Anda di halaman 1dari 10

ESSAY TIK

REVOLUSI KOMUNIKASI
Dosen Pengampu : Hayatullah Kurniadi, S.I.Kom., M.A.

DISUSUN OLEH

Tifani Ningrum Setyo Wati


(12140321707)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI ILMU KOMUNIKASI
2023
PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

TERHADAP PENDIDIKAN

William & Sawyer mengemukakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang
membawa data, suara, dan video, dengan menggabungkan antara computer dan jalur komunikasi
berkecepatan tinggi. Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa teknologi informasi itu berawal dari
2 komponen utama yaitu teknologi komunikasi dan teknologi computer. Teknologi komputer
adalah teknologi yang terkait dengan perangkat komputer dan peralatan yang terkait dengan
penggunaannya. Sementara teknologi komunikasi adalah teknologi yang terkait dengan
perangkat komunikasi jarak jauh seperti telepon, faksimil, dan televisi.

Sedangkan Martin mengemukakan bahwa selain teknologi computer merupakan


pemproses dan penyimpan informasi, teknologi informasi ini juga mencakup teknologi
komunikasi yang dimana berfungsi untuk mengirimkan serta menyebarkan informasi.

Dari definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa secara sederhana teknologi
informasi berfungsi sebagai disiplin yang sangat dibutuhkan dalam pengaturan informasi agar
informasi tersebut dapat di cari dan di akses dengan mudah. Sedangkan untuk mengelola
informasi dengan baik, cepat, dan efisien, teknologi computer dibutuhkan sebagai alat pengolah
dan penyampai informasi jarak jauh.1

Teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat beriringan dengan meningkatnya


perkembang teknologi saat ini. Teknologi informasi memiliki peranan besar dalam pengalihan
buku, pengajar, dan system pengajaran yang sebelumnya masih tradisional. Tetapi, tidak dapat
dipungkiri bahwa TIK memiliki dampak negative dan positif, khususnya pada bidang
Pendidikan.2

Adanya teknologi informasi bagi dunia pendidikan berarti tersedianya media atau alat
yang dapat digunakan untuk menyiarkan program pembelajaran baik melalui satu arah maupun
1
M. Husaini. (2014). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Mikrotik. Vol. 2, No. 1.
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/mikrotik/article/view/314
2
Arsito, A. (2022). Dampak Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan. Stekom.ac.id. https://teknik-
informatika-s1.stekom.ac.id/index.php/informasi/baca/Dampak-Teknologi-Informasi-Dalam-Bidang-Pendidikan/
f7e82f2217afedce2363d713e18dddb05ee3bb287c
interaktif. Dalam kondisi geografis Indonesia yang umumnya berada di wilayah pegunungan dan
terdiri dari banyak pulau, pemanfaatan teknologi informasi menjadi sangat penting. Dengan
adanya teknologi informasi, pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan sehingga pendidikan
dapat disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah yang sulit dijangkau oleh
transportasi darat. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan
memiliki arti penting untuk mewujudkan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia.

Berikut beberapa garis besar dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam proses Pendidikan.3

a. Managemen Sistem Informasi


Sistem Informasi Managemen (SIM) adalah suatu sistem yang membantu
pengorganisasian dan proses manajemen. SIM yang efektif memiliki peran penting dalam
meningkatkan efisiensi waktu dan sumber daya, serta mendukung fungsi operasional,
pengelolaan, dan pengambilan keputusan. Penggunaan teknologi informasi dalam
menjalankan sistem informasi memungkinkan aliran informasi yang cepat dan akurat.
Dengan adanya database online yang diimplementasikan oleh Dinas Pendidikan dan
perguruan tinggi, pertukaran informasi dan data dapat dilakukan dengan cepat dan
mudah. Hal ini meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pendidikan dalam segala
aspek.
b. Media Pembelajaran
Penggunaan teknologi informasi sebagai sarana belajar dapat melibatkan internet dalam
e-learning dan penggunaan komputer sebagai sarana interaktif. Harapannya adalah
dengan pemanfaatan sarana ini dapat memicu pikiran, perasaan, minat serta perhatian
peserta didik secara optimal sehingga proses belajar dapat terjadi dengan baik. Selain itu,
proses belajar akan menjadi lebih efektif karena penggunaan sarana belajar dapat
mengatasi hambatan dalam proses komunikasi antara guru dan peserta didik seperti
hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan.
Para ahli menemukan bahwa terdapat beragam metode peserta didik dalam mengolah
informasi pembelajaran yang berbeda-beda. Beberapa mahasiswa lebih efektif dalam
mengolah informasi secara visual, sementara yang lain lebih efektif dalam mengolah
3
M. Husaini. (2014). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Mikrotik. Vol. 2, No. 1.
https://ojs.ummetro.ac.id/index.php/mikrotik/article/view/314
informasi melalui pendengaran (auditorial). Ada juga yang lebih efektif dalam mengolah
informasi melalui praktik langsung atau kinestetik (Bobby DePorter & Mike Hernacki,
1999).
c. Pendidikan Life Skill
Teknologi informasi di anggap sebagai jantung yang telah memasuki berbagai aspek
kehidupan. Komputer dibutuhkan hampir di semua bidang pekerjaan. Tugas yang
memerlukan kemahiran mengoperasikan komputer sangat luas. Kemahiran dalam
megoperasikan komputer merupakan salah satu keterampilan penting yang sangat
diperlukan untuk bersaing dalam sistem ekonomi yang berfokus pada ilmu pengetahuan.

Pendidikan sangat dibutuhkan sebagai dasar bagi peserta didik agar menjadi sumber daya
manusia yang berpikir, menyadari, merasakan, berperilaku, bertindak, dan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama yang dianut serta mengajarkan tentang prinsip-prinsip dan moral yang
seharusnya dimiliki. Tujuan dari Pendidikan yaitu untuk memanusiakan manusia dan peserta
didik dapat berperilaku dengan dilandasi oleh moral yang bermakna luas. Moralitas harus
tercermin dalam suasana pembelajaran, interaksi edukatif, pengembangan materi pembelajaran,
penerapan metode dan strategi, serta evaluasi yang digunakan. Moralitas harus menjadi jiwa,
suasana, interaksi edukatif, dan tujuan dalam pelaksanaan pendidikan. Pendidikan berusaha
secara signifikan dan terus-menerus menghasilkan SDM yang bermoral dalam semua konteks
kehidupan, dalam suasana dan kondisi apa pun.4 Dengan pembelajaran moral ini diharapkan
siswa dapat menentukan prinsip-prinsip yang baik dan buruk dalam kehidupan sehingga dapat
memilih prinsip yang baik untuk meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat.

Namun realita berkata lain, semakin majunya teknologi justru membuat siswa-siswa
menjadi semakin terlena, malas bertanggung jawab, dan meningkatnya kasus kejahatan serta
degradasi moral di kalangan mereka. Dengan adanya aplikasi media sosial yang memudahkan
akses informasi dan komunikasi, kejahatan online semakin merajalela.

Perilaku kekerasan juga telah merajalela pada remaja, baik verbal maupun non verbal.
Perilaku kekerasan ini mencakup tindakan buli, menyebarkan gosip, mengancam, mengisolasi,

4
Syamsuar. Reflianto. (2018). PENDIDIKAN DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Jurnal E-Tech. Vol 6, No. 2. https://doi.org/10.24036/et.v2i2.101343
mengejek, memanggil dengan kata-kata yang merendahkan, memukul, menendang, dan lain
sebagainya. Tindakan-tindakan semacam ini dapat menimbulkan konflik, pertengkaran, tekanan
psikologis, bahkan hingga bunuh diri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan nilai serta
tantangan bagi para pendidik untuk memperkuat karakter moral siswa agar tidak terjerumus dan
terlena oleh kemajuan teknologi.5

Tindakan kekerasan dalam lingkungan pendidikan seringkali terjadi bukan hanya antara
siswa, tetapi juga dari guru ke siswa. Perilaku kekerasan semacam ini akan menciptakan
lingkungan sekolah yang tidak aman dan damai, yang tidak mendukung perkembangan
kepribadian peserta didik. Lingkungan sekolah semacam itu tidak akan memfasilitasi
pembentukan karakter, karena karakter tumbuh melalui internalisasi nilai dan bukan hanya
pemahaman konseptual. Karakter dan perilaku damai dapat tumbuh melalui pengembangan
atmosfir sekolah melalui proses pembelajaran dan kegiatan di luar kelas. 6 Dalam hal ini,
teknologi tidak dapat menggantikan peran guru, tetapi guru harus dapat memanfaatkan teknologi
sebagai alat untuk mengembangkan budaya pendidikan yang mendukung pembentukan
kepribadian peserta didik.

Pada era ini, informasi dan komunikasi telah mengubah system komunikasi, penyebaran
rangkaian informasi yang tersimpan di internet menjadi bukti bahwa saat ini dunia semakin
sempit. Tidak ada lagi hambatan geografis yang membatasi kita dalam berinteraksi dengan dunia
global. Kemudahan dan efisiensi dalam mengakses dunia global pun semakin meningkat.

Dengan adanya TIK dalam proses pembelajaran, interaksi akan mengalami perubahan.
Materi pembelajaran tidak hanya terbatas pada sumber fisik, tetapi juga sumber non-fisik yang
dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Sayangnya, tidak banyak guru yang dapat mengikuti
perkembangan ini. Menurut Suharwoto, Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hanya
40% guru non-TIK yang siap dengan perkembangan teknologi saat ini (Liputan6.com, 2018).

5
Verdinandus, Taufiq, Wiyanto. (2019). Pendidikan di Era Digital. Jurnal Univ PGRI. https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/3093
6
Mushfi, Hilya. (2020). Modernisasi Pendidikan Agama Islam Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Social dan
Keagamaan. https://doi.org/10.29062/mmt.v9i1.64
Ketidakmampuan ini berdampak pada proses pembelajaran yang terbatas pada metode-metode
konvensional dan tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada.7

Jika pemanfaatan kemajuan teknologi, pelayanan belajar mengajar menjadi lebih baik,
salah satu dampak positif yang dapat kita rasakan yaitu adanya E-Learning. Situasi ini dapat
dirasakan langsung saat masa pandemic beberapa waktu lalu, dimana tenaga pendidik dan
peserta didik merasa sangat terbantu dengan adanya E-Learning.8

Penerapan model pembelajaran e-learning yang memiliki beragam keunggulan yang


dapat memberikan dukungan yang besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Dengan
memanfaatkan e-learning, kita dapat menghasilkan alternatif cara untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia dan memperkecil kesenjangan antar wilayah di seluruh Indonesia. Saat ini,
sudah menjadi pengetahuan umum bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih belum merata,
terdapat kesenjangan signifikan antara wilayah-wilayah yang berbeda. Pendidikan di wilayah
barat Indonesia seperti Pulau Jawa dan Sumatera cenderung lebih maju dibandingkan dengan
wilayah Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, perhatian yang serius dari pemerintah
diperlukan untuk mengatasi kesenjangan ini. E-learning dapat menjadi solusi kreatif yang dapat
diambil oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.9

Berdasarkan pandangan Rosenberg, E-Learning ialah penggunaan teknologi dalam


menyebarkan pembelajaran dengan jangkauan yang lebih luas, berikut 3 kriteria yang menjadi
landasannya.10

a. E-Learning merupakan sebuah sarana yang mampu untuk menyimpan, memperbaharui,


dan menyebarkan materi pelajaran.
b. Pengiriman diterima oleh penerima akhir melalui computer dan menggunakan internet
yang umum.
c. Fokus pada sudut pandang yang komprehensif mengenai pembelajaran dalam paradigma
pemebelajaran konvensional.
7
Ilyasir. (2019). Pendidikan Demokratis di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pembangunan dan Pendidikan. Vol.7,
No.1. https://doi.org/10.21831/jppfa.v7i1.26499.
8
Benrigo N. (2022). DIgitalisasi Pendidikan Tidak Penting?. SD BPI Bandung.
https://www.sdbpibandung.sch.id/informasi/artikel/essay-digitalisasi-pendidikan-tidak-penting-tandatanya
9
Riwayadi, P. Pemanfaatan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Kemajuan Pendidikan di
Indonesia. PLS UM untuk Imadiklus.
10
Yohannes, M. (2018). Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio. Vol.
10, No. 1. https://doi.org/10.36928/jpkm.v10i1.54
Keberhasilan dalam penerapan E-Learning menurut Soekartawi dapat di nilai dari beberapa poin
di bawah ini11 :

a. E-Learning telah menjadi suatu kebutuhan penting.


b. Adanya fasilitas pendukung, seperti telepon dan listrik.
c. Adanya koneksi internet.
d. Perangkat lunak pembelajaran.
e. Orang yang menggunakannya memiliki kemampuan dalam mengoperasikannya.
f. Program E-Learning yang didukung oleh adanya kebijakan.

Teknologi telah meningkatkan mutu dan efektivitas Pendidikan itu sendiri. Seperti 4 pilar
Pendidikan yang digagas oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be,
dan learning together.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi kebutuhan mutlak
agar semua informasi dan materi pendidikan dapat disampaikan dengan lebih efektif dan efisien.
Di berbagai kota, peserta didik dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi telah
terbiasa menggunakan TIK untuk mencari dan menemukan sumber-sumber belajar tambahan
sebagai pelengkap materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang belum dipahami di sekolah
dapat dicari dan diperoleh dengan mudah melalui pemanfaatan TIK. Kemudahan yang diperoleh
dari penggunaan TIK di semua lapisan dan lingkungan masyarakat, memungkinkan masyarakat
untuk semakin mudah dan cepat membangun jaringan komunikasi dan mengakses sumber-
sumber informasi global.12

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah dirasakan oleh
masyarakat, akan menuntut sekolah untuk melakukan penyesuaian dalam pelaksanaan proses
pembelajaran sebagai bagian dari masyarakat. Sekolah merupakan tempat di mana guru dan
murid bertemu. Guru memiliki dorongan untuk melakukan proses pendidikan, sedangkan murid
sebagai peserta didik adalah individu yang memiliki keinginan untuk belajar dan didik. Interaksi
antara keduanya membentuk interaksi pembelajaran di sekolah. Saat ini, sebagian besar kegiatan

11
Riwayadi, P. Pemanfaatan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Kemajuan Pendidikan di
Indonesia. PLS UM untuk Imadiklus.
12
Arnita. (2005). Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan. Universitas Bung Hatta.
https://bunghatta.ac.id/artikel-54-teknologi-informasi-dalam-dunia-pendidikan.html
pendidikan di sekolah, baik administratif maupun pembelajaran, telah terpapar oleh
perkembangan teknologi, meskipun dengan tingkat yang berbeda.

Saat ini, proses belajar mengajar tidak lagi mengandalkan guru sebagai sumber utama.
Peserta didik telah memiliki kemampuan untuk mencari informasi dan pengetahuan tambahan
yang mendukung pembelajaran mereka. Menurut Wijaya Kusumah, perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) yang merambah ke dalam dunia pendidikan telah mengubah
sistem pembelajaran. Bahan dan sumber belajar dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti
buku, film, audio, video, foto, CD, dan media lainnya. Selain itu, perlengkapan komputer, alat
audiovisual, dan fasilitas lainnya juga merupakan unsur penting dalam pembelajaran. Dalam
kombinasi antara guru, fasilitas, dan sumber belajar, semua unsur tersebut saling bertautan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Perkembangan TIK yang semakin berkembang tentu mempengaruhi guru, bagaimana


kompetensi guru harus disesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dan
masyarakat digital saat ini. Namun, proses pendidikan yang dilakukan secara demokratis tetap
dapat dilaksanakan oleh guru. Dalam pembelajaran berbasis TIK ini, guru sebagai seorang
fasilitator dan pendorong dapat lebih banyak memposisikan dirinya sebagai motivator dan
sumber inspirasi bagi peserta didik agar dapat meningkatkan kompetensi dan menguasai hasil
pembelajaran yang telah ditetapkan, bersamaan dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dalam mengembangkan alternatif pemecahan masalah. Guru juga terus mendorong para siswa
untuk terus memperdalam dan mengembangkan apa yang telah mereka pelajari selama proses
pendidikan berlangsung.13

Namun, guru sebagai pengajar harus menyadari bahwa para siswa saat ini tidak hanya
mengandalkan buku teks yang tersedia, melainkan juga memiliki kemampuan untuk
mengeksplorasi materi pembelajaran lebih jauh melalui internet. Penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses belajar mengajar kini menjadi kebutuhan
pendidikan yang tak terhindarkan, bahkan di masa depan. Seorang guru harus mampu mengubah
pola pikir dan perilaku siswa agar lebih baik serta dapat menciptakan siswa yang beretika,
bermoral, dan demokratis. Oleh karena itu, tugas seorang guru tidak hanya terbatas menjadi

13
Syamsuar. Reflianto. (2018). PENDIDIKAN DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Jurnal E-Tech. Vol 6, No. 2. https://doi.org/10.24036/et.v2i2.101343
fasilitator dalam proses belajar mengajar, tetapi juga menciptakan budaya pembelajaran yang
dapat membentuk karakter siswa sebagai anggota masyarakat yang demokratis.

Di sisi lain, guru juga dihadapkan pada tantangan dari masyarakat global. Di era
globalisasi, guru harus meningkatkan keprofesionalan mereka sebagai pendidik yang terbiasa
dengan konsep-konsep persaingan, keterbukaan, efisiensi, dan pencapaian pembelajaran yang
berkualitas tinggi. Dalam menanggapi masalah ini dan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, para guru diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional,
dan moral lebih lanjut dalam mencapai pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat membantu
dalam mentransformasikan nilai-nilai demokrasi seperti kebebasan, persamaan, dan keadilan
kepada para peserta didik.14

DAFTAR PUSTAKA

Arnita. (2005). Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan . Universitas Bung Hatta.

Arsito. (2022). Dampak Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan. Stekom.ac.id.


14
Verdinandus, Taufiq, Wiyanto. (2019). Pendidikan di Era Digital. Jurnal Univ PGRI. https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/3093
Benrigo. (2022). Digitalisasi Pendidikan Tidak Penting? SD BPI Bandung.

Husaini. (2014). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Mikrotik,
Vol. 2, No. 1.

Ilyasir. (2019). Pendidikan Demokratis di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Pembangunan dan
Pendidikan , Vol. 7, No. 1.

Mushfi, & Hilya. (2020). Modernisasi Pendidikan Agama Islam di Era Revolusi Industri 4.0.
Jurnal Sosial dan Keagamaan.

Riwayandi. (n.d.). Pemanfaatan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk


Kemajuan Pendidikan di Indonesia. PLS UM untuk Imadiklus.

Syamsuar, & Reflianto. (2018). Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal E-Tech, Vol. 6, No. 2.

Verdinandus, Taufiq, & Wiyanto. (2019). Pendidikan di Era Digital. Jurnal Univ PGRI.

Yohannes. (2018). Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan


Kebudayaan Missio, Vol. 10, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai