Anda di halaman 1dari 68

EVALUASI PEMBELAJARAN GURU PAI DI SMP NEGRI

3 SATU ATAP BATU PUTIH MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

OLEH

JEFRI ANUARSALAM

NIM : 18.11.0101.0021

NIMKO : 18.11.22.0101.00529

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH

STITM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TANJUNG REDEP KAB. BERAU

2021 M/ 1443 H
EVALUASI PEMBELAJARAN GURU PAI DI SMP NEGRI 3 SATU

ATAP BATU PUTIH MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

OLEH

JEFRI ANUARSALAM

NIM : 18.11.0101.0021

NIMKO : 18.11.22.0101.00529

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH

STITM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TANJUNG REDEP KAB. BERAU

2021 M / 1443 H

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Definisi Oprasional.......................................................................6
C. Rumusan Masalah.........................................................................7
D. Tujuan Penelitian..........................................................................7
E. Alasan Memilih judul...................................................................7
F. Signifikansi Penelitian..................................................................8
G. Penelitian Terdahulu.....................................................................8
H. Sistematika Penulisan.................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................11
A. Guru............................................................................................11
1. Pengertian Guru..................................................................11
2. Tugas Guru..........................................................................12
3. Peran Guru dalam Pembelajatran........................................12
B. Pengertian Guru PAI...................................................................13
C. Evaluasi Pembelajara..................................................................16
1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran.......................................16
2. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran..........................18
3. Subjek Dan Objek Evaluasi Pembelajaran..........................20
D. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam......................21
1. Evaluasi Pembelajaran........................................................21
2. Bentuk Evalusia Pembelajaran............................................24
3. Teknik Evaluasi Pembelajaran............................................27
4. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran...............................34

ii
5. Langkah-Langkah Pokok Evaluasi Pembelajaran...............35
6. Pengelolahan Evaluasi Pembelajaran..................................39
7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran......................................................................43
a. Factor Intern....................................................................43
b. Factor Ekstern.................................................................47
D. Pembelajaran Online...................................................................48
E. Hasil Belajar...............................................................................54
F. Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19.................................55
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................57
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................57
1. Jenis Penelitian....................................................................57
2. Sifat penelitian ini adalah deskriftif....................................57
B. Subjek dan Objek dan Penelitian................................................58
C. Data dan Sumber Data................................................................58
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................59
E. Teknik Pengelolahan Data dan Analisis Data.............................60
1. Pengumpulan Data..............................................................60
2. Reduksi Data.......................................................................61
4. Penyajian Data....................................................................61
F. Prosedur Penelitian....................................................................61

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan

efesien guna menjalankan dan mempersiapkan generasi muda. 1 Pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajara dan

proses pembelajaran agara peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa

dan Negara. Oleh karena itu, siapapun menyakini dan menyadari sepenuhnya bahwa

melalui pendidikan inilah kualitas sumber daya Indonesia bisa di tingkatkan.

Pendidikan yang dilaksanakan pada prinsipnya yaitu memberi bimbingan agar

dapat hidup mandiri sehingga dapat meneruskan dan melestarikan tradisi yang hidup

di masyarakar. Pendidikan berhasil apabila mampu mengubah tingkah laku manusia

kea rah yang lebih baik dan positif. Pendidikan di dunia modern tidak akan lepas dari

kemajuan teknologi. Inovatif dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting

mengubah cara pandang terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pembelajaran

merupakan suatu proses yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan

pelatihan

1
Badrus Zaman, Urgensi Pendidikan karakter yang sesuai dengan falsafah Bangsa Indonesia.
Jurnal Al-Gazali, Vol. 2, No. 1, STAINU Purwerjo. H 19-20

1
2

agar mencapai hasil hasil belajar yang baik. Untuk mencapai hasil ini diperlukan

metode yang tepat. Saat wabah COVID-19 ini muncul dan melanda dunia seluruh

aktivitas manusia dibatasi, termasuk kegiatan pembelajaran baik di sekolah dasar

sampai perkuliahan. Sehingga menuntut pendidikan tinggi untuk bisa melakukan

penyesuaian dalam penyelenggaraan pendidikan. Salah satunya mengubah metode

pembelajaran tatap muka (luring) menjadi daring saat pandemi. 2 Dalam UU No. 14

Tahun 2005 dinyatakan bahwa sebagai pendidikan profesional guru mempunyai tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik. Sementara itu profesional dimaknai sebagai pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan kehidupan

yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.3 Strategi pembelajaran adalah

suatu rencana untuk suatu kegiatan pembelajaran yang didalamnya meliputi metode dan

perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.

Pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi, kondisi, keadaan, dan

kemampuan siswa akan membuat proses pembelajaran lebih optimal.4

Peran guru sangat penting dalam meningkatkan proses belajar mengajar secara

kreativ dan professional. Guru memberikan pengetahuaan yang di butuhkan sisiwa

dengan mengemukakan pendapat, bertanya, menjelaskan, memberikan contoh yang


2
Wulan Sutriyani : Studi Pengaruh Daring Learning Terhadap Minat Dan Hasil Belajar
Matematika Mahasiswa PGSD Era Pademi Covid-19. Jurnal Pendidiakn Dasar : Jurnal Tunas Nusantara,
ISSN Cetak : 2656-3223, Vol. 2, No. 1, 2020 : 155-165
3
Beben Zuber Effendi, MERENGKUH KEMBALI IDEALISME GURU PAI DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN SIKAP PROFESIONAL. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Magister PAI, Vol. 2 No. 1,
4
Azhar Rahmanto. Strategi Pembelajaran dalam Menumbuhkan Minat Belajar PAI Bagi Siswa
Difabel Tunalaras
3

kemudian akan dipelajarai oleh siswa. Selanjutnya, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk aktif dan berpartisifasi secara nyata menerapkan apa yang telah

dipelajarai daari guru dengan bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, berlatih

atau mencoba.

Saat ini Covid-19 menjadi pembicaraan yang hangat. Hal tersebut membuat

beberapa Negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam

rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendri, diberlakukan

kebijakan Pembatasan Soial Bersekala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran

virus ini. Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang

dilakukan di luar rumah harus di berhentikan sampai pandemi ini mereda. Beberapa

pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan

mulai menerapkan metode belajar dengan system daring (dalam jaringan) atau

online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukkan oleh semua wilayah

provinsi di Indonesia.

Sebagaimana di terbitkannya surat edaran SE Mendikbud No. 15 Tahun 2020

tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat

penyebaran Covid-19 berisi guru saat ini dapat memberikan materi belajara melalui

pembelajaran daring. Terbitnya surat edaran ini memperkuat SE Dinas pendidikan

No. 420/1022/Disdik-kab/Sekr/2020 tanggal 26 Maret 2020 dan menindak lanjuti SE

Bupati Berau No. 060/52/Org tanggak 24 Maret 2020 tentang status Kesiapsiagaan

Darurat Bencana Wabah Covid-19. Dengan surat edaran di atas pemerintah

menganjurkan untuk melaksanakan pembelajaran di rumah dengan sistem


4

pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online. Sistem pembelajaran daring

(dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung

antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan

internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun

siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut daapat mendesain media

pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaaatkan media daring (online). Sistem

pembelajaran dilaksanakan melalui prangkat personal computer (PC) atau HP yang

terhubungan dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran

bersama di waktu yang sama menggunakan grup media social seperti E-learning,

whatsApp (WA), google classroom, telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun

media yang lainnya sebagai media pembelaajaran. Dengan demikian, guru dapat

memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di

tempat yang berbeda.

Semua sector merasakan dampak corono. Dunia pendidikan salah satunya.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orang tua siswa

yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini

merasa kebingungan. Sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk

mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa tidak memiliki handphone melakukan

pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas

pembelajaran pun bersama. Mulai belajara melakukan vidiocall yang dihubungkan

dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, sehingga mengapsen

melalui Voice note yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan


5

berupah video yang berdurasi kurang lebih 2 menit. Ketika siswa aktif peran guru

mulai berubah menjadi pasif, misalnya dengan cara mengawasi atau membimbing

siswa dengan memberikan umpan balik. Sebaliknya dari guru, pada awalnya

pelajaran siswa cendrung pasif. Mereka mendengarkan dan mengamati penjelasan

guru. Selanjutnya, siswa menjadi lebih aktif dengan menerapkan pengetahuan yang

mereka terima di awal pembelajaran tadi, misalnya dengan melakukan praktek,

latihan atau percobaan. Seluruh proses belajar seharusnya memungkinkan siswa aktif

hingga berhasil.

Oleh sebab itu, peran guru dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan

prestasi belajara setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, antara lain,

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi

pembelajaran, memberikan umpan balik. Dengan demikian, maka dapat dikatakan

bahwa guru merupakan motor penggerak mekanisme berlangsungnya situasi belajar

yang ideal, dinamisator atau stabilisator pristiwa pendiidikan untuk mencapai

pendidikan dengan cara aktif peserta didik dan memanfaatkan secara selektif, efektif

dan positif alat pendidikan di lingkungan pendidikan. Guru dalam keadaan siap

memiliki kreativitas atau kemampuan tinggi dalam menunaikan kewajibannya,

kreativitas tinggi maka harapan meningkatnya prestasi belajar siswa dapat terwujud.

Dari hasil observasi yang telah peneliti lakukan dilapangan, guru-guru mencoba

hal-hal kreativ untuk mengembangkan aspek kognitif siswa. Yang ada di Kabupaten

Berau, yang akan peneliti teliti. Siswa di ajak aktif dalam pembelajaran, dalam

individu maupun kelompok. Guru menggunakan metode pembelajaran aktif, inovatif,


6

kreatif yang tidak membuat siswa jenuh penggunaan teknologi digunakan seperti

pembelajaran lewat vidio, mempraktikkan kegiatan ibadah seperti wudhu, shalat.

Siswa diberikan kesempatan mengembangkan aspek kognitifnya seperti mengingat

materi yang telah diajarkan, memahami, mengaplikasikannya yang telahdiberikan,

guru mengevaluasi hasil kegiatan siswa. Siswa di bina dalam praktek azan, akhlak

kedua orang tua, meneladani sifat Rasulullah SAW. dan parah sahabatnya

B. Definisi Oprasional

Evaluasi adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan harus

dilakukan dengan baik pula. Dalam melakukan evaluasi dari proses pembelajaran

pendidikan agama islam diperlukan pemahaman, kepandaian dan kemauan guru dalam

melaksanakannya. Evaluasi sangat penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan

kemajuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, baik dalam tingkah laku

maupun dalam pengetahuannya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai

pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam . Sedangkan belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam intraksi dengan lingkungannya.5

5
RENI ROMADHONA, PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDLB INSAN PRIMA BESTARI (IPB) SUKARAME BANDAR
LAMPUNG. tahun 2018
7

C. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putih

Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Guru PAI di SMP Negri 3 Satu Atap Batu

Putih

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP Negri 3

Satu Atap Batu Putih

Untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Pembelajaran Guru PAI di SMP Negri 3

Satu Atap Batu Putih

E. Alasan Memilih judul

Adapun yang menjadi alasan penulisan dalam memilih judul ini adalah sebagai

berikut:

Judul tersebut saya angkat karena sesuai dengan kondisi saat ini. Di mana

keadaan sekarang masih berada pada masa pandemi Covid-19. Pembelajaran tetap

berlangsung namun tidak dilaksanakan di sekolah. Sehingga dengan keadaan ini

mendorong guru untuk memanfaatkan teknonolgi dan media pembelajaran yang akan

di gunakan dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Guna untuk mengetahui
8

lebih dalam lagi mengenai Evaluasi Guru dalam Pendidikan Agama Islam di masa

pandemi ini.

F. Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya dalam dunia

pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritas

Hasil penelitian ini dihaarapkan dapat memberikan kontribusi bagi

penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi dunia pendidikaan

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa

Untuk dapat meningkatkan minat belajarnya terutama dalam masa

pandemi Covid-19

b) Bagi Guru

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada masa pandemi Covid-19

Untuk refleksi yang bertujuan mengetahui tingakat keberhasilan metode,

pendekatan, maupun teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama

masa pandemic Covid-19


9

G. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu ini penulis paparkan kesimpulan yang dihasilkan dari

beberapa judul skripsi mengenai judul yang kemungkinan sama subyeknya namun

berbeda dalam obyeknya:

1. AFRILIYANI SAFNA TUMANGGOR, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi

Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita Dalam skripsi ini sama-sama membahas

Evaluasi guru pendidikan agama Islam dalam mengembangkan sikap spiritual dan

sikap sosial siswa selain itu pembahasannya hampir sama namun ditandai dengan

perbedaan yaitu kajian yang lebih luas dan pastinya obyeknya tidak sama, Afriliyani

Safna Tumanggor meneliti di Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri No. 107708 Desa Sekip

Kecamatan Lubuk Pakam, penulis meneliti di SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putih.

Selain itu dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya. 6

2. RENI ROMADHONA, Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi

Anak Berkebutuhan Khusus Di Sdlb Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Bandar Lampung

dalam mengembangkan sikap spiritual dan sikap sosial siswa selain itu

pembahasannya hampir sama namun ditandai dengan perbedaan yaitu kajian yang

lebih luas dan pastinya obyeknya tidak sama, Reni Romadhona, meneliti di SDLB

Insan Prima Besteri (IPB) Sukarame Bandar Lampung penulis meneliti di SMP

6
Afriyani Safna Tumanggor, Evaluasi pembelajaran Agama islam bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita. Thn. 2019
10

Negri 3 Satu Atap Batu Putih. Selain itu dapat digunakan sebagai referensi dalam

penelitian selanjutnya. 7

Jadi dapat disimpulkan bahwa, ketiga penelitian ini sama-sama membahas

strategi guru PAI untuk mengembangkan sikap spiritual maupun sikap sosial.

Meskipun ada perbedaan sedikit, namun perbedaan itu tidak akan mempengaruhi

penulis untuk melakukan plagiat. Hanya saja penelitian di atas digunakan sebagai

referensi guna untuk menguatkan penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan lebih mudah untuk memahami

penulisan skripsi, skripsi ini dibagi menjadi 3 bab yaitu:

BAB I: Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang

mendasari penulisan skripsi ini yang berisi latar belakang masalah, Definisi

Oprasional, Rumusan Masalah/Fokus Penelitian, tujuan penelitian, Alasan Memilih

Judul, Signifikasi Penelitian, Penelitian Terdahulu, dan sistematika penulisan

BAB II: Landasan Teori

Pada bab II ini penulis akan mengemukakan kerangka teoritik yang terdapat

dalam skripsi ini. Hal tersebut terdiri dari dua sub bab yaitu landasan teori mengenai
7
Reni Romadhona, pelaksanaan Evaluas Pembelajaran Agama Islambagi Anak Berkebutuhan
Khusu di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Bandar Lampung. Thn. 2018
11

Evaluasi Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Pendidikan Agama

Islam..

BAB III: Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang meliputi jenis dan Pendekatan

Penelitian, Subjek dan Objek dam Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Pengelolaan Data dan Analisis Data, Prosedur Penelitian
12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah proses utamq pendidik. Ia menjadi penentu kemajuan suatu Negara

di masa depan. Secara umum, tugas guru adalah mengajar siswa-siswi agar

memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam masing-masing bidang pelajaran.

Guru juga memiliki tanggung jawab dalam mendidik siswa agara mempunyai sifat

dan tingkah laku baik, di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Guru adalah orang

yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi bimbingan, menambahkan

pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan melakukan evaluasi

berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta didik.8

Guru mempunyai bebrapa definisi lain,baik menurut para ahli maupun

perundang-undangan diantaranya adalah:

a. Guru adalajh tenaga pendidik professional di bidangnya yang memiliki tugas

utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi

pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik

yang menempuh penndidikannya sejak usia dini melalui jalur formal

8
Imam suwardi. Hubungan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajara
Sisiwa. Jurnal Gentela Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 2 desember 2018

12
13

b. pemerontahan berupah Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. (Undamh-

undang No 14 Tahun 2005).

c. Guru adalah orang yang memiliki kewenangan dan tugas dalam dunia

pendidikan serta pengajaran pada lembaga pendidikan formal.

d. Guru adalah orang yang pekerjaannya atau profesiinya mengajar (KBBI)

2. Tugas Guru

1) Mengajar peserta didik berkaitan dengan ilmu pengetahuan

2) Mendidik peserta didik karnag peserta didik memiliki karakter masing-

masing

3) Memberi Bimbingan dan Pengarahan pada peserta didik

4) Melatiih peserta didik

a. Meningkatkan kreativitas anak

b. Melatih keterampilan berbicara dan mengumukakan pendapat

c. Mengembangkan bakat alami yang di miliki siswa

5) Memberikan penilaian kepada anak didik untuk memmahami kekurangan

dan kesalahan siswa

6) Memberi Evaluasi di bidang pendidikan , Evaluasi juga bisa berkaitan dengan

guru

7) Memberikan dorongan moral dan mental9

3. Peran Guru dalam Pembelajatran

1. Motivator
9
Yaysan Akbar PekanBaru. Peran Guru Pai Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMPN2
CIBINONG. Jurnal Akbar Juara. Vol. 5 No. 1. Februari 2020
14

Seorang guru diharapkan mampu memberikan dorongan mental dan

moral kepada anak didik. Seorang motivator yang handal aklan menjadikan

muridnya sebagai seseorang yang handal dan berani dalam menghadapi setiap

masalah yang ada dikehidupan.

2. Administrator

Di mana guru yang berperan akan mencatat perkembangan individual

muridnya dan menyampaikan kepada orang tua.

3. Evaluator

Sedorang guru berhak memberikan penilaian dan masukan-masukan

untuk kemajuan peserta didik10

B. Pengertian Guru PAI

1. Pengertian Guru PAI

Guru PAI adalah pendidik yang mengajarkan kepada peserta didik bidang

studi pendidikan agama Islam. Dalam Undang-undang Republik Indnesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 6

dinyatakan bahwa: “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi

sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,

fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan”. Dalam undang-undang tersebut ditegaskan

bahwa seorang pendidik haruslah profesional melaksanakan tugasnya yakni

10
Imam suwardi. Hubungan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajara
Sisiwa. Jurnal Gentela Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 2 desember 2018
15

memiliki kemampuan untuk mengajar, mendidik, membimbing, melatih dan

menilai peserta didik. Agar pendidik dinyatakan profesional, maka pendidik wajib

memenuhi indikator-indikator yang dinyatakan dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru wajib

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani

dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasiional. Dalam hal kompetensi, seorang pendidik secara umum harus memiliki

kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial, dan bagi Guru PAI

harus memiliki kompetensi leadership dan kompetensi spiritual.11

Salah satu aspek penting mengenai peranan, fungsi dan tanggung jawab Guru

PAI, adalah bahwa dalam melaksanakan profesinya dituntut dan berkewajiban

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan “meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan

berakhlak mulia, serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dan berdasarkann Pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia”.Dalam kalimat

ini sangat jelas, bahwa setiap pendidik, apapun bidang studi yang diajarkan, baik

berstatus sebagai guru negeri maupun guru swasta, dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara di Republik Indonesia ini mempunyai peranan, fungsi dan

kedudukan yang salam dan posisi yang sangat strategis dalam mewujudkan

11
Yaysan Akbar PekanBaru. Peran Guru Pai Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di
SMPN2 CIBINONG. Jurnal Akbar Juara. Vol. 5 No. 1. Februari 2020
16

pembangunan nasional, sehingga mereka layak untuk memperoleh perhatian dan

penghargaan, karena profesinya yang sangat mulia dan bermartabat.12

Khusus Guru PAI, fungsi penting terhadap tercapainya tujuan pendidikan

nasional adalah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 55

tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, pasal 12 poin

(1) adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia serta mampu menjaga

kedamaian dan kerukunan antar umat beragama. Fungsi ini dapat terlaksana

apabila Guru PAI secara khusus mampu melaksanakan tugasnya untuk mencapai

tujuan dari pendidikan agama. Dalam PP No 55 tahun 2007 pasal 12 poin (2)

dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan agama adalah untuk berkembangnya

kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-

nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni. Tujuan PAI ini mengisyaratkan bahwa PAI yang diajarkan

oleh Guru PAI pada peserta didik hendaknya bisa menyesuaikan dengan

perkembangan teknologi dan seni.13

Banyak penilaian, langsung maupun tidak langsung, yang dikemukakan oleh

pengamat terhadap kinerja Guru PAI, baik positif maupun negatif. Sebagian

menilai, bahwa kinerja Guru PAI semakin membaik, terutama jika dilihat dari

12
Sawaluddin . konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam. Jurnal Al-Thariqah Vol. 3,
No. 1, Januari 2018
13
Rachmad Sobri. Politik dan Kebijakan Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan di
Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 08/No: 01, februari 2019
17

berbagai fenomena aktivitas keagamaan dan simbol-simbol keagamaan yang

berkembang di sekolah-sekolah umum. Namun di sisi lain ada yang menilai,

bahwa masih banyak kinerja Guru PAI yang belum optimal, kalau tidak dikatakan

gagal, indikator umum yang sering dikemukakan adalah karena masih banyaknya

patologi sosial dan alumni satuan pendidikan yang berperilaku dan berkarakter

menyimpang dari ajaran agama. Tentu banyak faktor penyebab keberhasilan dan

kegagalan kinerja Guru PAI, selain karena faktor internal Guru PAI juga karena

faktor eksternal, dan faktor lainnya

.
C. Evaluasi Pembelajara

1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa inggris

evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian

istilah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu

obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak

ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu

proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui

kegiatan penilaian dan pengukuran. Evaluasi pembelajaran mencakup pembuatan

pertimbangan tentang jasa, nilai atau manfaat program, hasil, dan proses

pembelajaran”.14

14
Tatang Hidayat Abas Asyafah. Konsep Dasar Evaluasi dan Implikasinya dalam Evalusi
Pembelejaran Agam Islam di Sekolah. Al-tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 10. No. 1 . 2019
18

Menurut Siregar dan Nara “evaluasi pembelajaran atau evaluasi proses

mencakup usaha-usaha yang terarah, terencana, dan sistematik, untuk meneliti

proses pembelajaran yang telah menghasilkan suatu produk, baik terhadap fase

perencanaan maupun fase pelaksanaan. Evaluasi proses dan evaluasi produk

bersifat komplementer. Evaluasi produk memungkinkan untuk menemukan

kelemahan-kelemahan itu, teapi belum dapat mengungkapkan sebab-sebabnya

apabila akan diadakan revisi konstruktif terhadap proses pembelajaran, baik yang

menyangkut kekurangan pada pihak peneglola (guru) maupun yang menyangkut

partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Evaluasi proses mencakup

tinjauan kritis terhadap tujuan-tujuan instruksional, terhadap perencanaan proses

pembelajaran, di dalam kelas dan tinjauan kritis terhadap penyelenggaraan

evaluasi produk. Evaluasi proses juga menggunakanmetode-metode tertentu”.

Dalam permen No. 41 tahun 2007 tentang standar proses dinyatakn bahwa

evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran

secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi

proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara membendingkan proses

pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses dan mengidentifikasi

kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.

Evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh

informasi tentang tingkat keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Maka tanpa kegiatan evaluasi


19

dalam pembelajaran, tidak dapat ditemukan informasi mengenai kekurangan dan

kelebihan dari aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam pencapaian

tujuan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa evaluasi

pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai atau memberikan

pertimbangan mengenai nilai dan arti proses pembelajaran, yang dilaksanakan

melalui kegiatan penilaian dan pengukuran pembelajaran.

2. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Tujuan melaksanakan evaluasi dalam proses pembelajaran adalah untuk

mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan

instruksional oleh peserta didik sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.

Tindak lanjut tersebut merupakan fungsi evaluasi yang dapat berupa: (1)

Penempatan pada tempat yang tepat, (2) Pemberian umpan balik, (3) Diagnosis

kesulitan belajar siswa, dan (4) Penentuan kelulusan.15

Tujuan utama dari evaluasi pemebelajaran adalah (1) diperolehnya sejumlah

informasi atau data tentang nilai, arti, dan manfaat, kegiatan pembelajaran, dan

(2) untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan

penilaian hasil pembelajaran.

15
Suarga. Hakikat, Tujuan dan Fungsi evaluasi dalam Pembelajaran. Hakikat Tujuan dan Fungsi
Evaluasi. Vol, VIII, No. 2, Juli-Desember 2019
20

Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi proses tersebut sudah tercapai, maka

hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan. Beberapa

fungsi evaluasi proses ditujukan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut.

a. Untuk diagnostic dan pengembanagan pembelajaarn, yakni hasil evaluasi

proses digunakan sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan

pelaksanaan proses pembelajaran beserta sebab-sebabnya. Atas dasar hasil

diagnosis ini guru mengadakan pengembangan proses pembelajaran untuk

meningkatkan efektivitas atau kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar

peserta didik.

b. Untuk penilaian kinerja guru. Evaluasi proses yang dilaksanakan oleh asesor

kinerja guru di sekolah, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar penilaian

kinerja guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

c. Untuk pembinaan kinerja guru. Evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan

oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah dalam rangka supervizi

pembelajaran, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun dan

melaksanakan program pembinaan kinerja guru dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

d. Evaluasi proses yang dilakukan oleh asesor, krpala sekolah atau pengawas

sekolah merupakan alat yang penting sebagai umpan balik guru. Melalui

evaluasi proses guru akan mendapatkan informasi tentang efektivitas proses

pembelajaran yang diselenggarakannya. Dari hasil evaluasi proses, guru akan


21

dapat menentukan harus bagaimana proses pembelajaran yang perlu

dilakukannya

e. Dimyati dan mudijiono mengemukakan bahwa fungsi dan tujuan evaluasi

pembelajaran adalah untuk penegembangan dan kepentingan akreditasi.

3. Subjek Dan Objek Evaluasi Pembelajaran

a. Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi .siapa saja

yang dapat di sebut subjek evaluasi untuk setiap test ,yang dilakukan oleh

suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlakut, Subjek evaluasi

disini adalah guru mata pelajaran PAI

b. Objek evaluasi pembelajaran perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai

(evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses.

Menurut suharsimin arikunto yang menjadi objek evaluasi adalah :

1) Input, aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mecakup empat hal yang

meliputi: kemampuan, kepribadian, sikap-sikap dan intelegensi .

2) Output, penilaian terhadap lulusan untuk diketahui seberapa jauh tingkat

pencapaian prestasi belajar mereka selama mengikuti program dengan alat

achievement test (tes pencapaian test)

3) Transformasi unsur–unsur dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi

atau objek penilaian demi di peroleh hasil pendidikan yang di harapkan, antara

kurikulum dan materi .metode dan cara penilaian sarana pendidikan atau,

media, sytem, administrasi, guru dan personal lainnya.


22

Berdasarkan sumber diatas dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur utama

dari objek evaluasi pembelajaran adalah

1) Perencanaan pembelajaran

2) Pelaksanaan pembelajaran

3) Penilaian pembelajaran

4) Tujuan pembelajaran

5) Unsur dinamis pembelajaran

6) Pelaksanaan pemberlajaran dan

7) Kurikulum

D. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Evaluasi Pembelajaran

Pengertian Evaluasi Pembelajaran di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) memiliki arti penilaian Evaluasi diartikan sebagai sebuah

proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,

mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang

suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan,

menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.16

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan

sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
16
Yaysan Akbar PekanBaru. Peran Guru Pai Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di
SMPN2 CIBINONG. Jurnal Akbar Juara. Vol. 5 No. 1. Februari 2020
23

tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Proses

evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh manatujuan tercapai, tetapi

digunakan untuk membuat keputusan.

Evaluasi adalah sebuah proses sistematis pengumpulan dan penganalisisan

data untuk pengambilan keputusan. Dari aspek program, evaluasi dapat

dikatakan suatu kegiatan pengevaluasian yang dilakukan secara

berkesinambungan dan ada dalam suatu organisasi. Program dapat diartikan

menjadi dua hal, yaitu sebagai rencana dan juga sebagai kesatuan kegiatan

pengelolaan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 1

dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengenalan, penjaminan

dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada

setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung

jawaban penyelenggaraan pendidikan.17

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah

proses kegiatan mengumpulkan data dan menganalisis data yang dilakukan

secara sistematis. Kemudian dijadikan sebagai acuan sebagai dasar membuat

keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.

17
Jogloabang. Undang-undang Repoblik Indonesia. No 20 tahun2003 tentang sistem pendidikan
nasional. 15 juli 2019
24

Sebagai komponen kurikulum, sebagai rencana, dan sebagai kegiatan,

peran evaluasi sangat menentukan. Evaluasi bukan saja dapat memberikan

informasi mengenai tingkat pencapaian keberhasilan belajar siswa, tetapi juga

dapat memberikan informasi mengenai komponen-komponen kurikulum

lainnya dapat dikaji dan diketahui hubungannya dalam sistem kurikulum.

Dalam pelaksanaan pendidikan, banyak keputusan yang harus dibuat oleh

seorang guru, antara lain yang menyangkut proses pembelajaran, hasil belajar,

seleksi bimbingan, dan sebagainya.

Pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembelajaran juga diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan

siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi

yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan

kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang

ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai

upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

Dari beberapa definisi tersebut. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya dengan


25

memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan

2. Bentuk Evalusia Pembelajaran

Menurut Kustawan cara melaksanakan evaluasi atau penilaian ada dua yaitu :

1. Evaluasi Belajar dengan Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu/kelompok. Pemberian tugas dengan cara memberikan serangkaian

pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut diberikan sebelum pelajan

(pre-test) sebagai assemen awal maupun diberikan sesudah pelajaran (post-

test) sebagai assemen akhir. Soal-soal yang disusun oleh guru disesuaikan

dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil dari tes dapat dijadikan acuan untuk

melakukan penilaian kognitif sekaligus menjadi dasar untuk melakukan

penilaian berkelanjutan.

2. Evaluasi Belajar dengan Non Tes

Evaluasi belajar dengan non tes adalah penilaian untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa. Bentuknya

berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan. Pengamatan dilakukan

sebelum, saat, tengah, dan akhir. Hasil dari pengamatan dapat digunakan

dalam rubrik penilaian afektif dan psikomotorik. Rubrik penilaian afektif

misalnya ada pernyataan yang mengarah pada perilaku yang menunjukkan


26

adanya perkembangan siswa dalam hal ketekunan, kedisiplinan, kesabaran,

kerja keras dsb. Rubrik penilaian psikomotorik misalnya ada pernyataan

yang memandu guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas, kesediaan membantu

teman dsb. Rubrik penilaian disesuaikan dengan instrumen penilaian hasil

belajar.

3. Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian program,

yaitu mengukur sejauh mana sebuah kebijakan dapat terimplementasikan. Ada

dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujuan umum dantujuan khusus. Tujuan umum

diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan

pada masing-masing komponen.18

Evaluasi untuk satu tujuan tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak

menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu, seorang guru harus

mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus

dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan evaluasi dengan tepat.

Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada

siswa yang kemudian direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang

baik, harus mempunyai syarat berikut: 1) valid, 2) andal, 3) objektif, 4)

seimbang, 5) membedakan, 6) norma, 7) fair, dan 8) praktis.


18
Reni Romadhona, pelaksanaan Evaluas Pembelajaran Agama Islambagi Anak Berkebutuhan
Khusu di SDLB Insan Prima Bestari (IPB) Sukarame Bandar Lampung. Thn. 2018
27

Disamping delapan persyaratan yang perlu ada dalam kegiatan evaluasi, ada

beberapa tujuan mengapa evaluasi dilakukan oleh setiap guru. Selain untuk

melengkapi penilaian, secara luas evaluasi dibatasi sebagaio penilaian terhadap

faktor-faktor penting suatu program termasuk situasi, kemampuan,

pengetahuan, dan pengembangan tujuan. Minimal terdapat enam tujuan evaluasi

dalam kaitannya dengan belajar mengajar. Keenam tujuan evaluasi adalah

sebagai berikut:

1) Menilai ketercapaian (attainment) tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan

belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya

akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.

2) Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar

dikategorikan sebagai kognitif, psikomotor, dan afektif. Batasan tersebut

umumnya dieksplisitkan sebagai pengetahuan,, keterampilan, dan nilai.

Semua tipe balajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika

guru menyatakan proporsi sama maka maka siswa dapat menekankan dalam

belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga

mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi

pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih

mudah dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan

merencanakan evaluasi secara berkaitan.

3) Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.

Setiap orang masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-


28

masing. Siswa mungkin juga memiliki karakteristik yang bervariasi

misalnya dari keluarga

3. Teknik Evaluasi Pembelajaran

Istilah teknik dapat di artikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat

yang di gunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam

teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi)

sesuai dengan kompetensi yang di nilai, teknik penilaian yang di maksud antar

lain melalui tes,observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri dan

penilaian antara teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan

tingkat perkembangan peserta didik. Dalam konteks evaluasi hasi proses

pembelajaran di sekolah di kenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes,

maka evaluasi di lakukan dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik

non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik . 19

a. Teknik tes

Tes adalah alat atau prosedur yang di pergunakan dalam rangka

pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian

tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan –pertanyaan atau

perintah-perintah oleh test sehingga dapat di hasilkan nilai yang

melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang di capai oleh tes

lainnya atau di bandingkan dengan nilai standar tertentu.

19
Afriyani Safna Tumanggor, Evaluasi pembelajaran Agama islam bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita. Thn. 2019
29

Di tinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur

perkembangan belajar peserta didik, tes di bedakan menjadi tiga golongan :

1) Tes diagnostic adalah tesyang di gunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasrkan kelemahankelemahan siswa

tersebut

2) dapat di lakuakan pemberian perlakuan yang tepat

3) Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh

manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran

yang telah di tentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran

dalam jangka tertentu .di sekolah tes formatif ini dikenal dengan istilah

ulangan harian

4) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilakukan setelah sekumpulan

satuan program pengajaran selesai di berikan ,di sekolah tes ini di kenal

dengan ulangan umum ,dimana hasilnya di gunakan untuk mengisi nilai

raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau ijazah .

b. Teknik Non tes

Teknik evaluasi nontes menurut anas sudijono ialah “penilaian atau

evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji”

peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

sistematis

(observation),melakukanwawancara(interview),menyebarkanangket(questio
30

nnaire),dan memeriksa atau meneliti dokmen –dokumen (documentary

analysis).

Dengan teknik non tes ,maka peniaian atau evaluasi hasil belajar

peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan di

lakukan dengan :

1) Skala bertingkat (rating scale);skala menggambarkan suatu nilai yang

berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan

2) Quasioner ; yaitu sebuah daftar pertanyaan yang ahrus diisi oleh orang

orang yang akan di ukur (responden)

3) Wawancara (interview); suatu metode atau cara yang di gunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak

4) Pengamatan (observation); suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secra teliti serta pencatatan secara sistematis.

Teknik evaluasi pembelajjaran merupakan cara oprasional atau

implementatif untuk mengukur dan menilai proses pembelajaran. Teknik

atau instrument evaluasi pembelajaran siregar dan nara dapat dapat

berbentuk daftar pertanyaan, observasi, wawancara, dan laporan tertulis

a. Daftar pertanyaan

Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan teknik daftar

pertanyaan dilakukan dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tentang

objek-objek proses pembelajaran yang dievaluasi yang biasanya


31

dituangkan dalam bentuk yang mirip pertanyaan pilihan ganda atau skala

penilaian.

b. Observasi

Dengan menggunakan teknik observasi, evaluasi pembelajaran

dilakukan dengan cara menghimpun bahan-bahan keterangan melalui

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena proses pembelajaran yang dijadikan objek pengamatan.

Beberapa orang yang cukup terlatih menghadiri proses pembelajaran di

dalam kelas untuk mengadakan observasi pembelajaran dengan

menggunakan suatu alat yang disesuaikan dengan apa yang diobservasi.

Salah satu system observasi terencana ialah system analisa interaksi

verbal yang dikembangkan oleh Ned. A. Flanders dlam bukunya yang

berjudul “ana-lyzing teacher behavior”, yang dikenal dengan nama

interaction analysis catagories. Dengan system observasi ini dapat

dikembangkan daftar-daftar observasi yang mencakup hal-hal yang

relevan dengan proses atau pengelolaan pembelajaran, yakni seperti

berikut ini.

1) Tujuan instruksional/pembelajaran, dijelaskan atau tidak

2) Materi pelajaran, sesuai dengan tujuan atau tidak

3) Keadaan awal peserta didik, kemampuan prasyarat dicek atau tidak.


32

4) Prosedur didaktik, sesuai dengan tujuan instruksional atau tidak

5) Media pembelajaran, cara penggunaan dan kesesuaiannya.

6) Gaya mengajar, corak interaksi,; kontak mata, dan suasana dalam

kelas

7) Pengelompokan peserta didik, sesuai dengan tujuan atau tidak

8) Prosedur evaluasi, relevan atau tidak

9) Keterlibatan peserta didik, peserta didik aktif atau tidak.

c. Wawancara

Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan teknik wawancara

dilakukan dengan berkomunikasi langsung antara yang mewawancarai

dengan yang diwawancarai. Wawancara ini dapat dilakukan dengan

beberapa peserta didik mengenai pengalaman mereka selama

berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas dan selama mengikuti

tes hasil belajar.

d. Laporan tertulis

Evaluasi pembelajaran dapat juga dilaksanakan dengan laporan

tertulis yang dibuat oleh para peserta didik setelah suatu program

pembelajaran selesai. Peserta didik dapat diberi kebebasan untuk


33

mengungkapkan pendapatnya menurut selera sendiri, tetapi hasilnya

sering mngecewakan karena peserta didik kurang mengetahui apa yang

harus diberi tanggapan. Oleh karena itu, laporan peserta didik itu akan

lebih baik bila mereka diberi beberapa petunjuk tentang apa yang perlu

ditanggapi, seperti berikut ini.

1) Tempo pembelajaran, terlalu cepat atau terlalu lambat

2) Prosedur yang digunakan, sesuai atau kurang sesuai

3) Materi pelajaran, menarik atau kurang menarik

4) Hasil apa yang dpetik dari pembelajaran

5) Penjelasan yang diberikan oleh guru, dapat ditangkap atau tidak

6) Prosedur evaluasi belajar, dianggap sesuai atau tidak

7) Usul-usul perbaikan.

Pembelajaran melibatkan sejumlah komponen dalam kegiatannya.

Komponen-komponen tersebut bertujuan untuk mencapai suat standar akhir

yang diinginkan, yaitu kompetensi minimal yang seharusnya dimiliki oleh

seorang lulusan pada jenjang pendidika tertentu. Kompetensi tersebut diatur

dalam suatu standar isi yakni memuat sejumlah materi minimal yang harus

dikuasai oleh murid.

Prinsip pembelajaran juga diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun


34

2016 antara lain:

1) Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.

2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

aneka sumber belajar.

3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah.

4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi.

5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajaran dengan jawaban yang kebenaranny amultidimensi.

7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

8) Pendekatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik dan keterampilan

mental.

9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa

sebagai pembelajar sepanjang hayat.

10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan,

11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat.

12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.

13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran.


35

14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik.

4. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, maka kegiatan evaluasi harus

bertitik tolak dari beberapa prinsip, antara lain : 20

a. kontinunitas, evaluasi tidak boleh dilakukan secara insendental, karena

pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu,

evaluasi harus dilakukan secara kontinu pula,

b. komprehensif / keseluruhan, dengan prinsip ini dimaksudkan bahwa

evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila

evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh. Selain

itu dalam melakukan evaluasi terhadap suatu obyek itu sebagai bahan

evaluasi. Hal ini agar yang dilaksanakan dapat dipahami atau dimengerti

oleh peserta didik

c. adil dan obyektif, dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil

tanpa pilih kasih. Selain itu, guru hendaknya berlaku obyektif, apa adanya

dengan kemampuan peserta didik

d. kooperatif, dalam melakukan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan

semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesame guru, kepala sekolah,

termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua
20
Afriyani Safna Tumanggor, Evaluasi pembelajaran Agama islam bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita. Thn. 2019
36

pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa

dihargai.

e. Praktis, mengandung arti mudah digunakan, boleh guru itu sendiri yang

menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat

tersebut. Untuk itu harus diperhatikan nahasa dan petunjuk mengerjakan

Soal. Dari uraian prinsip-prinsp evaluasi di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa yang menjadi prinsip-prisnip evaluasi adalah : prinsip kontinunitas,

komperhensif, adil dan obyektif, kooperatif, dan praktis. Sehinhgga dengan

memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, evaluasi yang dilakukan dapat

meberikan informasi mengenai perkembangan peserta didik dengan baik.

5. Langkah-Langkah Pokok Evaluasi Pembelajaran

Prosedur evaluasi pembelajaran adalah langkah-langkah proses evaluasi

pembelajaran yang ditempuh oleh evaluator pembelajaran. Evaluator

prmbrlajaran dapat berbentuk suatu tim yang mempunyai peran penting dalam

memberikan informasi mengenai keberhasilan pembelajaran dan memenuhi

berbagai persyaratan yang ditentukan. Tim tersebut bias terdiri dari guru yang

telah mendapatkan sertifikat asesor penilai kinerja pembelajaran, pengawas

sekolah, dan kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran.21

Dalam pelaksananan evaluasi pembelajaran yang baik adalah dengan

menggunakan prosedur evaluasi yang baik. Secara garis besar prosedur

21
Afriyani Safna Tumanggor, Evaluasi pembelajaran Agama islam bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita. Thn. 2019
37

evaluasi di bagi menjadi tiga tahap, yaitu perencanan, pelaksanaan,

pengeolahan.

1. Perencanaan evaluasi pembelajaran

Menurut Anas Sudijono, adalah ada enam langkah kegiatan menyusun

dalam perencanaan evaluasi belajar yaitu:

b. Merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi. Perumusan tujuan evaluasi

hasil belajar itu sangat penting, sebab tanpa tujuan yang jelas maka

evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya

dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan dan

fungsinyaPerumusan tujuan disini maksudnya adalah seorang guru

dalam menyusun suatu rencana terlebih dahulu memilih tujuan atau

kompentensi dasar pelajaran mana yang akan di evaluasi

c. Menetapkan aspek–aspek yang akan di evaluasi misalnya apakah aspek

kognitif, afektif, psikomotorik. Setelah guru memilih kompentensi

dasar mana yang akan di jadikan bahan evaluasi kemudian

menggolongkan kompentensi tersebut apakah masuk ranah kognitif,

ranah afektif, ranah psikomotorik. Alasan kenapa harus

menggolongkan kompetensi dasar masuk ranah mana untuk

memudahkan dalam memilih teknik evaluasi yang di gunakan, karena

suatu teknik tidak bisa menilai ketiga ranah tersebut secara

proposional.
38

d. Memilih dan menentukan teknik yang akan di pergunakan di dalam

pelaksanaaan evaluasi. Sebelum menentukan teknik yang akan di

pergunakan dalam evaluasi maka seseorang evaluator harus tahu

terlebuh dahulu mengenai jenis penilaian, bentuk instrument agar

nantinya pemilihan teknik dalam evaluasi bisa tepat di gunakannnya.

e. Menyusun alat–alat pengukuran yang akan dipergunakan dalam

pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti soal tes

hasi belajar (pada evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes).

Daftar check (chek list), rating scale, paduan wawancara,atau daftar

angket, untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik non tes.

f. Menentukan tolak ukur,norma criteria yang akan dijadikan pegangan

atau patokan dalam memberi interprestasi terhadap data hasil evaluasi.

Misalnya apakah akan di pergunakan penilaian beracun patokan

ataukah akan penilaian beracun kelompok.

g. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi dari kegiatan evaluasi

hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar

akan dilaksanakan)

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran

Setelah tahap perencanaan evaluasi selesai maka tahap keduanya

adalah pelaksanaan. pelaksanaan evaluasiyang baik adalah pelaksanaan

yang sesuai dengan perencanaaan yang telah di buat sebelumnya.


39

Jika seseorang pendidik dalam menjalankan evaluasi pembelajaran sesuai

dengan perencanaan yang telah di rencanakan sebelumnya, maka

evaluasinya tersebut akan menghasilkan suatu data yang memberi gambaran

yang nyata utuh peserta didik dalam pencapaian penguasaan kompetensi

dasar yang harus dikuasai. Dalam tahap pelaksanaan evaluasi ada beberapa

langkah yaitu:

b. Menghimpun data

Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan

menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya

menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu

menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara

atau angket dengan menggunakan instrument–instrument tertentu

(apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik non tes).

Seperti telah di uraikan di atas, penilaian memerlukan data dan

informasi. Data informasiini dapat di peroleh dengan dua cara yakni tes

dan non tes. Pengumpulan data dan informasi ini harus di lakukan

dengan baik dan cermat serta harus menggunakan instrument yang

validUntuk pengumpulan data teknik non tes yang bisa di lakukan

antarannya:

Teknik observasi, guru mengamati langsung peserta didik ketika

berada di dalam ataupun diluar kelas, seperti memperhatikan tingkah


40

laku peserta didik pada guru menyampaikan pelajaran, istirahat, pada

saat kekosongan pelajaran, pada waktu shalat berjamaah, upacara, dan

lain-lain.

Sedangakan teknik wawancara, guru mewawancarai langsung

dengan pihak yang di perlukan, seperti guru mewawancarai siswa yang

di jadikan sebagai subjek evaluasi.

Sedangkan pemeriksaan dokumen, guru memberikan dokumen

langsung kepada peserta didik untuk di isi

3. Melakukan vertifikasi data

Data yang telah berhasil di himpun harus disaring lebih dahulu

sebelum di olah lebih lanjut, proses penyaringan ini kita disebut penelitian

data atau vertifikasi data dan maksudnya adalah untuk memisahkan data

yang baik yang akan dapat memperjelas gambaran ysng akan kita peroleh

mengenai individu yangsedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik

yang akan merusak atau mengaburkan gambaran yang kita peroleh apabila

data itu ikut diolah juga.

Oleh karena itu kita selau menyadari baik buruknya setiap data yang

kita pergunakan untuk memperoleh data langsung dari orang yang

bersangkutan, oleh karena itu dalam evaluasi yang baik kita selalu berusaha

untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia

bagi kita.
41

6. Pengelolahan Evaluasi Pembelajaran

Setelah tahap pelaksanaan selesai maka tahap seslanjutnya adalah

pengelolaan tahap pengelolaan data dilakukan untuk memberikan ”makna”

terhadap data yang pada kita. Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan

diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apapun

kepada kita. Oleh sebab itu tahap pengolah sangat di perlukan pada saat

mengevaluasi .ada beberapa langkah dalam tahap pengeolahan di antaranya:

1) Mengolah dan menganalisis data

Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi di lakukan dengan

meberikan makna terhadap data yang berhasil di himpun dalam kegiatan

evaluasi. Untuk keperluan itu maka hasil evaluasi di susun dan di atur

demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan

menganalisis data hasil evaluasi itu dapat di pergunakan teknik stastik dan

non statistic tergantung kepada jenis data yang akan di olah dan di anlisis

data .

Untuk pengolahan evaluasi ada dua jenis penilaian, yaitu :

a) Pengolahan penilaian untuk evaluasi mata pelajaran pendidikan

agama islam secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif,

psikomotorik.
42

Untuk mengolah nilai pelajaran sejarah kebudayaan islam secara

keseluruhan baik aspek kognitif, afektif, psikomotorik yaitu dengan

menggunakan standarisasi. Penilaian menggunakan standaisasi atau

dinamakan KKM (criteria ketuntasan minimal) standar nilai tersebut,

dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100. Nilai

KKM tersebut di tetapkan pada awal tahun pelajaran untuk setiapa mata

pelajaran dan di evaluasi ketercapaian pada setiap semester

b) Pengolahan penilaian dalam rangka mengetahui hasil belajar yang

berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotori.

Untuk pengolahan evaluasi ranah kognitif dengan menggunakan

teknik tes, ranah afektif dengan menggunakan kriteria atau patokan

dengan presentase yang skala nilainya 0-100 kemudian nilai–nilai angka

tersebut di tranformasikan ke dalam huruf dengan kriteria tertentu

mengacu kepada rancangan dengan menggunakan tes praktik.

Setelah pengolahan selesai, kemudian dianalisis untuk mengetahui

ketuntasan belajar peserta didik. Analisis untuk mengetahui ketuntasan

belajar peserta didik. Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester

ditekan untuk memperoleh informasi tentang latar belakang dan factor

penyebab mengapa memperoleh batas nilai minimal ketuntasan belajar

akan di beri remedial, sedangkan anak yang nilainya telah mencapai batas

ketuntasan akan diberi pengayaan.


43

Analisis untuk akhir semester diambil dari nilai ulangan harian,

tugas, tengah semester dan ulangan akhir semester satu untuk

menentukan nili rapor semester dan nilai rapor semester. Sedangkan

analisis ulangan kenaikan kelas diambil dari nilai ulangan akhir semester

dua di pergunakan untuk menentukan nilai rapor semester dan kenaikan

kelas.

c) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan

Interprestasi terhadap hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah

merupakan verbilisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah

mengalami pengolahan dan penganalisaan itu atas dasar interpresentasi

terhadap hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat di kemukakan

kesimpulan–kesimpulan tertentu. Kesimpulan hasil evaluasi itu sudah

barang tentu harus mengacu kepada tujuan di lakukannya evaluasi itu

sendiri.

Langkah ini merupakan verbilisasi atau pemberian makna dari data

yang telah diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang

overstatement maupun understatement.

Lambang untuk penilaian dengan menggunakan criteria dan kemudian

diinterpretasikan, yaitu:

80-100: sangat baik


44

71-80: baik

60-70: cukup baik

51-60: tidak tuntas

d) Tindak lanjut hasil Evaluasi

Setelah data itu disususn, diatur, diolah, di analisis dan di simpulkan

,maka akan diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya

.kemudian evaluator merumuskan kebijakan–kebijakan yang di pandang

perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi.Dan kegiatan evaluasi

tersebut menuntut adanya tindak lanjutyang konkrit berarti hanya sampai

pada pertanyaan saya yang menyatakan “saya tahu”ini begini, ini begitu

dan semua itu tidak bermanfaat bagi evualuator.

Hasil pengukuran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat

penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat

dikatakan bisa membantu,memperjelas tujuan intruksional, menentukan

kebutuhan peserta didik dan menentukan keberhasilan peserta didik

dalam proses pembelajaran


45

7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Evaluasi

Pembelajaran

Berhasil atau tidaknya pelaksanaan evaluasi pembelajaran juga tidak

terlepas dari factor-faktor tersebut meliputi factor intern dan factor ekstern. 22

a. Factor Intern

Factor intern yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi pembelajaran

adalah tentang latar belakang guru, pengalaman mengajar dan pengalaman

tentang teoritis evaluasi pembelajaran.

1) Factor Latar Belakang Pendidikan Guru

Latar belakang Pendidikan Guru merupakan salah satu factor yang

berpengaruh terhadap keahlian guru dalam melaksanakan evaluasi

pembelajaran. Sebab melalui pendidikan yang pernah di tekuni

terkumpul sejumlah pengetahuan teriotis yang bisa dijadikan pegangan

dalam melaksanakan tugas keguruan.

Maka dari itu memangku jabatan sebagai guru di tuntut memiliki

kualitas dan memenuhi syarat formal, artinya guru tersebut harus

mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan profesinya

sebagai seorang guru. Apalagi bagi guru yang memegang mata

pelajaran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

22
RENI ROMADHONA, PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDLB INSAN PRIMA BESTARI (IPB) SUKARAME BANDAR
LAMPUNG. tahun 2018
46

a) Memilki ijazah formal

b) Sehat jasmani danrohani

c) Berakhlak mulia ,bagi guru agama yang di tambah dengan

d) Memiliki pribadi mu’min ,muslim dan muhsin

e) Taat menjalankan perintah agama

f) Memiliki jiwa pendidikan dan rasa kasih saying kepada anak didik

dan ikhlas jiwanya

g) Mengetahui dasar-dasar ilmu pengetahuan tentang keguruan

h) Mengetahui ilmu pengetahuan agama

i) Tidak memiliki cacat jasmaniah dan rohaniah

Seorang guru yang telah menekuni pendidikan keguruan tentu

memiliki muatan ilmu yang lebih dari pada guru yang tidak pernah

menekuni pendidikan keguruan, dengan berbedanya latar belakang

pendidikan bisa berbeda keahliannya dalam melaksanakan tugas evaluasi.

Jadi dasar pengetahuan sangat menentukan pada kualitas seseorang.

2) Factor Pengalaman Mengajar

Factor lain yang memepengaruhi terhadap pelaksanaan evaluasi

pembelajaran adalah factor pengalaman mengajar, karena pengalaman


47

mengajar tentu akan mempengaruhi cara guru dalam menghadapi

masalah-masalah pendidikan. Semakin lama seorang guru mendidik

semakin banyak dinamika dan pengalaman yang dialaminya sehingga

semakin banyak pula peluangnya baginya untuk memperbaiki

keterampilan sebagai seorang guru

Bagi seorang guru, pengalaman mengajar merupakan pengalaman

yang sangat berharga, sebab seorang guru tidak bisa hanya dilandasi

pengetahuan teriotis semata. Tetapi juga perlu ada pengalaman di

lapangan khususnya dalam praktik mengajar, sebab mengajar

memerlukan pembiasaan.

Keterampilan seorang guru dalam melaksanakan dan menidak

lanjuti evaluasi di pengaruhi oleh pengalamannya bertugas sebagai guru.

Pengalaman mengajar di lapangan mengajarkan banyak hal yang

tekadang tidak pernah ditemui dalam pendidikan disekolah. Situasi nyata

tidak selalu persis dengan teori, pengalaman mengajar merupakan model

yang sangat berguna

Semakin lama guru menjalani tugasnya dalam mengajar, semakin

banyak peluang baginya untuk mengumpulkan pengalaman. Dan semakin

banyak tempat mengajar yang di temui seorang guru maka semakin

evaluasi dan banyak pula pengalamannya.

3) Factor pengetahuan teriotis tentang evaluasi pembelajaran


48

Disamping latar belakang pendidikan seorang guru factor

pengetahuan guru juga sangat menetukan keberhasilannya dalam

melaksanakan pengajaran, dalam hal ini khususnya berkenaan dengan

pengetahuan teriotis guru tentang evaluasi pembelajaran yang di

terapkannya dalam proses penilaian dari hasil belajar.

Keahlian yang dimiliki seorang guru tidak akan berkembang dengan

sendirinya tanpa ada usaha untuk mengembangkannya lagi, semua itu

tergantung pada usaha yang dilakukan oleh guru.

b. Factor Ekstern

1) Jumlah kelas yang di tangani serta banyaknya mata pelajaran yang

diajarkan

Banyak jumalah kelas yang ditangani serta banyaknya mata

pelajaran yang diajarkan oleh guru juga dapat berpengaruh dalam

melaksanakan tugas keguruan, termasuk juga tugas dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran. Factor tersebut berhubungan dengan kesempatan

bagi guru dalam melaksanakan tugasnya

Menangani siswa dalam jumlah yang banyak tentu akan menyita

waktu, tenaga dan biaya yang lebih banyak dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran, ditambah lagi dengan mata pelajaran yang di

pegang oleh guru tidak cumin satu, maka hal yang demikian itu akan

lebih banyak menyita waktu dan perhatian guru, sehingga untuk


49

melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan baik akan mendapat sedikit

hambatan.

2) Motivasi dari kepala sekolah

Motivasi kepala sekolah juga mempengaruhi pelaksanaan evaluasi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sebagai seorang atasan,saran

dan ajuran kepala sekolah akan banyak di perhatikan oleh guru-guru

Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki tugas membantu guru

dalam mengembangkan dan melaksanakan tugas-tugasnya keguruannya,

slah satunya adalah membantu guru-guru dalam mengevaluasi program

pembelajaran dan hasil belajar muri sebagai berikut:

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab

untuk pertumbuhan guru-guru secara kontinu, dengan praktik demokratis

ia harus mampu memabntu guru-guu membina kurikulum sesuai dengan

minat. Kemampuan dan kebutuhan anak, ia harus mampu membantu

guru-guru mengevaluasi program pendidikan dan hasil belajar murid.

Motivasi dari kepala sekolah bisa berupa dorongan, arahan, intruksi

maupun bimbingan kepada guru untuk melaksanakan evaluasi

pembelajaran. Motivasi tersebut sebaiknya sering-sering diberikan sebab

semakin sering kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk


50

melaksanakan evaluasi pembelajaran, akan semakin banyak perhatian

guru untuk melaksanakannya.

D. Pembelajaran Online
Pengertian pembelajaran online atau E-learning menurut adalah salah satu

bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi. E-learning mempunyai karakteristik yaitu interaktivitas,

kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan . Pembelajaran online juga dapat

didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang

pendidikan dalam bentuk dunia maya. 23

Pembelajaran online pada hakekatnya merupakan suatu pembelajaran yang

menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam

menyalurkan kegiatan pembelajaran antara guru dengan siswa. Penggunaan

pembelajaran online bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas,

transparansi, dan akuntabilitas pembelajaran.

Pembelajaran online merupakan suatu model yang memusatkan siswa dalam

pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan siswa dituntut untuk belajar secara mandiri

dan memiliki tanggung jawab terhadap setiap proses pembelajarannya, karena

pembelajaran online dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tergantung

dengan alat yang tersedia. Melalui pembelajaran online siswa siswa dapat menggali

informasi dan matei pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan oleh

23
Poncori Wahyono. Guru Profesional di masa pandemic COVID-19:Review implementasi, dan
solusi pembelejaran Daring. Jurnal pendidikan profesi guru. 30 apr 2020
51

guru.

Pembelajaran online membuat siswa memiliki informasi yang tak terbatas

karena mereka dapat mengakses informasi dari berbagai sumber yang sesuai dengan

materi pembelajarannya. Kegiatan yang dapat siswa lakukan pada pembelajaran

online bisa berupa diskusi online dengan yang ahli pada bidangnya, dapat pula

melalui e-mail atau chatting. Diterapkannya sistem pembelajaran online diharapkan

dapat mencapai hasil akhir pada proses belajar dengan baik, dapat memenhi

ketuntasan belajar, dan tetap menjalankan kagiatan pendidikan ditengah pandemi.

Bahan pembelajaran online yang dirancang guru menentukan hasil belajar dari

siswa, bahan yang dirancang dengan baik dan profesional akan menunjang kegiatan

bekajar siswa dengan efisien. Penyusunan bahan ajar oleh guru juga harus

memperhatikan dan penggunaan alat multimedia. Bahan belajar dapat berupa teks,

gambar, grafik, animasi, simulasi, audio, dan video. Pemilihan warna yang tepat

pada bahan belajar akan mempengaruhi efektifitas pembelajaran yang ditampilkan

pada layar monitor. Hal ini dapat menjadikan pembelajaran online sebuah model

belajar yang menarik, berkesan bagi siswa, interaktif, dan atraktif.

Penerapan pembelajaran online dilakukan melalui beberapa macam media

online. Media tersebut digunakan dengan tujuan agar materi dapat tersampaikan

kepada siswa. Macam-macam media pembelajaran online antara lain:

1. Pembelajaran berbasis E-learning

E-learning merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan

teknologi informasi berbasis web yang dapat diakses dari jarak jauh sehingga
52

pembelajaran yang dilakukan tidak hanya terpaku dalam ruang kelas dan dalam

jam tertentu saja tetapi juga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Pembelajaran ini merupakan inovasi baru dalam pendidikan di mana memberi

peran dan fungsi yang berpengaruh terhadap dunia pendidikan.

Istilah-istilah dalam mengungkapkan pendapat tentang pembelajaran

elektronik yaitu online learning, internet-enable learning, virtual learning, atau

web-based learning, web based distance education, e-learning, dan web based

teaching and learning.

Berikut beberapa syarat yang terdapat pada pembelajaran e-learning, antara

lain:

a. Pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan jaringan, jaringan dalam

pengertian ini yaitu dibatasi pada penggunaan internet, mencakup LAN

atau WAN dalam bentuk website eLearners.com.

b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh

siswa, contohnya CD-ROM atau bahan cetak.

c. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila

mengalami kesulitan. d. Adanya lembaga yang menyelenggarakan

kegiatan e-learning.

e. Sikap positif dari siswa dan tenaga kependidikan terhadap teknologi

komputer dan internet.

f. Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap siswa.

g. Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar siswa.


53

h. Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga

penyelenggara.

2. Vidio

Penggunaan video dalam menyampaikan materi kepada siswa

merupakan suatu inovasi guru dalam pembelajaran. Penerapan video

pembelajaran akan membantu guru dalam penyampaian bahan ajar, dan

efektif digunakan pada masa pandemi Covid19 ini. Guru tidak harus

bertatap muka langsung dengan siswa dalam menyalurkan materi, namun

guru hanya membuat suatu interaksi dari pembuatan video untuk ditujukan

kepada siswa lalu akan mempelajarinya.

Pada penerapan video pembelajaran atau mata kuliah dalam hal ini

menerapkan video untuk siswa sekolah dasar dapat dilakukan dengan 4

(empat) tahap, antara lain:

a. Tahap Pra Produksi (persiapan)

Tahap ini merupakan aktivitas awal sebelum perekaman video,

pada tahap ini juga penting dilakukan untuk mempersiapkan pembuatan

video yang sesuai dengan harapan.

Terdapat beberapa langkah dalam persiapan pembuatan video,

yaitu:

1) Menganalisis tujuan dan materi pelajaran.

2) Menganalisis referensi yang memaparkan tentang video

pembelajaran.
54

3) Berdiskusi dengan siswa seputar ciri video pembelajaran yang

diharapkan siswa.

4) Menulis rancangan materi video dalam bentuk skrip

5) Mempersiapkan peralatan shooting di kamar studio buatan sendiri

seperti lampu, kamera, kain hijau, laptop, dan alat visualisasi materi

lainnya, ataupun menggunakan ruangan lain yang nyaman untuk

membuat konten video pembelajaran.

6) Mengatur jadwal perekaman.

7) Mengatur tata letak alat yang digunakan dalam proses perekaman.

8) Berlatih berbicara di depan kamera sesuai dengan skrip yang sudah

dibuat.

b. Tahap Produksi (perekaman)

Tahap produksi merupakan tahap proses shooting atau

pengambilan gambar, merekam suara, dan memotret objek yang

diperlukan dalam memproduksi sebuah video pembelajaran atau tutorial.

Kegiatan merekam ini dapat dilakukan di dalam rumah atau indoor

shooting bertujuan agar terhindar dari suara bising dari luar,

mengoptimalkan penataan pencahayaan lampu, serta memudahkan

pembuatan video itu sendiri. Alat perekam yang digunakan guru dalam

pembuatan video dapat dengan kamera smartphone/handphone ataupun

dengan kamera modern lainnya.

c. Tahap Purna Produksi (penyelesaian)


55

Tahap ini merupakan tahap dimana hasil rekaman video diedit

supaya lebih bagus sesuai dengan skrip yang telah disusun. Pengeditan

dilakukan untuk tampilan gambar pada setiap susunannya, mengedit

suara pada video agar lebih jelas, tampilan video dapat diberi teks,

gambar ilustrasi, dan juga panah petunjuk.

d. Tahap Implementasi

Penerapan video pembelajaran sebagai media belajar pada masa

pandemi Covid19 ini dapat dilakukan dengan cara membagikan video

tersebut melalui WhatsApp Group dan Google Classroom. Kemudian

memberikan bimbingan kepada siswa seputar kegiatan yang dilakukan

dalam pembelajaran seperti berdiskusi tentang isi video, mempraktikkan

materi video, dan membuat produk media pembelajaran yang inovatif

berdasarkan materi yang telah dijelaskan melalui video tersebut.

E. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengalami pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar ini

pada hakekatnya yakni suatu hasil yang didapatkan oleh seseorang setelah

melalui kegiatan belajar tertentu. Hasil belajar biasanya diberikan dalam bentuk

angka, simbol, huruf, maupun kalimat.

Hasil belajar sering disebut juga sebagai prestasi belajar menjelaskan


56

bahwa prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata “prestasi”

dan “belajar” yang diterjemahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan

dan dikerjakan. Prestasi juga diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena

adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Sedangkan kata belajar berarti

bahwa hasil belajar adalah sebuah tindakan evaluasi yang dapat

mengungkapkan aspek proses berpikir, juga dapat mengungkapkan aspek

kejiwaan lainnya seperti aspek nilai atau sikap dan aspek keterampilan yang

melekat pada diri siswa itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa melalui hasil

belajar dapat terungkap secara holistik penggambaran pencapaian siswa setelah

melalui kegiatan pembelajaran.

b. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Hasil Belajar

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yakni sebagai berikut:

1. Faktor internal, terdiri dari dua aspek yaitu faktor fisiologis dan factor

psikologis.

2. Faktor eksternal, terdiri dari dua aspek yaitu sosial dan non sosial.

Aspek sosial meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan

pendidikan formal, dan faktor masyarakat. Sedangkan aspek non sosial

yakni keadaan alam, tempat belajar, dan alat-alat belajar. Hasil belajar siswa

diperoleh melalui ulangan harian, guru tidak mengadakan UTS ataupun

UAS dalam penilaian akhir. Guru menggunakan nilai ulangan harian dalam

memperoleh pencapaian hasil belajar siswa yang kemudian di rata-rata


57

keseluruhannya untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa.

F. Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19


a. Covid-19

Corona Virus Desease 2019 atau yang biasa disingkat covid-19 adalah

sejenis penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 dan pertama kali ditemukan

di Kota Wuhan Tiongkok di bulan desember akhir tahun 2019 kemudian

menyebar ke berbagai negara, dan tidak terkecuali Indonesia.

b. Pada Masa Pandemi covid-19

Kejadian luar biasa ini telah berdampak besar pada berbagai sektor

kehidupan, salah satunya pendidikan. Untuk memutus rantai persebaran virus

corona maka pemerintah memberlakukan kebijakan social distancing atau

pembatasan sosial yang mengharuskan seseorang harus berjarak satu sama

lainnya. Dengan adanya kebijakan tersebut, maka kegiatan belajar mengajar di

sekolah pun dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh dari rumah.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. penelitian kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi. Jenis penelitian

kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif, yaitu

metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan keadaan,

fenomena, ataupun sesuatu hal pada suatu masa secara luas.

Berdasarakan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian

lapanganbertujuan agar mendapat hasil yang maksimal.

2. Sifat penelitian ini adalah deskriftif

‘’Penelitian ini bersifat dekristif kualitatif. Penelitian deskriftif

merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterprestasikan obyek sesuai dengan apa adanya’’. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan factual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena

yang diselidikiBerdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini,

58
penulis berupaya menggambarkan secara sistematis terhadap data dengan

keadaan gejala tertentu atau kelompok

59
60

tertentu, untuk menentukan penyebab suatu gejala dan bertujuan agar

dapat mengetahui tentang strategi guru dalam meningkatkan pembelajaran

pendidikan agama islam kelas VIII di SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putih.

B. Subjek dan Objek dan Penelitian

a. Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMP Negri 3 Satu Atap Batu

Putih. Adapun yang menjadi alasan penulis terhadap pemilihan lokasi

penelitian dengan pertimbangan, lokasi tersebut dapat di jadikan tempat

penelitian

b. Waktu penelitian

Akttivitas penelitian ini di laksanakan selama 2 bulan

C. Data dan Sumber Data

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam menyusun karya ilmiah

ini di kelompikkan menjadi dua, yaitu sumberdata primer dan sumber data

skunder

1. Sumber Data Primer

‘’Sumber data primer adalah sumberdata pokok yang lansung di kumpulkan

oleh peneliti dari sumber pertamanya’’. Dalam penelitian ini yang dimaksud

sumber primer adalah Guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Negri 3

Satu Atap Batu Putih.


61

2. Sumber data Sekunder

‘’Sumber data sekunder adalah dumberdata kedua sesudah sumber data

primer, sumber data skunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkap

data yang di harapkan’’. Dalam penelitian ini termasuk sumberdata skunder

adalah siswa kelas VIII SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putihdan dokumentasi

tentang SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putih yang diperlukan

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

perilaku objek sasaran. Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi Non

partisipan dikarenakan dalam kegiatan peneliti tidak berintraksi langsung dengan

subyek penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung

dilapangan kemudian hasil pengamatan ditulis dalam sebuah catatan. Dan yang

menjadi obyek penelitiannya ialah strategi pembelajaran yang digunakan oleh

guru mengenai pendekatan, metode dan media pembelajaran

2. Wawancara (Interview)

‘’wawancara adalah teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam


62

penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Wawancara dilakukan secara lisan

dalam pertemuan tatap muka secara induvidu”. Jenis wawancara yang di

gunakan penelitian adalah wawancara sistematik terstuktur merupakan

wawancara yang yang dilakukan dengan terlebih dahuliu mempersiapkan

pedoman yang akan ditanyakan kepada responden.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang siswa

dari 33 siswa kelas XII SMA Negeri 1 Labuhan Ratu, selanjutnya peneliti

melakukan wawancara dengan guru PAI Kelas SMp Negri 3 Satu Atap Batu

Putih

3. Dekumentasi.

Dekumentasi merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik beruapa buku-buku

dan sebagainya.

Dari pendapat diatasa, bahwa yang dimaksud dengan dokumentasi

merupakan metode pengumpilan data yang digunakan dalam suatu penelitian

yang dilakukan dengan cara mencatat beberapa masalah yang sudah

didokumentasikan oleh kepala sekolah, guru, tata usaha, dan personal lainnya.

Untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini, penelitian mengunakan metode

dokumentasi guna untuk mengetahui data-data tertulis maupun data yang lainnya

tentang sejarah berdirinya, jumlah guru dan TU, keadaan sekolah, jumlah siswa

SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putih


63

E. Teknik Pengelolahan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data yang telah diambil peneliti yaitu observasi, wawancara

dan dokumentasi.

2. Reduksi Data

Data reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Setelah semua data reduksi maka akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi tentang Strategi Guru

dalam Meningkatkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP

Negri 3 Satu Atap Batu Putih.

4. Penyajian Data

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, dan tersusun

dalam bentuk pola hubungan sehinggaakan mudah untuk dipahami. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkay,

bagan, hubungan antara kategori, dan sejenisnya.


64

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam suatu penelitian yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti dengan

pertimbangan etika penelitian lapangan melalui tahap pembuatan rancangan

penelitrian hingga menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam tahap ini

peneliti diharapakan mampu memahami latar belakang penelitian dengan

persiapan-persiapan diri yang mantap untuk masuk dalam lapangan penelitian

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap ini peneliti berusaha mempersiapkan diri untuk menggali

dan mengumpulkan data-dat untuk di buat suatu analisis data mengenai

Evalusi Pembelajaran Guru PAI di SMP Negri 3 Satu Atap Batu Putih.

Secara intensif stetlah mengumpulkan data, selanjutnya data dikumpulkan

dan disusun

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini dilakukan kegiatan yang berupa pengelolah data di peroleh

dari narasumber maupun dokumen, kemudian akan disusun kedalam

penelitian. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk laporan

sementara sebelum menulis keputusan akhir

Anda mungkin juga menyukai