Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

KAITAN EVALUASI, ASESMEN, PENGUKURAN DAN TES


DENGAN PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Dosen Pengampu : Luh Ika Windayani, M. Pd

Oleh :

Sawitri (2011041003)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DHARMA ACARYA

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU


KUTURAN SINGARAJA

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wase karena
atas berkat dan rahmat-Nyalah makalah yang berjudul “Kaitan Evaluasi, Asesmen,
Pengukuran dan Tes dengan Pembelajaran dan Perkembangan Anak” dapat terselesaikan.
Tujuan penyusunan makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Anak Usia Dini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan


baik dari segi penyusunan kalimat, tata bahasa maupun materinya. Oleh karena itu, besar
harapan penulis dengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah tentang
“Kaitan Evaluasi, Asesmen, Pengukuran dan Tes dengan Pembelajaran dan Perkembangan
Anak” ini dapat memberikan manfaat maupun informasi sekaligus menambah waswasan para
pembaca.

Singaraja, 1 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Apa kaitan evaluasi, asesmen, pengukuran dan tes?................................. 7

2.2 Apa kaitan asesmen, evaluasi dengan pembelajaran dan

perkembangan anak? .................................................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 10

3. 2 Saran .................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan anak usia memegang peran penting dalam masa perkembangan
anak, karena pendidikan di PAUD merupakan pondasi awal bagi anak-anak sebelum
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Selain itu anak usia dini yang sering di sebut
dengan istilah masa golden age, yang mana pada usia 1 – 6 tahun inilah masa anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi sangat pesat, baik dari segi
perkembangan kognitifnya, agma dan moralnya, sosial emosionalnya, fisik motoriknya,
bahasa maupun seninya. Maka dari itu, perlunya anak-anak pada usia segini mendapatkan
pendidikan prasekolah, yang tentunya sebelum memasuki kejenjang pendidikan
selanjutnya. Sehingga dengan anak menempuh pendidikan di PAUD, maka dapat
membantu mengembangkan ke enam aspek perkembangan anak usia dini.
Dengan adanya tujuan dari pendidikan pada anak usia dini yaitu untuk
mengembangkan ke enam aspek perkembangan anak, maka tentu adanya sebua proses
dalam setiap pembelajaran yang di lakukan. Misalnya seperti penilaian, pengukuran
kemampuan anak, dan tes yang di lakukan untuk mengetahui kemampuan setiap anak.
Apakah anak sudah mulai berkembang ataupun tidak. Sehingga dalam hal ini kesiapan guru
dalam menyiapkan sebuah proses pembelajaran serta proses penilaian dan evaluasi yang
nantinya akan mengetahui perkembangan setiap anak didiknya. Di lihat dari proses
pembelajaran ini, maka perlunya evaluasi dalam setiap proses pembelajaran yang telah dan
belum terjadi, tentunnya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses
pembelajaran yang sudah di lewati. Selain itu, dengan adanya proses evaluasi dalam
kegiatan pembelajaran ini maka seorang guru ataupun pendidik dapat menyiapakan atau
menginovasi setiap pembelajaran yang sudah berlalu dengan hal yang lebih menarik
ataupun lebih relevan untuk membantu meningkatkan minat ataupun keinginan anak dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya sebelum mengenali atau memahami cara atau upaya
untuk mengevaluasi maupun tes dalam proses pembelajaran pada anak, maka perlunya
seorang pendidika memahami terkaitan antara evaluasi itu sendiri dengan asesmen,
pengukuran maupun tes dalam proses pembelajaran itu sendiri. Apakah ini saling
keterkaitan atau tidak dalam proses pembelajaran dan perkembangan pada anak, terutama
pada anak usia dini.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah di atas ini, maka dapat penulis rumuskan
permasalahan sebagi berikut:

1. Apa kaitan evaluasi, asesmen, pengukuran dan tes?


2. Apa kaitan asesmen, evaluasi dengan pembelajaran dan perkembangan anak?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan tentang kaitan antara evaluasi, asesmen pengukuran dan tes
2. Menjalesakan keterkaitan anatara asesmen dan evaluasi dengan pembelajaran dan
perkembangan anak

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, baik secara tioritis maupun praktis di antaranya:

1. Manfaat Teoritis
Makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang
evaluasi, asesmen, pengukuran, dan tes dengan kaitannya antara pembelajaran dan
perkembangan pada anak.
2. Manfaat Praktis
Pertama-tama harapannya bagi penulis dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengimplementasikan tentang evaluasi dan asesmen dalam pembelajaran dan
perkembangan pada anak. Sedangkan bagi pembaca di harapkan dapat memberikan
kontribusi terkait aspek evaluasi, asesmen, pengukuran dan tes dengan pembelajaran
dan perkembangan pada anak usia dini tentunya.

2
BABA II
PEMBEHASAN

2.1 Keterkaitan Antara Evaluasi, Asesmen, Pengukuran dan Tes

Ada empat konsep istilah yang perlu di kemukakan terlebih dahulu dalam
kaitannya dengan pembahasan evaluasi pembelajaran yakni tes, pengukuran, asesmen, dan
evaluasi. Keempat konsep tersebut saling terkait dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Kegiatan evaluasi perlu melibatkan ketiga kegiatan lainnya, yaitu tes,
pengukuran, dan penilaian.

a. Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan
pengajaran tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tes merupakan alat
ukur yang sering digunakan dalam asesmen pembelajaran disamping alat ukur yang lain.
Menurut Mardapi (Ghufron, A., & Sutama) menyatakan bahwa tes adalah sejumlah
pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap
aspek tertentu dari orang yang di kenai tes. Hasil tes biasanya digunakan untuk mengetahui
kemampuan belajar, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kegiatan
pembelajaran. Tes sebagai bagian dari kegiatan pengukuran dibedakan dari jenis
pengukuran lain (non tes). Salah satu aspek yang membedakan adalah “jawabannya”. Tes,
pada umumnya, menuntut jawaban “benar” atau “salah”. Sementara itu, non tes tidak
selalu dan sangat tergantung dari karakteristik aspek yang diukur.

b. Pengukuran

Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya


yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau
benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka, kegiatan pengukuran
merupakan bentuk kegiatan yang sering kali dilakukan sehari-hari. Tanpa adanya kegiatan
pengukuran, kita susah menentukan besaran atau kualitas suatu objek atau kegiatan.
Apabila kita ingin mengetahui keberhasilan suatu program maka dibutuhkan kegiatan
pengukuran. Kemajuan ilmu dan teknologi juga tidak bisa dilepaskan dari kegiatan

3
pengukuran. Pengukuran memegang peranan penting, baik dalam rangka pengembangan
ilmu dan teknologi. Selain itu, pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka
atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan peserta didik setelah
mencapai karakteristik tertentu. Menurut Guildford (Ghufron, A., & Sutama) pengukuran
adalah proses penetapan angka terhadap proses gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran
dalam kegiatan belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kuantitatif hasilnya
berupa angka sedangkan kualitatif hasilnya berupa pernyataan kualitatif misalnya
pernyataan sangat baik, baik, cukup, kurang. Zainul dan Noehi Nasoetion (Ghufron, A., &
Sutama) memberikan batasan pengukuran, yaitu merupakan pemberian angka kepada
suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang atau objek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Untuk menaksir prestasi siswa, guru melakukan
pengukuran dengan membaca apa yang dilakukan siswa (misalnya mengamati kinerja
mereka, mendengarkan apa yang dikatakan). Kemudian dari hasil pengukuran dapat
diambil keputusan tentang kondisi siswa misalnya dinaikkan, diluluskan, dan sebagainya.
Hasil pengukuran tersebut biasanya dinyatakan dengan score kuantitatif.

c. Asesmen

Asesmen merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan data tentang


kinerja seseorang untuk kepentingan pembuatan keputusan. Asesmen merupakan aspek
esensial dalam peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan. Penilaian (assessment)
adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
beragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang
ketercapaian kompetensi peserta didik. Oleh karena penilaian berfungsi membantu guru
untuk merencanakan kurikulum dan pengajaran, di dalam program belajar mengajar,
kegiatan penilaian membutuhkan informasi dari setiap individu dan atau kelompok peserta
didik serta guru. Guru dapat melakukan penilaian dengan cara mengumpulkan catatan yang
diperoleh melalui ujian, produk, observasi, portofolio, unjuk kerja serta data hasil interviu.
Sedangkan menurut Griffin dan Nix (Ghufron, A., & Sutama) penilaian adalah suatu
pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau
sesuatu. Pengertian penilaian berhubungan erat dengan setiap kegiatan belajar mengajar.
Ini menunjukkan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut hasil belajar saja tetapi
juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi
sekolah. Instrumen penilaian bisa berupa metode atau prosedur formal maupun informal,
untuk menghasilkan informasi belajar peserta didik. Proses penilaian dapat berbentuk tes

4
baik tertulis maupun lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah.
Penilaian juga dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Asesmen secara sederhana dapat di artikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran
untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu.

d. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan untuk menetapkan keberhasilan atau kualitas
suatu program atau kegiatan. Evaluasi dapat dikatakan suatu kegiatan identifikasi untuk
melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga
atau tidak berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi berhubungan erat dengan keputusan nilai (value judgement). Dalam dunia
pendidikan dapat dilakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, kebijakan pendidikan
sumber belajar tertentu atau etos kerja guru. Menurut Stufflebeam dan Shinkfield dalam
KTIPTK (Ghufron, A., & Sutama) evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang
manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan suatu evaluasi di dalamnya ada
kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, sehingga ada unsur judgement tentang
nilai suatu program, sehingga dalam proses evaluasi ada unsur subjektivitas. Menurut
Ornstein dan Hunkins, (Ghufron, A., & Sutama) di dalam evaluasi terkandung tiga
kegiatan, yaitu penetapan standar untuk menentukan kualitas kinerja, pengumpulan data
yang relevan, dan penerapan standar untuk menentukan kualitas kinerja. Ketiga aspek atau
kegiatan ini yang membedakan antara kegiatan evaluasi dibanding kegiatan lainnya. Tidak
ada kegiatan evaluasi jika tak ada standar. Evaluasi memerlukan standar, karena standar
akan menentukan batasbatas penerimaan atau penolakan minimal dari mutu kinerja.
Demikian pula, tanpa adanya bukti-bukti empirik suatu kegiatan atau objek hasil kegiatan
penilaian maka kegiatan evaluasi sulit dilakukan.

1. Keterkaitan Tes, Pengukuran, Asesesmen dan Evaluasi


Tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi suatu konsep yang berbeda sesuai
dengan peran dan fungsinya, akan tetapi keempat hal ini saling keterkaitan dalam proses
pembelajaran yang di laksanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam konsep
evaluasi termuat konsep asesmen, pengukuran, dan tes. Evaluasi dapat terlaksana
manakala telah dilaksanakannya kegiatan asesmen. Kualitas asesmen ditentukan oleh
kegiatan pengukuran, yang salah satu bentuknya adalah tes. Menurut Zainul dan Nasution
(Wulan, A. R.) hubungan antar tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi yaitu menurut

5
beliau bahwa evaluasi belajar baru dapat di lakukan dengan baik dan benar apabila
mengunakan informasi yang di peroleh melalui pengukuran yang mengunakan tes
sebagaai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat ukur
yang dapat di gunakan karena informasi tentang hasil belajar tersebut dapat pula di peroleh
tidak melalui tes, misalnya mengunakan alat non tes seperti observasi dan skala rating.
Dalam melaksanakan proses asesmen pembelajaran, guru selalu berhadapan
dengan konsep-konsep evaluasi, pengukuran, dan tes yang dalam penerapannya sering
dilakukan secara berbarenga. Sebab itu, dalam praktik ketiganya sering tidak dirasakan
pemisahannya, karena melakukan asesmen berarti telah pula melakukan ketiganya. Waktu
melaksanakan asesmen guru pasti telah menciptakan alat ukur berupa tes maupun nontes
seperti soal-soal ataupun kegiatan yang tentunya membantu anak dalam proses
pembelajaran, observasi proses pembelajaran dan sebagainya. Melakukan pengukuran,
yaitu mengukur atau memberi angka terhadap proses pembelajaran ataupun pekerjaan
siswa sebagai hasil belajar yang merupakan cerminan tingkat penguasaan terhadap materi
yang dipersyaratkan, kemudian membandingkan angka tersebut dengan kriteria tertentu
yang berupa batas penguasaan minimum ataupun berupa kemampuan umum kelompok,
sehingga munculah nilai yang mencerminkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Akhirnya diambillah keputusan oleh guru tentang kualitas proses dan hasil belajar. Dengan
demikian jelas hubungan antara ketiga pengertian tersebut dalam kegiatan asesmen
pembelajaran, meskipun sering dilakukan oleh guru secara bersamaan. Melakukan
asesmen selalu diawali dengan menyusun tes atau nontes sebagai alat ukur, hasil
pengukuran berupa angka bersifat kuantitatif belum bermakna bila tidak dilanjutkan
dengan proses penilaian dengan membandingkan hasil pengukuran dengan kriteria tertentu
sebagai landasan pengambilan keputusan dalam pembelajaran. Sebaliknya, penilaian
(penentuan kualitas) tidak dapat dilakukan tanpa didahului dengan proses pengukuran.
Contoh keterkaitan antara tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi sebagai
berikut misalnya seorang guru memberikan empat tugas kepada anak yaitu menempatkan
potongan Pouzzle mata, hidung, mulut dan telinga untuk di tempat pada gambar wajah
yang kosong. Dari aktifitas ini anak menempatkan mulut benar sesuai dengan posisinya,
akan tetapi menempatkan gambar bagian pouzzle mata anak sudah keliru, yang mana
gambar matanya terbalik. Demikian juga dengan gambar hidung yang mana penempatan
posisinya juga terbali, akan tetapi untuk penempatan gambar hidung sesuai dengan
posisinya sudah benar. Dari kegiatan yang di lakukan anak ini, maka kita sebagai seorang
guru dapat mengetahui bahwa tugas yang di kerjakan oleh anak benar dua dan salah dua.
6
Proses yang di lakukan guru pada saat itu adalah termasuk ke dalam tes, dengan begitu
jika guru sudah mengetahui anak benar dan salah berapa dalam penyelesaian tugasnya
maka itu dapat di katakan asesmen atau penilaian itu sendiri. Dengan demikian guru sudah
mengetahui hasil dari tes tersebut, maka langkah selanjutnya guru mengukur kemampuan
siswa dengan cara memberikan penilaian dengan cara membuat teks anedot atau deskripsi
seperti ini (anak belum berkembang, anak mulai berkembang, anak berkembang sesuai
harapan dan anak berkembang sangat baik). Langkah yang selanjutnya yaitu evaluasi
dengan mengetaui hasil dari perkembangan setiap anak maka guru sudah melakukan
evaluasi karena kriteria keberhasilan yang di gunkan yaitu 50% berada pada kategori
berkembang. Bila guru tidak membandingkan kriteria tersebut dengan kriteria lain maka
guru tidak melakukan evaluasi dan data tersebut tidak di gunakan sebagai evaluasi.

2.2 Kaitan Antara Asesmen, Evaluasi dengan Pembelajaran dan Perkembangan


Pada Anak
a. Konsep Pembelajaran

Definisi pembelajaran menurut Reigeluth yaitu bahwa pembelajaran


seperangkat komponen yang tertata dan menggambarkan suatu strategi terpadu seperti cara
mengurutkan ide, penggunaan tinjauan dan rangkuman, penggunaan contoh, latihan atau
praktek dan penggunaan langkah kegiatan untuk memotivasi anak. Dari batasan ini di
ketahui bahwa pembelajaran terdiri dari komponen-komponen yang saling berintraksi. Hal
ini di tegaskan oleh Kemp yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses
intraksi komponen pembelajaran secara logis untuk mencapai keberhasilan belajar.
Sedangkan menurut joyce dan Weil juga menekankan bahwa inti dari pembelajaran adalah
pengaturan lingkungan agar terjadi interaksi. Selanjutnya menurut Slavin bahwa
pembelajaran adalah seperangkat kegiatan atau peristiwa eksternal yang mempengaruhi
orang agar belajar.

Berdasarkan penjelasan menurut beberapa ahli di atas ini maka pembelajaran


adalah proses membelajarkan orang lain. Kegiatan pembelajaran di rancang agar anak
yang berada dalam kegiatan pembelajaran mau melakukan berbagai kegiatan belajar.
Melalui berbagai kegiatan belajar di harapkan anak akan memperoleh sejumlah
pengalaman. Anak menyentuh, merasakan, mencoba yang semua itu mengembangkan
sejumlah pengalaman. Selain itu, anak berlatih berbagai bentuk keterampilan yang

7
akhirnya mengaasah sejumlah keterampilan yang akan mengembangkan semua potensi
dirinya.

b. Kaitan Asesmen dan Evaluasi dengan Pembelajaran dan Perkembangan Anak

Asesmen memiliki dua kedudukan yaitu di akhir pembelajaran dan juga dasar
pembelajaran berikutnya. Untuk pembelajaran berlangsung asesmen di lakukan untuk
memperoleh data tentang bagaimana anak melakukan kegiatan belajar dan bagimana pula
keberhasilan anak mencapai indikator kompetensi. Sedangkan untuk pembelajaran
berikutnya asesmen memberi informasi tentang beberapa banyak anak yang sudah berhasil
mencapai indikator kompetensi. Hal ini penting untuk di gunakan sebagai dasar merancang
pembelajaran berikutnya khususnya dalam membantu anak yang belum berhasil mencapai
indikator perkembangan.

Assesmen kegiatan guru dalam mengamati, mengumpulkan dan menentukan


perkembangan yang telah dicapai anak dengan menggunakan teknik penilaian dalam
melihat aspek perkembangan anak yang telah dicapai dalam proses belajar mengajar.
Assesmen dilakukan bisa kapan saja yakni pada kegiatan pembuka, inti dan penutup
dengan memperhatikan tingkah laku yang ditampilkan anak. Berkaitan dengan waktu
pelaksanaan assesmen, penilaian pada perkembangan anak dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan. Tentunya sebagai seorang guru tentunya kita akan mengamati dari
proses sehari-hari anak melakukan kegiatan. Penilaian harian dilaksanakan setiap hari,
mulai dari anak datang sampai hingga pulang sekolah. Misalkan pada proses penilaian
yang mengembangkan seruh aspek perkembangan anak. Maka teknik yang seperti apa
yang dilakukan dalam penilaian yang bisa dipakai untuk mengetahui kinerja anak didik,
baik individu maupun kelompok. Teknik penilaian biasanya digunakan untuk melihat
sejauh mana perkembangan anak sudah meningkat atau menurun. Ada beberapa teknik
penilaian yang dapat digunakan guru dalam penilaian perkembangan anak misalnya
pemberian tugas atau berupa tes, selain itu bisa juga seperti observasi, unjuk kerja,
percakapan.

Selanjutnya kaitan antara asesmen dan evaluasi sendiri dengan pembelajaran


dan perkembangan anak yaitu dalam pembelajaran guru mengajar anak-anak yang mana
ada atas nama Bindu, Rendi, Cindi dan yang lainnya. Guru juga melakukan asesmen
kepada Leni, Bindu, Rendi, Cindi beserta yang lainnya. Setelah di lakukannya tes dalam

8
mengukur mengukur kemampuan siswa maka selanjutnya guru melihat data Leni, Bindu,
Rendi, Cindi, dan yang lainnya, hal ini sama seperti pada data yang tadi mengenai data
tentang tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi yang punya Andi tadi, sehingga guru
melanjutkan meganalisis data yang ada. Guru dapat menjumlah dan menghitung
persentase. Hasil perhitungan memberikan informasi beberapa persen anak yang
berkembang sangat baik, beberapa persen anak yang berkembang seusai harapan, ada pula
beberapa anak yang mulai berkembang, dan ada beberapa anak yang belum berkembang.
Sehingga hasil ini perhitungan ini di perlukan untuk menentukan pembelajaran berikutnya
dan menentukan upaya yang perlu di lakukan untuk anak secara individu. Bila perentase
terbesar berada pada anak yang mulai berkembang, tentu guru perlu merancang dan
melakukan pebelajaran yang bertujuan untuk embantu perkembangan anak yang mulai
berkembang. Sedangkan pada anak yang berkemang sesuai harapan, berkembang sangat
baik dan berkembang baik di upayakan melalui pendekatan individual. Berdasarkan
konsep perkembangan guru melakukan berbagai upaya untuk membantu anak
memaksimalkan perkembangannya.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini dapat penulis simpulakan sebagai berikut:
Tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi suatu konsep yang berbeda
sesuai dengan peran dan fungsinya, akan tetapi keempat hal ini saling keterkaitan
dalam proses pembelajaran yang di laksanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa di
dalam konsep evaluasi termuat konsep asesmen, pengukuran, dan tes. Evaluasi dapat
terlaksana manakala telah dilaksanakannya kegiatan asesmen. Kualitas asesmen
ditentukan oleh kegiatan pengukuran, yang salah satu bentuknya adalah tes. Menurut
Zainul dan Nasution (Wulan, A. R.) hubungan antar tes, pengukuran, asesmen, dan
evaluasi yaitu menurut beliau bahwa evaluasi belajar baru dapat di lakukan dengan baik
dan benar apabila mengunakan informasi yang di peroleh melalui pengukuran yang
mengunakan tes sebagaai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan
salah satu alat ukur yang dapat di gunakan karena informasi tentang hasil belajar
tersebut dapat pula di peroleh tidak melalui tes, misalnya mengunakan alat non tes
seperti observasi dan skala rating.

Berdasarkan penjelasan menurut beberapa ahli di atas ini maka


pembelajaran adalah proses membelajarkan orang lain. Kegiatan pembelajaran di
rancang agar anak yang berada dalam kegiatan pembelajaran mau melakukan berbagai
kegiatan belajar. Melalui berbagai kegiatan belajar di harapkan anak akan memperoleh
sejumlah pengalaman. Anak menyentuh, merasakan, mencoba yang semua itu
mengembangkan sejumlah pengalaman. Selain itu, anak berlatih berbagai bentuk
keterampilan yang akhirnya mengaasah sejumlah keterampilan yang akan
mengembangkan semua potensi dirinya. Asesmen di lakukan untuk memperoleh data
tentang bagaimana anak melakukan kegiatan belajar dan bagimana pula keberhasilan
anak mencapai indikator kompetensi. Sedangkan untuk pembelajaran berikutnya
asesmen memberi informasi tentang beberapa banyak anak yang sudah berhasil
mencapai indikator kompetensi. Hal ini penting untuk di gunakan sebagai dasar
merancang pembelajaran berikutnya khususnya dalam membantu anak yang belum
berhasil mencapai indikator perkembangan.

10
3.2 Saran

Penulis berharap para pembaca mulai dari kalngan remaja, mahasiswa


maupun pendidik dapat memahami uraian dari makalah yang telah di buat oleh penulis
ini. melalui hal ini penulis dapat mengetahui tentang keterkaitan anatra evaluasi,
asesmen, pengukuran dan tes dala proses pembelajaran. Penulis berharap para pembaca
dapat memahami bahwa keterkaitan tes, pengukuran, asemen dan evaluasi ini saling
keterkaitan dengan permbelajaran dan perkembangan pada anak.

Selain itu, penulis berharap pembaca dapat memahami tentang keterkaitan


asesmen dan evaluasi dengan pembelajaran dan perkembangan anak. Melalui hal maka
dapat membantu pendidik dalam memahami dan melaksanakan asesmen dan evaluasi
dalam pembelajaran

11
DAFTAR PUSTAKA

Ghufron, A., & Sutama, M. P. Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi, Peran dan Fungsinya
dalam Pembelajaran.

Khairiah, D. (2018). Assesmen Perkembangan Sosio-emosional Anak usia Dini. Al Athfal:


Jurnal Kajian Perkembangan Anak Dan Manajemen Pendidikan Usia Dini, 1(2), 1-22.

Poerwanti, E. (2015). Konsep dasar asesmen pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya.

Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan
pengukuran. Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Yus, Anita. (2019). Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini. Banten: Universitas Terbuka

12

Anda mungkin juga menyukai