juga
kelompok.

Saran
Seperti makalah pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari namanya kritik dan
kesalahan dalam pembuatannya dan penulisannya.Ini semua dikarenakan keterbatasan
kemampuan penyusun dalam menyusun masalah ini. Namun penyusun akan berusaha
untuk belajar dan memperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah.Penyusun siap
menerima kritik dan saran yang di berikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Narti, Sri (2014). Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Siswa. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nur Fahmi, Nisrina & Slamet. (2016). Layanan Konseling Kelompok dalam
Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Jurnal Layanan Konseling Kelompok, 13(1)
77-79.
Nur Hayati, Siti. (2017). Keterampilan Pemimpin Kelompok.
Diakses pada 17 Maret 2022 Pukul 11.31
staff.uny.ac.id/sites/default/files/Microsoft%20PowerPoint%20-
%20KETERAMPILAN%20pemimpin%20[Compatibility%20Mode].pdf
Rinakriatmaja, Jati. (2014). Pemimpin Kelompok yang Efektif dalam Bimbingan dan
Konseling.
Diakses pada 17 Maret 2022 Pukul 12.09
http://jati-rinakriatmaja.blogspot.com/2014/10/pemimpin-kelompok-yang-efektif
dalam-bk.html
Puluhuwa, Meiski dkk. (2017). Layanan Bimbingan Kelompok dan Pengaruhnya
terhadap Self-Esteem Siswa. Jurnal Universitas Negeri Gorontalo, 1(1) 304-
306.

15

Anda mungkin juga menyukai