Anda di halaman 1dari 8

Menjadi Guru Era Pendidikan 4.

0
Selasa, 27 November 2018 08:16

SERAMBINEWS.COM/IST
Guru dan tenaga kependidikan berprestasi tahun 2018. 

Oleh Jon Darmawan

SAAT ini, kita menghadapi revolusi industri keempat yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0.
Ini merupakan era inovasi disruptif, di mana inovasi ini berkembang sangat pesat, sehingga mampu
membantu terciptanya pasar baru. Inovasi ini juga mampu mengganggu atau merusak pasar yang
sudah ada dan lebih dahsyat lagi mampu menggantikan teknologi yang sudah ada.

Menghadapi tantangan yang besar tersebut maka pendidikan dituntut untuk berubah juga. Termasuk
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh
revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan
pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber
system). Sistem ini mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa
batas ruang dan batas waktu.

Indonesia tergolong lambat dalam merespon revolusi industri 4.0 dibandingkan negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura. Sistem pendidikan 4.0 baru bergaung kencang dalam tahun ini.
Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan fasilitas yang memadai dalam menyongsong era
Pendidikan 4.0.

Sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi dalam
menghadapi era Pendidikan 4.0. Peserta didik yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi
milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Peserta didik sudah terbiasa dengan arus
informasi dan teknologi industri 4.0. Ini menunjukkan bahwa produk sekolah yang diluluskan harus
mampu menjawab tantangan industri 4.0.

Mengingat tantangan yang besar tersebut, maka guru harus terus belajar meningkatkan kompetensi
sehingga mampu menghadapi peserta didik generasi milenial. Jangan sampai timbul istilah, peserta
didik era industri 4.0, belajar dalam ruang industri 3.0, dan diajarkan oleh guru industri 2.0 atau
bahkan 1.0. Jika ini terjadi, maka pendidikan kita akan terus tertinggal dibandingkan negara lain
yang telah siap menghadapi perubahan besar ini. Kualitas guru harus sesuai dengan performa guru
yang dibutuhkan dalam era industri 4.0. Penulis menyebut guru yang memiliki kualitas seperti
tersebut sebagai guru 4.0.
Era pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang sangat berat dihadapi guru. Jack Ma (CEO Alibaba
Group) dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, menyatakan bahwa pendidikan
adalah tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, maka 30
tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat
dengan muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana saat
ini terimplementasi akan menghasilkan peserta didik yang tidak mampu berkompetisi dengan
mesin.

Oleh karena itu, guru harus mengurangi dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran
dengan harapan peserta didik mampu mengungguli kecerdasan mesin. Pendidikan yang diimbangi
dengan karakter dan literasi menjadikan peserta didik akan sangat bijak dalam menggunakan mesin
untuk kemaslahatan masyarakat.

Era pendidikan 4.0 merupakan jawaban atas terjadinya revolusi industri 4.0. Guru 4.0 sangat
dibutuhkan dalam menghadapi era pendidikan 4.0. Bagaimana menjadi guru 4.0? Pertanyaan ini
sangat penting dijawab agar guru mampu meningkatkan kompetensi menuju guru 4.0. Guru 4.0
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik peserta didik menghadapi Revolusi
Industri 4.0. Guru 4.0 merupakan guru yang mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi digital
dalam pembelajaran.

Butuh kompetensi
Revolusi industri 4.0 ditandai oleh hadirnya empat hal, yaitu komputer super, kecerdasan buatan
(artificial intelligency), sistem siber (cyber system), dan kolaborasi manufaktur. Dengan demikian
dibutuhkan kompetensi yang mampu mengimbangi kehadiran keempat hal itu dalam era Pendidikan
4.0. Kompetensi yang dibutuhkan tersebut merupakan salah satu proyeksi kebutuhan kompetensi
abad 21.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Menjadi Guru Era Pendidikan 4.0,
http://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/menjadi-guru-era-pendidikan-40.

Editor: bakri

Metode Pembelajaran Pendidikan Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0


06 December 2018
Admin
11526 Views

Revolusi industri 4.0 merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh ekonom asal
Jerman, Profesor Klaus Schwab. Dalam bukunya yang bertajuk “The Fourth Industrial Revolution”,
Klaus mengungkap empat tahap revolusi industri yang setiap tahapannya dapat mengubah hidup
dan cara kerja manusia. Revolusi industri 4.0 sendiri merupakan tahap terakhir dalam konsep ini
setelah tahapan pada abad ke-18, ke-20, dan awal 1970.

Setelah melalui tiga tahap evolusi industri tersebut, tahun 2018 disebut sebagai awal zaman revolusi
industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical. Kini berbagai industri mulai menyentuh
dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin, dan data yang lebih dikenal dengan nama
Internet of Things (IoT). Untuk menghadapi revolusi industri 4.0, diperlukan berbagai persiapan,
termasuk metode pembelajaran pendidikan yang tepat. Berikut informasi lengkapnya!

Perbaikan sumber daya manusia (SDM)

Banyak hal yang harus diubah oleh negara yang ingin maju. Hal ini juga berlaku bagi Indonesia,
terlebih saat ini Indonesia tengah menghadapi era revolusi industri 4.0 dengan tingkat persaingan
yang semakin ketat. Dari sejumlah perubahan yang harus dilakukan, perbaikan SDM adalah salah
satu hal yang harus sangat diperhatikan. Perbaikan tersebut dapat terlaksana salah satunya dengan
cara mengubah metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ada.
Setidaknya ada tiga hal yang perlu diubah Indonesia dari sisi edukasi. Pertama dan yang paling
fundamental adalah mengubah sifat dan pola pikir anak-anak muda Indonesia saat ini. Kedua,
pentingnya peran sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat generasi penerus bangsa.
Ketiga dan yang terakhir adalah pengembangan kemampuan institusi pendidikan tinggi untuk
mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini.

Peran pemerintah dalam mengubah metode pembelajaran pendidikan

Pemerintah tentu saja memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan metode pembelajaran
pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak
merupakan hal yang penting untuk disediakan oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah dengan
menyediakan teknologi yang mumpuni. Diperlukan perpindahan makna KKN menjadi Komunikasi,
Kolaborasi, dan Networking untuk membangun generasi muda Indonesia yang lebih baik.

Dengan menyediakan berbagai fasilitas yang sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman, diharapkan
anak-anak muda Indonesia dapat mengantongi bekal yang cukup dalam menghadapi berbagai
tantangan di era revolusi industri 4.0 ini. Mengingat kondisi teknologi yang selalu berubah,
diperlukan kemampuan adaptasi yang tinggi agar tidak ketinggalan zaman. Anak-anak muda
Indonesia juga diharapkan mampu bersaing dan memiliki nilai-nilainya sendiri.

Mengusung pendidikan 4.0

Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang dipakai oleh para ahli teori pendidikan untuk
menggambarkan beragam cara dalam mengintegrasikan teknologi cyber, baik secara fisik maupun
tidak, ke dalam dunia pembelajaran. Konsep ini juga merupakan lompatan dari Pendidikan 3.0 yang
lebih mencakup pertemuan ilmu saraf, psikolofi kognitif, dan teknologi pendidikan menggunakan
teknologi digital dan mobile berbasis web.

Pendidikan 3.0 sendiri merupakan bagian dari tahap ke-tiga dari empat tahapan revolusi industri.
Awal tahun 1970-an ditengarai sebagai kemunculan perdana revolusi industri 3.0 yang ditandai
dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi produksi. Debut revolusi
industri generasi ketiga ditandai pula dengan kemunculan pengontrol logika terprogram pertama
(PLC), yaitu modem 084-969.

Sistem otomatisasi berbasis komputer tersebut membuat mesin industri tak lagi dikendalikan oleh
manusia. Dampak yang dihasilkan berupa semakin murahnya biaya produksi dan mulai
digunakannya komputer dalam bidang pendidikan. Era pendidikan 3.0 menurut menurut Ketua
Kelompok Keahlian Teknologi Informasi Sekolah Elektronika dan Informasi ITB, Dr. Armein Z R
Langi merupakan kesempatan belajar yang dimiliki oleh orang-orang yang berselera tinggi akan
pengetahuan dan kapasitas “metabolisme” pengetahun yang tinggi pula.

Dalam hal ini, pendidikan 4.0 berada jauh di atas hal tersebut. Bahkan dalam beberapa hal,
pendidikan 4.0 merupakan fenomena yang timbul sebagai respon terhadap kebutuhan revolusi
industri 4.0, di mana manusia dan mesin diselaraskan untuk memperoleh solusi, memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi, serta menemukan berbagai kemungkinan inovasi baru yang dapat
dimanfaatkan bagi perbaikan kehidupan manusia modern.

Teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran di era revolusi industri 4.0

Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan pendidikan yang dapat membentuk generasi
kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut salah satunya dapat dicapai dengan cara
mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu
menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Indonesia
pun perlu meningkatkan kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntutan teknologi digital.

Sudah saatnya kita meninggalkan proses pembelajaran yang cenderung mengutamakan hapalan
atau sekadar menemukan satu jawaban benar dari soal. Metode pembelajaran pendidikan Indonesia
harus mulai beralih menjadi proses-proses pemikiran yang visioner, termasuk mengasah
kemampuan cara berpikir kreatif dan inovatif. Hal ini diperlukan untuk menghadapi berbagai
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Dukungan kecerdesan buatan


Pengembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bergerak semakin cepat dan
mengalami kemajuan pesat dalam setiap bidang kehidupan manusia. Mulai dari perawatan
kesehatan, kontrol iklim dan hasil panen, hingga pendidikan. Penggabungan AI dengan kecerdasan
alami mansusia membuat potensi individu bisa menjadi lebih maksimal dan memungkinkan
pencapaian yang lebih besar.

Untuk mengembangkan dan menyebarkan solusi yang didukung oleh AI, diperlukan penerapan 6
prinsip utama. 6 prinsip tersebut adalah:

1. Privasi dan keamanan.

Sama seperti teknologi awan lainnya, sistem AI harus mematahui UU privasi yang mengatur
mengenai pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data. Sistem AI juga harus memastikan
informasi pribadi yang digunakan sesuai dengan standar privasi dan dilindungi dari pencurian dan
penyalahgunaan.

1. Transparansi.

Mengingat AI semakin memengaruhi kehidupan setiap orang, informasi kontekstual mengenai


bagaimana sistem AI beroperasi harus diberikan. Hal ini untuk membuat masyarakat paham
mengenai bagaimana keputusan dibuat dan lebih mudah dalam mengidentifikais potensi bias,
kesalahan, dan hasil-hasil yang tidak diinginkan.

1. Keadilan.

Saat sistem AI membuat keputusan mengenai perawatan medis atau pekerjaan, sistem tersebut
harus membuat rekomendasi yang sama bagi semua orang dengan kualifikasi dan gejala yang
serupa.

1. Keandalan

Sistem AI harus dirancang agar dapat beroperasi dalam parameter yang jelas dan menjalani
pengujian yang ketat untuk memastikan sistem tersebut merespons dengan aman dalam situasi yang
tidak terprediksi. Sistem AI juga tidak boleh berevolusi dengan cara yang tidak sesuai dengan
ekspektasi.

1. Inklusivitas

Masyarakat harus memegang peran dalam dalam membuat keputusan mengenai bagaimana dan
kapan sistem AI harus dimanfaatkan.

1. Akuntabilitas

Orang yang mendesain serta memasang sistem AI haruslah bertanggung jawab mengenai
bagaimana sistem tersebut akan beroperasi.

Enam hal tersebut perlu diperhatikan untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang kompetitif
namun tetap didasarkan pada kepercayaan dan panduan etika.

Solusi lembaga pendidikan menghadapi revolusi industri 4.0

Salah satu solusi bagi lembaga pendidikan dalam menghadapi revolusi pendidikan 4.0 adalah
dengan menggunakan Big Data. Big Data sendiri merupakan sistem teknologi yang diperkenalkan
untuk menanggulangi “ledakan informasi” seiring dengan pertumbuhan ekosistem pengguna mobile
dan data internet yang semakin tinggi. Pertumbuhan tersebut sangat memengaruhi perkembangan
volume serta jenis data yang terus meningkat secara signifikan di dunia maya.

Big Data dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan karena dengan penggunaannya seorang
pengajar dapat meneliti dan menganalisa kemampuan anak didik dengan mudah. Tidak hanya
perindividu, namun juga salam satu kelas, tingkat sekolah, maupun universitas. Universitas
Indonesia telah memanfaatkan Big Data dengan menggunakan scele dan siak-ng yang merupakan
penerapan e-learning untuk mempermudah pengambilan dan pengumpulan data.
Revisi kurikulum dengan menambahkan lima kompetensi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menilai aspek pendidikan
Indonesia perlu merevisi kurikulum dengan menambahkan lima kompetensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Kelima kompetensi itu dianggap sebagai modal yang sangat dibutuhkan untuk
mampu bersaing dalam era revolusi industri 4.0. Lima kompetensi tersebut adalah:

1. Kemampuan berpikir kritis.


2. Memiliki kreatifitas dan kemampuan yang inovatif.
3. Kemampuan dan keterampilan berkomunikasi yang baik.
4. Kemampuan kerjasama
5. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Untuk menghadapi perkembangan zaman pada era revolusi 4.0, para pelaku pendidikan serta
kebudayaan juga harus sigap dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan yang ada.
Diperlukan reformasi sekolah, peningkatan kapasitas, profesionalisme guru, kurikulum yang
dinamis, sarana dan prasarana andal, dan teknologi pembelajaran yang mutakhir untuk siap
menghadapi era revolusi 4.0.

Itulah beberapa informasi mengenai metode pembelajaran pendidikan dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 yang perlu diketahui. Dengan menggunakan metode pembelajaran pendidikan yang
tepat, diharapkan generasi muda Indonesia bisa siap dan percaya diri menghadapi berbagai
tantangan dan perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari revolusi industri 4.0. 

Revolusi industri 4.0 dengan segala tantangan dan dampaknya sudah menyadarkan berbagai
kalangan bahwa mengupgrade diri merupakan bagian penting yang harus dilakukan agar tetap bisa
bersaing dan bertahan hidup.

Long life learning menjadi tuntutan bagi setiap orang agar pengetahuan dan keterampilannya terus
terjaga meski perubahan zaman terjadi begitu cepat dan dinamis.

Mengenai hal itu, maka guru pun sebagai bagian dari sosok yang memiliki peran penting di
masyarakat perlu senantiasa mengupgrade diri dan terus belajar agar mampu menghadapi tantangan
perkembangan zaman. Guru yang selalu mengupgrade diri dan terus belajar dikenal dengan sebutan
guru pembelajar.

Menjadi guru pembelajar sangat penting di era revolusi industri 4.0 ini, karena pada era ini
informasi dan teknologi terus berkembang secara pesat. Jika tidak diimbangi dengan kemauan
untuk terus belajar, maka proses pendidikan yang diselenggarakan oleh guru bisa saja terhambat
dan tidak berkembang.

Guru Pembelajar harus Melek Bidang IT/TIK

Guru pembelajar diartikan sebagai guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan diri di
setiap saat dan di manapun. Seorang guru pembelajar akan selalu berpikir kedepan tentang proses
pendidikan yang dilakukannya dan tidak pernah merasa puas atas capaian yang sudah diraihnya.

Berkaitan dengan revolusi industri 4.0 ini, seorang guru pembelajar sejatinya harus terus belajar dan
mengembangkan dirinya agar menguasai bidang-bidang yang dituntut pada era revolusi industri 4.0
ini.

Salah satu bidang yang sangat diperlukan pada era revolusi industri 4.0 adalah bidang IT/TIK.
Seorang guru pembelajar harus mau mempelajari, mampu menguasi dan menggunakan IT/TIK
sebagai bagian yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut dikarenakan dunia pendidikan saat ini dengan segala prosesnya sudah banyak
menggunakan IT/TIK sebagai penujang kelancaran aktivitas di Sekolah. Mulai dari proses
pembelajaran, pengadministrasian, sampai pada pelaporan hasil belajar.
Pada proses pembelajaran, kini sudah hadir istilah blended learning yakni proses pembelajaran
yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Dengan
adanya blended learning ini, maka seorang guru harus mempelajari berbagai hal yang berkaitan
dengan pembelajaran dalam jaringan, diantaranya e-learning dan ujian berbasis aplikasi.

Selain mempelajari yang berkaitan dengan pembelajaran dalam jaringan, guru pun harus
mengembangkan diri dalam pemanfaatan multimedia pembelajaran berbasis komputer. Multimedia
pembelajaran berbasis komputer ini bisa dalam bentuk multmedia interaktif atau virtual lab.

Kehadiran multimedia berbasis komputer ini akan sangat membantu proses pembelajaran, karena
dapat menghadirkan sesuatu yang sebelumnya sulit untuk di bawa ke kelas. Dengan demikian hal-
hal yang sebelumnya tidak mungkin dihadirkan di kelas, melalui multimedia pembelajaran berbasis
komputer semuanya bisa disajikan dan ditampilkan kepada siswa untuk memberikan pembelajaran
yang lebih bermakna.

Pesatnya perkembangan pemanfaatan IT/TIK dalam proses pembelajaran perlu diimbangi dengan
kemampuan seorang guru dalam bidang tersebut. Oleh karena itu menjadi guru pembelajar pada
bidang IT/TIK sangat dianjurkan agar bisa menghadirkan pembelajaran yang variatif dan inovatif.

Selain dalam proses pembelajaran, penggunaan IT/TIK juga sudah banyak digunakan dalam
pengadministrasian kependidikan. Misalnya dalam hal kepegawaian yang sudah memanfaatkan IT
untuk pelaporan secara terpusat. Jika guru tidak melek menggunakan IT, maka tentu saja akan
mendapatkan kesulitan ketika mengurusi administrasi tersebut.

Di samping pembelajaran dan pengadminstrasian, penggunaan IT/TIK juga sudah masuk pada
ranah pelaporan hasil belajar. Kini sudah hadir e-raport yang merupakan aplikasi laporan hasil
belajar siswa. Dalam pengisian e-raport ini pastinya membutuhkan keterampilan penggunaan
IT/TIK. Jika tidak memahami cara penggunaan aplikasinya, maka pasti akan menghambat dalam
pengisian raport.

Berdasarkan paparan tersebut, maka sudah saatnya guru terus belajar dan mengembangkan diri,
khususnya pada bidang IT/TIK. Bidang ini menjadi salah satu tuntutan pada era revolusi industri
4.0 yang kelak akan menjadi kebutuhan dasar setiap orang.

Jika gurunya sudah melek IT/TIK, maka diharapkan proses pembelajaran dengan segala halnya bisa
lebih berkualitas dan menghasilkan SDM yang lebih berkompeten. Namun jika pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi tidak diimbangi dengan pengembangan diri seorang guru,
bukan tidak mungkin kualitas pembelajaran akan sulit berkembang dan SDM yang dihasilkan pun
bisa saja kurang kompeten.

Revolusi industri 4.0 dengan segala tantangan dan dampaknya sudah menyadarkan berbagai kalangan
bahwa mengupgrade diri merupakan bagian penting yang harus dilakukan agar tetap bisa bersaing dan bertahan
hidup.

Long life learning menjadi tuntutan bagi setiap orang agar pengetahuan dan keterampilannya terus terjaga meski
perubahan zaman terjadi begitu cepat dan dinamis.

Mengenai hal itu, maka guru pun sebagai bagian dari sosok yang memiliki peran penting di masyarakat perlu
senantiasa mengupgradediri dan terus belajar agar mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman. Guru
yang selalu mengupgrade diri dan terus belajar dikenal dengan sebutan guru pembelajar.

Menjadi guru pembelajar sangat penting di era revolusi industri 4.0 ini, karena pada era ini informasi dan
teknologi terus berkembang secara pesat. Jika tidak diimbangi dengan kemauan untuk terus belajar, maka proses
pendidikan yang diselenggarakan oleh guru bisa saja terhambat dan tidak berkembang.

Guru Pembelajar harus Melek Bidang IT/TIK


Guru pembelajar diartikan sebagai guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan diri di setiap saat dan
di manapun. Seorang guru pembelajar akan selalu berpikir kedepan tentang proses pendidikan yang dilakukannya
dan tidak pernah merasa puas atas capaian yang sudah diraihnya.

Berkaitan dengan revolusi industri 4.0 ini, seorang guru pembelajar sejatinya harus terus belajar dan
mengembangkan dirinya agar menguasai bidang-bidang yang dituntut pada era revolusi industri 4.0 ini.

Salah satu bidang yang sangat diperlukan pada era revolusi industri 4.0 adalah bidang IT/TIK. Seorang guru
pembelajar harus mau mempelajari, mampu menguasi dan menggunakan IT/TIK sebagai bagian yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut dikarenakan dunia pendidikan saat ini dengan segala prosesnya sudah banyak menggunakan IT/TIK
sebagai penujang kelancaran aktivitas di Sekolah. Mulai dari proses pembelajaran, pengadministrasian, sampai
pada pelaporan hasil belajar.

Pada proses pembelajaran, kini sudah hadir istilah blended learningyakni proses pembelajaran yang memadukan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Dengan adanya blended learning ini,
maka seorang guru harus mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dalam jaringan,
diantaranya e-learning dan ujian berbasis aplikasi.

Selain mempelajari yang berkaitan dengan pembelajaran dalam jaringan, guru pun harus mengembangkan diri
dalam pemanfaatan multimedia pembelajaran berbasis komputer. Multimedia pembelajaran berbasis komputer ini
bisa dalam bentuk multmedia interaktif atau virtual lab.

Kehadiran multimedia berbasis komputer ini akan sangat membantu proses pembelajaran, karena dapat
menghadirkan sesuatu yang sebelumnya sulit untuk di bawa ke kelas. Dengan demikian hal-hal yang sebelumnya
tidak mungkin dihadirkan di kelas, melalui multimedia pembelajaran berbasis komputer semuanya bisa disajikan
dan ditampilkan kepada siswa untuk memberikan pembelajaran yang lebih bermakna.

Pesatnya perkembangan pemanfaatan IT/TIK dalam proses pembelajaran perlu diimbangi dengan kemampuan
seorang guru dalam bidang tersebut. Oleh karena itu menjadi guru pembelajar pada bidang IT/TIK sangat
dianjurkan agar bisa menghadirkan pembelajaran yang variatif dan inovatif.

Selain dalam proses pembelajaran, penggunaan IT/TIK juga sudah banyak digunakan dalam pengadministrasian
kependidikan. Misalnya dalam hal kepegawaian yang sudah memanfaatkan IT untuk pelaporan secara terpusat.
Jika guru tidak melek menggunakan IT, maka tentu saja akan mendapatkan kesulitan ketika mengurusi
administrasi tersebut.

Di samping pembelajaran dan pengadminstrasian, penggunaan IT/TIK juga sudah masuk pada ranah pelaporan
hasil belajar. Kini sudah hadir e-raport yang merupakan aplikasi laporan hasil belajar siswa. Dalam pengisian e-
raport ini pastinya membutuhkan keterampilan penggunaan IT/TIK. Jika tidak memahami cara penggunaan
aplikasinya, maka pasti akan menghambat dalam pengisian raport.

Berdasarkan paparan tersebut, maka sudah saatnya guru terus belajar dan mengembangkan diri, khususnya pada
bidang IT/TIK. Bidang ini menjadi salah satu tuntutan pada era revolusi industri 4.0 yang kelak akan menjadi
kebutuhan dasar setiap orang.

Jika gurunya sudah melek IT/TIK, maka diharapkan proses pembelajaran dengan segala halnya bisa lebih
berkualitas dan menghasilkan SDM yang lebih berkompeten. Namun jika pesatnya perkembangan teknologi dan
informasi tidak diimbangi dengan pengembangan diri seorang guru, bukan tidak mungkin kualitas pembelajaran
akan sulit berkembang dan SDM yang dihasilkan pun bisa saja kurang kompeten.
Form 2.

SURAT PERNYATAAN
MENTAATI PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN TINGGI VOKASI
LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

1. Nama :

2. NIP/NISN/KTP :

3. Tempat/Tanggal Lahir :

4. Jenis Kelamin :

5 . Status Perkawinan :(Kawin/belum*)

6. Alamat Rumah :

7. Asal Instansi :

8. No HP/WA aktif/Alamat email:

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya bersedia untuk mentaati
peraturan yang berlaku di Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian
selama mengikuti pendidikan.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dan
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

.................................

Yang Menyatakan,

Materai Rp. 6.000,-

…………………………….
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu.

Anda mungkin juga menyukai