Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TES KREATIVITAS

Mata Kuliah : Instrumentasi Tes

Dosen : Maria Oktasari, M. Pd.

Kelompok 5

1. 201901500568 Lathif Budi Hadianto


2. 202001500037 Aniisa Salsabilah
3. 202001500058 Tirta Alif Nursyabana
4. 202001500062 Shelawaati
5. 202001500067 Baginda Try Wahyudi

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Program Studi Bimbingan dan Konseling

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah dengan pokok bahasan “Tes Kreativitas”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi Tes.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Maria


Oktasari, M. Pd., selaku dosen mata kuliah Instrumentasi Tes. Ucapan terima
kasih penulis ucapkan kepada seluruh anggota Kelompok 5 yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kelompok penyususn dan
para pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh


sebab itu kami menerima kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
makalah kedepannya.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Jakarta, 5 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

BAB I...........................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5

1.3 Tujuan......................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Pengertian Tes Kreativitas.......................................................................6

2.2 Kreativitas dan Dimensinya.....................................................................6

2.3 Tujuan Tes Kreativitas.............................................................................7

2.4 Jenis-jenis Tes Kreativitas.......................................................................8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat penting


dalam kehidupan. Kreativitas dapat menghantarkan seseorang kepada banyak
keuntungan dan manfaat, mulai dari kebutuhan pemenuhan hasrat kreatif
dalam jiwa, ketenangan, kebahagiaan, sampai dengan menuntun kepada
pencapaian karir dan mata pencaharian untuk menyambung hidup.
Kreativitas manusia mampu mengubah dan memperkaya dunianya dengan
penemuan-penemuan di berbagai bidang. Kreativitas memungkinkan
manusia untuk membuat dan memodifikasi sesuatu. Kemampuan ini
menimbulkan kepuasan dalam diri manusia Agar dapat mengembangkan
potensi kreativitas dalam diri individu dengan maksimal, maka melakukan tes
kreativitas merupakan salah satu hal dasar yang patut dilakukan.

Menurut Dacey Nurhidayah (2007), tes kreativitas atau


pengukuran kreativitas adalah dasar pertimbangan untuk mengukur bakat
kreatif anak untuk tujuan pengayaan, remedial, bimbingan kejuruan, evaluasi
pendidikan dan untuk mengkaji kreativitas pada berbagai tahap kehidupan.
Pendapat lainnya menurut Davis Damayanti (2008), yakni untuk identifikasi
bakat kreatif, penelitian, serta untuk keperluan bimbingan konseling.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka mahasiswa program studi


Bimbingan Konseling mempelajari tes kreativitas guna memahami tes
kreativitas yang menjadi salah satu alat instrumen tes untuk keperluan
pelayanan bimbingan dan konseling agar terlaksana asesmen yang akurat dan
terciptanya pelayanan yang tepat sasaran sehingga dapat membantu proses
pengembangan potensi peserta didik dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Tes Kreativitas


2. Kreativitas dan Dimensinya
3. Tujuan Tes Kreativitas
4. Jenis-jenis Tes Kreativitas
5. Penggunaan hasil tes kreativitas dalam bimbingan konseling

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Tes Kreativitas


2. Untuk mengetahui dan memahami Kreativitas dan Dimensinya
3. Untuk mengatahui dan memahami Tujuan Tes Kreativitas
4. Untuk mengatahui dan memahami Jenis-jenis Tes Kreativitas
5. Untuk mengatahui dan memahami Penggunaan hasil tes kreativitas dalam
bimbingan konseling
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tes Kreativitas


Tes kreativitas adalah suatu tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir divergen, dengan membedakan aspek
kelancaran, kelenturan, orisionalitas dan kerincian dalam berpikir serta untuk
merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang
kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis,
kemudian mengubah dan mengujinya lagi dan akhirnya menyampaikan hasil-
hasilnya.

2.2 Kreativitas dan Dimensinya

Menurut Munandar (2012), terdapat empat dimensi kreativitas, yaitu


pribadi (person), pendorong (press), proses (process), produk (product).
Adapun pembahasan dari masing-masing dimensi kreativitas tersebut adalah
sebagai berikut: 
a. Pribadi (person)
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam
interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan
orisinalisasi dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah
dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk inovatif. Oleh
karena itu pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-
bakat siswanya (jangan mengharapkan semua melakukan atau menghasilkan
hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama).
b. Proses (process)
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk
bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang anak untuk
melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, dengan membantu mengusahakan
sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam hal ini yang penting ialah
memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara
kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau
lingkungan.
c. Product (product)
Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang
menunjang, atau lingkungan yang memberi kesempatan atau peluang untuk
bersibuk diri secara kreatif maka diprediksikan bahwa produk kreativitasnya
akan muncul. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk
kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu
sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya
dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Hendaknya pendidik menghargai
produk kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain,
misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini
akan mengunggah minat bakat untuk berkreas.

d. Pendorong (press)
Bakat kreatif akan terwujud jika adanya dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri
(motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat
berkembang dalam lingkungan yang menunjang. Di dalam keluarga, di
sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus
ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu
atau kelompok individu.

2.3 Tujuan Tes Kreativitas

a. Identifikasi Anak Berbakat Kreatif

Dalam seleksi siswa kreatif untuk mendapatkan tingkat kepercayaan


yang tinggi, sebaiknya menggynakan dua sumber untuk mengukur kreativitas.
Misalnya dengan tes kreativitas, selain penilaian guru mengenai tingkat
kreativitas anak

b. Penelitian
Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes
kreativitas dalam penelitian dapat ddigunakan dengan dua cara: pertama untuk
mengidentifikasi orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan
orang-orang pada umumnya. Kedua tes kreativitas dalam penelitian dapat
digunakan untuk menilai dampak penelitian kreativitas terhadap kreativitas
peserta.

c. Konseling

Tes kreativitas dapat digunakan untuk bimbingan dan konseling siswa.


Konselor atau psikolog sekolah di SD atau sekolah menengah memerlukan
informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena problem sikap atau
masalah lain.

2.4 Jenis-jenis Tes Kreativitas

Tes kreativitas memiliki sudut pandang penilaian yang berbeda dengan tes
intelegensi. Tes kreativitas mengukur kemampuan berfikir divergen dan tidak
ada jawaban benar atau salah, sedangkan tes intelegensi mengukur
kemampuan berfikir konvergen. Tes kreatif dapat diukur melalui beberapa
pendekatan, yaitu pengukuran langsung dengan teknik tes dan pengukuran
tidak langsung dengan teknik non tes. Ada beberapa jenis tes untuk mengukur
kreativitas seseorang, antara lain:

1. Tes yang mengukur kreativitas secara langsung dengan teknik tes.

Sejumlah tes kreativitas telah disusun, diantaranya tes dari Torrance untuk
mengukur pemikiran kreatif (Torrance Test of Creative Thingking: TTCT).
Terdapat empat indikator berfikir kreatif yang diukur melalui tes Torrance
yaitu orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Tes ini dapat
digunakan mulai tingkat TK sampai Perguruan Tinggi yang mempunyai
bentuk verbal dan bentuk figural. Tes terbaru yang sudah diadaptasi untuk
Indonesia, yaitu tes lingkaran (circles test) dari Torrance. Tes ini pertama kali
digunakan di Indonesia oleh Utami Munandar (1977) dalam penelitian untuk
disertasinya Creativity and Education, guna membandingkan ukuran
kreativitas verbal dengan ukuran kreativitas figural. Kemudian tahun 1988
Jurusan Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
melakukan penelitian standarisasi tes lingkaran, dan tes ini kemudian disebut
tes kreativitas figural.

a. Tes Kreativitas Verbal (TKV)


Secara operasional tes kreativitas verbal dirumuskan sebagai suatu
proses yang tercermin dari kelancaran, keluwesan, dan orisinal dalam
berfikir. Tes kreativitas verbal disusun berdasarkan model Struktur
Intelek dari Guilford, dengan dimensi operasi berpikir divergen. Tes
kreativitas verbal terdiri dari enam sub-tes, yaitu permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama,
macam-macam penggunaan, dan apa akibatnya.
b. Tes Kreativitas Figural (TKF)
Tes kreativitas figural merupakan adaptasi dari Circle Test dari
Torrance. Adapun perbedaan penilaian tes kreativitas figural dengan
verbal yaitu selain mengukur aspek kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas, tes kreativitas figural juga mengukur aspek elaborasi yaitu
menambahkan, melengkapi, atau mengembangkan suatu bentuk agar
menjadi lebih variatif dan menarik. Tes kreativitas figural merupakan
tes dengan cara melengkapi, menambahkan atau mengembangkan
suatu bentuk melalui coretan-coretan yang berupa gambar. Tes ini
dilakukan dengan penyelesaian yang singkat sebagai contoh yaitu 10
menit, dapat diberikan dalam kelompok dan materialnya sangat
sederhana.

2. Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas

Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensional, terdiri dari


berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berfikir kreatif), dimensi afektif
(sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).
Masing-masing dimensi meliputi berbagai kategori, seperti misalnya dimensi
kognitif dari kreativitas berfikir divergen mencakup antara lain: kelancaran,
kelenturan dan orisinilitas dalam berfikir, kemampuan untuk merinci
(elaborasi) dan lain-lain. Tes ini diadaptasi dari “Creative Attitude Survey”
yang disusun oleh Schaefer untuk siswa SD dan SMP yang dilakukan dalam
waktu 15 menit dengan pilihan jawaban ya atau tidak.

3. Tes yang mengukur ciri kepribadian kreatif

Ada beberapa tes yang digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian


khusus, diantaranya:

a. Tes mengajukan pertanyaan, yang merupakan bagian dari tes Torrance


untuk berfikir kreatif dan dimaksudkan untuk mengukur kelenturan
berfikir.
b. Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukkan dampak dari
pengambilan risiko terhadap kreativitas.
c. Tes Figure Preference dari Barron-Welsh yang menunjukkan prefensi
untuk ketidakteraturan, sebagai salah satu cirri kepribadian kreatif.
d. Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan diri dengan peran jenis kelaminnya. Alat yang sudah
digunakan di Indonesia ialah Ben Sex Role Inventory.

4. Pengukuran bakat kreatif secara tidak langsung dengan teknik non tes

Dalam upaya mengatasi keterbatasan tes tertulis untuk mengukur


kreativitas dirancang beberapa pendekatan alternatif.

a. Daftar periksa (Checklist) dan Kuisoner, alat ini disusun berdasarkan


penelitian tentang karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.
b. Daftar pengalaman, teknik ini menilai apa yang telah dilakukan
seseorang dimasa lalu. Beberapa studi menemukan korelasi yang
tinggi antara “laporan diri” dan prestasi kreatif dimasa depan. Format
yang paling sederhana meminta seseorang menulis autobiografi
singkat, yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas prilaku
kreatif.
5. Pengamatan langsung terhadap kinerja kreatif

Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi tertentu nampaknya


merupakan teknik yang paling absah, karena observer dapat mengamati secara
langsung kegiatan yang dilakukan oleh individu sehingga mengetahui tingkat
kreativitas dari inidividu tersebut. Tetapi pengamatan ini dapat memakan
waktu dan dapat pula bersifat subyektif.

Anda mungkin juga menyukai