DOSEN PENGAMPU :
Fahrur Rozi,S.Pd.,M.Pd.
OLEH KELOMPOK 7
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia- nya kami dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran tematik ini dengan judul “
Pengembangan Penilaian Autentik Tematik Di SD “tepat waktu. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pembelajan Tematik, Bapak
Fahrur Rozi, S.Pd., M.Pd. yang sudah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok “
Pengembangan Penilaian Autentik Tematik di SD" Penyusunan makalah ini berdasarkan
sumber referensi yang di ambil dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan pembahasan meteri
tersebut. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pembahasan di dalam makalah
ini. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karenanya salah satu alternatif yang memungkinkan dalam menerapkan penilaian
Outentik dan dapat disesuikan dengan kondisi sekolah adalah mengembangkan perangkat
penilaian otentik yang valid dan reliabel untuk mengukur pengetahuan peserta didik,
mengembangkan alat penilaian otentik yang valid dan reliabel untuk mengukur sikap peserta
didik, baik aspek sikap, aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan dalam
4
mengembangkan alat penilaian otentik yang valid dan reliabel untuk mengukur keterampilan
peserta didik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
David Krathwhohl (dalam Faisal. Stelly, 2020), mengatakan bahwa penilaian sikap
merupakan penilaian yang berkaitan. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara: observasi
perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi dan penggunaan skala sikap.
Jadi, penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, kondisi pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Adapun cara yang dapat
dilakukan dalam menilai aspek sikap yaitu: observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan
jurnal atau catatan guru.
1. Observasi
Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku.
Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan
hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.
Contoh rubrik penilaian sikap percaya diri pada kegiatan pembelajaran tentang
memperkenalkan diri.
Tema : Diriku
6
Sub Tema: Aku dan Teman Baru
menurut Kunandar (2012: 92) penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
Sedangkan menurut Sudaryono (2012: 92) penilaian diri (self assessment) adalah suatu
teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu.
[20/4 16.07] :
2. Penilaian Diri
menurut Kunandar (2012: 92) penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial.
7
Sedangkan menurut Sudaryono (2012: 92) penilaian diri (self assessment) adalah suatu
teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu.
3. Penilaian Antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
saling menilai terhadap sikap dan perilaku keseharian antarteman. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarsiswa. Penilaian antarteman paling baik dilakukan pada saat
siswa melakukan kegiatan berkelompok.
8
Jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. Contoh
jurnal atau catatan guru dapat dilihat pada tabel berikut.
Teknik penilaian untuk kompetensi pengetahuan bisa melalui tes lisan, tes tulis dan
penugasan. Instrumen tes tulis berupa pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan dan uraian.
Untuk instrumen uraian harus dilengkapi dengan pedoman penskoran. Instrumen tes
lisan berupa daftar pertanyaan. Sedangkan instrumen untuk penugasan bisa dengan pekerjaan
rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu maupun kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas (Kunandar, 2013: 52-53).
1. Instrumen Tes
Namun, teknik tes dalam batas tertentu juga dapat digunakan untuk menilai hasil belajar
psikomotorik dan afektif. Istilah tes diambil dari kata testum yang berasal dari bahasa Perancis
kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.
Tes menurut Arikunto berarti alat atau prosedur untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana tertentu sesuai dengan cara-cara atau kriteria yang sudah ditentukan
sebelumnya. Sedangkan menurut Poerwanti, dkk, tes dijabarkan sebagai prosedur pengukuran
9
yang sistematis agar subjek menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang dipelajari dengan
cara menjawab atau mengerjakan tugas dalam tes.
Dari beberapa pengertian tentang tes tersebut, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan
sebuah alat untuk mengukur sesuatu dengan rancangan sistematis sehingga dapat memberikan
gambaran tentang hal yang diukur dengan pembatasan yang jelas. Tes juga umumnya
Menurut Masnur Muslich (2011) "tipe-tipe hasil belajar ranah psikomotor sebernarnya
saling berhubungan satu sama lain. Dalam kadar tertentu, seseorang yang berubah tingkat
kognisinya sebenarnya sikap dan perilakunya juga mengalami perubahan".
(1) Gerakan refleks atau keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
(5) Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana pada keterampilan yang
kompleks; dan
(6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-dekursif, seperti gerakan ekspresif
dan interpretatif.
Teknik penilaian untuk kompetensi keterampilan bisa melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, proyek dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik. Tes praktik sendiri adalah penilaian yang menuntut respons berupa
keterampilan melakukan suatu aktifitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi
10
instrumen yang digunakan dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (Kunandar, 2013: 53).
1. Penilaian praktik/kinerja
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
1) Guru harus memperhatikan aspek-aspek membaca permulaan apa yang hendak dinilai pada
diri siswa
3) Guru membuat kata atau kalimat-kalimat untuk digunakan pada instrumen penilaian yang
telah disesuaikan dengan tema hari ini.
4) Kata dan kalimat yang dikembangkan guru harus sesuai dengan perintah pada instrumen
penilaian autentik membaca permulaan, misalnya: Anak dipinta mengeja kata, kemudian pada
hari ini temanya keluarga maka anak diminta mengeja kata ayah, ibu, kakak, adik, dan
sebagainya.
5) Guru harus melakukan observasi yang mendalam ketika anak memberikan respon dari apa
yang diminta dalam instrumen penilaian autentik membaca permulaan
6) Proses penilaian harus berlangsung menyenangkan, dan anak tidak sadar jika dirinya sedang
dinilai oleh guru.
7) Guru harus objektif dalam menuliskan respon yang diperlihatkan oleh siswa sesuai dengan
kenyataan pada saat observasi.
8) Guru tidak dibenarkan menambahi atau mengurangi hasil penilaian yang berupa respon
siswa pada rubrik instrumen penilaian autentik membaca permulaan ini. 9) Deskripsi yang
diberikan guru terhadap respon yang diberikan siswa harus jelas dan rinci mulai dari hal yang
umum ke hal-hal yang kecil yang tampak dari diri siswa ketika memberikan respon. 10)
Deskripsi yang dibuat oleh guru harus mampu dipertanggungjawabkan keautentikannya.
2. Penilaian proyek
Proyek adalah cara yang amat baik untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah
karena bersifat sangat ilmiah apalagi ditunjang dengan kegiatan yang berhubungan dengan
dunia nyata. Proyek dapat melibatkan siswa secara aktif dan menemukan situasi baru yang
dapat mendorong siswa menemukan suatu masalah sehingga dapat menuntut mereka
merumuskan hipotesis yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
11
Untuk sekolah tingkat dasar melalui proyek juga menyediakan peluang bagi siswa
untuk mengekplorasi ide ide ilmiah dengan menggunakan materi fisik atau teknologi baru.
Siswa dapat diarahkan untuk melakukan investigasi permasalahan yang ada di sekitar
kehidupan siswa baik lingkungan sekolah maupun tempat tinggal siswa.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
3) Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik. Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai
hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperyi penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan menyiapkan laporan tertulis.
3. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio menurut Uno dan Koni merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu.
Portofolio dalam penilaian terdiri dari berbagai macam jenis yaitu portofolio proses,
portofolio pameran dan portofolio refleksi. Protofolio proses menekankan pada gambaran
keseluruhan siswa selama satu semester atau kurun waktu tertentu dan berisi tugas-tugas.
Portofolio pameran berisi hasil terbaik dari karya siswa yang akan dipamerkan. Portofolio
refleksi memfokuskan pada refleksi proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
BAB III
PENUTUP
13
3.1 kesimpulan
Dalam konteks pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD), penilaian otentik memiliki
relevansi yang besar. Pendekatan tematik, yang mendorong integrasi antara mata pelajaran,
memungkinkan penilaian otentik untuk menyoroti kemampuan siswa dalam menghubungkan
pengetahuan dari berbagai bidang.
Salah satu keunggulan utama penilaian otentik adalah kemampuannya untuk menggali
potensi siswa di luar keterampilan akademis konvensional. Guru dapat melihat dan menilai
berbagai aspek seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi, yang mungkin tidak
terlihat dalam tes tertulis atau kuis tradisional.
Lebih dari sekadar alat evaluasi, penilaian otentik juga menjadi sarana untuk
mendorong pembelajaran aktif. Melalui proses penilaian ini, siswa didorong untuk terlibat
secara langsung dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi mereka serta
pemahaman terhadap materi.
3.2 saran
1. Pelatihan Guru: Guru perlu dilatih dalam merancang dan mengimplementasikan penilaian
otentik yang efektif. Ini mencakup pemahaman tentang jenis-jenis penilaian otentik dan
bagaimana mengintegrasikannya dalam pembelajaran tematik.
DAFTAR PUSTAKA
14
Bambang Subali. (2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press
Faisal dan Stelly Martha Lova. 2020. Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013).
15