Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman

“Seminar Activation : Pendidikan di Era Revolusi 4.0”

Disusun Oleh :
Siti Mukaromah (155030101111125)

Program Studi Ilmu Administrasi Publik


Minat Perencanaan Pembangunan
Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
2018
Pemateri 1 : Ali Ghufron Mukti (Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ketua Komite Bersama
Kementerian Ristekdikti-Kementerian Kesehatan)

Judul Paparan : Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Indonesia saat ini menduduki peringkat 16 ekonomi di dunia. Dengan total


penduduk sebesar 261,1 juta dan total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar
US$ 932,3 miliar memberikan peluang indonesia menjadi negara dengan
perekonomian terbesar ke-4 di 2050.

Indonesia kini menduduki peringkat 59 daya saing digital menurut IMS World
Digital Competitiveness Ranking 2017. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah
menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan ekonomi digital. Dengan adanya revolusi
industri ke-4 kini wajah perekonomian dunia kini menyajikan dukungan internet
dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi dalam usaha pemenuhan
berbagai macam kebutuhan manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya, sharing
economy, e-education, e-government, cloud collaborative, marketplace, online
health services, smart manufacturing, smart city, dan smart appliances.

Dalam rangka menghadapi era revolusi industri maka diperlukan sumber daya
manusia yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan misi dari kemenristekdikti yaitu
meningkatkan akses, relevansi, dan mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan
SDM yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi maka
diperlukan pula standar nasional pendidikan tinggi.

Sumberdaya manusia yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, masih belum mampu
memenuhi prioritas pembangunan dan industri. Kualitas kompetensi dan skill
lulusan perguruan tinggi belum mampu memenuhi kebutuhan SDM yang
dibutuhkan. Pada tahun 2017 BPS mencatat terdapat 618 ribu sarjana yang
menanggur. Perhatian ini akhirnya menjadikan fokus dalam Rencana Strategis
(Renstra) Dikti 2015-2019 yaitu perlu adanya reformasi pendidikan tinggi sehingga
disamping menghasilkan lulusan, risetm transfer teknologi ke masyarakat,
perguruan tinggi juga menghasilkan inovasi yang bisa meningkatkan daya saing
dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.
Pemateri 2 : Dr. M.Hidayat, MM., MPd

Judul Paparan : Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0

Terdapat 7 karakteristik revolusi industri 4.0 yaitu:

1. Digitalisasi;
2. Optimalisasi dan kustomisasi produksi;
3. Otomasi dan adapsi;
4. Interaksi antara mesin-manusia;
5. Nilai tambah jasa dan bisnis;
6. Automatic data exchange dan communication; dan
7. Penggunaan teknologi internet.

Dalam menghadapi revolusi industri 4.0 indonesia telah merumuskan 10 strategi


prioritas nasional untuk making indonesia 4.0 yaitu:

1. Perbaikan alur aliran material;


2. Mendesain utang zona industri;
3. Peningkatan kualitas SDM;
4. Pemberdayaan UMKM;
5. Menerapkan insentif investasi teknologi;
6. Pembentukan ekosistem inovasi;
7. Menarik investasi asing;
8. Harmonisasi aturan dan kebijakan;
9. Membangun infrastruktur digital nasional; dan
10. Akomodasi standar sustainability.

Dunia pendidikan dan dunia industri harus dapat mengembangkan industrial


transformation strategy. Salah satunya dengan mempertimbangkan perkembangan
sektor ketenagakerjaan karena transformasi industry akan berhasil dengan aadanya
tenaga kerja yang kompeten. Pengembangan sumber daya pendidik, khususnya para
guru dan tenaga penunjang kependidikan terus dikembangkan kapasitasnya dalama
proses pembelajaran atau tutorial berbasis daring. Guru peranannya sebagai tutor,
oleh karena itu peningkatan kapasitas guru dalam menyesuaikan diri terhadap
perkembangan tekologi digital ini, sangat diperlukan. Terdapat lima kualifikasi dan
kompetensi guru yang dibutuhkan:

1. Kompetensi berbasis internet of think sebagai basic skills di era ini;


2. Kompetensi membangun jaringan untuk menumbuhkan ilmu, arah
pembelajaran, dan terampil menggunakan digital references;
3. Punya kompetensi membawa kelompok belajar dan siswanya pada
komersialisasi dengan teknologi atas hasil inovasi dan perkembangan
teknologi digital lainnya;
4. Dunia tanpa sekat, tidak gagap terhadap berbagai budaya, kompetensi
hybird yaitu global competence dan keunggulan memecagkan national
problem;
5. Kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi dimasa depan
dan strateginya dengan cara joint education, joint class, joint publication,
joint lab, staf mobility, dan rotasi, paham arah SDG’s dan industry dan lain
sebagainya.

Pemateri 2 : Misbah Fikrianto

Judul Paparan : Strategi Pengembangan Kemahasiswaan di Era Revolusi


Industri 4.0

Indonesia memiliki populasi kurang lebih 250juta jiwa dengan kurang lebih 17 ribu
pulau dan menjadi negara demokratis terbesar ke 3. Memiliki jumlah mahasiswa
sebesar 7,5 juta. Urgensi kegiatan mahasiswa adalah sebagai berikut:

1) Mahasiswa diharapkan menguasai hard skills dan soft skills (Komprehensif)


yang dapat menunjang keberhasilan mereka di masa depan;
2) Wujud dari dukungan tersebut bisa berupa kelembagaan dalam bidang
kemahasiswaan dan mendorong mahasiswa untuk meraih prestasi dan
kualitas lulusan dalam berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan ko
ekstra kurikuler; dan
3) Ditmawa memprogramkan pengembangan kegiatan kemahasiswaan untuk
kegiatan kelembagaan kemahasiswaan dan prestasi-prestasi mahasiswa
sebagai penilaian pemeringkatan bidang kemahasiswaan perguraan tinggi.

Peningkatan daya saing bangsa dapat diwujudkan melalui peningkatan mutu


pendidikan tinggi (lulusannya), kualitas dan efektivitas riset, dan teknologi yang
akan menjadi landasan penting bagi tercapainya peningkatan daya saing bangsa.

Tantangan pendidikan dalam era MEA adalah sebagai berikut:

1) Teaching quality;
2) Student and staf mobility;
3) Soft and profesional skills, entrepreneurial mindset;
4) English profiency;
5) High quality, general/liberal education;
6) Co-and extra cumcular activities leadership;
7) Enrichment of curriculum with asean perspective.

Anda mungkin juga menyukai