Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen dan Evaluasi
Pembelajaran di Sekolah Dasar

Dosen Pengampu:
Dr. Eka Sastrawati, S.Pd., M.Pd.
Desy Rosmalinda, S.Pd., M.Pd.

Kelas/Semester: R-004/4
Kelompok 1 :
Siti Salamah A1D121118
Kinanti Rizki Putri A1D121122
Fania Maidila Putri A1D121124
Indah Bunga Lestari A1D121125
Thera Dies Yunizha A1D121127
Denada Viqri A1D121132
Lara Gesta A1D121136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah-Nya kepada kita semua. Alhamdulillah atas limpahan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perencanaan Dan Pelaksanaan Penilaian
Sikap” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Desain Asesmen dan Evaluasi
Pembelajaran di Sekolah Dasar, dengan harapan menjadi suatu acuan dalam
pembelajaran tersebut.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca dengan
harapan kami bisa membuat makalah dengan lebih baik di kemudian hari. Akhir kata
kami berharap semoga makalah tentang “Perencanaan Dan Pelaksanaan Penilaian
Sikap” dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Jambi, 25 april 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1

B. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

A. Pengertian Penilaian Sikap...................................................................................3

B. Bentuk-Bentuk Penilaian Sikap............................................................................3

C. Kendala Yang Sering Dihadapi Dalam Melakukan Penilaian Sikap...............3

D. Cara merencanakan dan melaksanakan penilaian sikap di Sekolah Dasar.....3

E. Cara Menyusun instrumen penilain sikap...........................................................3

BAB III PENUTUP........................................................................................................3

A. Kesimpulan.............................................................................................................3

B. Saran.......................................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................3

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, penilaian sikap memiliki peran penting dalam mengukur
sejauh mana siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan di
sekolah. Penilaian sikap yang baik dapat memberikan umpan balik yang efektif bagi
siswa untuk meningkatkan perilaku positif dan menumbuhkan nilai-nilai positif di
dalam diri mereka.
Selain itu, perencanaan dan pelaksanaan penilaian sikap yang baik dapat membantu
guru dalam memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pemahaman siswa
terhadap nilai-nilai yang diajarkan. Dalam proses perencanaan, guru dapat merancang
instrumen penilaian sikap yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik
siswa. Sementara dalam pelaksanaan, guru dapat mengamati perilaku siswa secara
langsung dan memberikan umpan balik yang dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan.
Namun, masih banyak tantangan dalam perencanaan dan pelaksanaan penilaian sikap.
Beberapa di antaranya adalah kesulitan dalam merancang instrumen penilaian sikap
yang valid dan reliabel, kesulitan dalam mengukur sikap yang lebih abstrak seperti
moral dan etika, dan kesulitan dalam memberikan umpan balik yang efektif bagi siswa
untuk meningkatkan perilaku positif. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan
yang terus menerus dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan penilaian sikap sangat
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka hal-hal yang akan dibahas
pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari penilaian sikap?


2. Apa saja bentuk-bentuk penilaian sikap yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran?
3. Apa saja kendala yang sering dihadapi dalam melakukan penilaian sikap di
sekolah dasar?
4. Bagaimana cara merencanakan dan melaksanakan penilaian sikap di sekolah
dasar?
1
5. Bagaimana cara membuat instrumen penilaian sikap?

B. Tujuan

Tujuan dari makalah "Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Sikap" adalah


untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep,
bentuk, kendala, dan cara merencanakan serta melaksanakan penilaian sikap yang
efektif dan efisien dalam pembelajaran.

1. Menjelaskan pengertian dari penilaian sikap.


2. Menjelaskan apa saja bentuk-bentuk penilaian sikap yang dapat dilakukan
dalam pembelajaran.
3. Menjelaskan apa saja kendala yang sering dihadapi dalam melakukan penilaian
sikap di sekolah dasar.
4. Menjelaskan cara merencanakan dan melaksanakan penilaian sikap di sekolah
dasar.
5. Menjelaskan cara membuat instrumen penilaian sikap.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Sikap

Penilaian sikap merujuk pada proses evaluasi untuk mengukur sikap seseorang
terhadap suatu hal atau kejadian. Sikap dapat diartikan sebagai kecenderungan mental
seseorang untuk merespon sesuatu secara positif atau negatif. Dalam konteks penilaian,
sikap ini biasanya dilihat dalam hubungannya dengan nilai, keyakinan, norma, atau
tindakan yang diharapkan.

Penilaian sikap dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana seseorang mengadopsi


sikap yang diharapkan dalam suatu situasi tertentu. Misalnya, dalam lingkungan
pendidikan, penilaian sikap dapat dilakukan untuk mengevaluasi apakah siswa memiliki
sikap yang positif terhadap pembelajaran atau apakah mereka menghargai nilai-nilai
tertentu seperti kejujuran dan kerja sama.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk observasi langsung,
wawancara, kuesioner, atau tes proyektif. Dalam melakukan penilaian sikap, penting
untuk memperhatikan konteks dan lingkungan di mana sikap tersebut ditunjukkan, serta
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap seseorang.

Penilaian sikap di SD sangat penting dilakukan karena pada usia ini, anak-anak
sedang mengembangkan sikap mereka terhadap lingkungan, belajar, dan interaksi
sosial. Penilaian sikap di SD dapat membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
siswa dalam sikap-sikap yang diharapkan, serta memberikan umpan balik yang positif
untuk memperkuat sikap-sikap positif dan memperbaiki sikap-sikap yang tidak
diharapkan.

Berikut adalah beberapa pengertian penilaian sikap menurut para ahli:

1 Menurut Daryanto (2008), penilaian sikap adalah proses pengukuran atau penilaian
sikap, nilai, dan kepribadian yang berfungsi sebagai alat bantu untuk membantu
guru dalam menilai kemajuan dan perkembangan siswa.

3
2 Menurut Gagne dan Briggs (1979), penilaian sikap adalah proses pengukuran atau
penilaian sikap seseorang terhadap suatu objek, yang mencakup evaluasi kognitif,
afektif, dan perilaku yang berkaitan dengan objek tersebut.
3 Menurut Mulyasa (2013), penilaian sikap adalah pengukuran atau penilaian
terhadap nilai-nilai, sikap, dan perilaku siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, baik lingkungan sosial, budaya, maupun lingkungan alam.
4 Menurut Sudjana (2011), penilaian sikap adalah proses pengumpulan informasi dan
pengambilan keputusan terkait sikap, nilai, dan perilaku siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
5 Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian sikap adalah
proses evaluasi untuk mengukur sikap, nilai, dan perilaku seseorang terhadap objek
atau lingkungan di sekitarnya, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan perilaku.

B. Bentuk-Bentuk Penilaian Sikap


Penilaian sikap adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengevaluasi perilaku
seseorang dalam menghadapi situasi tertentu. Pilihan bentuk penilaian sikap yang tepat
tergantung pada tujuan penilaian, jenis sikap yang ingin dinilai, dan karakteristik
individu yang dievaluasi.
Beberapa bentuk penilaian sikap yang biasa digunakan antara lain:
1. Observasi langsung
Penilaian sikap melalui observasi langsung adalah suatu bentuk penilaian yang
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung perilaku seseorang dalam situasi
tertentu untuk menilai sikap yang ditunjukkan. Cara ini sangat cocok untuk menilai
sikap yang bersifat konkret atau nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk melakukan penilaian sikap melalui observasi langsung, observasi harus
dilakukan dengan cermat dan sistematis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi langsung antara lain:
● Mempersiapkan observasi: Persiapan harus dilakukan dengan memilih situasi
yang tepat dan mencatat semua yang perlu diamati.
● Mengamati dengan cermat: Pengamat harus mengamati dengan seksama dan
mencatat setiap perilaku yang ditunjukkan.
● Membuat catatan: Catatan yang dibuat harus bersifat objektif dan spesifik,
mencatat perilaku yang diamati dengan jelas.

4
● Menganalisis hasil observasi: Hasil observasi yang telah dicatat kemudian
dianalisis untuk menilai sikap yang ditunjukkan oleh individu yang diamati.
● Memberikan umpan balik: Hasil penilaian kemudian dapat digunakan untuk
memberikan umpan balik pada individu yang diamati, sehingga dapat membantu
dalam meningkatkan sikap dan perilakunya.
Observasi langsung adalah metode yang efektif untuk menilai sikap karena dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh
seseorang. Namun, observasi harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak boleh
bersifat subjektif atau memihak pada satu pihak tertentu.
2. penilaian diri
Penilaian sikap melalui penilaian diri adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan
dengan cara individu mengevaluasi sikap dan perilakunya sendiri. Cara ini sangat
cocok untuk menilai sikap yang bersifat internal atau bersifat subjektif.
Untuk melakukan penilaian diri, individu dapat menggunakan berbagai cara, antara
lain dengan mengisi kuesioner, melakukan refleksi diri, atau melakukan pengamatan
terhadap dirinya sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
penilaian diri antara lain:
● Objektif dan jujur: Penilaian diri harus dilakukan dengan objektif dan jujur agar
hasil penilaian dapat digunakan secara efektif.
● Self-reflection: Individu harus mampu melakukan self-reflection, yaitu
kemampuan untuk mengevaluasi sikap dan perilaku yang dimilikinya secara kritis.
● Menentukan skala penilaian: Skala penilaian harus ditentukan dengan jelas agar
hasil penilaian dapat diinterpretasikan dengan mudah.
● Menentukan kriteria penilaian: Kriteria penilaian harus ditentukan dengan jelas
agar hasil penilaian dapat memberikan gambaran yang akurat tentang sikap dan
perilaku individu.
● Menggunakan alat bantu penilaian: Individu dapat menggunakan alat bantu
penilaian, seperti kuesioner atau rubrik penilaian, untuk membantu melakukan
penilaian diri.
Penilaian diri dapat membantu individu untuk lebih memahami sikap dan perilaku
yang dimilikinya. Namun, individu harus tetap objektif dan jujur dalam melakukan
penilaian diri agar hasil penilaian dapat digunakan secara efektif. Selain itu, penilaian

5
diri juga dapat digunakan sebagai awal untuk meningkatkan sikap dan perilaku yang
dimiliki.
3. kuesioner
Penilaian sikap melalui kuesioner adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan
dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan tertulis kepada individu yang dinilai
untuk menilai sikap yang dimilikinya. Cara ini sangat cocok untuk menilai sikap yang
bersifat subjektif atau internal.
Untuk melakukan penilaian sikap melalui kuesioner, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
● Menentukan tujuan: Tujuan penilaian harus ditentukan dengan jelas agar
kuesioner dapat disusun dengan baik dan hasil penilaian dapat diinterpretasikan
dengan mudah.
● Menentukan skala penilaian: Skala penilaian harus ditentukan dengan jelas agar
hasil penilaian dapat diinterpretasikan dengan mudah. Skala penilaian dapat
berupa angka, huruf, atau kata-kata yang menjelaskan tingkat sikap yang dimiliki.
● Menentukan jenis pertanyaan: Pertanyaan dalam kuesioner dapat berupa
pertanyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan individu
untuk memberikan jawaban secara bebas, sedangkan pertanyaan tertutup
membatasi jawaban yang diberikan.
● Menggunakan bahasa yang jelas: Pertanyaan harus dirumuskan dengan bahasa
yang jelas agar individu dapat memahami pertanyaan dengan baik.
● Uji coba: Sebelum digunakan, kuesioner harus diuji coba terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan dapat dipahami dengan baik dan
sesuai dengan tujuan penilaian.
Kuesioner dapat membantu dalam melakukan penilaian sikap secara efisien dan
efektif. Namun, kuesioner harus disusun dengan baik dan diuji coba terlebih dahulu
agar dapat memberikan hasil penilaian yang akurat. Selain itu, individu yang dinilai
harus diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban dengan jujur dan objektif
untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat.
4. wawancara
Penilaian sikap melalui wawancara adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada individu yang dinilai untuk

6
menilai sikap yang dimilikinya. Bentuk penilaian ini sangat cocok untuk menilai sikap
yang bersifat subjektif atau internal.
Untuk melakukan penilaian sikap melalui wawancara, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
● Menentukan tujuan: Tujuan penilaian harus ditentukan dengan jelas agar
pertanyaan yang diajukan dapat disesuaikan dengan tujuan penilaian.
● Menentukan jenis pertanyaan: Pertanyaan dalam wawancara dapat berupa
pertanyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan individu
untuk memberikan jawaban secara bebas, sedangkan pertanyaan tertutup
membatasi jawaban yang diberikan.
● Menentukan waktu dan tempat: Waktu dan tempat wawancara harus ditentukan
dengan baik agar individu yang dinilai dapat memberikan jawaban dengan tenang
dan jujur.
● Menggunakan bahasa yang jelas: Pertanyaan harus dirumuskan dengan bahasa
yang jelas agar individu dapat memahami pertanyaan dengan baik.
● Menggunakan teknik wawancara yang efektif: Teknik wawancara yang efektif
dapat membantu dalam memperoleh informasi yang akurat dari individu yang
dinilai.
Wawancara dapat membantu dalam memperoleh informasi yang akurat tentang
sikap dan perilaku individu yang dinilai. Namun, wawancara harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan etika wawancara agar individu yang dinilai merasa
nyaman dan memberikan jawaban yang jujur dan objektif. Selain itu, hasil penilaian
dari wawancara juga dapat dipengaruhi oleh faktor subjektivitas dari pewawancara,
sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan validitas hasil
penilaian.
5. penilaian jangka panjang
Penilaian sikap jangka panjang adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan
dengan cara memantau dan menilai perubahan sikap individu dalam jangka waktu
yang lama, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Bentuk penilaian ini sangat cocok untuk menilai perubahan sikap yang bersifat
internal dan kompleks.
Untuk melakukan penilaian sikap jangka panjang, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:

7
● Menentukan tujuan: Tujuan penilaian harus ditentukan dengan jelas agar proses
penilaian dapat diarahkan dan hasil penilaian dapat diinterpretasikan dengan
mudah.
● Menentukan indikator penilaian: Indikator penilaian harus ditentukan dengan jelas
agar dapat memantau perubahan sikap yang diinginkan.
● Membuat rencana penilaian: Rencana penilaian harus dibuat dengan baik,
termasuk prosedur pengambilan data, jenis data yang dikumpulkan, dan frekuensi
pengambilan data.
● Menentukan instrumen penilaian: Instrumen penilaian yang digunakan harus
memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas agar hasil penilaian dapat diandalkan.
● Menganalisis data: Data yang dikumpulkan harus dianalisis dengan baik agar
dapat memberikan informasi yang akurat tentang perubahan sikap individu yang
dinilai.
Penilaian sikap jangka panjang dapat memberikan informasi yang akurat tentang
perubahan sikap individu dalam jangka waktu yang lama. Namun, penilaian sikap
jangka panjang memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup untuk dapat
dilakukan secara efektif. Selain itu, perubahan sikap juga dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan faktor-
faktor yang dapat memengaruhi hasil penilaian.
6. penilaian dari orang lain
Penilaian sikap dari orang lain adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan
dengan cara meminta orang lain, seperti teman, keluarga, atau atasan, untuk menilai
sikap individu yang dinilai. Bentuk penilaian ini sangat cocok untuk menilai sikap
individu dalam konteks sosial dan interaksi dengan orang lain.
Untuk melakukan penilaian sikap dari orang lain, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
● Menentukan tujuan: Tujuan penilaian harus ditentukan dengan jelas agar
pertanyaan yang diajukan dapat disesuaikan dengan tujuan penilaian.
● Memilih penilai yang tepat: Penilai harus dipilih dengan cermat dan sesuai dengan
konteks penilaian agar hasil penilaian dapat diandalkan.
● Menentukan jenis pertanyaan: Pertanyaan dalam penilaian dari orang lain dapat
berupa pertanyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan

8
penilai untuk memberikan jawaban secara bebas, sedangkan pertanyaan tertutup
membatasi jawaban yang diberikan.
● Menggunakan bahasa yang jelas: Pertanyaan harus dirumuskan dengan bahasa
yang jelas agar penilai dapat memahami pertanyaan dengan baik.
● Memperhatikan etika penilaian: Penilaian harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan etika penilaian agar penilai merasa nyaman dan memberikan
jawaban yang jujur dan objektif.
Penilaian sikap dari orang lain dapat memberikan sudut pandang yang berbeda
tentang sikap individu yang dinilai. Namun, hasil penilaian dari orang lain juga dapat
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas dan bias dari penilai, sehingga perlu dilakukan
dengan hati-hati dan memperhatikan validitas hasil penilaian. Selain itu, perlu diingat
bahwa penilaian sikap dari orang lain hanya dapat memberikan informasi tentang
sikap individu dalam konteks sosial tertentu, sehingga tidak dapat digeneralisasi
secara luas.
7. tes proyektif
Penilaian sikap tes proyektif adalah suatu bentuk penilaian yang dilakukan dengan
cara meminta individu yang dinilai untuk merespon stimulus atau situasi tertentu,
kemudian menginterpretasi respons tersebut untuk memahami sikap individu yang
dinilai. Bentuk penilaian ini sangat cocok untuk menilai sikap yang tidak dapat
diobservasi langsung atau sulit diukur dengan instrumen penilaian lain.
Beberapa jenis tes proyektif yang sering digunakan dalam penilaian sikap antara lain:
1. Tes Rorschach: Tes ini menggunakan gambar-gambar inkblot yang abstrak dan
meminta individu yang dinilai untuk menginterpretasikan gambar-gambar tersebut.
2. Tes TAT (Thematic Apperception Test): Tes ini menggunakan gambar-gambar yang
menunjukkan situasi sosial atau psikologis tertentu dan meminta individu yang
dinilai untuk membuat cerita yang berkaitan dengan gambar tersebut.
3. Tes Draw-A-Person (DAP): Tes ini meminta individu yang dinilai untuk
menggambar seseorang dan kemudian menginterpretasi gambar tersebut untuk
memahami sikap individu yang dinilai.
4. Tes Szondi: Tes ini menggunakan gambar-gambar orang yang memiliki ciri-ciri fisik
tertentu dan meminta individu yang dinilai untuk memilih gambar yang paling
disukai dan yang paling tidak disukai.

9
Untuk melakukan penilaian sikap dengan tes proyektif, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
● Menentukan tujuan: Tujuan penilaian harus ditentukan dengan jelas agar proses
penilaian dapat diarahkan dan hasil penilaian dapat diinterpretasikan dengan mudah.
● Menentukan instrumen tes proyektif: Instrumen tes proyektif yang digunakan harus
memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas agar hasil penilaian dapat diandalkan.
● Menganalisis respons: Respons yang diberikan harus dianalisis dengan baik agar
dapat memberikan informasi yang akurat tentang sikap individu yang dinilai.
● Menginterpretasi hasil: Hasil penilaian harus diinterpretasi dengan hati-hati dan
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hasil penilaian.
Penilaian sikap dengan tes proyektif dapat memberikan informasi yang mendalam
tentang sikap individu yang dinilai, terutama sikap yang sulit diobservasi langsung atau
sulit diukur dengan instrumen penilaian lain. Namun, tes proyektif juga dapat
dipengaruhi oleh subjektivitas dan bias dari penilai, sehingga perlu dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan validitas hasil penilaian. Selain itu, perlu diingat bahwa
hasil penilaian dari tes proyektif harus diinterpretasi dengan hati-hati dan memperhatikan
konteks sosial dan psikologis individu yang dinilai.

C. Kendala Yang Sering Dihadapi Dalam Melakukan Penilaian Sikap

Ada beberapa kendala yang sering dihadapi dalam melakukan penilaian sikap di
sekolah dasar, di antaranya:

1. Subjektivitas penilaian

Sikap merupakan hal yang subjektif, sehingga sulit untuk diukur secara
obyektif. Penilaian sikap sering kali tergantung pada penilaian guru, sehingga dapat
menimbulkan perbedaan penilaian antara guru yang satu dengan guru yang lain.

2. Keterbatasan instrumen penilaian

Instrumen penilaian sikap yang tersedia terkadang kurang lengkap atau tidak
sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini membuat penilaian sikap kurang akurat
dan cenderung mengabaikan beberapa aspek penting dari sikap siswa.

3. Tidak adanya konsistensi dalam penilaian

10
Konsistensi dalam penilaian sikap sangat penting untuk memastikan keadilan
bagi semua siswa. Namun, sering kali guru tidak konsisten dalam memberikan
penilaian, terutama ketika mereka terlalu terburu-buru atau terlalu banyak tugas
yang harus dilakukan.

4. Tidak adanya pemahaman yang baik tentang sikap yang dinilai

Sikap yang dinilai sering kali tidak dijelaskan dengan baik atau tidak dipahami
dengan baik oleh guru. Hal ini menyebabkan guru sulit untuk menentukan kriteria
penilaian yang sesuai dan akurat.

D. Cara merencanakan dan melaksanakan penilaian sikap di Sekolah Dasar

5. Teknik Penilaian Sikap


a. Observasi
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar
observasi, atau buku jurnal (selanjutnya disebut jurnal). Penilaian diri
menggunakan instrumen penilaian diri. Penilaian antar teman menggunakan
instrumen penilaian antar teman.Penilaiaan sikap dengan teknik observasi dapat
dilakukan menggunakan lembar observasi.
Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh
pendidik untuk memudahkan penyusunan laporan hasil pengamatan terhadap
perilaku peserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial.
Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian
kompetensi pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
(PABP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada mata
pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum pada KI-1 dan
KI-2. Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa
lembar observasi tertutup dan lembar observasi terbuka.
 Lembar observasi tertutup
Ketika menggunakan lembar observasi tertutup, pendidik menentukan secara
sistematis butir-butir perilaku yang akan diobservasi beserta
indikatorindikatornya.

11
 Lembar observasi terbuka
Jurnal biasanya digunakan untuk mencatat perilaku peserta didik yang
“ekstrim.” Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh
pendidik, walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan
dan valid yang diterima dari berbagai sumber.
Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul
secara alami selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di
dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau
kurang baik yang berkaitan dengan butir sikap yang terdapat dalam aspek
sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yan
dilengkapi denganwaktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu
dicantumkan tanda tangan peserta didik.
Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang
baik, jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan
perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator
sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta
didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.
Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang
baik dan sangat baik, tapi juga setiap perkembangan menuju sikap yang
diharapkan. Berdasarkan jurnal tersebut pendidik membuat deskripsi
penilaian sikap peserta didik dalam kurun waktu satu semester.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan


penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:

 Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata
pelajaran, dan guru BK selama periode satu semester. (khusus untuk SD
hanya ditulis oleh wali kelas dan guru mata pelajaran)
 Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi
tanggung jawabnya. Bagi guru mata pelajaran, 1 (satu) jurnal digunakanuntuk
setiap kelas yang diajarnya. Bagi guru BK, 1 (satu) jurnal digunakan untuk
setiap kelas di bawah bimbingannya.
 Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat
dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang

12
menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami
(peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
 Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak
terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendakditanamkan
melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana
dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang
ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh
peserta didik melalui perilakunya secara alami.
 Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)
sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh
informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang
baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
 Apabila peserta didik tertentu pernah menunjukkan sikap kurang baik, ketika
yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai
harapan), sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.

Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK merekap


perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan
menyerahkan hasil rekapan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.

b. Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap
diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
sikapnya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan
sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain itu, penilaian
diri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran
dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.
c. Penilaian Antar Teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh
seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan
sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil
penilaian antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu
penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai

13
seperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.

6. Pelaksanaan Penilaian Sikap


Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru
bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam
pelajaran). Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus
selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun
diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru
BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap
spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau
kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima
laporan tentang perilaku peserta didik.

7. Pengolahan Hasil Penilaian Sikap


Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu
semester:
a) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan
(menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap
spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).
b) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan
jurnal untuk setiap peserta didik.
c) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan
guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari
guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas
menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap
peserta didik.
d) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.

8. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Sikap


Perilaku sikap spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali
kelas maupun guru BK harus menjadi dasar untuk pelaksanaan tindak lanjut oleh

14
pihak sekolah. Bila perilaku sikap yang kurang termasuk dalam sikap spiritual
maupun sikap sosial, tindak lanjut berupa pembinaan terhadap peserta didik dapat
dilakukan oleh semua pendidik di sekolah.

E. Cara Menyusun instrumen penilaian sikap

Menyusun instrumen penilaian harus didasarkan pada perencanaan penilaian sikap


yang telah dipaparkan sebelumnya. Pada perencanaan tersebut ditetapkan teknik
penilaian sikap adalah dengan observasi/pengamatan dan bentuk instrumen penilaian
sikap adalah jurnal. Pada Kurikulum 2013, jurnal merupakan instrumen utama penilaian
sikap dan dapat didukung dengan teknik lain berupa lembar penilaian diri dan lembar
penilaian antar teman.

Penilaian sikap merupakan hal yang penting dalam evaluasi pendidikan di sekolah
dasar. Untuk menyusun instrumen penilaian sikap, terdapat beberapa langkah yang
dapat dilakukan, di antaranya:

1. Identifikasi sikap yang akan dinilai Pertama-tama, tentukan sikap yang akan dinilai.
Sikap yang akan dinilai harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan mengacu
pada aspek-aspek yang terkait dengan karakter anak.

2. Tentukan jenis instrumen penilaian Pilih jenis instrumen penilaian yang sesuai
dengan jenis sikap yang akan dinilai. Instrumen yang dapat digunakan antara lain:

 Observasi: Mencatat perilaku siswa selama pembelajaran atau kegiatan tertentu.

 Angket: Memberikan kuesioner yang harus diisi oleh siswa, orang tua, atau guru
tentang sikap siswa.

 Skala penilaian: Memberikan skala penilaian untuk sikap tertentu dengan kriteria
penilaian yang jelas.

3. Buat kriteria penilaian Tentukan kriteria penilaian yang jelas dan terukur untuk
setiap sikap yang akan dinilai. Kriteria penilaian harus mengacu pada standar
kompetensi yang ditetapkan dan dapat diukur secara objektif.

4. Uji coba instrumen Lakukan uji coba instrumen penilaian sikap yang telah dibuat
untuk memastikan bahwa instrumen tersebut valid dan reliabel. Uji coba dapat
dilakukan dengan menguji instrumen pada sejumlah siswa terlebih dahulu.

15
5. Revisi instrumen Jika terdapat kekurangan pada instrumen, lakukan revisi sesuai
dengan hasil uji coba. Pastikan instrumen sudah sesuai dengan kriteria penilaian dan
dapat memberikan informasi yang akurat tentang sikap siswa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Edi Hendri & dkk. 2016. Pengembangan penilaian sikap dengan
menggunakan analisis video pelaksanaan pembelajaran berbasis konteks.
Tasikmalaya. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada.

Suharsimi, A. (2015). Evaluasi program pendidikan. Rineka Cipta.

Suherman, E. (2019). Evaluasi pendidikan: Prinsip, teknik, dan prosedur. CV Citra


Abadi.

Tiara, Shintia Kandita & Eka Yuliana sari. 2019. Analisis teknik penilaian sikap sosial
siswa dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN 14 Watulimo. Bandung. Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru.

16

Anda mungkin juga menyukai