Anda di halaman 1dari 16

Makalah Tes Kreativitas

Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Asesmen Individu Teknik Tes

Dosen Pengampu:

Reza Pahlevi M.Pd

Disusun Oleh :

Denti Valeri Kusumawardani (20010128)

Linda Febrianti (20010225)

Mardliyah Azda Putri Basyari (20010250)

Nenti Nurfajri (20010145)

Putri Mustika Pratama Sholeh (20010288)

Siti Nurul inayah (20010038)

Sena Septian Firmansyah (20010273)

Zahra Zakiya Aulia Hidayat (20010273)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidyah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan pokok bahsan “ Tes Kreativitas “.
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya dan kita selaku umatnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Tes. Ucapan terima kasih
penulis ucapakan kepada seluruh kelompok 9 yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan
makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah ini merupakan hasil dari tugas
mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang Tes Kreativitas.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar cara kelompok kepada
mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan penyusunan tugas
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi pedoman dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang

Bandung Barat , 24 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB 11 PEMBAHASAN

A. Tes Kreativitas ....................................................................................................3


B. Pengertian Tes Kreativitas ..................................................................................3
C. Ciri-ciri Anak yang Kreatif .................................................................................4
D. Jenis-jenis Tes Kreativitas ..................................................................................6
E. Kegunaan Tes Kreativitas ...................................................................................7
F. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas .............................................................8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................

KESIMPULAN ...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Setiap manusia pasti memiliki
kreativitas baik itu kreativitas dalam bidang seni ataupun keilmuan. Kreativitas adalah sebuah
kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diartikan, bahkan sulit untuk dijalankan dalam
kehidupan sehari-hari bagi yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran
bahwa kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat.
Kreativitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan suatu masalah atau
fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas
dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam belajar
kreativitas berperan penting untuk membantu individu agar semakin maju dalam belajar dan
menciptakan inovasi-inovasi baru agar belajarnya lebih mudah dipahami. Sedangkan dalam
pembelajaran, kreatif berperan penting membantu guru dan yang lainnya untuk lebih memahami
masalah siswa atau anak dalam belajar kemudian mengembangkan pembelajaran yang lebih baik
dan kreatif agar anak atau siswa cepat menangkap sesuatu, memahami apa yang diberikan,
mampu memecahkan persoalan, dan akhirnya dapat menjadi individu yang sangat kreatif.
Dalam prakteknya ternyata untuk menjadi seseorang yang kreatif sangatlah sulit. Hal ini
dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari dalam diri maupun luar diri. Untuk itu kita perlu
mengenali hal tersebut, sehingga dampak yang menghambat kreativitas dapat diminimalisir.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya penyusunan makalah yang berjudul “Tes
Kreativitas”. Penyususnan makalah tersebut bertujuan menambah wawasan serta pengetahuan
siswa terkait kreativitas yang dimiliki oleh individu itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tes kreativitas itu?
2. Apa saja ciri-ciri anak yang kreatif?
3. Apa saja jenis-jenis tes kreativitas?
4. Apa kegunaan dari tes kreativitas?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kreativitas?

1
Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian dan penjelasan tes kreativitas dari berbagai ahli
2. Dapat mengetahui ciri-ciri anak kreatif
3. Dapat memahami jenis-jenis dari tes kreativitas
4. Dapat mengetahui kegunaan tes kreativitas
5. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tes kreativitas baik dari dalam maupun
dari luar.

2
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Kreativitas


Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu
memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan,
kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang
baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Menurut buku Muhammad Ali dan Muhammad Asrori (2011:41) Baron mendefinisikan
bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru
disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur
yang telah ada sebelumnya. Guilford menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan
yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua cara berpikir yaitu berpikir
konvergen dan divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan
sesuatu dengan berpandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan berpikir
divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu
persoalan. Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara berpikir
divergen dari pada konvergen.
Sedangkan Utami Munandar menyimpulkan konsep kreativitas dengan pendekatan
Empat P, Yaitu: Pribadi, Proses, Produk, dan Pendorong. Yang pengertian definisinya sebagai
berikut:
1. Definisi Pribadi menjelaskan bahwa kreativitas muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck). Kreativitas merupakan
titik pertemuan yang khas antara 3 atribut psikologis: intelegensi, gaya kognitif,
kepribadian atau motivasi (Sternberg).
2. Definisi Proses menjelaskan bahwa kreativitas nampak di dalam cara menemukan
masalah, kesulitan, informasi yang salah, unsur-unsur yang salah, hingga menyampaikan
hasilnya.
3. Definisi Produk menjelaskan bahwa kreativitas menekankan unsur orisinalitas, kebaruan,
dan kebermaknaan. Barron dan Vernon menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Ditambahkan oleh
Haefele bahwa produknya tidak harus selalu baru tetapi kombinasinya. Munandar
menambahkan bahwa produknya harus mempunyai makna sosial.
4. Definisi Pendorong menjelaskan bahwa kreativitas menekankan pada faktor pendorong
internal yaitu diri sendiri dan eksternal, yaitu lingkungan sosial dan psikologis. Faktor
3
5. internal termasuk motivasi intrinsik (pendorong internal). Dan lingkungan sosial yang
kondusif (pendorong eksternal).
Dilihat dari bebagai pengertian krativitas di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan karya-karya baru yang dapat berwujud
imajinatif dan kreativitas juga dapat memahami kesenjangan atau hambatan dalam hidup
seseorang, karena orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara divergen dan
mengkomunikasikan karya-karyanya serta memodifikasi karya-karya yang baru lalu diterapkan
ke dalam suatu tindakan.
Sedangkan tes kreativitas itu sendiri adalah suatu tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan,
orisionalitas dan kerincian dalam berpikir serta untuk merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau
hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-
hasilnya.
B. Ciri-ciri Individu yang Kreatif
Menurut Guilford ciri-ciri orang yang kreatif terdiri dari:
1. Kelancaran: Kemampuan memproduksi banyak ide.
2. Keluwesan: Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam pendekatan jalam
pemecahan masalah.
3. Keaslian: Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinil sebagai hasil pemikiran
sendiri.
4. Penguraian: Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
5. Perumusan Kembali: Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara
yang berbada dengan yang sudah lazim.
Sedangkan menurut Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan ciri-ciri kreatif
yang secara umum dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Ciri-ciri pokok yang disebut dengan kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham,
pemecahan, cara baru, penemuan. Ciri-ciri pokok ini meliputi:
a. Kelincahan mental adalah: kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan,
konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya melihat hubungan
yang tidak biasa dari ide-ide.
b. Berpikir ke segala arah adalah: kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan lalu
menyebar ke sagala arah tidak hanya terfokus pada satu jawaban saja.
c. Fleksibilitas konseptual adalah: kemampuan untuk secara spontan mengganti cara
memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan. 4
d. Orisinalitas adalah: kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara
kerja yang tidak lazim, yang jarang, bahkan mengejutkan.
e. Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas, dari penyelidikan diketemukan
bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada
kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang lebih kompleks
dari yang sederhana. Akibatnya mereka dapat bertemu dengan gagasan-gagasan aneh
dan hal-hal baru dari pada orang-orang yang puas dengan yang mudah, aman dan
sederhana.
f. Latar belakang yang merangsang, orang-orang kreatif biasanya sudah lama hidup dalam
lingkungan orang-orang dapat menjadi contoh dan dalam suasana ingin belajar, ingin
bertambah tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang ditekuninya.
g. Kecakapan dalam banyak hal, para manusia kreatif pada umumnya mempunyia banyak
minat dan kecakapan dalam berbagai bidang.
2. Ciri-ciri yang memungkinkan dimana individu mampu mempertahankan ide-ide kreatif.
Ciri-ciri ini meliputi:
a. Kemampuan untuk bekerja keras.
b. Berpikir mandiri. Orang-orang kreatif memiliki ras individualitas yang kuat. Mereka
membuat keputusan sendiri, mereka percaya kepada daya pikir mereka, dan mereka
mempunyai pendapat sendiri.
c. Pantang menyerah. Orang-orang kreatif tidak mudah menyerah bila gagal. Mereka tetap
berisaha dan selalu mencoba lagi.
d. Mampu berkomunikasi dengan baik, orang-orang kreatif pada umumnya juga
komunikator-komunikator yang baik, mendalam, jelas, dan bagus. Karena untuk
mewujudkan impian, mereka harus menjelaskan perkara dan menyakinkan orang.
e. Lebih tertarik pada konsep dari pada segi-segi yang kecil
f. Memiliki tingkat keingintahuan yang cukup tinggi
g. Kaya humor dan fantasi. Mereka mampu mendapatkan dunia yang lebih luas dan penuh
dengan berbagai unsur menarik. Hal ini mendorong mereka makin terjun dalam
kegiatan-kegiatan kreatif dan ada saja yang dicipta.
h. Tidak segra menolak ide atau gagasan baru.
i. Arah hidup yang mantap. Orang-orang kreatif kebanyakan menampkan diri dalam diri
mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan dan arti hidup mereka. Motivasi
batin semacam itu dapat menjadi daya hebat untuk untuk membuat kemajuan.
5
3. Ciri-ciri sampingan. Hal ini tidak langsung berhubungan dengan dengan penciptaan atau
menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempengaruhi perilaku
orang-orang kreatif. Ciri-ciri ini tidak berhubungan dengan ciri-ciri orang kreatif tetapi ciri-ciri
ini merupakan akibat dari kekuatan kepribadian orang-orang kreatif dan situasi batin yang
diakibatkan oleh kreativitas. Ciri-ciri ini meliputi,
a. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. orang-orang kratif berpikir
sendiri dan mereka tidak mengambil pusing mengenai apa yang dipikirakan orang lain.
akibatnya mereka tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitar.
b. Kekacauan psikologis. Karena selalu berpikir yang tidak lazim dapat membawa mereka
ketengah kekacauan psikolgis dan dapat mengakibatkan keberantakan hidup.
C. Jenis-jenis Tes Kreativitas
Tes kreativitas memiliki sudut pandang penilaian yang berbeda dengan tes intelegensi.
Tes kreativitas mengukur kemampuan berfikir divergen dan tidak ada jawaban benar atau salah,
sedangkan tes intelegensi mengukur kemampuan berfikir konvergen. Tes kreatif dapat diukur
melalui beberapa pendekatan, yaitu pengukuran langsung dengan teknik tes dan pengukuran
tidak langsung dengan teknik non tes. Ada beberapa jenis tes untuk mengukur kreativitas
seseorang, antara lain:
1. Tes yang mengukur kreativitas secara langsung dengan teknik tes.
Sejumlah tes kreativitas telah disusun, diantaranya tes dari Torrance untuk mengukur
pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking : TTCT). Terdapat empat indikator berfikir
kreatif yang diukur melalui tes Torrance yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi.
Tes ini dapat digunakan mulai tingkat TK sampai Perguruan Tinggi yang mempunyai bentuk verbal
dan bentuk figural. Tes terbaru yang sudah diadaptasi untuk Indonesia, yaitu tes lingkaran (circles
test) dari Torrance. Tes ini pertama kali digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam
penelitian untuk disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan ukuran kreativitas
verbal dengan ukuran kreativitas figural. Kemudian tahun 1988 Jurusan Psikologi Pendidikan
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran, dan tes ini
kemudian disebut tes kreativitas figural.
2. Tes Kreativitas Verbal (TKV)
Secara operasional tes kreativitas verbal dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin
dari kelancaran, keluwesan, dan orisinal dalam berfikir. Tes kreativitas verbal disusun
berdasarkan model Struktur Intelek dari Guilford, dengan dimensi operasi berpikir divergen. Tes
kreativitas verbal terdiri dari enam sub-tes, yaitu permulaan kata, menyusun kata, membentuk
kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya.
6
3. Tes Kreativitas Figural (TKF)
Tes kreativitas figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Adapun
perbedaan penilaian tes kreativitas figural dengan verbal yaitu selain mengukur aspek
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas, tes kreativitas figural juga mengukur aspek elaborasi
yaitu menambahkan, melengkapi, atau mengembangkan suatu bentuk agar menjadi lebih variatif
dan menarik. Tes kreativitas figural merupakan tes dengan cara melengkapi, menambahkan atau
mengembangkan suatu bentuk melalui coretan-coretan yang berupa gambar. Tes ini dilakukan
dengan penyelesaian yang singkat sebagai contoh yaitu 10 menit, dapat diberikan dalam
kelompok dan materialnya sangat sederhana.
4. Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional, terdiri dari berbagai
dimensi, yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan
dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori,
seperti misalnya dimensi kognitif dari kreativitas berfikir divergen mencakup antara lain:
kelancaran, kelenturan dan orisinilitas dalam berfikir, kemampuan untuk merinci (elaborasi) dan
lain-lain. Tes ini diadaptasi dari “Creative Attitude Survey” yang disusun oleh Schaefer untuk
siswa SD dan SMP yang dilakukan dalam waktu 15 menit dengan pilihan jawaban ya atau tidak.
Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif
Ada beberapa tes yang digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian khusus,
diantaranya:
a. Tes mengajukan pertanyaan,yang merupakan bagian dari tes Torrance untuk berfikir
kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan berfikir.
b. Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak dari pengambilan risiko
terhadap kreativitas.
c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi untuk
ketidakteraturan, sebagai salah satu cirri kepribadian kreatif.
d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang mengidentifikasikan
diri dengan peran jenis kelaminnya. Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah
Ben Sex Role Inventory.
5. Pengukuran bakat kreatif secara tidak langsung dengan teknik non tes
Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur kreativitas dirancang
beberapa pendekatan alternatif.
a. Daftar periksa (Checklist) dan Kuisoner, alat ini disusun berdasarkan penelitian
tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif. 7
b. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan seseorang dimasa lalu.
Beberapa studi menemukan korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi
kreatif dimasa depan. Format yang paling sederhana meminta seseorang menulis
autobiografi singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas prilaku
kreatif.
6. Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif
Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu nampaknya merupakan teknik
yang paling absah, karena observer dapat mengamati secara langsung kegiatan yang
dilakukan oleh individu sehingga mengetahui tingkat kreativitas dari inidividu tersebut.
Tetapi pengamatan ini dapat memakan waktu dan dapat pula bersifat subyektif.
D. Manfaat dan Tujuan Tes Kreativitas
Ada 3 penggunaan utama untuk tes kreativitas, yaitu untuk mengidentifikasi siswa berbakat
kreatif, untuk tujuan penelitian, dan untuk tujuan konseling.
1. Identifikasi anak berbakat kreatif
Tes kreativitas sering digunakan untuk mengidentifikasi siswa berbakat kreatif untuk
program anak berbakat intelektual. Kebanyakan program anak berbakat berasaskan
bahwa siswa kreatif perlu diidentifikasikan dan kreativitas perlu diajarkan.
2. Penelitian
Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes kreativitas dalam
penelitian dapat digunakan dengan dua cara. Pertama, untuk mengidentifikasi orang-
orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-orang biasa. Kedua, tes
kreativitas dalam penelitian dapat digunakan untuk menilai dampak pelatihan kreativitas
terhadap kekreatifan peserta.
3. Konseling
Konselor atau guru BK di sekolah dasar dan menengah memerlukan informasi mengenai
seorang siswa yang dikirim karena sikapnya yang apatis, tidak kooperatif, kurang
berprestasi, atau karena masalah lain. Mungkin saja siswa itu sebetulnya kreatif, tetapi
tidak tahan akan pekerjaan rutin yang baginya membosankan, sikap guru yang otoriter
dan kurang memberikan kebebasan dalam ungkapan diri. Tes kreativitas dapat membantu
konselor, guru, orangtua, dan siswa sendiri untuk mengenali dan memahami bakat kreatif
siswa yang terpendam. Informasi ini memungkinkan guru untuk merancang kegiatan
yang menantang dan menarik bagi siswa kreatif.
8
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tes Kreativitas
Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi ini perlu
dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik
dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan
yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti
sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreativitas yang selanjutnya berkembang suatu kreasi yang
diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh
masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup
, masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk
menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu
itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk menjalankan kegiatan
secara kreatif. Untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas yang terdiri dari
faktor eksternal dan faktor internal yakni:
1. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk
mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
b. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat
menentukan kreatifitas berkembang.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang
tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
2. Faktor Internal
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreativitas. Anak laki-laki cenderung lebih
besar kreativitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal
ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak
laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani
mengambil resiko dibanding anak perempuan.
9
b. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreativitasnya. anak
yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak
yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih
menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreativitasnya mati.
c. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung
menunjukan tingkah kreativitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya
rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan
konflik sosial dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
d. Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan
pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya
dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif
dan kreativitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas tumbuh dan
berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.

Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas ke dalam


dua kelompok yaitu:

1. Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :


a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d. Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa,
mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan
dan mengomunikasikan.
f. kewibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas secara lebih
luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel
dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang
berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
g. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif daripada
anak laki-laki yang lahir kemudian) 10
h. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan, sekolah, dan
motivasi diri.
2. Faktor Penghambat Berkembangnya Kreativitas
a. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko, dan
upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui
b. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
c. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
d. Stereotip peran seks
e. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
f. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan
F. Kelebihan dan kekurangan Tes Kreativitas
Dalam tes kreativitas , landasan teori atau konstruk yang di gunakan sangat penting . Kelebihan
tes kreativitas adalah mampu mengungkap sebanyak mungkin informasi mengenai apa yang ingin
diketahui , dapat di berlakukan untuk jumlah subyek yang besar dan waktu yang singkat , indikator
kreativitas lebih operasional , spesifik dan terukur ,
Sedangkan kelemahannya adalah berbagai jenis tes kreativitas bertolak dari definisi , konstruk ,
dan indicator yang berbeda tentang kreativitas , skor tes kreativitas yang tinggi belum menjadi
jaminan bahwa seseorang mampu menampilkan kreativitas yang tinggi dalam kehidupan sehari –
hari .

11
BAB 111

PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan materi yang telah dibahas mengenai tes kreativitas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa tes kreativitas adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan pribadi seseorang dengan membedakan aspek kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan
kerincian dalam berpikir, sehingga dengan melakukan suatu tes kreativitas individu menjadi mengetahui
kemampuan baru yang ada pada dirinya yang sebelumnya tidak diketahui. Dengan diadakannya
serangkaian tes kreativitas akan memudahkan guru BK untuk mengetahui kemampuan khusus yang
dimiliki oleh siswa sehingga guru mampu mengarahkan serta memberikan dorongan untuk
mengembangkan kemampuan siswa. Guru harus menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap siswa .
Pada waktu tertentu guru harus memberi kebebasan pada siswa untuk melakukan sesuatu yang disenangi
oleh siswa, sehingga kreativitas dari masing-masing siswa akan terlihat dengan sendirinya.

Dengan demikian individu yang mampu mengembangkan kreativitasnya akan menghasilkan


suatu ketrampilan-ketrampilan baru, mampu mengembangkan diri lebih baik dalam kehidupan individu
itu sendiri, dan akan lebih percaya diri. Sebaliknya individu yang tidak mampu mengembangkan
kreativitas atau ketrampilan akan menunjukan sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga
menarik diri dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya. Dari pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kreativitas mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan manusia.
Karena individu yang dapat menyalurkan kreativitasnya akan mempunyai makna pada tahap
perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/362243316/Tes-Kreativitas

12
12

Anda mungkin juga menyukai