Disusun oleh
Zul Fadli ( 211011561100)
Ridhwanul akbar ( 211011561100)
Putri Rahma Marshanda ( 21101156110018)
Ayu Ningsih Saputri (21101156110003)
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
hanya bias dilakukan oleh pengajar yang berkompeten dan profesional. Seperti yang
diisyaratkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang baru dan berlaku sekarang, yaitu
pengajar yang sehat jiwa dan raga, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Selain itu, harus juga memiliki kualifikasi akademik yang tepat dan
menunjukkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
Pendidikan merupakan sebuah proses akademik yang bertujuan untuk meningkat nilai
sosial, budaya, moral, dan agama peserta didik. Selain itu pendidikan bertujuan untuk
mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan
nyata. Peran pengajar adalah menjadikan peserta didiknya menjadi generasi yang mampu
meningkatkan kapasitas untuk mengembangkan kemampuannya dalam menemukan,
mengelola, dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah
pada dunia nyata dan ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di
lingkungannya.
Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang
untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik. United Nation Education,
Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) salah satu organisasi Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan,
merekomendasikan empat pilar pendidikan, yaitu: 1) learning to know (belajar untuk
mengetahui, 2) learning to do (belajar untuk melakukan), 3) learning to live together
(belajar untuk hidup bersama), dan 4) learning to be (belajar untuk mengembangkan diri).
Dalam menerapkan empat pilar belajar perlu dirancang dan dikembangkan suatu
sistem kurikulum yang tepat. Kurikulum yang tepat itu antara lain disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dewasa ini sedang berkembang
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Untuk itu pengajar memerlukan dukungan
produk TIK, seperti komputer, jaringan internet, multimedia dengan berbagai jenis
programnya dan peralatan pendukung lainnya.
Proses Pembelajaran sebagai bagian penting dari kurikulum hendaknya menjadikan
peserta didik menyerap informasi atau ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajarinya
sebagai bagian dari dirinya. Pembelajaran yang berorientasi pada empat pilar belajar,
mengharuskan perancang kurikulum dan pengajar mengembangkan peserta didik untuk
memiliki rasa percaya diri dan siap hidup di masyarakat sesuai dengan kemampuannya
atau melanjutkkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai bakat dan minatnya.
Pengajar yang profesional dan kompeten serta dukungan sarana dan prasarana TIK akan
dapat mewujudkan hal tersebut.
Pengajar dan peserta didik dituntut untuk untuk menguasai ilmu pengetahuan dan TIK
terkini secara terus menerus. Pengajaran perlu terus menikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar dapat menyampaikan materi pembelajaran yang mutakhir
dan berguna bagi kehidupan peserta didik di masa kini dan masa yang akan dating.
Dengan demikian pembelajaran berbasis TIK sebagai produk dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam sistem pendidikan nasional merupakan suatu
keniscayaan. Dewasa ini telah dikembangkan model-model pembelajaran berbasis TIK
seperti e-learning, virtual learning, computer based training, open and distance learning
dan lain-lain di sekolah-sekolah terutama sekolah lanjutan dan perpengajaran tinggi.
B. Rumusan Masalah
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya teknologi komputer internet
sangat cepat merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia terutama yang tinggal di
perkotaan. Kemajuan teknologi informasi ini juga telah mulai banyak dimanfaatkan oleh
berbagai lembaga pendidikan. Di lingkungan sekolah, pengadaan komputer terus
dilakukan baik berupa bantuan pemerintah maupun swadaya sekolah sendiri dari dana
bantuan masyarakat. Dengan demikian jumlah sekolah yang telah dilengkapi dengan
laboratorium komputer terus meningkat.
1. Sudah sejauh mana sekolah dalam hal ini pengajar dan peserta didik memanfaatkan
fasilitas komputer untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari belajar dan pembelajaran berbasis TIK
dalam pendididkan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari
hardware, software, proses, dan sistem yang digunakan untuk membantu proses
komunikasi agar komunikasi berhasil (komunikatif). Teknologi komunikasi lebih
menekankan pada perangkat elektronik seperti micro-computer, teleconferencing,
teletext, videotext, interactive cable television, dan communication satellite (Effert M.
Rogers, 1986).
a) Micro computer, unit yang berdiri sendiri. Biasanya digunakan individual dengan
menggunakan software-software tertentu. Beberapa komputer dapat dikoneksikan
dengan microcomputer yang lainnya. CPU merupakan perangkat utama
mikrokomputer yang mampu membaca setiap perintah program komputer.
b) Teleconferencing, adalah pertemuan dalam grup kecil berkomunikasi secara
interaktif pada lokasi yang terpisah.
c) Teletext, adalah pelayanan informasi interaktif untuk personal atau permintaan
informasi yang disajikan dalam video/ layar televisi di rumah.
d) Videotext, adalah pelayanan informasi interaktif untuk melayani kebutuhan pribadi
atau permintaan informasi dari sentral komputer dari tampilan video di layar
televisi.
e) Interactive Cable Television, untuk mengirimkan teks dan gambar dengan full video
ke video yang ada di rummah melalui kabel dengan tayangan-tayangan sesuai
permintaan.
f) Communication Satelit, pesan yang disampaikan melalui relay telepon, televisi
penyiaran, dan pesan-pesan yang dikirimkan dari tempat dibelahan dunia manapun.
Pada era teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini paradigma pembelajaran
telah bergeser dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran berbasis perkembangan
teknologi. Pembelajaran tidak hanya menggunakan papan tulis saja dan pengajar tidak
hanya berceramah di depan kelas sambil menulis di papan tulis, sementara peserta didik
duduk mendengar dan mencatat. Berbagai media hasil teknologi termasuk didalamnya TV,
VCD, DVD, dan komputer menjadi suatu kebutuhan penting dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang telah
ditentukan berkembang menjadi belajar bias kapanpun dan dimanapun. Bahan ajar yang
biasanya lebih fokus pada buku pelajaran dengan menggunakan komputer dan internet
berkembang ke arah memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network).
Sebelum menjelaskan model aplikasi TIK dalam pembelajaran marilah kita lihat
bagaimana peranan TIK dalam pendidikan. Munir (2010) mengemukakan sedikitnya ada
enam peranan TIK dalam pendidikan yaitu: 1) TIK sebagai keterampilan (skill) dan
kompetensi. 2) TIK sebagai infrastruktur pembelajaran. 3) TIK sebagai sumber bahan
belajar. 4) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran. 5) TIK sebagai pendukung
manajemen pembelajaran, dan 6) TIK sebagai sistem pendukung keputusan.
Penerapan TIK dalam pembelajaran di SMA akan bisa menjadikan pembelajaran yang
lebih aktif, inspiratif/interaktif/inovatif, kreatif/kritis, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM). Pembelajaran berbasis TIK lebih berpusat pada peserta didik (student centered)
guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi guru berperan sebagai
fasilitator yang membantu peserta didik agar mau dan mampu untuk belajar.
2. Blended E-Learning
Blended E-Learning adalah pembelajaran terintegrasi/terpadu dengan menggunakan
jaringan internet (Network), intranet (LAN), atau extranet (WAN) – sebagai pengantar
materi, interaksi atau fasilitas. Blended e-learning disebut juga online learning. Pada
pembelajaran model ini pembelajaran dapat disajikan dalam beberapa format (Wulf,
1996), diantaranya adalah: 1) E-mail (pengajar dan peserta didik berinteraksi dalam
pembelajaran dengan menggunakan fasilitas e-mail), 2) Mailing list/grup diskusi, bisa
menggunakan fasilitas email atau fasilitas jejaring social seperti facebook atau twiter, 3)
Mengunggah bahan ajar dari internet, peserta didik dapat mencari bahan ajar melalui
internet untuk menambah pengetahuan tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari. 4)
Pembelajaran interaktif melalui web/blog, 5) interactive conferencing, berupa
pembelajaran langsung jarak jauh.
Munir, Dr, M.IT. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. CV
Alfabet: Bandung.
Rusman, Dr. M.Pd. dkk (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran.
UPI : Bandung.
Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan KTSP.
Kencana Prenada Media Group : Jakarta.
Padmo Dewai, dkk (2004). Teknologi Pembelajaran, Peningkatan Kualitas belajar melalui
Teknologi Pembellajaran. PUSTEKKOM : Jakarta.