Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
PRODI S1 SENI RUPA FBS

NILAI:

MINI RISET PSIKOLOGI PENDIDIKAN


“MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR PADA SISWA SMA NEGERI 2
BINJAI”

NAMA YUSUF EFENDI LUBIS ( 2182151004 )


KELOMPOK NIAS WENDA ( 2185051001)
RINTO BONARDO SIMANJUNTAK
( 2183151028 )

MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN


DOSEN SANTA MURNI A SITUMORANG, S.E, M.Pd
PENGAMPU
KELAS REGULER B & D SENI RUPA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA FBS


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2019

1|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur penulis kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan “MINI
RISET “. PSIKOLOGI PENDIDIKAN.

Pembuatan “MINI RISET” ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan tugas


mata kuliah Psikologi Pendidikan Program Studi S-1 Pendidikan seni rupa, Jurusan Seni
Rupa, Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu SANTA MURNI A SITUMORANG, S.E, M.Pd, Sebagai dosen pengampu mata
Kuliah Psikologi Pendidikan.
2. SMA Negeri 2 Binjai, sebagai sekolah yang kami jadikan sebagai tempat melakukan
observasi.

Dalam menyelesaikan laporan minireset ini penulis telah berusaha untuk


mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan,
dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
sempurna. Penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam
penyusunan laporan minireset ini. Maka dari itu, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Selain itu, saran, usul dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga laporan minireset ini dapat berguna bagi penulis dan dengan
selesainya laporan minireset ini, penulis mengucapkan terimah kasih.

Medan, April 2019

Penulis

2|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI... ......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ... .................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang. .................................................................................................................. 4
B. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6
C. Manfaat Penelitian............................................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................................................ 7
A. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................................................... 7
B. Jenis-Jenis Motivasi Belajar........................................................................................... 9
C. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ................................................................................. 10
D. Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar ............................................................. 10
E. Pengartian Gaya Belajar ................................................................................................. 13
F. Tipe Gaya Belar .................................................................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 16
A. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................................................ 16
B. Sumber data ........................................................................................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 17
A. Hasil & Pembahasan ........................................................................................................ 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................... 21
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 21
B. Saran ...................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 23
LAMPIRAN I ........................................................................................................................................... 24

3|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat
diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan
peserta didik setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan
pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih peserta didik.
Dengan prestasi yang tinggi, para peserta didik mempunyai indikasi berpengetahuan
yang baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi peserta didik adalah motivasi.
Dengan adanya motivasi, peserta didik akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki
dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi
dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya
pembelajaran di sekolah.
Penelitian Wasty Soemanto (2003) menyebutkan, pengenalan seseorang
terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang
sudah dicapai maka peserta didik akan lebih berusaha meningkatkan prestasi
belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena
peserta didik tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang
telah diraih sebelumnya. Biggs dan Tefler mengungkapkan motivasi belajar peserta
didik dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu,
mutu prestasi belajar pada peserta didik perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan
agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang
diraihnya dapat optimal.
Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran
sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan
memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin
intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya. Oleh karena itu, dalam proses pengajaran sangat diperlukan adanya

4|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
motivasi. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunya makalah mengenai “Motivasi
Belajar” ini.
Menurut Munif Chatib (2012:100) menyatakan bahwa gaya belajar adalah
respons yang paling cepat diterima dalam otak seseorang untuk menerima informasi
dari orang lain ataupun lingkungannya. Respon tersebutlah yang merupakan suatu
karakteristik seseorang dalam belajar. Informasi akan lebih cepat diterima oleh otak
apabila sesuai dengan gaya belajar seseorang atau penerima informasi. Jika informasi
yang berisi materi belajar sudah diterima oleh otak, dapat dikatakan indikator hasil
belajar seseorang tersebut telah tuntas. Artinya, anak sebagai penerima informasi telah
mamahami materi yang disampaikan oleh gurunya dengan baik.
Menurut DePorter dan Hernacki dalam Septian (2014:60) , gaya belajar adalah
“kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi”. Proses dalam
mengkombinasikan informasi kedalam otak tersebut merupakan aktivitas seseorang
ketika belajar. Jika hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, hal itu akan membuat
seseorang mudah dalam menerima informasi.
Menurut Fleming dan Mills dalam Nikmawati (2014) “gaya belajar merupakan
kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai
bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai
dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.”

Dari ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah respon
siswa dalam menerima informasi yang dalam prosesnya siswa menyerap, mengatur, dan
mengolah informasi sebagai bentuk kecenderungan siswa dalam mengadaptasi suatu
pendekatan belajar tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul “ Motivasi Belajar Dan Gaya Belajar Pada Siswa Sman 2 Binjai ”.

5|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
B. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuannya yaitu:

1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam penelitian kecil


2. Menambah wawasan
3. Untuk mengetahui bagaimana cara seorang guru meningkatkan motivasi belajar
peserta didik
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis motivasi dan prinsip motivasi belajar
5. Mengetahui gaya belajar pada siswa yang diteliti

C. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
a. Menambah pengalaman kepada mahasiswa dalam penelitian kecil
b. Menambah wawasan
c. Menambah pengalaman bagaimana cara seorang guru meningkatkan
motivasi belajar peserta didik
d. Menambah pengalam dalam Mengetahui gaya belajar pada siswa yang
diteliti
e. Menambah pengalaman kepada mahasiswa sebagai calon guru agar
memiliki kompetensi ketika terjun kesekolah untuk melakukan
pembelajaran
f. Memenuhi tugas mata kuliah Psikologi pendidikan.
2. Bagi Pembaca
a. Menanmbah wawasan tentang motivasi dan gaya belajar siswa
b. Menjadi bahan bacaan untuk pedoman menjadi guru yang profesional
c. Agar pembaca dapat menambah wawasan mengenai motivasi dan gaya
belajar siswa.

6|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
BAB II
KAJIAN TEORI

A. pengertian Motivasi Belajar


Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Clayton
Alderfer (dalam Nashar, 2004:42) Motivasi belajar adalah kecenderungan peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi
atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung
adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan
sikap serta perilaku pada individu belajar (Koeswara, 1989 ; Siagia, 1989 ; Sehein, 1991 ;
Biggs dan Tefler, 1987 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu
timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu
untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Sardiman (2008: 75)
mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta
didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat ditinjau dari dua
sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan
bertindak yang disebabkan pendorong dari dalam individu, sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar individu.
Tingkah laku yang terjadi dipengaruhi oleh lingkungan.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 163). Winkel (1983: 270)
mendefinisikan bahwa “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam

7|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan
belajar”.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi belajar
adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan
arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi peserta didik dalam belajar sangat penting.
Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan mengarahkan proses
belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.
Terdapat enam konsep penting motivasi belajar yaitu:
1. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena
berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Sebagai misal,
seorang mahapeserta didik dapat tinggi motivasinya untuk menghadapi tes ilmu
sosial dengan tujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi ekstrinsik) dan tinggi
motivasinya menghadapi tes matematika karena tertarik dengan mata pelajaran
tersebut (motivasi intrinsik).
2. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan
suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement), suatu ukuran kebutuhan
manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari
keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
3. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan
pemberdayaan atribusi.
4. Motivasi belajar dapat meningkat apabila dosen membangkitkan minat
mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam
strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan
balik (feed back) dengan sering dan segera.
5. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila dosen
memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan dapat dipercaya.
6. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan umum untuk
mengupayakankeberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada keberhasilan/kegagalan.
Menurut Utami Munandar (1992: 34-35), ciri-ciri peserta didik yang bermotivasi
antara lain : 1) tekun dalam menghadapi tugas; 2) ulet dalam menghadapi kesulitan; 3)

8|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi; 4) ingin mendalami lebih jauh
materi yang dipelajari; 5) selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin; 6) menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah; 7) senang dan rajin belajar, penuh semangat,
dan tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin; 8) dapat mempertanggungjawabkan
pendapat-pendapatnya; 9) mengejar tujuan jangka panjang; 10) senang mencari soal dan
memecahkan soal.

B. Jenis-Jenis Motivasi
Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder.
1. Motivasi primer adalah motivasi didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif
dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis dan jasmania seseorang. Jenis
motivasi ini termasuk memelihara kesehatan, minum, istirahat, mempertahankan
diri, keamanan, membangun dan kawin.
2. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Jenis motivasi ini dapat
berupa: kebutuhan organisme seperti ingin tahu, memperoleh kecakapan,
berprestasi, dan motof-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan dan
kebebasan.
Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang.
Motivasi instrinsik merupakan dorongan agar peserta didik melakukan kegiatan
belajar dengan maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan itu
sendiri. Motivasi ini terjadi pada saat peserta didik menyadari pentingnya belajar
dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh orang lain, atau dengan kata lain
motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar peserta didik sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri seseorang.
Motivasi ini adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena dorongan dari luar,
misalnya; guru memberikan hadiah, pujian, hukuman, memberikan angka tinggi
terhadap prestasi yang dicapainya, tidak menyalahkan pekerjaan atau jawaban
peserta didik secara terbuka sekalipun pekerjaan atau jawaban tersebut belum

9|S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
memuaskan, menciptakan suasana belajar yang memberi kepuasan dan
kesenangan pada peserta didik, dsb.
Biggs dan Telfer (dalam Amri. 2013: 26-27) menyatakan bahwa ada empat
golongan motivasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Motivasi instrumental: peserta didik belajar karena didorong oleh adanya hadiah
atau menghindari hukuman.
2. Motivasi sosial: peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini
keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi: peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau
keberhasilan yang telah ditetapkan.
4. Motivasi instrinsik: peserta didik belajar karena keinginanya sendiri.

C. Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-
prinsip dasar tersebut yaitu:
1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.
2. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi.
3. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan.
4. Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi yang
dipaksakan dari luar.
5. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.

D. Cara Guru Meningkatkan Motivasi Belajar


Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-involvement,
memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan
tujuan.
1. Memberi angka
Memberi angka dalam pembelajaran mempunyai arti penting bagi peserta
didik. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar peserta didik.
Banyak peserta didik, hanya termotivasi belajar karena mengejar nilai ulangan
atau nilai-nilai pada raport supaya angkanya baik. Angka-angka yang baik itu bagi

10 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
para peserta didik merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga peserta
didik, belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan
motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan teman-
temanya yang menginginkan angka baik. Namun demikian, semua itu harus
diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan
hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah
selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-
angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung didalam setiap
pengetahuan yang diajarkan kepada para peserta didik, sehingga tidak sekedar
kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afektifnya.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga sikatakan sebagi motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak aakan menarik
bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan
tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik
mungkin tidak akan menarik bagi peserta didik yang tidak memiliki bakat
menggambar.
3. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong balajar peserta didik. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau
perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan
belajar peserta didik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagi tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah
simbol kebangganan dan harga diri, begitu juga untuk peserta didik sebagai
subjek belajar. Para peserta didik akan belajar dengan keras, bisa jadi karena
harga dirinya.

11 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
5. Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan adanya
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap
hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga
harus terbuka, maksudnya kalu akan diadakan ulangan, harus diberitahukan
kepada peserta didik.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa
grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri peserta didik untuk
terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Apabila ada peserta didik yang seukses dan berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang
positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya
pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang
tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan dan mempertinggi
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untu
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan tanpa
,aksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik, memang ada motivasi
untuk belajar sehingga tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat
merupakan alat motiivasi yang pokok. Proses belajar ini akan berjalan lancar
kalau disertai dengan minat. Mengenai minat itu antara lain dapat dibangkitkan
dengan cara-cara sebagai berikut: 1) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, 2)

12 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, 3) memberi
kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan 4) menggunakan berbagai
macam bentuk mengajar.
11. Tujuan untuk diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan
yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka
akan timbul gairah untuk terus belajar.

E. Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya,
dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk
susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman
pendidikan (Nunan, 1991: 168). Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan
diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat
inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Setiap orang memiliki
kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita mengenal baik gaya belajar kita maka
akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan
konsep-konsep dalam hidup.

Menurut Deporter dan Hernacki dalam Purnawati (2014: 63), gaya belajar
merupakan kombinasi menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Mudahnya begini,
anda memiliki lima indra, yaitu melihat, mendengarkan, meraba, mencium, dan
merasakan. Dari lima indra tersebut, hanya tiga yang dipakai belajar, yaitu melihat
(visual), mendengarkan (auditory), dan merasakan (touch).

Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya
belajar seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua
melakukan stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Jadi, disimpulkan bahwa
gaya belajar adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar meliputi
bagaimana menangkap, mengatur serta mengolah informasi yang diterima sehingga
pembelajaran menjadi efektif.

13 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
F. Tipe Gaya Belajar
1. Tipe Belajar Visual (Visual Learner)

Visual learner adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep data dan informasi
lainnya dikemas dalam gambar dan teknik. Siswa yang memiliki gaya belajar visual
memiliki ketertarikan yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis
organisatoris, seperti jaring, peta konsep dan ide peta, plot dan ilustrasi visual lainnya.
Beberapa teknik yang digunakan dalam belajar visual untuk meningkatkan keterampilan
berpikir dan belajar, lebih mengedepankan peran penting mata penglihatan (visual).
Individu yang memiliki gaya belajar visual sangat tertarik dengan warna-warni
menyolok. Mereka cenderung duduk di pusat perhatian atau paling depan untuk
menghindari penghalang visual (dari halangan siswa lain). Mereka sering tampak
melamun, padahal sebenarnya memperhatikan dengan seksama gerak gerik lawan
bicaranya atau orang yang sedang menerangkan kepadanya. Individu yang bergaya
seperti ini membutuhkan instruksi secara tertulis. Biasanya, anak yang memiliki visual
disukai oleh para guru. Anak dengan gaya ini mudah mempelajari materi pelajaran
dalam kelas karena biasanya metode yang disajikan oleh guru adalah metode visual,
yaitu membaca, menulis daan melihat papan tulis. Ciri-ciri dan kelemahan gaya belajar
visual adalah sebagai berikut: Kesulitan memahami pesan yang disampaikan secara
lisan, memiliki kecenderungan memperhatikan sikap dan gerakan bibir guru yang
sedang mengajar atau seseorang yang sedang menerangkan, masuk kategori pendengar
yang kurang baik saat berkomunikasi, cenderung pasif bila dalam kegiatan kelompok
atau diskusi, membutuhkan alat peraga saat penjelasan dilakukan, tidak merasa
terganggu dengan segala suara yang hingar-bingar.

2. Tipe Belajar Auditif (Auditory Learner)

Auditory learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui
mendengarkan, menggunakan indera pendengar untuk menginterprestasikan maksud
informasi yang didapatkan dengan memerhatikan intonasi, nada suara, kecepatan
berbicara, dan nuansa hati pembicara. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan
mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh
karena itu, guru sebaiknya memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya.
Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan

14 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru.
Mereka menyenangi belajar melalui ceramah, kuliah lisan, diskusi, berbicara berbagai
hal melalui tanya jawab, dan mendengarkan orang tentang suatu hal. Anak dengan
belajar tipe ini dapat mencerna makna yang disampaikan oleh guru melalui verbal
simbol atau suara, tinggi rendahnya, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya.
Anak-anak seperti ini dapat menghafal lebih cepat melalui membaca teks dengan keras
atau mendengarkan media audio.

3. Tipe Belajar Kinestetik (Tactual Learner)

Tactual learner siswa belajar dengan cara melakukan, menyentuh, merasa,


bergerak, dan mengalami. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik mengandalkan
belajar melalui bergerak, menyentuh dan melakukan tindakan. Misal, bila dalam
pelajaran anatomi, maka dibutuhkan boneka untuk disentuhnya agar mudah mengingat.
Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar seperti ini
belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Oleh karena itu pembelajaran yang dibutuhkan
adalah pembelajaran yang lebih bersifat kontekstual dan praktik.

15 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penalitian

Kegiatan observasi dilakukan di SMAN 2 BINJAI yang berada di JLN PADANG


NO.88 BINJAI, RAMBUNG DALAM, Kec. Binjai Selatan, Kota Binjai Prov. Sumatera
Utara – Indonesia . Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada SABTU tanggal 27 APRIL
2019.

B. Sumber Data

Angket

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah menggunakan Teknik angket
kepada siswa-siswi sampel berisi pernyataan atau pertanyaan bahkan situasi yang akan
mereka jawab dengan 5 pilihan jawaban. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Melalui angket ini,
dikumpulkan informasi tentang gambaran populasi yang diwakili responden tentang Motivasi
Belajar Dan Gaya Belajar Pada Siswa Sman 2 Binjai.

16 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Hasil Yang Diperoleh Dalam Motivasi Belajar


ANALISIS ANGKET TERTUTUP

Kategori yang menjawab “ YA”

Sangat tinggi :7–8

Tinggi :5–6

Rendah :3–4

Sangat rendah :1–2

TABEL ANGKET TERTUTUP

JAWABAN
NO. NAMA KATEGORI
‘’ YA ‘’
1. ELSA NOVIAN 7 Sangat Tinggi
2. IFAH NURHASANAH 7 Sangat tinggi
3. IHSANUDDIN 5 Tinggi
4. ANDI 5 Tinggi
5. AMBAR WULANDARI 6 Tinggi
6. ENI DWI ASTUTI 7 Sangat Tinggi
7. MIA NINDYA K 5 Tinggi
8. NIDIA ROHMAYANI 4 Rendah
9. DAVIT KISWORO 6 Tinggi
M. MIFTAHUL
10. ROZAK 5 Tinggi
11. TRI PUJI LESTARI 6 Tinggi
12. SEKTI FILDA 7 Sangat Tinggi
13. FINDA TRISNAUMI 8 Sangat Tinggi
14. M. LUQMAN 6 Tinggi
15. SANTOSO 4 Rendah
16. RATNA 7 Sanat Tinggi
17. M. NUR AJI' 5 Tinggi
18. HANI SUSILOWATI 6 Tinggi
19. RETNO AYU L 7 Sangat Tinggi
20. ADE PURWANTO 6 Tinggi
SATRIA
21. ANDARYANTO 5 Tinggi
22. HENDRA DWIDJO 5 Tinggi
23. RILYAN ADI 6 Tinggi
24. DYAH RETNO 8 Sangat Tinggi
17 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
25. NUR KHALIMAH 8 Sangat Tinggi
26. AHMAD NUR F 6 Tinggi
27. NENY ISNAETY 7 Sangat Tinggi
28. MARINA DWI H 7 Sangat Tinggi
29. LINDA PRAVITA 3 Rendah
30. AUSY RAHMA. O 8 Sangat Tinggi

Setelah di hitung hasil yang menjawab “ Ya” dari responden yaitu :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖


Rumus = 𝑥 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡

Jumlah yang Jumlah


No. Kategori Presentase
terkategori responden
1. Sangat tinggi 12 30 40
2. Tinggi 15 30 50
3. Rendah 3 30 10
4. Sangat rendah 0 30 0

Rincian
12
 Motivasi belajar kategori Sangat Tinggi ada 12 orang=> × 100% = 40%
30

15
 Motivasi belajar kategori Tinggi ada 15 orang => × 100% = 50%
30

3
 Motivasi belajar kategori rendah ada 3 orang => × 100% = 10%
30

0
 Motivasi belajar kategori sangat rendah => 30
× 100% = 0%
 GRAFIK MOTIVASI BELAJAR

Rendah Sangat
10% rendah
0%
Sangat tinggi
40%
Tinggi
50%

18 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
ANALISIS ANGKET TERBUKA

Soal Angket Terbuka

1. Menurut anda, apa yang membuat anda termotivasi untuk belajar, berikan
alasannya?

NO. JAWABAN FREKUENSI


1. Orang Tua 9
2. Diri sendiri 3
3. Teman 3
4. Cita – cita 4
5. Situasi & kondisi 1
6. Sukses 3
7. Pengetahuan 3
8. Nilai bagus 3
9. Pujian 1
Jumlah 30

GRAFIK

Pujian
Nilai bagus 3%
10%

Pengetahuan
Orang Tua
10%
30%

Sukses
10%

Cita -
Situasi & cita Diri sendiri
kondisi 14% 10%
3% Teman
10%

19 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
B. Hasil Yang Diperoleh Dalam Gaya Belajar

Jenis gaya belajar Banyak siswa Persentase

kinestetik 6 20%
auditori 15 50%
visual 9 30%

Dari ketiga gaya belajar, terlihat bahwa gaya belajar auditori mendominasi.
Auditory learner adalah suatu gaya belajar di mana siswa belajar melalui mendengarkan,
menggunakan indera pendengar untuk menginterprestasikan maksud informasi yang
didapatkan dengan memerhatikan intonasi, nada suara, kecepatan berbicara, dan nuansa
hati pembicara. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan
kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi
verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru. Mereka menyenangi
belajar melalui ceramah, kuliah lisan, diskusi, berbicara berbagai hal melalui tanya jawab,
dan mendengarkan orang tentang suatu hal. Anak dengan belajar tipe ini dapat mencerna
makna yang disampaikan oleh guru melalui verbal simbol atau suara, tinggi rendahnya,
kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Anak-anak seperti ini dapat menghafal
lebih cepat melalui membaca teks dengan keras atau mendengarkan media audio.

Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa SMA N 2 BINJAI memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Hasil penelitian diperoleh dari
hasil angket adalah terdapat 9 orang siswa yang memiliki gaya belajar visual, 15 orang
siswa memiliki gaya belajar auditori, dan 6 orang siswa dengan gaya belajar kinestetik.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa gaya belajar yang mendominasi yaitu gaya
belajar auditori dengan presentase sebesar 50 % sedangkan gaya belajar visual 30 % dan
kinestetik 20 %.

20 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Dari Miniriset Diatas Tentang Motivasi Belajar Adalah:
1. motivasi belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri
individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga
dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
2. Sebagai kekuatan mental, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi dilihat dari sifatnya, dibedakan
menjadi dua, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
3. Motivasi memiliki beberapa prinsip dasar dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip-
prinsip dasar tersebut yaitu: Pujian lebih efektif dari pada hukuman; Pemahaman
yang jelas terhadap tujuan akan merangsang motivasi; Semua peserta didik
mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasan;
Motivasi yang berasal dari dalam individe lebih efektif dari pada motivasi yang
dipaksakan dari luar; Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas
peserta didik.
4. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi belajar, yaitu: mamberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-
involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk
belajar, minat dan tujuan.
Kesimpulan Dari Miniriset Diatas Tentang Gaya Belajar adalah:
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda yaitu ada yang memiliki gaya belajar visual yang mengandalkan
indera penglihatan, auditori yang mengandalkan indera pendengaran, dan kinestetik
yang mengandalkan indera peraba. Ketiga gaya belajar tersebut dapat terlihat dari ciri-
ciri yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya. Dari ciri-siri tersebut, guru dapat
mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga setelah itu guru dapat mencari
strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi gaya belajar tersebut agar siswa dapat
menerima informasi yang disampaikan guru dengan mudah yang sesuai dengan
kondisinya.

21 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
B. Saran

Guru/ wali kelas dapat mengetahui dan mempelajari Motivasi dan Gaya belajar
siswanya masing-masing dengan memperhatikan ciri-ciri Dalam Motivasi Dan gaya
belajar tersebut. Setelah mengetahui apa Motivasi Belajar dan gaya belajar siswa
selanjutnya guru diharapkan dapat memberikan strategi yang tepat dengan gaya belajar
siswa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang masih perlu pengembangan dan
masih memiliki kekurangan yang nantinya dapat dijadikan bahan untuk penelitian yang
relevan. Masih perlunya perbaikan dalam penelitian ini, sehingga diharapkan kritik dan
saran yang lebih baik lagi sehingga dapat memperbaiki penelitian ini.

22 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
DAFTAR PUSTAKA

Armansyah, Wawang. 2015.Macam-macam Gaya Belajar Serta Kelemahan dan


Kelebihannya. http://www.belajarbagus.com/2015/03/gaya-belajar.html di akses tanggal
29 APRIL 2019

Diah. 2012. Macam-Macam Gaya Belajar Karakteristik.


http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/macam-macam-gaya-belajar-
karakteristik.html di akses tanggal 29 APRIL 2019

Nugraheni, Fitri. 2009. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa (Studi
Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMK). http://www.eprints.umk.ac.id. Diakses
pada tanggal 29 APRIL 2019

Tri Anni Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang. UPT UNNES Press.

R. Hergenhahn & Matthew H. Olson. 2008. Theories Of Learning (Teori Belajar) Edisi
Ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.

23 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
LAMPIRAN

24 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
25 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n
26 | S e n i R u p a # P s i k o l o g i P e n d i d i k a n

Anda mungkin juga menyukai