Diterbitkan oleh :
Maknawi
Jl. K.H. Bukhori, Rt 01, Rw. 01, Pagelaran, Malang, Jatim
Email : maknawipress@gmail.com
No. Hp. : 081234451990
Dilarang memperbanyak atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial. setiap tindak pembajakan akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
pengutipan untuk kepentingan akadems, jurnalistik, dan advokasi diperkenankan.
EVALUASI
ASSESSMENT &
EVALUASI
b. Portofolio
Woolfolk (2009:474) menyatakan konsern
dengan asesmen autentik telah berkembangnya
beberapa pendekatan yang didasarkan pada
tujuan/performance in context atau performance
assesment (asesmen kinerja) yaitu segala bentuk
asesmen yang menuntut siswa untuk
melaksanakan sebuah aktivitas atau
menghasilkan sebuah produk untuk
mendemonstrasikan pembelajaran. Protofolio
dan exhibition (pameran hasil karya) adalah dua
pendekatan asesmen yang membutuhkan
performance in context. Dengan pendekatan ini,
sulit untuk mengatakan dimana instruksinya
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan
proses pengumpulan data dengan menggunakan
alat indra. Data yang direkam perlu segera dicatat
atau direkam. Dalam rangka penelitian, observasi
dilakukan dengan bantuan perekaman atau
pencatatan secara sistematik gejala-gejala
tingkah laku yang tampak. Pada dasarnya,
1. Pengumpulan Data
Ketika mengumpulkan data, guru anak usia dini
hendaknya secara berkesinambungan
mengumpulkan semua hasil karya anak dari berbagai
teknik asesmen yang digunakan. Selanjutnya
diproses sehingga didapat hasil asesmen secara
komprehensif. Hasil asesmen ini dilaporkan kepada
orang tua sebagai bentuk laporan perkembangan
anak usia dini selama mengikuti kegiatan.
2. Verifikasi Data
Pada langkah ini, guru anak usia dini melakukan
verifikasi terhadap data yang dikumpulkan. Verfikasi
dimaksudkan untuk mempersiapkan data sehingga
siap untuk diolah. Verifikasi data dilakukan terhadap
masing-masing aspek perkembangan anak usia dini.
Dengan demikian, guru anak usia dini memiliki hasil
asesmen yang siap diolah dan dianalisis (Sujiono
2010:214).
4. Penafsiran Data
Pada kegiatan ini, Sujiono (2010:214)
menjelaskan penilaian melakukan penafsiran data
yang telah diolah sesuai dengan kebutuhan.
2. Pendekatan-pendekatan Asesmen
a. Standardized Test (Tes-tes yang terstandar)
Standardized test yaitu tes yang diberikan
biasanya ditingkat nasional, dibawah kondisi-kondisi
yang seragam dan di nilai menurut prosedur yang
d. Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen (formatif)
yang tidak dinilai, yang mengumpulkan informasi
dari banyak sumber untuk membantu guru membuat
keputusan. Beberapa contoh asesmen informal adalah
observasi siswa, tanya jawab/percakapan, dan
penilaian diri sendiri
a. Pengumpulan Data
------------------------------------------------------------,
(2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak. Jakarta: Indeks.
Usia : ......................................
Kelompok : Bermain
B = Berkembang (2)
K = konsisten (3)
1. Pengembangan
Fisik/ Bodily/
kinestetic:
1.1. Motorik
Kasar Dapat berlari dengan cepat
Dapat berjalan lurus dengan
membawa gelas berisi air
Dapat bermain dengan bola:
menangkap dan melempar
Dapat melakukan gerak senam
sederhana dengan mengikuti
irama lagu
Dapat menirukan gerakan melalui
senam fantasi sesuai irama lagu
1.2. Motorik Dapat meremas kertas untuk
Halus membuat suatu karya
Dapat mengoles mentega pada
roti
Dapat menggunakan benda
dengan benar sesuai dengan
fungsinya
Dapat menjahit alas makan
2. Perkembangan
Perilaku:
2.1. Interpers Dapat menunjukkan rasa sayang
onal pada anggota keluarga
Dapat mengenal sikap dan sifat
yang baik dari anggota keluarga
Dapat menunjukkan empati pada
orang lain
Dapat sabar menunggu giliran
2.2. Intrapers Dapat menunjukkan rasa percaya
onal diri saat mengerjakan tugas
Dapat melakukan kegiatan sendiri
Dapat menggunakan toilet
Dapat mengenal dan mengikuti
aturan
Dapat berdisiplin melalui kegiatan
sehari-hari
.....................................................................................................
.................................................................................
(...............................) (...............................)
Deskripsi:
Raung kelas di desain berbeda dari biasanya, meja dan kursi makan
diletakkan dan sisusun di ruang bermain, hal ini memberi kesan yang
Kode: CL6/M2H1 berbeda dan membuat anak-anak bertanya-tanya.
Shafa: “Ada apa sih bu...ko mejanya disini?, kita mau ngapain bu
Dwi?” (kelancaran, kelenturan )
Ibu guru menjelaskan bahwa hari ini akan ada kegiatan fun cooking,
Minggu ke: 2 anak-anak menyambut dengan antusias.
Karin: aku mau bikin sendiri, nanti bikin jadi muka macan (elaborasi)
Hari/Tanggal
Zahra: aku juga mau buat sendiri (kelancaran, kelenturan )
Refleksi:
Saat kegiatan berlangsung sangat terlihat kreativitas masing-masing anak, hal ini menunjukkan bahwa
suasana belajar seperti ini mampu memotivasi anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, daya
kreativitas, kemandirian dan memiliki inisiatif (B2, 2.1. Erik Erikson dalam Dodge dan Colker)
Deskripsi:
Pagi ini udara cukup cerah, anak-anak terlihat ceria datang dismabut
oleh bu Dini dan bu Dwi. Setalah anak-anak bermain, bu Dwi meminta
anak-anak membentuk kereta api dan melewati gerbong (bu Dwi dan
bu Iyah menjadi gerbongnya untuk memasuki kelas). Kegiatan hari ini
dimulai dengan berdoa bersama. Setelah morning meeting, bu guru
mengajak anak-anak ke dramatic play area, di area ini sudah disiapkan
Kode: CL7/M2H2 tiga minuman dengan tiga warna (merah, hijau dan hitam). Anak-anak
diminta mencicipi setiap minuman tersebut dan menyebutkan
warnanya. Setelah kegiatan ini, bu Dwi memperlihatkan cara membuat
susu, bahan-bahan telah disipakan di atas meja (air, susu, gelas dan
sendok). Bu Dwi mendemonstrasikan cara membuat susu. Anak-anak
Minggu ke: 2
terlihat mendekat dan ingin mencoba, “bu guru ini boleh diminum ya?
Dirumahku juga ada bu guru” (kelenturan, kelancaran )
Shafa: “aku mau buat susu sendiri bu, aku di rumah suka bantuin
Hari ke: 2
mama buat susu” (kelenturan). Setalh anak-anak dipersilahkan duduk
di kursi yang telah dipersiapkan, ibu gru membagikan susu yang telah
dibawa anak dan mempersilahkan anak-anak untuk membuat susu
sendiri.
Hari/Tanggal
Hana: menuangkan air terlalu banyak, susunya tumpah dan
tumpahannya dimainkan.
Rabu, 15 Februari 2006 Dimas: tidak mau minum susu kalau tidak di dot
Refleksi:
Guru menjelaskan secara detail bagaimana proses membuat susu (cara menuangkan, mengaduk), guru juga
menjelaskan tentang sebab akibat (jika menuangkan air kebanyakan, maka akan tumpah dan lain-lain). Hal
ini akan menambah pengalaman anak dan mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari secara sederhana.