Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK

PRODI S1 BK-FIP

Skor Nilai:

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Self-Resilience Of Students In Drug Initiations


(Rosmala Dewi, Raudah Zaimah Dalimunthe, Muhammad Fitri Rahmadana, Muhammad Bukhori Dalimunthe,
Eka Airlangga/2020)

Yona Evrilia Sitepu

NAMA : Yona Evrilia Sitepu


NIM :1203151041
DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr. Rosmala Dewi,M.Pd.cons

MATA KULIAH : Perkembangan Peserta Didik

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN
OKTOBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,berkat rahmat-Nya,kami dapat menyelesaikan
Critical Jurnal Review yang jurnal utamanya berjudul “Self-Resilience Of Students In Drug
Initiations” oleh Rosmala Dewi, Raudah Zaimah Dalimunthe, Muhammad Fitri Rahmadana,
Muhammad Bukhori Dalimunthe, Eka Airlangga,yang akan di bandingkan dengan jurnal “Peran
Guru Dalam mencegah Penyalahgunaan Bahaya Narkoba Pada Siswa” oleh Aden Wahyudhi dan
Iswan untuk memenuhi tugasPerkembangan Peserta didik .Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Prof.Dr. Rosmala Dewi,M.Pd.cons selaku dosen Perkembangan Peserta Didik di Universitas


Negeri Medan atas bimbingan dan segala kesempatan yang telah di berikan kepada kami dalam
penlisan critical journal review ini.
2.Orang tua serta teman-teman yang sudah mendukung kami menyelesaikan tugas ini.

Tak lepas dari kekurangan,para penulis sadar bahwa critical jurnal review ini masih jauh
dari kata sempurna.Saran dan kritik membangun di harapkan demi karya yang lebih baik di masa
depan.Semoga critical jurnal review ini membawa manfaat bagi pembaca dan penulis
terkhususnya.

Penulis

1 oktober 2020

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

BAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3-4

BAB I PENDAHULUAN

RASIONALISASI PENTINYA CBR ................................................................................ 5

TUJUAN PENULISAN CBR ............................................................................................. 5

MANFAAT PENULISAN CBR......................................................................................... 5

BAB II REVIEW JURNAL

JUDUL ............................................................................................................. …………..6

ASAL JURNAL .................................................................................................................. 6

DOWNLOAD ..................................................................................................................... 6

VOLUME DAN HALAMAN ............................................................................................ 6

TAHUN............................................................................................................................... 6

PENULIS ............................................................................................................................ 6

ISSN JURNAL.................................................................................................................... 7

RIVIEWER ......................................................................................................................... 7

TANGGAL ......................................................................................................................... 7

ABSTRAK PENELITIAN.................................................................................................. 7-8

PENDAHULUAN ........................................................................................... ……………8-11

METODE PENELITIAN........................................................................................... …….11-18

3
ANALISIS JURNAL .......................................................................................................... 18-19

KESIMPULAN .................................................................................................................. 19

SARAN ............................................................................................................................... 19

REFERENSI ....................................................................................................................... 20

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Banyak orang yang merasa bingung dalam memilih jurnal referensi untuk kita baca dan pahami,
dan seringkali menjadi malas membaca hanya karena hal tersebut, karena untuk mencari jurnal
yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan saja sudah memakan waktu.

Oleh karena itu, penulis membuat Critical jurnal Review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis
mereview jurnal ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah jurnal.

B.Tujuan Penulisan CJR

Banyak orang yang merasa bingung dalam memilih jurnal referensi untuk kita baca dan pahami,
dan seringkali menjadi malas membaca hanya karena hal tersebut, karena untuk mencari jurnal
yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan saja sudah memakan waktu.

Oleh karena itu, penulis membuat Critical jurnal Review ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis
mereview jurnal ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah jurnal.

C.Manfaat Penulisan CJR

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jurnal atau
hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang di kritik.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut di buat.

5
BAB II

REVIEW JURNAL

Judul Jurnal Utama Self-Resilience Of Students In Drug Initiations

Judul Jurnal Peran Guru Dalam mencegah Penyalahgunaan Bahaya Narkoba Pada
Pembanding Siswa
Asal Jurnal Utama Jurnal Universitas Negeri Medan

Asal Jurnal Holistika Jurnal Ilmiah PGSD


Pembanding
Download Jurnal http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/view/3615
Utama
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika/article/download/2881/2339

Download Jurnal
Pembanding
Volume dan Halaman Volume 9, Halaman 2724-2729
Jurnal Utama

Volume dan Halaman Volume 1, Halaman 24-29


Jurnal Pembanding
Tahun Terbit Jurnal 2020
Utama

Tahun Terbit Jurnal 2018


Pembanding
Penulis Jurnal Utama Rosmala Dewi, Raudah Zaimah Dalimunthe, Muhammad Fitri
Rahmadana, Muhammad Bukhori Dalimunthe, Eka Airlangga

Penulis Jurnal Aden Wahyudhi, Iswan


Pembanding

6
ISSN Jurnal Utama 2277-8616

ISSN Jurnal 2579-6151


Pembanding
Reviewer Yona Evrilia Sitepu

Tanggal Review 17 Oktober 2020

Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian Jurnal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
Utama teknologi informasi terhadap kesadaran akan bahaya narkoba,
pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kecakapan
hidup,pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap bimbingan
spiritual. pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap
intelijen, pengaruh penggunaan teknologi informasi, pengaruh
langsung kesadaran akan bahaya narkoba pada inisiasi resistansi
obat,pengaruh kecakapan hidup terhadap resistensi penggunaan obat,
pengaruh bimbingan spiritual terhadap resistensi inisiasi obat,
pengaruh kecerdasan terhadap resistansi inisiasi obat,efek lokus
kendali pada resistensi inisiasi obat.

-Tujuan Penelitian Jurnal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam
Pembanding mencegah penyalahgunaan narkoba, serta hambatan dan solusi yang
dihadapi dalam mencegah penyalahgunaan bahaya narkoba.
-Subjek Penelitian Jurnal Subjek dari penelitian ini adalah 96 responden yang terdiri dari 7
Utama sekolah yaitu SMA Negeri Pantai Labu (11 responden), SMA Swasta
Taman Siswa (31 responden), SMA Negeri 21 Tanjung Tiram (21
responden), Taman Siswa SMK Swasta (10 responden), SMA
Swasta Muhammadiyah (9 responden), SMK Negeri Tanjung Balai
(8 responden), dan SMA Negeri 14 Medan (6 responden).

7
Subjek dari penelitian jurnal ini yaitu wali kelas VI SDN Sawah 03
-Subjek Penelitian Jurnal Ciputat, sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan desain
Pembanding yang digunakan adalah satu guru kelas VI dan informan berjumlah 5
orang.
-Assesment Data Jurnal Menggunakan beberapa cara yaitu:
Utama -studi dokumen
-interview
-quisioner

-Assesment Data JUrnal


Menggunaka beberapa cara yaitu:
Pembanding
-wawancara
-obesrvasi
-dokumentasi

-Kata Kunci Jurnal Komunikasi terputik, pecandu narkoba, penggunaan teknologi yang
Utama tepat,adiksi obat

-KataKunci Jurnal Komunikasi Terputik, peranan Guru


Pembanding
Pendahuluan
-Latar belakang dan teori Siswa sekolah menengah berada pada fase rawan risiko dalam
jurnal utama konteks perkembangan psikologis . Dalam hal ini, perkembangan
kognisi otak, regulasi emosional, dan perilaku mendukung dalam
konteks hubungan dengan orang dewasa. Ancaman paling parah
yang dihadapi saat ini adalah adaptasi terhadap narkoba. Kondisi ini
terlihat dari prevalensi depresi di kalangan anak muda yang sangat
tinggi di seluruh dunia. Remaja mengalami depresi yang lebih
tinggi, sebagian besar depresi yang tidak diobati . Remaja mencoba
narkoba dengan alasan mengikuti gaya hidup remaja modern.
Hampir 25% korban penyalahgunaan narkotika di Indonesia adalah
remaja (Kementerian Kesehatan 2014). Lebih lanjut dijelaskan
bahwa faktor yang paling dominan menyebabkan penyalahgunaan
narkoba pada remaja adalah pergaulan dengan teman sebaya yang
terlalu bebas dan tidak terkontrol (Kemenkes, 2014). Jumlah

8
pengguna narkoba di Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9
juta orang (Kemenkes 2014). Sumatera Utara menempati urutan
kedua sebagai provinsi dengan pengguna narkoba terbanyak di
Indonesia (Kementerian Kesehatan 2014). Dalam setahun terakhir,
prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan mulai
dari tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi adalah 4,7 persen
(Statistik 2018). Data statistik di atas menunjukkan kerentanan
remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Untuk itu perlu dilakukan
pengukuran tingkat ketahanan diri remaja terhadap inisiasi obat dan
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kecemasan tersebut
Instrumen ketahanan diri anti narkoba yang sering digunakan adalah
Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS), Behavioral Summary
Scale (BSS); atau skala peringkat grafis (GRS); untuk menentukan
kemampuan individu untuk menghadapi impuls, keinginan, atau
pengaruh penyalahgunaan narkoba. Namun, penelitian ini
mengembangkan dan menggunakan instrumen ketahanan diri yang
berbeda . Ketahanan merupakan salah satu faktor penentu sukses
tidaknya seseorang melewati berbagai tantangan dan kesulitan.
Siswa yang memiliki ketahanan diri yang tinggi akan mampu
bertahan dan terus berjuang dengan tekun ketika dihadapkan pada
suatu masalah belajar, penuh motivasi, semangat, semangat, ambisi,
dan keuletan belajar yang tinggi. Sedangkan siswa yang mudah
menyerah, pasrah pada takdir, pesimis, dan cenderung selalu negatif,
dapat dikatakan sebagai siswa yang memiliki ketahanan diri yang
rendah. Mahasiswa yang memiliki ketahanan diri tinggi ditandai
dengan
(1) komitmen
(2) control
(3) mampu menghadapi tantangan.

pesatnya perkembangan jaman dan semakin kompleksnya


tantangan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia maka makin
-Latar belakang dan teori tinggi pula tuntutan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
jurnal pembanding
berkualitas unggul, sumber daya manusia berkualitas unggul tersebut
yang diyakini mampu eksis dalam menghadapi kemajuan era
globalisasi ini. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, diperlukan
langkah strategis, konsisten, berkelanjutan dan senantiasa dilakukan

9
secara terus menerus dalam kehidupan nyata manusia. Salah satu
jawaban terhadap tuntutan tersebut adalah melalui peran lembaga
pendidikan.
Menurut Danim (2013:17-18), guru merupakan pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
jalur pendidikan formal. Dalam UU No.20 tahun 2003, kata guru
dimasukan kedalam genus pendidik sesungguhnya guru dan pendidik
merupakan dua hal yang berbeda. Kata guru (teacher) dalam makna
luas adalah semua tenaga kependidikan yang menyelenggarakan
tugas-tugas pembelajaran dikelas untuk beberapa mata pelajaran.
Menurut Kunandar (2007:48-50) guru professional adalah guru yang
mengenal tentang dirinya. Yaitu, dirinya adalah pribadi yang
dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk belajar. Guru
dituntut mencari tahu terus menerus bagaimana seharusnya peserta
didik itu belajar. Maka apabila ada kegagalan peserta didik, guru
dipanggil untuk menemukan penyebabnya dan mencari jalan keluar
bersama peserta didik bukan mendiamkannya atau malahan
menyalahkannya.
Menurut Sagala (2013:13-14) peran guru yang ditampilkan
membentuk karakteristik anak didik atau lulusan yang beriman,
berakhlak mulia, cakap mandiri, berguna bagi agama, nusa dan
bangsa, terutama untuk kehidupannya yang akan dating. Inilah yang
disebut manusia seutuhnya yaitu berpengetahuan, berakhlak dan
berkepribadian. Pendek kata guru wajib bertanggung jawab atas
segala sikap, tingkah laku dan amalannya dalam rangka membina dan
membimbing anak didik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
tugas guru sangat berat, baik yang berkaitan dengan dirinya. Guru
seorang arsitek yang berusaha membentuk jiwa dan watak anak
didik. Guru juga memiliki peluang menentukan untuk membangun
sikap hidup atau kepribadian anak didiknya sehingga dapat berguna
bagi diri dan keluarganya kelak. Guru bekerja melaksanakan tugas
professional kependidikan tidak karena takut pada pimpinannya,
tetapi karena panggilan tugas profesionalnya dan juga ibadahnya.
Menurut Abu Hanifah dan Nanang Unayah (2011:37-38) bahwa
penyalahgunaan narkoba atau napza menjadi masalah yang
memperhatikan, karena terutama menimpah generasi muda sehingga
berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tindakan pencegahan atau preventif dilakukan secara aktif
melalui pembinaan masyarakat dengan mengadakan penyuluhan dan

10
bimbingan.
Menurut Sri Tyas Suci (2015:1-12) Narkoba dan napza merupakan
istilah yang sering didengar diberbagai media massa dan dalam
perbincangan sehari-hari. Selain narkoba, sering mendengar istilah
“napza” yaitu akronim dari narkotika, alcohol, psikotropika dan zat
adiktif lainnya. Zat psikotropika ada yang bersifat adiktif, misalnya
obat penenang, obat tidur, ekstasi, sabu-sabu, alcohol, nikotin, kafein,
kokain, ganja dan LSD. Tahun 1976 tersebut sebutulnya konvensi
PBB tentang psikotropika telah lima tahun berlalu, tetapi ternyata
saat itu tidak sekaligus mengesahkan konvensi psikotropika serta
mengundangkannya. Baru tahun 1996, atau 25 tahun setelah
konvensi PBB tentang psikotropika disepakati, Indonesia
mengesahkan melalui UU Nomor 8 Tahun 1996. Undang-undang
Nomer 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 1 ayat (1)
menyebutkan bahwa “Narkotika adalah zat dan obat yang berasal
dari tanaman, baik sintetis Maupin semisintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan”.
Metode penelitian
-Langkah penelitian Responden penelitian ini adalah siswa SMA di Sumatera Utara yang
jurnal utama direkomendasikan oleh guru BK karena teridentifikasi memiliki
gejala perilaku inisiasi narkoba (Siswa dalam tahap trial and error
saat bertemu teman, pernah mencoba atau mencoba narkoba
beberapa kali, berulang kali penggunaan narkoba jika bertemu teman
yang terindikasi kecanduan). Agar guru BK dapat mengetahui
kriteria siswa yang terindikasi memulai Narkoba, terlebih dahulu
dilakukan lokakarya tentang deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.
Dalam workshop tersebut para guru dilatih dan diberikan materi
tentang cara mendeteksi siswa yang menginisiasi atau menjadi
pecandu narkoba. Setelah guru BK mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan mendeteksi penyalahgunaan narkoba sejak dini, guru
mengumpulkan data di sekolah untuk mencari siswa yang mengalami
gejala inisiasi narkoba dengan menggunakan instrumen yang telah
disiapkan. Hasil pendataan dari guru diperoleh 96 responden yang
terdiri dari 7 sekolah yaitu SMA Negeri Pantai Labu (11 responden),
SMA Swasta Taman Siswa (31 responden), SMA Negeri 21 Tanjung
Tiram (21 responden), Taman Siswa SMK Swasta (10 responden),
SMA Swasta Muhammadiyah (9 responden), SMK Negeri Tanjung
Balai (8 responden), dan SMA Negeri 14 Medan (6 responden).

11
-Langkah penelitian penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sawah 03
jurnal pembanding Ciputat Kota Tangerang Selatan yang beralamat di Jalan Gelatik,
Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Penelitian yang akan dilaksanakan
sekitar bulan Juli sampai dengan bulan Januari. Penelitian yang
digunakan adalah penelitian Kualitatif Deskriptifl dengan bentuk
Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Hal ini dikarenakan
penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
lapangan. Objek penelitian adalah wali kelas VI, sedangkan sampel
dalam penelitian ini sesuai dengan desain yang digunakan adalah satu
guru kelas VI dan informan berjumlah 5 orang.
-Hasil penelitian jurnal Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diteliti memiliki
utama kecakapan hidup yang rendah; Kondisi inilah yang menyebabkan
pelajar rentan terhadap narkoba, akhirnya mencapai pembiasaan
narkoba. Selain itu, kepemimpinan siswa yang diindikasikan untuk
memulai narkoba relatif rendah akibat rendahnya kecakapan hidup.
Indikator kecakapan hidup lainnya yaitu kemampuan memecahkan
masalah juga tergolong dalam kategori rendah. Kecakapan hidup
berupa pengambilan keputusan mata pelajaran juga termasuk dalam
kategori rendah; oleh karena itu subjek sangat bergantung pada
teman . Alasan penggunaan narkoba dalam kategori follow up
memiliki persentase tertinggi 32% dari alasan lain. Sebanyak 70%
teman responden tidak menasihati, dan 80% teman mengatakan
bahwa narkoba tidak akan merusak masa depan . Siswa yang
terindikasi melakukan inisiasi narkoba di sekolah memiliki nilai yang
rendah pada indikator altruisme, artinya mereka tidak memiliki
kesukarelaan membantu sesama, terikat pamrih dan hanya melakukan
perbuatan baik. Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja
disebabkan oleh hubungan teman sebaya dan kurangnya peran orang
tua . Siswa yang ingin memulai penggunaan narkoba mengalami
kesulitan di masa remajanya untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan tidak memiliki rasa percaya diri, sehingga mereka
menjadikan narkoba sebagai pengalihan.
kontribusi yang paling signifikan adalah pengaruh pemanfaatan
teknologi terhadap pembinaan spiritual, pemanfaatan teknologi
terhadap kecakapan hidup, kemudian pemanfaatan teknologi
terhadap kesadaran bahaya narkoba. Sumbangan efektif keenam
variabel tersebut terhadap ketahanan diri adalah 0,505 atau 50,5%.
Artinya, program teknologi perlu dirancang dalam upaya menekan
jumlah remaja yang mulai menggunakan narkoba. Tim peneliti telah
mulai merancang program pendidikan yang disebut EDUDA, yaitu

12
"pendidikan kesulitan narkoba" (Dapat diunduh di app store),
program pendidikan untuk membangun ketahanan diri terhadap
narkoba. Mengingat pengaruh langsung pemanfaatan teknologi
terhadap kesadaran bahaya narkoba, kecakapan hidup, dan
bimbingan spiritual terhadap ketahanan diri. Dalam program
EDUDA untuk siswa, guru BK dan orang tua dapat mengakses video
pembelajaran dan praktek menjadi pendidik sehingga proses
pendidikan meningkatkan ketahanan diri siswa.

Peneliti mengamati interaksi yang terjadi antara guru dengan wali


-Hasil penelitian jurnal murid, yaitu guru melakukan kerja sama antara orang tua dengan
pembanding guru untuk megadakan rapat sekolah agar terjalin silutarahmi yang
baik. Karena dengan melakukan rapat, guru lebih mengetahui latar
belakang siswa tersebut. interaksi antara pihak sekolah dengan
masyarakat. Interaksi antara guru dengan pedagang yaitu, guru
memberitahu kepada pedagang tersebut agar menolak anak-anak
berkumpul diluar gerbang sekolah pada saat jam istirahat dan pada
saat pulang sekolah. Interaksi antara guru dengan siswa yaitu, pada
saat jam istirahat berlangsung, guru melakukan pendekatan kepada
siswa yang berkumpul dengan cara guru mendengarkan cerita siswa
dan memberikan nasehat yang baik untuknya. Pada saat guru
membangun kerja sama yang baik, guru melakukan pendekatan
dengan cara mengadakan rapat di sekolah dengan mengundang wali
murid. Adapun hambatan dan solusi yang dihadapi oleh guru yaitu,
keterbatasan waktu guru untuk mengetahui bagaimana latar belakang
anak tersebut, dan adanya perbedaan karakter disetiap siswa. Adapun
solusi yang dilakukan oleh guru yaitu, dengan cara mengundang
seluruh wali murid untuk mengadakan rapat.
Dari hasil wawancara peneliti memberikan gambaran bahwa peran
yang dilakukan oleh guru yaitu, membangun kerja sama yang baik
antara guru dengan orang tua siswa dengan cara mengikutsertakan
atau mengundang orang tua siswa untuk dapat mengikuti rapat
sekolah agar terciptanya silaturahmi yang baik. Dengan melakukan
pendekatan guru sering mengajak siswa berkomunikasi, memahami
permasalahan, menjadi pendengar yang baik, menjadi pendamping
dalam memahami masalah, memberikan nasehat agar siswa memiliki
semangat untuk berkembang, memberikan perhatian lebih dalam
mengontrol perilaku siswa yang bermasalah, berkerja sama dengan
guru kelas dan memantau siswa dalam ruang lingkup keluarga di

13
SDN Sawah 03 dengan aspek keluarga, teman sebaya dan faktor
kesempatan. Guru memiliki komunikasi yang baik dalam memahami
permasalahan siswa, serta menjadi pendengar yang baik. Dengan
pendekatan tersebut, siswa sedikit demi sedikit merasa dekat dan
nyaman dengan adanya guru kelas VI. Dengan demikian, peran guru
dalam mencegah penyalahgunaan narkoba siswa dapat berjalan
dengan baik. Pada saat siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru, kemudian guru memberikan efek jera seperti mengambil
sampah dilingkungan sekolah. Hambatan yang terjadi adalah
keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru untuk dapat mengetahui
latar belakang siswa, dan karakteristik siswa yang berbeda-beda.
dalam hal pendidikan dirumah, dan kebiasaan siswa yang membuat
guru dapat menjadi pendamping bagi siswanya yang memiliki
karakteristik dan permasalahan yang beragam.
Masalah-masalah yang telah teridentifikasi akan ditindak lanjuti
oleh guru dengan memberikan dukungan atau motivasi agar siswa
memiliki semangat untuk berkembang ke arah positif. Dalam hal ini
guru memberikan dorongan dan nasehat terhadap siswa agar
memiliki kemauan untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Hambatan
yang di alami guru dalam mencegah penyalahgunaan narkoba adalah
keterbatasan waktu guru untuk mengetahui latar belakang siswa dan
perbedaan karater siswa satu dengan yang lain. Hambatan yang di
alami oleh guru dari faktor keluarga adalah keterbatasan waktu untuk
selalu melakukan pendampingan kepada siswa, hal ini dapat
membuat guru mengalami kesulitan dalam meengetahui latar
belakang siswa, dikarenakan waktu di sekolah sangat terbatas. Maka
guru selalu berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang tua siswa.
Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari hasil wawancara
para responden, peran guru yaitu sebagai pendidik, sebagai pengajar,
sebagai pendengar yang baik, dan sebagai contoh yang baik.
-Diskusi Penelitian Subjek yang menggunakan narkoba di sekolah memiliki kecerdasan
Jurnal Utama di bawah rata-rata, keyakinan tentang kehidupannya bergantung pada
faktor eksternal, sehingga situasi ini membuat siswa lebih rentan dan
berinisiatif, serta membiasakan diri dengan narkoba. Kepercayaan
diri siswa untuk menjalani kehidupan harus dibangun melalui
optimalisasi pendidikan di rumah, sekolah, dan teman. juga
menemukan hubungan negatif antara IQ dan perilaku kriminal.
Semakin tinggi tingkat IQ, semakin rendah perilaku kriminalnya.
Anak-anak dengan tingkat intelektual yang lebih rendah
menunjukkan peningkatan risiko perilaku antisosial. Anak-anak

14
yang memiliki kombinasi IQ rendah dan kesulitan keluarga memiliki
skor agresi yang lebih tinggi daripada kelompok anak-anak
lain.Ketahanan tercipta dengan sendirinya dengan tingkat stres yang
berbeda dalam situasi yang sama; mereka memiliki ketahanan yang
berbeda dalam diri mereka sendiri, sehingga mempengaruhi
kemampuan mereka untuk menangani penyebab stres. Sumber daya
internal berarti kumpulan dan kombinasi pikiran, perasaan, sikap,
asumsi, dan keyakinan subjektif lainnya yang khas dari setiap
individu.
Berdasarkan hasil analisis data, untuk membangun ketahanan diri
siswa dapat dimulai dari peningkatan pembinaan spiritual dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi tanpa
pedoman yang jelas dan konkrit tentang bahaya narkoba juga tidak
akan efektif. Mahasiswa yang sudah menginisiasi dapat disimpulkan
memiliki keingintahuan yang lebih tinggi terhadap narkoba. Dilihat
dari variabel teknologinya, mahasiswa yang diinisiasi dengan
narkoba seringkali menggunakan ponsel untuk mengenal narkoba.
Sedangkan edukasi tentang bahaya, efek, dan jenis narkoba belum
optimal diberikan oleh orang tua dan guru. Pengaruh ajakan
berteman melalui lebih dominan daripada bimbingan orang tua dan
guru. Bimbingan spiritual memiliki jumlah yang signifikan dengan
ketahanan diri; Artinya pendidikan agama di rumah dan sekolah
harus ditingkatkan. Siswa perlu mandiri melalui pendidikan yang
tepat, pemahaman yang baik tentang risiko dan mekanisme
perlindungan, terutama terapi keluarga untuk merancang cara yang
lebih efektif untuk membantu individu yang tinggal dalam keluarga
dengan masalah.
Kurikulum sekolah di Indonesia saat ini mempromosikan
kompetensi sosial dan kesejahteraan anak-anak. Studi ini
memberikan bukti bahwa lingkungan sekolah sangat penting dalam
menentukan tingkat kesejahteraan sosial dan emosional siswa dan
menunjukkan bahwa lingkungan sekolah meningkatkan kompetensi
sosial yang secara aktif membina hubungan yang hangat, mendorong
partisipasi, dan memberikan kejelasan tentang batasan, aturan, dan
harapan yang mendukung. lingkungan yang kondusif untuk
ketahanan diri siswa. Bimbingan spiritual menunjukkan angka di
bawah rata-rata untuk indikator ketenangan, artinya remaja merasa
hidup mengkhawatirkan, dan indikator kesabaran juga rendah.
Remaja yang memulai narkoba cenderung sulit mengendalikan
emosi. Variabel ketahanan pada indikator kemampuan

15
mengembangkan kekuatan diri dan ketangguhan tergolong rendah,
artinya keadaan ini menyebabkan remaja mudah sekali dipengaruhi
oleh berteman dengan teman-teman pengguna narkoba. Anak-anak
yang tangguh memiliki lebih banyak faktor pelindung dan risiko
yang lebih rendah daripada anak-anak dengan kehidupan yang penuh
tekanan. Menurut model kompensasi.faktor-faktor tersebut adalah
faktor risiko dan faktor pelindung. Sekolah merupakan bagian
penting dari sistem mikro perkembangan .
Oleh karena itu, pengalaman sekolah dan sekolah merupakan faktor
penting untuk meningkatkan resistensi siswa
untuk memulai obat. Banyak penelitian telah menemukan bahwa
pengalaman sekolah anak-anak dan hubungan yang mereka bentuk
memiliki efek perlindungan yang signifikan. Konsep ketahanan
dengan penekanannya pada peningkatan faktor perlindungan
lingkungan bila dikaitkan dengan peran sekolah di Indonesia saat ini
harus memperhatikan kompetensi sosial anak.
Pendidik di sekolah secara aktif membina hubungan yang hangat,
mendorong partisipasi, dan memberikan kejelasan tentang batasan,
peraturan, dan harapan agar siswa terbiasa melatih diri dalam
mengembangkan kompetensi sosial. Semuanya harus diajarkan di
sekolah karena tiga alasan: (1) penawar depresi, sebagai wahana
untuk meningkatkan kepuasan hidup, (2) membantu pembelajaran
yang lebih baik dan (3) berpikir lebih kreatif. Karena sekolah adalah
tempat yang tepat untuk membangun inisiatif anak karena mereka
banyak menghabiskan waktu di sekolah. Interaksi dan pengalaman
siswa setiap hari dengan teman sebaya dan guru merupakan bagian
integral dari menjadi target penting untuk program pendidikan.
Bangsa Amerika berusaha mengubah pendidikan untuk memenuhi
tuntutan abad kedua puluh satu dengan memasukkan keterampilan
hidup, berbagai keterampilan, intelektual, dan keterampilan sosial.
Ada kesepakatan antara para pemimpin di dunia industri dan
akademisi bahwa siswa harus belajar untuk menjadi inovatif,
memecahkan masalah, dan berhasil berinteraksi dengan orang-orang
dari berbagai budaya.Kekuatan karakter dapat dilihat sebagai sumber
daya pribadi yang memfasilitasi ketahanan (pikiran terbuka,
ketekunan, vitalitas, pengendalian diri, spiritualitas) .Sumber daya
pribadi tambahan termasuk optimisme, iman, rasa makna,
kemanjuran diri, fleksibilitas, kontrol impuls, empati, dan hubungan
dekat.

16
Guru memiliki peran dalam mencegah bahaya narkoba, dalam
-DIskusi penelitian kenyataannya guru memiliki peran yang sangat penting untuk
jurnal pembanding mencegah bahaya narkoba masuk ke lingkungan sekolah. Jika
seorang guru tidak bisa mencegah narkoba masuk dikalangan sekolah
maka masa depan generasi muda ini akan lebih baik. Guru harus
senantiasa menjadi sosok yang mampu menumbuhkan inspirasi dan
memberikan motivasi untuk peserta didiknya. Hal ini sangat
memungkinkan sebab, guru adalah seorang yang sangat dekat dengan
peserta didik bahkan menjadi pengganti dari kedua orangtua mereka.
Tugas dari seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih,
dalam mendidik seorang siswa, guru seharusnya bisa membentuk
karakter siswa yang lebih baik dan harus menimbulkan akhlah yang
baik pada diri seorang peserta didik. Oleh sebab itu, kesempatan bagi
para guru untuk bisa membimbing dan mengarahkan peserta didiknya
kepada hal-hal yang positif dan menamkan sikap dan pengetahuan
yang dibutuhkan bagi kehidupan mereka dikemudian hari. Kemudian
salah satu tugas guru adalah menjadi orangtua kedua siswa, disaat itu
guru juga harus menjaga siswa tidak terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekolah.
Narkoba atau napza adalah penggunaannya bukan untuk tujuan
pengobatan, tetapi agar dapat menikmati pengaruhnya, dalam jumlah
berlebih, secara kurang lebih teratur, berlangsung cukup lama
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, gangguan
kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya. Narkoba mempunyai resiko
kecanduan bagi penggunanya bila digunakan secara terus menerus
Narkoba juga bisa membuat seseorang bisa menyebabkan kematian
karena pemakaiannya secara rutin atau terus-menerus tanpa ada jeda
pemakaiannya. Narkoba juga sudah merambah ke lingkungan luas
dan nanrkoba tersebut tidak.mengenal golongan termasuk anak-anak,
orang dewasa ataupun orang tua. Kalau saja lingkungan seperti ini
tidak dijaga oleh para instansi pendidikan maka narkoba akan lebih
mudah masuk kelingkunganpendidikan. Pada saat itulah, generasi
muda yang menjadi sasaran dari peredaran narkoba tersebut sangat
terancam pada masa yang akan datang.
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi siswa dalam
memakai narkoba yaitu faktor keluarga, faktor kepribadian, faktor
kesempatan dan faktor teman sebaya. Seandainya ke empat faktor
tersebut bisa membuat siswa lebih nyaman maka siswa tidak akan
terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Seiring
berjalannya proses pencegahan penyalahgunaan narkoba yang

17
dilakukan oleh guru, maka hambatan demi hambatan yang terjadi
oleh siswa akan dihadapi dalam menjalani perannya sebagai
pencegah terhadap penyalahgunaan narkoba. Dengan adanya
hambatan-hambatan yang terjadi oleh siswa dalam proses
pencegahannya, maka akan timbullah solusi untuk siswa dalam
proses pencegahan penyalahgunaan narkoba. Maka dengan demikian
guru memiliki peran yang penting bagi pencegahan terhadap
penyalahgunaan narkoba di kehidupan mendatang.
-Daftar pustaka Jurnal ENCES
utama [1] B. J. Ellis et al., ―The evolutionary basis of risky adolescent
behavior: Implications for science, policy, and practice,‖ Dev.
Psychol., vol. 48, no. 3, pp. 598– 623, 2012.
[2] J. M. Twenge and S. Nolen-hoeksema, ―Age , Gender , Race ,
Socioeconomic Status , and Birth Cohort Differences on the Children
’ s Depression Inventory : A Meta-Analysis,‖ vol. 111, no. 4, pp.
578–588, 2002.
[3] D. M. Klieger et al., ―Development of the Behaviorally
Anchored Rating Scales for the Skills Demonstration 2728

Sudarwan. 2013. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung:


-Daftar pustaka jurnal PT Alfabeta. Abu dkk. (Mencegah Menanggulangi Penyalahgunaan
pembanding NAPZA Melalui Peran Serta Masyarakat). Volume 16 Nomor 1
Tahun 2011. Eunike. 2015. LONG AND WINDING ROAD (Jalan
Panjang Pemulihan Pecandu Narkoba). Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara. Kunandar. 2007. Guru Profesional (Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru). Jakarta: PT Raja Grapindo Persada. Syaiful. 2013.
Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta
Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitain Menjelaskan materi secara terperinci dan sistematis, terdapat
jurnal utama diagram dan tabel yang makin mempermudah dalam mencerna isi
jurnal.

-Kekuatan penelitian Materi yang di sampaikan singkat tetapi jelas, terdapat diagram dan
jurnal Pembandng tabel yang makin mempermudah dalam menmuka data dalam jurnal.
-Kelemahan penelitian Jurnal teserbut berbahasa inggris dan harus diterjemahkan kedalam
jurnal utama bahasa Indonesia terlebih dahulu, banyak kosakata yang sulit untuk
di pahami.

18
-Kelemahan penelitian Kurangnya informasi tambahan seperti hasil penelitian yang singkat.
jurnal pembanding
Kesimpulan Pemanfaatan teknologi berpengaruh signifikan terhadap Drug Hazard
Awareness. Siswa menggunakan teknologi dengan baik dalam
kehidupan sehari-hari, dan inilah yang memberikan pengetahuan
mereka tentang narkoba, mendapatkan narkoba, bertemu teman
hingga berkumpul. Keingintahuan tentang narkoba diperoleh dari
teknologi informasi yang digunakan, subjek ingin mencoba karena
ingin tahu, karena keinginan mengikuti trend atau gaya, keinginan
untuk diterima oleh lingkungan teman-temannya, terdapat
miskonsepsi yang menggunakan sekali dalam suatu saat tidak akan
menimbulkan kecanduan. Semakin tinggi perkembangan teknologi
informasi, modus penyalahgunaan narkoba semakin kompleks, dan
terdapat hubungan positif antara perkembangan teknologi informasi
dengan kuantitas dan kualitas penyalahgunaan peredaran narkoba.
Dengan melakukan pendekatan guru sering mengajak siswa
berkomunikasi, memahami permasalahan, menjadi pendengar yang
baik, menjadi pendamping dalam memahami masalah, memberikan
nasehat agar siswa memiliki semangat untuk berkembang,
memberikan perhatian lebih dalam mengontrol perilaku siswa yang
bermasalah, berkerja sama dengan guru kelas dan memantau siswa
dalam ruang lingkup keluarga. Hambatan yang di alami guru dalam
mencegah penyalahgunaan narkoba adalah keterbatasan waktu guru
dalam mendidik siswa. Hambatan lainnya yaitu adanya perbedaan
latar belakang keluarga siswa yang menjadikan karakter siswa
berbeda. Maka dari itu solusi yang diberikan guru atas hambatan
yang terjadi adalah dengan melakukan pendampingan kepada siswa,
berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang tua siswa dan akan
ditindak lanjuti oleh guru dengan memberikan dukungan atau
motivasi agar siswa memiliki semangat untuk berkembang ke arah
positif.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulkan, diharapkan semua pihak mulai dari
orangtua,guru dan instansi pemerintahan saling bekerja sama agar
para siswa dapat melakukan hal yang positif dan terhindar dari
penggunaan narkoba. Pemanfaat teknologi juga sangat berperan
dalam hal ini. Di sarankan agar siswa juga dapat menggunkan
teknologi secara bijak.

19
Referensi http://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/view/3615

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika/article/download/2881/2339

20

Anda mungkin juga menyukai