AGAMA
ISLAM BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(TIK)
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PROPOSAL TESIS
OLEH:
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
MEI 2021
1
Zakiyah Derajat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Bumi Aksara,
2001) 172.
7
mampu memotivasi siswa agar tetap menikmati pembelajaran jarak jauh yang
terjadi saat ini.
Proses pembelajaran di SMA Negeri 10 Tanjung Jabung Timur disampaikan
oleh guru sesuai dengan profesinya atau keahliannya dalam mata pelajaran
tertentu dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan
topik—topik yang disajikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
cukup bervariasi. Untuk pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah tersebut
masih belum menggunakan alat teknologi informasi dan komunikasi secara
maksimal. Guru hanya menjelaskan materi pada buku paket dengan metode
ceramah. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam
cukup baik namun siswa terkadang bosan untuk mengikuti pembelajaran. Di
tambah kondisi pandemic covid- 19 saat ini yang sedang melanda dunia, dan
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah harus di batasi bahkan
dihentikan dan membuat guru beralih mengajar secara daring melalui grup
whatsapp, menambah kesan jenuh dan membosankan pada siswa karena siswa
hanya mendapatkan tugas dan harus mencari sendiri jawabannya, tanpa penjelasan
dari gurunya. Pembelajaran tersebut dirasa belum efektif dikarenakan hanya
sebagian kecil siswa yang menyelesaikan tugas dan mengirimkannya ke grup
whatsapp.3
Hasil belajar siswa SMA Negeri 10 Tanjung Jabung Timur pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam terbilang standar. Hal ini dapat dilihat dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajan pendidikan agama Islam
yang di tetapkan yakni 70, maka setiap siswa harus mendapatkan nilai minimal
yang ditetapkan yakni >70, kalau belum tercapai maka dilakukan remedial.
Dengan adanya pengembangan model pembelajaran PAI berbasis TIK,
semata-mata diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil belajar siswa juga
sebagai solusi bagi guru PAI dalam menghadapi kendala kegiatan pembelajaran
jarak jauh saat ini, bukan untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu. Hal inilah yang
melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan dengan
judul “Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
3
Nabila, wawancara, 30 april 2021
9
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan model pembelajaran PAI berbasis TIK
pada siswa di SMA Negeri 10 Tanjab Timur?
2. Bagaimana kevalidan model pembelajaran PAI berbasis TIK yang
dikembangkan pada siswa di SMA Negeri 10 Tanjab Timur?
10
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Praktis :
1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu para guru, khususnya
guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Atas Negeri 10 Tanjung Jabung Timur, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pendidikan agama Islam melalui
pengembangan model pembelajaran pendidikan agama Islam
berbasis TIK
2) Penulis dapat memperkaya wawasan dan pengalaman dalam
penelitian.
3) Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar magister
Pendidikan Islam di Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
b. Kegunaan Teoritis
1) Menambah khazanah keilmuan tentang pengembangan model
pembelajaran PAI berbasis TIK dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
2) Sebagai bahan referensi dalam bidang pendidikan.
12
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
12
4
Achmad Munib Pengantar Ilmu Pendidikan. (Semarang: UPT MKK UNNES, 2004), 34
5
S. Nasution, Berbagai pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar (Surabaya: Bumi
Aksara, 2000), 12
14
6
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Tekhnologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1989), 71.
7
Hujair AH. Sanaky Media Pembelajaran. (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009), 73.
13
8
Janet Eyler & Dwight E. Giles, Jr. Where's the Learning in Service-Learning (San
Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1999) 157.
16
9
I Ketut Gede Darma Putra, Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi. Makalah ini
disampaikan pada Rakorda Disdikpora Bali – 10 Maret 2009.
17
10
Arief S. Sadiman, dkk Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Edisi Pertama.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 84
11
I Ketut Gede Darma Putra, Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi. Makalah ini
disampaikan pada Rakorda Disdikpora Bali – 10 Maret 2009
20
b) Intranet
Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka
intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis TI.
Karakteristik intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal
(dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model
pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah
dijalankan pada intranet. Menurut penulis, pada kondisi-kondisi tertentu intranet
justru dapat menjadi pilihan tepat dalam menerapkan pendidikan berbasis TI.
c) Mobile Phone
Pembelajaran berbasis TI juga dapat dilakukan dengan menggunakan media
telepon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi telepon seluler
yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti
pembelajaran melalui telepon seluler. Begitu canggihnya perkembangan teknologi
ini sampai memunculkan istilah baru dalam pembelajaran berbasis TI yang
disebut M-learning (mobile learning).
d) CD-ROM/Flash Disk
Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi
jaringan internet/intranet tidak tersedia. Materi pembelajaran disimpan dalam
media tersebut, kemudian dibuka pada suatu komputer.
Pemanfaatan media CD-ROM/flashdisk merupakan bentuk pembelajaran berbasis
TI yang paling sederhana dan paling murah.
12
Hery Nugroho, Pembelajaran PAI Berbasis ICT, dalam website:http://herynugrohoyes.
wordpress.com /2012/08/11/pembelajaran-pai-berbasis-ict/, diakses, 20 September 2016
22
apabila ada kekeliruan, peserta didik atau orang tua dapat konfirmasi ke
guru mata pelajaran tersebut.
Dari keempat penggunaan ICT dalam pembelajaran, apabila dilakukan oleh
guru PAI, maka akan berdampak positif pada ketertarikan peserta didik terhadap
mata pelajaran PAI di sekolah. Sehingga peserta didik dalam mengikuti mata
pelajaran PAI tidak terpaksa, melainkan kesadaran dari diri sendiri.
Selain itu, dalam pendidikan agama Islam pula, seperti yang diungkapkan
oleh Tajul Ariffin Noordin bahwa penggunaan teknologi canggih seperti komputer
sangat penting dan dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan agama Islam.
a. Penggunaan komputer dalam PBM dapat berperanan sebagai alat bantu
untuk memungkinkan pendidikan agama Islam meluaskan skop paradigma
ilmunya.
b. Penggunaan teknologi canggih dapat digunakan untuk mewujudkan
kesatuan antara pendidikan agama Islam dengan pendidikan modern dan
juga dengan bidang-bidang lain seperti sains, sosial, ekonomi dan bidang-
bidang profesional yang lain.
c. Bagaimana kita dapat menggunakan dan mengeksploitasi secara positif
segala bentuk teknologi yang ada untuk menjadikan pendidikan agama
Islam sebagai dasar pengajian ilmu pendidikan atau dasar ilmu-ilmu.
d. Kita perlu menguasai teknologi canggih. Khususnya teknologi informasi
seperti penggunaan komputer, internet dan sebagainya untuk mewujudkan
suatu rangkaian pendidikan agama Islam sedunia. Kemudahan teknologi
dapat digunakan untuk merangka dan membina satu paradigma dan
kurikulum pendidikan agama Islam yang sama untuk negara-negara Islam.
Dalam hal ini pertukaran informasi dan program-program pendidikan
agama Islam sedunia dapat dilakukan secara terpadu dan segera,
inputinput yang disetujui bersama akan meluaskan gambaran tentang skop,
konsep, kurikulum dan pedagogi supaya benar-benar memenuhi kehendak
pendidikan agama Islam. Dengan strategi ini kita dapat menangani
24
13
Tajul Ariffin Noordin dalam http://suarakampus.com/?mod=opini&se=detil&id=13, diakses
pada tanggal 20 September 2016
14
Omar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 30
15
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 42
25
16
Dimyanti dkk, Belajar dan pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 25
17
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
54-
26
59
madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial seperti
manusia dan budayanya.
b) Faktor instrumental, Yang termasuk faktor instrumental antara lain
gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media
pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta
strategi pembelajaran.18
18
Nyayu Khadijah, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 59
19
Karthwohl, A Revision of Bloom’s Taxonomy: an overview, theory into practice. Retrieved
From: http://www.tandfonline.com/loi/htip20, 215
27
C. 1 Mengingat 1. 1 Mengenali
(Remember) 1. 2 Mengingat
C. 2 Memahami 1. 3 Menafsirkan
(Understand) 1. 4 Memberi contoh
C. 3 Mengaplikasikan 1. 5 Meringkas
(Apply) 1. 6 Menarik inferensi
C. 4 Menganalisis (Analyze) 1. 7 Membandingkan
C. 5 Evaluasi (Evaluate) 1. 8 Menjelaskan
C. 6 Membuat (Create) 1. 9 Menjalankan
1. 10 Mengimplementasikan
1. 11 Menguraikan
1. 12 Mengorganisasikan
1. 13 Menentukan makna
tersirat
1. 14 Memeriksa
1. 15 Mengkritik
1. 16 Merumuskan
1. 17 Merencanakan
1. 18 Memproduksi.
Tes merupakan salah satu jenis alat ukur yang biasanya dilakukan
untuk mengetahui ketercapaian sesuatu, biasanya berupa hasil belajar,
prestasi belajar, dan sebagainya. Tujuan tes untuk mengukur sejauh mana
pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran. Tes hasil belajar
digunakan untuk membantu pendidik memberikan dan menentukan nilai yang
akurat terhadap siswa. Dari segi cara pemberian skor, tes dibagi menjadi tes
objektif dan tes subjektif. Yakni sebagai berikut:
1). Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-
28
kelemahan dari tes bentuk isi. Tes objektif tersebut berbentuk tes benar-
salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan, dan tes isian.
2). Tes subjektif adalah tes hasil penilaiannya relatif tergantung penilaiannya.
Tes subjektif berbentuk esai (uraian) adalah sejenis tes kemampuan belajar
yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-
kata.20
Kedua bentuk tes dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar PAI, untuk keperluan mendiagnosis dan mendapatkan informasi
tentang objek-objek PAI yang dikuasai siswa sebaiknya menggunakan tes
objektif. Sedangkan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana proses
menyelesaikan masalah PAI dan mengungkapkan gagasannya sebaiknya
menggunakan tes subjektif.
20
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
11-12
21
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK, (Bandung : Alfabeta, 2009), 180
29
4. Sistem Pendukung
Sistem pendukung suatu model pembelajaran adalah hal-hal yang
dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dengan menerapkan
model itu. Hal-hal yang dimaksud berupa sarana, bahan, perangkat, dan alat
bantu atau media. Untuk model PAI TIK ini dibutuhkan sarana pendukung
seperti silabus, RPP, Modul PAI, Slide
Presentation, LKS, lembar evaluasi, dan internet program moodle. 23
23
Suparno dkk, Aplikasi Pendekatan Konstruktivistik Dalam Pembelajaran IPA-Biologi
Sekolah Menengah dan Pengaruhnya Terhadap Minat dan Motivasi Belajar Mahasiswa di
Perguruan Tinggi. Makalah Seminar Nasional , (Makassar: Lembaga Penelitian UNM, 2000).
31
24
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), 76
25
Mari Singarimbun, Metode Penelitian survai, 152
35
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.29 Sampel yang baik adalah sampel yang
representatif. Yang artinya sampel tersebut mewakili populasi. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan teknik
Stratified Sampling, merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi
yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik
sendiri, karena jumlah populasi pada setiap strata tidak sama, maka dalam
pelaksanaanya untuk menentukan ukuran sampel dari populasi di gunakan
teknik Solvin30, dengan rumus sebagai berikut:
n=
n = (, )
29
37
Ibid, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008) ,81
30
Ibid, 34
31
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rakesarasin, 1996) ,22
36
26
Sugiyono, Statistik Untuk Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010) 15
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 129
28
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987) 93
29
Ibid, 94
38
30
Asmani, J.M.. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia
Pendidikan. (Yogyakarta: DIVA press.2011), 24
31
Ace Suryadi, Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran. ( Jurnal Pendidikan Terbuka dan
Jarak
Jauh. Vol.8 No,2.Jakarta: LPPMUniversitas Terbuka, 2007 ) , 93
40
2. Pengembangan Produk
a) Konsep pengembangan model pembelajaran
Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke
dalam suatu wujud fisik tertentu 32. Secara utuh, kegiatan pembelajaran
memerlukan desain agar arah dan kegiatan pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah
atau identifikasi kebutuhan pembelajaran dan diakhiri dengan identifikasi
bahan dan strategi pembelajaran, sedangkan proses pengembangan
32
Seels, Barbara B dkk. Instructional Technology: The Definition and Domain of the Field.
(Washington DC: Association for Educational Communication and Technology, 1994) 23
41
33
Dick, Walter, dkk. The Systematic Design Of Instruction (6th ed.). (Boston: Pearson,
2005), 213
34
Sudijarto. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 2008), 146
35
Robbins, Stephen P. Organizational B e h a v i o r : C o n c e p t s , Controversies,
Applications (7m Ed.). (Prentice-Hall International, Inc.1996), 25
42
36
Miarso, Yusufhadi. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan di
Era
Globalisasi. (Jakarta: Makalah Seminar Nasional The Power of ICT in Education, PPs
UNJ, 15 April 2008. ) 12
43
Adapun jadwal kegiatan penelitian tesis ini, selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
45
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penulisan Draf Proposal
7. Koleksi Data
Eko Ganis, Sistem Informasi Manajemen, (Malang : Pena Surya Gemilang, 2008)
Hujair AH. Sanaky Media Pembelajaran. (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009)
I Ketut Gede Darma Putra, Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi. Makalah ini
disampaikan pada Rakorda Disdikpora Bali – 10 Maret 2009.
Janet Eyler & Dwight E. Giles, Jr. Where's the Learning in ServiceLearning (San
Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1999)
47
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2000
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK, (Bandung : Alfabeta, 2009)
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Tekhnologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru,
1989)
48
UU Republik Indonesia No. 20 Thn 2003 tentang Sisdiknas.
49