Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen : LALA JELITA ANANDA, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Nama Mahasiswa : NIKMAH ABIDAH TELAUMBANUA

NIM : 7202444009

KELAS : ADP B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas critical journal review (CJR ) mengenai

“Perkembangan Peserta Didik”. Saya juga berterima kasih kepada Ibu Dosen yang

bersangkutan yang telah memberikan bimbingannya dalam penyelesaian tugas critical journal

review (CJR) ini.

Dalam tugas critical journal review (CJR) ini saya memaparkan mengenai karakteristik

kecerdasan, perbedaan kecerdasan emosi setiap individu, perkembangan emosi remaja, serta

kelebihan dan kekurangan jurnal mengenai perkembangan peserta didik dalam hal ini fokus

kepada perkembangan emosi peserta didik serta hal-hal yang berkaitan dengan

perkembangan peserta didik khusus nya perkembangan emosi peserta didik.

Saya menyadari bahwa critical journal review (CJR) ini masih ada kekurangan nya, oleh

sebab itu saya minta maaf dan harap memaklumi apabila terdapat penjelasan dan dan hal-hal

yang masih belum sempurna. Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga tugas critical

journal review ini dapat bermanfaat bagi pembaca nya.

P. Sidempuan, 20 Oktober 2020

Penulis
JURNAL PERTAMA

1 Judul Analisis Perkembangan Sosial-Emosional Tercapai Siswa


Usia Dasar
2 Jurnal Jurnal Perkembangan Sosial dan Emosial Peserta Didik
ISSN : 2598-6244
3 Download Jurnal.unipasby.ac.id
4 Volume dan Jurnal Inventa Vol III. No 1 Maret 2019 dan 26 halaman
Halaman
5 Tahun 2019
6 Penulis Eka Tusyana, Rayi Trengginas, Suyadi
7 Reviewer Nikmah Abidah Telaumbanua
8 Tanggal 21 Oktober 2020
9 Abstrak Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini Teknik pengumpulan data
menggunakan 2 teknik yaitu Observasi dan Wawancara
(interview).
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung yang
dilakukan oleh peneliti di lapangan untuk memperoleh data
dari penelitian yang dilaksanakan.Observasi yang digunakan
pada penelitian ini adalah observasi nonpartisipan, karena
peneliti tidak terlibat secara langsung dengan kegiatan sehari-
hari objek yang sedang diamati tetapi peneliti sebagai
pengamat objek yang menjadi penelitian.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini
hanya anak yang usianya belum enam tahun bersekolah serta
perkembangan berfikir anak yang mencakup didalamnya
bahasa dan sikap atau kognitif anak tersebut di kelas 1 di SD
X.
2. Wawancara (Interview)

Wawancara pada penelitian ini berguna untuk


mengetahui dan mencari informasi secara mendalam tentang
masalah penelitian serta objek yang akan di teliti tentang
perkembangan kognitif anak yang usianya belum enam tahun
bersekolah di SD X. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara tidak
terstruktur, karena peneliti ingin mengetahui informasi tentang
masalah penelitian lebih mendalam tentang masalah yang
akan diteliti.
3. Uji Validitas Data

Penelitian ini menggunakan keabsahan data dengan


cara trianggulasi, teknik pengumpulan data nya bersifat
penggabungan dari teknik pengumpulan data yang sudah ada
dengan sumber data yang telah ada. Trianggulasi yang peneliti
gunakan merupakan trianggulasi peneliti. Dimana trianggulasi
ini biasanya menggunakan profesional dengan berkeyakinan
bahwa ahli dari teknik membawa pendapat yang berbeda dan
peneliti menggunakan profesional pada penelitian ini yaitu
psikolog Pendidikan.
4. Teknik Analis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah


teknik penelitian deskriptif dengan cara mengumpulkan data
dari suatu permasalahan yang diteliti sebagaimana apa adanya
yang terjadi di lapangan dan tidak untuk di uji hipotesisis nya,
dengan tujuan membuat gambaran tentang data yang fakta
yang diteliti oleh peneliti. Analisis data penelitian ini
berdasarkan instrumen penelitiannya yaitu perkembangan
kognitif anak usia belum enam tahun bersekolah di SD X.
-Tujuan Penelitian (1) untuk mengetahui perkembangan sosial-emosional siswa di
dalam pembelajaran.
(2) untuk mengetahui perkembangan sosial-emosional siswa
diluar pembelajaran.
(3) untuk mengetahui upaya guru dalam mengembangkan sosial-
emosional siswa.
-Subjek Penelitian salah satu siswa kelas V bernama Aini Sueb yang dianalisis
perkembangan sosial-emosional.
-Assesment Data
-Kata Kunci Analisis, Perkembangan Sosial-Emosional Tercapai
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Perkembangan adalah proses yang kekal dan tetap
dan Teori yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat intergrasi
yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan dan pemaksaan
dalam belajar dan terjadilah suatu organisasi atau struktur
tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam proses perkembangan
sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku
menjadi aktual dan terwujud. (Haditono, 2006)
Perkembanagan sosial siswa Sekolah Dasar pada
perkembangan sosialnya anak mulai bisa berkompetensi
dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu
mandiri dan berbagi, sementara dari sisi emosi siswa Sekolah
Dasar dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, dan
dapat mengontrol emosi. (Zusnani, 2013)
Perkembangan sosial-emosional siswa usia dasar yang
dilakukan dalam penelitian ini melalui tahap analisis.
Perkembangan sosial-emosional merupakan dua perkembangan
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya
saling berhubungan. Ketika peserta didik siswa usia dasar
mempunyai perkembangan sosial-emosional yang baik maka
siswa tersebut akan mudah bergaul dan berinteraksi secara baik
kepada semua orang maupun lingkungan belajar dan aktivitas
lingkungan sosial.
Dalam perkembangan dunia pendidikan sosial-
emosional menempati kedudukan yang sangat penting selain
perkembanagan kognitif siswa. Karena perkembagan sosial-
emosional siswa sangat berpengaruh dilingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Perkembangan sosial-
emosional siswa usia Dasar sangat berpengaruh terhadap
perilaku, pengendalian, penyesuaian dan dengan aturan-
aturan. Ketika siswa mampu mengkondisikan diri dengan
lingkungannya maka fungsi sosial-emosionalnya akan
semakin baik. Perkembangan sosial-emosional siswa
dipengaruhi oleh yaitu faktor lingkungan sosial dan
lingkungan keluarga.
Dalam tahap perkembangan sosial-emosional tidak
semua siswa dapat melewati perkembangan secara baik, disisi
lain siswa mengalami suatu permasalahan untuk
mengembangkan sosial-emosional karena ada pengaruh
negatif dari lingkungan sosial dan keluarga yang kurang
mendukung. Oleh sebab itu peran orang tua dan guru sangat
berpengaruh terhadap perkembangan sosial-emosi siswa usia
dasar dengan cara memberi bimbingan dan pengarahan
terhadap perkembangan sosial-emosional siswa usia dasar
agar tercapainya perkembangan sosial-emosional yang
diharapkan.
Perkembangan sosial adalah pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial dan proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok tradisi dan
moral. Perkembangan sosial pada anak-anak Sekolah Dasar
ditandai dengan adanya perluasan hubungan di dalam proses
pembelajaran dikelas maupun saat bermain di luar kelas,
disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan
baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas,
sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah
luas. Oleh sebab itu perkembangan sosial-emosional di dalam
proses pembelajaran maupun saat bermain siswa harus
memiliki kesadaran untuk mengembangkan perilaku sosial-
emosional berdasarkan lingkungannya.
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri sendiri, (egosentris) kepada sikap yang
kooperatif (bekerjasama) atau mementingkan kepentingan
orang lain. Perkembangan emosi pada siswa usia dasar
ditandai dengan kemampuan mengontrol emosi diperoleh
anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
Perkembangan emosi pada siswa usia dasar ditandai dengan
marah, takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu,
dan kegembiraan (rasa senang, nikmat, atau bahagia). (Yusuf,
2012)
Menurut Karina Priliani M.Psi dalam Health-
Detik.com "Sebenarnya ini adalah bagian perkembangan
anak, di mana di usia sekolah 6-12 tahun itu mereka mulai
mencari pertemanan. Ini karena mereka belajar beradaptasi di
lingkungan di luar keluarga," (detik, 2018)
Perkembangan sosial emosional adalah proses
perkembangan kemampuan anak untuk menyelesaikan diri
terhadap dunia sosial yang lebih luas. Pada masa ini, anak
menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan
orang lain. Siswa akan lebih baik mengatur ekspresi
emosionalnya dalam situasi sosial dan mereka dapat
merespons tekanan emosional orang lain. Pada masa
perkembangan sosial-emosional siswa peran orang tua dan
guru sangat berpengaruh terhadap terbentuknya
perkembangan sosial-emosional yang baik.
Perkembangan sosial-emosional usia dasar perlu
diperhatikan untuk mendapatkan perhatian khusus dari pihak
orang tua maupun pihak sekolah karena perkembangan sosial-
emosional merupakan pengarah bagi siswa untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara baik kepada setiap
kelompok sosial dan mampu menyesuaikan diri terhadap
emosi yang dimiliki.
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian Langkah Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode kualitatif deskriptif dimana dalam penelitian ini
mencari tentang fenomena peristiwa kemudian
mendeskripsikan kejadian yang terjadi saat ini yaitu berkaitan
dengan menganalisis perkembangan sosial-emosional siswa
usia dasar yang ada di SDN Jaranan untuk mengetahui fakta
atau peristiwa yang terjadi disekolah tersebut.
-Hasil Penelitian Penelitian dilakukan penulis pada tanggal 27
Oktober 2018 dengan dua cara yaitu observasi dan
wawancara. Objek penelitian adalah siswa kelas V yang
bernama Ainy Sueb dikarenakan ada beberapa faktor antara
lain : merupakan anak yang ceria, pintar, mudah bersosialisasi
dan aktif di dalam maupun di luar pembelajaran. Berdasarkan
Hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti
dengan 2 cara yaitu analisis perkembangan sosial-emosional
didalam dan di luar pembelajaran.
a. Analisis perkembangan Sosial-emosional peserta didik di
dalam kelas saat proses belajar mengajar
Berdasarkan hasil obsevasi dapat di tarik kesimpulan
bahwa peserta didik yang saya teliti menunjukkan sikap
positif terhadap diri sendiri maupun orang lain saat
berinteraksi atau berkomunikasi yakni menerima dengan
senang hati dan melakukan Feedback terhadap teman yang
diajak komunikasi, menunjukkan rasa percaya diri dan
mempunyai rasa ingin tau yang tinggi ketika dihadapan orang
lain hal ini terlihat anak tersebut berani bertanya kepada guru
dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran maupun bertanya kepada teman sesama,
mengeksperikan emosi yang sesuai ketika beriteraksi dengan
teman sebangku Maka dari itu dari hasil observasi yang
peneliti lakukan menunjukan adanya sikap sosial emosional
siswa yang tercapai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas guru
kelas V maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
siswa tersebut ketika berinteraksi atau berkomunikas baik
dengan guru maupun teman sebaya siswa tersebut mampu
menunjukkan komunikasi dengan baik dan sopan baik dengan
guru maupun dengan siswa, siswa tersebut menunjukkan sikap
toleransi dan kasih sayang kepada teman sebaya saat dikelas.

b. Analisis perkembangan Sosial-emosional di luar kelas


bermain bersama teman sebaya.
Bersadarkan hasil observasi dapat ditarik
kesimpulan bahwa partisipasi siswa yang diteliti
menunjukkan siswa mampu menunjukkan partisipasi yang
baik dan mendorong teman yang lain untuk ikut bersama, hal
ini membuktikan bahwa proses perkembangan sosial-
emosional tercapai, membantu siswa lain saat membutuhkan
pertolongan saat bemain, hal ini membuktikan bahwa
perkembanagan sosial anak tersebut tercapai, memberikan
respon feedback ketika diajak teman lain bermain bersama
dengan ekspresi bahagia dan gembira, siswa tersebut mampu
menempatkan peran dirinya dan tidak memaksakan kehendak
diri sendiri melainkan bersama-sama memberikan gagasan
dan ide saat bermain, dan menerima bantuan lain saat ia
membutuhkan pertolongan saat bermain.
Berdasarkan hasil wawancara dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan anak ketika bergabung
bersama teman saat bermain yakni bisa menyesuaikan
individu dengan kelompok bermain, siswa tersebut
mempunyai inisiatif tersendiri ketika bermain saat bermain
yakni mampu mengayomi teman-temannya saat bermain dan
menunjukkan sikap saling menyayangi, siswa tersebut dapat
memelihara peran bermain saat bermain dengan teman sebaya
dengan cara lebih menekankan nilai kebersamaan terhadap
sesama teman bermain, siswa tersebut mampu menyelesaikan
konflik secara bersama ketika terjadi permasalahan saat
bermain bersama, siswa tersebut merasa senang ketika
berinteraksi dengan teman sebaya saat bermain, siswa tersebut
mempunya rasa perduli yang tinggi terhadap teman bermain
seperti menolong teman yang sedang kesusahan.
-Diskusi siswa usia dasar (6-12 tahun) memiliki tugas
perkembangan yang berkaitan dengan keterampilan sosial
emosional. pada saat anak memasuki sekolah dasar, ia akan
lebih banyak menghabiskan waktu disekolah yaitu dengan
guru dan teman-temannya. (nuryanto, 2005)
perkembangan sosial-emosional individu siswa
ditandai dengan interaksi sosioal yang baik, mudah bergaul
dengan orang lain maupun teman sebaya, beradaptasi dengan
lingkungan dan mampu menempatkan posisi perrkembanagn
emosional secara baik. (latifa, 2017)
Perkembangan sosial-emosional pada siswa Usia
Dasar merupakan perkembangan perilaku dalam
mengendalikan dan menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
masyarakat sosial dimana anak tersebut berada. Analisis
perkembangan sosial emosional yang kami teliti melalui dua
tempat yakni diluar kelas dan didalam kelas.
Perkembangan sosial-emosional didalam kelas,
pertama “perkembangan sosial emosional adalah perubahan
kepribadian anak’’ hal ini disebabkan bahwa dunia anak
dipenuhi dengan pengalaman emosional.
Pengalaman ini diperoleh setelah adanya perubahan
karena hubungan dengan orang lain atau setelah terjadinya
interaksi. (Halida). Berdasarkan hasil penelitian di SD Jaranan
diperoleh hasil analisis perkembangan sosial-emosional yakni
siswa tersebut mampu beriteraksi dan berkomunikasi dengan
baik, hal ini dibuktikan adanya feedback saat berkomunikasi
antara guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar dan
siswa tersebut mempunyai rasa percaya tinggi dan rasa ingin
tau yang tinggi yakni siswa tersebut bertanya secara langsung
kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami.
Berdasarkan hasil penelitian di SD Jaranan salah
satu siswa kelas V sisswa tersebut mampu mengendalikan
perilaku sosial dan pengendalian emosi hal ini terlihat ketika
siswa tersebut mampu menyesuaikan emosi kepada temannya
yakni menunjukkan sikap saling kasih sayang, berpartisipasi
dalam kegiatan kerjasama, dan ikut serta dalam
menyelesaikan masalah di dalam kelas.
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian 1) Kekuatan dari penelitian jurnal ini adalah berdasarkan ide
dan gagasan penulis menggunakan dasar teori yang
beragam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti
dalam penelitian
2) Materi jurnal lengkap dan mendetail
3) Penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang
banyak sekali
4) Tersusun secara sistematis, dan bahasa mudah dipahami

-Kelemahan 1) Tampilan kurang menarik


Penelitian 2) Penulisan abstrak seharusnya diisi dengan abstrak
berbahasa inggris
3) Jurnal ditulis kurang rapi karena ada beberapa bagian
paragraf yang tidak diberikan pengaturan rata kanan-kiri,
sehingga beberapa baris terlalu menjorok ke dalam dan
keluar
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa analisis perkembangan sosial-emosional siswa SD
Jaranan tergolong perkembangan sosial-emosional baik dan
tercapai. Hal ini di buktikan berdasarkan hasil penelitian salah
satu siswa kelas V, siswa tersebut tergolong perkembangan
sosial-emosional sangat baik hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian didalam kelas menunjukkan perkembangan sosial-
emosional dengan sikap kasih sayang, selalu berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran, menunkukkan komunikasi dan
interaksi yang baik, mampu menyesuaikan diri dalam
kelompok belajar, menunjukkan rasa percaya diri, mempunyai
rasa ingin tau yang tinggi, dan mampu mengekspresikan
emosi yang sesuai.
Hasil penelitian perkembangan sosial-emosional
salah satu siswa diluar kelas menunjukkan perkembangan
sosial-emosional tercapai dan baik hal ini dibuktikan dengan
sikap siswa dapat mengontrol emosi dengan baik saat bermain
bersama dengan teman, membantu siswa lain saat
membutuhkam pertolongan saat bermain, mendorong teman
untuk ikut bermain bersama, tidak memaksakan kehendak
sendiri ketika bermain, menerima bantuan orang lain ketika
merasakan kesulitan saat bermain, mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik saat bermain, dan mampu
menyelesaikan konflik ketika terjadi permasalahan saat
bermain.
Berdasarkan hasil analisis perkembangan sosial-
emosional salah satu siswa di SD Jaranan baik didalam kelas
maupun diluar kelas menunjukkan perkembangan sosial-
emosional tergolong baik karena siswa tersebut menunjukkan
indikator perkembangan sosial-emosional yang sesuai dengan
kriteria berdasarkan teori yang ada.
14 Saran Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan ataupun
kekurangan setiap jurnal ini perlu diperbaiki, begitu lebih baik
lagi dimanfaatkan atau digunakan pembaca sebagai referensi
dalam penelitian-penelitian atau untuk kegunaan lainnya.
15 Daftar Pustaka Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma
Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Detik, c. (2018, 11 minggu). Memahami Anak SD yang Mulai
Ngegeng. Diambil kembali dari http//health.detik.com.
Haditono, S. R. 2006. Psikologi Perkembanag Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Halida, A. d. 2017. Peran Guru Dalam Mengembangkan Sosial
Emosional di Kelas B3 TK Gembala Baik Kota
Pontianak.
Latifa, U. 2017. Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar
Masalah dan Perkembangan. Jurnal of Multidisciplinary
Studies. Vol.1 No.2. hlm 189. diakses Desember 2017.
Latipah, L. F. 2017. Pengembangan Kemampuan Kognitif dan
Sosial Emosional Melalui Penerapan Media Balok dan
Bermain Peran Pada Siswa TK Kuntum Mekar
Lampung. Al-Athfal:Jurnal Pendidikan Anak.
Vol.3.No.2. hlm. 188. diakses 5 Desember 2017.
Mulyana, D. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nurjanah. 2017. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional
Anak Usia Dini Melalui Keteladanan. Jurnal Bimbingan
Konseling dan Dakwah Islam.Vol.14,No.1.hlm 51.
diakses 1 Juni 2017.
Nuryanto, R. R. 2005. Efektivitas Pelatihan untuk Meningkatkan
Keterampilan Sosial Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 5.
Jurnal Berkala Ilmiah Psikologi . Vol.7,No.1.hlm 53.
diakses Mei 2005.
Soetjiningsih, C. H. 2012. Perkembangan Anak Sejak
Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Suryati, E. 2016. Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial-
Emosional Melalui Kegiatan Permainan Tradisional Ular
Naga Pada Anak Kelompok
Suyadi. 2010. Psikologi Perkembangan PAUD. Yogyakarta:
Bintang Pustaka Abadi.
Wardany, M. P. 2017. Aktivitas Bermain Kooperatif
Meningkatkan Perkembangan Sosial-Emosional Anak.
Yusuf, S. 2012. Psikolohi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zusnani, I. 2013. Pendidikan Kepribadian Siswa SD-SMP.
Yogyakarta: Platinum.
JURNAL KEDUA

JuduJ
1 Judul Potensi Emosi Remaja dan Pengembangannya
2 Jurnal Jurnal Pendidikan Sosial
ISSN 2407-5299
3 Download Journal.ikippgriptk.ac.id
4 Volume dan Vol. 2 dan Hal. 11
Halaman
5 Tahun 2015
6 Penulis Nurul Azmi
7 Reviewer Nikmah Abidah Telaumbanua
8 Tanggal 22 Oktober 2020
9 Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui perkembangan emosi remaja
2) Untuk mengetahui dampak negatif dan positif emosi remaja
3) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan jurnal
tersebut
-Subjek Penelitian Remaja SMP dan SMA
-Kata Kunci Emotion, Adolescence, potential
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang
dan Teori akan melanjutkan cita–cita bangsa. Harapan dan masa depan
bangsa merupakan tanggung jawab remaja. Oleh karena itu
masyarakat sangat mendambakan sosok remaja yang mampu
mengembangkan potensi dirinya atau -tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Sehubungan dengan
aspek perkembangan remaja, pada saat mencapai tugas ini
ditemukan banyak permasalahan emosional remaja berupa
gejala-gejala tekanan perasaan, frustrasi, atau konflik internal
maupun konflik eksternal pada diri individu. Konflik-konflik
internal maupun konflik-konflik eksternal ini telah ditemukan
dan melanda individu yang masih dalam proses
perkembangannya. Sejalan dengan pendapat Syamsu Yusuf
(2003) bahwa remaja (siswa Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama dan siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) adalah
siswa yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah
kematangan. Namun dalam menjalani proses perkembangan
ini, tidak semua remaja dapat mencapainya secara mulus.
Perkembangan dewasa ini mengindikasikan
berbagai permasalahan emosional remaja disebabkan oleh
dampak kasus dalam keluarga atau lingkungan sekitar remaja,
diantaranya ketidakharmonisan antara anggota keluarga,
perselisihan dengan teman sebaya dan lain-lain. Permasalahan
emosional remaja yang muncul ialah perilaku-perilaku agresif,
impulsif, mengalami gangguan perhatian seperti kurang
konsentrasi, kecemasan, kehilangan harapan-harapan, dan hal-
hal lainnya.
11 Metode penelitian
-Hasil Penelitian Pengaruh Emosi Terhadap Prilaku Individu
Emosi sangat berpengaruh bagi kita khususnya
remaja dalam kehidupan pergaulannya, baik yang tampak
langsung berupa tingkah laku maupun yang tersembunyi.
Menurut Djawad Dahlan (2007:115), ada beberapa pengaruh
emosi terhadap prilaku individu diantaranya sebagai berikut :
1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau
puas atas hasil yang dicapai.
2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena
kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah
timbulnya rasa putus asa (frustasi).
3. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila
sedang mengalami ketegangan emosi dan biasa juga
menimbulkan sikap gugup (nervous)
4. Terganggunya penyesuiaan sosial, apabila terjadi rasa
cemburu dan iri hati
5. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu
semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di
kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.
Dengan kata lain, semakin baik kondisi emosi seseorang,
maka semakin baik pula prilaku yang dimunculkan oleh
individu tetsebut.

Remaja dan Pengelolaan


Sebagai individu yang tumbuh dan berkembang
remaja mempunyai semangat dan keinginan yang tinggi dan
meluap-luap. Kondisi seperti in harus dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin baik oleh remaja itu sendiri, orang tua,
sekolah dan masyarakat. Emosi remaja yang meluap-luap ini
harus mendapat perhatian dan kesempaatan yang memadai
untuk di kelola dan disalurkan. Menurut Djawad Dahlan
(2007:114), mengelola emosi diwujudkan dalam karakteristik
prilaku :
1. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola
amarah secara lebih baik.

2. Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat


daripada berkelahi.

3. Dapat mengendalikan prilaku agresif yang merusak diri


sendiri dan orang lain.

4. Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri, sekolah


dan keluraga.

5. Memiliki mkemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa


(stress)

6. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam


pergaulan
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian 1) Jurnal ini sudah bagus karena sangat detail dalam
menjelaskan mengenai emosi remaja dan perkembangan
emosi remaja baik secara positif maupun negatif
-Kelemahan Penelitian 1) Jurnal ditulis kurang rapi karena ada beberapa bagian
paragraf yang tidak diberikan pengaturan rata kanan-kiri,
sehingga beberapa baris terlalu menjorok ke dalam dan
keluar
2) Tampilan kurang menarik
3) Tidak dijelaskan secara mendetail mengenai metode
pnelitiaannya
13 Kesimpulan Emosi memiliki keterkaitan erat dengan manusia
karena ia ada dalam diri kita, setiap manusia pasti
memilikinya. Lingkungan tempat remaja berada yakni
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat berperanan
penting dalam membentuk emosi remaja, untuk itu diperlukan
kondisi positif dari lingkungan dan keteladanan dari orang tua
serta orang dewasa lainnya sehingga remaja mendapatkan nilai
moral dan sosial yang diperlukan dalam perkembangan
emosinya. Emosi remaja yang meluap-luap dan penuh
semangat merupakan sebuah potensi luar biasa, perlu
pengelolaan terhadap emosi remaja sehingga dapat diarahkan
kepada aktivitas-aktivitas positif dan produktif.
14 Saran Sebaiknya penulis memberikan metode penelitian supaya
pembaca tahu metode yang digunakan dalam penelitian
tersebut.
15 Daftar Pustaka Asrori, 2005. Perkembangan Peserta Didik. Malang: Wineka
Media.
Hurlock & Elizabeth, B. 1980. Developmental Phsychology. New
York: McGraw-Hill Book Company
Ali, M. & Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja, Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahlan, M. D. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, S. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja..
Bandung: PT Rosda Karya Remaja.
JURNAL KETIGA

1 Judul Evaluation And Development Of Students’ Emotional


Competence
2 Jurnal Journal of sosial and behavioral Sciences
3 Download www.researchgate.net>publication
4 Halaman 6
5 Tahun 2013
6 Penulis Vasile Alecsandri
7 Reviewer Nikmah Abidah Telaumbanua
8 Tanggal 20 Oktober 2020
9 Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian 1) Mengevaluasi tingkat kompetensi emosional siswa
2) Menemukan perbedaan tingkat kompetensi emosional,
menurut usia, jenis kelamin, dan spesialisasi
3) Menyarankan beberapa strategi intervensi formatif yang
efisien untuk mengembangkan kompetensi emosional
-Subjek Penelitian 210 Siswa
-Assesment Data Menggunakan dua instrumen :
1) kuesioner kecerdasan emosional. EIQ terdiri dari satu
pertanyaan yang membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”.
2) kecerdasan emosional tingkat tinggi EMQ, mengukur
derajat emosi keamanan dan terstruktur pada 25 item yang
membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”.
-Kata Kunci kecerdasan emosional, kompetensi emosional, mengelola
emosi, regulasi diri
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Saat ini, penting sekali Untuk meningkatkan teknologi
dan Teori dan pengetahuan berdasarkan pekerjaan, kualifikasi akademik.
Terutama untuk siswa yang berniat untuk menjadi guru, itu
termasuk kecerdasan emosi.
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk
melihat, kontrol dan evaluasi emosi. Beberapa penelitian
membuktikan bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari
dan diperkuat, sementara orang lain mengklaim bahwa
kecerdasan emosional itu bawaan lahir.
Goleman (1995) mendefenisikan bahwa kecerdasan
emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan
emosinya dengan intelegensi; menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya melalui keterampilan, kesadaran diri,
pengendalian diri, dll.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk
mengetahui tingkat perkembangan kecerdasan emosi
mahasiswa tahun pertama yang telah memilih untuk memiliki
karir mengajar disamping spesifikasi mereka. Studi juga
mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional dapat
ditingkatkan melalui guru dan program pendidikan yang
terstruktur dengan tepat.
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian Metode yang digunakan untuk mengaplikasikan
instrumen adalah survei berbasis kuesioner, dan untuk analisis
data di statistik deskriptif (rata-rata, deviasi, standar, grafik dan
tabel) dan statistik inferensial (uji T independen), dianalisis
dengan V.16 software SPSS
-Hasil dan Diskusi Analisis statistik pertama adalah untuk menentukan
Penelitian laporan deviasi standar rata-rata untuk dua instrumen di sampel
penelitian. Statistik deskrptif dapat di lihat pada tabel.2 hal. 3,
dari data yang di peroleh dari penerapan EIQ menegaskan
hipotesis pertama, mengarah ke tingkat perkembangan
kecerdasan emosional : 4,4% peserta memiliki tingkat yang
rendah, 57% peserta memiliki tingkat EI sedang, dan 38,6%
memiliki tingkat tinggi. Tidak ada perbedaan IE yang
signifikan menurut jenis kelamin, usia, atau keahlian khusus.
Analisis skor EMQ menunjukan distribusi sebagai
berikut : 2,4% peserta memiliki skor yang sangat rendah
(kurangnya keseimbangan emosional); 3,8% dari mereka
memiliki reaksi kekanak-kanakan; 16,2% siswa memiliki
ketidakdewasaan; 23,8% partisipan membuktikan emosi
ketidakamanan; 30,4% adalah orang yang sensitif secara
seimbang; 23,3% memiliki kematangan emosi yang normal
Uji T independen diterapkan untuk melihat perbedaan
tingkat kematangan emosi siswa menurut jenis kelamin, usia,
kekhususan (lihat tabel 3).
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian 1) sistematika jurnalnya terstruktur
2) Materi jelas dan mudah dipahami
3) Penulis detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam
melakukan penelitiannya
-Kelemahan 1) Format Penulisan kurang rapi
Penelitian 2) Tampilan kurang menarik
13 Kesimpulan Untuk memeriksa hipotesis, data yang dikumpulkan
melalui penerapan kedua instrumen menjadi sasaran untuk
pemrosesan statistik. Dengan analisis deskriptif pada dua
tingkat :
1) tingkat umum untuk memperkirakan hasil,
2) tingkat spesifik untuk analisis yang dibedakan dari hasil
tertentu menurut jenis kelamin, usia, dan spesialisasi
tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat emosi


kecerdasan siswa tercatat rata-rata dan diatas usia rata-rata
(tinggi), tanpa memandang jenis kelamin, usia, spesialisasi.

Hasil penelitian berkontribusi untuk meningkatkan


program pelatihan pemula melalui perluasan desain strategi
untuk intrumen prosedural yang berbeda yang memfasilitasi
pengembangan kompetensi emosional.
14 Saran Saya menyarankan supaya jurnalnya dibuat lebih menarik lagi
dan format penulisannya lebih rapi agar pembaca lebih yakin
dan lebih mudah memahaminya.
15 Referensi Bar-On, R. (1997). Bar-On Emotional Quotient Inventory (EQ-
I): Technical Manual.Toronto, Canada: Multi-
Health Systems.
Bar-On, R. (2006). The Bar-On model of Emotional-Social
Intelligence (ESI). Psicothema, 18, 13-25.
Bar-On, R., & Parker, J. D. A. (2000). Bar-On emotional
quotient inventory: Youth version. Technical
manual. New York: Multi-Health
Systems.
Blair, C. (2002). School readiness: Integrating cognition and
emotion in a neurobiological conceptualization of
child functioning at school entry.
American Psychologist, 57(2), 11-127.
Blair, K., Denham, S., Kochanoff, A., Whipple, B., (2004).
Playing it cool: Temperament,emotion regulation and
social behavior in preschoolers,
Journal of School Psychology, 42, 419–443
Dumitriu, C., Dumitriu, Gh., Mâţă, L., & Timofti, I. C. (2011).
Dezvoltarea competenţelor profesionale ale cadrelor
didactice debutante. Ghid debune practici. Bacău:
Editura Alma Mater.
Dumitriu, C., & Dumitriu, Gh. (2011). Experimental Research
Regarding the Development of Psychosocial
Competencies of the Beginning Teachers. Procedia-
Social and Behavioral Sciences. 29, 794-802.
Dumitriu, C., & Schifirneţ, L.(2011). Factors and Conditions
Affecting the Children’s Development of Emotional
Intelligence. Empirical Research. Interstudia. 9, 197-
205.
Goleman, D. ( 1995). Emotional Intelligence, New York:
Bantam Books.
Goleman, D. (1998). Emotional intelligence: Why it can matter
more than IQ. London: Bloomsbury.
Goleman, D. (2008). Inteligenţa emoţională, cheia succesului
în viaţă. Bucureşti: Editura ALLFA.
Holmes, E. (2005). Teacher well-being. Looking after yourself
and your career in the classrom. London and New
York: Routledge- Falmer, Taylor & Francis Group.
Matthews, G., Roberts, R.D., Zeidner, M. (2004). Seven myths
about emotional intelligence. Psychological Inquiry, 15
(3), 179-196.
Mayer, J.D., & Salovey, P. (1997). What is Emotional
Intelligence? In P. Salovey & D.J. Sluyter (Eds.).
Emotional Development and Emotional Intelligence.
New York: Basic Books.
Mayer, J.D., Salovey, P. & Caruso, D.R. (2002). Mayer-
Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT).
Toronto: Multi-Health Systems.
Mestre, J.M., Guil, R., Lopes, J.M., Salovey, P., & Gil-Olarte,
P. (2006). Emotional intelligence and social and
academic adaptation to school. Psicothema, 18, 112-
117.
Roco, M. (2001). Creativitate şi inteligenţă emoţională.
Iasi: Editura Polirom.
Saarni, C. (1999). The Development of
EmotionalCcompetence. New York: The Guilford
Press.Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). Emotional
intelligence. Imagination, Cognition and Personality, 9,
185–211.
Schutte, N.S., Malouff, J.M., Hall, L.E., Haggerty, D.J.,
Cooper, J.T., Golden, C.J. (1998). Development and
validation of a measure of emotional intelligence.
Personality and Individual Differences, 25, 167-177.
Singh, D. (2006). Emotional Intelligence at work. A
professional guide. (3 rd ed). New Delhi: Response
Books.

Anda mungkin juga menyukai