Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL JURNAL RIVIEW

PROFESI KE PENDIDIKAN

PRODI S1 BIOLOGI

SKOR NILAI :

JURNAL PENELITIAN PROFESIONALISME GURU

(Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah,


Deden Danil, 2009)

OLEH :

Nama Mahasiswa : Putri Nora


NIM : 4201141011
Dosen Pengampu : Dra. Risma Sihotang,M.Pd
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Bulan Maret 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya,Penulisa makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal
Review ini mengenai “Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa di Sekolah”.
Critical Jurnal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata
kuliah profesi kependidikan dan menjadikan penambahan wawasan terhadap
pemahaman materi tersebut. Harapan saya, setelah penyelesaian penulisan CJR ini
kami semakin memahami penulisan CJR yang baik dan benar.
Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang sangat berharga
dalam penulisan Critical Jurnal Review ini. Saya sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian CJR ini, khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah profesi kependidikan Ibu Dra.Risma,M.Pd.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan para dosen demi penyempurnaan CJR ini. Semoga CJR ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.

Medan, 12 Maret 2021

Putri Nora

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR ................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................4
1.3 Manfaat ...................................................................................4
BAB II
IDENTITAS JURNAL
2.1 Jurnal Utama ..........................................................................5

2.2 Jurnal Pembanding 1...............................................................5

2.3 Jurnal Pembanding 2...............................................................5


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jurnal Utama ...........................................................................7

3.2 Jurnal Pembanding 1.................................................................12

3.3 Jurnal Pembanding 2 ...............................................................18

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Review


Critical Jurnal Review sangat penting untuk kalangan pendidikan terutama
mahasiswa karena dengan mengkritik jurnal maka si pengeritik dapat mengetahui
mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik digunakan
untuk penelitian,setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa dapat
membuat suatu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana kriteria yang baik dalam
penulisan suatu jurnal dan langkah langkah apa saja yang diperlukan dalam
penulisan jurnal tersebut.

1.2.Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review


Critical Jurnal Review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan
tugas mata kuliah profesi kependidikan di Universitas Negeri Medan untuk
membuat Critical Jurnal Review sehingga dapat menambah pengetahuan untuk
melihat jurnal yang baik dan benar.Setelah dapat membandingkan maka dapat
dibuat suatu jurnal karena telah mengetahui penulisan jurnal yang baik dan benar
sesuai kaidah penulisan jurnal yang sesuai.

1.3.Manfaat Critical journal Review


Manfaat penulisan Critical journal Review,yaitu:

• Dapat melihat kelebihan dan kekurangan jurnal yang direview


• Dapat meningkatkan analisis terhadap suatu jurnal
• Supaya dapat mengetahui penulisan CJR yang benar
• Dan dapat menulis jurnal yang baik dan benar
• Menambah pengetahuan tentang isi-isi dari jurnal-jurnal penelitian

4
BAB II
IDENTITAS JURNAL

2.1 Jurna Utama


Judul Jurnal : Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
di Sekolah (Studi Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut)
Penulis : Deden Danil
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Universitas Garut
Tahun : 2009
Volume, No : Volume 3, No. 01
Halaman : Halaman 30-40
ISSN : 1907-932X
Situs :http://docplayer.info/45929277-Upaya-profesionalisme-guru-
dalam-meningkatkan-prestasi-siswa-di-sekolah-study-deskriptif-lapangan-di-
sekolah-madrasah-aliyah-cilawu-garut.html

2.2 Jurnal Pembanding 1


Judul Jurnal : Peran LPTL Pendidikan Teknologi Kejuruan dalam Meningkatkan
profesionalisme guru
Penulis : Nontje M. Sangi
Nama Jurnal : Jurnal Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia
Tahun : 2010
Volume, No :-
Halaman : Halaman 459-464
ISSN : 1907-2066
Situs :https://media.neliti.com/media/publications/224685-peran-
lptkpendidikan-teknologi-kejuruan-1a412b2a.pdf

2.3 Jurnal Pembanding 2


Judul Jurnal : Teachers’ Classroom management and Quality Assurance of
Students’ Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo State, Nigeria
Penulis : Adeolu Joshua AYENI
Nama Jurnal : Journal of Social and Administrative Sciences
Tahun : 2017
5
Volume, No : Volume 4, No. 2
Halaman : Halaman 166-180
ISSN :-
Situs : http://www.kspjournals.org

6
BAB III
PEMBAHASAN

REVIEW JURNAL 1

1 Judul Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa


di Sekolah (Studi Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah
Aliyah Cilawu Garut)
2 Jurnal Jurnal Pendidikan Universitas Garut
3 Download http://docplayer.info/45929277-Upaya-profesionalisme-guru-
dalam-meningkatkan-prestasi-siswa-di-sekolah-study-deskriptif-
lapangan-di-sekolah-madrasah-aliyah-cilawu-garut.html
4 Volume dan Halaman Volume 3 dan Halaman 30-40
5 Tahun 2009
6 Penulis Deden Danil
7 Reviewer Putri Nora
8 Tanggal 12 Maret 2021
9 Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah a) Mengetahui sosialisasi
profesi guru di
sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut, b) Mengetahui faktor-
faktor yang

mempengaruhi profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi


siswa di sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut, c) Mengetahui
upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam prestasi siswa di
sekolah Madrsah Aliyah Cilawu Garut, d) Mengetahui kendala
dan solusi upaya profesionalisme guru dalam meningkatkan
prestasi siswa di sekolah Madarasah aliyah Cilawu Garut.
-Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini adalah Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu
Garut.
-Assesment Data Menggunakan beberapa cara yakni:
1. Interview
-Kata Kunci Profesionalisme, Guru, Prestasi Siswa, sekolah
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran
dan Teori siswa di bawah pengawasan guru. Sekolah merupakan sarana yang
sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan, seperti yang
sudah dikemukakan bahwa karena kemajuan zaman keluarga tidak
mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi
muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju
masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam
7
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk kedalam proses
pembangunan masyarakat itu. Sekolah sebagai pusat pendidikan
mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal yaitu
mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan
(Muhibinsyah: 2009). Pendidik adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, dimana pendidik atau guru
diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional.
Profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas,
berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan
prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar
mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar
yang baik bagi siswa.

Akan tetapi realita yang ada, keberadaan guru profesional sangat


jauh dari apa yang diharapkan.
Menjamu’nya sekolah-sekolah yang rendah mutunya memberikan
suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana
yang belum terealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan
yang ada. Yang seharusnya seorang guru profesional itu harus
mengembangkan kompetensi-kompetensinya agar mutu
pendidikan di tiap sekolah tidak rendah dan prestasi anak didikpun
dalam belajar bisa meningkat. Selain guru yang tidak memiliki
kompetensinya sebagai guru masalah yang lainnya yang ada di
guru itu yaitu guru yang jarang masuk kelas, tidak memahami
karakter setiap siswa dan tidak menyiapkan bahan ajar yang akan
di sampaikan kepada siswa. Yang akhirnya masalah yang ada di
setiap guru itu akan mengakibatkan hambatan terhadap siswa
seperti masalah yang dialami siswa yaitu siswa merasa sulit untuk
menyerap pembelajaran yang di sampaikan guru, siswa sering
tidak melaksanakan tugas, siswa tidak disiplin, sering kabur, dan
sering bolos masuk ke kelas. Yang akhirnya semua permasalahan
itu akan menghambat siswa dalam mencapai prestasinya di
sekolah.
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian -
-Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang upaya
profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa di
sekolah madrasah aliyah cilawu garut, maka penulis menyajikan
kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian. Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagi
berikut:

Ada beberapa cara sosialisasi profesi guru di sekolah Madrasah


Aliyah Cilawu Garut yaitu:
8
a. Guru itu harus bisa menempatkan peranannya dalam
proses pembelajaran pada nilainilia yang positif.

b. Guru melakukan interaksi dengan guru yang lain atau tukar


pendapat baik dengan guru maupun dengan masyarakat.

c. Guru itu bisa menempatkan peranannya dalam kehidupan


bermasyarakat.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profesionalisme guru


dalam meningkatkan prestasi, yaitu:

a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan,

b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh


peserta didik.

c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar.

d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari


naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong individu untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan.

-Diskusi Penelitian -
-Daftar Pusaka Deden Danil. 2009. Upaya Profesionalisme Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Siswa di Sekolah (Study Deskriptif
Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut.
Garut: Universitas Garut : Fakultas Pendidikan Islam dan
Keguruan.
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
Terdapat solusi diakhir jurnal.
Peneliti dalam membuat item pada instrumen penelitiannya
mengacu pada teori disebuah buku.
-Kelemahan Penelitian Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya
Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil dari penelitian
tersebut
13 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang upaya
profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa di
sekolah madrasah aliyah cilawu garut, maka penulis menyajikan
kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian. Adapun
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagi
berikut:

9
Ada beberapa cara sosialisasi profesi guru di sekolah Madrasah
Aliyah Cilawu Garut yaitu:
a. Guru itu harus bisa menempatkan peranannya dalam
proses pembelajaran pada nilainilia yang positif.
b. Guru melakukan interaksi dengan guru yang lain atau tukar
pendapat baik dengan guru maupun dengan masyarakat.
c. Guru itu bisa menempatkan peranannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profesionalisme guru
dalam meningkatkan prestasi, yaitu:
a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan,
b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh
peserta didik.
c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari
naluri kemanusiaan dan rasa cinta akan mendorong individu untuk
melakukan sesuatu sebagai usaha dan pengorbanan.

Kendala Dan Solusi Upaya Profesionalisme Guru Dalam


Meningkatkan Prestasi Siswa Di MA Cilawu Garut diantaranya:
a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara
total, Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar
jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan
diri tidak ada.
b. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan
etika profesi keguruan.
c. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih
setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat.
Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan
pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
d. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang
proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru.
e. Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana
tuntutan di negara-negara maju.
f. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri
karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang
diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi.

10
Adapun solusi yang bisa peneliti tuliskan sebagai berikut:
a. Guru itu harus memiliki kompetensi pendidikan yang
mempuni sebagai guru
b. Harus ada evaluasi dari kepala sekolah kepada tiap guru
c. Sarana prasarana sekolah harus di lengkapi
d. Guru harus di beri ruang untuk berprestasi dan diberi
apresiasi apabila memiliki kualitas dan kompetensi yang
mempuni.
14 Saran Penelitian ini sudah bagus, namun sebaiknya bahasa dalam
pembahasannya lebih detail lagi dan menggunakan bahasa yang
mudah di pahami oleh khalayak banyak.
15 Referensi Abdurahman, M. 1999. Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar.
Jakarta,Rineka Cipta.
Arikunto Suharismi, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Darajat Zakiyah, 2005. Kepribadian Guru. Jakarta: PT Bulan
Bintang.
Dzaman Syaiful Bahri, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta. Drajat Zakiah, 2009. Ilmu Pendidikan islam.
Jakarta: PT Bumi Askara.
Djama’an Satori dan Aan Komariah 2013.Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Ibrahim Bafadal, 2004. Peningkatan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Bumi Askara.
Moleong J. Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Usman Uzer, 1998. Menjadi Guru Fropesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suparlan 2005. Menjadi Guru Efektif. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sardiman 1993. Interaksidan Motivasi Belajar. Jakarta: CV
Rajawali.
Tilaar 2004. Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tirtaraharja Umar, 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

11
Tentang Guru dan Dosen.
Tabrani dkk, (2001), Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru
Sekolah Dasar, Jakarta: Inti Media Cipta Nusantara
Wursanto, IG, (2000), Dasar-Dasar Manajemen Personalia,
Jakarta: Pustaka Dian

REVIEW JURNAL 2

1 Judul Peran LPTL Pendidikan Teknologi Kejuruan dalam Meningkatkan


profesionalisme guru
2 Jurnal Jurnal Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia
3 Download https://media.neliti.com/media/publications/224685-peran-
lptkpendidikan-teknologi-kejuruan-1a412b2a.pdf
4 Volume dan Halaman Volume – dan Halaman 459-464
5 Tahun 2010
6 Penulis Nontje M. Sangi
7 Reviewer Putri Nora
8 Tanggal 12 Maret 2021
9 Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan
profesionalisme guru
-Subjek Penelitian Perguruan Tinggi LPTK
-Assesment Data Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
-Kata Kunci Profesional Guru, Kompetensi, Sertifikasi, LPTK
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Hampir semua orang mengakui betapa besarnya jasa guru dalam
dan Teori mencetak generasi basioanlngsa yang terus mengharumkan negeri
ini. Namun di balik gemerlap jasa tersebut, tak sedikit muncul
kisah-kisah pilu yang menyelimuti eksistensi guru. Ada guru yang
nyambi menjadi tukang ojek, pedagang asongan, tukang bakso,
dan sebagainya. Kisah-kisah tersebut tentu merupakan sebuah
ironi yang mencuatkan sinyal bahwa tingkat kesejahteraan guru
masih memprihatinkan. Maka, cukup beralasan jika guru terpaksa
melakukan pekerjaan lain di luar profesinya hanya sekadar
memenuhi tuntutan ekonomi saban hari.

Oleh karena itu, acapkali profesi guru jarang dilirik karena

12
diasumsikan sebagai profesi inferior. Padahal keberadaan guru,
seperti yang tersembul dalam penggalan bait himne guru, laksana
embun penyejuk dalam kehausan, serta patriot pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa. Artinya, keberadaan guru adalah hal yang
niscaya bagi kehidupan manusia dalam mengenal dunianya. Tak
ada yang menyangkal bahwa tanpa guru mustahil lahir generasi
jenius berotak Habibie yang akan membangun peradaban di negeri
ini.

Dalam pekerjaan guru, sangat jelas bahwa mereka melakukan


sesuatu pekerjaan yang berguna bagi perkembangan hidup anak-
anak, di lingkungan sekolah dan bahkan menyarakat di mana
mereka tinggal. Dengan menjalankan tugas sebagai guru yang
baik, dengan membantu anakanak berkembang dalam semua
aspek kehidupan, seorang guru semakin merasa hidup berarti,
semakin menemukan identitas dirinya, semakin merasakan
kepuasan batin yang mendalam (Suparno, 2004).

Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional


(Depdiknas), terus berupaya untuk mengangkat citra guru.
Tujuannya jelas, agar profesi guru mampu bersaing dengan
profesiprofesi lainnya. Untuk mengembalikan citra guru tersebut
cara yang ditempuh pemerintah adalah dengan meningkatkan
mutu tenaga pengajar di segala jenjang pendidikan dan menaikkan
taraf kesejahteraannya.

Dalam Buku Laporan Capaian Kerja Depdiknas tahun 2006


dengan jelas diakui pemerintah bahwa peran pendidik sangat
menentukan mutu pendidikan. Di awal pemerintahan Kabinet
Indonesia Bersatu ini, pemerintah segera membentuk direktorat
jenderal baru yang menangani permasalahan guru dan tenaga
kependidikan lainnya, yaitu Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Langkah taktis pun ditempuh. Pemerintah bersama DPR


mengesahkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen yang memberikan landasan dan kerangka hukum
bagi pengembangan guru dan dosen menjadi profesi. Ditegaskan
dalam UU ini, kualifikasi minimal semua guru, terlepas dari
jenjang pendidikan yang diasuhnya, adalah S1/D-IV. Sementara
untuk dosen program S1 dan diploma minimal harus
berkualifikasi S2, dan untuk yang mengajar program S2 dan S3
minimal harus berkualifikasi S3.
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian -
-Hasil Penelitian Profesionalisme Guru

Menurut Makagiansar (1996), memasuki abad 21 pendidikan


13
akan mengalami pergeseran dan perubahan paradigma yang
meliputi pergeseran paradigma: (1) dari belajar terminal ke
belajar sepanjang hayat, (2) dari belajar berfokus penguasaan
pengetahuan ke belajar holistik, (3) dari citra hubungan guru-
murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan,
(4) dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik
(akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai,
(5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan
buta teknologi, budaya, dan komputer, (6) dari penampilan
guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja, dan (7)
dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi kerja sama. Pergeseran
paradigma tersebut menuntut adanya upaya peningkatan
kualitas di bidang pendidikan, yang bukan sekedar mengejar target
output semata-mata, tetapi yang lebih penting adalah outcome,
yaitu bagaimana kualitas lulusan (output) dalam menghadapi
tantangan global di masa mendatang. Paradigma ini juga
berimplikasi perlunya guru yang berkompeten dan
professional untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas, yang diharapkan dapat menghasilkan output dan
outcome yang baik sacara kuantitatif maupun kualitatif.
Sebagaimana dalam amanat Undang-undang Dasar Republik
Indonesia No.14 Tahun 2005, dikatakan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dengan demikian, dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban 1) merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; 2)
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 3) bertindak obyektif
dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran; 4) menjunjung tinggi peraturan perundang-
undangan, hokum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan
etika; dan 5) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa. Berdasarkan undang-undang tersebut sangat jelas bahwa
guru merupakan key person in classroom, sehingga guru
memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam
membimbing, mengarahkan, dan mendidik siswa dalam proses
pembelajaran (Davies dan Ellison, 1992). Karena peran
mereka yang sangat penting itu, keberadaan guru bahkan tak
tergantikan oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan
teknologi canggih. Alat dan media pendidikan, sarana
prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat
14
yang hanya digunakan sebagai teachers` companion (sahabat –
mitra guru).

Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent


of change melalui proses pembelajaran. Menurut Hartoyo dan
Baedhowi( 2005) agar dapat berperan dengan efektif dan
professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara
lain ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan
(knowledgeable), memiliki sikap profesionalisme (good
professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan
media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang
sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology),
mengembangkan dynamic curriculum, dan bisa memberikan
contoh dan teladan yang baik (good practices).

Ilustrasi tersebut mempertegas keyakinan bahwa profesi guru


merupakan bidang pekerjaan khusus dan significant yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagaimana tertuang dalam
UU Nomor 14 tahun 2005 sebagai berikut: a) memiliki bakat,
minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) memiliki komitmen
untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan,
dan akhlak mulia; c) memiliki kualifikasi akademik, dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d) memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e)
memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja; g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang
hayat; h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i) memiliki organisasi
profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal–hal yang
berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Lebih lanjut dinyatakan dalam pasal (8) dan (10), bahwa guru
yang professional wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kompetensi dasar yang harus dimiliki guru meliputi
kompetensi paedagogik, kompetensi personal atau kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
-Diskusi Penelitian -
-Daftar Pusaka Nontje M.Sangi.2010.Peran LPTK Pendidikan Teknologi
Kejuruan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru : Asosiasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia.
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian Memaparkan secara jelas dan lengkap mengenai penelitian
tersebut.
15
Menjelaskan segala aspek keterkaitan dari segala sumber guna
memperkuat hasil penelitian terhadap penelitian tersebut
-Kelemahan Penelitian Hanya membahas data secara umum ,kurang menjelaskan peran
profesi kependidikan dalam pendidikan nasional
Penulisan jurnal kurang teratur sesuai kaidah penulisan jurnal yang
benar.
13 Kesimpulan Guru memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent
of change melalui proses
pembelajaran. Agar dapat berperan dengan efektif dan
professional, guru harus memiliki beberapa persyaratan, antara
lain ketrampilan mengajar (teaching skills), berpengetahuan
(knowledgeable), memiliki sikap profesionalisme (good
professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan
media (utilizing learning media), memilih metode mengajar yang
sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology),
mengembangkan dynamic curriculum, dan bisa memberikan
contoh dan teladan yang baik (good practices).

Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan


profesionalisme guru antara lain: 1) Mengangkat citra guru agar
profesi guru mampu bersaing dengan profesi-profesi lainnya
menaikkan taraf kesejahteraannya. 2) Pemberian sertifikat
kompetensi pendidik. Sertifikat kompetensi diberikan oleh
penyelenggara pendidikan dan/atau lembaga pelatihan kepada
peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

LPTK bersinergi dengan pemerintah perlu mengawasi dan


memantau pelaksanaan sertifikasi sehingga benar-benar dapat
dilaksanakan sesuai harapan. Sebagai wahana pendidikan,
perguruan tinggi LPTK harus menyiapkan seperangkat aturan,
metode, dan strategi pendidikan yang dalam konteks
pemberdayaan guru mesti mengacu pada pencapaian standar
peningkatan mutu dan kualitas guru.
14 Saran Saran didalam jurnal ini penulisan sudah bagus sehingga untuk
penelitian ini perlu di sempurna kan lagi agar peran lptk
pendidikan teknologi kejuruan dalam meningkatkan
profesionalisme guru semakin baik kedepannya.
15 Referensi Asmuni. 2008. Peranan Perguruan Tinggi dalam Melahirkan Guru
Profesiona. Tersedia
http://michailhuda.multiply.com/journal/item/39/Peranan_Perguru
an_Tinggi_dalam_Melahirkan_ Guru_Profesional (11-04-2010)

Baedhowi. 2008. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui


Peningkatan Profesionalisme Guru. Khazanah Pendidikan:
16
Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1 (September 2008)

Baedhowi dan Hartoyo (2005). Laporan 2005 Learning Round-


table on Advanced Teacher Profesionalism. Bangkok, Thailand
13–14 Juni 2005.

Csikszentmihalyi, M dan Mc Cormack, J. The Influence of


Teachers, dalam Kevin Ryan dan James M. Cooper (Eds).
(2004). Kaleidoscope; Readings in Education. New York:
Houghton Miffin Company.

Davies,B.dan Ellison, L. (1992) School Development Planning.


Harlow: Longman Group U.K. Ltd.

Hartoyo (2007) Supervisi Pendidikan; Mewujudkan Sekolah


Efektif dalam Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis Di Era
Reformasi. Jakarta: PT Grasindo

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005


tentang Guru dan Dosen.

Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2007 (Jakarta:


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional, 2007).

17
REVIEW JURNAL 3

1 Judul Teachers’ Classroom management and Quality


Assurance of Students’ Learning Outcome in
Secondary Schools in Ondo State, Nigeria
2 Jurnal Journal of Social and Administrative Sciences

3 Download http://www.kspjournals.org
4 Volume dan Halaman Volume 4 dan Halaman 166-180
5 Tahun 2017
6 Penulis Adeolu Joshua AYENI
7 Reviewer Putri Nora
8 Tanggal 12 Maret 2021
9 Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian Studi ini menilai strategi manajemen kelas guru,
tingkat tugas instruksional kelas guru dan
menentukan pengaruhnya terhadap kinerja
akademik siswa, dan selanjutnya memeriksa
kendala dalam manajemen kelas di sekolah
menengah di Akure South Local Government Area
of Ondo State, Nigeria.
-Subjek Penelitian Sekolah Menengah Pertama di Ondo State, Nigeria

18
-Assesment Data Studi ini menggunakan desain penelitian deskriptif
dan ex post facto sebagai kerangka pedoman.
Desain deskriptif menggunakan alat analisis seperti
kuesioner, grafik, frekuensi dan persentase. Desain
ex post facto digunakan untuk mengumpulkan data
yang ada tentang kinerja akademik siswa dalam
Ujian Sertifikat Sekolah Menengah Afrika Barat
(WASSCE) yang dilakukan antara sesi akademik
2014 dan 2016.
-Kata Kunci Pengelolaan kelas, teknik, fasilitas, bahan ajar,
hasil belajar. JEL. H52, H75, I21.
10 Pendahuluan
-Latar Belakang jaminan kualitas adalah kemampuan untuk menjadi
dan Teori kreatif dan inovatif dengan menghasilkan garis
pemikiran (ide) baru untuk menyediakan sumber
daya (masukan) yang signifikan dan mengubah
sumber daya dengan mengembangkan kegiatan /
program yang bertujuan, dan memanfaatkan
metode (proses) terbaik dalam melakukan sesuatu
untuk dicapai. hasil (keluaran) terbaik dalam suatu
organisasi.
Penjaminan mutu dalam pendidikan berkaitan
dengan manajemen sistematis, pengawasan,
pemantauan, penilaian, evaluasi dan tinjauan
strategis

Sebuah† Departemen Manajemen Pendidikan,


Universitas Adekunle Ajasin, Akungba-Akoko,
Ondo State, Nigeria.
. +2348139654848
. ayeniadeolu@yahoo.com
masukan sumber daya, proses dan hasil belajar
mengajar secara terus menerus, guna mencapai
standar akademik yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dan harapan para pemangku
kepentingan di bidang pendidikan dan masyarakat
luas. Ini sangat bergantung pada manajemen kelas
yang efektif yang berfungsi sebagai alat yang benar
untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan
untuk pengembangan kapasitas intelektual peserta
didik.
Manajemen kelas adalah proses perencanaan tugas
instruksional dengan menetapkan tujuan yang
spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan terikat
19
waktu (SMART) dan mengembangkan strategi
yang dapat diterapkan, mengatur materi manusia
dan pembelajaran, mengalokasikan tugas untuk
individu dan kelompok, mengarahkan dan
mengendalikan penggunaan sumber daya,
mengevaluasi kinerja dan memberikan umpan
balik untuk merangsang peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan dan pengembangan
keterampilan untuk mencapai keunggulan
akademik.
Manajemen kelas juga melibatkan pengaturan
fungsional, pemanfaatan dan pengendalian
manusia dan materi pembelajaran di tempat yang
ditentukan dengan ruang yang nyaman dan kondisi
keamanan tanpa gangguan dari luar pada proses
belajar-mengajar dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Manajemen
kelas adalah proses yang digerakkan oleh guru
yang menjadi fasilitator pembelajaran dan secara
bijaksana membuat berbagai elemen (siswa,
organisasi kurikulum, strategi dan materi
instruksional) bekerja sama dengan menunjukkan
ciri-ciri profesional yang baik, pengetahuan
konten, keterampilan pedagogis, pengetahuan
kurikulum, dan Pengetahuan tentang teori dan
praktek pendidikan dalam merencanakan dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar mengajar
yang berpusat pada anak dan membuat siswa
mencapai hasil belajar yang diinginkan di sekolah.
Evertson dan Weinstein (dalam Chandra, 2015)
menggambarkan manajemen kelas sebagai
tindakan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran akademik, sosial dan emosional
siswa. Guru yang berkomitmen pada pengelolaan
kelas yang efektif memastikan pendidikan
berkualitas tinggi dengan mengembangkan
hubungan yang penuh perhatian dan suportif
dengan dan di antara siswa. Guru yang efektif
menggunakan metode manajemen kelompok untuk
mengatur dan melibatkan siswa dalam tugas
akademik, dan mengoptimalkan akses siswa ke
pembelajaran
Guru yang menjadi agen instruksional penting di
sekolah memainkan peran penting dalam kegiatan

20
kelas dengan menciptakan kesempatan belajar
terbaik bagi siswa untuk berinteraksi dengan
materi pembelajaran, memperoleh pengalaman
yang relevan, mengkonkretkan pengetahuan,
membangun keterampilan dan kompetensi belajar
yang diinginkan, mempromosikan guru - peserta
didik. interaksi, merangsang interaksi pelajar -
pelajar, dan interaksi pelajar - materi untuk
efektivitas dalam proses belajar - mengajar.
Kesempatan ini memungkinkan pelajar untuk
menerima lebih banyak perhatian individu, terlibat
dalam pembelajaran kooperatif, mengajukan lebih
banyak pertanyaan dan berperan serta sepenuhnya
dalam diskusi kelas.
Dalam pengelolaan kelas, guru diharapkan
menumbuhkan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dengan memberikan umpan balik
yang cepat kepada siswa secara individu,
kelompok dan seluruh kelas, dan menindaklanjuti
umpan balik siswa serta memperhatikan
pengamatan orang tua pada kegiatan / latihan
akademik untuk memperluas pembelajaran. ,
memeriksa perilaku mengganggu untuk
mengurangi masalah disiplin dan merangsang
siswa untuk mencapai prestasi akademik yang
lebih baik. Juga tidak jarang banyak siswa yang
tidak menyukai sekolah karena mereka
diperlakukan dengan buruk atau didiskriminasi,
dan dalam banyak kesempatan ketakutan terhadap
guru yang sewenang-wenang menyebabkan
ketidakhadiran siswa, hilangnya waktu
pembelajaran, prestasi akademik yang buruk dan
putus sekolah.
Studi ini penting karena dimaksudkan untuk
memberi manfaat kepada semua pemangku
kepentingan di sektor pendidikan seperti guru,
siswa, pembimbing, administrator sekolah, orang
tua dan pembuat kebijakan pendidikan dengan
memberikan lebih banyak informasi tentang
strategi pengelolaan kelas yang dapat
mempromosikan fleksibel, positif, interaktif dan
Kegiatan pembelajaran suportif yang mendorong
semua siswa untuk berkolaborasi satu sama lain,
membangun rasa saling menghormati dan percaya
selama mereka belajar di kelas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Temuan dan rekomendasi

21
yang dibuat juga diharapkan dapat lebih
merangsang pemangku kepentingan di bidang
pendidikan untuk secara proaktif berkolaborasi dan
berkontribusi secara signifikan untuk menyediakan
bahan pembelajaran yang memadai, memperbaiki
kondisi infrastruktur dan lingkungan,
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian Studi ini menggunakan desain penelitian deskriptif
dan ex post facto sebagai kerangka pedoman.
Desain deskriptif menggunakan alat analisis seperti
kuesioner, grafik, frekuensi dan persentase. Desain
ex post facto digunakan untuk mengumpulkan data
yang ada tentang kinerja akademik siswa dalam
Ujian Sertifikat Sekolah Menengah Afrika Barat
(WASSCE) yang dilakukan antara sesi akademik
2014 dan 2016.
-Hasil Penelitian Hasil dan pembahasan analisis data disajikan
dalam dua bagian berdasarkan pertanyaan
penelitian dan hipotesis yang dirumuskan untuk
penelitian. Data yang dikumpulkan pada
pertanyaan penelitian dianalisis menggunakan
hitungan frekuensi dan persentase, sedangkan
hipotesis diuji pada taraf signifikansi 0,05
menggunakan Pearson Product Moment
Correlation Coefficient (PPMCC). Hasilnya
disajikan pada tabel 1 - 7.
-Diskusi Penelitian Hipotesis berikut dirumuskan untuk memandu
penelitian:
Ho1: Tidak ada hubungan yang signifikan antara
manajemen kelas guru dan kinerja akademik siswa
di sekolah menengah.
Ho2: Tidak ada hubungan yang signifikan antara
tugas instruksional guru di kelas dan kinerja
akademik siswa di sekolah menengah.
-Daftar Pusaka AYENI Adeolu Joshua.2017.Teacher Classroom
Management and Quality Assurance Of Student
Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo
State, Nigeria.Journal of Social and Administrative
Sciences
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian Penulisan hipotesis sudah benar
Menuliskan metode penelitian
Sudah menjelaskan prosedur penelitian
Penulisan judul sudah benar yaitu dengan dicetak
tebal (bold)
-Kelemahan Penelitian Tidak ada saran untuk penelitian selanjutnya

22
Tidak ada respon dari masyarakat tentang hasil
dari penelitian tersebut
13 Kesimpulan Manajemen kelas guru dan tugas instruksional
sangat penting untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yang diinginkan. Hal ini bergantung
pada pengetahuan yang baik tentang materi
pelajaran, perencanaan pembelajaran yang baik,
pemanfaatan yang efektif dari fasilitas belajar dan
bahan ajar, motivasi, gaya mengajar yang sesuai
dan ketaatan pada disiplin. Bagaimana guru
mengelola sumber belajar ini dapat membuat atau
merusak proses pembelajaran di kelas. Namun,
beban kerja guru yang tinggi, bahan ajar yang tidak
memadai, ruang kelas yang penuh sesak dan materi
pembelajaran dasar yang tidak memadai
merupakan hambatan dalam pengelolaan kelas dan
berdampak negatif pada kinerja akademik siswa di
sekolah menengah.
Berdasarkan temuan studi, rekomendasi berikut
dibuat:
1. Kementerian Pendidikan bekerja sama
dengan badan profesional terkait lainnya harus
menyelenggarakan pelatihan kapasitas bagi guru
secara berkala tentang manajemen kelas dan gaya
mengajar untuk membuat pembelajaran interaktif,
kualitatif, dan berorientasi pada keberhasilan di
sekolah menengah.
2. Kementerian Pendidikan bekerja sama
dengan instansi Pemerintah terkait lainnya harus
mengintegrasikan teknologi informasi dan
komunikasi ke dalam proses pengelolaan kelas
agar beban kerja guru dapat dikelola dengan lebih
baik dan kegiatan pembelajaran menjadi fleksibel
dan interaktif bagi siswa.
3. Pemerintah harus membangun ruang kelas
tambahan untuk mengurangi ukuran kelas yang
penuh sesak dan meningkatkan manajemen kelas
yang baik di sekolah menengah.
4. Pemerintah harus mempekerjakan guru
yang memenuhi syarat dalam jumlah yang
memadai untuk mengurangi beban kerja guru ke
tingkat minimal dan meningkatkan manajemen
kelas di sekolah menengah.
5. Pemerintah bekerjasama dengan Parents -
23
Teacher 'Association dan pemangku kepentingan
terkait lainnya harus menyediakan fasilitas
pembelajaran yang memadai, bahan ajar, buku teks
siswa dan bahan pembelajaran dasar lainnya untuk
meningkatkan pengelolaan kelas dan hasil belajar
di sekolah menengah.
14 Saran Penelitian ini sudah bagus, namun sebaiknya
bahasa dalam pembahasannya lebih detail lagi dan
menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh
khalayak banyak.
15 Referensi Adenipekun, O. (2016). WAEC merilis hasil
terbaik dalam 10 tahun.Pukulan, hlm. 14.
Afolabi, FO (2002). Gedung sekolah dan
lingkungannya: berimplikasi pada pencapaian
program fungsional Pendidikan Dasar Universal di
Ondo State.Di T. Ajayi, JO Fadipe, PK Ojedele, &
EE Oluchukwu (Eds.), Perencanaan dan
Administrasi Pendidikan Dasar Universal di
Nigeria. (hlm. 101-110). Ondo.
Allington, RL (2013). Apa yang terpenting saat
bekerja dengan pembaca yang kesulitan?Ajaran
Membacar, 66 (7), 520-530. doi. 10.1002 /
TRTR.1154
Allport, GW & Odbert, HS (1936). Nama-sifat:
Sebuah studi psycu-lexical.Monograf Psikologis,
47 (1), 1-211. doi. 10.1037 / h0093360
Ayeni, AJ (2016). Keterlibatan sektor swasta
dalam perusahaan pendidikan dan hasil
pembelajaran yang berkualitas di sekolah
menengah di Ondo State, NigeriaJurnal Penelitian
Pendidikan Amerika. 4 (8), 578-587. doi. 10.12691
/ pendidikan-4-8-1
Bangbade, JO (2004) Pengaruh pengetahuan materi
pelajaran dalam pengajaran dan pembelajaran
biologi dan fisika. Pengajaran dan Pendidikan
Guru, 3 (2), 102-109. doi. 10.1016 / 0742-051X
(87) 90012-6
Brannon, TS (2010). Pengaruh keyakinan /
ideologi manajemen kelas pada keberhasilan
akademis siswa.Disertasi diselesaikan di California
State University. [Diterima dari].
Chandra, S. (2015). Manajemen kelas untuk
pengajaran yang efektif.Jurnal Internasional

24
Pendidikan dan Penelitian Psikologis, 4 (4), 13-15.
Cho, S., Xu, Y., Rhoded, JA (2010). Meneliti
motivasi pelajar bahasa Inggris, dan keterlibatan
dalam, membaca: studi kualitatif.Jurnal Online
Internasional, 10 (2), 208-221.
Earthman, GI (2002). Kondisi fasilitas sekolah dan
prestasi akademik siswa. Los Angeles:
Institut untuk Demokrasi, Pendidikan dan Akses
Universitas California.
Eguridu, C. (2015). 61 persen gagal Bahasa Inggris
/ Matematika di 2015 WASSCE.Pukulan, 8.
Eguridu, C. (2014). Kegagalan massal saat WAEC
merilis hasil ujian Mei / Juni. 17 Agustus [Diakses
dari].
Republik Federal Nigeria. (2013).Kebijakan
Nasional Pendidikan. Lagos: NERDC Press.
Hughes, SA (2003). Kesenjangan awal dalam
prestasi matematika hitam-putih membuat sekolah
dan rumah bertanggung jawab di distrik sekolah
kota yang makmur.Ulasan Perkotaan, 35 (4), 297-
322. doi.10.1023 / B:
URRE.0000017532.32745.32
Jill, S. (2007). Pengajaran kolaboratif di GS,
'Lokakarya untuk membantu instruktur Studi
Umum baru' mempersiapkan silabus mereka.
Universitas Negeri California, East Bay.
McLeod, SA (2016). Id, Ego dan Superego.
[Diterima dari].
Kementerian Pendidikan Negara Ondo, (2016).
Analisis prestasi akademik dalam ujian sertifikat
sekolah menengah. Departemen Perencanaan,
Riset dan Statistik, Akure.
Owadiae, I. (2012). Hasil Ujian Sertifikat Sekolah
Menengah Afrika Barat. Pukulan,11 Agustus 8.
Owadiae, I. (2011, 11 Agustus). Hasil Ujian
Sertifikat Sekolah Menengah Afrika Barat.Negara,,
11 Agustus 4.
Pervin, LA, & John, OP (1999).Buku Pegangan
Kepribadian: Teori dan penelitian, New York:
Gilford.

25
Sanusi, OLEH (1998). Stres prestasi kerja guru
berkorelasi dengan kepuasan kerja di sekolah
menengah terpilih di zona Pemerintah Daerah
Pusat Ife Negara Bagian Osun.Tesis Magister yang
tidak diterbitkan. Universitas Obafemi Awolowo,
Ile-Ife.
Wenglinsky, H. (2004). Menutup kesenjangan
pencapaian rasial peran mereformasi praktik
instruksional.Arsip Analisis Kebijakan Pendidikan,
12 (64), 32-45. doi. 10.14507 / epaa.v12n64.2004

DAFTAR PUSTAKA

AYENI Adeolu Joshua.2017.Teacher Classroom Management and Quality


Assurance Of Student Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo State,
Nigeria.Journal of Social and Administrative Sciences.

26
Deden Danil. 2009. Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi
Siswa di Sekolah (Study Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu
Garut: Universitas Garut : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan.

Nontje M.Sangi.2010.Peran LPTK Pendidikan Teknologi Kejuruan dalam


Meningkatkan Profesionalisme Guru : Asosiasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Indonesia

27
28

Anda mungkin juga menyukai