Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERKEMBANGAN KARIR ORANG DEWASA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Karier
Dosen Pengampu : Rima Irmayanti, M.Pd

Di Susun Oleh :
Elsa Pauzi Jayadi 20010112
Hikmah Saptiani Marliana 20010054
Nur’aida Pratama 20010124
Sena Septian Firmansyah 20010273

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat dan salam
selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini berisi pembahasan tentang “Perkembangan Karir Pada Dewasa ”.
Disusunnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karir.
Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Karir yang telah memberikan arahan untuk pembuatan makalah
ini. Selain itu, kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah terlibat dalam
penyusunan makalah hingga selesai.
Kami sadar dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Cilili,23 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal ............................................................................... 5
B. Perkembangan Pada Masa Madya ............................................................................................. 5
C. Perkembangan Pada Masa Dewasa Akhir (60 thn-meninggal) ............................................... 8
D. Perkembangan Karir Dewasa ....................................................................................................... 11
Tahapan Perkembangan Karir Dewasa ....................................................................................... 11
Tugas Perkembangan Karir Vokasional ...................................................................................... 12
Teori Super dalam bentuk proposisi ............................................................................................. 12
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan mahluk
yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik
secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai mahluk potensial karena pada dirinya tersimpan
sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata. Sebagai akhir dari
masa remaja, ketika manusia menginjak masa dewasnya sudah terlihat adanya kematangan
dari dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut
sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain, manusia dewasa sudah mampu memilih
nilai atau norma yang telah dianggap baik untuk dirinya serta berusaha untuk
mempertahankan nilai atau norma yang telah dipilihnya.
Manusia dewasa memiliki ego dalam dirinya untuk berada dalam kondisi bebas
ekonomi. Oleh karena itu, untuk memperoleh kebebasan ekonomi maka perlu adanya karier
yang ditempuh agar mendapatkan finasial sesuai kebutuhan. Perkembangan karier pada masa
dewasa dibagi menjadi empat tahap, yakni perkembangan karier pada masa dewasa awal,
perkembangan karier pada masa dewasa madya, perkembangan karier pada masa dewasa
akhir, dan penyesuaian diri masa dewasa akhir saat pensiun.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan karier pada masa dewasa awal ?
2. Bagaimana perkembangan karier pada masa dewasa madya ?
3. Bagaimana perkembangan karier pada masa dewasa akhir ?
4. Bagaimana perkembangan karir orang dewasa menurut super ?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memahami perkembangan karier pada masa dewasa awal
2. Mampu memahami perkembangan karier pada masa dewasa madya
3. Mampu memahami perkembangan karier pada masa dewasa akhir
4.
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal
Masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa.
Peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri baik dari ekonomi,kebebasan menentukan diri,
dan pandangan masa depan lebih realitas. Menjelang awal dan pertengahan usia dua puluhan,
banyak individu sudah menyelesaikan pendidikan atau pelatihan mereka dan mulai bekerja
paruh waktu. Sejak usia pertengahan dua puluh hingga akhir masa dewasa awal, individu
sering mencari kestabilan untuk karier awal mereka di bidang tertentu.
Tugas perkembangan dewasa awal yaitu, Hurlock (2009) membagi tugas perkembangannya
• Mendapatkan suatu pekerjaan
• Memilih seorang teman hidup
• Mengelola sebuah rumah tangga
• Menerima tanggung jawab
Setiap individu memiliki tugas perkembangan pada setiap fase kehidupannya, termasuk
orang dewasa awal. Nah tugas perkembangan harus dijalani dengan baik dan akan membawa
kebahagiaan dan mengarahkan kepada keberhasilan masa tugas perkembangan, jika gagal
dalam melaksanakannya maka akan mengacaukan tugas perkembangannya dan tidak
mencpai tujuan yang dinginkan. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami
apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri
karena berbeda dengan orang lain).
B. Perkembangan Pada Masa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa
muda yang berusia 40- 60 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek- aspek tertentu yang
berkembang secara normal, aspekaspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada
aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek jasmaniah
mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis
(intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk
penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas.
Pada akhir masa dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun
secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastis pada akhir usia
dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang
perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masadewasa. Usia dewasa madya
memiliki tiga macam tugas yakni:
(1)Penilaian kembali pada masa lalu,
(2) Perubahan struktur kehidupan,
(3) Proses individuasi, artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat
ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan
penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun
struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang berikutnya yaitu
permulaan masa madya. Karakteristik usia dewasa madya adalah:
1. Usia dewasa madya merupakan periode yang sangat ditakuti, diakui bahwa semakin
mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih terasa menakutkan. Pria dan wanita
banyak mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Diantaranya adalah :
banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya. Yaitu : kepercayaan
tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya
reproduksi.
2. Usia madya merupakan masa transisi. Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya
masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Dimana
pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masanya dan memasuki periode
dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
3. Usia madya adalah masa stress. Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara
radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai
perubahan fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke
masa stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah,
bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.
4. Usia madya adalah usia yang berbahaya Cara biasa menginterpretasi “usia berbahaya” ini
berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir
sebelum memasuki masa usia lanjut. Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya
dalam beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami
kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan,
ataupun kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat
di kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di
kalangan pria.
5. Usia dewasa madya adalah usia canggung, sama seperti pada remaja, bukan anak-anak
bukan juga dewasa. Demikian juga pada pria dan wanita berusia madya. Mereka bukan muda
lagi, tetapi juga bukan tua.
6. Usia dewasa madya adalah masa berprestasi, Menurut Erikson, usia madya merupakan
masa kritis diamana baik generativitas / kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnasi atau
kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Menurut Erikson pada masa usia madya
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan
sesuatu apapun lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan
yang kuat maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag
(atau menetap) pada hidupnya.
7. Usia dewasa madya adalah masa evaluasi, Pada usia ini umumnya manusia mencapai
puncak prestasinya, maka sangatlah logis jika pada masa ini juga merupakan saat yang pas
untuk mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-
harapan orang lain, khususnya teman dan keluarga-keluarga dekat.
8. Usia dewasa madya dievaluasi dengan standar ganda, bahwa pada masa ini dievaluasi
dengan standar ganda, satu standar bagi pria dan satu standar bagi wanita. Walaupun
perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanita baik di
rumah, perusahaan perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial namun masih
terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak
aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang perlu
diperhatikan : pertama aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua
bagaimana cara pria dan wanita menyatakan sikap pada usia tua.
9. Usia dewasa madya merupakan masa sepi, dimana masa ketika anakanak tidak lagi tinggal
bersama orang tua. Contohnya anak yang mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan
tinggal di luar kota sehingga orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan
merasa kesepian dengan kepergian mereka.
10.Usia dewasa madya merupakan masa jenuh, banyak pria atau wanita yang memasuki masa
ini mengalami kejenuhan yakni pada sekitar usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh dengan
kegiatan rutinitas sehari-hari dan kehidupan keluarga yang hanya sedikit memberi hiburan.
Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anak
mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang
membuat mereka merasa jenuh. Tugas-tugas perkembangan dewasa madya adalah:
(1)Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik,
(2)Penyesuaian diri terhadap perubahan mental,
(3) Penyesuaian diri terhadap perubahan minat,
(4)Penyesuaian diri terhadap perubahan kehidupan sosial,
(5) Penyesuaian diri terhadap perubahan vokasional atau pekerjaan,
(6) Penyesuaian diri terhadap perubahan pola keluarga,
(7) Penyesuaian diri terhadap diri sendiri,
(8)Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan,
(9) Penyesuaian diri terhadap menyongsong masa pensiun,
(10). Penyesuaian diri terhadap menyongsong masa tua.
C. Perkembangan Pada Masa Dewasa Akhir (60 thn-meninggal)
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke
atas). Di samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda
penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat
gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak
motorik, pencarian makna hidup selanjutnya.
Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif
dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam
menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan
produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu
singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif
dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang
semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan
dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur
ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang
dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga
gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas. Perkembangan Psikososial Masa
Dewasa Akhir. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen. Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa
dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas. 1.
Perkembangan Keintiman, keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang
tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson,
pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang
memasuki masa dewasa akhir. 2. Perkembangan Generatif, generativitas adalah tahap
perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa
dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak
kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian
waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai
memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang
membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang
penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa. 3. Perkembangan Integritas,
integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling
tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-
benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan
penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan
dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus
kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan
hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orangorang
yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia
ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak
waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang
melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya. Terdapat
beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial:
(1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan
aktifitas selama ini;
(2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan
diri sendiri secara berlebihan;
(3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan
(4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal
yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi. Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan
akhir berbeda. Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/
individu, yaitu:
(1). Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan hubungan
personalnya,
(2) Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja, orang tua dan
pasangan hidup,
(3)Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam tanggung
jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis. Karakteristik periode dewasa akhir:
(1) Adanya periode penurunan atau kemunduran yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis,
(2) Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman,
(3)Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan,
(4) Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat
yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi
masyarakat sekitar,
(5) Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut,
(6)Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda,
(7)Penyesuaian diri yang buruk, timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif,
(8) Ada keinginan untuk menjadi muda kembali, mencari segala cara untuk menjadi muda
kembali.
Tugas Perkembangan pada periode dewasa akhir yakni,
(1). Menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik. Misalnya adanya perubahan penampilan
pada wajah wanita, menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda-tanda penuaan pada
wajahnya. Pada bagian tubuh, khususnya pada kerangka tubuh, mengerasnya tulang sehingga
tulang menjadi mengapur dan mudah retak atau patah,
(2) Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga,
(3)Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup,
(4)Menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya,
(5) Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan,
(6) Menyesuaikan diridenganperansosialsecaraluwes. Sebagaimana dewasa awal dan dewasa
madya, pada usia dewasa akhir juga mengalami beberapa hambatan dalam bidang kerawanan
sosial (social hazard) yakni: Ada beberapa kerawanan yang khas pada usia lanjut yaitu :
menerima adanya stereotipe tentang usia lanjut yang diberikan masyarakat, hal ini membuat
para orang usia lanjut merasa inferior; Perasaan tak berdaya dan inferior yang disebabkan
oleh perubahan fisik dan penurunan daya tarik maupun karena perasaan ditolak oleh
masyarakat; tidak mau melepaskan atau mengganti gaya hidup yang lama; menyadari bahwa
mereka mulai menjadi pelupa; sulit mempelajari hal-hal baru lalu menarik diri dari aktifitas-
aktifitas yang bersifat kompetitif; perasaan bersalah karena tidak menyumbangkan tenaga lagi
bagi masyarakat; pendapatan yang berkurang mengurangi kesempatan untuk kegiatan-
kegiatan diwaktu luang; kurangnya kontak sosial karena kesehatan yangtidakmemungkinkan.

D. Perkembangan Karir Dewasa


Teori perkembangan karir yang dikembangkan oleh Donald Super (1972) lebih
dikenal dengan self-concept theory. Dinamakan demikian, karena super dalam mencetuskan
teori karirnya memberikan perhatian yang lebih terhadap bagaimana implikasi konsep diri
individu terhadap proses pemilihan karir. Tentu saja konsep diri itu adalah konsep diri
vokasional yang langsung berkaitan dengan pemilihan karir.
Super juga mengatakan bahwa konsep diri vokasional dapat terbentuk melalui :
a. Perkembangan fisik dan mental
b. Pengamatan yang dilakukan terhadap berbagai pengalaman dan model pekerjaan
c. Pemahaman terhadap pekerjaan
d. Pengaruh lingkungan
Tahapan Perkembangan Karir Dewasa
a. Tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun
Berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja. Pada masa ini
individu dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan
pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini adalah masa
try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan pasti bahwa ia akan
mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila ternyata individu mendapat
pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi mantap,
dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai aspek dari konsep dirinya serta
kesempatan terbaik untuk mendapatkan kepuasan kerja.
b. Tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun
Individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan
yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat. Keduanya
terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada intinya individu
berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan
merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak
sampai individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut untuk berganti dengan pekerjaan yang
lain.
c. Tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun
Tahap menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian individu
dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau
hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih memperhatikan usaha mempertahankan prestasi
kerja daripada upaya meningkatkan prestasi kerjanya.
Tugas Perkembangan Karir Vokasional
Super juga membagi tugas perkembangan karir vokasional sebagai berikut :
a. Stabilisasi, rentang usianya dari 24-35 tahun, individu menunjukkan performasi kerja
pada lapangan kerja yang sedang digeluti, baik dalam bentuk perusahaan maupun
wirausaha. Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman kerja yang
sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah
tepat.
b. Konsolidasi, rentang usianya 35 tahun ke atas, individu mulai mapan dalam
karirnya,bertindak sebagai senior, memiliki bawahan dan bisa bekerja dengan rekan
sejawat, dan selangkah lebih maju dalam karirnya. Berada pada tugas konsolidasi
karir, individu sudah memiliki kebutuhan untuk menunjukkan aktualisasi diri terkait
dengan karir yang dijalaninya.
Teori Super dalam bentuk proposisi
Teori Super dinyatakan dalam bentuk proposisi. Pada mulanya, tahun 1953, Super
menghasilkan sepuluh (10) proposisi. Kemudian tahun 1957, bersama Bachrach
dikembangkan menjadi dua belas (12) dan tahun 1990 dikembangkan lagi menjadi empat
belas proposisi yaitu:
1. Setiap orang memiliki perbedaan individual dalam kemampuan, kepribadian,
kebutuhan, nilai, minat, sifat, dan konsep diri. Berbagai karakteristik pribadi sangat
bervariasi dalam setiap individu di antara individu. Walaupun kebanyakan dari kita
kurang lebih seperti orang lain dalam banyak sifat, keunikan setiap orang jelas dalam
kombinasi kekuatan dan kelemahan individual.
2. Berdasarkan karakteristik tersebut, setiap individu masing-masing memiliki
kecakapan untuk sejumlah pekerjaan. Berbagai kemampuan, karakteristik
kepribadian, dan sifat-sifat lainnya begitu luas sehingga setiap orang mempunyai
kemungkinan untuk berhasil dalam dalam banyak bidang pekerjaan. Penelitian di
bidang rehabilitasi telah menunjukkan meskipun individu penyandang cacat terdapat
sejumlah pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Untuk
orang tanpa gangguan fisik atau emosional yang serius, terbentang luas kemungkinan
untuk berhasil dalam berbagai jenis pekerjaan.
3. Setiap pekerjaan membutuhkan pola karakteristik kemampuan dan kepribadian yang
cukup luas sehingga bagi setiap orang tersedia beragam pekerjaan dan setiap
pekerjaan terbuka bagi bermacam-macam orang. Untuk setiap kemampuan atau sifat
yang diperlukan dalam kinerja suatu pekerjaan tertentu, orang mungkin berharap
untuk menemukan kuantitas modal yang paling sesuai dengan sifat pekerjaan.
4. Pilihan vokasional dan kompetensi, situasi-situasi di mana orang hidup dan bekerja,
serta konsep diri akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, karena
itu membuat pilihan pekerjaan dan penyesuaiannya merupakan suatu proses yang
kontinyu. Seseorang melatih kecakapan-kecakapan tertentu yang dimilikinya atau
mengembangkan ke tingkat yang lebih tinggi memerlukan penyaluran dalam
pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk mempergunakan kecakapannya
yang telah berkembang.
5. Proses perkembangan itu dapat kita simpulkan dalam serangkaian tahap-tahap
perkembangan kehidupan manusia, yaitu pertumbuhan, eksplorasi, pembentukan,
pemeliharaan, dan kemunduran, dan dibagi lagi menjadi: (a) fantasi , fase tentatif, dan
realistis dari tahap eksplorasi dan (b) fase uji coba (trial) dan fase stabil (stable) dari
tahap pembentukan.
6. Pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orangtua, kemampuan
mental, pendidikan, keterampilan, karakteristik kepribadian (kebutuhan, nilai,
kepentingan , sifat, dan konsep diri), dan kematangan karier serta kesempatan yang
terbuka bagi dirinya.
Semua faktor di belakang pengalaman individu berkontribusi terhadap sikap dan perilaku.
Beberapa faktor jelas berkontribusi lebih signifikan daripada yang lain.

1. Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat dipandu dengan bantuan


untuk pematangan kemampuan dan minat dan dengan bantuan untuk melakukan uji
realitas (reality-testing) serta untuk mengembangkan konsep diri (self-concept).
2. Individu dapat dibantu untuk bergerak ke arah pilihan pekerjaan yang memuaskan
dalam dua cara: (a) dengan membantu seseorang untuk mengembangkan kemampuan
dan minatnya; (b) dengan membantu seseorang untuk memperoleh pemahaman
tentang kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga dapat membuat pilihan yang
memuaskan.
3. Proses perkembangan karier pada dasarnya adalah pengembangan dan implementasi
konsep diri. Konsep diri adalah perpaduan antara kemampuan dasar yang diwariskan,
kesempatan untuk memainkan berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian
orang lain terhadap usaha memainkan peranan tersebut. Selama masa pendidikan,
sebelum seseorang benar-benar memasuki dunia kerja, seseorang sudah
membayangkan jabatan atau peranan yang kelak akan dilakukan dan ini merupakan
bagian daripada perkembangan konsep dirinya.
4. Proses kompromi antara faktor individu dan sosial, antara konsep diri dan realitas,
adalah permainan peranan dalam berbagai latar dan keadaan (pribadi, kelompok,
pergaulan, hubungan kerja). Karena dunia kerja sedemikian kompleks sifatnya dan
persyaratan masuk demikian sukarnya, maka kecil kemungkinannya untuk mencoba
benar-benar berpartisipasi dalam situasi pekerjaan yang nyata/realistis. Ini menuntut
perlunya pencocokan konsep diri dan tuntutan terhadap pekerjaan yang tawarkan
dalam situasi yang pada dasarnya abstrak.
5. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana individu dapat
menyalurkan kemampuan, nilai, minat, karakter kepribadian, dan konsep dirinya.
Selain itu, bergantung usaha pada jenis pekerjaan, situasi kerja, dan cara hidup di
mana individu bisa memainkan jenis peran pertumbuhan, dan eksplorasi pengalaman.
Individu yang menemukan kenikmatan dan kepuasan melakukannya karena posisi
yang dimiliki memungkinkan orang memainkan peranan yang dinilai cocok dan patut.
6. Kesuksesan dalam menghadapi tuntutan lingkungan dalam setiap tahap kehidupan
karir diberikan tergantung pada kesiapan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut
(kematangan karir).
Super mengidentifikasi kematangan karir sebagai kelompok karakteristik fisik, psikologis,
dan sosial yang merupakan kesiapan individu dan kemampuan untuk menghadapi dan
menangani masalah perkembangan dan tantangan. Kematangan karier adalah konstruksi
hipotetis. Penelitian awal Super (Studi Pola Karier) membahas konsep diri yang terkait
dengan karier atau masalah perkembangan vokasional. Super dan rekan kerja mencari cara
untuk mendefinisikan dan menilai konsep ini. Dari upaya ini muncul Inventori Perkembangan
Karier Super.
1. Tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep
diri.
Hubungan situasi kerja dengan peran individu harus dianggap dalam arti luas. Profesi dan
posisi manajerial yang lebih tinggi mungkin memberikan peluang terbesar, seperti yang
dilihat oleh kebanyakan orang, untuk kepuasan intrinsik yang berasal dari pekerjaan itu
sendiri. Tapi banyak individu mendapatkan kepuasan besar dari pekerjaan yang kelihatannya
membosankan dan monoton. Hal ini memberikan kesempatan untuk menjadi jenis orang yang
diinginkan, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, dan menganggap diri seperti yang
dipikirkan .
2. Bekerja dan pekerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyakan
orang, sedangkan bagi segolongan orang lagi yang menjadi titik pusat adalah hal lain,
misalnya pengisian waktu luang dan kerumahtanggaan.
BAB III KESIMPULAN
Keberhasilan seseorang dalam mengatasi masalah hidup di masa dewasanya
mempunyai pengaruh terhadap konsep dirinya dan melalui kehidupan seperti itulah
kepribadian seseorang terbentuk. Makin berhasil seseorang mengatasi masalah hidup pada
masa dewasa, maka konsep pribadinya akan makin menyenangkan dan rasa percaya dirinya
makin teguh, mantap, dan semakin tentram. Salah satu masalah yang paling banyak dihadapi
oleh orang dewasa adalah peranan yang dilakukan dalam kegiatan kantor maupun sosial.
Masalah utama dalam penyesuaian pekerjaan pada masa dewasa muda meliputi pemilihan
pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan, dan penyesuaian terhadap situasi kerja.
Sejauhmana keberhasilan pria dan wanita melakukan penyesuaian diri dapat dinilai dari
prestasi, perubahan pekerjaan secara sukarela dan kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan.
Selain itu penyesuaian keluarga dan pekerjaan khususnya pada masa dewasa awal sangatlah
sulit karena kebanyakan orang dewasa awal membatasi dasar-dasar karena adanya pembaruan
(newness) peran-peran dalam penyesuaian diri.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. (2003). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. (2011). Life Span Development. Jakarta: Erlangga.
Jangka, B. P., & psikososial Nilai, K. Peringkat Perkembangan Konsep Kendiri Mengikut
Pandangan Erikson.

Ingarianti, Tri Muji dan Ribut Purwaningrum. 2018. Teori dan Praktik Konseling Karier
Integratif. Bandung : Refika

Super, D.E. (1990). A life-span, life-space approach to career development. In D. Brown &
L. Brooks (Eds.) Career choice and development: Applying contemporary theories to practice
(2nd ed.), p. 216. San Francisco: Jossey-Bass

Danku, L. S., Apeletey, A. F., Aboagye, J., & Benyebaar, C. (2015). Assessing discipline
handling and grievance management procedure in educational service in Ghana. International
Journal of Academic Research in Progressive Education and Development, 4(1), 79-87.

Brown, D. 2007. Career Information, Career Counseling, Career Development (9th ed).
Boston: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai