Anda di halaman 1dari 25

75

METODE MEDIA VISUAL ANIMASI GUNA


MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN BAGI SISWA
SEKOLAH DASAR DI SDN 13 VII KOTO KAB
PADANG PARIAMAN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas metode penelitian karya ilmiah

Oleh
INTAN SYAFITRI
NIM.22004019

JURUSAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
75

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan...................................... 5
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan.............................. 6
G. Definisi Istilah......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................... 8
A. Tahapan Analisis Karakter Siswa Dalam Mengembangan
Media Pembelajaran Animasi................................................. 8
B. Uji Kelayakan Metode Visual Animasi Dalam Media
Pembelajaran........................................................................... 8
BAB III METODE PENGEMBANGAN.................................................... 11
A. Model Pengembangan............................................................. 11
B. Prosedur Pengembangan......................................................... 11
C. Uji Coba Produk...................................................................... 12
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN......................................................... 15
A. Penyajian Data Uji Coba......................................................... 15
B. Tahap Perencanaan.................................................................. 15
C. Revisi Produk.......................................................................... 16
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 18
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi......................................... 18
B. Saran Pemanfaatan , Diseminasi, dan Pengembangan Produk
Lebih Lanjut............................................................................ 19
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 20
LAMPIRAN.................................................................................................... 22
i
75

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya saat dilakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
menggunakan metode dikte,para peserta didik kelas V di Sekolah Dasar 13
Kecamatan VII Koto Kabupaten Padang Pariaman,masih mengalami
beberapa kesulitan dalam kegiatan menulis.Kesulitan tersebut yakni saat
peserta didik kelas 2 masi belum bisa menulis kalimat utuh serta para peserta
didik juga tampaknya tidak begitu mengerti dengan materi yang
disampaikan oleh guru saat menggunakan metode dikte ini.
Saat menggunakan metode dikte kerap kali peserta didik merasa
kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan.Hal ini dikarenakan
tidak adanya objek visual yang diperlihatkan oleh guru saat menerangkan
pembelajaran.Untuk anak usia 11 tahun rasanya mereka sulit untuk
memahami materi jika hanya dijelaskan melalui dikte, karena tingkat
imajnasi nya belum seluas itu.Bahkan ada beberapa guru yang tidak
menerangkan pembelajaran dan hanya mendiktekan saja.Jikalau seperti itu
para peserta didik kelas V Sekolah Dasar 13 VII Koto akan sulit mengerti
terhadap materi yang disampaikan oleh guru tersebut.
Selain itu di era yang semakin maju ini penggunaan teknologi dalam
pembelajaran sangat membantu para pengajar untuk menyampaikan suatu
informasi kepada peserta
didik(Fitriani,Ulfa,&Adi,2020;Nursyam,2019).Salah satu mata pelajaran
yang dapat memanfaatkan bantuan teknologi yaitu mata pelajaran IPA.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)merupakan materi yang berbeda dari
mata pelajaran lainnya pada tingkat SD karena merupakan ilmu yang
berupaya menjelaskan bagaimana mempelajari alam sekitar dengan cara
yang sistematis (Agustiani &
Pramita,2014;Dewi,Ganing,&Suadnyana,2017).Pembelajaran IPA menarik
1
75

karena terdapat hubungan dengan alam lingkungan dan sekitarnya,IPA


merupakan studi tentang fenomena atau peristiwa alam yang terjadi dialam
semesta (Purnamawati,Suardika,&Manuaba,2014;Wulandari,Abadi,&
Ganing 2018).
Pembelajaran IPA disekolah meliputi materi yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari siswa,sehingga pembelajaran IPA yang
bermakna adalah pembelajaran yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-
hari.Pentingnya pembelajaran IPA disekolah dasar ,menuntut para guru
lebih kreatif dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung
pembelajaran .
Saat pembelajaran dilakukan dalam keaadan daring sehingga guru perlu
mengembangkan suatu media pembelajaran yang dapat membantu
penyampaian materi kepada siswa.Mengajar saat daring ini tidak lah
gampang ,karena perlu adanya peran guru untuk mengemas pembelajaran
secara menarik (Baber, 2021; Shalk Alavudeen et al., 2021)
Guru juga memerlukan media pembelajaran yang dapat memudahkan
siswa dalam belajar.Kenyataannya masih banyak guru yang belum
maksimal dalam memanfaatkan media pembelajaran untuk mendukung
pembelajaran karena tidak semua guru memahami cara penggunaan
teknologi (Abidah Hidayatullah, Simamora, Fehabutar, &Mutakinati,
2020;Ariebowo,2021;Wahyono,Hasamah, & Budi,2020).
Kurangnya media pembelajaran yang dapat memfasilitasi belajar siswa
,menyebabkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan
optimal.Untuk itu guru perlu membantu suatu inovasi baru untuk
pembelajaran agar siswa tetap bisa memahami materi dengan
baik.Berdasarkan hal tersebut ,maka perlu dikembangkan suatu media
pembelajaran yang dapat membantu proses belajar mengajar.
Media pembelajaran adalah sarana dalam menyampaikan informasi
tentang pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk
belajar sehingga mendorong siswa agar belajar secara mandiri.(Ayuni,
2
75

Kusmariyatni, & Japa, 2017;Dewi Kristiantari, & Ganing, 2019).Media


pembelajaran dapat menjadikan sebuah alternatif bagi guru dalam
menyampaikan informasi kepada siswa (Hanifah & Budiman,
2019;Salahudin & Vanie,2018).
Media pembelajaran mampu mengubah materi yang bersifat abstrak
menjadi konkret (Andriyani & Suniasih,2021; Arianti,Wiarta, &
Darsana,2019).Penggunaan media pembelajaran sangat penting sehingga
guru harus mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan teknologi
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai (Bahari, Dasarna, & Putra,
2018;Suantara et al, 2019).Salah satu media pembelajaran inovatif yang
dapat digunakan guru dalam belajar yaitu media video animasi.Penggunaan
media video animasi sangat membantu guru dalam menjelaskan materi.
Animasi merupakan salah satu bentuk visual bergerak yang dapat
dimanfaatkan untuk menjelaskan materi pembelajaran yang dirasa sulit
disampaikan secara konvensional (Wawan, 2020).Video animasi adalah
serangkaian gambar bergerak yang disertai suara yang membentuk suatu
kesatuan dikemas secara menarik yang dimana terdapat beragam informasi
agar tercapai tujuan pembelajaran (Sudiarta & Sandra, 2016; Walangadi &
Pratama,2020).
Kelebihan media video animasi yaitu gabungan unsur-unsur seperti
audio,teks,video,gambar,dan suara dipadukan menjadi satu sehingga
menjadi media yang menarik bagi siswa.Video animasi juga bisa sebagai
hiburan ,penuntun,penginspirasi,dan penyampai pesan (Putri, 2016).Video
animasi dinilai sangat menarik karena memilikki banyak manfaat.
Adapun manfaat dari penggunaan video animasi yaitu (1) menarik
perhatian focus dan siswa, (2) memperindah tampilan dalam proses belajar
mengajar, (3) mempermudah susunan pembelajara, (4) mempermudah
pemahaman siswa, (5) dapat menjelaskan materi yang dianggap sulit
(Ayuningsih, 2017; Kasih, 2017).
Temuan penelitian sebelumnya bahwa video animasi efektif membantu
3
75

siswa yang kesulitan dalam belajar .Temuan penelitian sebelumnya


menyatakan bahwa video animasi efektif membantu siswa yang kesulitan
dalam belajar.(Antika, Proyanto, & Purnamasari, 2019; Ompi, Sompie, &
Sugiarso,2020).Temuan penelitian lainnya juga menyatakan bahwa video
animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Izomi Awalia,Pamungkas,
& Alamsyah, 2019;Yuniarni, Sari, & Atiq, 2020).
Belum adanya kajian mengenai pengembangan media video animasi
IPA pada pokok bahasan sistem pernafasan IPA pada pokok bahasan kelas
V .Kelebihan video animasi yang dikembangkan yaitu video ini berisikan
contoh yang dapat memperjelas pesan sehingga siswa mudah memahami
materi pembelajaran.
Alasan memilih mengembangkan video animasi karena animasi sangat
menarik dan praktis dalam membantu menyampaikan materi yang ada
dalam materi pelajaran,sehingga guru tidak kesulitan apabila ingin
mengembangkan lebih lanjut menggunakan teknologi yang lain .Video
animasi juga sangat cocok untuk karakteristik sekolah dasar ,karena animasi
yang digunakan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.Tujuan
penelitian ini yakni untuk menciptakan video animasi IPA pada pokok
bahasan sistem pernapasan kelas V.Diharapkan video animasi IPA pada
pokok bahasan sistem pernapasan kelas V dapat membantu siswa belajar
mandiri pada situasi covid-19 sehingga berdampak pada hasil belajar siswa
yang meningkat.
Dari masalah diatas,maka penulis melakukan penelitian dengan judul
“Metode Visual Animasi Guna Mempemudah Pembelajaran Bagi Siswa
Sekolah Dasar Di SDN 13 VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang
Pariaman”.Guna mempermudah peserta didik mengerti akan materi yang
dipelajarinya.Melalui visual animasi tidak hanya membuat peserta didik
mengerti akan materi namun,juga membuat naluri peserta didik juga
berkembang dikarenakan terselip animasi animasi yang ditampilkan
sehingga para peserta didik akan lebih berwarna saat melakukan
4
75

pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka penulis maka penulis membuat
rumusan masalah untuk memecahkan masalah tersebut yaitu:
1. Bagaimana tahapan analisis karakter siswa dalam melakukan atau
mengembangkan metode visual animasi ini?
2. Apakah metode visual animasi pembelajaran ini telah memenuhi syarat?

C. Tujuan Penelitian
1. Dengan adanya animasi , peserta didik dapat mengerti dan memahami
suatu proses yang sulit diterjemahkan oleh teks dan gambar seperti
proses pembelahan sel, proses kimiawi dan lain-lainnya.
2. Melalui video , peserta didik mampu mempelajari keadaan rill dari suatu
proses fenomena atau kejadian.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
1. Produk media audio visual
a. Jenis media pembelajaran visual sub tema komponen ekosistem
kelas V di SDN 13 VII KOTO SUNGAI SARIK yang dibuat dengan
media visual.
b. Media ini dikhususkan penggunanya untuk materi sistem pernafasan
agar dapat memahami materi pelajaran.
c. Produk media yang dihasilkan adalah visual dalam bentuk video
mp4 dengan durasi 1-3 menit.
2. Media visual tematik sub tema 1 pembelajaran 1 sistem pernapasan
manusia kelas v diSDN 13 VII KOTO
3. Petunjuk Penggunaan Media Visual
a. Siapkan laptop
b. Siapkan speaker
5
75

c. Siapkan media visual sebelum pembelajaran dimulai.


d. Media ditampilkan di proyektor
e. Media siap digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran.
f. Media digunakan sambal guru menjelaskan materi yang guru
jelaskan pada media visual.
g. Video bisa diputar, diberhentikan, dilanjutkan, dan dimundurkan.

E. Manfaat Penelitian
1. Menarik perhatian peserta didik dengan adanya pergerakan dan suara
yang selaras.
2. Dapat menampilkan secar visual dan audio dalam bentuk animasi ,
gambar atau video sebuah objek yang besar dan jauh seperti hewan buas
, bentuk permukaan bumi (gunung , sungai , dan lain-lain) dan benda
luar angkasa.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan


1. Asumsi Pengembangan
Media pembelajaran menggunakan media visual dikembangkan
dengan adanya beberapa asumsi, yaitu:
a. Dengan menggunakan media visual, peserta didik lebih tertarik dan
memahami materi pembelajaran.
b. Penggunaan media visual pada pembelajaran tematik membuat
peserta didik dapat mempelajari materi komponen sistem
pernapasan manusia.
2. Keterbatasan Media Visual Pengembangan ini adalah:
a. Penelitian yang dilaksanakan hanya terbatas untuk materi
Komponen Sistem Pernapasan Manusia.
b. Produk yang dikembangkan adalah media visual berbentuk video
MP4.
6
75

c. Model penelitian pengembangan ini mengadopsi model ADDIE


yang digunakan dalam penelitian ini hanya 4 tahap yaitu analysis,
design, development, dan implementation.

G. Definisi Istilah
Media Visual Animasi, merupakan suatu media yang berupa gambar-
gambar yang diproyeksikan melalui proses manipulasi Visual sehingga
seolah-olah hidup kemudian diberikan unsur suara pada media tersebut agar
kelihatan seperti keadaan yang sebenarnya.

7
75

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tahapan Analisis Karakter Siswa Dalam Mengembangan Media
Pembelajaran Animasi
Penelitian ini berupa media video animasi IPA pada pokok bahasan
sistem pernapasan untuk siswa sekolah dasar kelas V.Rancangan video
animasi menggunakan model Hannafin and Peck yang terdiri dari tiga
tahapan.Tahap pertama yaitu analisis.Pada tahap ini dilakukan analisis
karakteristik siswa kelas V di SDN 13 VII KOTO didampingi guru kelas V
dengan melakukan observasu dan wawancara terkait masalah yang dihadapi
dalam pembelajaran.
Tahap kedua yaitu tahap desain.Pada tahap ini dilakukan kegiatan
merancang produk untuk membuat video animasi dalam bentuk flowchart
dan story board.Tahap ketiga yaitu pengembangan dan implementasi.Pada
tahap pengembangan ini mengembangkan produk sesuai dengan flowchart
dan story board yang dibuat menggunakan animaker sebagai software dalam
pembuatan animasi dengan menggabungkan materi gambar animasi dan
suara sehingga menjadi sebuah produk video animasi pembelajaran , ahli
media pembelajaran , uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil
untuk mengetahui kelayakan dari media video animasi yang dikembangkan.
Setelah melalui ketiga tahapan tersebut , dilakukan evaluasi formatif
yang digunakan untuk menilai produk yang dikembangkan.Evaluasi
formatif mencakup validitas oleh para ahli dan uji coba produk.Hasil
validitas media video animasi ditentukan berdasarkan hasil review dari para
ahli isi pembelajaran , ahli desain pembelajaran , ahli media pembelajaran ,
uji coba perorangan , dan uji coba kelompok kecil.

B. Uji Kelayakan Metode Visual Animasi Dalam Media Pembelajaran

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Produk


8
75

No Subjek Uji Coba E-modul Hasil Validitas(%) Keterangan


1. Uji Ahli Isi Mata Pelajaran 98,20% Sangat baik
2. Uji Ahli Desain Pembelajaran 100% Sangat baik
3. Uji Ahli Media Pembelajaran 98,6% Sangat baik
4. Uji Coba Perorangan 95% Sangat baik
5. Uji Coba Kelompok Kecil 95% Sangat baik
Berdasakan table diatas , dapat kita lihat bahwa video animasi memiliki
validitas yang sangat bagus dan layak digunakan untuk membantu guru dan
siswa dalam proses pembelajaran pada materi sistem pernafasan.Hal ini
dapat dilihat dari hasil uji validitas menutu ahli isi pembelajaran memproleh
persentasi 98,20% dengan kualifikasi sangat baik , menurut ahli desain
pembelajaran memproleh persentasi 100% dengan kualifikasi sangat baik ,
menurut ahli media pembelajaran memproleh persentasi 98,60% dengan
kualifikasi sangat baik , menurut uji coba perororangan memproleh
persentasi 95% dengan kualifikasi sangat baik , serta menurut ui coba
kelompok kecil memproleh persentasi 95% dengan kualifikasi sangat baik.
Melalui hasil uji validitas produk mendapat saran , komentar , dan
masukan yang diberikan oleh para ahli dan subjek uji coba.Saran , masukan
, dan komentar yang diberikan selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi
produk demi kesempurnaan produk yang dikembangkan.Hasil
pengembangan video animasi ditampilkan pada gambar dibawah ini

Gambar 1. Video Animasi yang Dikembangkan


Berdasarkan uji validitas yang sudah dilakukan , media video animasi
pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kelayakan baik itu dari
9
75

isi , desain , dan media pembelajaran.Hasil uji coba perorangan dan uji
kelompok kecil yang dilakukan oleh SDN 13 VII KOTO juga memberikan
komentar dan respon yang positif terkait video visual animasi ini , sehingga
media yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut.Pertama ,
media video animasi pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan
dalam proses pembelajaran disebabkan karena siswa mudah memahami
materi yang disajikan.Hal tersebut dikarenakan karena kesesuaian materi
pada video animasi dengan kompetensi dasar , indicator , dan tujuan
pembelajaran , selain itu animasi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik sekolah dasar.Video animasi mampu merangkum banyak
kejadian dalam waktu lama sehingga membuat peserta didik mudah
mengerti dan memahami materi yang disajikan.Video pembelajaran ini akan
memudahkan siswa dalam belajar karena penyajian materi yang sangat jelas
sehingga memudahkan peserta didik dalam menyerap informasi.
Kedua , media video animasi pembelajaran yang dipakai layak
digunakan dalam proses pembelajaran disebabkan karena dapat membuat
peserta didik menjadi lebih termotivasi lagi dalam belajar.Video animasi
dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam belajar ,serta konsep
animasi yang ditampilkan juga terperinci dan jelas sehingga para peserta
didik dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Hadirnya video animasi dapat membantu peserta didik memahami
materi abstrak menjadi lebih konkrit.Pemilihan konsep yang tepat , yang
menampilkan background dan animasi serta backsong yang membangkitkan
semangat siswa.Kehadiran video animasi memberikan suasana belajar yang
baru bagi peserta didik sehingga tidak merasa bosan dan siswa lebih mudah
memahami materi.

10
75

BAB III
METODE PENGEMBANGAN

A. Model Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan
pengembangan research and development (R & D) yaitu metode penelitian
yang dipakai untuk menghasilkan sebuah produk, kemudian dilakukan
pengujian keefektifan terhadap produk (Sugiyono, 2013: 297).Prosedur
penelitian ini mengadopsi model pengembangan yang terdiri dari lima
tahapan meliputi Analysis (analisis), Design (desain), Development
(Pengembangan), Implementation (Implementasi) dan Evaluation
(evaluasi).

B. Prosedur Pengembangan
Adapun tahapan-tahapan dalam pengembangan media video animasi:
a.Tahapan pra produksi, yaitu tahapan dalam mempersiapkan
perangkat yang digunakan dalam membuat video animasi seperti
laptop, handpone, dan software powtoon untuk membuat video
animasi serta voicefx untuk merekam suara.
b.Tahapan produksi , yaitu tahapan pembuatan video animasi
melalui aplikasi powtoon yang telah terhubung internet dan suara
yang telah direkam pada voicefx sebagai suara narasi dengan
mengacu pada peta materi, peta kompetensi dan naskah yang sudah
dibuat pada tahap pra produksi.
c.Tahap pasca produksi, pada tahap ini peneliti segera mengevaluasi
Kembali video yang telah dibuat guna melihat kesalahan maupun
kekurangan dari video animasi yang telah dibuat guna melihat
kesalahan maupun kekurangan dari video animasi yang telah
dihasilkan.Selanjutnya menyimpan video melalui handpone atau
langsung di copy dalam CD/flashdisk dalam format mp4.
11
75

C. Uji Coba Produk


Produk yang dikembangkan peneliti terlebih dahulu akan dilakukan
penilaian oleh ahli media , ahli materi dan guru untuk menghasilkan produk
dilakukan penilaian oleh ahli media, ahli materi dan guru untuk
menghasilkan produk akhir yang dinyatakan layak.

1. Subjek Uji Coba


Subjek uji coba kevadilan, kepraktisan dan kefektifan pada
penelitian ini yaitu ahli media, ahli materi , guru , serta siswa kelas V
materi Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Pernafasan.Untuk pengambilan
sampel atau uji coba terbatas dilakukan pada 7 orang siswa kelas V SDN
13 VII KOTO SUNGAI SARIK KAB PADANG
PARIAMAN.Sedangkan pada pengujian lapangan dilakukan kepada
seluruh siswa kelas V SDN 13 VII KOTO Sungai Sarik Kab.Padang
Pariaman sebanyak 17 orang.

2. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan yaitu:
2.1 Data kualitatif
Data kualitatif diproleh melalui tanggapan berupa saran,
masukan dan kritikan dari ahli materi , ahli media dan guru.

3. Instrumen Pengumpulan Data.


Instrumen pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
adalah instrument tes dan instrumen non test yang terdiri dari
wawancara,angket.
3.1 Instrumen Test
Menurut Arikunto dan Jabar dalam Wulan (2007: 3) tes
adalah serangkaian pernyataan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan , pengetahuan , kecerdasan
12
75

, kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individua atau kelompok.


Tes dimanfaatkan untuk mengukur proses pembelajaran ataupun
pekerjaan siswa sebagai hasil belajar yang mencerminkan tingkat
penguasaan materi siswa.Sedangkan menurut Calongesi dalam
Wulan (2007 : 3) dijelaskan bahwa test merupakan upaya yang
digunakan guru untuk mengukur kemampuan siswa secara terencana
melaui kesempatan yang diberikan untuk memperlihatkan
kecerdasan yang dimilikinya berdasarkan tujuan pembelajaran yang
ditentukan.
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau hasil belajar.Tes diberikan
kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa dalam pembelajaran tematik melalui video
animasi.Adapun tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda
dengan jumlah 20 soal.Sedangkan untuk mengukur indicator soal
tersebut peneliti menggunakan Taksonomi Peneliti.

3.2 Instrumen Non Tes


3.2.1 Lembar Angket
Kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.Sugiyono (2020 : 200) menyebutkan bahwa ada
beberapa prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan
fisik.Angket yang digunakan oleh peneliti sebagai angket uji
kevadilan dan angket uji kepraktisan produk yang
dikembangkan. Angket uji kevadilan dan angket uji
kpepraktisan produk yang dikembangkan.Angket uji
kevadilan akan diisi oleh ahli materi , ahli media dan guru
sebagai praktisi untuk mengetahui penilaian dan pendapat
13
75

terkait media video animasi yang dikembangkan. Sedangkan


angket uji kepraktisan akan diisi oleh siswa guna mengetahui
tanggapan siswa terhadap produk video animasi tersebut.

4. Teknik Analisis Data


Analisis data bertahap uji coba, data dikumpulkan dengan
menggunakan penilaian angket dan lembar penghematan secara terbuka
berupa saran dan masukan dari ahli media, ahli materi dan guru terhadap
perbaikan media dan proses pembelajaran.Hasil dari analisis deskriptif
ini digunakan sebagai penentuan apakah produk dan proses
pembelajaran yang dilakukan di kelas V SDN 13 VII KOTO SUNGAI
SARIK telah memenuhi kriteria tepat, efektif, dan menarik.

14
75

BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN

A. Penyajian Data Uji Coba


1. Hasil Penyajian
a. Tahap Pengumpulan Informasi
Pada tahap pengumpulan informasi ini peneliti melakukan
wawancara kepada guru kelas pengampu mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi semua
proses pembelajaran ilmpu pengetahuan alam khususnya
pembelajaran daring berlangsung.Informasi yang didapatkan dari
hasil wawancara adalah informasi bahwa guru mengalami kesulitan
menyampaikan materi pelajaran, terlebih lagi dalam menggunakan
media yang dapat menunjang pembelajaran karena fasilitas yang ada
disekolah kurang memadai hal tersebut.Apalagi ditengah
pembelajaran daring yang seharusnya menggunakan media berbasis
teknologi yang dapat membantu proses pembelajaran agar lebih
efektif dan efesien.
Keterbatasan fasilitas ini terjadi pada keterbatasan fasilitas
sekolah serta fasilitas lingkungan dan orang tua.Pada proses
wawancara berlangsung guru kelas juga menjelaskan bahwa materi
yang lumayan susah untuk disampaikan dan dipahami oleh siswa
adalah materi bilangan bulat.Padahal materi sistem pernapasan
merupakan materi yang akan sering dijumpai nantinya pada materi-
materi selanjutnya.Maka dari itu,peneliti memilih untuk membalas
materi bilangan bulat untuk penelitian.

B. Tahap Perencanaan
Setelah mengumpulkan informasi pada tahap selanjutnya peneliti
melakukan tahap perencanaan.Pada tahap ini peneliti mengembangkan
15
75

media pembelajaran dengan menyesuaikan dengan hasil wawancara


yang dilakukan Bersama dengan guru kelas pengampu mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.Pengembangan media yang dilakukan oleh peneliti ini
tentunya dapat memudahkan guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk
menjelaskan materi sistem pernapasan dan siswa dapat memanfaatkan
teknologi secara efektif dan efesien untuk proses pembelajaran.Media
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah media pembelajaran
berbasis media video animasi.Animasi adalah media untuk mengubah
sesuatu dari sebuah imajenasi, ide, konsep visual dan memberi pengaruh
kepada dunia tidak hanya sebatas pada dunia animasi.Peneliti memilih
untuk mengembangkan media pembelajaran daring terbatas untuk bertatap
muka dengan guru secara langsung.Sehingga untuk memudahkan proses,
peneliti memilih untuk mengembangkan media ini agar para siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa bantuan guru dan dengan mudah mengakses
media pembelajaran tersebut di rumah masing-masing.

C. Revisi Produk
Setelah pembuatan media selesai langkah selanjutnya yaitu tahap revisi
dan validasi produk yang dibantu oleh beberapa ahli yaitu ahli materi, ahli
desain dan ahli pembelajaran.Proses validasi bertujuan untuk mengukur
kelayakan produk yang telah dibuat oleh peneliti sehingga layak untuk
diterapkan pada proses pembelajaran.Peneliti melakukan konsultasi lalu
para ahli akan memberikan revisi untuk membenahi produk.Revisi akan
terus dilakukan sampai parah ahli menyatakan bahwa produk tersebut telah
layak dan bisa untuk ditetapkan pada proses penelitian.
Media yang dibuat oleh peneliti telah melewati proses validasi yang
dilakukan kepada beberapa validator, agar media yang akan diterapkan pada
proses pembelajaran mempunyai tingkat validasi yang sesuai dengan tujuan
pada proses pembelajaran yang akan dicapai.Proses vslidasi mulai
dilakukan pada tanggal 11 Agustus sampai tanggal 20 September dengan
16
75

rincian sebagai berikut.


Tanggal Kegiatan
11 Agustus 2021 Menghubungi validator ahli materi
,validator ahli desain dan menyerahkan
berkas validasi
18 Agustus 2021 Validator ahli materi menyerahkan
hasil revisi .Peneliti
19 Agustus 2021 Validator melakukan diskusi via
Google Meeting
30 Agustus 2021 Peneliti menyerahkan hasil revisi
kepada validator ahli materi.
31 Agustus 2021 Peneliti menghubungi validator ahli
pembelajaran
1 September 2021 Menyerahkan berkas validasi kepada
validator ahli pembelajaran.

17
75

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi siswa kelas V
di SD 13 VII KOTO SUNGAI SARIK KAB.PADANG PARIAMAN ,
menggunakan model Hannafin and Peck yang sudah disederhanakan.Maka
produk yang dikembangkan valid dan layak sehingga dapat digunakan
dalam pembelajaran.
Media pembelajaran berbasis video animasi mempunyai tingkat
kemenarikan dengan rata-rata 88,8%.Dengan membagikan angket kepada
siswa yang berisi pernyataan, dapat disimpulkan bahwa siswa tertarik
belajar menggunakan media pembelajaran berbasis video animasi.
Dengan menggunakan media animasi pastinya terdapat beberapa
kelebihan yaitu:
 Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang
cukup kompleks dalam misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem
peredaran darah dan proses lainnya.
 Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya seperti
gambar sel-sel yang ada di dalam sistem pernapasan manusia.
 Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya
tarik bagi siswa terutama dilengkapi dengan suara.
 Bersifat interaktif, dalam pengertian memilikki kemampuan untuk
mengakomodasikan respon pengguna.
 Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemekian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan
tanpa bmbingan orang lain.
 Memilikki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya
menggabungkan unsur audio dan video.
Sementara kekurangan dari media animasi yaitu sebagai berikut:
18
75

 Memerlukan kreatifitas dan keterampilan yang cukup memadaii untuk


medesain animasi yang efektif digunakan sebagai media pembelajaran.
 Memerlukan software khusus untuk membukanya.
 Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memilikki kemampuan
memahami siswanya, bukan memanjakannya dengan berbagai
informasi yang terlalu banyak dalam satu frame cendrung akan sulit
dicerna siswa.
.
B. Saran Pemanfaatan , Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut.
Data hasil penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis
animasi pada materi bilangan bulat mempunyai saran yang dapat dijadikan
sebagai kebutuhan dalam pemanfaatan produk dan saran bagi peneliti
pengembang selanjutnya, diantaranya sebagai berikut:
1. Saran untuk Pemanfaatan Produk
a. Media pembelajaran dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa kelas V SD yaitu media pembelajaran berbasis video animasi
sehingga media pembelajaran diharapkan mampu untuk membantu
siswa dalam pembelajaran secara daring.
b. Media pembelajaran terbukti efektif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga bisa dikatakan efektif untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran.
2. Saran Untuk Pengembang Selanjutnya
a. Media pembelajaran berbasis video animasi pada materi sistem
pernafasan manusia dapat menjadi rujukan bagi pengembang
selanjutnya dalam pembuatan media pembelajaran yang dapat
menunjang mata pelajaran ilmu pengetahuan alam maupun
menunjang pembelajaran daring.

19
75

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Wahab Rosyidi, Media PembelajaranBahasa Arab,


Malang: UIN MalangPress, 2009.

Agus Suprijono, Cooperative learning, Teori dan Aplikasi


PAILKEM,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Arif S. Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 2003)

Asnawir dan M. Basyaruddin Usman, Media Pengajaran, Jakarta


Ciputat Pers, 2002.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003.

Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan


Aplikasi, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2010.

Basyaruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputt Pers,


2002. Departemen Agama Islam RI, Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah, Jakarta, 2004.Dimyati,Mudjono,Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta, 2009.
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, Metro: Ramayana Pers,2005.

Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif Inovatif,


Yogyakarta:Kaukaba Dipantara, 2013.

Kartini Kartono,Pengantar Metodologi Research, Alumni, 1990.

20
75

M.Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran,


Jakarta: Delia CitraUtama, 2002.

Mardalis, Metode Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara,2010.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan


Baru,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Nana Sudjana,Penilaian hasil proses belajar mengajar,


Bandung: RemajaRosdakarya,2011.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung:


Sinar BaruAlgesindo, 2005.

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan


Praktek,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006

21
75

LAMPIRAN

Hasil dukomentasi pengisian angket oleh responden

Membagikan satu persatu angket kepada siswa

Memberikan Penjelasan Bagaimana Cara Pengisian Angket yang Benar

22
75

Melihat/Mengoreksi Apakah Siswa Benar-Benar Mengisi Angket Atau Tidak

23

Anda mungkin juga menyukai