Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN LITERASI DIGITAL DALAM MEWUJUDKAN

PROFESIONALISME KINERJA GURU PADA ERA REVOLUSI


INDUSTRI 4.0

Brigitta Rima Kurniasih Lismawati


Syunu Trihantoyo
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
brigitta.18028@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Tujuan dari penulisan artikel ini menguraikan terhadap pentingnya pendidik menguasai
literasi digital untuk menghadapi pendidikan pada era revolusi industri 4.0 agar dapat
melakukan tugasnya sebagai guru secara profesional. Penulisan dalam artikel ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan tata letak kajian menggunakan metode
Systematic Literature Review dengan model PRISMA (Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-analysis) dari batasan artikel yang terbit pada tahun 2017
sampai dengan 2021. Hasil pencarian data menggunakan media scopus, emerald, dan
google scholar diperoleh 180 artikel kemudian disaring menjadi 30 artikel. Data yang
diperlukan dihimpun melalui kajian teks, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis isi. Hasil dari systematic literature review menunjukkan bahwa upaya
peningkatan literasi digital dalam mewujudkan profesionalisme kinerja guru pada era
revolusi industri 4.0 dengan memahami tentang pendidikan pada era revolusi industri 4.0,
kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, literasi digital bagi pendidik, dan kinerja
pendidik secara profesional. Dengan demikian, pendidik memiliki kompetensi literasi
digital dengan baik dan dapat melakukan tugasnya secara maksimal dan profesional, serta
siap menghadapi pendidikan pada era revolusi industri 4.0.
Kata Kunci: kompetensi guru, literasi digital, profesionalisme guru, Revolusi Industri 4.0

Abstract
The purpose of writing this article describes the importance of educators mastering digital
literacy to face education in the era of the industrial revolution 4.0 in order to be able to
carry out their duties as teachers professionally. The writing in this article uses a qualitative
approach with a study layout using the Systematic Literature Review method with the
PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analysis) model
from the limitations of articles published in 2017 to 2021. The results of data search using
media scopus, emerald, and google scholar obtained 180 articles and then filtered into 30
articles. The required data were collected through text studies, then analyzed using content
analysis techniques. The results of a systematic literature review show that efforts to
increase digital literacy in realizing the professionalism of teacher performance in the era of
the industrial revolution 4.0 by understanding education in the era of the industrial
revolution 4.0, the competencies that educators must possess, digital literacy for educators,
and the performance of educators professionally. Thus, educators have good digital literacy
competencies and can carry out their duties optimally and professionally, and are ready to
face education in the era of the industrial revolution 4.0.
Keywords: teacher competence, digital literacy, teacher professionalism, Industrial
Revolution 4.0

PENDAHULUAN 4.0 dan sedang menjadi perbincangan hangat di


Perkembangan teknologi yang signifikan berbagai kalangan. Konselor Jerman Angela
membawa perubahan yang cukup besar dalam Merkel menyatakan dalam Revolusi Industri 4.0
tatanan kehidupan manusia. Saat ini dunia membuat perubahan yang komprehensif di
sedang memasuki era digital Revolusi Industri semua kalangan industri dari penggabungan

82
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

antara media digital, internet, dan industri peningkatan kualitas hidup suatu bangsa dapat
tradisional (Matt dan Rauch, 2020). Artinya dicapai melalui reformasi dan pembangunan
pada era saat ini di berbagai kalangan industri pendidikan yang bermutu. Kemajuan suatu
sudah seharusnya melakukan segala kegiatan bangsa saat ini dan masa depan sangat
yang berkaitan dengan teknologi. Istilah lain dari bergantung pada generasi saat ini untuk berperan
revolusi industri 4.0 adalah „cyber physical serta dalam memajukan bangsa. Dengan adanya
system‟ yang artinya terjadi kerjasama antara generasi penerus yang berkualitas dan sistem
jaringan/internet dan teknologi otomatisasi. Pada pendidikan yang berkualitas tinggi, kita dapat
era revolusi industri 4.0 ini terjadinya disrupsi membina generasi muda agar memiliki potensi
teknologi. Maksud dari disrupsi teknologi dalam intelektual. Dalam penyelenggaraannya,
industri 4.0 adalah dimana era saat ini terjadi lembaga pendidikan berharap dapat
adanya penemuan-penemuan baru dan adanya menghasilkan lulusan atau output yang unggul
perubahan yang fundamental dikarenakan oleh dari pemberian pembelajaran yang baik,
kecanggihan teknologi yang dapat mengubah berkualitas dan kompeten di dalam bidangnya.
keseluruhan di dalam sebuah sistem. Fitur utama Kualitas prestasi akademik siswa tidak hanya
dalam Industri 4.0 adalah banyaknya yang dinilai dari prestasi akademik saja, tetapi juga
membuat kecerdasan buatan atau biasa disebut harus dinilai dari sisi kualitas kepribadian, ilmu
dengan artificial intelligence (Tjandrawinata, pengetahuan yang telah dikuasai, dan
R.R, 2016). perilakunya dalam proses kegiatan pembelajaran
Dalam era Revolusi Industri 4.0 struktur sehari-hari (Arafa, 2021). Adapun aspek yang
psikologis juga merubah dari cara berpikir, dapat menentukan keberhasilan dalam
keyakinan, maupun perilaku (Suwardana, 2017). pendidikan, yakni tercapainya tujuan
Menghadapi era saat ini diperlukan pendidikan pendidikan, seperti prestasi akhir yang harus
yang dapat membentuk lulusan yang cerdas, dilihat dari kehidupan sehari-hari peserta didik
dapat memunculkan sebuah ide baru, dan dalam mengikuti pembelajaran secara
mampu berdaya saing. Selain itu, dibutuhkan berlangsung.
sumber daya manusia yang profesional, unggul, Dalam integrasi proses pendidikan dan
memiliki pengetahuan yang luas, pemikiran teknologi, aspek yang sangat menarik untuk
selalu maju, dan adanya motivasi yang tertanam dibahas adalah melihat penggunaan teknologi di
dalam diri (Ginanjar, 2015). Beberapa hal yang dalam bidang pendidikan dari sudut pandang
perlu dipersiapkan oleh lembaga pendidikan guru dan siswa sebagai pengguna (Tobari,
pada era Revolusi Industri 4.0 diantaranya 2018). Di SMPN 15 Surabaya menurut
adalah kegiatan pembelajaran yang mengacu observasi yang dilakukan langsung oleh penulis,
pada pemantapan kompetensi siswa dalam tenaga kependidikan yang ada di sekolah
berpikir kritis, mampu berdaya saing dan tersebut tergolong ke dalam generasi X dan Y,
meningkatkan keterampilan literasi dasar dan generasi X atau yang sering disebut dengan
literasi digital; penyusunan kebijakan dalam generasi Baby Bust yang kelahirannya pada
lembaga pendidikan yang disesuaikan dengan tahun 1965-1980, pada masa generasi tersebut
kebutuhan; sumber daya yang unggul dan cepat terjadi penurunan tingkat kelahiran bayi dari
dalam beradaptasi; dan dengan adanya reparasi generasi sebelumnya dan generasi Y dengan
sarpras yang mendukung (Menristekdikti, 2018). sebutan lainnya adalah generasi milenial yang
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan kelahirannya pada tahun 1981-1994, pada masa
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 generasi tersebut teknologi semakin maju.
menjelaskan arti dari pendidikan adalah suatu Namun masih banyak pula guru yang gagap
usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan akan teknologi (gaptek), walaupun tiap guru
suasana kegiatan pembelajaran agar peserta telah memiliki smartphone, laptop, serta media
didik secara giat untuk dapat mengembangkan teknologi canggih yang lain. Akan tetapi belum
kemampuan yang ada pada dirinya baik dari dapat menggunakan teknologi tersebut masuk ke
kekuatan spiritual, kepribadian, kecerdasan, dalam dunia pendidikan dengan baik, terutama
akhlak mulia serta keterampilan yang berguna dalam proses kegiatan pembelajaran daring yang
bagi masyarakat, bangsa dan negara (Undang- baru diberlakukan setelah adanya pandemi
undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003). Hal covid-19. Permasalahan tersebut muncul
ini karena pendidikan memegang peranan yang dikarenakan dari sumber daya yang ada belum
sangat penting. mempersiapkan dirinya untuk menghadapi era
Dengan berkembangnya zaman sekarang, saat ini yang serba digital dan tidak adanya

83
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

faktor pendukung dalam peningkatan literasi Kemendikbud)


digital di dalam lingkungan sekolah. Pada awal pelaksanaan UKG (Uji
Dengan kondisi saat ini pendidik dituntut Kompetensi Guru) tahun 2015 nilai rata-rata
untuk mampu dalam membuat perencanaan yang dicapai sebesar 55, dan selanjutnya pada
proses kegiatan pembelajaran secara maksimal tahun 2016 target yang ditentukan dari tahun
dengan menyesuaikan kebutuhan siswa. Potensi 2015 meningkat menjadi 65, berlanjut pada
pendidik merupakan faktor yang dapat tahun 2017 mengalami peningkatan kembali dari
mempengaruhi dalam mencapai sebuah tujuan tahun sebelumnya menjadi 70, di tahun 2018
pendidikan yang ada, serta sebagai peran utama nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 75, dan
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu adanya peningkatan lagi pada pada tahun 2019
dengan menyesuaikan kondisi saat ini maka menjadi 80 (Snopek, 2016). Disini dilihat dalam
dibutuhkan peningkatan kompetensi yang tiap tahunnya nilai rata-rata UKG yang harus
dimiliki oleh guru. Untuk peningkatan dicapai terus meningkat, tujuan dari pemerintah
kompetensi guru tidak hanya segi dengan adanya hal tersebut yakni untuk
kesejahteraannya, akan tetapi dari segi meningkatkan potensi guru agar profesionalisme
profesionalitas dalam melaksanakan tugasnya dalam melaksanakan tugasnya dan dapat
sebagai pendidik. Hal ini sejalan dengan meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yang pada tabel 1 menggambarkan hasil UKG di Kota
menjelaskan bahwa guru merupakan pendidik Surabaya tahun 2019 belum sesuai dengan yang
yang profesional dan memiliki tanggung jawab diharapkan oleh pemerintah yakni nilai rata-rata
yang besar dalam mengajar, membimbing, pada tahun 2019 adalah 80, sedangkan rata-rata
mendidik, melatih, mengarahkan, menilai, dan hasil UKG di Kota Surabaya tahun 2019 yang
mengevaluasi anak didiknya. ada pada tabel 1 adalah 63.48. Hasil penelitian
Untuk menjadi guru yang profesional dalam oleh peneliti terdahulu membuktikan bahwa
melaksanakan tugasnya harus diseimbangkan pendidik kurang memiliki motivasi dalam
dengan kompetensi yang dimiliki. Menurut peningkatan kompetensinya dan tidak adanya
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang faktor pendukung, hal tersebut terbukti dalam
Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1 kompetensi hasil nilai UKG yang rendah tidak sesuai dengan
yang mutlak harus dimiliki oleh pendidik ada 4 nilai rata-rata yang ditentukan. Peneliti terdahulu
macam yakni kompetensi pedagogik, sudah melakukan observasi langsung secara
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan berkala dan memperoleh beberapa faktor yang
kompetensi profesional yang dapat diperoleh menjadikan kompetensi guru rendah
dari pendidikan profesi (Lestari, 2021). Dengan (Kusumawati, 2017).
begitu pendidik atau biasa dengan sebutan guru Pengertian dari literasi digital adalah
dapat dikatakan profesional harus memiliki dan kombinasi dari beberapa keterampilan yakni dari
menguasai 4 (empat) kompetensi tersebut. teknologi dan informasi, kritis dalam menerima
Kesimpulannya kompetensi guru adalah satu informasi, mampu menciptakan kerjasama
paket kemampuan yang tercantum dalam dengan pihak yang bersangkutan, dan kesadaran
undang-undang harus dikuasai dan dimiliki oleh diri dalam melakukan hak dan kewajibannya
setiap guru untuk dapat terciptanya pelaksanaan (Harjono, 2018). Menurut UNESCO arti dari
tugasnya secara cepat, tepat, dan efektif. Guru literasi digital adalah pengetahuan yang tidak
tidak hanya menguasai model pengajaran di hanya melibatkan kemampuan dalam
dalam kelas, akan tetapi guru juga harus mengoperasikan perangkat teknologi, informasi,
memiliki kepribadian baik dan dapat dan komunikasi, akan tetapi juga melibatkan
menyesuaikan dengan lingkungan sosial. pada sosialisasi, berfikir kritis, kreatif, dan
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis inspiratif sebagai kompetisi digital. Adapun
mengenai kompetensi guru khususnya di Kota beberapa bidang literasi digital diantaranya
Surabaya belum mencapai nilai rata-rata yang kelola data informasi, komunikasi, pembuatan
sempurna. Berikut adalah data hasil UKG Kota konten kreatif, keamanan digital, dan pemecahan
Surabaya yang tertera pada NPD: terhadap suatu permasalahan (Department of
Kode
learning, 2015). Dalam mengembangkan literasi
No. Nama Wilayah Propinsi SD SMP SMA SMK PEDAGOGIK PROFESIONAL RATA-RATA
Wilayah
digital ada 8 (delapan) bagian dasar yang penting
Prov. Jawa
108 56000 Kota Surabaya
Timur
63,82 63,54 68,99 60,29 57,85 65,9 63,48
yakni kultural, kognitif, konstruktif,
Tabel 1. Data Hasil UKG Kota Surabaya Tahun komunikatif, kepercayaan diri, kreatif, kritis, dan
2019 (sumber: Neraca Pendidikan Daerah kecakapan hidup (Silvana, 2018).

84
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh bervariasi, begitu juga dengan perkembangan
Novianto Puji Raharjo dan Bagus Winarko teknologi hardware yang sangat cepat (Miskiah,
tentang analisis tingkat literasi digital pada 2021).
generasi Y atau generasi milenial dengan 10 Dengan berbagai permasalahan yang telah
komponen yakni mengakses, menyeleksi, disebutkan, tujuan penulis dalam melakukan
memahami, menganalisis, memverifikasi, penelitian tentang “Peningkatan Literasi Digital
mengevaluasi, mendistribusikan, memproduksi, dalam Mewujudkan Profesionalisme Kinerja
berpartisipasi, dan berkolaborasi. Hasil akhirnya Guru pada era Revolusi Industri 4.0” adalah
menunjukkan bahwa literasi digital yang pendidik dapat memahami tentang pendidikan
dikuasai oleh generasi milenial memiliki skor pada era revolusi industri 4.0, kompetensi yang
indeks 34,4% masuk kategori rendah. harus dimiliki oleh pendidik, literasi digital bagi
Komponen tertinggi terdapat pada komponen pendidik, dan kinerja pendidik secara
memahami dengan skor indeks 46,8%, profesional. Dan untuk manfaat penulis dari
sedangkan komponen terendah adalah penelitian ini adalah agar pendidik memiliki
komponen kolaborasi dengan skor indeks 32,2% kompetensi literasi digital dengan baik dan dapat
(Winarko, 2021). melakukan tugasnya secara maksimal dan
Berbagai tantangan di dunia Revolusi profesional, serta siap menghadapi pendidikan
Industri 4.0 menjadikan sulit untuk beradaptasi pada era revolusi industri 4.0. Pendidik perlu
di dalam dunia pendidikan. Pertama, banyaknya meningkatkan kompetensi literasi digital karena
pendidik yang gagap akan teknologi (gaptek) mereka merupakan bagian penting yang
dan kurang dalam literasi digital. Hal tersebut berhadapan langsung dengan peserta didik,
biasa dikenal dengan sebutan „Digital dengan begitu pendidik dapat mendampingi dan
Immigrant‟ (orang yang baru menyentuh dunia memberikan pemahaman kepada anak didiknya
digital). Dalam era saat ini pendidik berhadapan saat mengkonsumsi digital dan dapat
dengan anak didik yang telah menguasai hal memanfaatkan teknologi digital yang semakin
yang berbau teknologi atau yang disebut „Native canggih ini ke dalam proses kegiatan
Digital‟. Pendidik akan sulit dalam mengejar pembelajaran dengan baik dan mudah untuk
kompetensi tentang literasi data dan teknologi dipahami.
karena mereka merasa tidak mampu dan susah
dalam beradaptasi dengan teknologi yang METODE
canggih pada zaman saat ini (Miskiah, 2021). Pendekatan sistematis yang digunakan dalam
Akan tetapi mereka harus memaksakan diri penulisan artikel ini yang melaporkan penelitian
dengan belajar semaksimal mungkin dalam tentang peningkatan literasi digital dalam
belajar dan beradaptasi dengan adanya mewujudkan profesionalisme kinerja guru pada
teknologi. Pendidik dapat meningkatkan era revolusi industri 4.0 adalah metode
kompetensi literasi digitalnya dengan mengikuti Systematic Literature Review dengan model
diklat atau seminar yang terkait dengan PRISMA (Preferred Reporting Items for
kompetensi literasi digital. Systematic Reviews and Meta-analysis) dari
Kedua yakni terkait data dan literasi digital artikel yang terbit pada tahun 2017 sampai
yang sangat luas dan dinamis. Dengan adanya dengan 2021. Model penelitiannya
teknologi yang semakin canggih maka kita harus menggunakan strategi ilmiah yang fokusnya
lebih berhati-hati dalam mengambil data karena pada pertanyaan secara keseluruhan dan dengan
susahnya menganalisis dan banyaknya sumber. metode ilmiah eksplisit melalui identifikasi,
Oleh karena itu harus berfikir kritis dalam memilih, menilai, dan meringkas temuan dari
memperoleh suatu informasi, mencari sumber penelitian yang serupa. Systematic review
terpercaya, meringkas kebenaran dengan merupakan kegiatan penelitian yang
berbagai sumber yang ada. Hal tersebut menggunakan teknik identifikasi, evaluasi, dan
merupakan hal yang kompleks untuk menguasai menafsirkan tentang hasil penelitian yang sesuai
literasi, hal tersebut menjadi kelemahan dengan penelitian yang diambil. Systematic
tersendiri bagi guru untuk meningkatkan review termasuk ke dalam studi sekunder dan
kompetensinya. Smartphone merupakan market dalam penelitian bertujuan untuk melakukan
leader dalam perangkat lunak yang dapat pengambilan data dari hasil penelitian yang
dijamah oleh masyarakat luas dan memiliki berkaitan sehingga kenyataan yang ditampilkan
peran untuk membuat teknologi digital. Produk menjadi lebih lengkap dan imbang (Siswanto,
smartphone maupun variasinya sangat 2010). Proses pendekatan kualitatif dengan

85
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

desain penelitian PRISMA tertera pada Gambar artikel untuk mengembangkan dan menguji pola
1 berikut. yang muncul.
Total artikel setelah ditinjau adalah 30 artikel
yang masuk ke dalam kategori kata kunci dan
akan direview, sedangkan sisanya 75 artikel
tidak termasuk ke dalam kategori kata kunci
yang ada. 30 artikel tersebut berisikan 10 artikel
internasional dan 20 artikel nasional. Artikel
yang akan direview memiliki perspektif yang
sesuai dengan judul peneliti yakni peningkatan
literasi digital dalam mewujudkan
profesionalisme kinerja guru pada era Revolusi
Industri 4.0.
Gambar 1. Identifikasi artikel dan ringkasan seleksi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 1 dapat diberikan Hasil
penjelasan sebagai berikut. Penelusuran awal Berdasarkan hasil pencarian artikel dengan
yang dilakukan pada minggu terakhir bulan menggunakan metode Systematic Literature
November 2021 menghasilkan 180 artikel dari Review model PRISMA mendapatkan 10 artikel
beberapa sumber yakni google scholar (162 internasional dan 20 artikel nasional. Artikel
artikel), scopus (9 artikel), dan emerald (9 dalam penelitian tersebut relevan dengan
artikel). Dari beberapa artikel yang sudah peningkatan literasi digital untuk mewujudkan
ditemukan, lalu setelah data artikel diperoleh profesionalisme kinerja guru pada era Revolusi
kemudian disusun dalam bentuk tabel di Industri 4.0.
Microsoft excel yang tiap kolomnya berisikan 1. Pendidikan Pada Era Revolusi Industri 4.0
author, title, year, source, keywords, abstract, Pada era revolusi industri 4.0 ini membawa
exclude/included, reason, dan link, pada tahap dampak perubahan yang cukup besar pada aspek
ini gunanya untuk mempermudah dalam kehidupan manusia, termasuk dalam dunia
penyaringan artikel yang akan direview. Tahap pendidikan. Dengan adanya pandemi covid-19,
berikutnya ialah screening, setiap artikel sekolah diharuskan untuk melakukan kegiatan
diidentifikasi dengan menggunakan kata kunci pembelajaran berbasis digital. Hal tersebut dapat
“kompetensi guru”, “literasi digital”, dan menjadi kebiasaan baru dalam kegiatan
“profesionalisme guru”. Dengan konteks era pembelajaran dan secara tidak langsung
revolusi industri 4.0 di Indonesia maka adanya mendorong kualitas pembelajaran dengan
pembatasan tahun terbit artikel 2020-2021. Total menerapkan pola belajar yang baru yakni dengan
artikel setelah ditinjau dari judul adalah 105 kegiatan pembelajaran berbasis digital (Septina
artikel yang memungkinkan masuk ke dalam Alrianingrum, 2020). Begitu juga dengan
kategori kata kunci. Artikel yang dikecualikan berkembangnya teknologi informasi berpengaruh
sebanyak 75 artikel dikarenakan tidak termasuk pada dunia pendidikan. Dalam era revolusi
ke dalam kategori kata kunci. industri 4.0 dibutuhkan tiga literasi yang utama
Tahap selanjutnya adalah eligibility, tahap ini yakni literasi data, literasi sosial, dan literasi
menganalisis artikel yang telah ditinjau. Setiap teknologi. Dengan mengikuti era saat ini,
artikel dianalisis kelayakannya secara manual kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
ditinjau dari judul dan abstrak. Kata kunci yang menerapkan hybrid/blended learning dan case-
digunakan adalah “kompetensi guru”, “literasi based learning (Faulinda Ely Nastiti, 2020).
digital”, “profesionalisme guru”, dan “Revolusi Dengan adanya revolusi industri 4.0 telah
Industri 4.0”, kata kunci kuatnya adalah tentang mengubah lanskap dalam bidang pendidikan.
keterampilan literasi digital bagi pendidik oleh Fokusnya pada pengembangan dan keterampilan
karena itu diperlukan pencarian artikel dengan pendidikan yang telah membuat kegiatan
sistematis agar dapat memposisikan artikel yang pembelajaran di masa depan lebih disesuaikan.
ada ke dalam included atau excluded. Setiap Dengan begitu juga harus dipersiapkan pendidik
judul atau abstrak dari artikel dianalisis untuk yang profesional agar dapat menciptakan peserta
mengidentifikasi pola-polanya. Hal tersebut didik yang berkualitas (Aryani, 2018).
melibatkan proses berulang dari membaca setiap Cepatnya perkembangan pengetahuan
teknologi di era revolusi industri 4.0 dapat

86
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

dimanfaatkan oleh seseorang untuk pembelajaran yang harus diperhatikan adalah


mengembangkan potensinya, terutama dalam tindakan adaptif, partisipatif, integrative,
bidang digital. Literasi digital untuk guru sangat bimbingan, keteladanan, keramahan, dan kontrol
bermanfaat khususnya untuk memperoleh gerakan humanis (Umar, 2021). Upaya kepala
informasi, menampilkan hasil yang telah sekolah dalam menanggapi perkembangan zaman
dikerjakan, pembuatan alat pembelajaran berbasis ini dalam kompetensi guru yakni guru diikutkan
teknologi, dan sebagainya. Kompetensi digital dalam pelatihan atau diklat yang berkaitan
perlu diadakan karena hal tersebut merupakan dengan peningkatan kompetensi terutama dalam
cara yang tepat untuk membangun keterampilan literasi digital, agar literasi digital dapat dijadikan
literasi digital bagi pendidik dalam upaya hal kebiasaan di dalam sekolah (Tobari, 2018).
memahirkan karakter untuk memajukan Guru harus mengetahui bagaimana
pendidikan yang ada Indonesia (Wardhana, menggunakan teknologi secara instrumental dan
2020). Terkait dengan adanya perubahan zaman juga sebagai model media pembelajaran. Guru
memasuki era revolusi industri 4.0. Guru harus bekerja pada kemampuan dan penggunaan
diwajibkan untuk mengembangkan potensinya dalam teknologi untuk pembelajaran dan
sesuai dengan keadaan yang ada, agar guru juga pengetahuan yang secara progresif akan
dapat membantu dalam pengembangan membentuk literasi digital guru. Meningkatkan
pendidikan. Guru juga dapat mendampingi anak keterampilan digital guru harus juga memiliki
didiknya dalam penggunaan teknologi yang target dalam meningkatkan kemampuan yang
canggih agar dapat digunakan dengan dimiliki oleh siswa. Sangat penting juga siswa
bermanfaat. Kompetensi guru sangat berpengaruh memperoleh keterampilan digital agar tidak
di dalam lingkup sekolah (Gupta R., 2020). disalahgunakan. Karna keterampilan digital
Simpulan yang ditarik oleh penulis dari sangat dibutuhkan masyarakat di abad 21. Oleh
berbagai literature review tentang revolusi karena itu pentingnya guru dalam peningkatan
industri 4.0 adalah pada era saat ini membawa kompetensi literasi digital pada era ini (Sánchez-
pengaruh yang cukup signifikan pada aspek Cruzado, Cristina, 2021). Ada empat prinsip
kehidupan manusia dimana dalam segala memandu guru dalam penggunaan teknologi,
kegiatan akan berkaitan dengan teknologi. yakni: fokus pada penggunaan aktif teknologi
Pengaruh tersebut juga berdampak di dalam untuk dapat memugkinkan kegiatan pembelajaran
dunia pendidikan. Istilah lain dari revolusi dan pengajaran agar terciptanya suasana yang
industri 4.0 adalah cyber physical system yang menyenangkan dan tidak membosankan,
artinya di masa terjadi adanya kerjasama antara membangun sistem kegiatan pembelajaran yang
jaringan/internet dan teknologi otomatisasi. banyak melakukan interaksi dengan yang
Proses kegiatan pembelajaran akan berkaitan bersangkutan, mengikuti diklat agar kompetensi
dengan IT (Informasi dan Teknologi). Pada era literasi digital yang dimiliki oleh guru dapat
saat ini guru sangat berperan penting dikarenakan meningkat dan dapat disalurkan kepada siswa
merekalah yang dapat menghasilkan generasi (Trust, 2017).
yang berkualitas. Oleh sebab itu pendidik Upaya dalam pembinaan dan pengembangan
diharuskan untuk meningkatkan atau keterampilan pendidik dapat dilakukan melalui
mengembangkan kompetensinya terutama untuk upaya dalam merekrut pendidik, mengelola
kemampuan dalam menguasai literasi digital agar kebutuhan pendidik, peningkatan profesi
dapat mendampingi anak didiknya masuk ke pendidik, dan observasi pembelajaran melalui
dunia yang serba digital dan juga dapat ikut serta penguatan e-literasi. Selain itu hal yang harus
dalam pengembangan pendidikan. diperhatikan untuk keterampilan pendidik pada
2. Kompetensi Guru era saat ini dengan 4 (empat) kompetensi dasar
Pada masa pandemi kegiatan belajar-mengajar yang mutlak dimiliki oleh setiap pendidik yakni
dilakukan secara daring, akibatnya interaksi pedagogik, kepribadian, keahlian, dan sosial
belajar berkurang karena adanya keterbatasan dengan basis digital dan kompetensi tersebut
gerak dan akses belajar, support dari orang tua, yang mendukung edukasi pada era 4.0
dan perubahan yang cukup signifikan pada era (Wulandari dan Trihantoyo, 2020). Namun tidak
new normal. Hal tersebut menjadi tantangan baru semua pelaku pendidikan dapat menguasai dan
bagi calon guru untuk menguasai kompetensi memanfaatkan TIK dengan baik dan tergolong
literasi digital di abad 21, sangat penting masih rendah dalam literasi digitalnya. Guru
diperhatikan melalui konstruksi belajar yang disini berperan penting dalam kegiatan belajar-
integratif dan adaptif. Dalam konstruksi mengajar. Oleh sebab itu dibutuhkan SDM yang

87
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

unggul dan siap dalam menghadapi era saat ini. adanya kebijakan sekolah tentang literasi digital
SDM yang unggul meliputi profesionalisme, daya (Iqbal, 2020). Dalam pemberian pelatihan dalam
saing, kompetensi fungsional, keunggulan pengenalan literasi digital kepada guru dengan
partisipatif, dan kolaborasi (Lestiyani, 2020). dua pendekatan yakni pendekatan pengenalan
Perkembangan keterampilan guru dalam ceramah dan diskusi tentang literasi digital dan
melakukan perbaikan di sistem perolehan calon pendekatan pelatihan seperti halnya pengadaan
pendidik, pola pengembangan keterampilan guru praktik dalam menerapkan literasi digital untuk
sifatnya bottom-up, adanya kerjasama dalam proses kegiatan pembelajaran (Nasrullah, 2021).
pengembangan guru, dan memaksimalkan Minimnya keterampilan literasi digital yang ada
kegiatan pengembangan keterampilan guru secara di dalam lingkungan, maka perlu adanya
lanjut dan pengajaran dengan adanya dukungan kesadaran sekolah bahwa pentingnya
dalam bentuk e-literasi (Royani, 2020). Salah keterampilan literasi digital yang harus
satu aspek penting dari kompetensi guru adalah diterapkan pada pendidik dan peserta didik pada
kompetensi diagnostik. Untuk mengembangkan era revolusi 4.0. Selain dari kesadaran diri untuk
kompetensi literasi digital guru dapat dilakukan mengembangkan keterampilan, namun juga
pelatihan dengan cara memahami kompetensi membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar
yang dimiliki oleh setiap siswa, guru dapat (Asari Andi, et.al, 2019).
memberikan sebuah studi kasus dengan tingkat Pada era revolusi industri 4.0, peserta didik
kesulitan yang berbeda-beda kepada siswa agar dituntut untuk kritis dalam memperoleh sebuah
mereka dapat menyelesaikan permasalahan informasi, oleh karenanya dalam kegiatan proses
tersebut dengan pemahaman mereka sendiri pembelajaran peserta didik diberikan studi kasus
(Wildgans-Lang A., 2020). agar siswa sendiri dapat memberikan pendapat
Simpulan yang ditarik oleh penulis dari ataupun memberikan pemecahan masalahnya.
berbagai literature review tentang kompetensi Hal tersebut dilakukan untuk fokus pada
guru adalah kemampuan, pengetahuan, perilaku perkembangan potensi peserta didik untuk
yang harus dimiliki oleh guru agar dapat menganalisis studi kasus yang ada dan tujuannya
melakukan pekerjaannya secara profesional. agar peserta didik terbiasa untuk berpikir kritis
Adapun beberapa kompetensi yang melekat pada (Rahayu, 2021). Literasi digital juga membentuk
guru yakni kompetensi pedagogik, kompetensi cata individu dalam membangun pengetahuan
sosial, kompetensi kepribadian, serta kompetensi dan berkomunikasi. Dalam kegiatan
profesional yang diperoleh melalui pendidikan pembelajaran perlunya literasi digital gunanya
profesi. Adanya tuntutan tersebut guru sadar akan untuk berkomunikasi dengan antar teman
dirinya harus mengembangkan kompetensi yang maupun antar guru dan siswa, serta dapat
dimilikinya, selain bermanfaat untuk dirinya berkomunikasi dalam menganalisis sebuah
sendiri namun juga bermanfaat untuk kualitas peristiwa. Dengan literasi digital, siswa dituntut
peserta didik dan pengembangan pendidikan. untuk berpikir secara kritis (Michael Manderino,
Pemimpin sekolah merupakan salah satu faktor 2020). Bidang yang ada dalam kompetensi digital
pendukung untuk membantu guru dalam yakni komunikasi, informasi, pembuatan
meningkatkan kompetensi dengan cara media/konten pembelajaran, keamanan, dan
mengadakan atau mewajibkan guru untuk ikut pemecahan masalah. Hal tersebut yang harus
serta dalam pelatihan atau diklat yang berkaitan ditingkatkan dalam peningkatan kompetensi
dengan peningkatan kompetensi terutama dalam literasi digital bagi guru (Wiwik Kartika Sari,
literasi digital, agar literasi digital dapat dijadikan 2020).
hal kebiasaan di dalam sekolah. Dalam kegiatan belajar-mengajar yang
3. Literasi Digital Guru dilakukan secara online, maka keterampilan
Upaya dalam mewujudkan literasi digital di literasi digital sangat diperlukan oleh pendidik
sekolah dengan cara mengubah pandangan maupun dengan peserta didik. Oleh karena itu
pendidik dari pendidikan yang sifatnya masih dengan adanya literasi digital bagi mahasiswa
tradisional ke pendidikan modern. Solusi khususnya calon guru harus diadakan, agar
terbaiknya adalah dengan pengadaan kegiatan mendapatkan kompetensi awal dalam
pelatihan maupun mengikuti webinar pendidikan penggunaan digital, dapat mengambil serta
seta melalui pengembangan kualifikasi akademik, menemukan informasi dengan sumber yang dapat
pemberian pemahaman tentang keterampilan dipercaya, serta dapat menggunakannya secara
literasi digital untuk pendidik dan warga sekolah, efektif (Dede Salim Nahdi, 2020). Adapun
sarana dan prasarana yang mendukung, dan Strategi dalam melaksanakan pembelajaran

88
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

berbasis daring dengan cara memberikan kemampuan verbal dan daya konsentrasi dalam
pelatihan secara online agar guru dapat setiap individu. Kegiatan pembelajaran yang
memahami berbagai fitur yang dapat digunakan dilakukan tidak hanya pengadaan pertemuan
untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka di sekolah akan tetapi saat ini
daring serta guru memiliki keterampilan dalam kegiatannya dapat dilakukan secara online.
bidang teknologi (Sabarua, 2020). Adanya Adanya perubahan peningkatan pendidikan tentu
perubahan dalam melaksanakan pendidikan, hal diseimbangkan dengan keterampilan peserta
utamanya adalah adanya perubahan yang cukup didik yang harus ditingkatkan agar dapat
pesat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan melaksanakan tugasnya secara profesional.
pembelajaran yang dilakukan tidak hanya Pendidik perlu menguasai kompetensi literasi
pengadaan pertemuan tatap muka di sekolah akan digital dengan tujuan agar mendapatkan
tetapi saat ini kegiatannya dapat dilakukan secara kompetensi awal dalam penggunaan digital, dapat
online. Adanya perubahan peningkatan mengambil serta menemukan informasi dengan
pendidikan tentu diseimbangkan dengan sumber yang dapat dipercaya, serta dapat
keterampilan peserta didik yang harus menggunakannya secara efektif.
ditingkatkan agar dapat melaksanakan tugasnya 4. Profesionalisme Guru Pada Era Revolusi
secara profesional (Kholid, 2020). Industri 4.0
Perkembangan teknologi yang cepat, kita pun Profesionalisme pendidik terdapat acuan pada
harus dapat mengimbanginya. Keterampilan keterampilan pedagogik, pribadi, sosial, dan
dalam memperoleh informasi harus valid dan keahlian. Dengan adanya peningkatan kualitas
dapat dipertanggung-jawabkan. Masyarakat dapat pendidikan saat ini, pendidik merasa tertantang
mengakses, menganalisis, membuat kreasi, untuk dapat menyeimbanginya dengan
merefleksikan, dan bergerak dengan keterampilan yang dimilikinya. Dengan begitu
menggunakan banyak macam teknologi. Program pendidik harus mempersiapkan dirinya untuk
literasi digital dibutuhkan untuk memenuhi dapat meningkatkan kualitas keterampilan yang
kompetensi diri seperti foto-visual, hiper- dimiliki (Sapriani, 2019). Upaya peningkatan
tekstualitas, mengolah informasi, dan sosio- profesionalisme guru di era revolusi industri 4.0,
emosional (Anggeraini, 2019). Literasi dasar pendidik diperlukan sebagai orang yang dapat
yang harus dimiliki yakni literasi angka, literasi mengembangkan media belajar yang menarik dan
pengetahuan alam, literasi teknologi dan menggunakan media belajar dengan basis digital.
informasi, literasi perhitungan, dan literasi Selain itu, pendidik juga harus mampu
kultural dan kewarganegaraan. Bentuk kegiatan menjelaskan kepada peserta didik bagaimana
dalam pengembangan literasi digital adalah guru menerapkan teknologi dalam kehidupan sehari-
membantu siswa dalam penggunaan media hari dengan baik (Pambudi, 2019). Dalam
teknologi yang digunakan untuk kegiatan perkembangan guru yang berkualitas sangat erat
pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi kaitannya dengan kualitas pendidikan guru.
dan Komunikasi). Aplikasi pendukung yang Profesionalisme guru sangat penting dalam
digunakan sebagai kegiatan pembelajaran secara kompetensi guru dan penerapan dalam kegiatan
daring yakni whatsapp, zoom meeting, google proses pembelajaran (Srinivasan, 2021).
meet, google form, dan google drive. Dan juga Peningkatan pengetahuan dan digitalisasi pada
untuk penyiapan dan penyajian bahan ajar dapat era globalisasi saat ini membawa efek perubahan
menggunakan media power point maupun video yang besar terhadap pola kehidupan manusia.
pembelajaran (Hikmawati, 2021). Guru sebagai pendidik merupakan pelaksana
Simpulan yang ditarik oleh penulis dari dalam profesi pendidikan memiliki beberapa
berbagai literature review tentang literasi digital syarat yang harus dipenuhi dalam menjalankan
guru adalah pengetahuan yang tidak hanya profesinya agar memiliki kualitas dan kredibilitas
melibatkan pada kemampuan dalam di bidang pendidikan. Profesi guru akan terus
mengoperasikan perangkat teknologi, informasi, berkembang jika dapat terus menerus mengubah
dan komunikasi, akan tetapi juga melibatkan dirinya, karena pendidikan secara praktis akan
pada pengetahuan bersosialisasi, berfikir kritis, terus berkembang dan berlanjut dengan
kreatif, dan inspiratif sebagai kompetisi digital. mengikuti situasi dan waktu yang berbeda
Dengan adanya literasi digital memiliki dampak (Sedana, 2019). Pendidik dalam melaksanakan
positif dalam lingkungan sekolah terutama untuk tugasnya termasuk juga menjadi agen perubahan
pendidik dan peserta didik dapat berfikir kritis dalam pendidikan dan dapat menciptakan kualitas
dalam mengolah sebuah informasi, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah meningkat.

89
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

Hakikatnya peran guru adalah pendidik, namun (Gupta R., 2020). Terutama pada era saat ini,
selain itu guru merupakan fasilitator pendidikan peserta didik perlu bimbingan dalam penggunaan
sehingga guru harus mampu dalam membuat teknologi agar tidak dapat disalahgunakan. Oleh
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan karena itu fokus pada pengembangan dan
terhadap sumber daya yang dibutuhkan dalam keterampilan pendidik agar kegiatan
pendidikan agar peserta didik dapat belajar secara pembelajaran di masa yang akan datang dapat
produktif (Aprillinda, 2019). Pendidik merupakan lebih disesuaikan. Dengan begitu perlunya
bagian dari agen perubahan pendidikan, yang
dituntut untuk harus memiliki 4 (empat)
kompetensi yakni pedagogik, profesional,
personal, dan sosial. Keterampilan guru
merupakan hal terpenting yang mutlak dimiliki
oleh guru untuk menghadapi perkembangan
zaman. Seperti saat ini proses pembelajaran
dilakukan tidak hanya melalui tatap muka di
sekolah, akan tetapi proses pembelajaran dapat
dilakukan secara online. Dengan keadaan seperti
itu maka guru harus memiliki kesadaran diri
untuk dapat meningkatkan kualitas dirinya
(Adrian, 2019). persiapan pendidik yang profesional agar dapat
Simpulan yang ditarik oleh penulis dari menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
berbagai literature review tentang Untuk bagan temuan hasil kajian penelitian ini
profesionalisme guru pada revolusi industri 4.0 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
adalah guru dapat dikatakan profesional jika Gambar 2. Bagan Temuan Hasil Kajian
dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan secara
maksimal dengan memegang 4 kompetensi dasar
1. Pendidikan Pada Era Revolusi Industri 4.0
yakni kompetensi pedagogik, kompetensi
Adanya perkembangan teknologi yang
kepribadian, kompetensi profesional, dan signifikan cukup besar membawa perubahan pada
kompetensi profesional yang didapat melalui
tatanan kehidupan di segala aspek, termasuk
pendidikan profesi. Dengan perkembangan bidang pendidikan. Menghadapi era 4.0
zaman saat ini yang telah memasuki era revolusi
diperlukannya pendidikan yang dapat membentuk
industri 4.0, dimana segala kegiatannya akan
generasi yang inovatif, kreatif, dan mampu
berkaitan dengan internet dan teknologi. Dengan
berdaya saing. Selain itu dibutuhkan sumber daya
begitu guru harus dapat menyeimbangi
manusia yang profesional, memiliki wawasan
kompetensinya dengan perkembangan zaman saat yang luas, dan percaya diri (Ginanjar, 2015).
ini dan harus mempersiapkan dirinya untuk dapat
Pendidikan juga akan berpengaruh pada
meningkatkan kualitas keterampilan yang perkembangan teknologi di era Revolusi Industri
dimiliki. Pendidik diperlukan sebagai orang yang
4.0, dimana di era tersebut sudah berbasis digital.
dapat mengembangkan media belajar yang
Dalam era digitalisasi saat ini lebih memudahkan
menarik dan menggunakan media belajar dengan untuk mengakses informasi maupun pengetahuan
basis digital. Selain itu, pendidik juga harus
(Septina Alrianingrum, 2020).
mampu menjelaskan kepada peserta didik Adanya perkembangan era revolusi industri
bagaimana menerapkan teknologi dalam
4.0 yang berpengaruh dalam pendidikan, maka
kehidupan sehari-hari dengan baik.
dibutuhkan beberapa hal yang harus dimiliki oleh
kurikulum untuk peningkatan kompetensi yang
Pembahasan dimiliki oleh guru, yakni sebagai berikut: a)
Pendidik adalah tokoh penting dalam bidang
Critical thinking,b) Creativity and innovation,
pendidikan, karena mereka yang dapat
c)Interpersonal skill and communication, d)
menghasilkan peserta didik yang memiliki
Teamwork and collaboration, e)Confident
kualitas baik dengan memberikan ilmu Lima upaya dalam peningkatan kompetensi
pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya. Tugas
peserta didik yang telah disebutkan apabila
sebagai pendidik diantaranya mengajar,
dijabarkan maka: Critical thinking mencakup
mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai,
kompetensi berpikir untuk dapat memecahkan
serta mengevaluasi untuk dapat menghasilkan
suatu permasalahan yang ada, creativity and
generasi baru yang berkualitas di masa depan

90
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

innovation sama halnya dengan yang sebelumnya kepribadian, profesionalisme, dan kepemimpinan.
mencakup ke dalam kompetensi berfikir agar Adapun kompetensi lainnya yakni kompetensi
dapat memunculkan suatu ide baru dengan sosiologi. Kompetensi yang sangat diperlukan
pengetahuan yang dimiliki. Interpersonal skill adalah komunikasi efektif, kepemimpinan,
and communication sama halnya dengan kerjasama, mampu menciptakan hal baru, literasi
teamwork and collaboration mencakup dalam digital, kewirausahaan, pemecahan dalam suatu
kompetensi berperilaku yang berguna untuk cepat masalah dengan kerja tim, informasi serta media
beradaptasi di lingkungan baru dan mencapai kemampuan, karir, dan usaha (Setiya Wulandari,
tujuan secara bersama. Sedangkan untuk 2020). Aspek penting dalam kompetensi guru
confident mencakup kompetensi hidup yang adalah kompetensi diagnostik. Dimana
gunanya agar dapat melalui tantangan yang ada, kompetensi tersebut ialah untuk mengamati
dapat mengembangkan kemampuan dirinya, dan maupun mencari kekurangan atau kesalahan yang
sebagainya (Faulinda Ely Nastiti, 2020). dimiliki siswa dengan tujuan untuk mengetahui
Untuk dapat menghasilkan generasi penerus kebutuhan siswa dan dapat mengembangkan
bangsa yang mampu berdaya saing, ada beberapa kompetensi yang dimilikinya (Wildgans-Lang A.,
karakteristik yang berguna untuk pendidikan 2020).
pada era revolusi industri 4.0, diantaranya adalah Selain itu kompetensi lain yang dibutuhkan
kegiatan proses pembelajaran fokus pada oleh setiap guru pada era revolusi industri 4.0
pengembangan kompetensi peserta didik, adalah menguasai bidang pendidikan dan
kegiatan pembelajaran lebih memanfaatkan pembelajaran dengan basis digital,
bidang teknologi informasi agar peserta didik kewirausahaan basis digital, menguasai
dapat mengaplikasikannya terbiasa dan diberikan kemampuan global (dengan perpaduan dalam
kebebasan untuk mencari berbagai sumber kemampuan manajemen, kepemimpinan,
pelajaran untuk didiskusikan, memanfaatkan komunikasi, teknologi, budaya, dan kolaborasi),
media pembelajaran berbasis virtual dengan gaya mampu menganalisis dan mempersiapkan
belajar yang unik tujuannya agar peserta didik kebutuhan siswa dengan melakukan kerjasama
waktu melakukan kegiatan pembelajaran tidak dengan pihak terkait dalam isu dalam pendidikan,
merasakan bosan dan monoton, dan kegiatan perhatian, dan partisipasi dalam peningkatan
pembelajaran melibatkan peserta didik gunanya emosional dan psikologis peserta didik dalam
dapat berdiskusi dengan teman sejawat ataupun bentuk motivasi ataupun nasihat (Wulandari dan
guru tujuannya agar peserta didik mampu Trihantoyo, 2020).
berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan Era revolusi industri 4.0 saat ini penggunaan
suatu permasalahan yang ada, serta sekolah dalam alat digital semakin tinggi, salah satunya di
melakukan kerjasama dengan DUDI (dunia usaha dalam lingkungan sekolah yang merupakan
dan dunia industri) agar siswa dapat mengenal pengguna media digital secara aktif. Akan tetapi
budaya kerja sejak dini (Utomo, 2019). kompetensi literasi digital yang ada pada
2. Kompetensi Literasi Digital Guru lingkungan sekolah masih tergolong minim
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun (Asari Andi, et.al, 2019). Oleh sebab itu
2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 dibutuhkan perhatian khusus dalam kompetensi
menjelaskan arti dari kompetensi adalah literasi digital, terutama untuk guru yang gunanya
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang agar dapat mendampingi dan membimbing
mutlak harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik dalam dunia digital dan dapat
setiap guru maupun dosen untuk dapat menghasilkan siswa yang mampu berdaya saing.
melaksanakan kinerja secara profesional. Literasi digital tercipta karena adanya perpaduan
Kompetensi guru adalah perpaduan antara dari kompetensi teknologi, kritis, terampil,
keterampilan secara pribadi, pengetahuan, digital, berkolaborasi, serta kesadaran personal (Harjono,
sosial, dan kepercayaan sehingga secara 2018). Terdapat lima ukuran keterampilan agar
keseluruhan dapat membentuk kompetensi dasar dapat mengetahui tingkatan kompetensi literasi
guru dalam mencakup penguasaan bahan ajar, digital diantaranya adalah:
paham yang dibutuhkan oleh peserta didik, a. Kelola data informasi, indikatornya adalah
memberikan ilmu pengetahuan, pengembangan kemampuan dalam mengeksplorasi,
secara pribadi serta profesionalitas. mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
Kompetensi dasar yang diperlukan oleh guru menyimpan suatu informasi yang didapat
untuk menyeimbangkan dengan era revolusi melalui teknologi digital secara cerdas dan
industri 4.0 adalah kompetensi pedagogik, bijak.

91
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

b. Komunikasi dan kerjasama, indikatornya maka akan diperoleh pengakuan dan penghargaan
adalah terampil dalam berdiskusi, membagi dari masyarakat. Penetapan keahlian akademik
informasi, dan berkolaborasi dalam suatu pendidik minimal S1/D-4 dan telah memiliki
permasalahan atau berpendapat. sertifikasi guru (Wulandari dan Trihantoyo,
c. Kreasi konten, indikatornya adalah 2020).
kemampuan dalam membuat dan Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun
mengembangkan suatu konten, paham akan 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1
hak cipta dan lisensi dalam karya, merancang kompetensi yang mutlak harus dimiliki oleh
perangkat lunak serta aplikasi melalui pendidik ada 4 macam yakni kompetensi
teknologi digital yang bermanfaat. pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
d. Keamanan digital, indikatornya adalah sosial, dan kompetensi profesional yang dapat
mampu untuk melindungi data personal, diperoleh dari pendidikan profesi (Lestari, 2021).
menjaga diri dari sisi negatif dari dunia Dengan begitu pendidik atau biasa dengan
digital, dan dapat berfikir kritis dalam sebutan guru dapat dikatakan profesional harus
menerima sebuah informasi. memiliki dan menguasai 4 (empat) kompetensi
e. Pemecahan masalah, indikatornya adalah tersebut. Kesimpulannya kompetensi guru adalah
kemampuan dalam mengatasi permasalahan satu paket kemampuan yang tercantum dalam
pada teknis, berinovasi, mengidentifikasi undang-undang harus dikuasai dan dimiliki oleh
kebutuhan, dan mengidentifikasi ketidak- setiap guru untuk dapat terciptanya pelaksanaan
seimbangan terhadap kompetensi digital tugasnya secara cepat, tepat, dan efektif. Guru
melalui teknologi digital. tidak hanya menguasai model pengajaran di
Ada beberapa tahapan dalam penerapan dalam kelas, akan tetapi guru juga harus memiliki
kompetensi literasi digital di lingkungan sekolah, kepribadian baik dan dapat menyesuaikan dengan
diantaranya adalah dalam kemampuan lingkungan sosial.
memperoleh, memilah, paham, identifikasi, Perilaku guru yang profesional harus
perbandingan dengan berbagai sumber, evaluasi, mencerminkan tiga hal terpenting, diantaranya
mempromosikan, memproduksi, partisipasi, dan adalah thoughtfulness, adaptability, dan
kerjasama (Asari Andi, et.al, 2019). Adapun cohesiveness (Sedana, 2019). Pada poin pertama
delapan hal dasar untuk meningkatkan literasi thoughtfulness, pendidik dalam proses kegiatan
digital, yakni budaya (paham dengan keragaman pembelajaran mencerminkan landasan keilmuan
konteks pengguna dalam dunia digital), daya dan keterampilan ilmiah yang didapatkan melalui
berfikir untuk penilaian konten kreasi, pengalaman yang telah diperoleh selama
konstruktif, komunikatif, kepercayaan diri dan prajabatan ataupun selama masa jabatan. Dengan
tanggung jawab, kreatif, kritis dalam menyikapi begitu, pendidik yang profesional harus meng-
konten, dan sosial (Silvana, 2018). update ilmunya dengan cara mengembangkan
3. Profesionalisme Guru di Era Revolusi pengetahuannya maupun dengan menambah
Industri 4.0 pengalaman. Poin kedua adaptability, guru yang
Guru merupakan elemen terpenting di bidang profesional dalam menerapkan tugasnya harus
pendidikan dan memiliki upaya untuk sesuai dengan teknis situasional maupun
meningkatkan kualitas pendidikan di era revolusi kondisional dan tetap berorientasi dengan
industri 4.0. Potensi atau kemampuan pendidik tercapainya “actual outcomes” dengan “desired
merupakan faktor yang dapat berpengaruh dalam outcomes”. Dan poin ketiga cohesiveness, guru
mencapai tujuan pendidikan serta kegiatan yang profesional dalam melakukan pekerjaannya
pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu pendidik penuh dengan dedikasi dan berpedoman pada
harus melakukan tugasnya dengan profesional prinsip teknis, prosedural, dan filosofis, dengan
(Wulandari dan Trihantoyo, 2020). Untuk begitu guru melakukan pekerjaannya secara
memperoleh guru yang profesional dalam bekerja profesional sesuai dengan asas yang berlaku dan
dapat melalui program pendidikan profesi serta berguna untuk orang lain.
melewati tahapan penyeleksian dengan tepat. 4. Upaya Peningkatan Literasi Digital dalam
Pendidik yang profesional memiliki pengetahuan Mewujudkan Profesionalisme Kinerja
utuh sesuai dengan keahliannya, perilaku terpuji, Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0
menguasai keterampilan, dan mengikuti jenjang Kompetensi literasi digital sangat penting bagi
pendidikan dengan baik, tidak hanya sekedar ikut guru di dalam lingkungan sekolah dengan tujuan
beberapa pelatihan atau diklat (Sedana, 2019). agar warga sekolah dapat bersikap kritis terhadap
Jika guru telah memenuhi unsur yang disebutkan, informasi yang didapat. Guru maupun siswa

92
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

perlu diberikan pembelajaran yang baik dalam memperoleh informasi. Hal tersebut dapat
menerapkan literasi digital di kehidupan sehari- dilakukan di dalam bidang pendidikan, guru
hari (Asari Andi, et.al, 2019). Kebebasan dalam dapat memanfaatkannya sebagai bahan pelengkap
penggunaan teknologi dan informasi dapat sumber belajar. Namun guru juga harus selektif
diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat, dalam pengambilan sumber ajar agar ilmu yang
dengan begitu perlunya kompetensi literasi dihasilkan akurat. Saat ini guru dapat mengakses
digital agar masyarakat tidak dapat berbagai sumber belajar yang telah disediakan
menyalahgunakan penggunaan media digital. oleh kemendikbud, yang dapat diakses melalui
Adanya literasi digital khususnya untuk guru https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/. Dengan
dipergunakan agar memiliki keterampilan dasar adanya fitur tersebut dapat digunakan sebagai
dalam menggunakan media digital, mampu pelengkap dari sumber belajar berbasis digital.
mengambil dan menemukan sebuah informasi Selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dengan sumber terpercaya, serta dapat fasilitas pelengkap sumber belajar dapat
menggunakan media digital dengan cara efektif diperoleh melalui perpustakaan yang
(Dede Salim Nahdi, 2020). menyediakan layanan digital sehingga
Adapun upaya dalam mewujudkan literasi masyarakat luas dapat mengakses buku yang
digital di sekolah dengan cara mengubah diinginkan tanpa harus datang langsung ke
paradigma guru tentang pendidikan yang perpustakaan, salah satu contohnya di
konvensional menuju pendidikan yang modern https://www.eperpus.com/. Pelengkap sumber
(Iqbal, 2020). Hal tersebut juga harus seimbang belajar juga dapat diakses melalui Google
dengan persiapan kompetensi pendidik dalam Scholar, dalam fitur tersebut terdapat jutaan e-
pengelolaan kegiatan pembelajaran yang book, jurnal, maupun artikel ilmiah.
dilakukan dengan menggunakan media digital, Dengan adanya layanan sumber belajar
dengan begitu dapat didukung dengan berbasis digital merupakan salah satu bentuk
mengadakan kegiatan pelatihan maupun seminar transformasi pendidikan di era digital saat ini. E-
seputar peningkatan kualifikasi akademik, book dapat diakses dan dibaca kapanpun dan
kompetensi literasi digital di era revolusi industri dimanapun. Hal tersebut harus dikuasai oleh guru
4.0, sarana dan prasarana yang mendukung, serta agar dapat mentransfer ilmu kepada anak
adanya kebijakan sekolah dalam penggunaan didiknya. Guru diwajibkan untuk mampu
teknologi dan informasi. Peningkatan kualitas menguasai teknologi dan informasi agar dapat
kompetensi guru dapat dilakukan dengan mendampingi anak didiknya di dalam dunia
mengelola proses penerimaan pendidik dengan digital. Untuk itu dapat dilakukan dengan
tepat dan kompetensi guru, pengoptimalan dalam mengadakan sebuah pelatihan dalam
profesi guru, dan adanya pelatihan dalam mengoperasikan media digital dan juga
penguatan e-literasi. Selain itu, upaya dalam mensosialisasikan dalam pemanfaatan media
meningkatkan profesionalitas guru dengan cara digital sebagai pelengkap sumber belajar,
menguasai kegiatan pembelajaran secara daring gunanya untuk dapat meningkatkan kompetensi
dengan model pembelajaran yang inovatif dan literasi digital guru.
mampu membuat bahan evaluasi keberhasilan b. Pemanfaatan media digital sebagai bahan ajar
belajar siswa (Wulandari dan Trihantoyo, 2020). berbasis digital
Dalam upaya peningkatan literasi digital bagi Pada era revolusi industri 4.0 sarana media
guru tujuannya agar guru memiliki keterampilan pembelajaran saat ini lebih beragam dengan
dalam memanfaatkan media digital dan juga memanfaatkan internet. Saat ini banyak konten
membantu dalam peningkatan profesionalitas pembelajaran berbasis digital, seperti pada
sebagai guru. Upaya dalam peningkatan literasi aplikasi Ruang Guru, aplikasi berbayar tersebut
digital dalam mewujudkan profesionalisme dapat diakses oleh semua pengguna yang
kinerja guru pada era revolusi industri 4.0 dengan membutuhkan. Kemendikbud juga menyediakan
menjelaskan kelebihan dalam penggunaan media layanan sumber belajar berbasis digital dalam
digital yang dapat digunakan untuk bentuk konten video yang dapat diakses gratis
melaksanakan tugas sebagai guru diantaranya https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/. Dengan
adalah (Rohmah, 2019): adanya media pembelajaran berbasis digital yang
a. Pemanfaatan media digital sebagai pelengkap mendukung pada era saat ini menjadikan
sumber belajar pendidikan lebih baik.
Pada era yang serba digital saat ini c. Pemanfaatan media digital untuk pemantauan
memudahkan pengguna media digital dalam terhadap siswa

93
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

Dengan adanya teknologi yang semakin informasi dengan berbagai sumber yang ada,
canggih ini, guru akan lebih mudah berinteraksi mengevaluasi informasi tahap ini harus lebih
dengan para peserta didiknya tanpa harus bertatap kritis terhadap informasi yang diperoleh,
muka, melalui whatsapp, google meet, zoom, dan mendistribusikan informasi, memproduksi konten
semacamnya. Pengguna sosial media tidak hanya pembelajaran sesuai dengan informasi yang telah
dapat dilakukan oleh orang dewasa, akan tetapi diolah, berpartisipasi dengan menggunakan
saat ini anak di bawah umur pun bisa media digital yang tersedia, dan berkolaborasi
menggunakan sosial media yang ada. (Andi (Asari Andi, et.al, 2019).
Guru dapat memanfaat sosial media yang ada
agar dapat melihat sisi positif dan sisi negatif PENUTUP
anak didiknya. Media digital dapat digunakan Simpulan
untuk kegiatan pembelajaran, guru selalu Peningkatan literasi digital dalam
mengikutsertakan dalam pembelajaran, agar mewujudkan profesionalisme kinerja guru pada
dapat berdiskusi antar guru dengan siswa maupun era revolusi industri 4.0 merupakan salah satu
dengan teman sejawatnya. Dengan begitu guru upaya dalam mengatasi permasalahan yang ada
juga dapat melihat perkembangan siswa. pada bidang pendidikan saat ini, terutama dalam
d. Pemanfaatan media digital untuk mengakses hal kompetensi guru. Dalam hal ini penelitian
informasi dengan cepat dilakukan untuk mengetahui pentingnya pendidik
Dalam era digital informasi mengalir dengan menguasai literasi digital untuk menghadapi
sangat cepat, begitu juga dengan informasi pendidikan pada era revolusi industri 4.0 agar
tentang pendidikan. Pendidik dapat menggunakan dapat melakukan tugasnya sebagai guru secara
berbagai macam teknologi untuk memperoleh profesional. Untuk itu, pendidik harus dapat
berbagai sumber bahan ajar dengan cepat dan memahami tentang pendidikan pada era revolusi
guru harus kritis dengan adanya informasi yang industri 4.0, kompetensi yang harus dimiliki oleh
diperoleh. Pendidik dapat meningkatkan pendidik, literasi digital bagi pendidik, dan
kompetensi dirinya dengan belajar secara terus- kinerja pendidik secara profesional. Dengan
menerus dan siap dalam menghadapi berbagai demikian, pendidik memiliki kompetensi literasi
tantangan yang ada. digital dengan baik dan dapat melakukan
e. Pemanfaatan media digital untuk tugasnya secara maksimal dan profesional, serta
mempromosikan media pembelajaran siap menghadapi pendidikan pada era revolusi
Di era yang semakin canggih ini sekolah dapat industri 4.0. Untuk mewujudkan dan
melakukan promosi terhadap sekolah melalui menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
media digital dan mudah diterima oleh bidang pendidikan diperlukan juga adanya
masyarakat luas. Melalui literasi digital, guru kesadaran diri dari guru sendiri untuk dapat
memperoleh kemampuan dalam penyebaran mengembangkan kompetensi dirinya yang sesuai
informasi secara online tentang berbagai hal dengan kebutuhan pada era saat ini, adapun
tentang lingkungan sekolah gunanya agar sekolah dukungan dari sekolah untuk pengadaan
dapat dikenal oleh masyarakat luas. pelatihan literasi digital dan menyesuaikan
f. Pemanfaatan media digital untuk publikasikan dengan kebutuhan guru agar dapat menghadapi
karya dan informasi berbagai tantangan yang ada pada era revolusi
Selain terampil dalam mengakses dan industri 4.0, dan adanya kebijakan sekolah yang
mengumpulkan sebuah informasi, guru harus tepat dalam penerapan penggunaan teknologi dan
memiliki kemampuan dalam penggunaan media informasi, serta pemerintah dengan menyediakan
digital untuk menyebarkan berbagai informasi fasilitas pendukung untuk pengembangan
positif dan karya. Tujuannya agar dapat dilihat kompetensi literasi digital guru.
oleh masyarakat luas dan juga bisa dijadikan Kompetensi literasi digital bagi guru sangat
contoh yang baik. diperlukan dalam lingkungan sekolah ataupun
Dalam memecahkan permasalahan tentang pendidikan pada era saat ini dikarenakan rentan
dunia digital adalah dibutuhkannya sebuah etika dalam mengonsumsi informasi yang diperoleh.
dan keterampilan literasi digital. Beberapa Keahlian dasar dalam penggunaan teknologi
tahapan keterampilan literasi digital yang pantas harus dikuasai oleh guru. Hal tersebut dilakukan
diterapkan dalam lingkup sekolah, diantaranya karena guru merupakan elemen penting dalam
adalah pemberian pemahaman dalam mengakses pendidikan dan mampu menghasilkan lulusan
informasi, menyeleksi informasi, memahami yang berdaya saing dan terampil. Adapun upaya
informasi, menganalisis informasi, memverifikasi dalam meningkatkan profesionalitas guru dengan

94
Brigitta Rima Kurniasih Lismawati & Syunu Trihantoyo. Peningkatan Literasi Digital Dalam Mewujudkan
Profesionalisme Kinerja Guru Pada Era Revolusi Industri 4.0

cara menguasai kegiatan pembelajaran secara Aryani, A. (2018). Industrial Revolution 4.0
daring dengan model pembelajaran yang inovatif, and Education .
kreatif, kritis, dan guru mampu membuat bahan Dede Salim Nahdi, M. G. (2020). Analisis
evaluasi keberhasilan belajar siswa. Literasi Digital Calon Guru SD Dalam
Saran Pembelajaran Berbasis Virtual Classroom di
Berdasarkan uraian di atas, adapun saran dari Masa Pandemi Covid-19.
peneliti dalam peningkatan literasi digital dalam Department of learning. (2015). Digital literacy:
mewujudkan profesionalisme kinerja guru pada 21th century competences for our age (the
era revolusi 4.0, antara lain: building blocks of digital literacy from
1. Bagi Pimpinan Satuan Lembaga Pendidikan enhancement to tranformation). Retrieved
diharapkan untuk dapat menetapkan kebijakan from https://education.gov.mt/en/elearning/
yang tepat dalam penggunaan teknologi dan Ginanjar. (2015). Tantangan dan peluang
informasi, serta lebih memperhatikan Lembaga Pendidikan islam di era
kebutuhan guru pada era revolusi industri 4.0 masyarakat ekonomi asean (MEA). Edukasi
dengan pengadaan pelatihan untuk guru untuk Islam. J. Pendidikan Islam, Vol. 04, 1012-
meningkatkan kompetensi. 1026.
2. Bagi Pendidik diharapkan untuk selalu Gupta R., S. A. (2020). Critical success factors
memiliki motivasi diri dalam mengembangkan influencing the adoption of digitalisation for
kompetensinya karena saat ini tugas guru teaching and learning by business schools.
tidak hanya menguasai model pengajaran di Harjono, H. (2018). Literasi Digital: Prospek
dalam kelas, akan tetapi guru juga harus dan implikasinya dalam pembelajaran
memiliki kepribadian baik dan dapat bahasa. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
menyesuaikan dengan lingkungan sosial. Sastra, 1-7.
3. Bagi Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya Hikmawati, K. I. (2021). Pengembangan
diharapkan dapat memberikan dukungan Literasi Digital Guru dan Siswa Melalui
dalam peningkatan kompetensi guru agar Program Kampus Mengajar di SMPN 19
dapat terlaksananya kinerja secara profesional. Mataram.
Hal tersebut bertujuan agar dapat Iqbal, M. (2020). Pengaruh Kemampuan
menghasilkan generasi baru yang mampu Literasi Digital terhadap Kompetensi
berdaya saing dan berkualitas. Profesional Guru PAI di SMK Negeri se-
4. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat Kota Parepare.
menambah check list kata kunci pada metode Kholid. (2020). Pentingnya Literasi Digital
penelitian SLR model PRISMA dan dapat Bagi Guru Pada Lembaga Pendidikan
menggunakan lebih banyak sumber tentang Tingkat Dasar dan Implikasinya Terhadap
literasi digital. Penyelenggaraan Kegiatan Belajar
Mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Kusumawati, R. (2017). Faktor-Faktor yang
Adrian, Y. (2019). Kompetensi Guru di Era Mempengaruhi Rendahnya Nilai Pada Uji
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Ilmiah Kompetensi Guru (UKG) di SMA Al-Azhar
Kependidikan. 3 Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal
Andi Asari, T. K. (2019). Kompetensi Literasi Kultur Demokrasi , vol 5, no.4.
Digital Bagi Guru dan Pelajar di Lestari, R. (2021). Kompetensi guru dalam
Lingkungan Sekolah Kabupaten Malang. menggunakan media pembelajaran di MI
Bibliotika: Jurnal Kajian Perpustakaan dan Miftahul Huda Kangkung Mranggen
Informasi, 98-104. Demak.
Anggeraini, Y. (2019). Literasi Digital: Lestiyani, P. (2020). Analisis Persepsi Civitas
Dampak dan Tantangan dalam Pembelajaran Akademika Terhadap Konsep Merdeka
Bahasa. Belajar Menyongsong Era Industri 5.0.
Aprillinda, M. (2019). Perkembangan Guru Manderino, M. (2020). Digital Literacies for
Profesional di Era Revolusi Industri 4.0. Disciplinary Learning: Pedagogies Youth
Arafa, I. (2021). Strategi guru dalam Deserve.
pengelolaan pembelajaran untuk Matt dan Rauch. (2020). SME 4.0: The Role of
meningkatkan prestasi belajar siswa. Small- and Medium-Sized Enterprises in the
Inspirasi Manajemen Pendidikan, 808-816. Digital Transformation. DOI:10.1007/978-

95
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022, 80-94

3-030-25425-4_1 In book: Industry 4.0 for hasil Penelitian (Sebuah Pengantar). Buletin
SMEs (pp.3-36), 3-36. Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No.
Menristekdikti. (2018, februari 6). 4, 326-333.Snopek, P. &. (2016). Evaluation
Pengembangan Iptek dan Pendidikan Tinggi of the Project “From Novice Teacher to
di Era Revolusi Industri 4.0. Retrieved from Teacher Mentor” -Teacher‟s Work with the
Online: Chronically Ill Pupils. Social and
https://ristekdikti.go.id/pengembanganiptek- Behavioral Sciences, 745-750.
dan-pendidikan-tinggi-di-era-revo- lusi- Srinivasan, R. (2021). Building Teacher Quality
industri-4-0-2/ in India: Examining Policy Frameworks and
Miskiah. (2021). Tantangan Guru Dalam Implementation Outcomes.
Menghadapi Era Industri 4.0. Artikel Ilmiah Suwardana, H. (2017). Revolusi Industri 4.0
Widyaiswara 2021. berbasis revolusi mental.
Nasrullah, F. M. (2021). Pelatihan Peningkatan Tjandrawinata, R.R. (2016). Industri 4.0:
Kemampuan Literasi Digital Untuk Guru- Revolusi industri abad ini dan pengaruhnya
Guru Bahasa Inggris Sekolah Menengah pada bidang kesehatan dan bioteknologi.
Pertama (SMP) Di Kabupaten Kotabaru. Jurnal Medicinus, Vol 29, Nomor 1, Edisi
Pambudi, B. A. (2019). Instructional April.
Leadership as an Effort to Increase Teacher Tobari, K. M. (2018). The strategy of
Professionalism in the Industrial Revolution headmaster on upgrading educational quality
Era 4.0. Eduction and Humanities Research. in asean economic community (AEC) era.
Rahayu, K. N. (2021). Sinergi Pendidikan Trust, T. (2017). Preparing Future Teachers to
Menyongsong Masa Depan Indonesia Di Era Redefine Learning With Technology.
Society 5.0. Umar. (2021). Learning Construction of
Rohmah, N. (2019). Literasi Digital untuk Students of Prospective Teacher Based on
Peningkatan Kompetensi Guru di Era Digital Literacy in the Era of Pandemic
Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pendidikan Covid-19.
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Royani, I. (2020). Peningkatan Kompetensi (2003). Undang-undang sistem pendidikan
Guru Menuju Era Revolusi Industri 5.0. nasional.
Sabarua, J. O. (2020). Pelatihan Pembelajaran Utomo, S. S. (2019). Guru di Era Revolusi
Daring Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Industri 4.0.
Guna Meningkatkan Literasi Digital di Masa Wardhana, W. S. (2020). Strategi
Pandemi Covid-19. Pengembangan Kompetensi Guru Secara
Sánchez-Cruzado, Cristina. (2021). Teacher Mandiri di Era Literasi Digital.
Digital Literacy: The Indisputable Challenge Wildgans-Lang A., S. S. (2020). Analyzing
after COVID-19. prospective mathematics teachers‟
Sapriani, R. (2019). Profesionalisme Guru diagnostic processes in a simulated
PAUD Melati Terpadu Dalam environment.
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Era Winarko, N. P. (2021). Analisis Tingkat
Revolusi Industri 4.0. Literasi Digital Generasi Milenial Kota
Sedana, I. M. (2019). Guru Dalam Peningkatan Surabaya dalam Menanggulangi Penyebaran
Profesionalisme, Agen Perubahan dan Hoaks. Jurnal Komunikasi, Media, dan
Revolusi Industri 4.0. Informasi, 33-44.
Septina Alrianingrum, S. M. (2020). Efektivitas Wiwik Kartika Sari, E. I. (2020). Analisis
Pembelajaran Daring Untuk Menumbuhkan Literasi Digital Calon Guru Kimia Dalam
Literasi Digital Masa Darurat Covid-19. Pelaksanaan PPL Berbasis Virtual di Masa
Setiya Wulandari dan Syunu Trihantoyo. Pandemi Covid-19.
(2020). Pembinaan dan Pengembangan
Profesional Guru Pada Era Revolusi Industri
4.0.
Silvana, H. &. (2018). Pendidikan Literasi
Digital Di Kalangan Usia Muda Di Kota
Bandung. PEDAGOGIA,16(2), 146-156.
Siswanto. (2010). Systematic Review Sebagai
Metode Penelitian Untuk Mensintesis Hasil-

96

Anda mungkin juga menyukai