Anda di halaman 1dari 5

Upaya yang Diperlukan dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Asfia Surya Utami (06/XI MIPA G)


2. Husna Aulia Hasibah (14/XI MIPA G)
3. Richky Auria Hidayat (28/XI MIPA G)
4. Tri Rizky Febrianti (32/XI MIPA G)

SMA NEGERI 1 KEBUMEN

2018/2019
Upaya yang Diperlukan dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan strategis dan drastis tentang
pola produksi yang mengolaborasikan tiga dimensi utama di dalamnya, yakni
manusia, teknologi/mesin, dan big data. Klaus Schwab dalam bukunya The
Fourth Industrial Revolution (2016) mengemukakan tentang Revolusi Industri
Generasi Keempat (Revolusi Industri 4.0) yang ditandai dengan kelahiran
artificial intelegent pada ragam bentukan produk yang dapat bekerja layaknya
fungsi otak manusia yang dioptimalisasikan. Kunci dari era industri generasi
keempat ini bukan lagi berkisar pada ukuran atau besaran perusahaan atau
organisasi, tetapi kelincahan dan sifat adaptif yang dimiliki untuk dapat bertahan
dalam iklim kompetitif menghadapi perubahan yang bergerak melesat. Beberapa
hari lalu, Menaker kembali menegaskan kepada media, bahwa perkembangan
teknologi dan digitalisasi akan membuat sekitar 56 % pekerja di dunia akan
kehilangan pekerjaan dalam 10 sampai 20 tahun ke depan. Pernyataan Menaker
tersebut juga selaras dengan proyeksi Organisasi Buruh Internasional
(International Labour Organization/ILO) belum lama ini.
Jika dunia industri Indonesia tengah dihadapkan pada tantangan era
generasi keempat (4.0), maka berbeda halnya dengan pendidikan di Indonesia
yang saat ini masih bergelut dengan ragam tantangan di era generasi ketiganya
(3.0).
Perubahan pola kebijakan yang berorientasi pada kualitas pembelajaran ini
selaras dengan tuntutan tentang apa dan bagaimana seharusnya pendidikan di
Indonesia sebagai media penyiapan sumber daya manusia yang siap terlibat dalam
tantangan Revolusi Industri 4.0 tersebut.
Untuk menyongsong datangnya revolusi industri 4.0 diperlukan
keterampilan dalam bekerja. Pada kenyataannya kualitas keterampilan tenaga
kerja dengan teknologi digital masih cukup lemah. Padahal, keterampilan tenaga
kerja dalam teknologi digital sangat diperlukan dalam revolusi industri 4.0.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan survei McKinsey (2018) disebutkan bahwa
penguasaan terhadap teknologi digital dapat berkontribusi sebesar USD 3 triliun
untuk pasar ekonomi global di tahun 2030, atau setara dengan 16 persen lebih
tinggi dari total Produk Domestik Bruto (PDB) sedunia pada saat itu.
Salah satu program prioritas 'Making Indonesia 4.0' adalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia, yang dapat menguasai ilmu pengetahuan,
keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi. Muhadjir
Effendy (Mendikbud) menyatakan memasuki era revolusi industri
peserta didik diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif,
keterampilan berkomunikasi, mampu bekerjasama dan berkolaborasi serta
memiliki kepercayaan diri. Hal itu sesuai dengan kurikulum yang sedang
diterapkan saat ini. Walaupun hingga saat ini penerapan kurtilas masih menuai
pro dan kontra ternyata juga membawa dampak yang baik guna menghadapi
tantangan revolusi industri 4.0. Kebijakan Kurikulum 2013 telah melatih
kecakapan hidup peserta didik, kemampuan hidup bersama (kolaborasi), serta
berpikir kritis dan kreatif. Hal itu bermanfaat luas pada banyak situasi pekerjaan
layaknya kemampuan berpikir kritis dan inovatif, keterampilan interpersonal,
warga negara yang berwawasan global, dan menguasai teknologi.

Untuk mewujudkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan teknologi


digital tentunya perlu perubahan cara belajar. Pendidikan dengan pola bertindak
dan cara berpikir yang kritis serta inovatif sangat diperlukan. Selain itu, tenaga
pendidik harus meningkatkan pemahaman dalam mengekspresikan diri di bidang media dan
memahami informasi yang akan dibagikan kepada para peserta didik. Mereka perlu menerapkan
pola pembelajaran yang tepat guna menyongsong datangnya era revolusi industri. Peserta didik
harus dibiasakan untuk meningkatkan pola pikir mereka menjadi lebih kritis dan inovatif.
Sehingga ketika menginjak dunia pekerjaan, mereka tidak tergeser dengan kecanggihan
teknologi era revolusi industri.

Program lain yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan yaitu dengan
menstimulus kemampuan siswa melalui beragam terobosan metode belajar
kontekstual yang mendorong siswa berpikir kritis dalam beragam konteks hidup
yang nanti dihadapinya, seperti pendekatan pembelajaran yang beraneka ragam.
Sehingga tidak sekadar berfokus pada pola-pola lama dan monoton pada
pembelajaran yang minim kreativitas.
Terkadang banyak orang yang berpikir bahwa tenaga pendidik merupakan
salah satu kunci keberhasilan pendidikan, tetapi pada dasarnya siswa merupakan
subjek belajar yang sesungguhnya bagi diri itu sendiri maupun teman sebayanya.
Dengan menggunakan metode pembelajaran yang beragamakan memudahkan
guru untuk mengeksploitasi dan mengembangkan pembelajaran yang akan
dilakukan. Hal tersebut akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan materi yang dimiliki dengan mencari cakupan sumber belajar
yang lebih luas. Upaya tersebut didukung dengan pengadaan website Mobile
Edukasi yang merupakan situs yang dikelola oleh Balai Pengembangan
Multimedia Pendidikan Kebudayaan (BPMPK) di bawah naungan
KEMENDIKBUD. Di samping itu, pemerintah juga melakukan pengadaan
anggaran untuk sosialisasi Kurtilas kepada para guru berupa kegiayan MGMP
untuk melatih kemampuan tenaga pendidik.
Berdasarkan uraian di atas kita dapat mengetahui bagaimana seharusnya
pendidikan di Indonesia sebagai media penyiapan sumber daya manusia yang siap
terlibat dalam tantangan Revolusi Industri 4.0 tersebut. Dengan mengetahui
kondisi pada era saat ini sudah seharusnya upaya tersebut harus dipersiapkan
dengan sungguh-sungguh. Pemerintah diharapkan lebih memikirkan pentingnya
meningkatkan pendidikan dengan cara memfasilitasi apapun yang diperlukan
dalam dunia pendidikan. Setiap individu harus siap menghadapi perubahan dalam
revolusi industri 4.0. Orang yang tidak mau berubah sama dengan orang mati.
Semua pemimpin diukur dari kemampuannya dalam menghadapi perubahan
karena perubahan ini selalu terjadi dan akan selalu terjadi.
Daftar Pustaka

Ali. M. Nur. 2018. Ini Saran Ganjar Agar Dunia Pendidikan Bisa Hadapi
Revolusi Industri 4.0. https://siedoo.com. (diakses tanggal 22 Februari
2019, 15.00 WIB)
Rakhmah, Diyan Nur. Mampukah Pendidikan Kita Beradaptasi dengan RevolusI
Industri 4.0. https://kumparan.com. (diakses tanggal 22 Februari 2019,
15.00 WIB)
S. Kausar. 2018. Tantangan Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0. https://um.ac.id.
(diakses tanggal 22 Februari 2019, 15.00 WIB)
2018. Catatan Untuk Dunia Pendidikan di Era Revolusi industri 4.0.
https://www.asikbelajar.com. (diakses tanggal 22 Februari 2019, 15.00
WIB)

Anda mungkin juga menyukai