1. Peran dan Kesiapan Guru dalam Menghadapi Era Digital Pada Industri 4.0
A. Peran Guru dalam Menghadapi Era Digital Pada Industri 4.0
Para analis industri mengkonseptualisasi perkembangan industry di dunia telah mencapai
gelombang revolusi industry ke-4 atau “industri 4.0”, ketika proses industri terkait revolusi digital
memasuki Abad ke-21, sebagai perkembangan lanjut dari gelombang-gelombang revolusi industri
sebelumnya. Dalam industri 1.0 tenaga uap air digunakan dalam mekanisasi produksi sebagai dampak
dari penemuan mesin uap, dalam industri 2.0 tenaga listrik digunakan untuk mengkreasi produksi
massa, dan dalam industri 3.0 teknologi elektronika dan teknologi informasi digunakan untuk
mengotomatisasi produksi (Hussin, 2018)
Industri 4.0 bercirikan kehadiran teknologi-teknologi baru yang meleburkan dunia fisik,
digital, dan biologis, yang diwujudkan dalam bentuk robot, perangkat computer yang mobile,
kecerdasan buatan, kendaraan tanpa pengemudi, pengeditan genetic, digitalisasi pada layanan public,
dsb. Pada industry 4.0 peralatan, mesin, sensor, dan manusia dirancang untuk mampu berkomunikasi
satu sama lain dengan menggunakan teknologi internet yang dikenal sebagai “Internet of Things (IoT)”
(Maria, Shahbodin, Pee, 2016).
Era revolusi industri 4.0 berdampak pula dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi
digital dalam proses pembelajaran, penyelesaian berbagai tugas, dan peningkatan kompetensi guru, tak
bisa lepas dari arus perkembangan informasi dan teknologi. Menghadapi tantangan tersebut, guru
sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan dituntut untuk siap berubah dan beradaptasi. Peran
guru tak bakal tergantikan oleh mesin secanggih apa pun. Sebab, guru diperlukan untuk membentuk
karakter anak bangsa dengan budi pekerti, toleransi, dan nilai kebaikan. Para guru juga mampu
menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengokohkan semangat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Peran guru semakin penting dan strategis sekarang, hal ini dikarenakan saat ini terjadi
pergeseran prioritas pembangunan oleh pemerintah. Setelah focus pada pembangunan infrastruktur,
mulai tahun 2019 pemerintah sedang mengupayakan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia
(SDM). Pembangunan mutu SDM berarti bertumbu pada guru, sehingga guru diharapkan mampu
menjadi agen transformasi penguatan SDM dalam membangun talenta peserta didik, mengelola
pembelajaran secara lebih kreatif, dan membentuk karakter anak bangsa. Untuk itu guru dituntut terus
meningkatkan profesionalitas menuju pendidikan abad ke-21 (kompas, 2 Desember 2018).
B. Kesiapan Guru dalam Menghadapi Era Digital Pada Industri 4.0 :
Solusi lain untuk menjawab tantangan pendidikan pada revolusi industri 4.0 yaitu anak bukan
hanya mampu memanfaatkan teknologi, tetapi juga mampu kompeten dalam kemapuan literasi,
berpikir kritis, memecahkan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan memiliki kualitas karakter yang
baik. Tugas guru tentunya untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa dengan berbagai macam
metode pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, sehingga
memberikan kesempatan pada siswa untuk kreatif, memecahkan masalah, mengoptimalkan
kemampuan literasi dan numeracy, kolaborasi, dan berpikir kritis.
Dapat disimpulkan beberapa solusi dalam segi kesiapan sumber daya manusia dalam dunia
pendidikan di Indonesia, sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman atau pengetahuan kepada seluruh pendidik untuk mampu memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran, membimbing siswa dalam menggunakan teknologi dan
mempermudah pelaksanaan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
2. Memberikan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi secara kontinyu pada pendidik untuk
mewujudkan pendidik responsive, handal, dan adaptif.
3. Menyiapkan pendidik untuk dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat
memberikan kesempatan pada anak untuk untuk kreatif, memecahkan masalah, mengoptimalkan
kemampuan literasi, kolaborasi, dan berpikir kritis.
2. Peran dan Kesiapan Guru dalam Menghadapi Era Digital Pada Society 5.0
A. Peran Guru dalam Menghadapi Era Digital Pada Industri 5.0
Sebagai Pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki keterampilan dibidang digital dan
berpikir kreatif. di era masyarakat 5.0 (society 5.0) guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis
dalam mengajar di kelas.
Oleh karena itu ada tiga hal yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0.
diantaranya Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia
pendidikan, Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan untuk mengetahui serta
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar.
Pendidik juga harus memiliki kecakapan hidup abad 21 yaitu memiliki kemampuan leadership,
digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, global citizenship, team
working dan problem solving. Fokus keahlian bidang pendidikan abad 21 saat ini dikenal dengan 4C
yang meliputi creativity, critical thinking, communication dan collaboration.
Tenaga pendidik di abad society 5.0 ini harus menjadi guru penggerak yang mengutamakan
murid dibandingkan dirinya, inisiatif untuk melakukan perubahan pada muridnya, mengambil tindakan
tanpa disuruh, terus berinovasi serta keberpihakan kepada murid.
Akan tetapi dengan adanya perubahan ini banyak yang mempertanyakan apakah peran guru
dapat tergantikan oleh teknologi? Namun ada peran guru yang tidak ada di teknologi diantaranya
interaksi secara langsung di kelas, ikatan emosional guru dan siswa, penanaman karakter dan modeling/
teladan guru.
Era super smart society (society 5.0) sendiri diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun
2019, Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan
kualitas SDM. Untuk menghadapi era society 5.0 ini satuan pendidikan pun dibutuhkan
adanya perubahan paradigm pendidikan. Diantaranya pendidik meminimalkan peran sebagai learning
material provider, pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik. Pendidik
berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik
untuk “Merdeka Belajar”.
Merdeka belajar akan menciptakan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui peningkatan layanan dan akses pendidikan dasar salah satunya adalah upaya pemenuhan
maupun perbaikan infrastruktur dan platform teknologi di sekolah dasar. Pendidikan nasional berbasis
teknologi dan infrastruktur yang memadai diharapkan dapat menciptakan sekolah dan ataupun kelas
masa depan. Merdeka belajar juga dapat dimaknai dengan kebijakan strategis baik pemerintah maupun
swasta dalam mendukung implementasi merdeka belajar, prosedur akreditasi yang dapat beradaptasi,
sesuai kebutuhan oraganisasi/lembaga/sekolah, serta pendanaan pendidikan yang efektif dan akuntabel
salahsatunya ditandai dengan otonomi satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Selain itu dalam melaksanakan merdeka belajar diperlukan manajemen tata kelola dari semua
unsur, baik pemerintah daerah, swasta (industri dll), kepala sekolah, guru dan masyarakat. Melalui
manajemen berbasis sekolah diperlukan jiwa kepemimpinan seorang kepala sekolah yang berkolaborasi
dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya. Untuk
peningkatan sumber daya manusia, baik guru maupun kepala sekolah, diperlukan pembinaan baik lokal
maupun internasional yang berkelanjutan sehingga mampu menjawab tantangan dunia industry atau
menghadapi era revolusi industry society 5.0.
Dalam menghadapi era society ada dua hal yang harus dilakukan yaitu adaptasi dan kompetensi.
Beradaptasi dengan Society 5.0, kita perlu mengetahui perkembangan generasi (mengenal generasi).
Istilah baby boomers yang dimaksud adalah tinggi tingkat kelahiran dari beberapa generasi mulai dari
generasi x sampai dengan generasi z dimana terjadi transformasi peradaban manusia. Untuk menjawab
tantangan Revolusi Society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih
dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication, Collaboration). Diharapkan
guru menjadi pribadi yang kreatif, mampu mengajar, mendidik, menginspirasi serta menjadi suri
teladan.