Anda di halaman 1dari 101

EVALUASI PEMBELAJARAN

ANAK USIA DINI

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd


Dr. Ahmad, M.Pd

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | i


Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini
Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd, dan Dr. Ahmad, M.Pd 2019

@All Right Reserved


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Tata Letak : Imron Haqiqi


Cover : Maknawi Creative

Cetakan I, Mei 2019


VI + 95 hlm.; 13 x 19 cm.
ISBN : 978-602-5699-64-1

Diterbitkan oleh :
Maknawi
Jl. K.H. Bukhori, Rt 01, Rw. 01, Pagelaran, Malang, Jatim
Email : maknawipress@gmail.com
No. Hp. : 081234451990

Dilarang memperbanyak atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial. setiap tindak pembajakan akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
pengutipan untuk kepentingan akadems, jurnalistik, dan advokasi diperkenankan.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | ii


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan buku ajar dengan judul
“Metode Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini”
ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa semangat,
doa, dan dukungan dari berbagai pihak sangatlah
berperan dan membantu dalam penyelesaian
penulisan buku ajar ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Muhammad Adib, M.Ag, selaku Dekan Rektor
Institut Agama Islam Al-Qolam Gondanglegi
Malang.
Mudhofar, S.Ag, S.Pd, M.A, selaku Dekan
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Al-Qolam
Gondanglegi Malang.
Norma Ita Solichah, S.T, M.Pd, selaku kepala
Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
(PGRA) Institut Agama Islam Al-Qolam
Gondanglegi Malang.
Segala upaya telah dilakukan untuk menulis dan
menyusun buku ajar ini, namun penulis menyadari
bahwa buku ajar ini masih banyak kekurangan
sehingga saran dan masukan yang positif sangat

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | iii


diharapkan demi penyempurnaan di masa yang akan
datang.
Malang, Juni 2019

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd


NIDN. 2105038801

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | iv


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................... iii

DAFTAR ISI .................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ............................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................. 5


A. Hakekat Asesmen ............................................... 6
1. Keterkaitan Antara Penilaian (Evaluasi),
Penilaian (Asesmen), Pengukuran dan Tes ... 6
2. Pengertian Asesmen Perkembangan Anak.... 10
3. Pentingnya Asesmen Bagi Perkembangan Anak
Usia Dini ...................................................... 13
4. Tujuan Asesmen Perkembangan Anak ......... 15
5. Kegunaan Asesmen Perkembangan Anak .... 18
6. Fungsi Asesmen Perkembangan Belajar Anak
Usia Dini ...................................................... 20
7. Subjek dan Sasaran Asesmen Perkembangan
Belajar Anak Usia Dini................................. 21
8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Asesmen
Dalam Kegiatan Pelaksanaan Program Anak Usia
Dini............................................................... 36
B. Pendekatan-pendekatan Asesmen ....................... 39
1. Standardized Test (Tes-tes Yang Terstandar) 39
2. Calssroom Assessment (Penilaian Kelas) ..... 40
3. Alternative Assessment (Alternatif Asesmen) 42
4. Asesmen Informal ........................................ 51
C. Melaporkan Hasil Asesmen ............................... 68
1. Pengumpulan Data........................................ 69

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | v


2. Verifikasi Data ............................................. 70
3. Pengolahan Data ........................................... 71
4. Penafsiran Data............................................. 71
5. Pelaporan Asesmen Perkembangan Anak ..... 74
BAB III PENUTUP......................................... 77
A. Kesimpulan ........................................................ 78
1. Hakekat Asesmen ......................................... 78
2. Pendekatan-pendekatan Asesmen ................. 79
3. Melaporkan Hasil Asesmen .......................... 82
B. Penutup .............................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................... 86
Lampiran ......................................................... 88

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | vi


BAB I
PENDAHULUAN

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 1


Pendahuluan

Kegiatan evaluasi merupakan suatu kegiatan


yang harus selalu dilakukan sepanjang proses
pembelajaran, dimanapun, kapanpun dan oleh
siapapun. Hampir setiap guru melakukan hal tersebut
dikelasnya masing-masing, tetapi tidak semua guru
mampu melakukan kegiatan evaluasi sebagaimana
seharusnya sehingga hasilnyapun sesuai dengan
tujuan yang menjadi tolak ukur dari suatu kegiatan
pembelajaran (Sujiono 2010:200).

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 2


Evaluasi pembelajaran ataupun evaluasi
perkembangan yang dilaksanakan pada pendidikan
anak usia dini umumnya diperlukan untuk mengukur
kemampuan anak dan mengukur ketercapaian
program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya hasil
dari suatu kegiatan evaluasi akan dijadikan acuan
dalam menyusun kegiatan belajar selanjutnya.
Sujiono (2010: 200) juga menjelaskan kendala
yang seringkali dihadapi oleh guru adalah
ketidaktepatan dalam melakukan kegiatan evaluasi
akibat kurangnya pemahaman tentang proses
mengevaluasi dengan pendekatan, metode dan teknik
asesmen dalam pembelajaran. Kenyataan lainnya
adalah evaluasi yang dilakukan lebih banyak bersifat
kuantitatif dengan angka-angka atau huruf yang
digunakan untuk me’label’ kemampuan anak diakhir
kegiatan pembelajaran, padahal untuk menilai
perkembangan anak usia dini tidak cukup dengan
penilaian kuantitatif karena anak usia dini memiliki
karakteristik perkembangan yang unik dan pesat
sehingga evaluasi proses yang dilakukan sepanjang
kegiatan pembelajaran sebenarnya lebih diperlukan.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 3


Berdasarkan hal tersebut diatas, maka berikut ini
akan dipaparkan tentang hakikat asesmen, sejumlah
pendekatan asesmen untuk anak usia dini dan jenis-
jenis asesmen dalam pendidikan anak usia dini serta
cara menginterpretasikan asesmen anak usia dini
yang di deskripsikan dalam pembahasan berikut ini.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 4


BAB II
PEMBAHASAN

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 5


A. Hakikat Asesmen

1. Keterkaitan Antara Penilaian (Evaluasi),


Penilaian (Assesment), Pengukuran dan Tes
Ada beberapa kata yang selalu terkait dengan
penilaian diantaranya yang paling sering muncul
yaitu pengukuran (measurement), penilaian
(evaluation), penilaian (assesment) dan pengujian
(test). Kata assesment belakangan ini banyak
digunakan. Dalam pembelajaran keempatnya sering
kali diartikan sama. Sebenarnya keempatnya
mempunyai arti yang berbeda-beda. Tetapi

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 6


keempatnya kata saling berkaitan terutama bila
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Woolfolk (2009:410), menyatakan pengukuran
adalah evaluasi yang diterjemahkan ke dalam istilah-
istilah kuantitatif atau deskripsi numerik. Sedangkan
asesmen adalah istilah lebih luas yang digunakan
untuk mendeskripsikan proses mengumpulkan
informasi tentang pembelajaran siswa. Mengetahui
bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran siswa
baik melalui tes-tes formal atau melalui cara-cara
asesmen yang kurang formal.
Kata evaluasi, assessment, pengujian dan
pengukuran dapat dinyatakan bahwa keempatnya
merupakan kata yang memiliki konsep sendiri-
sendiri. Konsep masing-masing kata memiliki
keterkaitan antara satu dan lainnya. Sehingga dapat
digambarkan sebagai berikut:

Keterkaitan antara evaluasi, asesmen, testing dan pengukuran

EVALUASI

TESTING ASSESSMENT PENGUKURA


N

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 7


Penilaian (evaluasi) menurut Gardner (2002)
dalam Yus (2011: 39) bahwa penilaian merupakan
upaya memperoleh informasi mengenai keterampilan
dan potensi diri individu dengan dua sasaran.
Pertama, memberikan umpan balik yang bermanfaat
kepada individu yang bersangkutan. Kedua, sebagai
data yang berguna bagi masyarakat yang ada
disekitarnya.
Menurut Purwanto dalam Sujiono (2010:200)
menjelaskan bahwa kegiatan penilaian merupakan
suatu proses merencanakan, memperoleh data dan
menyediakan informasi yang diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif bagi mengambil
assesmen. Dalam paparan selanjutnya istilah
assesmen akan ditukarpakaikan dengan istilah
penilaian atau evaluasi.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 8


Sujiono (2010:200) menyatakan bahwa penilaian
perkembangan anak pada pembelajaran anak usia
dini pada dasarnya lebih tepat disebut dengan istilah
asesmen perkembangan. Seperti ditegaskan Jamaris
(Sujiono, 2010:200) menjelaskan bahwa asesmen
pada pendidikan anak usia dini merupakan suatu
proses kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil
belajar yang berkaitan dengan perkembangan anak
usia dini.

Asesmen sebagai bagian integral dari pengajaran,


asesmen prapelajaran, selama pelajaran, dan
pascapelajaran harus integral dengan pengajaran.
Sebagian besar asesmen prapelajaran melibatkan
observasi informal yang membutuhkan interpretasi.
Latihan yang terstruktur juga bisa digunakan dalam
asesmen prapelajaran. Asesmen formatif adalah
observasi yang bergerak dengan cepat dan
pemantauan yang berlangsung selama pelajaran.
Asesmen sumatif atau assesmen formal adalah
asesmen setelah pelajaran usai. Biasanya asesmen ini

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 9


melibatkan jenis assesmen yang lebih formal, seperti
tes. (Santrock, 2009: 402).

2. Pengertian Asesmen Perkembangan Anak


Asesmen dalam pembelajaran pendidikan anak
usia dini adalah suatu proses pengamatan,
pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya
siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya
tersebut (Grace dan Shore, 1991; Kumano, 2002
dalam Suyanto, 2005:189).
Aseemen perkembangan merupakan proses yang
sistematik, metode yang berkesinambungan dalam
mengobservasi individual anak dan keunikan
perkembangan mereka. Proses tersebut meliputi hal
sebagai berikut (NAEYC, dalam Catron & Allen,
1999:159):
a. Koleksi catatan perkembangan yang dapat
dicatat melalui teknik observasi.
b. Metode yang secara langsung, observasi yang
objektif dalam kemampuan dan perilaku yang
spesifik dalam setiap domain perkembangan.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 10


c. Dokumentasi dari keunikan dan
perkembangan individual dari masing-
masing anak dengan menggunakan komentar,
anekdot, dan sampel kerja.
d. Sistem komunikasi dengan orang tua, dalam
berbagi tentang kekuatan anak dan
mengidentifikasi area yang diperhatikan. Dan
untuk mendiskusikan tingkat perkembangan
selanjutnya.
e. Mekanisme yang bermanfaat untuk menilai
keefektivitasan program dan untuk
meningkatkan program yang telah
direncanakan.
Sujiono (2010: 200) menyatakan dalam dunia
pendidikan asesmen dimaknai sebagai suatu proses
yang sistematis tentang pengumpulan,
penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan
tentang informasi yang dikumpulkan. Pengertian
tersebut memiliki arti bahwa asesmen bukanlah suatu
hasil, melainkan suatu proses yang dilakukan secara
sistematis. Proses-proses tersebut dimulai dengan
mengumpulkan data atau informasi, kemudian

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 11


menganalisis, menafsirkan, dan memberikan
keputusan tentang data atau informasi yang
dikumpulkan.

Proses yang terdapat dalam asesmen merupakan


proses yang berkelanjutan. Kegiatan asesmen
bukanlah dilakukan pada akhir kegiatan, tetapi
merupakan hal yang cukup penting adalah membuat
informasi dari hasil asesmen menjadi lebih
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Pernyataan ini didukung oleh Brondinsky dalam
Decker dan Decker (Sujiono, 2010:201) bahwa
pelaporan merupakan aspek penting dari program
anak usia dini yang juga melibatkan orangtua agar
mereka menjadi lebih bertanggungjawab terhadap
perkembangan anaknya. Pelaporan ini dapat
berbentuk narasi dan bukan sekedar check list atau
angka-angka yang kurang berarti.

Sebagai kesimpulan, Sujiono (2010:201)


menyampaikan asesmen perkembangan anak usia
dini adalah suatu proses yang sistematik meliputi
pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 12


pemberian keputusan tentang perkembangan anak
usia dini. Asesmen perkembangan anak usia dini
dilaksanakan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan perkembangan anak usia dini yang
terjadi sebagai akibat adanya kegiatan yang
diberikan.

3. Pentingnya Asesmen Bagi Perkembangan


Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
bentuk awal pendidikan sekolah yang menyediakan
berbagai program belajar. Program-program ini
dimaksudkan untuk membantu anak mencapai
pertumbuhan dan perkembangan diri yang optimal.
Untuk itu, program yang telah dirancang direalisasi
ke dalam kegiatan belajar.
Komponen penilaian dalam pembalajaran antara
lain berfungsi untuk memberikan informasi tentang
rancangan pembelajaran yang digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran. Untuk menjelaskan
keterkaitan antara komponen penilaian dengan
komponen lainnya dalam kegiatan pelaksanaan

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 13


program pendidikan anak usia dini. Penilaian
digunakan sebagai patokan untuk pengambilan
keputusan. Keputusan tersebut berkaitan dengan
individu atau anak, program atau kurikulum dan
sekolah secara keseluruhan. Dengan penilaian dapat
diperkirakan seorang siswa mengalami kesulitan
belajar atau tidak. Nilai yang diberikan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya
orang tua, guru, dan anak sendiri. Bagi orang tua
diharapkan dapat menentukan langkah atau upaya
apa yang dapat dilakukan dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru
sebagai masukan dalam merancang kegiatan belajar
selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak sendiri
sebagai dorongan atau motivator dalam
mengembangkan diri berikutnya.
Keterkaitan Antar Komponen Pembelajaran
KOMPETENSI/
KEGIATAN

TEMA/ KONTEN MEDIA &


KEGIATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN

ASSESSMENT &
EVALUASI

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 14


NAEYC dalam Beaty (2010:6) memberikan
pernyataan tentang alasan spesifik mengenai
pentingnya asesmen untuk anak usia dini, yaitu:
a. Membuat keputusan mengenai pengajaran
dan pembelajaran.
b. Mengidentifikasi kekhawatiran yang
mungkin memerlukan intervensi yang
difokuskan untuk masing-masing anak.
c. Membantu meningkatkan program intervensi
pendidikan dan perkembangan mereka.

4. Tujuan Asesmen Perkembangan Anak


Secara umum Penilaian dilakukan untuk
mengkomukasikan informasi yang berarti tentang
pembelajaran atau prestasi seorang siswa (Butler dan
McMum, 2006; Taylor & Nolen, 2005, dalam
Santrock 2009: 384). Dalam proses ini, nilai
mempunyai empat tujuan dasar (Airasian, 2005)
adalah:

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 15


a. Administratif. Nilai membantu menentukan
peringkat kelas siswa harus dinaikkan ke
tingkat yang berikutnya.
b. Informasional. Nilai bisa digunakan untuk
berkomunikasi dengan siswa, orang tua, dan
yang lainnya (seperti petugas penerimaan
untuk pendidikan sekolah yang berikutnya)
tentang pekerjaan seorang siswa. Nilai
mewakili kesimpulan keseluruhan guru
tentang seberapa baik seorang siswa
memenuhi tujuan dan target pembelajaran.
c. Motivasional. Banyak siswa bekerja lebih
keras karena mereka termotivasi secara
ekstrinsik oleh keinginan untuk nilai yang
tinggi dan rasa takut akan nilai yang rendah.
d. Bimbingan. Nilai membantu siswa, orang tua,
dan konselor untuk memilih mata pelajaran
serta tingkat pekerjaan yang sesuai untuk
siswa. Nilai memberikan informasi tentang
siswa mana yang membutuhkan jasa khusus
dan tingkat pendidikan masa depan apa yang
kemungkinan besar bisa ditangani oleh siswa.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 16


Sedangkan Sujiono (2010,201) menjelaskan
lebih spesifik tujuan assesmen perkembangan anak
sebagai berikut:

a. Mendeteksi perkembangan dan arahan dalam


melakukan penilaian diagnostik, yang
meliputi deteksi tentang status kesehatan
anak usia dini, kepekaan indera, bahasa,
motorik kasar, motorik halus, dan
perkembangan sosial-emosional
b. Mengidentifikasi minat dan kebutuhan anak
usia dini,
c. Menggambarkan kemajuan perkembangan
dan belajar anak usia dini,
d. Mengembangkan kurikulum,
e. Memperbaiki dan mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan anak usia dini,
dan
f. Mengasesmen program dan lembaga
(akuntabilitas program dan lembaga)

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 17


5. Kegunaaan Asesmen Perkembangan Anak
Hasil asesmen perkembangan anak usia dini
dapat digunakan untuk:

a. Untuk Kegunaan Adminsitratif


Hasil asesmen perkembangan anak menurut
Sujiono (2010:201) dapat digunakan untuk:

1) Laporan perkembangan dari berbagai


bidang pengembangan, yaitu kognitif,
bahasa, fisik/motorik, sosial dan emosial,
perilaku (pembiasaan moral dan siap
beragama, disiplin). Selain itu juga
digunakan untuk mengetahui minat, dan
kecakapan khusus,
2) Sebagai laporan tertulis untuk orang tua
tentang perkembangan anak, serta
3) Digunakan untuk memberikan laporan
secara periodik tentang kemajuan
lembaga pada pihak-pihak terkait.
b. Untuk Kegunaan Kegiatan Pembelajaran
Hasil asesmen perkembangan anak dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 18


atau kegiatan belajar dan bermain, yakni
dalam hal:

1) Memberikan data yang dapat digunakan


untuk memperbaiki dan mengembangkan
pembelajaran.
2) Mengidentifikasi perkembangan anak
selama mengikuti pembelajaran.
c. Untuk Kegunaan Diagnostik
Hasil asesmen perkembangan anak dapat
digunakan sebagai alat diagnostik dalam
bimbingan dan konseling dalam menganalisis
berbagai masalah anak.

d. Untuk Kegunaan Penelitian


Hasil asesmen perkembangan anak dapat
digunakan untuk bahan penelitian terkait
perkembangan. Penelitian ini dilakukan
dalam upaya pengembangan potensi secara
optimal.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 19


6. Fungsi Asesmen Perkembangan Belajar
Anak Usia Dini
Yus (2011:59) menjelaskan penilaian bertujuan
untuk mengetahui ketercapaian pertumbuhan dan
perkembangan yang telah ditetapkan dalam
rancangan kegiatan pelaksanaan program. Dengan
mengetahui hal ini penilaian berfungsi sebagai
berikut:
a. Memberikan umpan balik kepada guru untuk
memperbaiki rancangan kegiatan
pelaksanaan program.
b. Memberikan informasi kepada orang tua
tentang ketercapaian pertumbuhan dan
perkembangan anak agar dapat memberikan
bimbingan dan dorongan yang sesuai dengan
memperbaiki dan meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk
menempatkan anak dalam kegiatan
pelaksanaan program yang dilakukan sesuai
dengan minat dan kemampuan anak yang

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 20


memungkinkan anak dapat mencapai
kemampuan yang optimal.
d. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang
memerlukan dan berkepentingan memberi
pembinaan selanjutnya demi pengembangan
semua potensi anak

7. Subyek dan Sasaran Asesmen


Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
a. Subyek Penilaian
Dalam konteks pembelajaran, menurut
Arikunto (1999) dalam Yus (2011: 47) yang
dimaksud dengan subyek penilaian adalah
individu-individu yang terlibat dalam rangka
penilaian ini. Berarti yang dimaksud dengan
subyek penilaian yaitu guru dan anak. Guru
sebagai pelaksana penilaian dan anak sebagai
orang yang dinilai.
b. Sasaran Penilaian
Arikunto (1999) dalam Yus (2011: 48)
mengemukakan bahwa sasaran atau obyek
penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 21


pusat pengamatan karena penilai menginginkan
informasi tentang sesuatu ini. Penilaian yang
berkaitan dengan perkembangan anak tentunya
tidak dapat mengabaikan aspek-aspek yang
berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan program
itu sendiri. Arikunto (1999) dalam Yus (2011:
48) mengidentifikasi sasaran penilaian meliputi
unsur input, transformasi, dan output.
Unsur input terdiri dari aspek-aspek
perkembangan yang harus dinilai adalah sebagai
berikut:
1) Fisik
Penilaian aspek perkembangan fisik
meliputi:
a) Motorik Halus
(1) Dapat mengurus dirinya sendiri
dengan sedikit bantuan: makan,
berpakaian, mandi, menyisir
rambut, menyuci, mengelap
tangan, dan mengikat tali sepatu.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 22


(2) Dapat membuat berbagai bentuk
dengan menggunakan misalnya
tanah liat, plastik, dan play dough
(3) Meniru membuat garis tegak,
miring, lengkung, dan lingkaran
(4) Meniru melipat kertas sederhana
(1-12 lipatan)
(5) Menggambar orang dengan
bagian-bagiannya
(6) Belajar menggunting bebas
dengan berbagai media
(7) Belajar menggunting dengan
berbagai media sesuai dengan
pola (gelombang, zig-zag,
lingkaran, segi empat, segi tiga)
(8) Dapat membuat lingkaran dan
bujur sangkar
(9) Menyusun menara kubus
(10) Menjahit sederhana dengan
menggunakan tali sepatu, benang
wol, raffia, dan sebagainya.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 23


(11) Menyusun menara kubus minimal
delapan kubus
b) Motorik Kasar
(1) Dapat langsung bangun tanpa
berpegangan
(2) Berjalan pada garis lurus, pada
jari kaki (berjinjit), mundur sejauh
1-3 meter, diatas papan titian,
dengan tumit dengan
keseimbangan.
(3) Melompat dengan alat atau tanpa
alat ditempat, ke depan,
kesamping, dan dengan satu kaki
(4) Meloncat dari ketinggian 20 cm
(5) Memanjat
(6) Berlari dengan cepat dan sambil
melompat
(7) Bermain dengan bola
(menangkap, melempar,
menendang)
(8) Naik sepeda roda dua

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 24


2) Kognitif
Penilaian aspek kognitif meliputi:
a) Sains
(1) Kemampuan mengobservasi
sekitar ruang belajar, sekolah, dan
dirumah
(2) Mengidentifikasi benda dengan
berbagai cara yang diketahui anak
(misalnya, menurut warna,
bentuk, dan ukuran)
(3) Mencari/menunjuk sebanyak-
banyaknya benda, binatang,
tanaman yang mempunyai warna,
bentuk dan ukuran atau menurut
ciri-ciri tertentu
(4) Membedakan antara kasar dan
halus, berat dan ringan, panjang
dan pendek, jauh dan dekat
(5) Membedakan bermacam-macam
rasa, bau, atau suara

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 25


(6) Mengeksplorasi dua buah benda
sehingga menemukan persamaan
dan perbedaannya
(7) Menemukan lokasi asal tempat
suara
(8) Mencoba dan menyimpulkan apa
yang terjadi, jika warna dicampur,
biji ditanam, balon ditiup lalu
dilepas, benda-benda dimasukkan
ke air, benda-benda yang
dijatuhkan, dan lain-lain
b) Matematika
(1) Mengurutkan benda berdasarkan
ukuran dari yang kecil ke besar
(seriation).
(2) Mengelompokkan berdasarkan
warna, bentuk dan lainnya
(matching)
(3) Memasangkan benda-benda yang
berkaitan (pairing)
(4) Membilang (mengenal konsep
bilangan dengan benda-benda)

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 26


(5) Menghubungkan konsep bilangan
dengan lambang bilangan (anak
tidak disuruh menulis)
(6) Mengenal konsep bilangan sama
dan tidak sama, lebih kurang,
banyak dan sedikit
(7) Menyebutkan benda yang
berbentuk geometri
(8) Mengelompokkan lingkaran,
segitiga, dan segiempat
(9) Menyusun kepingan puzzle
menjadi bentuk utuh (4-15
bagian)
(10) Mengukur benda di sekitar
dengan jengkal, sedotan/pipet,
atau lainnya
(11) Mengenal alat untuk mengukur
(12) Menyatakan waktu yang
dikaitkan dengan kegiatan, seperti
waktu tidur, waktu pergi sekolah
(13) Menyatakan waktu dengan jam

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 27


(14) Mengenal penambahan dengan
benda-benda 1-10
(15) Mengenal pengurangan dengan
benda-benda 1-10
(16) Mengurutkan benda 1-10
berdasarkan urutan tinggi-rendah,
besar-kecil, berat-ringan, tebal-
tipis.
(17) Memperkirakan urutan berikutnya
setelah melihat bentuk 2-3 pola
yang berurutan misalnya merah,
putih, biru, merah, putih, biru,
merah, putih,….
(18) Meniru pola dengan
menggunakan 4 kubus
(19) Mengerjakan mencari jejak
(maze) yang lebih rumit
3) Bahasa
Penilaian aspek perkembangan bahasa
meliputi:
a) Menyebutkan nama, jenis kelamin

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 28


b) Berbicara lancar dengan kalimat
sederhana
c) Menirukan kembali 2-4 urutan kata
(latihan pendengaran)
d) Mampu melaksanakan 1-2 perintah
secara berurutan dengan benar
e) Memberi keterangan/informasi
tentang sesuatu hal
f) Melengkapi kalimat sederhana yang
diungkap guru
g) Dapat mendengarkan dan
menceritakan kembali cerita
sederhana dengan urut
h) Mengekspresikan diri melalui
dramatisasi
i) Membuat kata sebanyak-banyaknya
dari suku awal yang disediakan dalam
bentuk lisan
j) Memahami konsep lawan kata
k) Mengenal kata kerja melalui gerakan-
gerakan yang sederhana, misalnya

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 29


duduk, jongkok, berlari, makan,
menangis
l) Menggunakan kata ganti (aku, saya,
kamu, dia)
m) Mengucapkan suku kata dalam
nyanyian. Misalnya la-la-la, ma-ma-
ma, ti-ti-ti
n) Menggunakan konsep waktu (hari ini,
besok, sekarang, nanti, pagi, sore,
malam, dan lain-lain)
o) Mengucapkan beberapa sajak
sederhana
p) Menyebutkan tulisan sederhana
melalui simbol yang
melambangkannya
q) Dapat menceritakan gambar (gambar
yang disediakan atau buat sendiri)
r) Mengurutkan dan menceritakan isi
gambar berseri
s) Menggunakan dan dapat menjawab
pertanyaan “apa”, “mengapa”,

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 30


“dimana”, “berapa”, “bagaimana”,
“kapan”, dan sebagainya
t) Dapat menggunakan bahasa isyarat
seperti anggukan kepala, gerakan
tubuh, tangan dan mata
4) Sosial Emosional
Penilaian aspek perkembangan sosial-
emosional meliputi:
a) Tenggang rasa terhadap orang lain
b) Bekerja sama dengan teman
c) Mudah bergaul/berinteraksi dengan
orang lain
d) Dapat berkomunikasi dengan orang
yang sudah dikenalnya
e) Meniru kegiatan orang dewasa
f) Mau berbagi dengan temannya
g) Mau bermain dengan teman sebaya
h) Tolong menolong sesama teman
i) Dapat mengikuti aturan permainan
j) Dapat mematuhi peraturan yang ada
k) Dapat memusatkan perhatian

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 31


l) Belajar memisahkan diri dari orang
tuanya terutama ibu
m) Menyayangi anggota keluarga dan
teman-temannya
n) Merasa puas atas prestasi yang
dicapai
o) Dapat mengendalikan emosi
p) Menghargai (mengapresiasi) karya
orang lain
q) Menunjukkan reaksi emosi yang
wajar karena marah, senang, sakit,
takut dan sebagainnya
r) Berani dan mempunyai rasa ingin
tahu yang besar
s) Dapat menghindari obat-obat yang
berbahaya
t) Dapat menggunakan benda-benda
yang berbahaya dengan hati-hati
5) Seni
Penilaian aspek perkembangan seni
meliputi:

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 32


a) Menggambar bebas dengan
menggunakan pensil warna, arang,
krayon, dan lain-lain
b) Menggambar bebas dengan
menggunakan bentuk gambar titik,
garis, lingkaran, segi empat, segitiga,
dan bujur sangkar yang sudah
tersedia.
c) Melukis dengan jari (finger painting),
kuas, pelepah pisang, dan sebagainya
d) Mewarnai bentuk gambar sederhana
e) Meronce
f) Menciptakan bermacam-macam
bentuk bangunan dari kubus
g) Menganyam sederhana
h) Membatik dan menjumput
i) Mencipta dengan stempel
j) Permainan warna dengan
menggunakan berbagai media,
misalnya: crayon, cat air, dan lain-
lain
k) Menciptakan kolase, mozaik

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 33


l) Menggerakkan kepala, tangan atau
kaki sesuai dengan irama/ritmik
m) Bergerak bebas sesuai dengan irama
musik
n) Menyanyikan beberapa lagu anak-
anak
o) Meniru gerakan binatang, tanaman,
dan sebagainya
p) Senam dengan berbagai variasi
6) Moral dan Nilai Agama
Penilaian aspek perkembangan seni
meliputi:
a) Berdoa sebelum dan sesudah memulai
kegiatan (misalnya, ketika akan
belajar, makan, tidur, dan lain-lain)
b) Meniru pelaksanaan ibadah agama
c) Menyayangi dan memelihara semua
ciptaan Tuhan
d) Cinta antara sesama suku bangsa
Indonesia
e) Mengenal arti kebersamaan dan
persatuan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 34


f) Mengenal sopan santun dengan
berterima kasih
g) Mengucapkan salam bila bertemu
dengan orang lain
h) Rapi dalam bertindak, berpakaian,
dan bekerja
i) Mengenal konsep benar dan salah
j) Dapat mengurus dirinya sendiri
k) Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan
l) Menjaga kebersihan diri
m) Menjaga kebersihan lingkungan
n) Mengenal bendera
o) Mengenal suku bangsa, pakaian,
rumah adat, tarian
p) Dapat memutuskan sesuatu secara
sederhana melalui musyawarah dan
mufakat
Yus (2011: 55) menambahkan aspek
transformasi terdiri dari materi, metode dan
media pembelajaran, sistem administrasi dan
guru serta personal lainnya. Aspek ini dinilai

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 35


untuk mengetahui efektivitas pemafaatannya
dalam kegiatan pelaksanaan program. Aspek
output meliputi seberapa jauh anak mencapai
tujuan yang telah ditetapkan atau seberapa
jauh anak memiliki dasar-dasar untuk
pertumbuhan dan perkembangan diri
selanjutnya.

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Asesmen Dalam Kegiatan Pelaksanaan
Program Anak Usia Dini
a. Guru
Guru sebagai penilai dituntut untuk memiliki
kemampuan (kompetensi) melaksanakan
penilaian. Guru harus memahami konsep
penilaian, mengenal alat-alat penilaian yang
dapat digunakan dalam berbagai bentuk, media
dan langkah-langkah pelaksanaan program TK,
terampil menggunakan alat penilaian, dan dapat
menginterpretasi hasil penilaian (Yus, 2011: 61).

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 36


b. Anak TK
Anak memiliki berbagai potensi dan
kemampuan yang pada dasarnya merupakan satu
kesatuan, guru harus mengenali semua
kemampuan tersebut dan bagaimana kaitan
antara kemampuan yang satu dengan kemampuan
yang lain (Yus, 2011: 62).
c. Alat Penilaian
Banyak alat penilaian yang dapat digunakan
untuk memperolah data penilaian. Tetapi tidak
semua alat penilaian tepat untuk mengungkap
semua dimensi pertumbuhan dan perkembangan
anak yang akan diungkap. Atau ada beberapa alat
penilaian dapat mengungkap berbagai
kemampuan tetapi tentunya ada alat yang paling
jelas dan perinci mengungkap dimensi
pertumbuhan dan perkembangan tertentu (Yus,
2011: 64).
d. Tempat dan Waktu Penilaian
Tempat dan waktu penilaian tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan penilaian dan
anak yang akan dinilai serta rancangan kegiatan

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 37


pelaksanaan program yang digunakan. Berbeda
dengan di SD atau sekolah lainnya penilaian
dapat dilakukan dengan menyediakan waktu
khusus untuk itu. Pada pendidikan anak TK,
tempat dan waktu penilaian dilakukan
disesuaikan dengan waktu kegiatan pelaksanaan
program itu sendiri (Yus, 2011: 64).

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 38


B. Pendekatan-pendekatan
Asesmen

1. Standardized Test (Tes-tes Yang


Terstandar)
Woolfolk (2009:415) memberikan pengertian
standardized test yaitu tes yang diberikan biasanya
ditingkat nasional, dibawah kondisi-kondisi yang
seragam dan di nilai menurut prosedur yang seragam.
Selain itu, kebanyakan mangacu kepada norma-
norma yang telah di ujicoba, di refisi dan kemudian
di administrasikan dalam bentuk final kepada

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 39


norming sample, yang menjadi kelompok
pembanding untuk memberi nilai. Tipe-tipe tes
terstandar, Woolfolk (2009:447), menjelaskan tiga
jenis tes terstandar yang sering digunakan di sekolah:

a. Tes Prestasi yaitu tes terstandar yang


mengukur seberapa banyak yang telah
dipelajari siswa di satu bidang pelajaran
tertentu.
b. Tes Diagnostik yaitu tes yang di
administrasikan secara individual untuk
mengidentfikasi masalah-masalah belajar
khusus.
c. Tes Bakat yaitu tes yang dimaksudkan untuk
memprediksi kinerja di masa yang akan
datang.

2. Classroom Assessment (Penilaian Kelas)


Penilaian kelas (Classroom Assessment) baik itu
berupa pendekatan pengajaran dan teknik yang
menyertainya. Pendekatan tersebut yaitu sejauh
mana anda mengetahui tentang apa dan bagaimana

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 40


cara siswa belajar, sehingga semakin baik anda dalam
mempersiapkan aktivitas pembelajaran dalam
struktur pengajaran anda. Teknik pengajaran
sebagian besar sederhana, tidak dinilai, tidak
mengenal nama, aktivitas pembelajaran di kelas yang
memberikan kepada anda (guru) dan siswa umpan
balik yang bermanfaat dalam proses pembelajaran.
(Woolfolk, 2009:449). Jenis-jenis penilaian kelas,
yaitu:

a. Asesmen Formatif yaitu pengetesan yang


tidak diberi nilai, yang digunakan sebelum
atau selama pengajaran untuk membantu
dalam merencanakan dan diagnosis. Terjadi
sebelum atau selama pembelajaran. Maksud
asesmen formatif adalah untuk memberikan
pedoman guru dalam merencanakan dan
membantu siswa mengidentifikasi bidang-
bidang yang membutuhkan pekerjaan dengan
kata lain, asesmen formatif membantu
membentuk pengajaran. Contohnya: pretes.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 41


b. Asesmen Sumatif yaitu testing setelah
pengajaran dan mengasesmen pencapaian
prestasi terjadi pada akhir pembelajaran.
Maksudnya adalah agar siswa mengetahui
tingkat penyelesaian yang telah dicapai
dengan demikian asesmen sumatif
memberikan rangkuman tentang
penyelesaian. Contohnya: ujian akhir.

3. Alternative Assesment (Alternatif Asesmen)


a. Asesmen Autentik (Authentic Assesment)
Woolfolk (2009:472) memberikan pengertian
terhadap asesmen autentik yaitu bahwa proses
asesmen yang menguji keterampilan dan
kemampuan yang akan diterapkan dalam situasi
kehidupan real. Asesmen autentik menuntut
siswa untuk menerapkan keterampilan dan
kemampuan seperti yang akan mereka terapkan
dalam kehidupan nyata.

Penilaian autentik mengacu pada tugas-tugas


penilaian yang menyerupai membaca dan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 42


menulis di dunia nyata dan di sekolah (Hiebert,
Valencia & Afflerbach, 1994; Wiggins, 1993).
Tujuannya adalah untuk menilai berbagai macam
kemampuan keaksaraan dalam konteks yang
sangat mirip situasi aktual di mana kemampuan-
kemampuan yang digunakan. Sebagai contoh,
penilaian autentik meminta siswa untuk
membaca teks yang nyata, untuk menulis tujuan
autentik tentang topik bermakna, dan untuk
berpartisipasi dalam tugas-tugas autentik
keaksaraan seperti mendiskusikan buku, menjaga
jurnal, menulis surat, dan merevisi sepotong
tulisan sampai bekerja untuk pembaca. Baik
materi dan tugas-tugas penilaian terlihat sealami
mungkin. Selanjutnya, penilaian autentik yaitu
nilai-nilai pemikiran di balik kerja, proses,
sebanyak produk jadi (Pearson & Valencia, 1987;
Wiggins, 1989; Wolf, 1989). Karakteristik tes
autentik, yaitu:

1) Struktur dan logistik:

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 43


a) Lebih bersifat publik, melibatkan
audiens, panel dan sebagainya.
b) Jangan bersandar pada keterbatasan
waktu yang tidak realistis dan
ditetapkan dengan sewenang-wenang.
c) Menawarkan pertanyaan-pertanyaan
atau tugas-tugas yang sudah
diketahui, tidak bersifat rahasia.
d) Membutuhkan kolaborasi tertentu
dengan orang lain.
e) Menjadikan asesmen dan umpan balik
bagi siswa.
2) Fitur-fitur desain intelektual:
a) Esensial diusahakan sedemikian rupa
untuk “merentangkan” nilai.
b) Enabling (memampukan)
dikonstruksikan untuk membawa
siswa ke arah penggunaan
keterampilan dan pengetahuan yang
lebih “sophisticated” (canggih)
melibatkan penelitian yang dilakukan
oleh siswa sendiri.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 44


c) Mengases atau menilai kebiasaan
siswa bukan hanya sekedar mengingat
keterampilan.
d) Engaging (menarik) dan mendidik.
3) Standar penilaian:
a) Melibatkan kriteria yang mengases
aspek-aspek yang esensial.
b) Mengacu pada kinerja bukan
mengacu pada norma.
c) Melibatkan kriteria ke suksesan yang
bagi siswa tampak merupakan sesuatu
yang melekat pada aktivitas yang
sukses.
d) Membuat self assesment
4) Keadilan dan equitas:
a) Menggali dan mengidentifikasi
kekuatan-kekuatan (yang mungkin
tersembunyi).
b) Mengusahakan keseimbangan yang
konstan antara menghargai prestasi
dan keterampilan sejati atau hasil
pelatihan sebelumnya.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 45


c) Meminimal perbandingan yang tidak
perlu, tidak adil dan mematahkan
semangat.
d) Menyediakan ruang yang semestinya
bagi gaya belajar, bakat, dan minat
siswa yang beragam (Wiggins,
1989:44)

b. Portofolio
Woolfolk (2009:474) menyatakan konsern
dengan asesmen autentik telah berkembangnya
beberapa pendekatan yang didasarkan pada
tujuan/performance in context atau performance
assesment (asesmen kinerja) yaitu segala bentuk
asesmen yang menuntut siswa untuk
melaksanakan sebuah aktivitas atau
menghasilkan sebuah produk untuk
mendemonstrasikan pembelajaran. Protofolio
dan exhibition (pameran hasil karya) adalah dua
pendekatan asesmen yang membutuhkan
performance in context. Dengan pendekatan ini,
sulit untuk mengatakan dimana instruksinya

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 46


berhenti dan dimana asesmennya dimulai karena
kedua proses itu saling menjalin (Smith, Smith,
& De Lisi, 2001).

Portofolio adalah kumpulkan sistematik hasil


karya yang sering kali mencakup hasil karya yang
sedang berjalan, revisi, analisis, dan refleksi
tentang apa yang sudah dipelajari.

Hasil karya tertulis atau karya seni adalah isi


yang lazim dalam portofolio. Tetapi siswa juga
dapat memasukkan grafik, diagram, potret karya
yang dipajang, rekaman audio, laporan
laboratorium, atau apapun yang
mendemonstrasikan pembelajaran (Belanoff &
Dickson, 1991). Ada perbedaan antara portofolio
process (portofolio proses) dan final portofolio
(portofolio akhir) atau “best work” (portofolio
karya terbaik). Perbedaannya serupa dengan
perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif.
Portofolio proses mendokumentasikan
pembelajaran dan memperlihatkan kemajuan
yang dicapai selama prosesnya. Portofolio karya

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 47


terbaik memamerkan penyelesaian akhir
(Jhonson &Jhonson, 2002).

Popham (1999) dalam Yus (2011: 90)


menambahkan bahwa portofolio adalah
pengumpulan pekerjaan seseorang secara
sistematik. Berarti dengan portofolio guru dapat
mengoleksi karya seseorang berdasarkan aturan
tertentu. Dalam bidang pendidikan portofolio
berarti pengumpulan koleksi karya anak selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Aturan
pengumpulannya atau pengkoleksiannya dapat
ditetapkan guru sendiri. Misalnya, dari segi
waktu selama satu caturwulan atau semester,
setiap dimensi perkembangan, dan lainnya.
Sedangkan menurut Cizek (2000) dalam Yus
(2011: 90) portofolio adalah pengumpulan
informasi tingkat tinggi yang berkenaan dengan
kemajuan belajar anak sehingga guru dapat lebih
cermat menilai murid dan penilaian lebih erat
kaitannya dengan pembelajaran. Dalam situasi
tertentu guru menggunakan portofolio (kumpulan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 48


pekerjaan anak) untuk mengakses murid,
sedangkan murid menggunakannya untuk
melihat kembali kegiatan dan hasil belajar yang
telah diraihnya.
Melakukan penilaian dengan portofolio harus
memperhatikan beberapa hal Popham (1999)
dalam Yus (2011: 90) menekankan bahwa
penilaian dengan portofolio harus memiliki
karakteristik:
1) Berpusat pada kemajuan anak dalam
memantapkan tujuan belajar
2) Mengukur prestasi anak dengan
memperhatikan perbedaan individual
3) Menggunakan pendekatan kolaboratif
4) Mendorong anak untuk dapat menilai
sendiri karyanya
5) Bertujuan untuk peningkatan karya dan
prestasinya
6) Memiliki keterkaitan yang erat dengan
pembelajaran
c. Pameran Hasil Karya (Exhibition)

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 49


Pameran hasil karya adalah sebuah tes hasil
kerja yang memiliki dua fitur tambahan. Pertama,
tes bersifat publik, jadi siswa yang menyiapkan
pameran hasil karya dan harus
mempertimbangkan audiensnya; komunikasi dan
pemahaman esential dalam hal ini. Kedua,
sebuah pameran hasil karya sering membutuhkan
persiapan karena pameran itu puncak
pengalaman seluruh program belajar. Guskey
&Bailey (2001) dalam Woolfolk (2009:476)
mengatakan bahwa pameran hasil karya
membantu siswa memahami kualitas hasil karya
yang baik dan mengenali kualitas-kualitas itu
dalam produk dan kinerjanya. Siswa juga
mendapatkan manfaat selama memilih contoh-
contoh hasil karya yang dipamerkan dan
mengartikulasikan alasannya untuk pilihannya
itu sehingga mampu menilai kualitas dan
mendorong motivasi siswa dengan menetapkan
tujuan yang jelas.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 50


4. Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen (formatif)
yang tidak dinilai, yang mengumpulkan informasi
dari banyak sumber untuk membantu guru membuat
keputusan (Banks, 2005, dalam Woolfolk,
2009:483). Pada awal unit asesmen formatif
(seharusnya memberikan umpan balik, tetapi tidak
mengarah ke nilai), menyimpan asesmen aktual yang
dinilai untuk nanti ketika semua siswa sudah
mendapat kesempatan untuk mempelajari materinya.
Beberapa contoh asesmen informal adalah observasi
siswa, tanya jawab/percakapan, dan penilaian diri
sendiri.

a. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan
proses pengumpulan data dengan menggunakan
alat indra. Data yang direkam perlu segera dicatat
atau direkam. Dalam rangka penelitian, observasi
dilakukan dengan bantuan perekaman atau
pencatatan secara sistematik gejala-gejala
tingkah laku yang tampak. Pada dasarnya,

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 51


pengamatan dapat dilakukan setiap waktu dan
oleh siapa saja, sehingga ada orang yang
menyatakan bahea pengamatan merupakan salah
satu teknik penilaian yang sederhana dan tidak
memerlukan keahlian yang luar biasa (Yus 2011:
74).
Beaty (2010:7) menyatakan bahwa
mengamati dan mencatat/merekam prilaku anak
usia dini di kelas, seperti yang disebutkan
sebelumnya, merupakan sarana utama untuk
mengumpulkan data untuk prestasi individu.
Pengamatan juga dapat digunakan untuk
menentukan tingkat perkembangan anak. Data
tersebut dikumpulkan dan diinterpretasikan,
sehingga guru dapat mengidentifikasi penguatan.
Kegiatan yang sesuai kemudian dapat
direncanakan, baik yang memenuhi kebutuhan
individu dan kelompok.
Beaty (2010:12) menegaskan kelebihan
observasi sebagai bagian dari assesmen untuk
anak usia dini adalah sebagai berikut:

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 52


1) Memberikan suatu yang mendalam
kepada observer yang tidak dapat dilihat
oleh anak.
2) Berfokus pada perilaku alami anak di
ruang kelas.
3) Berfokus pada apa yang anak bisa
dilakukan (bukan apa yang dia tidak bisa
lakukan).
4) Membantu pengamat untuk mengenali
tahapan perkembangan anak
5) Memungkinkan staf kelas menentukan
program individual bagi anak.
6) Memberikan data kepada staf kelas
sebagai pendekatan yang sesuai sehingga
menjadi dasar keputusan tentang anak-
anak, kurikulum, dan laporan kepada
orang tua.
Sedangkan sebagai alat penilaian
pembelajaran, pengamatan memiliki
kerakteristik berikut:
1) Pengamatan dilakukan sesuai dengan
kegiatan pelaksanaan program

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 53


2) Pengamatan yang direncanakan
secara sistematis
3) Pengamatan menggunakan alat bantu
rekam data seperti daftar cek, skala
penilaian, catatan anekdot, atau yang
lainnya
4) Data yang diperoleh dipilah sesuai
dengan kegiatan pelaksanaan program
5) Pengamatan harus teliti dan tuntas
6) Pengamatan harus dapat
dikategorikan atau dikualifikasikan.
Menurut Diah (1996) dalam Yus (2011:
75) pengamatan dapat digunakan untuk:
1) Mempelajari gejala-gejala, sifat-sifat,
sikap, tingkah laku, dan
perkembangan kemampuan anak
untuk mengenal pribadi anak
2) Melihat perkembangan jasmani,
intelektual, emosional, dan sosial
untuk menentukan langkah lebih
lanjut kegiatan yang diperlukan oleh
anak.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 54


Beaty (2010:12) juga menambahkan langkah-
langkah dalam pelaksanaan observasi sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi informasi yang ingin
dikumpulkan atau ingin diketahui
2) Mengidentifikasi anak yang akan anda
rencanakan untuk di amati/observasi
3) Mengidentifikasi metode yang
rencananya anda akan gunakan
4) Mengatur/mensetting jadwal
observasi/pengamatan
5) Menindaklanjuti jadwal observasi.
b. Merekam data pengamatan
Saat anda memulai pengamatan aktual
terhadap anak usia dini, anda perlu menjaga
beberapa kriteria penting yang akan
dilaksanakan dalam memulai pengamatan dan
pencatatan/perekaman. Curtis & Carter (2006)
dalam Beaty (2010:25) menyatakan komponen-
komponen keterampilan observasi tersebut
adalah:

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 55


a) Harus objektif, anda harus mengamati
setiap anak tanpa menilai
b) Harus spesifik, anda harus melihat dan
merekan peristiwa sekecil apaun dengan
detail
c) Menggunakan kutipan langsung, anda
harus mendenagrkan dengan seksama
setiap apa yang anak ucapkan
d) Menggunakan suasana hati, anda harus
dapat menggambarkan suasan hati yang
muncul dari anak pada saat observasi.
c. Metode pencatatan
Dalam pencatatan observasi, Beaty (2010:25)
menjelaskan beberapa metode yang dapat
digunakan dan mengklasifikaikannya sebagai
berikut:
a) Anecdotal Records (Catatan Anekdot)
Yus (2011:67) menyatakan catatan
anekdot merupakan salah satu bentuk
pencatatan (kumpulan catatan) gejala tingkah
laku yang berkaitan dengan sikap dan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 56


perilaku anak yang khusus, baik yang positif
maupun yang negatif.
As Mc Farland (2008) dalam Beaty
(2010:26) menambahkan bahwa catatan
anekdot merupakan dokumentasi hati-hati
tentang apa yang terjadi di kelas dengan
masing-masing yang memungkinkan guru
untuk mendapatkan wawasan penting pada
perkembangan dan kebutuhan anak-anak.
Sedangkan Sujiono (2010: 209)
meyatakan pada pengamatan dengan
menggunakan catatan anekdot, pengamatan
mencatat kejadian-kejadian khusus yang
dilakukan atau dialami anak usia dini. Untuk
itu, penulisan catatan anekdot dibuat
secepatnya setelah pengamatan. Pengamatan
mencatat secara teliti apa dan bagaimana
kejadiannya, bukan bagaimana menurut
pengamat. Artinya data yang dikumpulkan
merupakan data khusus yang terjadi pada
anak yang diamati.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 57


Catatan anekdot yang baik memuat ciri-
ciri sebagai berikut:
(1) Memuat keterangan atau data tentang
tanggal, tempat, dan suasana dimana
peristiwa itu terjadi
(2) Menggambarkan perbuatan-
perbuatan anak dan reaksi-reaksi
orang lain yang hadir pada saat
perbuatan anak berlangsung
(3) Melengkapinya dengan gerakan
isyarat yang ditampilkan anak, seperti
mimik, gerak-gerik, dan tekanan
suara
(4) Uraiannya cukup luas sehingga
meliputi semua episode yang terjadi,
sehingga tidak ada yang tertinggal
atau terlupakan
(5) Memisahkan catatan fakta dan
komentar/interpretasi pembuat
catatan anekdot
Catatan anekdot dapat berisi:

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 58


(1) Kegiatan yang selama ini belum
pernah berhasil dilakukan anak
dan/atau temannya dengan baik
(2) Anak membantu/menolong temannya
dalam mengerjakan pekerjaan tertentu
(3) Anak membantu temannya yang
terkena musibah (jatuh), misalnya
mengantarkan anak ke guru
(4) Anak mengalami kecelakaan,
misalnya terjatuh, muntah-muntah,
dan terluka

b) Running Records (Catatan Berjalan)


Metode pencatatan dan perekaman lain
yang populer yaitu catatan berjalan. itu adalah
sebuah narasi detial rekening perekam
perilaku secara berurutan seperti yang terjadi.
pengamat duduk atau berdiri bagian dari
anak-anak dan menuliskan segala sesuatu
yang terjadi pada anak tertentu selama
periode tertentu, yang mungkin sesingkat
beberapa menit atau mungkin dicatat dari

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 59


waktu ke waktu selama sehari penuh (Beaty,
2010: 28).

Catatan berjalan berbeda dari catatan


anekdotal karena mencakup semua perilaku
dan bukan hanya insiden dipilih, dan ditulis
sebagai perilaku terjadi bukan nanti. Kalimat
yang sering pendek, dan kata-kata yang
disingkat untuk bersaing dengan tindakan.
Ahola & Kovacik (2007:23) mengatakan
kepada kita: "catatan berjalan
menguntungkan karena memungkinkan kita
untuk merekam rincian menit, tetapi tidak
dianggap praktis ketika mencoba untuk
mengumpulkan banyak informasi tentang
anak".
Informasi dalam perekaman/pencatatan
meliputi:

(1) Ekspresi wajah


(2) Interaksi dengan bahan
(3) Interaksi dengan orang
(4) Gerakan tubuh

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 60


(5) Bahasa tubuh
(6) Berbicara bahasa
(7) Rentang perhatian
c) Catatan Specimen (Specimen Records)
Teknik mencatat dengan cara specimen
records hampir sama dengan running records.
Tetapi catatan specimen dilakukan lebih
perinci tehnik pencatatanya dengan menulis
secara naratif perilaku atau peristiwa saat
terjadi, tetapi deskripsi itu biasanya
berdasarkan criteria yang telah ditentukan
sebelumnya seperti waktu anak dan
settingnya (Yus, 2011:68).
d) Time Sampling
Time samapling dilakukan untuk
mengamati perilaku khusus dari seorang anak
atau kelompok dan mencatat ada atau
tidaknya perilaku tersebut dalam interval
waktu yang sudah ditentukan untuk diamati
(Yus, 2011:68).
e) Even Sampling

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 61


Even sampling adalah suatu metode yang
memberikan kesempatan kepada pengamat
untuk menunggu dan kemudian mencatat
perilaku khusus yang sudah dipilih terlebih
dahulu (Yus, 2011:69).
f) Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian juga sering digunakan
untuk pencatatan hasil pengamatan. Skala
penilaian memuat daftar kata-kata atau
pertanyaan mengenai tingkah laku, sikap,
dan/atau kemampuan siswa. Skala penilaian
ada yang berbentuk bilangan, huruf dan ada
yang berbentuk uraian (Yus, 2011:69).
Bentuk skala penilaian bilangan
Aktivitas belajar anak 1 2
3 4 5
Angka 1 dapat berarti sangat rendah
sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4
tinggi, dan 5 sangat tinggi.
Skala Penilaian Uraian
Bagaimana usaha anak dalam
menyelesaikan pekerjaan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 62


1. (……) Lamban, kurang berusaha
2. (……) Sering tidak menyelesaikan
pekerjaan yang seharusnya diselesaikan.
3. (……) Sekedar selesai.
4. (……) Rajin bekerja, kadang-kadang
lebih dari yang diharapkan.
5. (……) Sangat rajin, selalu lebih dari
yang diharapkan
g) Daftar Ceklis (Checklists)
Cheklists adalah daftar ciri-ciri
spesifik atau perilaku diatur dalam urutan
logis. Pengamat harus menunjukkan
adanya atau tidak adanya perilaku baik
ketika mengamati mereka atau ketika
merenungkan pengamatan. Cheklists
sangat berguna untuk jenis sifat-sifat
perilaku yang dapat dengan mudah dan
jelas ditentukan (Beaty, 2010:38).

Sujiono (2010:208) menyatakan Pada


pengamatan dengan menggunakan daftar
ceklis, penilai memberikan tanda pada

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 63


pilihan yang tersedia untuk masing-
masing aspek yang diamati. Misal: Jarang
(J), Kadang-kadang (K), dan Sering (S)
atau belum teramati (BT). Mulai
Berkembang (MB), Berkembang (B) dan
Konsisten (K), atau skala lainnya sesuai
dengan aspek perkembangan yang
diamati.

Akhirnya Beaty (2010:38)


menambahkan informasi yang diperoleh
dari catatan anekdot dan catatan berjalan
dapat di jadikan ke dalam cheklist untuk
membuat interpretasi lebih mudah. ini
jauh lebih sederhana untuk menanndai
daftar perilaku daripada membaca
paragraf panjang deskripsi bertele-tele
ketika mencoba untuk menafsirkan bukti
observasional. walaupun, jelas bahwa
cheklists perlu dipersiapkan dengan hati-
hati.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 64


d. Percakapan
Percakapan adalah penilaian yang dilakukan
melalui percakapan atau cerita antara anak dan
guru atau antara anak dan anak. Ada dua macam
percakapan dalam rangka penilaian yang dapat
dilakukan, yaitu:
1) Penilaian percakapan yang terstruktur
Percakapan dilakukan dengan sengaja
oleh guru dengan menggunakan waktu
khusus dan menggunakan pedoman walau
sederhana. Dalam percakapan ini guru
dengan sengaja ingin menilai sejauh mana
pemahaman anak untuk kemampuan tertentu.
Contoh dari kemampuan yang dinilai dengan
cara ini antara lain:
a) Berdoa
b) Menirukan kembali ucapan guru
c) Membaca sajak, puisi atau pantun
d) Bernyanyi
e) Mengenal kata-kata yang
menunjukkan posisi

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 65


f) Menyebutkan sebanyak-banyaknya
nama benda yang mempunyai sifat
tertentu
g) Mengucapkan nada dengan suku kata
tertentu
h) Menyatakan rasa
i) Menceritakan tentang percobaan yang
telah dilakukan
2) Penilaian percakapan yang tidak
terstruktur
Percakapan dilakukan antara guru dan
anak tanpa persiapan, dimana saja, kapan
saja, dan sedang melakukan kegiatan lain.
Biasanya dilakukan saat jam istirahat atau
saat sedang menunggui anak mengerjakan
tugasnya. Cara penilaian ini dilakukan
apabila guru ingin melihat kemampuan anak
bercakap-cakap secara bebas dan luas. Selain
itu, bisa juga karena guru belum dapat
mengetahui kemamampuan anak bercakap-
cakap dalam suasana yang ditentukan.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 66


e. Penilaian Diri sendiri
Gardner (2002) dalam Yus (2011: 71)
mengemukakan penilaian diri sendiri adalah
penilaian yang dilakukan dengan menetapkan
sejauh mana kemampuan telah dimiliki
seseorang dari suatu kegiatan pembelajaran atau
kegiatan dalam rentang waktu tertentu. Berarti
penilaian dapat dilakukan seseorang untuk
menilai dirinya sendiri.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 67


C. Melaporkan Hasil Asessmen

Sujiono (2010:213) menyatakan hal terakhir yang


harus diperhatikan dalam merencanakan asesmen
perkembangan anak usia dini adalah menentukan
cara melaporkan hasil asesmen perkembangan anak
usia dini. Pada langkah ini, guru anak usia dini harus
mampu menentukan cara melaporkan hasil asesmen
perkembangan sehingga laporan asesmen
perkembangan merupakan profil anak usia dini yang
di asesmen.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 68


Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah
menentukan format yang sesuai sehingga mampu
melaporkan hasil asesmen perkembangan anak usia
dini secara komprehensif; waktu pelaporan hasil
asesmen; dan sasaran hasil asesmen.

1. Pengumpulan Data
Ketika mengumpulkan data, guru anak usia dini
hendaknya secara berkesinambungan
mengumpulkan semua hasil karya anak dari berbagai
teknik asesmen yang digunakan. Selanjutnya
diproses sehingga didapat hasil asesmen secara
komprehensif. Hasil asesmen ini dilaporkan kepada
orang tua sebagai bentuk laporan perkembangan
anak usia dini selama mengikuti kegiatan.

Dalam mengumpulkan data hendaknya


mengikuti proses sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan asesmen,


b. Mengumpulkan dan menyusun berbagai data
yang berkaitan dengan perkembangan anak
usia dini,

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 69


c. Memilih hasil karya yang akan dijadikan
kunci kemajuan perkembangan anak usia
dini,
d. Menentukan bagian-bagian yang perlu diberi
komentar,
e. Memberikan kesimpulan umum terhadap
perkembangan anak usia dini.

2. Verifikasi Data
Pada langkah ini, guru anak usia dini melakukan
verifikasi terhadap data yang dikumpulkan. Verfikasi
dimaksudkan untuk mempersiapkan data sehingga
siap untuk diolah. Verifikasi data dilakukan terhadap
masing-masing aspek perkembangan anak usia dini.
Dengan demikian, guru anak usia dini memiliki hasil
asesmen yang siap diolah dan dianalisis (Sujiono
2010:214).

Verifikasi data dapat dilakukan dengan membuat


rekapitulasi setiap hasil asesmen berdasarkan
berbagai teknik yang digunakan.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 70


3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan terhadap masing-
masing hasil pengumpulan data sesuai komponen
yang dinilai. Pada kegiatan ini, guru anak usia dini
melakukan pengolahan baik terhadap data dalam
bentuk kuantitatif maupun kualitatif yang dijaring
dengan menggunakan berbagai teknik asesmen
sebagaimana telah dikemukan. Kedua jenis data hasil
asesmen perkembangan anak ini diolah dengan
menggunakan studi komparasi antara data yang
diperoleh dengan kriteria yang telah ditentukan.
Berdasarkan studi komparasi ini diperoleh data
tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian antara data
yang diperoleh di lapangan, yakni data tentang aspek
perkembangan anak usia dini pada rentang usia
tertentu (Sujiono 2010:214).

4. Penafsiran Data
Pada kegiatan ini, Sujiono (2010:214)
menjelaskan penilaian melakukan penafsiran data
yang telah diolah sesuai dengan kebutuhan.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 71


Penafsiran data dilakukan baik terhadap data
kuantitatif maupun kualitatif. Hasil pengolahan data
kuantitatif, yakni dalam bentuk angka ditafsirkan
oleh guru anak usia dini sehingga data tersebut
memiliki makna sesuai tujuan asesmen. Artinya, data
yang telah diolah dalam bentuk angka ditafsirkan
sehingga menjadi gambaran secara kualitatif dari
objek atau aspek yang diasesmen.

Data yang telah dianalisis dan ditafsirkan


dijadikan bahan untuk mengambil suatu keputusan
tindakan yang dapat diberikan terhadap informasi
tersebut. Analisis dan penafsiran data diharapkan
dapat melibatkan keluarga, sumber data pada saat
observasi, dan anak usia dini yang diasesmen.

Dalam memberikan penafsiran atau interpretasi


hasil asesmen didasarkan pada kriteria yang
dirumuskan secara jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga hasil asesmen
merupakan data aktual. Artinya, data hasil penilaian
merupakan laporan perkembangan anak usia dini.
Dengan demikian, keputusan yang diberikan guru

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 72


anak usia dini merupakan data aktual tentang
kemajuan perkembangan yang dicapai anak usia dini
tersebut.

Prinsip-prinsip penting dalam menganalisis


adalah tidak berlebihan, mencatat perbedaan efek dan
kondisi, menggunakan teknik yang bervariasi,
meyakini asumsi, menggunakan metode yang sesuai
dengan sasaran dan maksud asesmen, menggunakan
metode yang praktis, dan teliti.

Berikut Sujiono (2010:214) menjelaskan


petunjuk yang dapat digunakan dalam interpretasi
data:

a. Dilakukan dengan bervariasi dan


menghindari dampak
b. Berhati-hati dengan efek samping
c. Memperhatikan konfirmasi dan konsistensi
dengan sumber informasi lainnya
d. Mengetahui kapan harus mengakhiri

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 73


e. Mempertimbangkan dan menyebutkan
batasan dari metode yang digunakan dalam
menganalisis

5. Pelaporan Asesmen Perkembangan Anak


Melaporkan hasil asesmen perkembangan anak
usia dini dilakukan untuk mengkomunikasikan
kepada pihak yang berkepentingan. Hal ini diberikan
sesuai dengan tujuan pelaksanaan asesmen.

Penentuan pihak yang berkepentingan dengan


laporan hasil asesmen tentunya didasarkan pada
tujuan asesmen yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan
secara komperhensif sehingga hasil asesmen dapat
dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Pihak
yang berkepentingan dengan laporan hasil asesmen
perkembangan anak usia dini diantaranya: pemimpin
lembaga, ketua yayasan, masyarakat pengguna
(orang tua), dan organisasi lainnya yang terkait.

Laporan hasil asesmen menurut (Sujiono


2010:216) dapat disajikan dalam bentuk deskriptif
yang memuat tentang: kekuatan dan kelemahan.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 74


Komponen-komponen tersebut menggambarkan
profil perkembangan anak usia dini yang diasesmen.
Kedua komponen tersebut dijabarkan secara
menyeluruh terkait dengan semua objek yang
diasesmen (seluruh aspek perkembangan anak usia
dini). Berdasarkan komponen-komponen tersebut
pihak yang berkepentingan dapat menggunakan hasil
asesmen sesuai dengan tujuan asesmen. Artinya,
dengan melaporkan kekuatan dan kelemahan anak,
maka pengguna laporan hasil asesmen
perkembangan anak usia dini dapat melihat:

a. Uraian perkembangan anak secara umum


b. Uraian perkembangan kemampuan anak yang
menonjol atau lebih pada semua aspek
perkembangan
c. Uraian perkembangan kemampuan anak yang
masih perlu ditingkatkan.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 75


Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 76
BAB III
PENUTUP

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 77


A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dideskripsikan


pada pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Hakekat Asesmen
Kata evaluasi, assessment, pengujian dan pengukuran
dapat dinyatakan bahwa keempatnya merupakan kata
yang memiliki konsep sendiri-sendiri. Konsep masing-
masing kata memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya.
Asesmen sebagai bagian integral dari pengajaran,
asesmen prapelajaran, selama pelajaran, dan

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 78


pascapelajaran harus integral dengan pengajaran.
Sebagian besar asesmen prapelajaran melibatkan
observasi informal yang membutuhkan interpretasi.
Latihan yang terstruktur juga bisa digunakan dalam
asesmen prapelajaran. Asesmen formatif adalah
observasi yang bergerak dengan cepat dan pemantauan
yang berlangsung selama pelajaran. Asesmen sumatif
atau assesmen formal adalah asesmen setelah pelajaran
usai. Biasanya asesmen ini melibatkan jenis assesmen
yang lebih formal, seperti tes.
Sebagai kesimpulan asesmen perkembangan anak
usia dini adalah suatu proses yang sistematik meliputi
pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian
keputusan tentang perkembangan anak usia dini.
Asesmen perkembangan anak usia dini dilaksanakan
untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan
anak usia dini yang terjadi sebagai akibat adanya kegiatan
yang diberikan.

2. Pendekatan-pendekatan Asesmen
a. Standardized Test (Tes-tes yang terstandar)
Standardized test yaitu tes yang diberikan
biasanya ditingkat nasional, dibawah kondisi-kondisi
yang seragam dan di nilai menurut prosedur yang

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 79


seragam. Tiga jenis tes terstandar yang sering
digunakan di sekolah:

1) Tes Prestasi yaitu tes terstandar yang


mengukur seberapa banyak yang telah
dipelajari siswa di satu bidang pelajaran
tertentu.
2) Tes Diagnostik yaitu tes yang di
administrasikan secara individual untuk
mengidentifikasi masalah-masalah belajar
khusus.
3) Tes Bakat yaitu tes yang dimaksudkan untuk
memprediksi kinerja di masa yang akan
datang.
b. Classroom Assessment (Penilaian Kelas)
Penilaian kelas (Classroom Assessment) yaitu
sejauh mana anda mengetahui tentang apa dan
bagaimana cara siswa belajar. Teknik pengajaran
sebagian besar sederhana, tidak dinilai, tidak
mengenal nama, aktivitas pembelajaran di kelas yang
memberikan kepada anda (guru) dan siswa umpan
balik yang bermanfaat dalam proses pembelajaran.

Jenis-jenis penilaian kelas:

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 80


1) Asesmen Formatif yaitu pengetesan yang
tidak diberi nilai, yang digunakan sebelum
atau selama pengajaran untuk membantu
dalam merencanakan dan diagnosis. Terjadi
sebelum atau selama pembelajaran.
2) Asesmen Sumatif yaitu testing setelah
pengajaran dan mengasesmen pencapaian
prestasi terjadi pada akhir pembelajaran.
c. Alternative Assesment (Alternatif Asesmen)
1) Asesmen Autentik (Authentic Assesment),
yaitu bahwa proses asesmen yang menguji
keterampilan dan kemampuan yang akan
diterapkan dalam situasi kehidupan real.
Asesmen autentik menuntut siswa untuk
menerapkan keterampilan dan kemampuan
seperti yang akan mereka terapkan dalam
kehidupan nyata.
2) Portofolio dan Exhibition (Pameran Hasil
Karya). Portofolio adalah kumpulkan
sistematik hasil karya yang sering kali
mencakup hasil karya yang sedang berjalan,
revisi, analisis, dan refleksi tentang apa yang
sudah dipelajari.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 81


Pameran hasil karya adalah sebuah tes hasil
kerja yang memiliki dua fitur tambahan.
Pertama, tes bersifat publik, jadi siswa yang
menyiapkan pameran hasil karya dan harus
mempertimbangkan audiensnya; komunikasi
dan pemahaman esential.

d. Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen (formatif)
yang tidak dinilai, yang mengumpulkan informasi
dari banyak sumber untuk membantu guru membuat
keputusan. Beberapa contoh asesmen informal adalah
observasi siswa, tanya jawab/percakapan, dan
penilaian diri sendiri

3. Melaporkan Hasil Asesmen


Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah menentukan
format yang sesuai sehingga mampu melaporkan hasil
asesmen perkembangan anak usia dini secara
komprehensif; waktu pelaporan hasil asesmen; dan
sasaran hasil asesmen. Langkah-langkah dalam pelaporan
asesmen, diantaranya:

a. Pengumpulan Data

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 82


b. Verifikasi Data
c. Pengolahan Data
d. Penafsiran Data
e. Pelaporan Asesmen Perkembangan Anak.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 83


B. Penutup

Demikian pembahasan mengenai asemen dalam


pembelajaran. Semoga kajian yang disusun ini dapat
memberikan masukan dan menambah pengetahuan
khususnya bagi kelompok kami dan umumnya bagi para
pembaca dalam pengembangan keilmuan bidang
pendidikan anak usia dini.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 84


Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 85
Daftar Pustaka
Beaty, Janice J, (2010). Observing Development of
the Young Child 7th edition. New Jersey:
Pearson Education, Inc.

Catron, Carol E & Allen, Jan, (1999). Early


Childhood Curriculum 2nd edition (A Creative
Play Model). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Santrock, John W, (2009). Psikologi Pendidikan


(Educational Psychology). Jakarta: Salemba
Humanika

--------------------------, (2011). Psikologi Pendidikan


(Educational Psychology, 2nd Edition).
Jakarta: Kencana.

Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono,


(2005). Menu Pembelajaran Anak Usia Dini .
Jakarta: Citra Pendidikan.

------------------------------------------------------------,
(2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak. Jakarta: Indeks.

Sujiono, Yuliani Nurani, (2011). Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Susanto, Ahmad, (2011). Perkembangan Anak Usia


Dini. Jakarta: Kencana.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 86


Suyanto, Slamet, (2005). Dasar-dasar Pendidikan
Anak Usia Dini. Yogyakarta : Hikayat.

Woolfolk, Anita, (2009). Educational Psychology


10th edition (Active Learning Edition).
Boston: Pearson Education, Inc.

Yus, Anita (2011). Penilaian Perkembangan Belajar


Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana.

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 87


LAMPIRAN

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 88


Lampiran
Lampiran 1: (Sujiono, 2008: lampiran disertasi, dalam
Sujiono 2010:203-205)

ASESMEN PERKEMBANGAN ANAK

Program Kegiatan Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan


Jamak

Bagi Anak Usia 3-4 Tahun

Nama Anak : ......................................

Nama Guru : ........................................

Usia : ......................................

Kelompok : Bermain

Tempat / Tanggal Lahir : ......................................

Smt / Minggu : II / ke 1-4

Keterangan Kriteria Penilaian

BT = Belum Teramati (0)

B = Berkembang (2)

MB = Mulai Berkambang (1)

K = konsisten (3)

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 89


Bidang Pengembangan Indikator Kriteria Penilaian Komentar
dan Aspek Kecerdasan Guru
Jamak B M B K
T B

1. Pengembangan
Fisik/ Bodily/
kinestetic:
1.1. Motorik
Kasar  Dapat berlari dengan cepat
 Dapat berjalan lurus dengan
membawa gelas berisi air
 Dapat bermain dengan bola:
menangkap dan melempar
 Dapat melakukan gerak senam
sederhana dengan mengikuti
irama lagu
 Dapat menirukan gerakan melalui
senam fantasi sesuai irama lagu
1.2. Motorik  Dapat meremas kertas untuk
Halus membuat suatu karya
 Dapat mengoles mentega pada
roti
 Dapat menggunakan benda
dengan benar sesuai dengan
fungsinya
 Dapat menjahit alas makan
2. Perkembangan
Perilaku:
2.1. Interpers  Dapat menunjukkan rasa sayang
onal pada anggota keluarga
 Dapat mengenal sikap dan sifat
yang baik dari anggota keluarga
 Dapat menunjukkan empati pada
orang lain
 Dapat sabar menunggu giliran
2.2. Intrapers  Dapat menunjukkan rasa percaya
onal diri saat mengerjakan tugas
 Dapat melakukan kegiatan sendiri
 Dapat menggunakan toilet
 Dapat mengenal dan mengikuti
aturan
 Dapat berdisiplin melalui kegiatan
sehari-hari

2.3. Spiritual  Dapat mengucapkan doa


 Dapat menirukan sikap saat
berdoa
 Dapat menggunakan kalimat
pujian “syukur atas nikmat-Nya”
 Dapat mengenal sifat Tuhan secara
sederhana “maha pemberi”
 Dapat mengenal makanan yang
sehat dan halal bagi keluarga
2.4. Naturalis  Dapat membedakan peralatan
tik yang sering digunakan: Aku, Ayah,
dan Ibu

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 90


Bidang Pengembangan Indikator Kriteria Penilaian Komentar
dan Aspek Kecerdasan Guru
Jamak B M B K
T B

 Dapat mengenal cara membantu


orang lain
 Dapat mengenal lingkungan sekitar
melalui panca indera “aneka rasa”
 Dapat mengenal lingkungan rumah
dan menjaganya
 Dapat mengenal air bersih dan
sehat untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
 Dapat mengenal dan mencampur
bahan dalam kegiatan percobaan
sederhana
3. Pengembangan
Kognitif:
3.1. Logika  Dapat membedakan ukuran besar
Matema dan kecil
tika  Dapat mengenal konsep angka 1-3
 Dapat memasang benda sesuai
dengan pasangannya
 Dapat mengenali kegiatan di
waktu: pagi, siang, dan malam hari
 Dapat mengenal konsep makanan
dengan gizi seimbang
 Dapat mengenal konsep
“terjadinya banjir”melalui
percobaan sederhana
3.2. Visual  Dapat mengenal warna
Spasial  Dapat mengelompokkan sesuatu
menurut warna dasar
 Dapat menyebutkan kembali
benda-benda yang baru dilihatnya
 Dapat menyebutkan kembali
urutan kegiatan: misalnya urutan
kegiatan dalam menyikat gigi
4. Pengembangan
Bahasa:
4.1. Linguisti  Dapat menyebutkan nama aneka
k buah dan sayuran yang
diketahuinya
 Dapat menjawab pertanyaan
sederhana tentang tugas anggota
keluarga, guna makan, guna
pakaian dan kegiatan sehari-hari
 Dapat mengungkapkan sesuatu
dengan kalimat pendek
 Dapat bercerita tentang “diri
sendiri”
 Dapat menceritakan makanan,
minuman kesukaanku dan
keluarga
5. Pengembangan
Seni:
5.1. Musikal

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 91


Bidang Pengembangan Indikator Kriteria Penilaian Komentar
dan Aspek Kecerdasan Guru
Jamak B M B K
T B

 Dapat bertepuk tangan mengikuti


irama lagu
 Dapat menyanyikan beberapa lagu
anak
 Dapat mengekspresikan gerakan
sesuai dengan irama lagu
 Dapat mengenal dan memainkan
alat musik sederhana
 Dapat bermain alat musik dari
botol bekas
 Dapat berpantomim gaya
seseorang yang dikenalnya
 Dapat bermain peran
5.2. Visual  Dapat melakukan Finger Painting
Spasial  Dapat menstempel dengan tangan
 Dapat menstempel dengan bibir
 Dapat menempel dengan lem
“buah strawberry”
 Dapat menghias botol bekas
dengan kertas warna warni

Narasi laporan Asesmen Perkembangan Anak:


..........................................................................

.....................................................................................................
.................................................................................

Lampiran: Klipping Portofolio Perkembangan Anak (+


Dokumentasi hasil karya anak)

Mengetahui Jakarta, Maret 2006


Kepala Kelompok Bermain, Guru Kelas

(...............................) (...............................)

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 92


Lampiran 2: (Sujiono, 2010:206)

Contoh: Hasil Catatan Lapangan berdasarkan kegiatan


bermain yang dilakukan melalui kemunculan 4 Karakteristik
Proses Kreatif
Waktu Nama Kegiatan: FUN COOKING

Deskripsi:

Raung kelas di desain berbeda dari biasanya, meja dan kursi makan
diletakkan dan sisusun di ruang bermain, hal ini memberi kesan yang
Kode: CL6/M2H1 berbeda dan membuat anak-anak bertanya-tanya.

Shafa: “Ada apa sih bu...ko mejanya disini?, kita mau ngapain bu
Dwi?” (kelancaran, kelenturan )

Ibu guru menjelaskan bahwa hari ini akan ada kegiatan fun cooking,
Minggu ke: 2 anak-anak menyambut dengan antusias.

Bu guru menyebutkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk fun


cooking antara lain: roti, mentega, pisau, coki-coki dan permen.

Kemudian menjelaskan cara pembuatannya. Anak-anak tertarik,


Hari ke: 1 mereka mendakati ibu guru dan ingin memegang.

Shafa: “boleh dimakan ga?, aku suka coki-coki” (kelancaran,


kelenturan)

Karin: aku mau bikin sendiri, nanti bikin jadi muka macan (elaborasi)
Hari/Tanggal
Zahra: aku juga mau buat sendiri (kelancaran, kelenturan )

Anak-anak duduk dibangku yang telah tersedia, guru membagikan


celemek, Neva menolak untuk menggunakan celemek.

Pengamatan Dalam prosesnya beberapa anak kesulitan untuk menggunakan coklat


pasta karena lubang pada kemasan coklat pasta terlalu kecil sehingga
beberapa anak harus dibantu oleh ibu guru. Beberapa anak tampak
berkreasi dengan roti dan coklat pastanya, ada anak yang memasang
mata dengan posisi mirng sebelah dsb (keaslian, elaborasi, keuletan
dan kesabaran)
Senin, 13 Februari 2006
Karin: aku mau bikin hidung macan (sambil mengoles coki-coki di
rotinya) (keaslian)

Anak-anak tampak bangga dengan roti hasil kreasinya, mereka


berlomba-lomba memanggil ibu guru untuk memperlihatkan hasil
Pkl: 08.20-10.00 WIB karyanya.

Zahra: “Ibu...lihat, Zahra bikin muka orang (keaslian, elaborasi)

Refleksi:

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 93


Saat kegiatan sedang berlangsung ibu guru membimbing anak agar dapat melakukan kegiatan fun cooking
ini sendiri, hanya sesekali saja ibu guru menawarkan bantuan. Suasana kelas terlihat ceria dan alat-alat
permainan yang baru dikeluarkan, membuat anak-anak antusias untuk mencoba. (B2, 3.1. Teori
Perkembangan Anak)

Saat kegiatan berlangsung sangat terlihat kreativitas masing-masing anak, hal ini menunjukkan bahwa
suasana belajar seperti ini mampu memotivasi anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, daya
kreativitas, kemandirian dan memiliki inisiatif (B2, 2.1. Erik Erikson dalam Dodge dan Colker)

Deskripsi:

Pagi ini udara cukup cerah, anak-anak terlihat ceria datang dismabut
oleh bu Dini dan bu Dwi. Setalah anak-anak bermain, bu Dwi meminta
anak-anak membentuk kereta api dan melewati gerbong (bu Dwi dan
bu Iyah menjadi gerbongnya untuk memasuki kelas). Kegiatan hari ini
dimulai dengan berdoa bersama. Setelah morning meeting, bu guru
mengajak anak-anak ke dramatic play area, di area ini sudah disiapkan
Kode: CL7/M2H2 tiga minuman dengan tiga warna (merah, hijau dan hitam). Anak-anak
diminta mencicipi setiap minuman tersebut dan menyebutkan
warnanya. Setelah kegiatan ini, bu Dwi memperlihatkan cara membuat
susu, bahan-bahan telah disipakan di atas meja (air, susu, gelas dan
sendok). Bu Dwi mendemonstrasikan cara membuat susu. Anak-anak
Minggu ke: 2
terlihat mendekat dan ingin mencoba, “bu guru ini boleh diminum ya?
Dirumahku juga ada bu guru” (kelenturan, kelancaran )

Shafa: “aku mau buat susu sendiri bu, aku di rumah suka bantuin
Hari ke: 2
mama buat susu” (kelenturan). Setalh anak-anak dipersilahkan duduk
di kursi yang telah dipersiapkan, ibu gru membagikan susu yang telah
dibawa anak dan mempersilahkan anak-anak untuk membuat susu
sendiri.
Hari/Tanggal
Hana: menuangkan air terlalu banyak, susunya tumpah dan
tumpahannya dimainkan.

Pengamatan: Shafa: memasukkan air ke dalam gelas dengan hatii-hati kemudian


mengaduk susunya pelan-pelan karena takut tumpah, lalu diminum
(takaran airnya ± segelas) (keuletan dan kesabaran )

Rabu, 15 Februari 2006 Dimas: tidak mau minum susu kalau tidak di dot

Anak-anak terlihat aktif dan semangat untuk mencoba dalam kegiatan


tersebut, mereka membuat sendiri dan berusaha untuk tidak
PKL: 08.20-10.00 WIB menumpahkan airnya saat menuang (keuletan dan kesabaran )

Refleksi:

Guru menjelaskan secara detail bagaimana proses membuat susu (cara menuangkan, mengaduk), guru juga
menjelaskan tentang sebab akibat (jika menuangkan air kebanyakan, maka akan tumpah dan lain-lain). Hal
ini akan menambah pengalaman anak dan mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari secara sederhana.

Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini | 94


Kegiatan seperti ini juga dapat mengembangkan kesadaran personal anak, akan menumbuhkan kemandirian
dalam diri anak serta keterampilan menolong diri sendiri, dan guru juga memotivasi anak untuk dapat
menunjukkan kompetensi diri masing-masing anak (B2, 5.1 Kesadaran Personal)

Ratih Permata Sari, S.Pd, M.Pd | 95

Anda mungkin juga menyukai