PROPOSAL PENELITIAN
NAVA ABDULLAH
031801194
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
DAFTAR ISI....... ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................................. 7
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 9
A. Kajian Teori ......................................................................................... 9
1. Hasil Belajar Siswa......................................................................... 9
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar............................................... 11
3. Model Problem Based Learning (PBL).......................................... 14
4. Materi Tentang Gaya...................................................................... 19
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 22
C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 23
D. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 25
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 25
B. Setting Penelitian ................................................................................. 25
C. Subjek Penelitian ................................................................................. 25
D. Faktor yang Diteliti .............................................................................. 25
E. Prosedur Penelitian............................................................................... 26
F. Data dan Sumber Data ......................................................................... 27
G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data...................................... 28
H. Indikator kerja ...................................................................................... 30
Daftar Pustaka.......................................................................................... 31
Lampiran.................................................................................................... 33
1
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam arti luas dapat diartikan sebagai faktor yang sangat penting
yang dapat menunjang kemajuan bangsa, karena melalui pendidikan maka
Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas dapat tercipta, yang
nantinya akan membangun dan membuat bangsa tersebut menjadi bangsa yang
maju. Menurut Putra (2016) menyatakan bahwa pendidikan yang merupakan
cermin negara adalah pendidikan yang bermutu. Dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan, aspek utama yang menentukan adalah kualitas guru. Untuk itu upaya
awal yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas guru yaitu, perlunya
peningkatan mutu profesi seorang guru baik secara formal maupun informal.
Dalam bidang profesi seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar,
mendidik, melatih dan melaksanakan penelitian masalah-masalah pendidikan.
Sedangkan pendidikan juga tidak terlepas dari aktivitas yang disebut dengan
belajar. Perbaikan kualitas pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam
memilih model pembelajaran yang sesuai untuk terciptanya suasana belajar yang
kondusif, sehingga dapat memecahkan masalah siswa dalam belajar, yang pada
akhirnya berdampak pada peningkatan mutu pendidikan (Setiawati et al., 2019).
Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang
lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan
perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi nilai
dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar
sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan
penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi
anak adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan
yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya (Susanti, 2018).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
4
5
merupakan hal yang sangat penting karena pada dasarnya setiap individu memiliki
rasa ingin tahu yang besar. Prinsip keempat yaitu prinsip belajar sambil
melakukan, dimana seseorang akan lebih mudah memahami apa yang mereka
dapat dengan cara melakukan kegiatan. Dalam pembelajaran guru harus
menguasai keterampilan dasar mengajar, setidaknya guru harus memahami
karakter siswa karena dalam pembelajaran IPA prinsip belajar sambil bermain
dimana karakter siswa SD masih senang bermain dan berusaha menciptakan
suasana pembelajaran menyenangkan harus diperhatikan. Pembelajaran dilakukan
adanya interaksi antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa, dalam
pembelajaran IPA prinsip sosial perlu diperhatikan mengingat manusia
merupakan mahkluk sosial. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA perlu
diciptakan kegiatan yang melibatkan banyak orang misalnya diskusi kelompok
(Aeni et al., 2017) .
Menurut Dahar dalam (Tias, 2017) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai
bagian dari pendidikan di SD dapat dipandang sebagai tahap awal dalam upaya
formal untuk memberikan bekal kepada murid. Lebih lanjut disebutkan bahwa
betapa pentingnya pendidikan IPA di SD yang akan menjadi dasar bagi
perkembangan anak-anak selanjutnya, dan sebagian dari mereka merupakan satu-
satunya pendidikan formal yang akan mereka peroleh selama hidupnya.
Pembelajaran IPA di SD merupakan disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Pendidikan IPA di SD
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dalam kehidupannya sehari–hari. Proses pembelajaran IPA harus
menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung oleh peserta didik
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar,
yang pada akhirnya mereka menemukan sendiri konsep materi pelajaran yang
sedang dipelajarinya. Selain itu pembelajaran IPA diarahkan untuk memberi
pengalaman langsung sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam untuk alam sekitar (Nupita, 2013)
8
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar penelitian lebih terarah maka
peneliti lebih memfokuskan permasalahan dan membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Meingkatkan hasil belajar yang dimaksud dengan penelitian ini yaitu
berkenaan dengan dampak model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang digunakan terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran IPA
materi Gaya.
2. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 4 Lawanata.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Apakah penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Gaya di kelas
IV SD 4 Lawanata?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu: “Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA Materi Gaya di kelas IV SD Lawanata”
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah
serta peneliti. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:
1. Bagi siswa, penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Materi Gaya.
2. Bagi guru, menjadi sumber informasi tentang penggunaan Model
Problem Based Learning (PBL) dan diharapkan nantinya guru dapat
11
12
13
2006) hasil belajar adalah hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri pelajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sebagai perubahan
perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya. Hasil belajar dapat diketahui dengan
melakukan penilaian-penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh mana
kriteria-kriteria penilaian telah tercapai.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.
a) Faktor Internal
1. Faktor Biologis
Keadaan jasmani yang harus diperhatikan, pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua adalah kemauan dan ketiga adalah bakat. Bakat bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
14
b) Faktor Eksternal
1. Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan
utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.
2. Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal ini yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengansiswa, pelajaran waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
3. Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat
yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Lingkungan yang
dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya lembaga-
lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa a sing,
bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain (Rasma, 2016).
2. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
a. Pengertian Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Menurut (Samatowa, 2018) sains berasal dari kata Science yaitu istilah
yang mengacu pada masalah-masalah kealaman (Nature). Secara
sederhana sains didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam. Sains juga merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan produk dari proses
ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut
15
Bundu (2006) IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis
dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap proses
kegiatan tersebut. Dalam proses pembelajaran IPA diharapkan agar guru
berperan sebagai fasilitator, membantu peserta didik dalam proses
pengkonstruksian pengetahuan agar pengetahuan yang dibangun peserta
didik bertahan lebih lama dalam ingatannya (Maharusu et al., 2019).
Menurut Wahab Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang
sangat penting karena dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
memuat materi pembelajaran yang sering ditemukan dalam lingkungan
peserta didik. Samatowa juga menyatakan bahwa pembelajaran IPA di
(SD) hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu
siswa secara alamiah. Hal tersebut akan membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan bertanya, cara berpikir ilmiah, dan mencari
jawaban berdasarkan bukti. Fokus pengajaran IPA di SD hendaknya
ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan siswa yang sesuai
dengan kehidupan siswa itu sendiri
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau
kejadian dan hubungan sebab-akibatnya. Ada dua hal berkaitan yang
tidak dapat dipisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk,
pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah
(Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 22) dalam (Hasibuan, 2018).
b. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah
Dasar
Pada hakikatnya pendidikan IPA di Indonesia bertujuan untuk
1) Memberi pengetahuan tentang alam sekitarnya.
2) Memberi bekal pengetahuan praktis dalam menghadapi
kehidupannya.
3) Menanamkan sikap hidup yang ilmiah.
16
3) Gaya magnet
Gaya magnet adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Hanya
benda yang mengandung unsur besi atau baja yang akan menempel
ke magnet. Benda yang terbuat dari plastik atau kertas tidak akan
tertarik dan menempel ke magnet.
C. Kerangka Berpikir
Dari hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri 4 Batalaiworu,
khususnya pada mata pelajara IPA, nilai siswa masih dibawah nilai KKM 70.
Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil observasi dan wawancara di
sekolah tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh guru, yang
masi menerapkan model pembelajaran konvensional dimana guru tidak
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa cenderung
bosan.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti memberi solusi
dengan menerapkan Model Problem Based Learning (PBL), sebagai salah
satu langka dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah
tersebut agar menarik minat hasil belajar siswa untuk aktif dalam mengikuti
pembelajaran IPA di kelas, sehingga dapat keberhasilan sehingga melampui
nilai KKM 70.
Gambar 2.6: Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang di kemukan di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan Model Problem Based Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gaya di tema 7 Indahnya
Keragaman Negeriku di kelas IV SD Negeri Lawanata meningkat.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau class
room action research. PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara
lebih profesional. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu jenis penelitian yang
dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelasnya
(Daryanto, 2018).
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021
bertempat di kelas IV SDN Lawanata. Jl. Lumba-lumba No.90 Kabupaten
Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Lawanata tahun
ajaran 2020/2021 dengan jumalah siswa sebayak 20 orang, yang terdiri dari 9
laki-laki dan 11 perempuan.
E. Prosedur Penelitian
Perencanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan beberapa siklus, tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai untuk melihat
sejauh mana pemahaman siswa tentang materi pembelajaran. Dengan mengacu
pada prosedur penelitian, maka tindakan untuk tiap siklus meliputi: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi
yang diadakan pada setiap siklusnya. Dapat menjelaskan hal ini sebagai berikut:
1. Perencanaan.
Adapun yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a. Membuat skenario pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model Problem Based
Learning (PBL).
b. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang akan dibagikan ke
setiap kelompok.
c. Membuat lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar
siswa menggunakan langkah-langkah model Problem Based Learning
selama pelaksanaan proses pembelajaran.
d. Mendesain alat evaluasi yang digunakan sebagai tes tindakan disetiap
siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu
melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL).
3. Observasi/Evaluasi.
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan guru
kelas. Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui aktivitas siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan model Problem Based Learnig (PBL).
4. Refleksi.
30
Pada tahap ini peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang hasil
yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi. Untuk melihat apakah
kegiatan yang dilaksanakan telah meningkatkan pada aktivitas dan hasil
belajar siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan berikut ini:
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2017)
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang terdiri dari
9 laki-laki dan 11 perempuan, serta guru kelas IV Negeri Lawanata.
Σx
X=
n
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
𝛴x = jumlah nilai seluruh siswa
n = Jumlah siswa
2) Untuk menentukan hasil tes pemahaman konsep siswa dapat
digunakan rumus:
skor yang diperloeh
Nilai akhir x 100 %
skor ideal
Sumber : (Hendawati & Kurniati, 2014)
3) Untuk menentukan persentasi ketuntasan lembar observasi guru
dan lembar observasi siswa digunakan rumus:
33
H. Indikator kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari indikator
keterlaksanaan skenario pembelajaran dan indikator peningkatan hasil belajar
siswa. Adapun persentase dari kedua indikator yaitu siswa dinyatan tuntas apabila
minimal ≥ 75% siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal ≥ 70
berdasarkan KKM di sekolah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, N. N., Sujana, A., & Sunaengsih, C. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning pada Materi Gaya untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pena Ilmiah, 2(1), 471–480.
https://doi.org/10.17509/jpi.v2i1.10683
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Ayu, P. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPA Materi Gaya Magnet Melalui Metode Pembelajaran Demonstrasi di
Kelas V MIS T.I Al-Musthafawiyah. Universitas Islam Negeri.
Daryanto. (2018). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-contohnya. Malang: Gava Media.
Depdiknas. (2006). Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran.
Jakarta: Depdiknas.
Gunawan. (2015). Model Pembelajaran Sains Berbasis ICT (A. Sukri & L.
Herayanti (eds.); 1st ed.). Mataram: FKIP Universtas Mataram.
Habibu, R. (2019). Model-Model Pembelajaran Anak Usia Dini Teori dan
Implementasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamid, R. (2018). Katalisme dalam Pembelajaran Sains. Makasar: CV. Nas
Media Pustaka.
Hasibuan, S. A. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick pada Mata Pelajaran IPA
Materi Gaya di Kelas V Min Medan Maimun Kelurahan Timbang Deli
Kecamatan Medan. [Universitas Islam Negeri].
https://doi.org/10.1063/1.4914609
Hendawati, Y., & Kurniati, C. (2014). Penerapan Metode Eksperimen Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Kelas V pada Materi Gaya dan Pemanfatannya.
15–25.
Herfina, B, A., & Kaimudin, L. O. (2020). Penerapan Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Tema Peristiwa
dalam Kehidupan di Kelas V SDN 17 Kendari. Jurnal Ilmiah Pembelajaran
Sekolah Dasar, 2(2), 10. https://doi.org/10.36709/jipsd.v2i2.13881
Iskandar, H. (2017). Aktif Begerak. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Anak
Usia Dini dan pendidikan Masyarakat.
Jayanti, C. O. (2019). Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Melalui Model
Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas IV Mi Ma’arif Tingkir Lor
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
Maharusu, Muliddin, & Hamid, R. (2019). Keefektifan Model Pembelajaran
35